Anda di halaman 1dari 22

LITERATUR REVIEW

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA

TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA

NURSAFITRI

B0216301

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2020
PENDAHULUAN

Kesehatan anak di negara berkembang masih tergolong rendah, setiap

tahun masih banyak anak – anak yang berusia di bawah 1 bulan meninggal dan

lannya hidup dengan gangguan kesehatan seperti polio, diare, cacat bawaan dan

masalah perkembangan, sehingga perlu diperhatikan dan menjadi prioritas utama

karena sistem pertahanan tubuh anak sangat rentan terhadap suatu penyakit, maka

diperlukan tindakan kesehatan untuk menangani masalah tersebut seperti

pemberian imunsasi dasar (Simanjuntak & Nurnisa, 2019).

Imunisasi adalah upaya yang paling efektif dari segi pembiayaan untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan penyakit tersebut tidak akan sakit

atau hanya mengalami sakit ringan dan mencegah penyakit menular khususnya

Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) (Kemenkes RI, 2016),

termasuk tuerculosis, hepatitis B, difteri pertusis tetanus, polio, campak,

pneumonia, gondongan, diare akiat rotavirus, rubella, dan kanker seviks (WHO,

2018).

Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada bayi sebelum

berusia 1 tahun terdiri dari Bacillus Calmatte Guerin (BCG), Diptheria Pertusis

Tetanus (DPT), hepatitis B pada bayi baru lahir, polio, dan campak (Kemenkes

RI, 2017). Berdasarkan program organisasi dunia World Heath Organization

(WHO), imunisasi dasar terdiri dari BCG, DPT-HB, Polio, Campak, dan

Hepatitis. Kelima imunisasi tersebut dikenal dengan lima imunisasi dasar yang
merupakan imunisasi wajib bagi anak di bawah 1 tahun. Jumlah dan interval

pemberian setiap imunisasi berbeda-beda, diantaranya satu kali imunisasi BCG

diberikan ketika bayi berumur 2,3,4 bulan dengan interval minimal 4 minggu,

imunisasi polio diberikan pada bayi baru lahir dan tiga kali berikutnya diberikan

dengan jarak paling cepat 4 minggu. Imunisasi campak diberikan pada bayi

berumur 9 bulan (Juwita, 2018).

Status imunisasi dasar lengkap dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya faktor pendukung yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan,

pengetahuan, sikap ibu, dan status ekonomi keluarga. Faktor pemungkin terdiri

dari ketersediaan saran pelayanan kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan.

Faktor penguat, terdiri dukungan petugas kesehatan, dukungan tokoh agama/tokoh

masyarakat dan dukungan keluarga (Hafid, martini, dan Devi, 2016).

Menurut penelitian Budiarti (2019), ibu bekerja adalah ibu yang

mempunyai kesempatan meluangkan waktu secara maksimal pada hari-hari libur

karena hari libur merupakan peluang dan kesempatan membawa anaknya ke

Posyandu untuk diimunisasi dibanding dengan ibu yang tidak bekerja (Yuliana

dan Sitorus, 2019). Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara pekerjaan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada balita.

Selain fakor pekerjaan, salah satu kunci keberhasilan imunisasi dasar

adalah adanya dukungan dari keluarga berupa pemberian informasi tentang jadwal

imunisasi kepada ibu. Dukungan keluarga merupakan faktor penting terwujudnya

perilaku. Keluarga yang mengetahui manfaat dari pemberian imunisasi pada bayi
akan mendorong anggota keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

seoptimal mungkin (Yeni, 2016). Hal ini sesuai dengan penelitian Husnidah,

Iswanti, & Tansah (2019), yang menyimpulkan bahan terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan keluarga dengan pemberian imunisais dasar.

Dukungan keluarga adalah suatu persepsi mengenai bantuan berupa perhatian,

motivasi, penghargaan, informasi, nasehat maupun materi yang diterima

seseorang dari anggota keluarga dan berpengaruh pada tingkah laku

penerimaannya (Oktarina, 2018).

Berdasarkan latar belakang tesebut, penulis mencoba meninjau beberapa

artikel untuk mengetahui lebih mendalam terkait hubungan pekerjaan ibu dan

dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi dasar pada balita.

METODE

Dalam tinjuan literatur ini pengumpulan artikel yang relevan didapatkan

pada tiga database yaitu Pubmed, Willey On Lybrary dan Google Scholar dengan

rentang waktu 2015 sampai 2020 (5 tahun). Strategi pencarian pada tinjauan

sistematis ini dimulai dengan mengidentifikasi beberapa kata kunci istilah dan

persamaan kata dalam beberapa database untuk menemukan artikel yang relevan.

Adapun kata kunci yang digunakan adalah : Baby OR Toddler AND Mothers Job

AND Family Support OR Husband Support AND Basic Immunization

Administration OR Completeness Of Basic Immunizations. Tahapan dalam

penyaringan artikel dijelaskan pada Diagram 1. Agar lebih spesifik penulis juga

menentukan beberapa kriterian inklusi dan eksklusi.


1. Kriterian inklusi, yaitu :

a. Populasi responden adalah seluruh ibu yang memiliki balita

b. Study survey analitik

c. Study dengan alat ukur serta outcome yang membahas tentang

pekerjaan ibu dan dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi

dasar

d. Study yang dilakukan dari tahun 2015 – 2020

e. Publikasi menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

2. Kriteia Ekslusi, yaitu :

a. Ibu yang tidak memiliki balita

b. Study yang tidak membahaas tentang pekerjaan ibu dan dukungan

keluarga terhadap pemberian imunisasi dasar.

HASIL

Hasil dari pencarian 3 database diperoleh 5287 artikel. 3604 publikasi

dikeluarkan karena bukan publikasi 5 tahun terakhir dan bukan jurnal sehingga

tersisa 1683 artikel. Artikel tersebut di screening lagi sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi dan dikeluarkan sebanyak 928 sehingga artikel yang tersisa

755 artikel, namun 750 dieksklusikan karena tidak lengkap dan bukan merupakan

study survey analalitik serta tidak sesuai variabel. Setelah proses Screening

beberapa tahap maka didapatkan 5 jurnal yang sesuai dengan tujuan dari penulisan

tinjauan literatur ini.


Lima penelitian yang dianalisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara dukungan keluarga atau dukungan suami terhadap pemberian imunisasi

dasar pada bayi atau balita, kemudia untuk variabel pekerjaan, dua penelitian

menunjukkan adanya hubungan dan tiga lainnya menunjukkan tidak adanya

hubungan antara variabel pekerjaan ibu tehadap pemberian imunisasi dasar.

Metode penelitian dalam 5 artikel yang dianalisis menggunakan metode

penelitia survey analitik dengan pendekatan coss setonal study, dimana

pengambilan data antara variabel dependen dan independen dilakukan dalam satu

waktu (Mayasari dan Ngakili, 2017), (Yuliana dan Sitorus, 2018), (Sembiring,

Nugraha, dan Napitupulu, 2020), (Sukriani dan A’la, 2018). Selain itu artikel lain

juga menggunakan metode survey analitik dengan penekatan kasus kontrol

(Febriyanti dan Efendi, 2019).

Teknik pengambilan sampel pada artikel yang dianalisis menggunakan

teknik total sampling (Yuliana dan Sitorus, 2018), (Sembiring, Nugaraha, dan

Napitupulu, 2020), concercutive sampling (Sukriani dan A’la, 2018), random

smapling (Mayasari dan Ngakili, 2017), dan teknik acak sederhana (Febriyanti

dan Efendi, 2019). Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner tentang pekerjaan

ibu dan dukungan keluarga dan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Mayasri dan Ngakili,

2017), (Yuliana dan Sitorus, 2018), (Sembiring, Nugraha, dan Napitupulu, 2020),

(Sukriani dan A’la, 2018), kemudian penelitian lain menggunakan kuesioner

Survey Kesehatan Rumah Tangga tahu 2017 (Febriyanti dan Efendi, 2019).
Penelitian Mayasari dan Ngakili, dilaksanakan pada tahun 2017; Penelitian

Yuliana dan Sitorus, dimulai pada bulan Januari sampai bulan Mei 2018;

Penelitian Sembiring, Nugraha, dan Napitupulu, dilaksanakan pada tahun 2019;

Penelitian Surkriani dan A’la, dilaksanakan pada bulan Februaru sampai April

2017; sedangkan penlitian Febriyanti dan Efendi, dilaksanakan pada tahun 2019.
Proses Penyaringan Artikel

Hasil artikel penelitian


melalui database

(n = 5287)

Artikel yang di screning Artikel yang tidak sesuai


karena bukan 5 tahun dengan kriteria inklusi
terakhir da bukan jurnal
(n = 928)
(n = 3604)

Artikel yang sesuai Artikel teks lengkap yang


dieksklusikan dengan
(n = 755) alasan bukan jurnal dan
tidak full teks

(n = 750)
Artikel terpilih

(n = 5)

Diagram 1. Proses Penyaringan Artikel


Tabel Sintesis Grid

Penulis Negara Judul Tujuan Metode Sampel Instrumen Hasil penelitian

(Tahun)
Ayu Cita Indonesia Analisis Untuk Analitik 42 ibu yang Kuesioner Sebagian kecil

mayasari faktor sikap mengetahui Observasional mempunyai tentang sikap keluarga

dan Okky ibu, hubungan dengan balita 0 – 12 ibu, dukungan mendukung, dan

Rachmat dukungan sikap ibu, pendekatan bulan yang keluarga, sebagian besar

Ngakili keluarga, dukungan cross berkunjung tingkat keluarga tidak

(2017) tingkat keluarga, sectional ke posyandu pengetahuan, mendukung

pengetahuan, tingkat dan jenis pemberian

dan jenis pengetahuan, pekerjaan dan imunisasi dasar

pekerjaan dan jenis catatan dikarenakan

ibu dengan pekerjaan ibu kelengkapan adanya faktor

imunisasi dnegan imunisasi dasar ketidakmampuan


dasar imunisasi dalam Kartu dan

lengkap dasar Menuju Sehat ketidakmauan

lengkap. (KMS) keluarga dalam

mengenali

masalahnya

kesehatan. Ibu

tidak bekerja dan

bekerja memiliki

kesempatan

dalam

memperoleh

informasi

tentang

pelayanan
kesehatan

termasuk

pelayanan

kesehatan

imunisasi dasar

pada bayi/balita.
Yuliana Indonesia Faktor yang Untuk Surcey 68 ibu yang Kuesioner Ibu yang tidak

dan berhubungan mengetahui Analitik mempunyai tentang sikap bekerja masih

Samsidar dengan hubungan dnegan balita usia 12 ibu, dukungan banyak yang

Sitorus pemberian antara pendekatan – 24 bulan. suami, tingkat mempunyai

(2018) imunisasi pengetahuan, cross pengetahuan, bayi/balita

dasar sikap, sectional dan jenis dengan status

lengkap pendidikan, pekerjaan dan imunisasi dasar

wilayah pekerjaan, catatan tidak lengkap

kerja dan kelengkapan lengkap karena


Puskesmas dukungan imunisasi dasar kurangnya

Medan Area suami alam Kartu pengetahuan dan

dengan Menuju Sehat keluarga seperti

pemberian (KMS) suami jarang

imunisasi mengingatkan

dasar. ibu untuk

membawa

bayinya

imunisasi,

karena sibuk

bekerja.
Fera Indonesia Pengaruh Untuk Survey Seluruh ibu Kuesioner yang Orang tua/ibu

Natalia faktor mengetahui analitik yang beisi tetang yang tidak

Sembiring, penentu faktor dengan membawa umur, jenis bekerja memiliki

Tarsyad perilaku ibu penentu yang penekatan bayinya pendidikan, banyak waktu
Nugraha, dalam memengaruh cross untuk pekerjaan, untuk

dan Linda pemberian i perilaku ibu sectional imunisasi pengetahuan, mengantarkan

Hernika imunisasi dalam dasar yang sikap, sosial bayinya ke

Napitupulu dasar pada pemberian ada di budaya, tempat

(2020) bayi di imunisasi wilayah ketersediaan pelayanan

wilayah dasar pada kerja fasilitas kesehatan.

kerja bayi Puskesmas kesehatan, Diperlukan

Puskesmas Kosik Putih dukungan dukungan dari

Kosik Putih Kabupaten keterjangkauan pihak lain

Kabupaten Padang fasilitas misalnya suami,

Padang Lawas Utara keehatan, orang tua,

Lawas Utara tahun 2019 dukungan mertua, dan

(2019) berjumlah 59 tenaga saudara untuk

ibu. kesehatan, mewujudkan


dukungan sikap menjadi

suami/keluarga, suatu perbuatan.

dan perilaku

ibu dan catatan

kelengkapan

imunisasi dasar

dalam Kartu

Menuju Sehat

(KMS)
Wahidah Indonesia Faktor yang Untuk Analitik Ibu yang Lembar isian Kurangnya

Sukriani behubungan mengetahui observasional memiliki (Kuesioner) informasi

dan dengan faktor yang dengan bayi > 11 kepada ibu yang

Autorrifiki status berhubungan pendekatan bulan di tidak bekerja

l A’la imunisasi dengn status cross wilayah sehingga masih

(2017) dasar imunisasi sectional kerja terdapat


dasar Puskesmas bayi/balita di

Pahandu kalangan ibu

Kota bekerja yang

Palangkaray mempunyai

a status imunisasi

dasar tidak

lengkap. Ibu

yang mendapat

dukungan

keluarga

berpeluang 23

kali lebih besar

untuk

mendapatkan
imunisasi dasar.
Thresya Indonesia Faktor Untuk Survey 66 kasus Kuesioner Ibu bekerja tidak

Febriyanti determinan mengetahui analitik (Imunisasi survey memiliki waktu

dan pemberian faktor yang dengan tidak legkap) kesehatan untuk membawa

Rusman imunisasi berpengaruh pendekatan dan 66 contrl rumah tangga anaknya ke

Efendi dasar terhadap kasus kontrol (imunisasi tahun 2017 pelayanan

(2019) lengkap pemberian dasar kesehatan untuk

balita imunisasi lengkap) melakukan

Kecamatan dasar imunisasi dasar.

Padarincang Ibu yang

2017 mendapatkan

dukungan dari

keluarga akan

memiliki

motivasi yang
tinggi dalam

memberikan

imunisasi

lengkap pada

anaknya.
PEMBAHASAN

Hubungan Pekerjaan Ibu Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar

Berdasarkan hasil penelitian Sukriani dan A’la (2017), ibu yang tidak

bekerja masih banyak yang mempunyai status imunisasi dasar tidak lengkap

dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh ibu seperti pentingnya

pemberian imunisasi dasar padabayi. Bayi dengan imunisasi dasar lengkap

sebagian besar merupakan ibu tidak bekerja dan pada bayi dnegan imunisasi tidak

lengkap seluruhnya memiliki ibu yang tidak bekerja. Ibu yang tidak bekerja

memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengantarkan bayinya ke fasilitas

kesehatan untuk mendapatkan imunisasi sedangkan ibu yang bekerja memiliki

kesempatan yang kurang untuk membawa bayinya melaukan imunisasi.

Sembiring, Nugraha, dan Napitupulu (2020), menyatakan bahwa status

pekerjaan menjadi faktor resiko karenapada umumnya ibu yang bekerja memiliki

waktu lebih sedikit dalam mengasuj anaknya karena mereka bekerja memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari sehingga kesehatan anak terkadanag tidak

diperhatikan. Orang tua/ibu yang tidak bekerja memiliki banyak waktu di rumah

sehingga tidak ada alasan bgi mereka untuk tidak embawa anaknya ke fasilitas

kesehatan.

Seorang ibu rumah tangga mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk

memberikan imunisasi pada bayinya dibanding dengan ibu yang bekerja sebagai

buruh, ibu yang mempunyai pekerjaan yang tidak terikat misalnya ibu rumah

tangga masih banyak yang memiliki status imunisasi dasar yang tidak lengkap
pada bayinya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian

imunisasi dasar lengkap pada bayi. Begitu juga dengan sebaliknya bahwa tidak

smeua ibu yang bekerja mempunyai imunisasi dasar tidak lengkap pada bayinya,

ibu yang bekerja juga mempunyai peluang besar untuk memperoleh imunisasi

dasar lengkap pada bayinya dikarenakan adanya tingkat kemauan dan

pengetahuan ibu yang baik, sehingga pada saat ibu bekerjapun masih meluangkan

waktu untuk membawa bayinya diberi imunisasi dasar lengkap (Yuliana dan

Sitorus, 2018).

Penelitian Mayasari dan Ngakili (2017), mendapatkan hasil bahwa

pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Ibu tidak

bekerja dan ibu yang bekerja memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh

informasi tentang pelayanan kesehatan termasuk pelaynan kesehatan imunisasi

dasar pada anak.

Febiyanti dan Efendi (2019), mengatakan bahwa ibu yang tidak bekerja

akan memiliki waktu yang lebih banyak dengan keluarga, sehingga dapat

mengantarkan anaknya untuk melakukan imunisasi ke pelaynan kesehatan jika

dibanding dengan ibu yang bekerja.

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar

Fakor pendukung diperlukan untuk mewujudkan sikap perilaku. Sikap ibu

yang positif terhadap imunisasi tidak serta merta menjadikan ibu membawa bayi

melakukan imunisasi jika tidak mendapat dukungan dari pihak lain terutama

keluarga dekat (Sukriani dan A’la, 2017). Petugas kesehatan perlu melakukan
penyuluhan kepada setiap keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar

kepada balita (Ahmad dkk, 2010 : Sukriani dan A’la, 2017).

Murniasih (2007) dalam Mayasari dan Ngakili (2017), menyatakan bahwa

dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, penerimaan keluarga terhadap

anggotanya dan dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam

lingkunagn keluarga. Hasil penelitian Mayasari dan Ngakili (2017),

menyimpulkan bahwa sebagian kecil keluarga mendukung imunisasi dasar

lengkap dan sebagian besar keluarga tidak mendukung karena adanya faktor

ketidakmampuan dan ketidakmauan keluarga dalam mengenali masalahnya

termasuk persepsi mereka terhadap kesehatan.

Dalam pemberian imunisasi, dukungan keluarga seperti dukungan dari

suami diperlukan untuk mencapai cakupan imunisasi yang lengkap, akan tetapi

banyak ibu yang tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi karena

suami tidak memberi dukungan/izin untuk melaukan imunisasi terhadap bayinya,

tidak mengingatkan ibu utuk membawa bayinya imunisasi, tidak mengantar ibu

imunisasi karena sibuk bekerja, dan jarang memperhatikan tumbuh kembag

bayinya, karena berpedoman bahwa tugas suami mencari nafkah agar kebutuhan

keluarganya terpenuhi (Yuliana dan Sitorus, 2018).

Menurut Febriyanti dan Efendi (2019), ibu yang tidak mendapat dukungan

keluarga akan beresiko 17,843 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi

dasar lengkap kepada balita dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan

keluarga. Ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga akan merasa termotivasi
untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi

dasar.

KESIMPULAN

Pemberian imunisasi dasar pada bayi atau balita dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah faktor pekerjaan ibu da dukungan dari keluarga.

Seorang ibu bekerja dan tidak mendapatkan dukungan dari keluarga seringkali

tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan imunisasi dasar terhadap anaknya,

sedangkan ibu yang tidak bekerja dan mendapat dukungan dari keluarga memiliki

kesempatan dan motivasi untuk membawa anaknya melakukan imunisasi dasar.

SARAN

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pekerjaan ibu

dan dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi dasar.

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Petugas pelayanan kesehatan khususnya bagian keperawatan anak untuk

lebih proaktif memberikan penyuluhan mengenai pentingnya pemberian

dasar.

Anda mungkin juga menyukai