Anda di halaman 1dari 8

TUGAS STATISTIKA MULTIVARIAT

ANALISIS DISKRIMINASI
(STUDI KASUS)

Disusun Oleh:

Nama : Indah Dwi Arianti


NPM : 32417898
Kelas : 4ID08

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2020
STUDI KASUS
Seorang pengusaha jasa pengiriman melakukan survey untuk mengetahui faktor
yang menyebabkan terjadinya penurunan frekuensi penggunaan jasa. Faktor-
faktor tersebut antara lain:
X1 = Keamanan Barang
X2 = Penanganan Komplain
X3 = Kecepatan Pengiriman
X4 = Pelayanan Staf
Y = Kelompok pengguna jasa (Kelompok yang jarang dan kelompok yang sering
menggunakan jasa pengiriman)

1. Langkah-Langkah Analisis Diskriminasi Menggunakan SPSS


Buka Program SPSS. Lalu pada layar isikan data. Lakukan penyesuaian
nama variabel dan angka decimal melalui menu view. Berikut adalah tampilan
gambar variabel view.

Gambar 1 Tampilan Variable View


Langkah selanjutnya adalah isikan data yang tersedia pada setiap variabelnya
melalui menu view. Berikut ini adalah tampila dari data view.

Gambar 2 Tampilan Data View


Setelah sudah mengisikan data yang tersedia pada data view, dari menu utama
pilih analyze>classify>discriminant seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 3 Tampilan Menu Classify-Discriminant


Langkah selanjutnya adalah masukkan variabel Y pada grouping variable dan
variabel X1, X2, X3 dan X4 pada kotak independents diisi dengan variabel
penjelas. Pada studi kasus disii variabel independents adalah variabel yang tersisa
tadi. Kemudian dipindahkan variabel yang tersisa ke dalam independents.

Gambar 4 Tampilan Kotak Dialog Discriminant Analysis


Langkah berikutnya yaitu pada kotak grouping variable dibawahnya terdapat
define range kemudian di klik maka akan muncul gambar seperti dibawa ini.
Kemudian pada bagian minimum diisi dengan kode terkecil dan maximum diisi
dengan kode terbesar dari variabel respon. Pada studi kasus disini, masukkan
angka 1 untuk minimum dan 2 untuk maximum. Kemudian klik continue.
Gambar 5 Tampilan Kotak Dialog Discriminant Analysis: Define Range
Langkah selanjutnya yaitu klik statistics pada kotak dialog discriminant analysis,
maka akan muncul gambar seperti dibawah ini. Kemudian pada bagian descriptive
ceklis means dan pada function coefficients ceklis di fisher’s dan unstandardized
dan klik continue.

Gambar 6 Tampilan Kotak Dialog Discriminant Analysis: Statistics


Langkah selanjutnya adalah klik classification pada kotak dialog discriminant
analysis, maka akan muncul seperti gambar dibawah ini. Kemudian pilih all group
equal pada kolom prior probabilities. Pada kolom display ceklis dibagian
summary table dan leave-one-out classification. Kemudian pilih within-groups
dan pada kolom plots pilih territorial map dan klik continue.
Gambar 7 Tampilan Kotak Dialog Discriminant Analysis: Classification

2. Output Analisis Diskriminasi Menggunakan SPSS

Gambar 8 Output Group Statistics


Hasil analisis diskriminasi dimulai dengn analisis deskriptif. Pada output diatas
terdapat group statistics terlihat bahwa beda rata-rata variabel setia grup dan rata-
rata total. Rata-rata ini kalau antar grup berbeda, mengindikasikan bahwa variabel
didalamnya berperan dalam mengelompokkan responden. Variabel yang
dimaksud adalah keamanan barang (X1), penanganan complain (X2), kecepatan
pengiriman (X3) dan pelayanan staf (X4) sedangkan untuk kelompok pengguna
sebagai variabel Y. Kasus yang dianalisis terdapat 20 responden. Pada variabel
keamanan barang memiliki nilai rata-rata pada kelompok 1 sebesar 1,82 dengan
standar deviasi atau penyimpangan sebesar 0,874. Standar deviasi juga merupakan
indicator apakah variabel berperan baik sebagai diskriminator ataukah tidak.
Sangat baik kalau standar deviasi dalam grup lebih rendah dari standar deviasi
total, sebab dalam grup tentu nilai variabel lebih homogen. Semua variabel
memenuhi syarat ini, kecuali variabel keamanan barang dimana standar deviasi
keamanan barang pada variabel X1 di kelompok 1 lebih tinggi disbanding standar
deviasi total.

Gambar 9 Output Group Eigenvalues


Nilai eigenvalues menunjukkn perbandingan varians antar kelompok dengan
varians dalam kelompok. Semakin besar nilai eigenvalue berarti semakin besar
fungsi diskriminan. Pada tabel eigenvalues terdapat nilai canonical correlation.
Canonical correlation digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara
besarnya variabilitas yang mampu diterangkan oleh variabel independent terhadap
variabel dependen. Dari tabel diatas, diperoleh nilai canonical correlation sebesar
0,402, bila dikuadratkan menjadi (0,402 x 0,402) = 0,1616 artinya 16,16% varians
dari variabel dependen dapat dijelaskan dari model diskriminan yang terbentuk.

Gambar 11 Output Wilks’ Lambda


Pada tabel wilks lambda diketahui nilai signifikansi statistics chi square sebesar
0,588 (<0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
responden yang didasarkan pada kedua variabel bebas.
Gambar 12 Output Structure Matrix
Berdasarkan output structure matrix menunjukkan urutan karakteristik yang
paling membedakan keputusan (Y). Output diatas jug menunjukkan adanya
korelasi antara variabel-variabel bebas dengan fungsi diskriminan yang terbentuk.
Variabel penanganan komplain (X1) memiliki korelasi yang paling tinggi dengan
nilai korelasi sebesar 0,575

Gambar 13 Output Functios at Group Centroids


Group centroids merupakan rata-rata nilai diskriminan dari tiap-tiap observasi di
dalam masing-masing kelompok. Group Centroid untuk fungsi 1 pada kelompok
pengguna sering sebesar 0,377, untuk kelompok pengguna jarang sebesar -0,460,
Artinya, bahwa secara rata-rata skor diskriminan kedua kelompok berbeda cukup
besar, sehingga fungsi diskriminan yang diperoleh dapat membedakan secara baik
kelompok yang ada.
Gambar 14 Output Classification Results
Berdasarkan output classification results tabel tersebut menggambarkan
crosstabulasi antara model awal dengan pengklasifikasian model diskriminan.
Tujuan dari analisis diskriminasi adalah mengklasifikasikan observasi dimasa
datang ke dalam satu dari dua kelompok. Output SPSS memberikan nilai tingkat
klasifikasi sebesar 60%.

Anda mungkin juga menyukai