PETUNJUK UMUM
(BUKU I)
JAKARTA 2006
Seluruh Buku Petunjuk Teknis Pengajuan
Usulan Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri (Buku I, II, III,
dan IV) dapat didownload di situs Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
(www.bappenas.go.id)
Kata Pengantar
i
Dalam rangka meningkatkan pemahaman atas penyempurnaan
peraturan tersebut di atas, khususnya yang berkaitan dengan
perencanaan dan pengusulan kegiatan yang dibiayai
pinjaman/hibah luar negeri, sebagai petunjuk teknis pelaksanaan
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Nomor PER.005/M.PPN/06/2006 diterbitkan empat buku
Petunjuk Teknis Pengajuan Usulan Kegiatan yang Dibiayai dari
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, yaitu :
(1) Buku I Petunjuk Umum
(2) Buku II Petunjuk Pengisian Dokumen Usulan Kegiatan
(3) Buku III Petunjuk Peningkatan Kesiapan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan
(4) Buku IV Petunjuk Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
ii
Daftar Isi
hal
Kata Pengantar....................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................iii
Daftar Istilah.........................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Proses Perencanaan dan Dokumen Kegiatan yang
Berkaitan dengan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri ..................................................................................... 7
1.2.1. Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri
(RKPLN)................................................................... 10
1.2.2. Daftar Rencana Pinjaman dan/atau Hibah
Luar Negeri Jangka Menengah (DRPHLN-JM).. 13
1.2.3. Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri (DRPPHLN) ......................... 23
1.2.4. Peningkatan Kesiapan Rencana Kegiatan
Pemda/BUMN ........................................................ 25
1.2.5. Daftar Kegiatan ....................................................... 29
1.2.6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri (RPK-PHLN) ....... 30
iii
BAB 2 PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI
PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI ..... 33
2.1. Umum ................................................................................... 33
2.1.1. Bantuan Teknik (Technical Assistance/TA) .......... 33
2.1.2. Bantuan Proyek (Project Assistance/PA) ............... 34
2.2. Kriteria Pengajuan Usulan Kegiatan ................................ 34
2.2.1. Usulan Kegiatan dari Kementerian
Negara/Lembaga.................................................... 35
2.2.2. Usulan Kegiatan dari Pemerintah Daerah .......... 37
2.2.3. Usulan Kegiatan dari Badan Usaha Milik
Negara ...................................................................... 39
2.3. Persyaratan Pengajuan Usulan Kegiatan......................... 40
iv
Persetujuan Menteri BUMN untuk BUMN
Calon Penerima Penerushibahan ......................... 50
3.2.3. Surat Persetujuan DPRD Untuk Penerusan
Pinjaman Atas Usulan Pemerintah Daerah......... 51
3.2.4. Surat Persetujuan Menteri Pembinaan BUMN
Untuk Penerusan Pinjaman BUMN ..................... 51
v
Daftar Istilah
vi
BAB
BAB1 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1
hibah luar negeri dapat berbentuk uang, barang dan jasa yang
dapat digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan
pembangunan sesuai dengan kesepakatan dengan Pemberi
Hibah Luar Negeri (PHLN).
2
kemampuan Kementerian Negara/Lembaga, Pemerintah Daerah
(Pemda) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pelaksana
kegiatan dalam penyerapan dana pinjaman.
3
2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau
Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah
Luar Negeri.
4
b. Meningkatkan transparansi dalam proses perencanaan dan
pengelolaan kegiatan yang dibiayai oleh pinjaman dan/atau
hibah luar negeri.
c. Meningkatkan koordinasi antara lembaga-lembaga
pemerintah dalam merencanakan dan mengelola kegiatan
yang dibiayai pinjaman dan/atau hibah luar negeri.
d. Meningkatkan integrasi dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan
pinjaman dan/atau hibah luar negeri ke dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
e. Meningkatkan kemampuan dan peran dari Kementerian
Negara/Lembaga, Pemda, dan BUMN dalam merencanakan
dan menyusun rencana kegiatan yang dibiayai dengan
pinjaman dan/atau hibah luar negeri.
f. Meningkatkan rasa kepemilikan (ownership) dari Kementerian
Negara/Lembaga, Pemda, dan BUMN atas kegiatan yang
dibiayai pinjaman dan/atau hibah luar negeri1.
g. Meningkatkan koordinasi dengan Pemberi Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri dalam menyusun dan
merencanakan penggunaan dana pinjaman dan/atau hibah.
1
sejalan dengan deklarasi Paris
5
Kotak 2. Deklarasi Paris
Deklarasi Paris (2 Maret 2005) tentang efektifitas pemanfaatan
bantuan luar negeri (aid) ditandatangani oleh 91 negara dan 26
lembaga multilateral dan bilateral.
6
1.2. Proses Perencanaan dan Dokumen Kegiatan yang
Berkaitan dengan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri
7
Proses perencanaaan tersebut dimulai dengan (lihat Gambar 1):
a. Penyusunan Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri
(RKPLN);
b. Penyusunan Daftar Rencana Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri Jangka Menengah (DRPHLN-JM) yang berisi rencana
kegiatan sesuai dengan periode RPJM;
c. Penyusunan Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri (DRPPHLN) yang berisi daftar kegiatan
prioritas yang telah siap dilaksanakan serta mempunyai
indikasi sumber pendanaan;
d. Penyampaian Daftar Kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai
dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri kepada Menteri
Keuangan dan calon PPLN/PHLN;
e. Penandatanganan Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri
(NPPLN) dan/atau Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri
(NPHLN) antara Menteri Keuangan dengan calon
PPLN/PHLN;
f. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri (RPK-PHLN) merupakan bahan
penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, dan
pemantauan pelaksanaan kegiatan yang disusun berdasarkan
NPPLN/NPHLN yang telah ditandatangani.
8
RPJM Telah ditetapkan oleh Presiden
9
yang dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri menjadi
efektif, transparan dan dapat diarahkan untuk menunjang
pencapaian prioritas bidang pembangunan, serta meningkatkan
koordinasi antar lembaga pemerintah maupun dengan pemberi
pinjaman dan/atau hibah luar negeri. Dengan demikian,
diharapkan bahwa seluruh tahap perencanaan dan pelaksanaan
pinjaman dan/atau hibah luar negeri dapat dipantau dan
dievaluasi sehingga dana pinjaman dan/atau hibah luar negeri
dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Alur perencanaan pinjaman dan/atau hibah luar negeri dalam
kerangka kelembagaan dapat dilihat pada Gambar 2.
10
Calon PPLN/PHLN Kementerian PPN/Bappenas Depkeu K/L/Pemda/BUMN
Lending
Program
DRPHLN-JM
Permintaan
Informasi
Sinkronisasi Kegiatan Indikasi Kemampuan
Pemda/BUMN Kemampuan
Kegiatan
Keuangan Keuangan Pemda/BUMN
Pemda/BUMN
Kegiatan
Kelayakan
K/L
Penyusunan
rencana
kegiatan rinci
Kesiapan
DRPPHLN
Indikasi Manajemen Risiko
Komitmen
Pendanaan
Daftar Kegiatan Penetapan Alokasi
NPPHLN
Penyusunan rencana
RPKPHLN Pelaksanaan kegiatan
11
kegiatan. Tujuan penyusunan RKPLN adalah untuk (1)
Pemanfaatan pinjaman luar negeri yang lebih efisien, tepat
sasaran dan memberikan manfaat yang optimal, (2) Menjamin
adanya pengelolaan pinjaman luar negeri pemerintah yang
berkelanjutan dengan meminimalkan resiko pengelolaannya, dan
(3) Memberikan pedoman umum kepada semua
kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam pengelolaan
pinjaman luar negeri untuk satu waktu pelaksanaan kerjasama.
12
1.2.2. Daftar Rencana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
Jangka Menengah (DRPHLN-JM)
Daftar Rencana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Jangka
Menengah (DRPHLN-JM) adalah dokumen perencanaan yang
berisi informasi rencana kegiatan usulan Kementerian
Negara/Lembaga, Pemda, dan BUMN yang layak dibiayai dari
pinjaman dan/atau hibah luar negeri selama periode RPJM (lima
tahun). Pada dasarnya, pengusulan kegiatan-kegiatan tersebut
dalam DRPHLN-JM untuk mendapat indikasi komitmen
pendanaan dari Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.
DRPHLN-JM ditetapkan oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas.
Untuk dapat menampung penyempurnaan rencana kegiatan
maupun adanya usulan kegiatan baru yang dianggap layak
untuk dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri,
DRPHLN-JM dapat diperbaharui.
13
terjadi sinergi antara berbagai kegiatan dalam instansi pengusul
serta mempertimbangkan kemampuan sumber daya lainnya dari
instansi pengusul.
a. Penilaian Administrasi
Penilaian administrasi meliputi kelengkapan dokumen
administrasi sebagaimana dipersyaratkan.
b. Penilaian Teknis
Penilaian teknis mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
14
menggambarkan keterkaitan usulan kegiatan dengan prioritas
bidang pembangunan yang tercantum dalam RKPLN, yang
meliputi:
a. Bidang penanggulangan kemiskinan, dan kesenjangan;
b. Bidang kesempatan kerja, investasi dan ekspor;
c. Bidang sarana dan prasarana;
d. Bidang revitalisasi pertanian, pedesaan, kelautan, dan
perikanan;
e. Bidang pendidikan dan kesehatan;
f. Bidang hukum, pemberantasan korupsi, dan reformasi
birokrasi;
g. Bidang pertahanan dan keamanan.
2) Kelayakan Teknis
Penilaian yang dilakukan berupa penilaian terhadap hasil
analisis prediksi kebutuhan barang dan jasa yang perlu
disediakan oleh instansi pengusul melalui pelaksanaan
kegiatan yang diusulkan dalam jangka waktu tertentu beserta
skenario dan analisa sensitivitas atas rencana pelaksanaan
kegiatan tersebut. Penilaian juga dilakukan terhadap
efektivitas rencana kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan
kegiatan.
15
Hal yang dianalisis antara lain adalah penilaian pencapaian
tujuan. Hal ini untuk mengukur kemungkinan pencapaian
tujuan kegiatan berdasarkan aktivitas yang direncanakan.
Penilaian yang dilakukan antara lain berupa penilaian
terhadap bentuk pencapaian tujuan langsung dan tidak
langsung, penilaian tujuan jangka pendek dan jangka panjang
dari kegiatan yang ditetapkan.
3) Kelayakan Ekonomi
Penilaian yang dilakukan berupa penilaian terhadap efisiensi
penggunaan sumber daya (input) dengan manfaat (outcomes)
yang diperoleh dalam pelaksanaan rencana kegiatan,
mencakup aspek sosial, lingkungan dan/atau ekonomi.
16
4) Kelayakan Finansial
Penilaian finansial dilakukan atas usulan kegiatan investasi
yang dapat memberikan penerimaan langsung bagi pengguna
pinjaman. Penilaian terhadap aspek finansial dapat dilakukan
antara lain melalui perhitungan biaya-biaya finansial kegiatan
beserta tahun implementasinya, arus pendanaan (cash flow)
kegiatan, nilai Financial Internal Rate of Return (FIRR) atau
Return on Equity (ROE), perhitungan Cost Recovery, dan
perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR).
17
menyediakan fasilitas pendukung dan data-data yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan.
6) Penilaian Pendanaan
Penilaian pendanaan dilakukan melalui sinkronisasi yang
mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
18
c) Keterkaitan Dengan Kegiatan Lain Dari Instansi
Pengusul
Kegiatan yang diusulkan sangat mungkin terkait dengan
kegiatan lain dalam instansi pengusul, bila dilihat dari
jenis, tujuan dan sasaran kegiatan. Keterkaitan kegiatan
tersebut dapat terjadi dengan kegiatan yang telah
dilaksanakan, atau kegiatan yang sedang dilaksanakan,
bahkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Jenis
keterkaitan kegiatan yang diusulkan dengan kegiatan lain
dalam instansi pengusul dapat bersifat saling melengkapi,
saling menggantikan atau saling berurutan.
19
e) Kinerja Atas Pelaksanaan Kegiatan Yang Dibiayai Dari
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Yang Sedang
Berjalan Pada Instansi Pengusul
Kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman
dan/atau hibah luar negeri yang sedang berjalan
merupakan salah satu indikator penting dalam penilaian
usulan rencana kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga agar rencana kegiatan yang telah disetujui dapat
dilaksanakan sesuai dengan target dan jadual yang telah
disepakati, sehingga menghindari terjadinya kelambatan-
kelambatan dalam penyerapan pinjaman dan/atau hibah
luar negeri.
20
f) Kemampuan Penyediaan Dana Pendamping
Pelaksanaan pinjaman dan/atau hibah luar negeri
membutuhkan dana pendamping berupa penyediaan
sumber daya baik berupa anggaran maupun barang dan
jasa yang harus disediakan oleh instansi pelaksana. Dana
pendamping berasal dari bagian anggaran instansi
pelaksana, bukan merupakan dana tambahan (on top)
dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang dibiayai
pinjaman dan/atau hibah luar negeri. Dengan demikian,
kemampuan instansi pengusul maupun pelaksana dalam
menyediakan dana pendamping merupakan salah satu
penilaian kelayakan. Besarnya dana pendamping
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh pinjaman
dan/atau hibah luar negeri merupakan kesepakatan antara
pemberi dan penerima pinjaman yang dituangkan dalam
dokumen persiapan kegiatan.
21
b. Bahan dalam menyusun rencana kerjasama pembangunan
dengan pihak pemberi pinjaman dan/atau hibah luar negeri.;
dan
c. Bahan untuk lembaga bilateral, multilateral maupun lembaga-
lembaga internasional lain yang berminat melakukan
kerjasama dengan pemerintah dalam bentuk penyediaan
pinjaman dan/atau hibah.
22
1.2.3. Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri (DRPPHLN)
Berdasarkan DRPHLN-JM, Meneg PPN/Kepala Bappenas
melakukan koordinasi dengan calon Pemberi Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri, baik dalam rangka kerjasama bilateral,
multilateral maupun dengan berbagai lembaga keuangan
internasional. Koordinasi ini ditujukan untuk menyusun rencana
kegiatan yang disepakati akan dibiayai oleh calon Pemberi
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.
23
Kotak 3. Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)
a. Telah disusun rencana kegiatan rinci ;
b. Telah disusun indikator kinerja pelaksanaan kegiatan untuk
keperluan monitoring dan evaluasi;
c. Telah ada pernyataan kesediaan dari Pemda/BUMN untuk
menyiapkan dana pelaksanaan kegiatan yang menjadi kewajiban
Pemda/BUMN yang bersangkutan, termasuk dana pendamping,
sesuai dengan rencana jadual pelaksanaan;
d. Telah dialokasikan dana pendamping untuk tahun pertama
pelaksanaan kegiatan yang disiapkan dalam Rencana Kerja
Kementerian Negara/Lembaga/Pemda/BUMN;
e. Telah ada rencana pengadaan tanah dan/atau pemukiman
kembali, termasuk ketersediaan dana yang diperlukan dalam
Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga/Pemda/BUMN;
f. Telah disusun rancangan pembentukan Unit Manajemen Proyek
dan Unit Pelaksana Proyek; dan
g. Telah disusun rencana pengelolaan kegiatan.
24
kegiatan yang akan ditindaklanjuti ke tahap negosiasi dengan
calon Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.
DRPPHLN ditetapkan oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas setiap
tahun.
25
Kotak 4. Koordinasi Perencanaan Kegiatan yang akan dilaksanakan
Pemda dengan Departemen Keuangan
a. Kegiatan Penerushibahan
Peraturan Menteri Keuangan No. 52/PMK.010/2006 tentang Tata
Cara Pemberian Hibah Kepada Daerah:
Pasal 10
(2) Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan
menyampaikan data keuangan Daerah kepada Kementerian
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sebagai
bahan pertimbangan penyusunan DRPPHLN.
(3) Data keuangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
antara lain meliputi :
a. peta kapasitas fiskal Daerah.
b. Rincian alokasi Hibah yang diterima masing-masing Daerah
untuk 5 (lima) tahun terakhir.
26
Penilaian indikasi kemampuan keuangan Pemda maupun
BUMN dilakukan melalui koordinasi dengan Departemen
Keuangan untuk melakukan penilaian awal mengenai indikasi
kemampuan keuangan Pemda maupun BUMN dalam memenuhi
persyaratan pelaksanaan kegiatan yang diusulkan. Untuk
penilaian indikasi kemampuan keuangan Pemda, Departemen
Keuangan (sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 52
dan 53 tahun 2006) menyampaikan data keuangan Daerah
Pengusul kegiatan kepada Meneg PPN/Kepala Bappenas yang
kemudian digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam penilaian kegiatan yang berkaitan dengan Pemda dalam
rangka penyusunan DRPPHLN.
27
b. rincian alokasi hibah dari Pemerintah yang diterima daerah
dalam 5 (lima) tahun terakhir.
28
Khusus untuk Pemda/BUMN yang usulannya tercantum dalam
DRPPHLN maka Pemda/BUMN tersebut harus mempersiapkan
persyaratan yang diperlukan dalam penyusunan Naskah
Perjanjian Penerusan Pinjaman atau Penerusan Hibah Luar
Negeri dengan Departemen Keuangan.
29
dan penandatanganan Naskah Perjanjian Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri.
30
negeri baru tetapi juga menyajikan informasi rencana
pelaksanaan dari seluruh pinjaman dan/atau hibah luar negeri
yang sedang berjalan. Informasi dalam RPK-PHLN dapat
digunakan sebagai:
a. bahan penyusunan Rencana Kegiatan Pemerintah dalam
rangka penyiapan RAPBN setiap tahun.
b. acuan dalam pemantauan pelaksanaan kegiatan.
c. acuan untuk menjaga konsistensi pelaksanaan kegiatan
dengan informasi yang tertuang dalam NPPLN/NPHLN.
d. bahan penyusunan Rencana Kerja Kementerian
Negara/Lembaga yang terkait dengan pinjaman luar negeri
bagi instansi pelaksana kegiatan.
31
Apabila perubahan rencana pelaksanaan kegiatan akan
mengakibatkan perubahan terhadap NPPLN/NPHLN,
Penanggung Jawab Kegiatan (Executing Agency) harus
menyampaikan usulan perubahan NPPLN/NPHLN kepada
Menteri Keuangan dan Meneg PPN/Kepala Bappenas,
dilengkapi dengan penjelasan atas usulan perubahan. Perubahan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang mengakibatkan perlunya
dilakukan perubahan NPPLN, antara lain meliputi perubahan
rencana kegiatan, realokasi dana, perpanjangan masa berlaku
perjanjian, dan/atau pembatalan sebagian kegiatan dan/atau
dana.
32
BAB
BAB2 2 PENGUSULAN KEGIATAN YANG
DIBIAYAI PINJAMAN DAN/ATAU
PENGUSULAN KEGIATAN YANG
HIBAH
DIBIAYAI LUAR NEGERI
PINJAMAN DAN/ATAU
HIBAH LUAR NEGERI
2.1. Umum
33
ahli, pendidikan dan pelatihan, penelitian, maupun lokakarya
atau seminar.
34
yang telah ditentukan dalam Peraturan Meneg PPN/Kepala
Bappenas Nomor: PER.005/M.PPN/06/2006, yaitu kriteria
umum dan kriteria khusus.
35
Negara /Lembaga sendiri, harus memenuhi kriteria umum
dan kegiatan harus merupakan upaya dalam rangka
pencapaian sasaran tugas pokok dan fungsi Kementerian
Negara/Lembaga (kriteria khusus).
b. Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga untuk diterushibahkan kepada Pemda,
harus memenuhi kriteria umum dan kriteria khusus, yaitu:
1) kegiatan yang diusulkan merupakan urusan Pemda yang
diprioritaskan untuk Pemda yang memiliki kapasitas fiskal
rendah;
2) kegiatan memberi manfaat langsung bagi masyarakat suatu
Pemda dan/atau masyarakat pada Pemda lain;
3) untuk kegiatan yang hanya memberikan manfaat langsung
bagi masyarakat di daerah penerima penerushibahan,
Pemda harus ikut menanggung sebagian biaya pelaksanaan
kegiatan;
4) kegiatan pendukung merupakan kewajiban Pemda; dan
5) kegiatan yang diusulkan merupakan bidang tugas
Kementerian Negara/Lembaga pengusul.
36
1) kegiatan digunakan untuk memperluas dan meningkatkan
pelayanan yang disediakan BUMN;
2) BUMN tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran
program prioritas bidang dalam RKPLN. Indikator
kemampuan BUMN dinilai berdasarkan laporan keuangan
BUMN; dan
3) kegiatan yang diusulkan merupakan bidang tugas
Kementerian Negara/Lembaga pengusul.
37
a. Kriteria kegiatan yang diusulkan oleh Pemda yang akan
diteruspinjamkan, harus memenuhi kriteria umum dan
kriteria khusus, yaitu:
1) kegiatan investasi untuk prasarana dan/atau sarana yang
menghasilkan penerimaan pada APBD Pemda yang
diperoleh dari pungutan atas penggunaan prasarana
dan/atau sarana tersebut;
2) kegiatan merupakan urusan Pemda;
3) kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program yang
merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dan sejalan dengan program RPJM.
4) kegiatan memberikan manfaat langsung bagi pelayanan
masyarakat daerah setempat; dan
5) Pemda mempunyai kemampuan fiskal untuk memenuhi
kewajiban pembayaran kembali pinjaman.
38
b. Kriteria kegiatan yang diusulkan oleh Pemda untuk yang akan
diterushibahkan, harus memenuhi kriteria umum dan kriteria
khusus, yaitu:
1) kegiatan untuk menunjang peningkatan fungsi
pemerintahan;
2) kegiatan untuk memberikan layanan dasar umum; dan
3) kegiatan untuk pemberdayaan aparatur Pemda.
39
2.3. Persyaratan Pengajuan Usulan Kegiatan
40
Negara/Lembaga dan akan dilaksanakan oleh Pemda
telah dikoordinasikan serta seluruh syarat pelaksanaaan
kegiatan yang direncanakan telah disetujui oleh Pemda
calon pelaksana kegiatan;
2) BUMN
Melampirkan Surat Persetujuan Direksi BUMN dan Surat
Persetujuan Menteri yang Bertanggung Jawab di Bidang
Pembinaan BUMN. Hal ini dimaksudkan agar rencana
kegiatan yang disusun oleh Kementerian
Negara/Lembaga yang akan dilaksanakan oleh BUMN
telah dikoordinasikan serta seluruh syarat pelaksanaaan
kegiatan yang direncanakan telah disetujui oleh BUMN
calon pelaksana kegiatan maupun Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pembinaan BUMN.
41
c. Usulan dari BUMN untuk penerusan pinjaman
Melampirkan Surat Persetujuan Menteri yang Bertanggung
Jawab di Bidang Pembinaan BUMN. Hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kehati-hatian BUMN dalam menyusun
rencana kegiatan yang membawa dampak beban keuangan di
masa yang akan datang, yaitu berupa pengembalian pokok
dan bunga pinjaman.
42
BAB
BAB3 3 PENYUSUNAN DOKUMEN
PERSYARATAN PENGAJUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN
USULAN KEGIATAN
PERSYARATAN PENGAJUAN USULAN
KEGIATAN
43
3.1. Dokumen Persyaratan Umum
44
Dalam pelaksanaan studi kelayakan, manfaat dan risiko dari
kegiatan yang akan diusulkan diperhitungkan dengan rinci.
Manfaat langsung maupun tidak langsung akan diidentifikasi
dan dihitung secara kualitatif dan kuantitatif. Risiko yang
mungkin terjadi akibat pelaksanaan kegiatan harus diidentifikasi
dan diperhitungkan, termasuk langkah-langkah antisipasi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi risiko tersebut.
45
Suatu kegiatan dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan
apabila manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut lebih besar
daripada dampak negatif (risiko) yang ditimbulkan, serta
terdapat cara untuk mengatasi risiko tersebut. Bila dipandang
perlu untuk mengetahui lebih rinci atas manfaat dan dampak
negatif yang akan terjadi pada kegiatan yang diusulkan, serta
cara mengatasi risiko tersebut, dapat dilakukan pendalaman
Studi Kelayakan Kegiatan pada tahap Peningkatan Kesiapan
Kegiatan.
46
jelas untuk menghindari/mengurangi permasalahan yang akan
muncul akibat kesalahan dalam memahami Kerangka Acuan
Kerja tersebut.
47
3.1.4. Ringkasan Proyek (Project Digest)
Agar setiap kegiatan yang diusulkan dapat ditawarkan kepada
calon pemberi pinjaman/hibah luar negeri, perlu disusun
Ringkasan Kegiatan (Project Digest) yang berisi informasi penting
yang dapat memberikan gambaran umum mengenai rencana
kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai dari dana pinjaman
dan/atau hibah luar negeri. Ringkasan proyek berisi data dan
informasi yang disusun dalam bentuk format lembar sederhana
yang diisi dengan bahasa Inggris.
48
Gambar 3. Lembar Ringkasan Kegiatan dalam DRPHLN JM
49
3.2. Dokumen Persyaratan Khusus
50
demikian, syarat yang harus dipenuhi dalam pengusulan rencana
kegiatan yang akan diterushibahkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga kepada BUMN, adalah persetujuan Direksi
BUMN yang akan menerima penerushibahan untuk
melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan persetujuan
menteri yang bertanggung jawab dalam pembinaan BUMN.
Persetujuan tersebut dicantumkan dalam bentuk Surat
Persetujuan Direksi BUMN dan Surat Persetujuan Menteri yang
Bertanggung Jawab di Bidang Pembinaan BUMN.
51
keuangan di masa yang akan datang berupa pengembalian
pokok dan bunga pinjaman luar negeri. Memperhatikan hal
tersebut maka rencana pelaksanaan pinjaman harus mendapat
rekomendasi dari Menteri yang membina BUMN, berupa Surat
Persetujuan Menteri yang Bertanggung Jawab di Bidang
Pembinaan BUMN.
52