Anda di halaman 1dari 60

JURUSAN ILMU KOMPUTER

Modul Praktikum
SISTEM DIGITAL
Oleh : Tim Praktikum SISTEM DIGITAL TEKNIK
INFORMATIKA

Modul Praktikum Sistem digital ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan Praktikum Sistem Digital di
Lingkungan Jurusan Ilmu Komputer – Fakultas Matematika dan Ilmu pengatahuan Alam, Universitas
Udayana.
TATA TERTIB
PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016

1. Pengerjaan Praktikum adalah 14 hari setelah soal dikeluarkan.


2. Demo praktikum akan dilaksanakan pada akhir minggu ke-2 sejak soal
dikeluarkan (hari ke-14).
3. Terdapat 2 jenis tugas dalam tiap Modul yaitu
a. Tugas Pendahuluan
 Tugas Pendahuluan wajib diresponsi oleh setiap kelompok maksimal 1
minggu setelah soal dikeluarkan.
 Tugas pendahuluan yang sudah benar, akan di acc.
 Apabila responsi tugas pendahuluan melampaui batas waktu, maka tugas
pendahuluan tidak akan di acc.
 Tugas pendahuluan di responsi dalam bentuk hard copy

b. Tugas Modul
 Tugas Modul baru bisa dikerjakan apabila tugas pendahuluan sudah di
acc.
 Tugas Modul wajib diresponsi maksimal H-1 demo praktikum (hari ke-13).
 Tugas modul di responsi dalam bentuk hard copy

4. Urutan demo praktikum akan diacak saat pelaksanaan demo praktikum.


5. Apabila kelompok yang mendapat giliran tidak bisa melaksanakan demo, maka
nilai tugas modul yang diterima adalah 0 (nol).
6. Setiap kelompok wajib membuat laporan akhir untuk tiap modul.

Praktikum Sistem Digital


7. Penilaian praktikum adalah
a. Nilai Tugas Pendahuluan (30%)
i. Kelompok
1. Responsi (20%)
2. Tugas pendahuluan (5%)
ii. Perseorangan (5%)

b. Nilai Tugas Modul (70%)


i. Kelompok
1. Demo (40%)
2. Laporan akhir (20%)
ii. Perseorangan (10%)
8. Setiap kelompok praktikum wajib mentaati semua aturan yang berlaku di Ilkom -
UNUD

Praktikum Sistem Digital


Teknik Informatika – Universitas Udayana

MODUL I
(ALJABAR BOOLEAN)

Tim Praktikum SISTEM DIGITAL TEKNIK INFORMATIKA

Praktikum Sistem Digital-Modul I


1

Aljabar Boolean

MODUL I
ALJABAR BOOLEAN

Tujuan Praktikum :
1. Mengenalkan fungsi logika
2. Menganalkan prinsip-prinsip Aljabar Boolean
3. Mengenalkan fungsi kanonik.

Indikator Pencapaian :
 Praktikan mampu memahami prinsip-prinsip yang berlaku pada aljabar logika
Boolean.

Materi :
Aljabar Boolean
Matematika Merupakan sarana yang berguna dalam analisis rangkaian logika
digital. Semua operasi logika dalam suatu rangkaian logika tergantung pada ada atau
tiadanya sisnyal, suatu variabel logika hanya dapat memiliki satu dari dua nilai yang
mungkin terjadi yaitu 0 atau 1. Matematika dengan dua nilai itu disebut dengan Aljabar
Boolean dua nilai.
Aljabar Boolean dapat didefinisikan dengan suatu himpunan unsur dan sejumlah
aturan-aturan untuk menentukan logika digital, atau “switching algebra”, yaitu berupa
aksioma-aksioma dan teorema-teorema. Operator-operator yang digunakan pada Aljabar
Boolean : { · , + , „ ,  }. Aksioma-aksioma dan Teorema-aksioma digunakan untuk
membantu atau mereduksi logika kompleks menjadi logika lebih sederhana-
meningkatkan “area dan kecepatan” dari rangkaian digital.

Aksioma dan Teorema pada Aljabar Boolean


Aksioma merupakan kumpulan definisi dasar minimal yang diasumsikan benar
dan secara menyeluruh mendefinisikan aljabar switching dan dapat digunakan untuk
membuktikan teorema-teorema aljabar switching lainnya.

Praktikum Sistem Digital-Modul I


2

Aljabar Boolean

Berikut Aksioma-aksioma dan teorema-teorema dalam Aljabar Boolean :

(A1) X = 0 if X ≠ 1 (A1’) X = 1 if X ≠ 0
(A2) If X = 0, then X’ = 1 (A2’) if X = 1, then, X’ = 0
(A3) 0 . 0 = 0 (A3’) 1 + 1 = 1
(A4) 1 . 1 = 1 (A4’) 0 + 0 = 0
(A5) 0 . 1 = 1 . 0 = 0 (A5’) 1 + 0 = 0 + 1 = 1
(T1) X + 0 = X (T1’) X . 1 = X (Identities)
(T2) X + 1 = 1 (T2’) X . 0 = 0 (Null elements)
(T3) X + X = X (T3’) X . X = X (Idempotency)
(T4) (X’)’ = X (Involution)
(T5) X + X’ = 1 (T5’) X . X’ = 0 (Complements)
(T6) X + Y = Y + X (T6’) X . Y = Y . X (Commutativity)
(T7) (X + Y) + Z = X + (Y + Z) (T7’) (X . Y) . Z = X . (Y . Z) (Associativity)
(T8) X . Y + X . Z = X . (Y + Z) (T8’) (X + Y) . (X + Z) = X + Y . Z (Distributivity)
(T9) X + X . Y = X (T9’) X . (X + Y) = X (Covering)
(T10) X . Y + X . Y’ = X (T10’) (X + Y) . (X + Y’) = X (Combining)
(T11) X . Y + X’. Z + Y . Z = X . Y + X’ . Z
(T11’) (X + Y) . ( X’ + Z) . (Y + Z) = (X + Y) . (X’ + Z) (Consensus)
(T12) X + X + . . . + X = X (T12’) X . X . . . . . X = X (Generalized idempotency)
(T13) (X . X . . . . . X )’ = X ’ + X ’ + . . . + X ’
1 2 n 1 2 n

(T13’) (X + X + . . . + X )’ = X ’ . X ’ . . . . . X ’ (DeMorgan’s theorems)


1 2 n 1 2 n

(T14) [F(X , X , . . ., X , +, .)]’ = F(X ’, X ’, . . ., X ’, . , +) (Generalized DeMorgran’s theorem)


1 2 n 1 2 n

Contoh manipulasi ekspresi Boolean

Bagaimana menyatakan (A · B + C)?


Gunakan teorema DeMorgan.
 A·B+C = ( ( A · B + C )‟ )‟
 = ( ( A · B )‟ · C‟ )‟
 = ( ( A‟ + B‟ ) · C‟ )‟
 ( A · B + C )‟ = ( A‟ + B‟ ) · C‟

Aksioma-aksioma dan Teorema-teorema Aljabar Switching

Definisi lanjut-Ekspresi Boolean


 Term perkalian:
 Z‟, (W · X · Y), (X · Y‟ · Z), (W‟ · Y‟ · Z)

Praktikum Sistem Digital-Modul I


3

Aljabar Boolean

 Term penjumlahan:
 Z‟, (W + X + Y), (X + Y‟ + Z), (W‟ + Y‟ + Z)
 Ekspresi sum-of-products (SOP):
 Z‟ + (W · X · Y) + (X · Y‟ · Z) + (W‟ · Y‟ · Z)
 Ekspresi product-of-sums (POS) :
 Z‟ · (W + X + Y) · (X + Y‟ + Z) · (W‟ + Y‟ + Z)
 Term normal: term perkalian atau penjumlahan di dalamnya tidak ada variabel yang
muncul lebih dari sekali
Contoh term-term non-normal: W·X·X·Y‟ W+W+X‟+Y X·X‟·Y
Contoh term-term normal: W·X·Y‟ W+X‟+Y 0

Minterm dan Maxterm

 Minterm:
 Sebuah minterm n-variabel merupakan sebuah term perkalian normal dengan
literals.
 Terdapat 2n term perkalian yang demikian.
 Contoh minterm 4 variabel:
W · X‟ · Y‟ · Z‟ W · X · Y‟ · Z W‟ · X‟ · Y · Z‟
 Dapat didefinisikan sebagai sebuah term perkalian yang = 1 pada benar-benar
satu baris dari tabel kebenaran
 Maxterm:
 Sebuah maxterm n-variabel merupakan sebuah term penjumlahan normal
dengan n literals.
 Terdapat 2n term-2 penjumlahan yang demikian.
 Contoh-2 maksterm 4-variabel:
W‟ + X‟ + Y + Z‟ W + X‟ + Y‟ + Z W‟ + X‟ + Y + Z
 Dapat didefiniskan sebagai sebuah term penjumlahan yang = 0 pada benar
satu baris dari tabel kebenaran

Praktikum Sistem Digital-Modul I


4

Aljabar Boolean

Minterms/Maxterms untuk Sebuah Fungsi 3 Variabel

Representasi Penjumlahan Kanonis


 Minterm i : Baris i dari tabel kebenaran yang memiliki keluaran 1.
 Penjumlahan Kanonis (Canonical sum): Jumlah dari seluruh minterms untuk
suatu fungsi yang diberikan pada (tabel kebenaran).
 Notasi untuk Fungsi Minterm adalah : ∑
Contoh: ∑ X,Y,Z (0, 3, 4, 6, 7)
= X‟·Y‟·Z‟ + X‟·Y·Z + X·Y‟·Z‟ + X·Y·Z‟ + X·Y·Z
 Representasi ini biasa direalisasi dengan menggunakan rangkaian logika
AND-OR 2 level dengan inverter-inverter pada masukan-masukan gerbang
AND, seperti yang diperlukan.
Contoh penjumlahan kanonis
 Fungsi direpresentasikan dengan tabel kebenaran:

Row X Y Z F
0 0 0 0 1
1 0 0 1 0
2 0 1 0 0
3 0 1 1 1
4 1 0 0 1
5 1 0 1 0
6 1 1 0 1
7 1 1 1 1

Mempunyai representasi penjumlahan kanonis sebagai berikut:

Praktikum Sistem Digital-Modul I


5

Aljabar Boolean

F = ∑ X,Y,Z (0, 3, 4, 6, 7)
= X‟·Y‟·Z‟ + X‟·Y·Z + X·Y‟·Z‟ + X·Y·Z‟ + X·Y·Z
Representasi perkalian kanonis
 Maxterm i: baris i dari tabel kebenara yang mempunyai keluaran 0
 Pekalian kanonis: Perkalian dari maxterms untuk suatu fungsi yang diberikan
pada (tabel kebenaran)
 Notasi π :
Contoh: π X,Y,Z (1,2,5)
= (X + Y + Z‟) . (X + Y‟ + Z) . (X‟ + Y + Z‟)
 Representasi direalisasi dengan menggunakan rangkaian logika OR-AND 2
level dengan inverter pada masukan-masukan gerbang OR, seperti dibutuhkan
Contoh perkalian kanonis
Fungsi direpresentasi dengan tabel kebenaran:

Row X Y Z F
0 0 0 0 1
1 0 0 1 0
2 0 1 0 0
3 0 1 1 1
4 1 0 0 1
5 1 0 1 0
6 1 1 0 1
7 1 1 1 1

Memiliki representasi perkalian kanonis Sebagai berikut:


F = π X,Y,Z (1,2,5)
= (X + Y + Z‟) · (X + Y‟ + Z) · (X‟ + Y + Z‟)
Referensi :
1. Mano, M. and Prentice Hall. 2002. Digital Design. New Jersey.
2. Mismail, Budiono. 1998. Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : ITB

Praktikum Sistem Digital-Modul I


6

Aljabar Boolean

I. Tugas Pendahuluan
1. Sederhanakanlah fungsi-fungsi berikut, jelaskan teorema dan aksioma yang
digunakan!
a. x’y’+xy+x’y
b. abc + ac + bc
c. (x+y).(x+y’)
d. ( x’y + y’ x )’ + x y
e. abd + a’b’d + abd’
2. apa yang dimaksud dengan bentuk perkalian kanonis dan bentuk
penjumlahan kanonis?

II. Tugas Modul :


A. Kelompok Ganjil :

1. Dengan Menggunakan Tabel kebenaran, buktikan kebenaran teorema aljabar


berikut :

a. DeMorgan untuk tiga variabel.

b. Hukum Distributif • dan +.

2. Sederhanakan fungsi berikut ini menjadi bentuk yang paling sederhana


dengan teorema-teorema dan aksioma-aksioma yang ada (tuliskan
teorema/aksioma yang digunakan) :

a. x’ + xy + xz’ + xy’z’

b. ABC + A’B + ABC’

c. xy’z + (wx’)’ + w’xy + w’ + xyz

d. (xyz + (yz)’)’ + xyz + y’

e. (w’x’)’ + xy’z + wx’yz + w’z + z’

3. Tentukan fungsi paling sederhana dari fungsi (A1 + B1)’ (tuliskan


teorema/aksioma yang digunakan).

Praktikum Sistem Digital-Modul I


7

Aljabar Boolean

A1 = z + wxy +w’y
B1 = (wx)’ + w’x’ + y’z + w’yz’
4. Nyatakan Fungsi-fungsi Boole berikut :

a. F = xy + xz’ ke dalam bentuk hasil kali kanonis (Maxterm)

b. F = xy’ + z ke dalam bentuk penjumlahan kanonis (Minterm)

B. Kelompok Genap :

1. Dengan Menggunakan Tabel kebenaran, buktikan kebenaran teorema aljabar


berikut :

c. DeMorgan untuk tiga variabel.

d. Hukum Distributif • dan +.

2. Sederhanakan fungsi berikut ini menjadi bentuk yang paling sederhana


dengan teorema-teorema dan aksioma-aksioma yang ada (tuliskan
teorema/aksioma yang digunakan) :

a. x’y + xy’ + xy + x’y’

b. xy’z + x’yz +xy’+x’yz’

c. xy’z + (w’x)’ + wx’y’ + w’ + xyz

d. (xyz + (yz)’)’ + x’y’z + x’z’

e. (w’x’)’ + xy’z + wxy’z’ + w’z +x’yz


3. Tentukan fungsi paling sederhana dari fungsi (A1 + B1) (tuliskan
teorema/aksioma yang digunakan).

A1 = z’(w’ +x’ + y )( w + y)
B1 = y + w’(xy)’ + w(xz)’ + x(yz)’
4. Nyatakan Fungsi-fungsi Boole berikut :

a. F =y’z + x’ ke dalam bentuk penjumlahan kanonis (Minterm)

b. F = y + x’z ke dalam bentuk hasil kali kanonis (Maxterm)

Praktikum Sistem Digital-Modul I


8

Aljabar Boolean

III. Laporan
Laporan diketik rapih pada kertas A4 dan dikumpulkan pada waktu yang telah
ditentukan.
Format Penulisan Laporan :
 Font Tulisan : Times New Roman 12 pt
 Font Source Code : Courier New 10 pt
 Line Spacing : Single
 Margin : 4, 3, 3, 3 (left, top, right, bottom)
 Isi Laporan :
BAB I LANDASAN TEORI
BAB II PERMASALAHAN
BAB III PEMBAHASAN

Praktikum Sistem Digital-Modul I


Teknik Informatika | Universitas Udayana

MODUL II
(GERBANG LOGIKA)

Tim Praktikum SISTEM DIGITAL TEKNIK INFORMATIKA

Praktikum Sistem Digital-Modul II


1

Gerbang Logika

MODUL II
Gerbang Logika

Tujuan Praktikum :
1. Mengenalkan dasar-dasar dari gerbang logika.
2. Mengenalkan cara perancangan logika sederhana.
3. Mengenalkan implementasi gerbang dasar dan universal.

Indikator Pencapaian :
 Praktikan mampu memahami dasar-dasar dari gerbang logika.
 Praktikan mampu memahami perancangan rangkaian logika sederhana.
 Praktikan mampu memahami implementasi gerbang dasar dan universal.

Materi :

Pengantar Gerbang Logika


Arsitektur sistem komputer tersusun atas rangkaian logika 1 (true) dan 0 (false)
yang dikombinasikan dengan sejumlah gerbang logika yaitu AND, OR, NOT, NOR,
XOR, NAND. Program komputer berjalan diatas dasar struktur penalaran yang baik dari
suatu solusi terhadap suatu permasalahan dengan bantuan komponen program yaitu if-
then, if-then-else dan lainnya.
Gerbang logika adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika boolean
yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik.
Gerbang logika terutama diimplementasikan secara elektrolis menggunakan diode atau
transistor, akan tetapi dapat pula dibangun mengunakan susunan komponen-komponen
yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay), cairan, optic dan bahkan mekanik.
Umumnya gerbang logika ini mempunyai dua buah input dan satu buah output, yang
terdiri dari nilai biner yaitu 1 untuk (high) dan 0 untuk (low).

Praktikum Sistem Digital-Modul II


2

Gerbang Logika

Berikut adalah bentuk dari penjumlahan, perkalian dan negasi logis :

Penjumlahan Logis (OR) Perkalian Logis (AND) Negasi (NOT)


0+0=0 0.0=0 0=1
0+1=1 0.1=0 1=0
1+0=1 1.0=0
1+1=1 1.1=1

Gerbang Logika dibagi menjadi dua yaitu :


1. Gerbang logika dasar :
 Gerbang NOT
Gerbang yang digunakan untuk menginversikan suatu harga
variable dalam persamaan logika. Sering disebut dengan istilah inverter.
Gerbang NOT mempunyai 1 input dan 1 output. Logika dari gerbang NOT
adalah membalik apa yang diinput kedalamnya. Ketika input bernilai 1
maka output akan bernilai 0, dan begitu pula sebaliknya.

Lambang :

Fungsi : Y=A atau Y= A’


Tabel Kebenaran :

 Gerbang AND
Gerbang yang digunakan untuk mengalikan variabel pada suatu
persamaan lagika. Tanda yang digunakan untuk menyatakan operasinya

Praktikum Sistem Digital-Modul II


3

Gerbang Logika

adalah tanda titik (.). Gerbang AND mempunyai beberapa input dan satu
output.

Lambang :

Fungsi : Y = A.B
Y = A.B.C
Tabel Kebenaran Gerbang AND :
Tabel kebenaran untuk dua input. Tabel kebenaran untuk tiga input

 Gerbang OR
Gerbang yang digunakan untuk menjumlahkan variabel pada suatu
persamaan logika. Tanda yang digunakan untuk menyatakan operasinya
adalah tanda (+). Gerbang or mempunyai beberapa input dan satu output.

Lambang :

Fungsi : Y = A+B
Y = A+B+C

Praktikum Sistem Digital-Modul II


4

Gerbang Logika

Tabel Kebenaran OR :
Tabel kebenaran untuk dua input. Tabel kebenaran untuk dua input

2. Gerbang Logika Universal


Gerbang NAND dan NOR merupaka gerbang universal, artinya hanya
dengan menggunakan jenis gerbang NAND atau NOR saja dapt menggnatikan
fungsi dari tiga gerbang dasar yang lain seperti AND, OR dan NOT.
 Gerbang NAND
Gerbang ini merupakan perluasan dari gerbang AND, yang
merupakan gabungan dari gerbang AND dan gerbang NOT. Tanda yang
digunakan untuk menyatakan operasi NAND, merupakan gabungan kedua
tanda dari AND dan NOT yang mempunyai beberapa input dan satu
output.

Lambang :

Fungsi : Y = A.B
Y = A.B.C

Praktikum Sistem Digital-Modul II


5

Gerbang Logika

Tabel Kebenaran :
Tabel kebenaran untuk dua input. Tabel kebenaran untuk dua input

 Gerbang NOR
Gerbang ini merupakan perluasan dari gerbang OR, yang
merupakan gabungan dari gerbang OR dan gerbang NOT. Tanda yang
digunakan untuk menyatakan operasi NOR, merupakan gabungan kedua
tanda dari OR dan NOT yang mempunyai beberapa input dan satu output.

Lambang :

Fungsi : Y = A+B
Y = A+B+C
Tabel Kebenaran :
Tabel kebenaran untuk dua input. Tabel kebenaran untuk dua input

Praktikum Sistem Digital-Modul II


6

Gerbang Logika

Selain kedua jenis gerbang tersebut terdapat pula gerbang kombinasi yang
terbentuk dari kombinasi tiga gerbang dasar yaitu AND, OR dan NOT. Gerbang Tersebut
adalah gerbang XOR dan XNOR.
 Gerbang XOR
Gerbang ini terbentuk dari dua buah NOT, dua buah AND dan
sebuah gerbang OR. (A.B + A.B). Gerbang ini adapat digunakan sebagai
rangkaian ekpresi pembanding dan sebagai dasar rangkaian ilmu hitung.

Lambang :

Fungsi : Y=A  B
Tabel Kebenaran XOR

 Gerbang XNOR
Gerbang XNOR merupakan inversi dari gerban XOR atau
merupakan gerbang XOR dengan tambahan nverter pada outputnya.

Lambang :

Fungsi : Y=A  B

Praktikum Sistem Digital-Modul II


7

Gerbang Logika

Tabel Kebenaran XNOR

Referensi :
1. Mano, M. and Prentice Hall. 2002. Digital Design. New Jersey.
2. Mismail, Budiono. 1998. Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : ITB

Soal Pendahuluan :
1. Gambarkanlah rangkaian berikut ini
a. A+B’+(A’.B.C)
b. AB’C’+A’B+A’
c. C’+(AB)’
2. Sederhanakanlah fungsi boolean AB + A’C + BC dan buktikan rangkaian hasil
penyerderhanaan sama dengan rangkaian awal dengan simulasi!

Pelaksanaan Praktikum
1. Tools Praktikum
Dalam praktikum dibutuhkan suatu software untuk melakukan simulasi
dalam implementasi gerbang-gerbang logika. Software yang dimaksud adalah
circuit maker 5.0.
2. Praktikum
1. Bukalah aplikasi circuit maker 5.0 pada komputer masing-masing.
2. Untuk membuat rangkaian yang sederhana, sesuatu yang diperlukan
adalah gerbang logika, input devices dan indikator output serta konektor
antar device.

Praktikum Sistem Digital-Modul II


8

Gerbang Logika

3. Gerbang logika dapat dicari pada menu navigasi Devices Hotkeys1 atau
Hotkeys2. Pilihlah device sesuai dengan kebutuhan.
4. Untuk input devices kita gunakan Devices Hotkeys2 Logic Switch 0V
sedangkan untuk output kita gunakan Devices Hotkeys1Logic
Display. Setelah menentukan input dan output lalu kita pilih gerbang
logika sesuai dengan kebutuhan.
5. Setelah semua device terpilih maka langkah selanjutnya adalah
menghubungkan device-device tersebut dengan kabel. Tools kabel dipilih
dengan klik

6. Berikut contoh rangkain untuk fungsi F = A.B

7. Jika rangkaian telah selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah


mencoba rangkaian dengan menjalankan simulasi dengan klik

8. Rangkain diuji kebenarannya dengan menjalankan proses simulasi diatas.

Soal Modul

A. Kelompok Ganjil :

1. Jelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan gerbang logika dasar dan
gerbang logika universal! Sertakan contoh didalammnya!

2. Buktikan secara detail bahwa gerbang NAND dan NOR dapat menggantikan
fungsi gerbang yang lainya, yaitu gerbang AND, OR, NOT, XOR dan XNOR.
Semakin sedikit gerbang yang digunakan akan semakin bagus.

Praktikum Sistem Digital-Modul II


9

Gerbang Logika

3. Untuk fungsi Boole

F = x’y’z +x’yz +yz


a. Implementasikan dengan gerbang AND, OR dan NOT.

b. Implementasikan dengan gerbang OR dan NOT saja.

c. Implementasikan dengan gerbang AND dan NOT saja.

4. Sederhanakan fungsi

F ( A, B, C, D )=∑ ( 0, 2, 3, 9, 11, 13, 15 )


dalam bentuk jumlah hasilkali dan hasilkali jumlah serta implementasikan
kedua bentuk fungsi sederhana tersebut dengan hanya gebang NAND dan
hanya gerbang NOR.

B. Kelompok Genap :

1. Jelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan gerbang logika dasar dan
gerbang logika universal! Sertakan contoh didalammnya!

2. Buktikan secara detail bahwa gerbang NAND dan NOR dapat menggantikan
fungsi gerbang yang lainya, yaitu gerbang AND, OR, NOT, XOR dan XNOR.
Semakin sedikit gerbang yang digunakan akan semakin bagus.

3. Untuk fungsi Boole

F = xy’ +xy’z +x’y’z’


a. Implementasikan dengan gerbang AND, OR dan NOT.

b. Implementasikan dengan gerbang OR dan NOT saja.

c. Implementasikan dengan gerbang AND dan NOT saja.


4. Sederhanakan fungsi

F ( A, B, C, D )=∑ ( 0, 1, 8, 10, 11, 12, 14, 15 )


dalam bentuk jumlah hasilkali dan hasilkali jumlah serta implementasikan kedua
bentuk fungsi sederhana tersebut dengan hanya gebang NAND dan hanya gerbang
NOR.

Praktikum Sistem Digital-Modul II


10

Gerbang Logika

Laporan
Laporan diketik rapih pada kertas A4 dan dikumpulkan pada waktu yang telah
ditentukan.
Format Penulisan Laporan :
 Font Tulisan : Times New Roman 12 pt
 Font Source Code : Courier New 10 pt
 Line Spacing : Single
 Margin : 4, 3, 3, 3 (left, top, right, bottom)
 Isi Laporan :
BAB I LANDASAN TEORI
BAB II PERMASALAHAN
BAB III PEMBAHASAN

Praktikum Sistem Digital-Modul II


Teknik Informatika | Universitas Udayana

MODUL III
(Penyederhanaan Fungsi Boolean)

Tim Praktikum SISTEM DIGITAL TEKNIK INFORMATIKA

Praktikum Sistem Digital-Modul III


1

Penyederhanaan Fungsi Boolean

MODUL III
PENYEDERHANAAN FUNGSI BOOLEAN

Tujuan Praktikum :
1. Mengenalkan konsep penyederhanaan fungsi.
2. Menganalkan konsep penyederhanaan fungsi dengan peta karnaugh.

Indikator Pencapaian :
 Praktikan mampu memahami cara penyederhanaan fungsi logika untuk optimalisasi
rangkaian.

Materi :
Penyederhaan dengan Aksioma-Aksioma dan Teorema-Teorema Boolean
Seperti yang telah dipelajari pada modul sebelumnya, suatu fungsi Boolean dapat
disederhanakan dengan untuk melakukan optimalisasi terhadap semua fungsi tersebut.
Penyederhanaan fungsi-fungsi tersebut dapat menggunakan aksioma-aksioma dan
teorema-teorema seperti dibawah yang sudah dijelaskan pada modul sebelumnya.

(A1) X = 0 if X ≠ 1 (A1’) X = 1 if X ≠ 0
(A2) If X = 0, then X’ = 1 (A2’) if X = 1, then, X’ = 0
(A3) 0 . 0 = 0 (A3’) 1 + 1 = 1
(A4) 1 . 1 = 1 (A4’) 0 + 0 = 0
(A5) 0 . 1 = 1 . 0 = 0 (A5’) 1 + 0 = 0 + 1 = 1
(T1) X + 0 = X (T1’) X . 1 = X (Identities)
(T2) X + 1 = 1 (T2’) X . 0 = 0 (Null elements)
(T3) X + X = X (T3’) X . X = X (Idempotency)
(T4) (X’)’ = X (Involution)
(T5) X + X’ = 1 (T5’) X . X’ = 0 (Complements)
(T6) X + Y = Y + X (T6’) X . Y = Y . X (Commutativity)
(T7) (X + Y) + Z = X + (Y + Z) (T7’) (X . Y) . Z = X . (Y . Z) (Associativity)
(T8) X . Y + X . Z = X . (Y + Z) (T8’) (X + Y) . (X + Z) = X + Y . Z (Distributivity)
(T9) X + X . Y = X (T9’) X . (X + Y) = X (Covering)
(T10) X . Y + X . Y’ = X (T10’) (X + Y) . (X + Y’) = X (Combining)
(T11) X . Y + X’. Z + Y . Z = X . Y + X’ . Z
(T11’) (X + Y) . ( X’ + Z) . (Y + Z) = (X + Y) . (X’ + Z) (Consensus)
(T12) X + X + . . . + X = X (T12’) X . X . . . . . X = X (Generalized idempotency)
(T13) (X . X . . . . . X )’ = X ’ + X ’ + . . . + X ’
1 2 n 1 2 n

(T13’) (X + X + . . . + X )’ = X ’ . X ’ . . . . . X ’ (DeMorgan’s theorems)


1 2 n 1 2 n

(T14) [F(X , X , . . ., X , +, .)]’ = F(X ’, X ’, . . ., X ’, . , +) (Generalized DeMorgran’s theorem)


1 2 n 1 2 n

Praktikum Sistem Digital-Modul III


2

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Contoh penyederhanaan fungsi menggunakan Aksioma-aksioma dan Teorema-teorema :


1. X+X‟Y = (X+X‟)(X+Y) (Distributivity dan Complements)
 = 1(X+Y) (Identities)
 = X+Y
2. X‟Y‟Z+X‟YZ+XY‟ = X‟Z(Y+Y‟)+XY‟ (Distributivity dan Complements)
 = (X‟Z)1+XY‟ (Identities)
 = X‟Z+XY‟
Selain dengan aksioma dan teorema penyederhaan fungsi Boolean juga dapat
dilakukan dengan peta Karnaugh.

Peta Karnaugh
Peta Ini Digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean, Dengan cara
memetakan tabel kebenaran dalam kotak-kotak segi empat yang jumlahnya tergantung
dari jumlah peubah (variabel) masukan. Penyederhanaan untuk setiap “1” yang
bertetanggaan 2,4,8,16… menjadi suku minterm yang sederhana. Berikut beberapa jenis
peta karnaugh sesuai dengan peubah fungsi yang akan disederhanakan :
 Peta Karnaugh Dua Peubah

 Peta Karnaugh Tiga Peubah

Praktikum Sistem Digital-Modul III


3

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Contoh : f =  m (0,1,2,4,6)

 Peta Karnaugh Empat Peubah


Contoh : f =  m (0,2,8,10,12,14 )

 Peta Karnaugh Lima Peubah


Peletakan posisi suku Minterm

Praktikum Sistem Digital-Modul III


4

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Contoh : f =  m (0,7,8,15,16,23,24 )

 Peta Karnaugh Enam Peubah


Peletakan posisi Minterm

Contoh : f =  m (0,4,10,11,18,21,22,23,26,27,29,30,31,32,36,50,
53,54,55,58,61,62,63)

Praktikum Sistem Digital-Modul III


5

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Peta Karnaugh dengan Sukumax


Dilakukan dengan cara memetakan tabel kebenaran dalam kotak-kotak segi empat
yang jumlahnya tergantung dari jumlah peubah (variabel) masukan. Penyederhanaan
untuk setiap “0” yang bertetanggaan 2,4,8,16… menjadi suku maxterm yang sederhana.

Contoh : g = π M(1,3,4,5,6,7,9,11,13,15)

Penilikan Kesamaan
Peta Karnaugh dapat digunakan untuk menilik kesamaan dua buah fungsi
boolean. Contoh : Buktikan kesamaan

Dapat dilihat kedua fungsi memiliki peta karnaugh yang sama.

Referensi :
1. Mano, M. and Prentice Hall. 2002. Digital Design. New Jersey.
2. Mismail, Budiono. 1998. Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : ITB

Praktikum Sistem Digital-Modul III


6

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Soal Pendahuluan
Sederhanakanlah fungsi :
a. AB + A‟B + B
b. AB‟C + B‟C + A‟B + A‟B‟C
c. WX‟YZ + X‟YZ‟ + WX‟Y‟ + Y‟Z
Gunakanlah Peta Karnough dan buatlah simulasi rangkaian untuk membuktikan
bahwa rangkaian awal dan hasil penyederhanaan tersebut sama!

Pelaksanaan Praktikum
1. Tools Praktikum
Tools yang digunakan untuk melakukan praktikum pada modul ini adalah
circuit maker 5.0 yang digunakan untuk melakukan simulasi rangkaian setelah
fungsi paling sederhana didapat berdasarkan K-maph.
2. Praktikum
Untuk mengerjakan soal pendahuluan yang ada diatas, adapun langkah-
langkah yang harus dilaksanakan adalah :
1. Buatlah tabel kebenaran dari fungsi Boolean diatas untuk mendapatkan
suku Minterm yang akan dimasukan ke dalam K-maph.
2. Selanjutnya fungsi Minterm yang telah didapat dimasukan ke dalam
peta Karnaugh, untuk mencari penyederhaan fungsi.
3. Fungsi sederhana yang didapat dari penyederhaan peta karnaugh
selanjutnya akan diuatkan rangkaian simulasi pada circuit maker 5.0.
4. Pembuatan simulasi akan mengujikan kesamaan hasil penyederhaan
fungsi, yaitu fungsi awal dan fungsi sederhana yang didapat dari
penyederhanaan peta Karnaugh.
5. Kedua rangkaian dijalankan secara bersama-sama dan dicek untuk
setiap kondisi input mengenai kesamaan ouput yang dihasilkan.

Praktikum Sistem Digital-Modul III


7

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Soal Modul
A. Kelompok Ganjil :
1. Jelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan kondisi tak acuh pada Peta
Karnaugh!
2. Tentukan pernyataan sederhana dalam bentuk jumlah hasilkali untuk fungsi Boole
berikut :
a. F(x,y,z) = Σ (2,4,6,7)
b. F(A,B,C,D) = Σ (7, 12, 14, 15)
c. F(a,b,c,d) = M (4,5,7,15)
d. F (w,x,y,z) = M (2,3,10,12,14,15)
3. Untuk fungsi Boole
a. PQ‟R + P‟Q + P‟QR‟
b. AB‟D + A‟C‟D‟ + A‟B + ACD‟ + A‟B‟D
c. X‟Y‟Z + P‟WX‟Y + P‟W‟X + WXZ‟
Sederhanakanlah fungsi Boole diatas!
4. Sederhanakanlah fungsi-fungsi berikut dalam bentuk hasilkali jumlah :
a. (A‟ + B + C‟)(A + B‟ + D‟)(C + D‟)(C‟+D)
b. (A‟ + B‟ + D)(A‟ + B + C‟)(A‟ + B + D‟)
c. W‟XY‟Z + W‟X‟Z + X‟YZ + X‟Y‟Z
Catatan : semua fungsi disederhanakan dengan menggunakan Peta Karnaugh!

B. Kelompok Genap :
1. Jelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan kondisi tak acuh pada Peta
Karnaugh!
2. Tentukan pernyataan sederhana dalam bentuk jumlah hasilkali untuk fungsi Boole
berikut :
a. F(x,y,z) = Σ (2,3,6,7)
b. F(A,B,C,D) = Σ (7, 13, 14, 15)
c. F(a,b,c,d) = M (4,6,7,15)
d. F (w,x,y,z) = M (2,3,11,13,14,15)

Praktikum Sistem Digital-Modul III


8

Penyederhanaan Fungsi Boolean

3. Untuk fungsi Boole


a. PQ‟R + P‟Q + P‟QR‟
b. ABD + A‟C‟D + A‟B + A‟CD + AB‟D
c. XY‟Z + P‟WX‟Y + PW‟X + WX‟Z‟
Sederhanakanlah fungsi Boole diatas!
4. Sederhanakanlah fungsi-fungsi berikut dalam bentuk hasilkali jumlah :
a. (A‟ + B‟ + C)(A + B + D‟)(C + D)(C‟+D)
b. (A‟ + B + D‟)(A + B‟ + C‟)(A + B„ + D‟)
c. WXY‟Z + WX‟Z + XY‟Z + XY‟Z
Catatan : semua fungsi disederhanakan dengan menggunakan Peta Karnaugh!

Laporan
Laporan diketik rapih pada kertas A4 dan dikumpulkan pada waktu yang telah
ditentukan.
Format Penulisan Laporan :
 Font Tulisan : Times New Roman 12 pt
 Font Source Code : Courier New 10 pt
 Line Spacing : Single
 Margin : 4, 3, 3, 3 (left, top, right, bottom)
 Isi Laporan :
BAB I LANDASAN TEORI
BAB II PERMASALAHAN
BAB III PEMBAHASAN

Praktikum Sistem Digital-Modul III


Teknik Informatika | Udayana University

MODUL IV
(Rangkaian Kombinasional)

Tim Praktikum SISTEM DIGITAL TEKNIK INFORMATIKA

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


1

Rangkaian Kombinasional

MODUL IV

Rangkaian Kombinasional

Tujuan Praktikum :
1. Mengenalkan konsep adder dan substraktor.
2. Mengenalkan konsep, Multiplekser, Demultiplekser, Encoder dan Decoder serta
rangkaian kombinasional yang lainya.

Indikator Pencapaian :
 Praktikan mampu membuat aplikasi gerbang logika dalam sebuah rangkaian
kombinasional.

Materi :
Rangkaian Kombinasional
Rangkaian kombinasional merupakan rangkaian yang keadaan outputnya hanya
tergantung pada kombinasi-kombinasi pada inputnya saja dan tidak akan tergantung pada
kondisi atau keadaan output sebelumnya yang sering juga disebut rangkaian logika.

Contoh : rangkaian yang mampu mengkonversikan BCD menjadi kode Excess-3

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


2

Rangkaian Kombinasional

Sehingga dari tabel kebenaran didapat fungsi minterm untuk diolah / disederhanakan ke
dalam peta Karnaugh.

Sehingga di dapat fungsi :

Sehingga Dapat Dibuat rangkaian logika sebagai berikut :

Rangkaian logika diatas merupakan rangkaian kombinasional yang


menggambarkan varibel input (biner 4 bit ) dikonversi menjadi kode excess-3

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


3

Rangkaian Kombinasional

Macam-macam Rangkaian Kombinasional


 Adder
Merupakan Rangkaian kombinasi yang berfungsi untuk melakukan
penjumlahan biner. Terdiri dari Half Adder dan Full Adder.
o Half Adder Merupakan rangkaian penjumlahan yang tidak
menyertakan bawaan sebelumnya (previous carry). Memiliki 2
masukan (x dan y) dan dua keluaran (S dan C). Berikut Tabel
Kebenaran dan rangkaian Half Adder.

o Full Adder Merupakan rangkaian penjumlahan yang menyertakan


bawaan sebelumnya (previous carry) sebagai inputanya dan memiliki 3
masukan (x, y, dan z) dan dua keluaran (S dan C). Berikut Tabel
Kebenaran dan rangkaian Full Adder.

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


4

Rangkaian Kombinasional

o Berikut Implementasi Full Adder dengan half Adder

 Subtraktor
Subtraktor adalah rangkaian kombinasi yang berfungsi untuk melakukan
pengurangan biner. Terdiri dari Half Substaktor dan Full Substraktor.
o Half Substraktor
Rangkaian pengurangan sistem bilangan biner yang paling
sederhana, karena hanya dapat digunakan untuk operasi pengurangan
data bilangan biner sampai 1 bit saja. Rangkaian ini memiliki 2 input
(A dan B) dan 2 output (DIFFERENCE (SUM) dan BORROW).
Berikut Tabel Kebenaran dan rangkaian Half Substraktor.

o Full Substraktor
Rangkaian yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan-
bilangan biner yang lebih dari 1 bit. Rangkaian ini terdiri dari 3 input
(A, B, dan Carry in) dan 2 output (DIFFERENCE (SUM) dan
BORROW). Rangkaian full subtractor dibentuk dari 2 buah rangkaian
pada half subtraktor. Berikut Tabel Kebenaran dan rangkaian Full
Substraktor.

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


5

Rangkaian Kombinasional

 Comparator
Merupakan rangkaian pembanding yang dapat mebandingkan dua
bilangan bilangan A dan B, dan menentukan besar relatifnya. Terdapat dua
jenis Comparator yaitu :

o Equality/Identify Comparator
Comparator yang fungsinya mendeteksi apakah dua buah data
biner n-bit besarnya sama atau tidak. Implementasinya dengan XNOR
pada setiap bit (sebut saja bit ke-p) untuk masing-masing data biner n-bit
tersebut. Hal ini dimungkinkan karena gerbang XNOR akan berlogic ‘1’
jika kedua inputnya sama.

o Magnitude Comparator
Comparator yang fungsinya tidak hanya mendeteksi apakah dua
buah data biner n-bit besarnya sama maupun tidak sama, jika tidak sama
comparator ini dapat pula mendeteksi data manakah yang lebih besar dan
manakah yang lebih kecil. Misal untuk bilangan A dan B maka hasil
perbandingan yang diperagakan disini adalah tiga buah keluaran yang
menunjukan apakah A > B, A = B atau A < B.

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


6

Rangkaian Kombinasional

Rancang rangkaian kombinasi sebagai Comparator untuk


membandingkan A dan B yang terdiri dari 1 bit. Berikut tabel
kebenarannya.

Persamaan Boolean
F (A > B) = AB’
F (A < B) = A’B
F (A = B) = (AB)’ + AB = (A + B)’

Gambar rangkaian magnitude comparator 1 bit biner

 Multiplexer (MUX)
MUX sering juga disebut sebagai rangkaian data selector, merupakan
rangkaian yang berfungsi memilih data digital yang ada pada input dan
disalurkan menjadi output dengan bantuan sinyal kontrol.
Contoh : MUX 2 ke 1

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


7

Rangkaian Kombinasional

Tabel kebenaran dan rangkaian dari multiplekser

Jika kita set so=0 dan s1=1 maka input yang akan diteruskan untuk
menjadi output adalah I2

 Demultiplexer
DEMUX sering disebut sebagai rangkaian data distributor, yang
merupakan rangkaian yang berfungsi mendistribusikan data digital yang ada
pada inputnya ke salah satu dari beberapa output yang tersedia.
Contoh : DEMUX 2 ke 1 :

Contoh : DEMUX 4 ke 1, berikut tabel kebenaran dan rangkaiannya.

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


8

Rangkaian Kombinasional

 Encoder
Merupakan rangkaian logika yang berfungsi membangkitkan kode dari
suatu data yang ada, dengan kata lain encoder berfungsi berfungsi mengubah
input ke dari format data (bilangan) tertentu ke format lainnya.
Contoh:
o Enkoder 4 ke 2
o Enkoder biner ke BCD
o Enkoder BCD ke 7-segment
Berikut adalah contoh encoder oktal ke bilangan biner

 Decoder
Adalah rangkaian logika yang berfungsi merubah suatu kode menjadi
data aslinya. Contoh-contoh decoder sederhana yaitu :
o Decoder 2 x 4
o Decoder 3 X 8
o Decoder 4 x 16
Berikut adalah contoh untuk decoder 3 x 8

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


9

Rangkaian Kombinasional

Dengan rangkaian sebagai berikut :

Referensi :
1. Mano, M. and Prentice Hall. 2002. Digital Design. New Jersey.
2. Mismail, Budiono. 1998. Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : ITB

Soal Pendahuluan
1. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor untuk operasi 2 buah bilangan biner 2 bit!
2. Dengan Konsep Comparator buatlah sebuah comparator yang mampu
membandingkan dua buah bilangan biner 2 bit!
3. Buatlah decoder 4 x 16 hanya dengan decoder 3 x 8!

Pelaksanaan Praktikum
1. Tools Praktikum
Tools yang digunakan untuk melakukan praktikum pada modul ini adalah
circuit maker 5.0 yang digunakan untuk melakukan simulasi rangkaian setelah
fungsi paling sederhana didapat berdasarkan K-maph.
2. Praktikum
Untuk mengerjakan soal pendahuluan yang ada diatas, adapun langkah-
langkah yang harus dilaksanakan adalah :

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


10

Rangkaian Kombinasional

1. Sesuaikan konsep rangkaian dengan materi pada rangkaian


kombinasional, yaitu konsep penjumlahan 1 bit, pengurangan 1 bit dan
perbandingan bit-bit untuk rangkaian comparator.
2. Untuk mempermudah dapat menggunakan tabel kebenaran dalam
menentukan fungsi akhir dari rangkaian tersebut.
3. Setelah mendapatkan fungsi baik melalui konsep (logic) ataupun tabel
kebenaran, bukalah aplikasi circuit maker 5.0, dan buatlah rangkaian-
rangkaian tersebut diatas pada circuit maker sesuai dengan fungsi yang
didapat.
4. Lakukan simulasi rangkaian untuk memastikan semua proses berjalan
dengan sempurna, dengan klik pada circuit maker.

Soal Modul

A. Kelompok Ganjil :
1. Jelaskan secara detail konsep-konsep rangkaian berikut ini :
a. Encoder
b. Decoder
c. Multiplekser
d. Demultiplekser
Sertakan penjelasan anda dengan contoh-contoh, semakin lengkap pemaparan
konsep akan semakin bagus.
2. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor 4 bit biner dalam sebuah rangkaian
dengan menggunakan sebuah selector didalamnya. Jika selector bernilai 1 maka
operasi yang dijalankan adalah adder sedangkan jika 0 maka substraktor.
3. Buatlah rangkaian kombinasi yang mampu merubah 3 bit inputan biner menjadi
suatu bilangan dengan keluaran hasil yang besarnya adalah pangkat dua dari
bilangan yang dimasukan ditambah satu (n2+1). Pada rangkaian dilengkapi
dengan indikator, jika hasil ganjil maka sebuah indikator akan bernilai 1 dan jika
genap maka indikator bernilai 0.

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


11

Rangkaian Kombinasional

4. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor 4 bit biner dalam sebuah rangkaian
dimana terdapat sebuah magnitude comparator sebagai selector operasi pada
rangkaian. Jika bilangan pertama < bilangan kedua atau bilangan pertama =
bilangan kedua maka operasi yang dijalankan untuk kedua operand adalah
penjumlahan, sedangkan jika bilangan pertama > bilangan kedua maka operasi
yang dijalankan untuk kedua operand adalah pengurangan. Rangkaian dilengkapi
dengan indikator, jika hasil ganjil maka sebuah indikator akan bernilai 1 dan jika
genap maka indikator bernilai 0.

Catatan :
1. Untuk soal nomor 2,3 dan 4 jawaban soal tidak hanya
berupa rangkaian saja, melainkan juga menyertakan
analisis dan dokumentasi perancangan rangkaian.
2. Persiapkan file softcopy rangkaian (.ckt) untuk
keperluan demo.

B. Kelompok Genap :
1. Jelaskan secara detail konsep-konsep rangkaian berikut ini :
a. Encoder
b. Decoder
c. Multiplekser
d. Demultiplekser
Sertakan penjelasan anda dengan contoh-contoh, semakin lengkap pemaparan
konsep akan semakin bagus.
2. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor 4 bit biner dalam sebuah rangkaian
dengan menggunakan sebuah selector didalamnya. Jika selector bernilai 0 maka
operasi yang dijalankan adalah adder sedangakan jika 1 maka substraktor.
3. Buatlah rangkaian kombinasi yang mampu merubah 3 bit inputan biner menjadi
suatu bilangan dengan keluaran hasil yang besarnya adalah pangkat dua dari
bilangan yang dimasukan ditambah dua (n2+2). Pada rangkaian dilengkapi dengan

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


12

Rangkaian Kombinasional

indikator, jika hasil ganjil maka sebuah indikator akan bernilai 1 dan jika genap
maka indikator bernilai 0.
4. Buatlah rangkaian adder dan subtraktor 4 bit biner dalam sebuah rangkaian
dimana terdapat sebuah magnitude comparator sebagai selector operasi pada
rangkaian. Jika bilangan pertama < bilangan kedua maka operasi yang dijalankan
untuk kedua operand adalah penjumlahan, sedangkan jika bilangan pertama >
bilangan kedua atau bilangan pertama = bilangan kedua maka operasi yang
dijalankan untuk kedua operand adalah pengurangan. Rangkaian dilengkapi
dengan indikator, jika hasil akhir ganjil maka sebuah indikator akan bernilai 1 dan
jika genap maka indikator bernilai 0.

Catatan :
1. Untuk soal nomor 2,3 dan 4 jawaban soal tidak hanya
berupa rangkaian saja, melainkan juga menyertakan
analisis dan dokumentasi perancangan rangkaian.
2. Persiapkan file softcopy rangkaian (.ckt) untuk
keperluan demo.
Laporan
Laporan diketik rapih pada kertas A4 dan dikumpulkan pada waktu yang telah
ditentukan.
Format Penulisan Laporan :
 Font Tulisan : Times New Roman 12 pt
 Font Source Code : Courier New 10 pt
 Line Spacing : Single
 Margin : 4, 3, 3, 3 (left, top, right, bottom)
 Isi Laporan :
BAB I LANDASAN TEORI
BAB II PERMASALAHAN
BAB III PEMBAHASAN

Praktikum Sistem Digital-Modul IV


Computer Science | Udayana University

MODUL V
(Rangkaian Sekuensial)

Tim Praktikum SISTEM DIGITAL TEKNIK INFORMATIKA

Praktikum Sistem Digital-Modul V


1

Rangkaian Sekuensial

MODUL V
Rangkaian Sekuensial

Tujuan Praktikum :
1. Mengenalkan konsep Latche dan flip-flop serta jenis-jenisnya.
2. Mengenalkan konsep dan rangkaian Register
3. Mengenalkan Konsep dan rangkaian Counter
4. Mengenalkan Jenis rangkaian sekuensial lainya.

Indikator Pencapaian :
 Praktikan mampu membuat aplikasi gerbang logika dalam sebuah rangkaian sekuensial.

Materi :
Rangkaian Sekuensial
Rangkaian Sekuensial Merupakan suatu rangkaian yang diekembangkan dari
rangkaian kombinasional dengan menambahkan suatu rangkaian/elemen memori, dimana
output dapat mempengaruhi input.

Berdasarkan cara pengaktifan elemen penyimpanan nya dapata dibagi menjadi


dua yaitu :
 Rangkaian Synchronus : Rangkaian yang berkerja memproses suatu input ketika
ada sinyal sinkronisasi untuk mengaktifkan semua elemen. (certain time)
 Rangkaian Asynchronus : Rangkain yang bekerja memproses suatu input ketika
terjadi perubahan dalam variabel input. (any time)

Praktikum Sistem Digital-Modul V


2

Rangkaian Sekuensial

Flip-flop
Rangkaian dasar dari memori satu bit, atau latch terdiri dari dua buah gerbang not
(gerbang NAND dengan masukan tunggal) untuk input 1 dan input 2, keluaran dari suatu
gerbang diumpan balikkan kemasukan gerbang yang lain (output input 1 ke input 2 dan
sebaliknya). Kombinasi umpan balik ini disebut dengan flip-flop.

Jenis-jenis Flip-flop
 Flip-flop S-R
Memori yang melakukan penyimpanan dengan melakukan
penyimpanan data dengan cara memberikan signal pada input Set (S) dan
Reset (R) yang dimilikinya. Merupakan dasar rangkain flip=flop lainnya
Berikut gambar S-R / R-S FF dengan NOR :

Berikut gambar S-R / R-S FF dengan NAND

Praktikum Sistem Digital-Modul V


3

Rangkaian Sekuensial

Flip- flop S-R canggih  dengan clock sebagai rangkain


sinkronisasi dan adanya input Preset dan clear pada flip-flop. Berikut
gambar rangkaian flip-flop S-R canggih :

V15
5V V13
0V L10

U2A U3A

V14
5V L9

U2B U3B

V1
0V V12
0V

Berikut Tabel karakteristik flip-flop S-R :

 Flip-flop J-K
Flip-flop J-K muncul untuk menanggulangi output yang tidak
dapat didefinisikan dapat flip-flop S-R. Flip-flop ini dibangun dengan
rangkain dasar flip-flop S-R. Berikut rangkaian Flip-flop J-K :

V15
5V V13
0V L10

U2A U3A

V14
5V L9

U2B U3B

V1
0V V12
0V

Praktikum Sistem Digital-Modul V


4

Rangkaian Sekuensial

Berikut Tabel karakteristik flip-flop J-K :

 Flip-flop D
Flip-flop ini dibangun dengan menggunakan gerbang S-R dengan
menambahkan not pada inputan R. Sering juga disebut dengan flip-flop
data/delay. Berikut gambar rangkaian dan tabel karakteristik dari flip-flop
D:
V4
0V L7

V2
0V U4D U1A

V3
0V L8

U4C U1B
U7A

V5
0V

Praktikum Sistem Digital-Modul V


5

Rangkaian Sekuensial

 Flip-flop T
Flip-flop ini memiliki karakter membalikan output sebelumnya
jika diberi inputan tinggi dan memiliki nilai tetap jika diberi inputan
rendah. Sering juga disebut togle. Berikut gambar rangkaian dan tabel
karakteristik dari flip-flop T :

V20
0V V18
0V L6

U6A U5C

V19
0V L5

U2C U5B

V17
0V

Melalui tabel karakteristik dapat kita tentukan suatu pola atau sifat dari
masing-masing flip-flop yang ada. Dengan demikian kita akan dapat mengetahui
beberapa kondisi masuka-masukan/input-input untuk masing-masing flip-flop
yang ada yang disajikan dalam format tabel. Tabel tersebut adalah tabel eksitasi,
tabel ini mampu memberikan informasi tentang input yang akan masuk ke dalam
flip-flop untuk mendapatkan suatu output yang sudah kita rencanakan dalam suatu
hasil fungsi. Berikut tabel eksitasi untuk semua flip-flop :

Praktikum Sistem Digital-Modul V


6

Rangkaian Sekuensial

Register
Register adalah rangkaian yang digunakan untuk menyimpan data beberapa bit
data didalamnya. Flip-flop merupakan memori satu bit sehingga untuk membuat register
yang yang lebih dari satu bit diperlukan elemen-elemen yang terdiri dari beberapa flip-
flop didalamnya.
Register Geser  suatu kelompok flip-flop yang dihubungkan dalam satu rantai
sehingga output flip-flop menjadi input dari flip-flop selanjutnya. Semua flip-flop
dikendalikan dengan clock pada umumnya, dan semuanya me-set atau reset dengan
simultan.

Jenis-jenis register Geser


 SISO (Serial In-Serial Out)
Memiliki karakteristik input secara serial dan output parallel, yang
merupakan dasar register geser empat-bit. Berikut gambar rangkaian dari register
SISO :

Praktikum Sistem Digital-Modul V


7

Rangkaian Sekuensial

Dalam penerimaan untuk mendapat data keluar dari register, data harus
digeser keluar dengan serial  dapat dilakukan dengan merusak atau tidak
merusak. Jika merusak output susunan yang dapat dibaca (destructive readout),
data asli hilang dan pada akhir putaran data, semua flip-flop di-reset
pada nol. Untuk menghindari kehilangan data, suatu susunan pembacaan yang
tidak merusak (non-destructive-reading) dapat dilakukan dengan menambah dua
gerbang AND, sebuah gerbang OR dan sebuah inverter pada sistem. Berikut
gambar rangkaiannya :

 SIPO (Serial In-Paralel Out)


Pada register SIPO bit-bit data dimasukan secara serial dan output pararel
secara simultan. Berikut gambar rangkaian dari SIPO :

Praktikum Sistem Digital-Modul V


8

Rangkaian Sekuensial

 PISO (Parallel In-Serial Out)


Register PISO memiliki karakteristik sebagi register yang dapat
mengkonversi input data pararel menjadi input data serial, dengan menggeser
input satu-persatu. Berikut gambar rangkaiannya :

 PIPO (Parallel In-Parallel Out)


Pada Register PIPO Bit-bit data muncul pada keluaran-keluaran paralel
secara mendadak mengikuti masukan yang simultan dari bit-bit data. Semua data
muncul secara pararel saat di-clock. Berikut gambar rangkaiannya :

Bidirectional Shift Registers


Register ini merupakan register geser dua arah yaitu data yang disimpan dalam
register dapat digeser kekiri ataukah kekanan. Setiap operasi geser kanan memiliki efek
secara berturut-turut membagi bilangan biner dengan dua. Jika operasi berkebalikan
(geser kiri), hal ini memiliki efek perkalian bilangan dengan dua. Berikut gambar
rangkain yang menggambarkan Bidirectional Shift Registers :

Praktikum Sistem Digital-Modul V


9

Rangkaian Sekuensial

Counter
Counter merupakan sekelompok flip-flop yang disusun sedemikian rupa yang
mampu melakukan pencacahan output dengan sinkronisasi dari clock.

State Diagram
Jenis-jenis angka pada counter :
 Pencacah modulo 4
 Pencacah modulo 8
 Pencacah modulo 10 dst.

Macam-macam Counter
 Up Counter  Menghitung / mencacah input dari pulsa dari yang terendah
menuju yang tertinggi sampai batas yang ditentukan.
 Down Counter  Adalah kebalikan dari up counter yakni menghitung atau
mencacah bilangan angka tinggi menuju bilangan rendah.
 Up-Down Counter  kombinasi dari up conter dan down counter

Dalam pembuatan counter hal penting yang harus diperhatikan adalah next state
dari sebuah ouput yang harus dihasilkan. Sesuai dengan diagram diagram state diatas

Praktikum Sistem Digital-Modul V


10

Rangkaian Sekuensial

(counter-up modulo 8), kita dapat menentukan perjalanan output-ouput yang dihasilkan
yaitu mulai dari 000001010011100101110111000.
Berikut contoh dari rangkaian Up-Down Counter modulo 5 dengan flip-flop JK :

S S S
J Q J Q J Q
CP _ CP _ CP _
K Q K Q K Q
5V R R R

5V

Referensi :
1. Mano, M. and Prentice Hall. 2002. Digital Design. New Jersey.
2. Mismail, Budiono. 1998. Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : ITB

Soal Pendahuluan
1. Implementasikanlah rangkaian SISO, SIPO, PISO, PIPO dan Bidirectional Shift
Registers pada software simulasi rangkaian digital circuit maker dengan empat
buah flip-flop atau memori penyimpanan!

Pelaksanaan Praktikum
1. Tools Praktikum
Tools yang digunakan untuk melakukan praktikum pada modul ini adalah
circuit maker 5.0 yang digunakan untuk melakukan simulasi rangkaian pada soal
pendahuluan sesuai dengan konsep yang telah dijabarkan.

Praktikum Sistem Digital-Modul V


11

Rangkaian Sekuensial

2. Praktikum
Untuk mengerjakan soal pendahuluan yang ada diatas, adapun langkah-
langkah yang harus dilaksanakan adalah :
1. Bukalah aplikasi circuit maker 5.0 pada computer masing-masing.
2. Untuk menggunakan rangkaian flip-flop, klik Devices  Browse,
maka akan muncul sebuah jendela baru yaitu jendela Device Selection.
3. Pilih Digital basics pada Mayor Device Class dan pilih Flip-flops
pada Minor Device Class dan tentukanlah flip-flop yang anda ingin
gunakan pada Device symbol.
4. Setelah menentukan flip-flop yang digunakan, langkah selanjutnya
adalah menyusun rangkaian sesuai dengan konsep dan teori dasar.
5. Setelah berhasil menyusun lalu lakukan simulasi rangkaian dengan
klik

6. Semua rangkaian dapat dibuat dalam satu worksheet dengan kata lain
dapat diuji secara bersama-sama dan tidak perlu membuat banyak
worksheet circuit maker.

Soal Modul

A. Kelompok Ganjil :
1. Jelaskan secara detail konsep istilah-istilah berikut ini :
a. Flip-flop.
b. Register Geser.
c. SISO (sertakan contoh implementasi).
d. PISO (sertakan contoh implementasi).
e. Bidirectional Shift Registers (sertakan contoh implementasi).
f. Ring Counter.
g. Ripple Counter.
Sertakan penjelasan anda dengan contoh-contoh, semakin lengkap pemaparan
konsep akan semakin bagus.

Praktikum Sistem Digital-Modul V


12

Rangkaian Sekuensial

2. Buatlah rangkaian counter up-down modulo 11 dengan menggunakan flip-flop


JK, rangkaian memiliki karakteristik counter up untuk bilangan ganjil dan counter
down untuk bilangan genap!
3. Sebuah hotel yang berlantai 15 direncanakan akan dibuatkan lift. Layaknya
sebuah lift, lift itu bisa naik dan turun. Akan tetapi, lift ini dilengkapi dengan
pemercepat, jika pemercepat bernilai 0, maka lift akan bergerak 1 lantai per-detik
(per-hentakan), jika pemercepat bernilai 1, maka lift akan bergerak 3 lantai
perdetik. buatlah simulasinya dengan flip-flop D.

Catatan :
1. Untuk soal nomor 2 dan 3 jawaban soal tidak hanya
berupa rangkaian saja, melainkan juga menyertakan
analisis dan dokumentasi perancangan rangkaian.
2. Persiapkan file softcopy rangkaian (.ckt) untuk
keperluan demo.

B. Kelompok Genap :
1. Jelaskan secara detail konsep istilah-istilah berikut ini :
a. Flip-flop.
b. Register Geser.
c. SISO (sertakan contoh implementasi).
d. PISO (sertakan contoh implementasi).
e. Bidirectional Shift Registers (sertakan contoh implementasi).
f. Ring Counter.
g. Ripple Counter.
Sertakan penjelasan anda dengan contoh-contoh, semakin lengkap pemaparan
konsep akan semakin bagus.

Praktikum Sistem Digital-Modul V


13

Rangkaian Sekuensial

2. Buatlah rangkaian counter up-down modulo 16 dengan menggunakan flip-flop


JK, rangkaian memiliki karakteristik counter up untuk bilangan genap dan counter
down untuk bilangan ganjil!
3. Sebuah hotel yang berlantai 10 direncanakan akan dibuatkan lift. Layaknya
sebuah lift, lift itu bisa naik dan turun. Akan tetapi, lift ini dilengkapi dengan
pemercepat, jika pemercepat bernilai 0, maka lift akan bergerak 1 lantai per-detik
(per-hentakan), jika pemercepat bernilai 1, maka lift akan bergerak 2 lantai
perdetik. buatlah simulasinya dengan flip-flop D.

Catatan :
1. Untuk soal nomor 2 dan 3 jawaban soal tidak hanya
berupa rangkaian saja, melainkan juga menyertakan
analisis dan dokumentasi perancangan rangkaian.
2. Persiapkan file softcopy rangkaian (.ckt) untuk
keperluan demo.

Laporan
Laporan diketik rapih pada kertas A4 dan dikumpulkan pada waktu yang telah
ditentukan.
Format Penulisan Laporan :
 Font Tulisan : Times New Roman 12 pt
 Font Source Code : Courier New 10 pt
 Line Spacing : Single
 Margin : 4, 3, 3, 3 (left, top, right, bottom)
 Isi Laporan :
BAB I LANDASAN TEORI
BAB II PERMASALAHAN
BAB III PEMBAHASAN

Praktikum Sistem Digital-Modul V

Anda mungkin juga menyukai