FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2020 STUDI KASUS Seorang pengusaha jasa pengiriman melakukan survey untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan frekuensi penggunaan jasa. Faktor- faktor tersebut antara lain: X1 = Keamanan Barang X2 = Penanganan Komplain X3 = Kecepatan Pengiriman X4 = Pelayanan Staf Y = Kelompok pengguna jasa (Kelompok yang jarang dan kelompok yang sering menggunakan jasa pengiriman)
1. Langkah-Langkah Analisis Diskriminasi Menggunakan SPSS
Buka Program SPSS. Lalu pada layar isikan data. Lakukan penyesuaian nama variabel dan angka decimal melalui menu view. Berikut adalah tampilan gambar variabel view.
Gambar 1 Tampilan Variable View
Langkah selanjutnya adalah isikan data yang tersedia pada setiap variabelnya melalui menu view. Berikut ini adalah tampila dari data view.
Gambar 2 Tampilan Data View
Setelah sudah mengisikan data yang tersedia pada data view, dari menu utama pilih analyze>classify>discriminant seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 3 Tampilan Menu Classify-Discriminant
Langkah selanjutnya adalah masukkan variabel Y pada grouping variable dan variabel X1, X2, X3 dan X4 pada kotak independents diisi dengan variabel penjelas. Pada studi kasus disii variabel independents adalah variabel yang tersisa tadi. Kemudian dipindahkan variabel yang tersisa ke dalam independents.
Gambar 4 Tampilan Kotak Dialog Discriminant Analysis
Langkah berikutnya yaitu pada kotak grouping variable dibawahnya terdapat define range kemudian di klik maka akan muncul gambar seperti dibawa ini. Kemudian pada bagian minimum diisi dengan kode terkecil dan maximum diisi dengan kode terbesar dari variabel respon. Pada studi kasus disini, masukkan angka 1 untuk minimum dan 2 untuk maximum. Kemudian klik continue. Gambar 5 Tampilan Kotak Dialog Discriminant Analysis: Define Range Langkah selanjutnya yaitu klik statistics pada kotak dialog discriminant analysis, maka akan muncul gambar seperti dibawah ini. Kemudian pada bagian descriptive ceklis means dan pada function coefficients ceklis di fisher’s dan unstandardized dan klik continue.
Gambar 6 Tampilan Kotak Dialog Discriminant Analysis: Statistics
Langkah selanjutnya adalah klik classification pada kotak dialog discriminant analysis, maka akan muncul seperti gambar dibawah ini. Kemudian pilih all group equal pada kolom prior probabilities. Pada kolom display ceklis dibagian summary table dan leave-one-out classification. Kemudian pilih within-groups dan pada kolom plots pilih territorial map dan klik continue. Gambar 7 Tampilan Kotak Dialog Discriminant Analysis: Classification
2. Output Analisis Diskriminasi Menggunakan SPSS
Gambar 8 Output Group Statistics
Hasil analisis diskriminasi dimulai dengn analisis deskriptif. Pada output diatas terdapat group statistics terlihat bahwa beda rata-rata variabel setia grup dan rata- rata total. Rata-rata ini kalau antar grup berbeda, mengindikasikan bahwa variabel didalamnya berperan dalam mengelompokkan responden. Variabel yang dimaksud adalah keamanan barang (X1), penanganan complain (X2), kecepatan pengiriman (X3) dan pelayanan staf (X4) sedangkan untuk kelompok pengguna sebagai variabel Y. Kasus yang dianalisis terdapat 20 responden. Pada variabel keamanan barang memiliki nilai rata-rata pada kelompok 1 sebesar 1,82 dengan standar deviasi atau penyimpangan sebesar 0,874. Standar deviasi juga merupakan indicator apakah variabel berperan baik sebagai diskriminator ataukah tidak. Sangat baik kalau standar deviasi dalam grup lebih rendah dari standar deviasi total, sebab dalam grup tentu nilai variabel lebih homogen. Semua variabel memenuhi syarat ini, kecuali variabel keamanan barang dimana standar deviasi keamanan barang pada variabel X1 di kelompok 1 lebih tinggi disbanding standar deviasi total.
Gambar 9 Output Group Eigenvalues
Nilai eigenvalues menunjukkn perbandingan varians antar kelompok dengan varians dalam kelompok. Semakin besar nilai eigenvalue berarti semakin besar fungsi diskriminan. Pada tabel eigenvalues terdapat nilai canonical correlation. Canonical correlation digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara besarnya variabilitas yang mampu diterangkan oleh variabel independent terhadap variabel dependen. Dari tabel diatas, diperoleh nilai canonical correlation sebesar 0,402, bila dikuadratkan menjadi (0,402 x 0,402) = 0,1616 artinya 16,16% varians dari variabel dependen dapat dijelaskan dari model diskriminan yang terbentuk.
Gambar 11 Output Wilks’ Lambda
Pada tabel wilks lambda diketahui nilai signifikansi statistics chi square sebesar 0,588 (<0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok responden yang didasarkan pada kedua variabel bebas. Gambar 12 Output Structure Matrix Berdasarkan output structure matrix menunjukkan urutan karakteristik yang paling membedakan keputusan (Y). Output diatas jug menunjukkan adanya korelasi antara variabel-variabel bebas dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Variabel penanganan komplain (X1) memiliki korelasi yang paling tinggi dengan nilai korelasi sebesar 0,575
Gambar 13 Output Functios at Group Centroids
Group centroids merupakan rata-rata nilai diskriminan dari tiap-tiap observasi di dalam masing-masing kelompok. Group Centroid untuk fungsi 1 pada kelompok pengguna sering sebesar 0,377, untuk kelompok pengguna jarang sebesar -0,460, Artinya, bahwa secara rata-rata skor diskriminan kedua kelompok berbeda cukup besar, sehingga fungsi diskriminan yang diperoleh dapat membedakan secara baik kelompok yang ada. Gambar 14 Output Classification Results Berdasarkan output classification results tabel tersebut menggambarkan crosstabulasi antara model awal dengan pengklasifikasian model diskriminan. Tujuan dari analisis diskriminasi adalah mengklasifikasikan observasi dimasa datang ke dalam satu dari dua kelompok. Output SPSS memberikan nilai tingkat klasifikasi sebesar 60%.