OLEH KELOMPOK 2:
2
KOMPETENSI ANTENATAL CARE (MEMASTIKAN KEHAMILAN RISIKO
TINGGI)
Isi skor pada Kartu Pudji.
1. Ny A hamil ke 4, umur 40 tahun, periksa hamil ke Puskesmas. Anak terkecil usia 3 tahun.
HPHT 20 April 2020. Hasil Pemeriksaan Terdapat perdarahan pervaginam. Lakukan
screening dengan KSPR dan isi kartu tersebut dengan lengkap.
2. Ny B hamil ke 2, umur 30 tahun, periksa hamil ke Puskesmas. Anak terkecil usia 1,9
bulan tahun. HPHT 20 Mei 2020. Hasil Pemeriksaan tekanan darah 140/80 mmHg.
Lakukan screening dengan KSPR dan isi kartu tersebut dengan lengkap.
Seorang perempuan umur 27 tahun G II P1001 Ab0 datang ke PONED tanggal 20 Oktober
2020 jam 14.00 ditemani suami dengan keluhan telah merasakan kontraksi sejak pukul 06.00
WIB
Hasil anamneses dan pemeriksaan fisik :
Kontraksi 3 kali dalam 10 menit selama 20 detik, DJJ 130 kali/menit, hasil pemeriksaan dari
luar kepala teraba 4/5 bagian. Pembukaan servik 4 cm, preskep, tidak terjadi penyusupan dan
Ketuban (+). T : 110/60 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 36,7 derajat celcius. Ibu berkemih
150 ml tidak ada aceton, tidak ada protein.
Pemantauan dengan hasil :
1) Jam 14.30 DJJ 140x/menit, His 3x/10 menit, Lama 25 detik, nadi : 80 x/menit
2) Jam 15.00 DJJ 142x/menit, His 3x/10 menit, Lama 30 detik, nadi : 84 x/menit
3) Jam 15.30 DJJ 138x/menit, His 3x/10 menit, Lama 30 detik, nadi : 88 x/menit
4) Jam 16.00 DJJ 134x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 92 x/menit, suhu : 37,5
5) Jam 16.30 DJJ 130x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 88 x/menit
6) Jam 17.00 DJJ 130x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 88 x/menit
7) Jam 17.30 DJJ 135x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 90 x/menit, urin : 80
ml
5) Jam 20.30 DJJ 130x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 88 x/menit
6) Jam 21.00 DJJ 128x/menit, His 5x/10 menit, Lama 50 detik, nadi : 88 x/menit
7) Jam 21.30 DJJ 128x/menit, His 5x/10 menit, Lama 50 detik, nadi : 90 x/menit, urin : 80
ml .
8) Jam 21.50 Ketuban pecah spontan jernih
9) Jam 22.00 DJJ 132x/menit, His 5x/10 menit, Lama 50 detik, nadi : 88 x/menit, suhu : 37
0C, penurunan kepala 1/5, pembukaan servik 10 cm, tidak ada penyusupan,
3
10) Selama kala I, pasien tidak mendapatkan suntikan oksitosin, obat ataupun cairan infus.
Partograf 2
Seorang perempuan umur 28 tahun G II P I A0 datang ke bidan tanggal 20 Oktober 2020 jam
17.00 dengan keluhan telah merasakan kontraksi sejak pukul 09.00 WIB
Bidan melakukan anamneses dan pemeriksaan fisik dengan hasil :
Kontraksi 3 kali dalam 10 menit selama 20 detik, DJJ 144 kali/menit, hasil pemeriksaan dari
luar kepala teraba 4/5 bagian. Pembukaan servik 4 cm, preskep, tidak terjadi penyusupan
selaput ketuban masih utuh. kontraksi 4 kali dalam 10 menit lama 30 detik, suhu 37 derajat
celcius, TD : 120/70 mmHg, nadi : 80 x/menit.
4
Jawaban Kompetensi 1 dan 2
5
1.
6
2.
7
8
9
10
KOMPETENSI BAYI BARU LAHIR (MENGHITUNG APGAR SKOR)
Hitung AS, dan tentukan intervensi yang diberikan pada BBL tersebut berdasarkan hasil AS.
1. Seorang bayi baru saja lahir spontan aterm, kulit dan ekstremitas berwarna biru, tidak ada
gerakan, nadi 80 x/menit, nafas tidak teratur. Berat 2900 gr, PB 49 cm, suhu 360
2. Seorang bayi baru saja lahir spontan aterm , dengan kulit pucat, nadinya 70 x permenit,
gerakan lemah, kekencangan ototnya tidak aktif, pernafasan tidak ada.
1. A = 0
P=1
G=0
A=0
R=1
Intervensi :
a. Oksigen dan pembersihan saluran nafas bisa menggunakan bulb syriange melalui
mulut dulu baru hidung. Ini bertujuan untuk mencegah bayi menghirup cairan sekresi.
b. Stimulasi fisik untuk membantu mendapatkan detak jantung yang normal.
c. Jika belum ada tanda-tanda pergerakan dari bayi maka perlu dilakukan stimulasi
dengan alat untuk mendapatkan bantuan alat pacu jantung ini dilakukan dirumah
sakit, di PKM tidak bisa melakukan karena keterbatasan alat, maka bidan tersebut
merujuk bayi ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kebidanan yang terbaik.
2. A = 1
P=1
G=0
A=0
R=0
Intervensi :
a. Oksigen dan pembersihan saluran nafas bisa menggunakan bulb syriange melalui
mulut dulu baru hidung. Ini bertujuan untuk mencegah bayi menghirup cairan sekresi.
b. Stimulasi fisik untuk membantu mendapatkan detak jantung yang normal.
c. Jika belum ada tanda-tanda pergerakan dari bayi maka perlu dilakukan stimulasi
dengan alat untuk mendapatkan bantuan alat pacu jantung ini dilakukan dirumah
sakit, di PKM tidak bisa melakukan karena keterbatasan alat, maka bidan tersebut
merujuk bayi ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kebidanan yang terbaik.
11