Online :http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
___________________________________________________________________________________________________________
1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Email: pulung.priyo15@pwk.undip.ac.id
Abstrak: Kota Surakarta memiliki beragam daya tarik pariwisata, salah satunya Kebun Binatang Taman Satwa Taru
Jurug. Obyek wisata ini merupakan salah satu ikon wisata di kota Surakarta yang sarat akan sejarah. Taman Satwa
Taru Jurug yang terletak di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, menjadi salah satu tujuan wisata
yang memerlukan adanya penelitian mengenai penawaran dan permintaan wisata berdasarkan elemen
pariwisata.Penelitian menghasilkan strategi pengembangan kawasan berdasar penawaran dan permintaan wisata
Taman Satwa Taru Jurug yang dilihat berdasarkan elemen elemen pariwisata.Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif dan kuantitatif atau campuran.Untuk teknik pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner, observasi, wawancara dan telaah dokumen yang kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
BCG.Hasil dari penelitian ini TSTJ terdapat pada Kuadran III yaitu Problem Children.Pada Kuadran mengartikan bahwa
penawaran yang ada tinggi, namun permintaan wisata yang ada rendah. Dalam upaya pengembangan mencapai ke
posisi stars terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian. Pertama adalah peningkatan frekeuensi promosi dan
informasi kegiatan yang ada di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).Kedua perlu adanya penambahan atraksi wisata baik
secara bulanan, maupun mingguan.Yang ketiga adalah pemenuhan serta perbaikan sarana wisata yang ada di
TSTJ.Hal tersebut bertujuan untuk mendukung kenyamanan wisatawan ketika berada di obyek wisata.
Kata Kunci: Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), penawaran wisata, permintaan wisata, strategi pengembangan
Abstract: Surakarta city has a variety of tourist attraction, one of them was the the Taru Jurug zoo animal park.
This tourism site is one of the tourism icon in Surakarta that full of history. Taru Jurug animal park located in the
Village Jebres, District Jebres, Surakarta, became one of the destinations that require the study of supply and
demand based on the elements of tourism. The result of this research is the development strategy of the region
based on supply and demand in Taru Jurug zoo animal park (TSTJ), are viewed by elements of tourism. The method
used was qualitative and quantitative methods, that called mixed methods. Data collection techniques used were
questionnaires, observation, interviews and document analysis, were then analyzed using BCG. Results of this
research is TSTJ categorized in Quadrant III, namely Problem Children. This is means that TSTJ has a high supply but
the existing tourism demand is low. In an effort to escalate position of TSTJ from problem children into stars, there
are several things that have to be concern. The first is an increase in frekeuensi promotion and information
activities at Taru Jurug Animal Park (TSTJ). Second is, there is need to add some tourist attractions either monthly,
or weekly. The third is the fulfillment and improvement of tourism facilities in TSTJ. It aims to support the
convenience of tourists when in tourism site.
Keywords: Taru Jurug Zoo, demand tourism, supply tourism, strategic tourism development
Museum Batik 30,238 801 8,824 1,026 15,094 1,826 12,601 1,177 109,417 1,220
Taman
- - 273,229 363 935,496 1,467 1,387,832 2,084 1,541,665 288
Balekambang
Taman Satwa
451,776 - 292,546 - 327,114 - 272,197 - 326,338 -
Taru Jurug (TSTJ)
THR Sriwedari 403,107 - 329,889 91 334,418 31 309,391 46 355,798 73
Taman Satwa Taru Jurug merupakan wisatawan yang datang tiap tahunnya masih
salah satu destinasi wisata yang banyak fluktuatif. Padahal salah satu hal yang menjadi
dikunjungi wisatawan tiap tahunnya.Sebagai tolak ukur perkembangan pariwisata adalah
salah satu obyek wisata Taman Satwa Taru pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan
Jurug memiliki keunikan sebagai sarana karena dengan peningkatan jumlah wisatawan
edukasi masyarakat dengan pengenalan yang datang secara langsung akan diikuti oleh
terhadap satwa.Namun dalam perkembangan sarana dan prasarana
perkembangannya jumlah kunjungan pendukung pariwisata, pembangunan wilayah
yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan bagi buatan dengan tetap memperhatikan
wisatawan (Ditjen Pariwisata, 1999). Beberapa kelestarian objek-objek alam dan budaya
upaya telah dilakukan guna meningkatkan Indonesia. Untuk itu Kota Surakarta perlu
jumlah kunjungan wisatawan.Salah satu upaya melakukan pengembangan pada obyek- obyek
dalam peningkatan jumlah kunjungan wisata yang dimiliki guna lebih menarik
wisatawan dengan menambah atraksi wisata wisatawan domestik maupun mancanegara
seperti naik perahu, naik kereta mini, naik khususnya Taman Satwa Taru Jurug sebagai
bendi, menunggang satwa seperti gajah, unta, salah satu kota wisata tujuan Jawa Tengah.
berfoto dengan satwa serta penambahan Dengan keadaan yang ada pada Taman Satwa
aneka macam permainan anak. Selain itu di Taru Jurug saat ini apabila tidak segera
dalam objek wisata ini juga terdapat Sanggar mendapat perhatian dalam
Gesang yang merupakan tempat pertunjukan pengembangannya maka dikhawatirkan
kesenian antara lain orkes keroncong. Di potensi wisata ini akan stagnan bahkan akan
Taman Satwa Taru Jurug terdapat juga tempat cenderung memudar karena menurunnya
pementasan kesenian tradisional yang berada jumlah wisatawan yang pada akhirnya akan
dalam kompleks Taman Gesang. Selain itu, sangat mempengaruhi dalam segi
pada perayaan Idul Fitri diadakan upacara pengelolaannya seperti berkurangnya atraksi
adat Pekan Syawalan, yaitu suatu acara tradisi wisata, fasilitas yang terbatas dan tentunya
awal bulan Syawal Idul Fitri.Acara ini diakhiri akan semakin memprihatinkan kondisi dari
dengan pesta Ketupat dan Larung Gethek obyek wisata ini.
dengan menggunakan gethek atau sejenis
kapal di danau yang terdapat di dalam Taman METODE PENELITIAN
Satwa Taru Jurug ini. Menurut Ernest Nagel (1967) dalam
Permasalahan lain yang saat ini terjadi Unaradjan (2000), metode penelitian
di dalam TSTJ adalah kondisi kebun binatang merupakan perangkat aturan tetap yang
yang sudah cukup mengkhawatirkan dan dapat digunakan untuk menemukan jawaban
pengelolaan yang masih dilakukan dengan dari permasalahan.Dalam penelitian ini
konsep lama. Pengembangan TSTJ sejak metode penelitian yang akan digunakan
pertama kali dibangun pada tahun 1975 hanya adalah kualitatif dan kuantitatif atau
melakukan pembenahan dengan penambahan campuran (embedded design). Metode
dan pergantian kandang ataupun sarana embedded adalah metode yang memadukan
lainnya.Konsep kandang yang masih (mix) seperangkat data yang berbeda yaitu
berbentuk jeruji menjadi permasalahan bagi kualitatif dan kuantitatif dalam satu level
TSTJ pada masa sekarang karena tidak sesuai desain, dimana satu jenis data melekat pada
dengan kaidah konservasi hewan.Kandang jenis data yang lain dalam suatu kerangka
satwa yang ada di TSTJ dirasa sudah tidak metodologi. Metode embedded yang akan
sesuai dengan kebutuhan hewan saat digunakan ini bersifat concurrent yaitu data
ini.Karena kondisi kandang satwa harus sesuai kualitatif dan data kuantitatif dikumpulkan
dengan kondisi lingkungan tempat hidup pada saat yang sama tetapi data tersebut
satwa dan kebutuhan seetiap satwa.Tempat independent dan terpisah.
hidup satwa harus termasuk tempat berteduh Data kuantitatif nantinya akan
dari basahnya hujan, dari panas matahari, mendukung data kualitatif, artinya bahwa
dingin dan tempat bernaung yang metode embedded yang digunakan
cocok.Misalnya, untuk satwa yang memberikan bobot yang lebih kepada data
kebiasaannya menggali lubang ditanah, harus kuantitatif seperti ilustrasi diatas. Dalam
diberi fasilitas untuk membuat lubang. penelitian kuantitatif dilaksanakan ketika
Berdasarkan RUTRK 1993-2013 dan penyebaran kuesioner kepada responden
DTRK 2011- 2031, orientasi perkembangan guna menentukan karakteristik dan posisi
untuk daerah Surakarta khususnya bagian permintaan serta penawaran Taman Satwa
pariwisata ada pada wisata budaya, alam, dan Taru Jurug.Sedangkan untuk metode kualitatif
hanya satu-satunya terjadi di Taman Satwa pendapa serta mini theater untuk
Taru Jurug (TSTJ). Dalam pelaksanaan kegiatan pementasan. Taman ini dibangun atas
selama 10 hari pengunjung yang datang prakarsa Warga Indonesia yang berada di
mencapai 83 ribu pengunjung. Jumlah Jepang. Kondisi taman ini cukup
pengunjung yang datang dalam acara ini jauh memprihatinkan akibat kurangnya perawatan
melebihi rata- rata pengunjung harian. Pada dan jarang untuk digunakan. Beberapa bagian
tahun 2013 jumlah pengunjung TSTJ mencapai pendopo yang ada di Taman Gesang juga
326,338 wisatawan. Apabila dirata- rata maka sudah lapuk bahkan seperti kuda- kuda atap
memiliki kunjunga harian sebesar 894 sudah ada yang patah dan hanya diberi
wisatawan. Selain itu berdasar hasil kuesioner penyangga saja. Selain itu dengan letaknya
yang menunjukkan bahwa 70% responden yang berada di pojokan membuat tempat ini
pernah mengikuti kegiatan tersebut. Dengan kerap disalahgunakan pemakaiannya. Dengan
kondisi tersebut tentu memberikan dukungan kondisi yang ada sekarang banyak responden
terhadap upaya pengembangan kegiatan yang enggan masuk kedalam taman gesang.
wisata di Taman Satwa Taru Jurug. Area Bermain Anak
Panggung hiburan Area bermain anak terletak di dekat
Sebagai salah satu tempat rekreasi pintu masuk Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
keluarga, TSTJ dilengkapi dengan berbagai Dalam arena bermain anak terdapat banyak
fasilitas untuk memanjakan pengunjung wahana yang dapat digunakan sebagai
seperti masjid, arena bermain anak, kereta hiburan untuk anak- anak. Wahana yang ada
mini untuk mengelilingi Taman Jurug, dan di TSTJ sebagian besar buka pada hari libur.
menunggang gajah. Sebagai salah satu atraksi Hal ini dikarenakan pengunjung ramai pada
tambahan, panggung hiburan dapat hari tersebut. Berdasarkan penuturan dengan
mendatangkan cukup banyak wisatawan. Hal operator wahana permainan, omset yang
ini dikarenakan setiap group yang tampil didapatkan dalam satu hari cukup besar.
sudah memliki penggemar. Sehingga dengan Seperti permainan flying fox dalam satu hari
tampilnya group tersebut memberikan liburan bisa mendapatkan omset 750ribu.
motivasi penggemar untuk datang ke TSTJ. Berdasarkan penuturan responden sebagian
Berdasarkan hasil kuesioner lebih dari 50% besar yang datang bersama keluarga sudah
responden sudah pernah menyaksikan pernah mencoba wahana permainan di arena
kegiatan ini. bermain anak. Berdasar hasil kuesioner lebih
Kirab Jaka Tingkir dari 70% responden sudah pernah
Kirab Jaka Tingkir adalah puncak dari mengunjungi atraksi wisata tersebut.
pekan syawalan yang diadakan di Taman Kebun Binatang
Satwa Taru Jurug (TSTJ). Sebagai puncak acara Area Kebun Binatang terletak pada
syawalan acara kirab Jaka Tingkir dibuat bagian belakang Taman Satwa Taru
seperti drama kolosal diawali dengan Jurug.Pada Area ini terdapat berbagai koleksi
pengarakan, sendratari Joko Tingkir, dan satwa seperti Harimau, unta, banteng,
diakhiri dengan pesta ketupat. Dalam kanguru, orang utan, dan lainnya.Koleksi yang
pelaksanaan kegiatan drama kolosal, Joko dimiliki TSTJ terbilang cukup lengkap dan
Tingkir diperankan oleh BRM. Suryo Triyono kondisi satwa cukup baik. Sebagai atraksi
dapat memukau ribuan penonton yang hadir. utama yang disuguhkan TSTJ, kebun binatang
Berdasarkan hasil kuesioner lebih dari 60% yang ada masih menarik minat wisatawan
responden sudah pernah menyaksikan untuk berwisata. Namun berdasar hasil
kegiatan ini. kuesioner terdapat beberapa keluhan
Taman Gesang responden seperti kondisi kandang satwa
Taman Gesang terletak di sebelah yang dinilai masih terlalu sempit.
Timur dari TSTJ. Di dalamnya terdapat
Tabel II
ANALISIS PENAWARAN WISATA
Tabel V
ANALISIS PENAWARAN AKSESBILITAS WISATA
No Aksesbilitas Penjelasan Rendah Tinggi Skor
luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar. yang dapat menerima informasi. Saat ini
Dalam penyampaian informasi mengenai TSTJ, sudah terdapat beberapa situs internet yang
bentuk – bentuk promosi yang dilakukan selalu mempromosikan aktifitas pariwisata di
melalui media massa tidak hanya berupa iklan Kota Solo. Selain situs resmi Pemerintah Kota
melainkan dapat berupa artikel mengenai Surakarta (www.surakarta.go.id) terdapat
kondisi obyek wisata. Selain media cetak TSTJ situs lain yang memuat informasi pariwisata di
bekerjasama pula dengan media elektronik TSTJ yaiitu www.pariwisatasolo.com,
lokal. Bentuk kerjasama TSTJ dengan media www.eventsolo.com, dan
elektronik lokal (TATV) adalah dalam bentuk www.agendakota.com. Keberadaan situs –
liputan kegiatan serta informasi promosi situs ini sangat bermanfaat untuk
kegiatan yang ada di TSTJ. menginformasikan potensi pariwisata di
c. Website Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Selain website
Website merupakan sekumpulan halaman www.jurugbonbin.blogspot.com TSTJ juga
informasi yang disediakan melalui jalur menggunakan media sosial (facebook) sebagai
internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia salah satu portal informasi dan promosi
selama terkoneksi dengan jaringan internet. kegiatan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
Website merupakan salah satu media Namun dengan portal informasi yang dimiliki
informasi yang baik dan biaya yang murah kurang dapat dimanfaatkan dengan masih
apabila dilihat dari jangkauan masyarakat minimnya informasi yang diberitakan.
Tabel VI
ANALISIS PENAWARAN INFORMASI DAN PROMOSI WISATA
No Informasi Penjelasan Rendah Tinggi Skor
Kesimpulan Analisis Penawaran rendah (R). Penentuan range dalam analisis ini
Dalam analisis penawaran wisata terdapat 4 adalah 16 untuk skor rendah (R), 32 untuk
jenis komponen wisata dengan jumlah skor tinggi (T) dan untuk nilai tengahnya
variabel sebanyak 16 variabel. Setiap variabel sebesar 24. Sehingga apabila nilai pada
dalam analisis ini diberi nilai dimana nilai 2 analisis penawaran kurang dari sama dengan
untuk skor tinggi (T) dan nilai 1 untuk skor
24 akan diberi nilai rendah sedangkan apabila lebih dari 24 akan diberi nilai tinggi.
Tabel VII
ANALISIS PENAWARAN WISATA
No Jenis Komponen Wisata Variabel Skor
1 Atraksi Wisata 6 11
2 Sarana Wisata 5 9
3 Aksesbilitas 1 2
Jumlah 16 28
Tabel VIII
ANALISIS PERMINTAAN ATRAKSI WISATA
No Atraksi Penjelasan Rendah Tinggi Skor
Tabel IX
ANALISIS PERMINTAAN SARANA WISATA
No Sarana Penjelasan Rendah Tinggi Skor
Dari hasil analisis permintaan sarana wisata dikarenakan sudah adanya angkutan-
terdapat 5 variabel yang diteliti. Skor angkutan yang mendungkung aksesblitas baik
maksimal yang dapat diperoleh 10, skor di internal kota solo maupun ke kota lainnya.
minimal 5, dan nilai tengah 7,5. Skor yang Namun dengan kemudahan transportasi yang
diperoleh untuk sarana wisata adalah 7 yang ada tidak menjamin sesuai dengan persepsi
berarti mendapatkan nilai rendah. wisatawan atas pelayanan transportasi yang
Aksesbilitas diterima. Berikut adalah tabel analisis
Pada umumnya fasilitas transportasi yang ada permintaan aksesbilitas wisata:
di Kota Solo sudah tergolong baik. Hal ini
Tabel X
ANALISIS PERMINTAAN AKSESBILITAS WISATA
Moda Skor
No Penjelasan Rendah Tinggi
Angkutan
82% responden menganggap akses dari dan
Akses ke 2
1 ke TSTJ mudah, sehingga mendapatkan √
TSTJ
nilai tinggi.
Total 2
Tabel XI
ANALISIS PERMINTAAN INFORMASI DAN PROMOSI WISATA
No Informasi Penjelasan Rendah Tinggi Skor
Tabel XII
REKAPITULASI NILAI PERMINTAAN WISATA
No Jenis Komponen Wisata Variabel Skor
1 Atraksi Wisata 6 9
2 Sarana Wisata 5 7
3 Aksesbilitas 1 2
Jumlah 16 23
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Analisis Boston Consulting Group (BCG)
bahwa skor permintaan wisata di TSTJ sebesar Setelah adanya perolehan data dari
23.Nilai analisis tersebut berada di bawah nilai analisis penawaran dan permintaan
tengah yaitu 24.Nilai yang dihasilkan rendah wisata.Dimana produk kegiatan yang diteliti
dikarenakan sarana serta informasi dan adalah atraksi wisata, sarana wisata,
promosi yang dilakukan masih kurang aksesbilitas, serta informasi dan promosi
memadai. wisata.kedua hasil analisis tersebut kemudian
dimasukan kedalam matriks Boston Conculting
Group (BCG). Berikut adalah hasil analisis yang
Gambar I
POSISI MATRIKS ANALISIS BCG
Pemaksimalan 3 fungsi TSTJ yaitu sebagai rekreasi yang sudah cukup baik. Namun
Konservasi, Rekreasi dan Edukasi untuk fungsi konservasi dan edukasi masih
Pembuatan program kerja (perencanaan) belum berjalan secara optimal.
dalam kerangka meningkatkan dan Dengan jumlah kunjungan yang fluktuatif
mengembangkan pariwisata TSTJ secara maka diperlukan terobosan baru guna
jelas dan konseptual, serta penambahan memaksimalkan jumlah kunjungan yang
program rutin yang dapat dilakukan setiap ada.salah satu cara meningkatkan jumlah
minggu/ bulan/ tahun. kunjungan di TSTJ adalah pembenahan
Dalam melakukan promosi harus memiliki atraksi wisata yang ada diantaranya.
keragaman dengan penambahan Penataan kembali arena bermain anak
kuantitas dalam penyampaian informasi. dan Taman Gesang serta penambahan
Kegiatan promosi perlu dilakukan dengan atraksi wisata kebun binatang.
membentuk sistem informasi yang handal Pemenuhan serta perbaikan infrastruktur
dan membangun kerjasama yang baik yang ada seperti toko souvenir, warung
dengan pusat informasi. makan, toilet, parkir untuk menunjang
Pembenahan serta penambahan untuk kelancaran pariwisata. Hal ini dikarenakan
atraksi wisata yang ada seperti arena dengan kondisi fasilitas sudah
bermain anak, Taman Gesang, serta kebun memerlukan perbaikan serta penataan
binatang. guna menunjang kegiatan pariwisata yang
Pemenuhan serta perbaikan infrastruktur ada. Berdasar hasil pengamatan yang
yang ada seperti toko souvenir, warung dilakukan, masih terdapat obyek wisata
makan, toilet, parkir untuk menunjang yang perlu dibenahi. Kekurangan fasilitas
kelancaran pariwisata pendukung sangat berpengaruh terhadap
Bekerja sama dengan pihak ke 3 (investor) kenyamanan wisatawan serta persepsi
baik secara parsial maupun keseluruhan akan obyek wisata tersebut.
untuk pengembangan TSTJ Pembuatan program kerja (perencanaan)
kedepan.Untuk kerjasama secara parsial dalam kerangka meningkatkan dan
dapat dilakukan dengan membuka atraksi mengembangkan pariwisata TSTJ secara
baru seperti pembuatan kolam renang jelas dan konseptual, serta penambahan
dan danau, sedangkan untuk investasi program rutin yang dapat dilakukan setiap
sepenuhnya mencakup seluruh obyek minggu/ bulan/ tahun.
wisata TSTJ. Kegiatan promosi yang akan dilakukan
Menambahkan prioritas untuk harus memiliki perencanaan sebelumnya.
kesejahteraan satwa seperti kualitas Hal ini dikarenakan dengan perencanaan
pakan satwa, adanya hari libur bagi satwa, yang matang diharapkan mampu
manajemen perawatan dan kesehatan memberikan dampak yang positif serta
satwa, serta memperbaiki fasilitas tepat sasaran. Dalam melakukan promosi
kandang satwa sama dengan habitat harus memiliki keragaman dengan
aslinya. penambahan kuantitas dalam
penyampaian informasi. Karena
Rekomendasi wisatawan yang mengetahui promosi
Dengan perkembangan kunjungan wisata di melalui brosur/ leaflet dan media massa
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang masih masih sangat minim dan kurang dari 10%
fluktuatif maka perlu dilakukan terobosan wisatawan yang mengetahui adanya
guna pengembangan supaya menjadi obyek informasi kegiatan di TSTJ. Oleh karena itu
wisata yang menarik untuk dikunjungi diperlukan promosi yang konsisten dan
wisatawan. berkesinambungan baik dari Perusda
Pemaksimalkan 3 fungsi TSTJ yaitu fungsi maupun Pemerintah Kota Surakarta.
konservasi, rekreasi dan edukasi. Hal ini Bekerja sama dengan pihak ke 3 (investor)
dipilih dikarenakan saat ini baru fungsi baik secara parsial maupun keseluruhan