Anda di halaman 1dari 2

NAMA: THALITA ANVYESTI

MATKUL: ETNO ARKEOLOGI

PERANA DAN FUNGSI WANITA DALAM INDUSTRI LOGAM DI YOGYAKARTA


DAN JAWA TENGAH: STUDI ETNOARKEOLOGI
REVIEW
1. Pengantar
Bukti pembagian kerja antara laki-laki dengan wanita yang berjalan dengan
sempurna, yang dilakukan sejak masa prasejarah hingga kini, antara lain, ialah dalam
kegiatan pembuatan gerabah dan dalam kegiatan pertanian.
Kemajuan dalam bidang teknologi yang lebih banyak berkembang pada masa-masa
berkutnya, misalnya Masa Indonesia Klasik (Hindu-Budha). Berbagai inovasi yang
terjadi, baik dalam teknik pembuatan maupun bentuk barang-barang yang dihasilkan
merupakan suatu revolusi yang membawa kemajuan di berbagai bidang. Pada masa ini
para perajin barang-barang logam menjadi kelompok yang menentukan status sosial yang
tinggi dalam masyarakat, diberikan masih dapat dilihat di Bali saat ini (Kartoatmodjo,
1987:
Adanya sistem pembagian kerja, baik berdasar umur mau pun jenis kelamin sangat
memacu dan mendukung perkembangan yang terjadi dalam persetujuan inl, peran kaum
perempuan sepuluh-tunya tidak bisa dikesampingkan.

2. Metodologi
Minimnya pengetahuan tentang peran wanita pada masa lalu, antara lain, dise babkan
oleh adanya perbedaan antara budaya materi dengan aspek orientasi yang mendasarinya.
Kesenjangan semacam ini sangat mungkin terjadi mengingat tidak seua manusia akan
menghasilkan sisa materi (Collins, 1979: 29).
Pen dekatan yang dilakukan untuk mendapatkan argumen penghubung bagi
pengungkapan 'celah-celah' pengetahuan tentang masa lalu inilah yang dikenal dengan
nama etno-arkeologi
3. Wanita Dalam Industri
Dapat dipercaya bahwa jika tidak dalam adaan menerima ', tenaga kerja wanita dalam
industri logam tradisional dianggap kurang layak. Pada alasan umum diaju kan adalah
halangan kodrati untuk wanita (menikah, menerima, mengasuh anak, dan urusan rumah
tangga lainnya). yang dapat meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, meski daPat
menerima wanita dalam ko-munitas industri logam, biasanya mereka ditempatkan pada
bagian-bagian yang sesuai dengan kondisinya. Pemilihan tempat atau kedudukan ini jelas
sangat memprovokasi peran dan fungsi wanita dalam manajemen industri logam secara
keseluruhan.
Hal ini berkaitan dengan pertimbangan kemampuan fisik, halangan kodrati / biologis
dan pekerjaan yang lebih membutuhkan 'rasa wanita dalam proses produksinya. Secara
teoritis, perempuan dalam pembangunan yang implikasinya dapat digunakan dalam
pembangunan, khususnya di bidang tenaga kerja wanita Setidak-tidaknya mewakili tiga
perangkat teori yang dikemukakan, yaltu Teori Neo Klasik, Teori Segmentasi Pasar
Tenaga Kerja, dan Teori Jenis Kelamin atau Feminis
Teori Neo Klasik menekankan pada variabel sebagai variabel yang memengaruhi
produktivitas tenaga kerja dan meningkatkan tenaga kerja. Hal yang mempengaruhi
variabel itu antara lain, kekuatan fisik, tanggung jawab rumah tangga, pendidikan,
pelatihan, jam kerja, absentisme, dan perjuangan tenaga kerja meningkatkan pekerjaan
perempuan lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja wanita.
Teori segmentasi pasar tenaga kerja menekankan pada faktor-faktor yang ber-
hubungan dengan struktur pasar tenaga kerja yang membedakan antara tenaga kerja pria
dan wanita yang tersalur melalui segmen-segmen pasar tenaga kerja yang bersifat
kompetitif di atas dasar kualitas hu pekerja yang firm-specific dan stabilitas da- ini
memberikan konsekuensi pengusaha bersedia memberikan penawaran upah tenaga kerja
wanita sehingga mereka cen- terpisah satu sama lain.
Teori gender atau feminist memusatkan perhatiannya untuk menjelaskan bahwa ke-
dudukan wanita yang kurang beruntung da- lam pasar tenaga kerja berkaitan erat de- ngan
kedudukannya dalam rumah tangga atau keluarga. Kedudukan ini merupakanı bagian yang
tidak terpisahkan dari kese- luruhan sistem sosial yang menempatkan wanita dalam
kedudukan yang lebih rendah daripada pria.
dengan demikian, pendekatan teoritik terhadap studi tentang peranan dan fungsi
dalam masyarakat (teori gender atau femi dapatan keluarga.
4. Kesimpulan
Secara keseluruhan peranan wanita da lam industri logam tradisional masih berada
dalam tingkat yang lebih rendah dibanding kan dengan kedudukan pekerja pria. Ba nyak
tahap pekerjaan yang memerlukan kerja berat/kasar sehingga hanya pekerja pria yang
dapat menyelesaikannya. Jenis pekerjaan yang ditangani oleh kaum wanita dalam industri
logam tradisional meliputi pekerjaan yang ringan.
Berdasarkan kerangka kerja etnoarkeo- logi, dalam hubungannya dengan lingkup
strategis yang berhubungan dengan tujuan penciptaan model, maka ada beberapa hal yang
dapat disarikan dari peneilitian ini. Per tama. upaya pengungkapan peran dan fungsi
wanita dalam industri logam tradisio nal harus memperhatikan beberapa varia bel, di
samping variabel teknologi itu sen diri. Beberapa variabel yang dimaksud, an tara lain,
variabel sosial, ekonomi, dan budaya, yang ketiganya saing terkait seba- gai satu sistem.
Hal ini berarti bahwa pene litian serupa, baik terhadap masyarakat tradisional maupun
terhadap kasus arkeo logi, perlu memperhatikan variabel-variabel sebagaimana terungkap
dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai