NURSAFITRI
B0216301
2020
PENDAHULUAN
tahun masih banyak anak – anak yang berusia di bawah 1 bulan meninggal dan
lannya hidup dengan gangguan kesehatan seperti polio, diare, cacat bawaan dan
karena sistem pertahanan tubuh anak sangat rentan terhadap suatu penyakit, maka
Imunisasi adalah upaya yang paling efektif dari segi pembiayaan untuk
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan dan mencegah penyakit menular khususnya
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) (Kemenkes RI, 2016),
pneumonia, gondongan, diare akiat rotavirus, rubella, dan kanker seviks (WHO,
2018).
berusia 1 tahun terdiri dari Bacillus Calmatte Guerin (BCG), Diptheria Pertusis
Tetanus (DPT), hepatitis B pada bayi baru lahir, polio, dan campak (Kemenkes
(WHO), imunisasi dasar terdiri dari BCG, DPT-HB, Polio, Campak, dan
Hepatitis. Kelima imunisasi tersebut dikenal dengan lima imunisasi dasar yang
merupakan imunisasi wajib bagi anak di bawah 1 tahun. Jumlah dan interval
diberikan ketika bayi berumur 2,3,4 bulan dengan interval minimal 4 minggu,
imunisasi polio diberikan pada bayi baru lahir dan tiga kali berikutnya diberikan
dengan jarak paling cepat 4 minggu. Imunisasi campak diberikan pada bayi
pengetahuan, sikap ibu, dan status ekonomi keluarga. Faktor pemungkin terdiri
Posyandu untuk diimunisasi dibanding dengan ibu yang tidak bekerja (Yuliana
dan Sitorus, 2019). Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa terdapat hubungan
adalah adanya dukungan dari keluarga berupa pemberian informasi tentang jadwal
perilaku. Keluarga yang mengetahui manfaat dari pemberian imunisasi pada bayi
akan mendorong anggota keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
seoptimal mungkin (Yeni, 2016). Hal ini sesuai dengan penelitian Husnidah,
Iswanti, & Tansah (2019), yang menyimpulkan bahan terdapat hubungan yang
artikel untuk mengetahui lebih mendalam terkait hubungan pekerjaan ibu dan
METODE
pada tiga database yaitu Pubmed, Willey On Lybrary dan Google Scholar dengan
rentang waktu 2015 sampai 2020 (5 tahun). Strategi pencarian pada tinjauan
sistematis ini dimulai dengan mengidentifikasi beberapa kata kunci istilah dan
persamaan kata dalam beberapa database untuk menemukan artikel yang relevan.
Adapun kata kunci yang digunakan adalah : Baby OR Toddler AND Mothers Job
penyaringan artikel dijelaskan pada Diagram 1. Agar lebih spesifik penulis juga
dasar
HASIL
dikeluarkan karena bukan publikasi 5 tahun terakhir dan bukan jurnal sehingga
tersisa 1683 artikel. Artikel tersebut di screening lagi sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi dan dikeluarkan sebanyak 928 sehingga artikel yang tersisa
755 artikel, namun 750 dieksklusikan karena tidak lengkap dan bukan merupakan
study survey analalitik serta tidak sesuai variabel. Setelah proses Screening
beberapa tahap maka didapatkan 5 jurnal yang sesuai dengan tujuan dari penulisan
dasar pada bayi atau balita, kemudia untuk variabel pekerjaan, dua penelitian
pengambilan data antara variabel dependen dan independen dilakukan dalam satu
waktu (Mayasari dan Ngakili, 2017), (Yuliana dan Sitorus, 2018), (Sembiring,
Nugraha, dan Napitupulu, 2020), (Sukriani dan A’la, 2018). Selain itu artikel lain
teknik total sampling (Yuliana dan Sitorus, 2018), (Sembiring, Nugaraha, dan
smapling (Mayasari dan Ngakili, 2017), dan teknik acak sederhana (Febriyanti
dan Efendi, 2019). Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner tentang pekerjaan
ibu dan dukungan keluarga dan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Mayasri dan Ngakili,
2017), (Yuliana dan Sitorus, 2018), (Sembiring, Nugraha, dan Napitupulu, 2020),
Survey Kesehatan Rumah Tangga tahu 2017 (Febriyanti dan Efendi, 2019).
Penelitian Mayasari dan Ngakili, dilaksanakan pada tahun 2017; Penelitian
Yuliana dan Sitorus, dimulai pada bulan Januari sampai bulan Mei 2018;
Penelitian Surkriani dan A’la, dilaksanakan pada bulan Februaru sampai April
2017; sedangkan penlitian Febriyanti dan Efendi, dilaksanakan pada tahun 2019.
Proses Penyaringan Artikel
(n = 5287)
(n = 750)
Artikel terpilih
(n = 5)
(Tahun)
Ayu Cita Indonesia Analisis Untuk Analitik 42 ibu yang Kuesioner Sebagian kecil
dan Okky ibu, hubungan dengan balita 0 – 12 ibu, dukungan mendukung, dan
Rachmat dukungan sikap ibu, pendekatan bulan yang keluarga, sebagian besar
mengenali
masalahnya
kesehatan. Ibu
bekerja memiliki
kesempatan
dalam
memperoleh
informasi
tentang
pelayanan
kesehatan
termasuk
pelayanan
kesehatan
imunisasi dasar
pada bayi/balita.
Yuliana Indonesia Faktor yang Untuk Surcey 68 ibu yang Kuesioner Ibu yang tidak
Samsidar dengan hubungan dnegan balita usia 12 ibu, dukungan banyak yang
imunisasi mengingatkan
membawa
bayinya
imunisasi,
karena sibuk
bekerja.
Fera Indonesia Pengaruh Untuk Survey Seluruh ibu Kuesioner yang Orang tua/ibu
Tarsyad perilaku ibu penentu yang penekatan bayinya pendidikan, banyak waktu
Nugraha, dalam memengaruh cross untuk pekerjaan, untuk
dan perilaku
kelengkapan
imunisasi dasar
dalam Kartu
Menuju Sehat
(KMS)
Wahidah Indonesia Faktor yang Untuk Analitik Ibu yang Lembar isian Kurangnya
dan dengan faktor yang dengan bayi > 11 kepada ibu yang
Palangkaray mempunyai
a status imunisasi
dasar tidak
lengkap. Ibu
yang mendapat
dukungan
keluarga
berpeluang 23
untuk
mendapatkan
imunisasi dasar.
Thresya Indonesia Faktor Untuk Survey 66 kasus Kuesioner Ibu bekerja tidak
dan pemberian faktor yang dengan tidak legkap) kesehatan untuk membawa
2017 mendapatkan
dukungan dari
keluarga akan
memiliki
motivasi yang
tinggi dalam
memberikan
imunisasi
lengkap pada
anaknya.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian Sukriani dan A’la (2017), ibu yang tidak
bekerja masih banyak yang mempunyai status imunisasi dasar tidak lengkap
sebagian besar merupakan ibu tidak bekerja dan pada bayi dnegan imunisasi tidak
lengkap seluruhnya memiliki ibu yang tidak bekerja. Ibu yang tidak bekerja
pekerjaan menjadi faktor resiko karenapada umumnya ibu yang bekerja memiliki
waktu lebih sedikit dalam mengasuj anaknya karena mereka bekerja memenuhi
diperhatikan. Orang tua/ibu yang tidak bekerja memiliki banyak waktu di rumah
sehingga tidak ada alasan bgi mereka untuk tidak embawa anaknya ke fasilitas
kesehatan.
Seorang ibu rumah tangga mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
memberikan imunisasi pada bayinya dibanding dengan ibu yang bekerja sebagai
buruh, ibu yang mempunyai pekerjaan yang tidak terikat misalnya ibu rumah
tangga masih banyak yang memiliki status imunisasi dasar yang tidak lengkap
pada bayinya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian
imunisasi dasar lengkap pada bayi. Begitu juga dengan sebaliknya bahwa tidak
smeua ibu yang bekerja mempunyai imunisasi dasar tidak lengkap pada bayinya,
ibu yang bekerja juga mempunyai peluang besar untuk memperoleh imunisasi
pengetahuan ibu yang baik, sehingga pada saat ibu bekerjapun masih meluangkan
waktu untuk membawa bayinya diberi imunisasi dasar lengkap (Yuliana dan
Sitorus, 2018).
pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Ibu tidak
bekerja dan ibu yang bekerja memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh
Febiyanti dan Efendi (2019), mengatakan bahwa ibu yang tidak bekerja
akan memiliki waktu yang lebih banyak dengan keluarga, sehingga dapat
yang positif terhadap imunisasi tidak serta merta menjadikan ibu membawa bayi
melakukan imunisasi jika tidak mendapat dukungan dari pihak lain terutama
keluarga dekat (Sukriani dan A’la, 2017). Petugas kesehatan perlu melakukan
penyuluhan kepada setiap keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar
lengkap dan sebagian besar keluarga tidak mendukung karena adanya faktor
suami diperlukan untuk mencapai cakupan imunisasi yang lengkap, akan tetapi
banyak ibu yang tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi karena
tidak mengingatkan ibu utuk membawa bayinya imunisasi, tidak mengantar ibu
bayinya, karena berpedoman bahwa tugas suami mencari nafkah agar kebutuhan
Menurut Febriyanti dan Efendi (2019), ibu yang tidak mendapat dukungan
keluarga akan beresiko 17,843 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi
dasar lengkap kepada balita dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan
keluarga. Ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga akan merasa termotivasi
untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi
dasar.
KESIMPULAN
Pemberian imunisasi dasar pada bayi atau balita dipengaruhi oleh beberapa
Seorang ibu bekerja dan tidak mendapatkan dukungan dari keluarga seringkali
sedangkan ibu yang tidak bekerja dan mendapat dukungan dari keluarga memiliki
SARAN
dasar.