OLEH :
EKA HARDIYANTI SAFITRI
P1908084
Asam urat merupakan jenis penyakit yang menimbulkan rasa sakit yang
sangat menyakitkan yang disebabkan penumpukan kristal dipersendian dan hal
ini diakibatkan oleh tingginya kadar asam urat didalam tubuh. Normalnya, asam
urat larut dalam darah dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Asam urat
merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari
daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau
dari penguraian senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal,
feses, atau keringat (Sustrani, 2007).
Gout Artritis (asam urat) adalah asymmetrik (monoarticular) yang
berhubungan dengan hyperurisemia, peradangan 4 ini biasanya mempengaruhi
persendian perifer, yang disebabkan oleh deposisi crystal urate monosodium
(Revves, 2004).
Asam urat adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar asam
urat dalam darah (akibat gangguan metabolisme dari makanan yang mengandung
protein purin). Normalnya nilai asam urat Wanita : 3,4 – 7 mg/dL , Pria : 2,4 –
5,7 mg/dl.
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan
hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah
satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara
alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari
sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacangkacangan) atau pun
hewan (daging, jeroan, ikan sarden). (Indriawan,2009).
Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara
berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat
berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat
menumpuk dipersendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal
dari tubuh makhluk hidup. Kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan
bagian dalam pembuluh darah) koroner. Karena itu siapapun yang kadar asam
uratnya tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak
merembet ke organ-organ tubuh yang lain.
Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut biasanya
bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala
pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi
yang terserang yang terjadi mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang
dari 24 jam. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi
pangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi artritis terutama pada
sendi perifer dan jarang pada sendi sentral
B. ETIOLOGI
Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam
urat menjadi semakin tinggi.
2. Makanan yang dimakan mengandung purin yang tinggi
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam tubuh.
Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin. Jenis
makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan kaleng, dan
kaldu daging.
3. Obesitas
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat me¬nyebabkan asam urat.
Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang gemuk
menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Selain itu, bisa juga
dikarenakan orang yang obesitas tidak memperhatikan pola makannya.
Sehingga kemungkinan besar makanan yang terlalu banyak dikonsumsinya
adalah makanan yang mengandung zat purin tinggi.
4. Kurang mengkonsumsi air putih
Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh dan
alkohol juga mempunyai kandungan zat purin yang tinggi.
C. PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar asam urat yang melebihi batas normal dalam serum
menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat sehingga kristal asam urat
mengendap dalam sendi, akhirnya terjadi respons inflamasi dan diteruskan
dengan terjadinya serangan gout. Serangan yang berulang-ulang, penumpukan
kristal monosodium urat (thopi) akan mengendap dibagian sendi sendi yang
dingin seperti ibu jari kaki, pangkat jari kaki, pergelangan kakai, lutut, tangan,
siku, bahu dan lain – lain,akibat penumpukan asam urat yang terjadi secara
sekunder dapat menimbulkan nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai
penyakit ginjal kronis (Nyoman, K. 2009. Asam Urat. Yogyakarta: B First.).
Jika kadar asam urat itu berlebihan, ginjal tidak akan sanggup
mengaturnya sehingga kelebihan itu akan menumpuk pada jaringan dan sendi.
Otomatis ginjal jika akan mengalami gangguan kandungan asam urat yang tinggi
menyebabkan nyeri dan sakit yang amat kuat pada persendian, jika sudah sangat
parah penderita sudah tidak bisa jalan.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari
mengalami pergerakan
E. KOMPLIKASI
Menurut Vitahealth tahun 2005 dalam Kertia tahun 2009, komplikasi yang dapat
terjadi akibat peningkatan asam urat dalam darah adalah:
1. Penyakit batu ginjal
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan mengendap di ginjal
dan berupa kristal dan batu.
2. Munculnya benjolan benjolan tophi
3. Kerusakan pada sendi
Kristal – kristal asam urat yang terus menumpuk dan membentuk tofi di
dalam sendi semakin lama bisa merusak sendi.
4. Gangguan pada ginjal
Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal sehingga merusak
ginjal.
F. PENATALAKSANAAN
Menurut Herliana tahun 2013, beberapa pengobatan penderita Asam urat adalah:
1. Lakukan diet
Yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun.
Biasanya obat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian sendi
yang sakit.
c. Obat imunosupresif
Berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang digunakan karena
efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan penyakit kanker
dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.
d. Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral
yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan mineral
dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayaran segar yang
berwarna hijau atau orange, seperti wortel.
e. Obat pengubah perjalanan penyakit artritis reumatoid. Obat ini harus
a. Susu
b. Telor
c. Keju
d. Buah – buahan
H. PENCEGAHAN
1. Banyak konsumsi air minum
3. Konsumsi sayuran dan buah yang tinggi vitamin C : jeruk, strawberry, buah
Buku Ajar Muhammad, As’Adi. (2011). Waspadai Asam Urat. Yogyakarta: Diva
Press
Ihwandi , Sue C, at al.2012. Penyakit asam urat dan pencegahnnya edisi 8
vol. Jakarta: EGC
Rencana Asuhan Keperawatan volume 2 Gout Atrhitis. Smeltzher 110
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
TN.K DENGAN HIPERTENSI
A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. DATA UMUM
a. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. M
b. Umur KK : 78 thn
c. Alamat dan telepon : Kelian dalam RT.03
d. Pekerjaan kepala keluarga : Tidak bekerja
e. Pendidikan kepala keluarga : SLTP
f. Komposisi keluarga :
No. Nama Anggota Keluarga Hubungan L/P Umur (th) Pendidikan Pekerj
aan
1. Ms. Zaini Kepala L 78 th SLTP wiraswast
keluarga a
2. Ernawati Istri P 42 th Tamat SD IRT
g. Genogram:
3. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah: Kondisi rumah keluarga saat ini, memiliki jenis rumah
semi permanen, dimana ventilasi rumah klien sudah cukup baik, dimana
terdapat 42jendela, keadaan pencahayaan sendiri cukup terang, keadaan di
dalam rumah cukup rapi.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW: posisi rumah berada
dipertengahan desa daerahnya cukup ramai terdapat rumah tetangga
disamping kanan kiri maupun belakang rumah, tetangga sangat ramah dan
saling menyapa satu sama lain, mengatakan dilingkungan daerah sini sudah
seperti keluarga sendiri.
c. Mobilitas geografis keluarga: Ny.E mengatakan bahwa keluarganya sudah
lama tinggal di RT.03, dimana transportasi yang digunakan keluarga untuk
beraktivitas atau bekerja adalah jalan kaki dan motor.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: Ny.E mengatakan
interaksi dengan masyarakat maupun dengan keluarga berkomunikasi
dengan baik walaupun sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
e. Sistem pendukung keluarga: Ny.E menyebutkan tetangga nya selalu
mendukung dan membantu jika mendapat musibah. Dari segi formal
(kesehatan) Ny.E rajin melakukan pengecekan rutin kepuskesmas maupun
puskesmas bantuan terdekat.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga: Ny.E mengatakan di dalam keluarganya
mengutamakan sistem musyawarah, untuk memecahkan masalah namun
musyawarah yang dilakukan hanya ketika keluarga memiliki masalah yang
harus dipecahkan.
b. Struktur kekuatan keluarga: Ny.E mengatakan suaminya dan dirinya yang
berperan penting dalam mengambil keputusan dalam keluarganya.
c. Struktur peran (formal dan informal):
Secara struktur peran formal : Dari segi struktur peran formal ibu
memenuhi tanggung jawabanya sebagai kepala keluarga akan tetapi jika
terdesak anak anaknya dapat menjadi (ibu) atau kepala keluarga.
Secara struktur peran informal : Tidak ada anggota keluarga yang tidak
berperan dalam anggota keluarga, setiap anggota keluarga berperan
sesuai perannya masing-masing.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif: Keluarga selalu mendukung anggota keluarganya saat
mengalami masalah terutama kesehatan, masalah sosial, maupun masalah
pendidikan
b. Fungsi sosial: Ny.E mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan
tetangga dan masyarakat sekitar.
c. Fungsi perawatan kesehatan: Ny.E mengatakan rutin menggunakan sarana
kesehatan untuk melakukan pemeriksaan rutin.
d. Fungsi reproduksi: Ny.E menyebutkan memiliki 2 anak berjenis kelamin laki
e. Fungsi ekonomi: Ny.E menyatakan penghasilan rata-rata Rp 1.200.000,00-
2.500.000,00 Ny.S mengatakan penghasilannya cukup untuk menghidupi
kehidupan sehari-hari keluarganya.
8. HARAPAN KELUARGA
a. Tempat/bulan/tahun: Ny.E mengatakan harapan keluarganya adalah
terpenuhinya ekonomi dan kebutuhan sehari–hari dalam keluarganya, selain
itu Ny.E mengharapkan keluarganya dapat sehat dan terbebas dari berbagai
penyakit
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
I Data obyektif:
Data Obyektif :
96 x /menit
36 °C
20 x /menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi
1 1. Sifat masalah :
- Ancaman 3 1 1.5
- Tidak/kurang 2
sehat
1
- Krisis
2. Kemungkinan
untuk diubah : 3 2 2.5
- Dengan mudah 2
- Hanya sebagian
1
- Tidak dapat
3. Potensi dicegah :
- Tinggi 3 1 1.5
- Cukup 2
- Rendah 1
4. Menonjolnya
masalah :
- Segera ditangani 3 1 1.5
- Tidak segera
2
ditangani
- Tidak dirasakan 1
2 1. Sifat masalah : 1
2. Kemungkinan untuk 2
diubah :
3. Potensi dicegah : 1
4. Menonjolnya 1
masalah :
3. Rentang gerak
(ROM) (3)
2 Manajemen kesehatan Setelah Manajemen Respon verbal : 1. Keluarga memahami Edukasi Kesehatan
keluarga tidak efektif dilakukan kesehatan Pasien dan tentang materi yang
Aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan tindakan keluarga bisa diberikan
Definisi : dilakukan :
Kurang memahami perawatan memahami materi 2. Keluarga juga mampu
tentang penyakit yang selama 3 kali Kemampuan yang di berikan. menjelaskan tentang 2.1 Pendidikan kesehatan
diderita nya. kunjungan pada menangani masalah kesehatan serta tentang tentang hipertensi
keluarga Tn. M kesehatan keluarga penyakit yang
dapat memahami dideritanya. 2.2 Jelaskan faktor risiko yang
secara optimal untuk
tentang dapat mempengaruhi kesehatan
memulihkan kondisi
kesehatan pada kesehatan anggota
2.3 Ajarkan perilaku hidup sehat
keluarganya.
keluarga. untuk mencegah hipertensi
Selama
2.4 Anjurkan untuk melakukan
1×20menit,didaptka
aktivitas fisik yang
n hasil kriteria : sederhana tapi rutin
1. Kemampuan
menjelaskan
masalah
kesehatan yang
dialami (5)
2. Aktivitas
keluarga
mengatasi
masalah
kesehatan
dengan tepat (4)
3. Tindakan untuk
mengurangi
faktor resiko (5).
3 Resiko infeksi berkaitan Setelah Tingkat infeksi Respon verbal : 1. Keluarga memahami Manajemen lingkungan
dengan peningkatan dilakukan Pasien dan tentang materi yang Komunitas
Definisi :
paparan organisme tindakan keluarga bisa diberikan
Aktivitas-aktivitas yang
patogen lingkungan perawatan Derajat infeksi memahami materi 2. Keluarga juga mampu
dilakukan :
(covid-19) selama 3 kali berdasarkan yang di berikan menjelaskan kembali
kunjungan pada observasi atau dan dapat terkait materi yang 3.1 Identifikasi faktor risiko
keluarga Tn. M sumber informasi. mengubah prilaku diberikan. kesehatan yang diketahui
dapat memahami kebiasaan cuci 3. Mengubah prilaku
tentang covid-19 Selama tangan di keluarga kebiasaan cuci tangan di 3.2 Promosikan kebijakan
dan penerapan 1×20menit,didapatka keluarga selama masa pemerintah untuk mengurangi
new normal pada n hasil kriteria : pandemi covid-19 risiko penyakit
keluarganya.
1. Kebersihan 3.3 Berikan pendidikan
tangan (5) kesehatan untuk kelompok
2. Kebersihan risiko
badan (5)
3.4 Informasikan layanan
kesehatan ke individu, keluarga,
kelompok berisiko dan
masyarakat
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
O : 140/ 90 MmHg
86 x /menit
36.0 °C
20 x /menit
A : Kurang Pengetahuan
tentang penyakit yang
dideritanya
P : Melanjutkan intervensi
2. Gangguan Kamis, 3 September Pemberian kompres S : Tn. M mengatakan
2020 / 18.00-selesai air hangat untuk
mobilitas fisik mengeluh sulit menggerakan
mengurangi
berhubungan kekakuan pada sendi tangan dikarenakan keram
dengan kekakuan
sendi O:
- Kekuatan otot menurun
- Sendi kaku
- Gerakan terbatas
O:-
P : melanjutkan intervensi,
dan prilaku cuci tangan
Pre planning
Tanggal : Selasa, 1 September 2020
1. Latar belakang
a. Karakteristik keluarga
Keluarga Tn.M berusia 78 tahun dan Ny. E 42 tahun. Kedua kepala keluarga bekerja sebagai
petani dan tipe kedua keluarga adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari suami, istri
dan anak kandung. Tahap perkembangan kedua keluarga adalah tahap VII dengan keluarga usia
lanjut. Adapun kunjungan pertama yang dilakukan hari ini yaitu memberikan intervensi berupa
pendidikan kesehatan terkait asam urat dan hipertensi. Saat pengkajian dilakukan pengecekan
asam urat Tn. M didapatkan 10,8 mg/dl sedangkan Ny. E mengatakan memiliki riwayat
hipertensi dan didapatkan hasil tekanan darah yaitu 140/90mmHg.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn.D dan Ny. E
c. Masalah keperawatan keluarga
1) Defisit pengetahuan terkait penyakit hipertensi dan asam urat
2) Ny. E sering mengkonsumsi garam berlebih dan suka makan-makanan yang pedas dan
bersantan.
2. Proses keperawatan
a. Diagnosa keperawatan keluarga
1) Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit asam urat pada Tn. M
2) Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit hipertensi pada Ny. E
3) Ketidakpatuhan terkait hipertensi dan asam urat pada Ny.E dan Tn. M
b. Tujuan umum
Diharapkan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang dideritanya
c. Tujuan khusus Defisit
pengetahuan :
1) Perilaku sesuai anjuran cukup meningkat
2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan cukup meningkat
3) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi cukup meningkat
Ketidakpatuhan :
4. Kriteria evaluasi
a. Kriteria struktur
1) Penggunaan media yang lengkap dan kondisi tempat yang kondusif
2) Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan
b. Kriteria proses
1) Proses penkes dapat terlaksana sesuai perencanaan
2) Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi selama penkes
c. Kriteria hasil
Peserta penkes dapat menjawab 4 (80%) dari 5 pertanyaan yang diberikan dengan benar
1) Apa pengertian dari hipertensi dan asam urat?
2) Apa penyebab dari hipertensi dan asam urat?
3) Apa tanda dan gejala dari hipertensi dan asam urat?
4) Bagaimana cara mencegah hipertensi dan asam urat?
5) Apa yang harus dilakukan ketika hipertensi dan asam urat?
PRE PLANNING KEPERAWATAN KELUARGA
Hari : Rabu
A. Latar Belakang
Keluarga Tn.D berusia 78 tahun dan Ny.E berusia 42 tahun dimana sudah memasuki usia
lansia. Keluarga Tn. D memiliki tipe keluarga inti. Saat ini di wilayah keluarga Tn.M sedang
mengalami masa pandemi covid-19.
Pada saat pengkajian Ny. D mengatakan khawatir jika anggota keluarga nya akan tertular
oleh virus covid-19 dikarenakan keluarga sering melakukan aktivitas di luar rumah dan pulang
pergi keluar kota sangatta. Walaupun keluarga sudah mendapatkan informasi terkait covid-19 di
berita maupun internet tapi keluarga mereka belum pernah dilakukan penyuluhan secara
langsung oleh tenaga kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa dapat membina hubungan saling percaya dengan keluarga Tn.M
b. Keluarga dan mahasiswa dapat saling percaya selama binaan berlangsung.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memberikan penyuluhan kesehatan terkait new normal sehingga keluarga bias
lebih aman saat beraktivitas di luar rumah.
b. Keluarga dapat memahami penyuluhan yang sudah diberikan dengan baik.
C. Metode Pelaksanaan
Wawancara dan diskusi
NO WAKTU KEGIATAN
1. Pra Interaksi Mengucapkan salam
(5 menit) 1. Perkenalan
2. Membuat kontrak yang akan disepakati
3. Menjelaskan tujuan
4. Memberikan reinforcement positif
2. Interaksi 1. Menjelaskan rencana kunjungan ketiga untuk
(25 menit) melakukan pengkajian pada keluarga.
2. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan
keluarga
3. Menanyakan masalah kesehatan keluarga Tn. D
4. Melakukan promosi kesehatan kepada keluarga
yang terkait dengan pencegahan covid-19 dan
penerapan new normal
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
6. Menjelaskan kembali hal-hal yang belum
dimengerti
7. Menanyakan kembali hal-hal yang di diskusikan
bersama
8. Memberikan reinforcemant positif atas jawaban
keluarga yang benar