Anda di halaman 1dari 3

Nama: Thalita Anvyesti M

NIM: 195110807111023

REVIEW
PAHLAWAN BELIA

1. Bertemu Banyak Orang di Bandara

Seperti hal nya 'datang tak berjemput, pulang tak diantar' yang berarti tidak ada pekerjaan yang
dilakukan semestinya. Ada kelompok luar dibalik pagar, dunia rakyat kecil menunggu ditemui orang
baru dan mereka berkerumunan di tengah terik panas matahari, Mereka menatap tanpa ekspresi
-dengan penuh lekat- kepada para pendatang yg mendekat. Mereka datang untuk menjemput dan
mengantar tamu mereka sampai tujuan. Serta ada kelompok yang berada di ruangan ber-AC,
dengan kaca gelap, dan bisa melihat pemandangan indah yang bermandikan langit matahari.
Mereka lalu lalang datang pergi dengan sikap mencekam, kaku, dan bisu mengintimidasi semua
orang yang menunggu dibalik pagar.

Kerumunan dibalik pagar tersebut begitu menantikan tamu mereka di balik bahu para pendatang
karena begitulah cara seseorang menemukan tempatnya di Jakarta. Seperti cerita "Ketika Kakek
Datang", kakek tersebut yang sebelumnya merasa kehadiran nya terhapus kerumunan di balik
pagar tersebut mulai bahagia ketika keluarga beliau berada diantara mereka. Ketika cucu memeluk
kakek tersebut, hanya bahasa isyarat yang mewakilkan bagaimana beratnya rindu. Demikian orang
yang berkumpul di luar bandara, semua pendatang yang tak dikenal tidak mereka hiraukan karena
pikiran mereka masing-masing hanya untuk orang yang membuat mereka datang menunggu.
Adapun orang-orang yang dibalik pagar adalah para pencari nafkah yang menyambut pengunjung
yang tidak dijemput.

2. Mengunjungi Teman Teman atau Bagaimana Mengembara di Jakarta

Dalam Kisah Arjuna Mencari Cinta, arjuna siswa SMU menggunakan mobil dinas Toyota milih papi
nya berkeliling Jakarta bagai "remaja-remaja istimewa" bersama teman-teman cewe yang membuat
dia merasa seorang pangeran. Arjuna senang karena dengan membawa mobil Toyota tersebut, dia
merasa memiliki wibawa karena bisa menunjukkan leluasa nya dia menggunakan barang
pemerintah untuk kepentingan pribadi. Adapun cerita narator sebagai pendatang, kakak beradik
Eko dan Endi, Ibu serta istri-istri mereka. Dalam satu mobil Honda yang ditumpangi mereka
berenam, prioritas untuk mengantar jemput ada pada Ibunya. Hal ini bisa dibuktikan bahwa mereka
disana untuk mengantar jemput hanyalah kebetulan. Mereka akan memprioritaskan kerabat atau
keluarga sendiri daripada orang yang tidak dikenal.

Sebenarnya tidak ada pemisahan pasti antara dunia resmi dan rakyat kecil yang menunggu di depan
bandara, karena dibalik kerumunan itu terdapat lapangan luas dengan mobil banyak yang terjejer.
Mobil tersebut selain menjadi mobil pribadi, adapun mobil sewaan, milik ipar, tetangga, mobil
dinas, atau mobil kantor temannya. Menetap di Jakarta haruslah pandai dalam mempertimbangkan
banyak hal dari hubungan sosial dan budaya.

3. Di Jalanan

Dari cerita Perampok dan Pencopet, bisa disimpulkan bahwa sangat bahaya untuk berada diluar
jangkauan kerabat atau keluarga. Setiap orang memiliki self defense mechanism masing-masing
sehingga orang-orang yang tidak dikenal dapat melakukan hal yang tidak terduga, seperti perampok
yang berusaha menyandera gadis kecil yang ternyata bosa menjadi pencopet pistol dadakan. Adapun
juga seperti cerita Suatu Siang di Atas Bus, Susi Cucu Kakek, cerita pedagang kaki lima, dan kisah
turis Australia yang dirampok di hari pertama. Jalanan di Jakarta sangat berbahaya dan keras. Panas
matahari di Jakarta memungkinkan terjadinya aneka interpretasi dan tanggapan sosial yang
bermacam-macam. Orang Jakarta dalam mobil mereka tak kunjung heti berkeliling menyusuri peta
perjalanan kontruksi mental dan memerankan peran secara hirarki dalam suatu jaringan. Namun
semua orang akan istirahat dan aman ketika sudah memasuki rumah mereka masing-masing dimana
kasih sayang dan keluarga menyambut.

4. Lingkungan Keluarga

Gambaran "keluarga" di Jakarta disebut "keluarga" urban kontemporer. Anggota keluarga tidak
terbatas pertalian darah namun juga relasi sosial yang punya cara sendiri untuk membedakan diri
dengan orang asing. Semua jenis hubungan relasi sosial menjadi penentu jika mereka terikat jaringan
"keluarga". Jaringan keluarga memiliki aturan nya sendiri yang menjadi mekanisme kontrol atas
anggota nya. Jaringan tersebut terus menerus dibentuk dan diperluas sehingga tidak ada seorang pun
yang hidup tanpa mengandalkan hubungan jaringan "Keluarga" tersebut. Dalam jaringan "keluarga",
sengketa anggota diputuskan oleh peraturan tidak tertulis dan tidak menggunakan sistem peradilan.
Jika anggota jaringan keluarga mengambil uang anggota lain, makahal itu bisa disebut pinjaman,
buka merampok atau mencopet.

Menurut saya, saya setuju dengan jaringan "keluarga" yang dimaksudkan di buku tersebut. Karena
memang lah betul bahwa relasi sosial yang luas dan cukup intens akan memberikan kemudahan-
kemudahan tertentu dalam menjalani hidup. Oleh karena itu dengan bersekolah, berkuliah, mengikuti
kegiatan, akan menemukan banyak relasi sosial yang akan sangat membantu ketika misal sedang
mengalami kesusahan.

Anda mungkin juga menyukai