! " # $ %
Sonny Ogawa
Sell
Training?Switch to selling
live online courses
Populer Post
Home Pendekar Rajawali Sakti Kitab Pelebur Jiwa
Pendekar Buta
Buuuk!
“Cieeet...!”
Brooot...!
“Heaaa...!”
Wuuut! Tap!
“Tapi....”
“Lalu...?”
“Ha ha ha...! Kalau bukan dia yang hancur, tentu kau yang
mati. Sudah kukatakan, ilmunya sangat tinggi. Tapi jika kau
membiarkannya tentu akan banyak korban yang berjatuhan.
Padahal, kau yang diinginkannya. Kalau orang-orang mati di
tangan musuhmu itu, bukankah kau harus menanggung-
dosa mereka?”
“Jadi...!”
*******************
Sang Maha Tunggal menciptakan di dunia ini serba
berpasang-pasangan. Ada siang, ada pula malam. Ada laki-
laki, dan ada pula perempuan. Begitu pula sifat-sifat yang
diciptakannya. Ada baik, ada jahat. Ada iri, ada pula pasrah
apa adanya. Ada duka, ada pula suka. Demikian pula yang
terjadi pada manusia.
*******************
“Kakek...! Kek...!”
DUA
Wuuut...!
“Uts...!”
Bruk! Bruk!
Buk!
Kiah...!
Wut! Wut!
Set! Set!
Glaaar!
“Hei, ada apa dengan kau ini, Ki?” tanya Subali sambil
tersenyum-senyum.
Barulah laki-laki tua itu menarik napas lega. “Oh, aku kira
Tuan-tuan kawan dari iblis itu. Kalau begitu selamatlah aku,”
desah laki-laki tua itu.
“Aku hanya menuruti apa yang kau anggap baik saja. Mari
kita pergi!” ajak Indrajit.
********************
Bret! Bret!
“Auuu...!” Sitoresmi menjerit-jerit, manakala pemuda
bertelanjang dada ini merobek-robek pakaian yang melekat
di tubuhnya. Dalam beberapa kejapan saja, gadis itu sudah
dalam keadaan telanjang.
Praaak!
********************
TIGA
“Lalu?”
Duuuk!
“Yang satu ini lain. Namanya, Bara Genta. Kurasa tidak ada
hubungan apa-apa dengan Genta si bajak laut. Lagipula,
orang yang sudah mati mustahil hidup kembali!” sanggah
Indrajit.
********************
Wuuut!
Pendekar Rajawali Sakti cepat menghindar begitu melihat
beberapa sinar keperakan meluncur ke arahnya. Seketika
tubuhnya mengegos seraya berputar.
Crep! Crep!
“Persetan! Heaaa...!”
Desss!
Glar! Glaaar!
“Hiaaa...!”
Tuk! Tuk!
“Gadis...?”
********************
“Ayah! Kurasa semua itu tidak ada gunanya. Jika dia datang,
tentu semua kamar akan digeledahnya. Mungkin lebih baik
jika besok pagi aku mengungsi ke rumah Paman.
Tampaknya, Desa Pacitan tidak diganggu pemuda itu.”
Tok! Tok!
Brak! Brak!
Plak!
Desss!
LIMA
Plak! Tap!
Dhak!
Blaaar!
Wuuut! Wueees!
Glar! Glaaar!
Blar! Blaaar!
Blaaar...!
Glaaar!
Jleees!
********************
“Sulit mencari tabib di Pasir Molek ini. Tapi, nanti aku dapat
memerintahkan orang-orang di sini untuk
mengusahakannya.”
ENAM
Pendekar Rajawali Sakti jadi tak enak hati. Dia merasa yakin
pastilah sejak tidak sadarkan diri, gadis ini yang telah
mengurusnya.
“Tentu saja berkat Kitab Pelebur Jiwa. Tentu kau tidak tahu
kekuatan Iblis Hitam yang menguasai kitab itu,” jelas Ki
Suta.
“Lalu...?”
“Kau tidak boleh putus asa! Dia adalah musuhmu. Dan kau
harus bisa mengatasi persoalan yang dihadapi,” ujar Ki
Renta Alam, tegas.
“Lalu...?”
“Rangga! Ada satu hal lagi yang perlu kau ketahui,” bisik Ki
Renta Alam.
“Kenapa?”
TUJUH
Wajah Pendekar Seruling Perak dan Pendekar Beruang
Merah seperti tomat matang. Tiba-tiba Abiyasa menerjang
ke depan, melakukan serangan cepat dengan
mengandalkan jurus-jurus andalan. Bara Genta tertawa
menghadapi serangan Pendekar Seruling Perak. Ketika
tangan kanan lawannya meluncur deras ke arah dada, dia
sama sekali tidak menghindar. Sehingga....
Buuuk!
Duuuk!
Blaaar!
“He he he...!” Sungguh sial bagi Pendekar Beruang Merah.
Karena hawa panas yang menghantam, hanya membuat
pemuda berkulit gelap itu terjengkang sambil tertawa-tawa.
Secepatnya Pembegal Jagad berdiri. Secepat itu pula
tenaga dalamnya dikerahkan ke bagian tangan.
Glaaar!
Trak!
Duk! Duk!
Krak! Krak!
Buuuk!
Blar!
********************
“Tahu apa?”
“Kakang...!”
“Hmmm...”
Sepasang mata Anggraini yang bening memandang penuh
rasa kagum pada pemuda di samping. Dalam jarak yang
demikian dekat, bau harum gadis ini semakin bertambah
tajam.
“Tapi...!”
“Kurasa iblis itu yang harus kita cari!” desis Si Gila Ketawa.
Set! Set!
Crap!
“Aaa...!” Terdengar teriakan kesakitan dari Si Gila Ketawa.
Sepasang Pendekar Gendeng segera berbalik. Ternyata,
punggung sahabat mereka telah tertembus kayu runcing
yang tampaknya dilemparkan dengan tenaga dalam tinggi.
Begitu cepatnya, membuat Si Gila Ketawa tak mendengar
desir angin serangan dari belakangnya.
Set! Set!
Cap! Cap!
“Ha ha ha...! Ada saja orang yang minta mati dengan datang
kemari. Siapa kalian?” tanya sosok yang ternyata seorang
pemuda berkulit legam.
Bukkk!
Trek! Treeek!
DELAPAN
Cres!
Praaak!
Braaak!
Wuuut! Blaaar!
Duk!
“Hiyaaa...!”
“Ciaaat...!”
Bum! Buuum!
Wuuut! Plak!
Sring!
Cres!
Tap!
Wusss...!
Bruk!
Sring!
Jrooos!
“Haaargkh...!” Iblis Hitam penghuni Kitab Pelebur Jiwa
menjerit keras saat wujudnya tertusuk senjata Rangga.
Tubuhnya kontan terbakar. Pada saat yang sama, kitab di
tangan Si Bayang-Bayang terbakar.
Buuum!
SELESAI
2 1 0 0 0
) Previous Next (
Gerombolan Samurai Hitam Titah Sang Ratu