Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Teknik PWK Volume 4 Nomor 4 2015

Online :http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
___________________________________________________________________________________________________________

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA TAMAN SATWA TARU JURUG


KOTA SURAKARTA

Pulung Priyo Utomo¹ dan Maya Damayanti²

1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Email: pulung.priyo15@pwk.undip.ac.id

Abstrak: Kota Surakarta memiliki beragam daya tarik pariwisata, salah satunya Kebun Binatang Taman Satwa Taru
Jurug. Obyek wisata ini merupakan salah satu ikon wisata di kota Surakarta yang sarat akan sejarah. Taman Satwa
Taru Jurug yang terletak di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, menjadi salah satu tujuan wisata
yang memerlukan adanya penelitian mengenai penawaran dan permintaan wisata berdasarkan elemen
pariwisata.Penelitian menghasilkan strategi pengembangan kawasan berdasar penawaran dan permintaan wisata
Taman Satwa Taru Jurug yang dilihat berdasarkan elemen elemen pariwisata.Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif dan kuantitatif atau campuran.Untuk teknik pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner, observasi, wawancara dan telaah dokumen yang kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
BCG.Hasil dari penelitian ini TSTJ terdapat pada Kuadran III yaitu Problem Children.Pada Kuadran mengartikan bahwa
penawaran yang ada tinggi, namun permintaan wisata yang ada rendah. Dalam upaya pengembangan mencapai ke
posisi stars terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian. Pertama adalah peningkatan frekeuensi promosi dan
informasi kegiatan yang ada di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).Kedua perlu adanya penambahan atraksi wisata baik
secara bulanan, maupun mingguan.Yang ketiga adalah pemenuhan serta perbaikan sarana wisata yang ada di
TSTJ.Hal tersebut bertujuan untuk mendukung kenyamanan wisatawan ketika berada di obyek wisata.

Kata Kunci: Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), penawaran wisata, permintaan wisata, strategi pengembangan

Abstract: Surakarta city has a variety of tourist attraction, one of them was the the Taru Jurug zoo animal park.
This tourism site is one of the tourism icon in Surakarta that full of history. Taru Jurug animal park located in the
Village Jebres, District Jebres, Surakarta, became one of the destinations that require the study of supply and
demand based on the elements of tourism. The result of this research is the development strategy of the region
based on supply and demand in Taru Jurug zoo animal park (TSTJ), are viewed by elements of tourism. The method
used was qualitative and quantitative methods, that called mixed methods. Data collection techniques used were
questionnaires, observation, interviews and document analysis, were then analyzed using BCG. Results of this
research is TSTJ categorized in Quadrant III, namely Problem Children. This is means that TSTJ has a high supply but
the existing tourism demand is low. In an effort to escalate position of TSTJ from problem children into stars, there
are several things that have to be concern. The first is an increase in frekeuensi promotion and information
activities at Taru Jurug Animal Park (TSTJ). Second is, there is need to add some tourist attractions either monthly,
or weekly. The third is the fulfillment and improvement of tourism facilities in TSTJ. It aims to support the
convenience of tourists when in tourism site.

Keywords: Taru Jurug Zoo, demand tourism, supply tourism, strategic tourism development

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 457


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

PENDAHULUAN Salah satu faktor yang menentukan


Kota Surakarta sebagai salah satu kota cepat/ lambatnya perkembangan pariwisata
wisata dengan daya tarik yang dimiliki seperti dalam suatu daerah adalah jumlah kunjungan
wisata sejarah budaya, kehidupan masyarakat wisatawan. Berdasarkan data yang terdapat
(etnik), dan lainnya. Lingkungan Kota dalam Surakarta Dalam Angka 2009- 2013
Surakarta terkenal ramah dan banyak Kota Surakarta mengalami kenaikan dalam
masyarakatnya yang masih memegang tradisi jumlah kunjungan wisatawan. Namun masih
serta warisan budaya sehingga banyak atraksi tercatat beberapa kali mengalami penurunan
wisata yang dapat disaksikan di kota ini. kunjungan wisatawan. Penurunan jumlah
Beberapa atraksi wisata di Kota Surakarta wisatawan terbanyak pada tahun 2010
misalnya Grebeg Syawalan di Taman Satwa dimana jumlah wisatawan yang berkunjung
Taru Jurug, Sekatenan di Alun-alun Lor Kraton 1.017.833 orang atau turun 5,8% dari tahun
Kasunanan, kirab pusaka malam 1 Suro.Selain sebelumnya yang mencapai 1.017.833
atraksi yang diadakan, pengembangan obyek wisatawan, dimana 29.218 adalah wisatawan
wisata di Kota Solo didukung oleh letak yang asing. Bahkan di tahun 2013 terjadi
strategis serta akses mudah.Sehingga dari segi penurunan lagi dari tahun sebelumnya
transferabilitas dan aksesibilitas transportasi sebanyak 58.902 wisatawan. Sedangkan untuk
dan komunikasi sampai akomodasi (banyak kenaikan jumlah wisatawan terbesar terjadi
hotel berbintang dan melati di Kota Surakarta) pada tahun 2011 sebanyak 716.318
sudah tidak menjadi masalah.Dengan wisatawan atau sekitar 70,4%. Berikut adalah
kelengkapan penunjang pariwisata yang tabel kunjungan wisatawan nusantara dan
dimiliki Kota Solo tidak membuat seluruh mancanegara per objek wisata secara time
obyek wisata berkembang seluruhnya. series dapat dilihat pada Tabel I.1 sebagai
berikut:
Tabel I
Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Obyek Wisata Di Kota Surakarta
2009 2010 2011 2012 2013
Objek Wisata
Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman
Keraton
123,867 5,205 30,767 3,516 30,882 1,201 47,331 810 66,652 1,504
Kasunanan
Keraton
36,104 15,791 19,978 18,231 17,731 23,502 27,051 23,413 17,678 19,650
Mangkunegaran
Museum Radya
9,191 1,360 16,244 1,007 14,124 2,575 13,500 3,092 6,996 520
Pustaka

Museum Batik 30,238 801 8,824 1,026 15,094 1,826 12,601 1,177 109,417 1,220
Taman
- - 273,229 363 935,496 1,467 1,387,832 2,084 1,541,665 288
Balekambang
Taman Satwa
451,776 - 292,546 - 327,114 - 272,197 - 326,338 -
Taru Jurug (TSTJ)
THR Sriwedari 403,107 - 329,889 91 334,418 31 309,391 46 355,798 73

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2009- 2013

Taman Satwa Taru Jurug merupakan wisatawan yang datang tiap tahunnya masih
salah satu destinasi wisata yang banyak fluktuatif. Padahal salah satu hal yang menjadi
dikunjungi wisatawan tiap tahunnya.Sebagai tolak ukur perkembangan pariwisata adalah
salah satu obyek wisata Taman Satwa Taru pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan
Jurug memiliki keunikan sebagai sarana karena dengan peningkatan jumlah wisatawan
edukasi masyarakat dengan pengenalan yang datang secara langsung akan diikuti oleh
terhadap satwa.Namun dalam perkembangan sarana dan prasarana
perkembangannya jumlah kunjungan pendukung pariwisata, pembangunan wilayah

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 458


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan bagi buatan dengan tetap memperhatikan
wisatawan (Ditjen Pariwisata, 1999). Beberapa kelestarian objek-objek alam dan budaya
upaya telah dilakukan guna meningkatkan Indonesia. Untuk itu Kota Surakarta perlu
jumlah kunjungan wisatawan.Salah satu upaya melakukan pengembangan pada obyek- obyek
dalam peningkatan jumlah kunjungan wisata yang dimiliki guna lebih menarik
wisatawan dengan menambah atraksi wisata wisatawan domestik maupun mancanegara
seperti naik perahu, naik kereta mini, naik khususnya Taman Satwa Taru Jurug sebagai
bendi, menunggang satwa seperti gajah, unta, salah satu kota wisata tujuan Jawa Tengah.
berfoto dengan satwa serta penambahan Dengan keadaan yang ada pada Taman Satwa
aneka macam permainan anak. Selain itu di Taru Jurug saat ini apabila tidak segera
dalam objek wisata ini juga terdapat Sanggar mendapat perhatian dalam
Gesang yang merupakan tempat pertunjukan pengembangannya maka dikhawatirkan
kesenian antara lain orkes keroncong. Di potensi wisata ini akan stagnan bahkan akan
Taman Satwa Taru Jurug terdapat juga tempat cenderung memudar karena menurunnya
pementasan kesenian tradisional yang berada jumlah wisatawan yang pada akhirnya akan
dalam kompleks Taman Gesang. Selain itu, sangat mempengaruhi dalam segi
pada perayaan Idul Fitri diadakan upacara pengelolaannya seperti berkurangnya atraksi
adat Pekan Syawalan, yaitu suatu acara tradisi wisata, fasilitas yang terbatas dan tentunya
awal bulan Syawal Idul Fitri.Acara ini diakhiri akan semakin memprihatinkan kondisi dari
dengan pesta Ketupat dan Larung Gethek obyek wisata ini.
dengan menggunakan gethek atau sejenis
kapal di danau yang terdapat di dalam Taman METODE PENELITIAN
Satwa Taru Jurug ini. Menurut Ernest Nagel (1967) dalam
Permasalahan lain yang saat ini terjadi Unaradjan (2000), metode penelitian
di dalam TSTJ adalah kondisi kebun binatang merupakan perangkat aturan tetap yang
yang sudah cukup mengkhawatirkan dan dapat digunakan untuk menemukan jawaban
pengelolaan yang masih dilakukan dengan dari permasalahan.Dalam penelitian ini
konsep lama. Pengembangan TSTJ sejak metode penelitian yang akan digunakan
pertama kali dibangun pada tahun 1975 hanya adalah kualitatif dan kuantitatif atau
melakukan pembenahan dengan penambahan campuran (embedded design). Metode
dan pergantian kandang ataupun sarana embedded adalah metode yang memadukan
lainnya.Konsep kandang yang masih (mix) seperangkat data yang berbeda yaitu
berbentuk jeruji menjadi permasalahan bagi kualitatif dan kuantitatif dalam satu level
TSTJ pada masa sekarang karena tidak sesuai desain, dimana satu jenis data melekat pada
dengan kaidah konservasi hewan.Kandang jenis data yang lain dalam suatu kerangka
satwa yang ada di TSTJ dirasa sudah tidak metodologi. Metode embedded yang akan
sesuai dengan kebutuhan hewan saat digunakan ini bersifat concurrent yaitu data
ini.Karena kondisi kandang satwa harus sesuai kualitatif dan data kuantitatif dikumpulkan
dengan kondisi lingkungan tempat hidup pada saat yang sama tetapi data tersebut
satwa dan kebutuhan seetiap satwa.Tempat independent dan terpisah.
hidup satwa harus termasuk tempat berteduh Data kuantitatif nantinya akan
dari basahnya hujan, dari panas matahari, mendukung data kualitatif, artinya bahwa
dingin dan tempat bernaung yang metode embedded yang digunakan
cocok.Misalnya, untuk satwa yang memberikan bobot yang lebih kepada data
kebiasaannya menggali lubang ditanah, harus kuantitatif seperti ilustrasi diatas. Dalam
diberi fasilitas untuk membuat lubang. penelitian kuantitatif dilaksanakan ketika
Berdasarkan RUTRK 1993-2013 dan penyebaran kuesioner kepada responden
DTRK 2011- 2031, orientasi perkembangan guna menentukan karakteristik dan posisi
untuk daerah Surakarta khususnya bagian permintaan serta penawaran Taman Satwa
pariwisata ada pada wisata budaya, alam, dan Taru Jurug.Sedangkan untuk metode kualitatif

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 459


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

digunakan untuk menindaklanjuti metode menggairahkan daya tarik wisata Taman


kuantitatif.Metode kualitatif sendiri digunakan Satwa Taru Jurug. Teknik yang digunakan
untuk merumuskan strategi pengembangan dalam pengumpulan data penelitian ini
Taman Satwa Taru Jurug kedepan.Sehingga menggunakan kuesioner dan
dengan penggabungan kedua metode wawancara.Sedangkan untuk analisis data
tersebut diharapkan hasil penelitian dapat menggunakan skoring dan matriks
lebih obyektif dan menyeluruh. BCG.Skoring dilakukan dengan memberikan
Sampel adalah bagian dari suatu penilaian dan pemberian skor untuk menilai
populasi yang dianggap dapat mewakili kondisi variabel pada setiap aspek.
populasi tersebut.Dalam teknik penarikan Selanjutnya nilai tersebut akan digambarkan
sampel penelitian ini ditujukan untuk dalam sebuah matriks BCG.
wisatawan Taman Satwa Taru Jurug.Teknik
yang digunakan adalah non probability HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling teknik ini akan memungkinkan Analisis Penawaran Wisata
peluang sesorang untuk menjadi responden Obyek wisata Taman Satwa Taru Jurug
tidak diketahui. Metode yang akan digunakan (TSTJ) dengan fasilitas yang ada memiliki daya
adalah accidental sampling, metode ini dipilih tarik utama sebagai tempat konservasi
untuk memperoleh gambaran mengenai satwa.Dengan daya tarik yang dimiliki
anggota populasi yang dapat dijadikan sehingga menjadikan seseorang berkunjung ke
sampel, sehingga agar dapat memperoleh tempat tersebut.Untuk mengetahui
gambaran mengenai populasi dilakukan cara penawaran wisata tersebut dapat diihat
pemilihan sampel secara kebetulan dengan melalui komponen produk wisata yang ada di
memilih siapa saja yang ditemui pada objek tempat tersebut.Atraksi wisata merupakan
tempat dan memenuhi kriteria sebagai faktor utama dalam menarik wisatawan,
wisatawan yang telah ditentukan. Adapun namun tidak hanya atraksi wisata yang
untuk penentuan jumlah sampel wisatawan dibutuhkan sehingga memerlukan sarana
TSTJ dalam penelitian ini menggunakan rumus wisata, aksesbilitas, informasi dan promosi.
Slovin:
N  Atraksi Wisata
n= Potensi wisata yang ada di Taman
1+ N. (e2) Satwa Taru Jurug (TSTJ) sangatlah beragam,
n = Ukuran Sampel selain kebun binatang sebagai daya tarik
N = Ukuran Populasi (326.338 didapat dari utama, di juga terdapat atraksi lainnya berupa
data jumlah kunjungan Taman Satwa taman, wahana permainan anak, grebeg
Taru Jurug tahun 2013 menurut Unit maulud, jaka tingkir dan lainnya. Taman Satwa
Pengelola TSTJ dalam Kota Surakarta Taru Jurug merupakan salah satu destinasi
Dalam Angka 2013) wisata yang banyak dikunjungi wisatawan tiap
e = Proporsi Sampel (10%) tahunnya. Sebagai salah satu obyek wisata
n = 99,96 dibulatkan menjadi 100 Taman Satwa Taru Jurug memiliki keunikan
Variabel penelitian yang digunakan sebagai sarana edukasi masyarakat dengan
dalam penelitian berjudul strategi pengenalan terhadap satwa. Sehingga dengan
pengembangan obyek wisata Taman Satwa keunikan tersebut diperlukan adanya
Taru Jurug Kota Surakarta berdasarkan pengembangan kedepannya guna melengkapi
penawaran dan permintaan wisata ini terdiri 3 fungsi yaitu edukasi, konservasi, dan
dari dua bagian yaitu aspek penawaran dan rekreasi. Beberapa atraksi wisata yang ada di
aspek permintaan wisata. faktor penawaran Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) adalah sebagai
yang meliputi atraksi wisata, sarana, berikut:
aksesbilitas, dan informasi-promosi dengan Grebeg Syawalan
faktor permintaan terhadap suatu tempat Tradisi perayaan puncak Syawalan
tujuan wisata untuk meningkatkan dan yang berada di kebun binatang mungkin

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 460


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

hanya satu-satunya terjadi di Taman Satwa pendapa serta mini theater untuk
Taru Jurug (TSTJ). Dalam pelaksanaan kegiatan pementasan. Taman ini dibangun atas
selama 10 hari pengunjung yang datang prakarsa Warga Indonesia yang berada di
mencapai 83 ribu pengunjung. Jumlah Jepang. Kondisi taman ini cukup
pengunjung yang datang dalam acara ini jauh memprihatinkan akibat kurangnya perawatan
melebihi rata- rata pengunjung harian. Pada dan jarang untuk digunakan. Beberapa bagian
tahun 2013 jumlah pengunjung TSTJ mencapai pendopo yang ada di Taman Gesang juga
326,338 wisatawan. Apabila dirata- rata maka sudah lapuk bahkan seperti kuda- kuda atap
memiliki kunjunga harian sebesar 894 sudah ada yang patah dan hanya diberi
wisatawan. Selain itu berdasar hasil kuesioner penyangga saja. Selain itu dengan letaknya
yang menunjukkan bahwa 70% responden yang berada di pojokan membuat tempat ini
pernah mengikuti kegiatan tersebut. Dengan kerap disalahgunakan pemakaiannya. Dengan
kondisi tersebut tentu memberikan dukungan kondisi yang ada sekarang banyak responden
terhadap upaya pengembangan kegiatan yang enggan masuk kedalam taman gesang.
wisata di Taman Satwa Taru Jurug. Area Bermain Anak
Panggung hiburan Area bermain anak terletak di dekat
Sebagai salah satu tempat rekreasi pintu masuk Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
keluarga, TSTJ dilengkapi dengan berbagai Dalam arena bermain anak terdapat banyak
fasilitas untuk memanjakan pengunjung wahana yang dapat digunakan sebagai
seperti masjid, arena bermain anak, kereta hiburan untuk anak- anak. Wahana yang ada
mini untuk mengelilingi Taman Jurug, dan di TSTJ sebagian besar buka pada hari libur.
menunggang gajah. Sebagai salah satu atraksi Hal ini dikarenakan pengunjung ramai pada
tambahan, panggung hiburan dapat hari tersebut. Berdasarkan penuturan dengan
mendatangkan cukup banyak wisatawan. Hal operator wahana permainan, omset yang
ini dikarenakan setiap group yang tampil didapatkan dalam satu hari cukup besar.
sudah memliki penggemar. Sehingga dengan Seperti permainan flying fox dalam satu hari
tampilnya group tersebut memberikan liburan bisa mendapatkan omset 750ribu.
motivasi penggemar untuk datang ke TSTJ. Berdasarkan penuturan responden sebagian
Berdasarkan hasil kuesioner lebih dari 50% besar yang datang bersama keluarga sudah
responden sudah pernah menyaksikan pernah mencoba wahana permainan di arena
kegiatan ini. bermain anak. Berdasar hasil kuesioner lebih
Kirab Jaka Tingkir dari 70% responden sudah pernah
Kirab Jaka Tingkir adalah puncak dari mengunjungi atraksi wisata tersebut.
pekan syawalan yang diadakan di Taman Kebun Binatang
Satwa Taru Jurug (TSTJ). Sebagai puncak acara Area Kebun Binatang terletak pada
syawalan acara kirab Jaka Tingkir dibuat bagian belakang Taman Satwa Taru
seperti drama kolosal diawali dengan Jurug.Pada Area ini terdapat berbagai koleksi
pengarakan, sendratari Joko Tingkir, dan satwa seperti Harimau, unta, banteng,
diakhiri dengan pesta ketupat. Dalam kanguru, orang utan, dan lainnya.Koleksi yang
pelaksanaan kegiatan drama kolosal, Joko dimiliki TSTJ terbilang cukup lengkap dan
Tingkir diperankan oleh BRM. Suryo Triyono kondisi satwa cukup baik. Sebagai atraksi
dapat memukau ribuan penonton yang hadir. utama yang disuguhkan TSTJ, kebun binatang
Berdasarkan hasil kuesioner lebih dari 60% yang ada masih menarik minat wisatawan
responden sudah pernah menyaksikan untuk berwisata. Namun berdasar hasil
kegiatan ini. kuesioner terdapat beberapa keluhan
Taman Gesang responden seperti kondisi kandang satwa
Taman Gesang terletak di sebelah yang dinilai masih terlalu sempit.
Timur dari TSTJ. Di dalamnya terdapat

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 461


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

Tabel II
ANALISIS PENAWARAN WISATA

No Atraksi Penjelasan Rendah Tinggi Skor

Grebeg Grebeg syawalan yang diadakan di TSTJ dalam 10 hari 2


1 √
Syawalan mampu menarik wisatawan hingga 83 ribu pengunjung.
Sebagai salah satu puncak acara syawalan yang ada di TSTJ
Kirab Jaka 2
2 kirab Jaka Tingkir yang disajikan dengan tarian kolosal √
Tingkir
selalu dihadiri ribuan pengunjung.
Dengan adanya panggung hiburan mampu meningkatkan
Panggung 2
3 kunjungan wisatawan karena kedatangan komunitas grup √
Hiburan
yang tampil.
Kebun binatang menjadi daya tarik utama di TSTJ. Dengan
Kebun 2
4 kondisi saat ini banyak wisatawan yang sudah sering √
Binatang
berwisata ke TSTJ.
Arena bermain anak menjadi salah satu tujuan rekreasi bagi
Bermain wisatawan yang membawa keluarganya. Di arena baermain 2
5 √
Anak anak banyak wahana yang ditawarkan seperti rumah balon,
atv, kamar bola, flying fox, balon air, dan lainnya.
Taman gesang dibangun atas prakarsa masyarakat
Taman 1
6 Indonesia yang berada di Jepang untuk menghargai jasanya √
Gesang
atas lagu Bengawan Solo.
Total 11

Sumber: Hasil Analisis (2015)

 Sarana Wisata sarana wisata baik dapat menambah daya


Secara umum sarana wisata yang ada tarik wisata.
di sekitar Kawasan Taman Satwa Taru Jurug Semakin baik dan lengkap sarana
terdiri dari penginapan, rumah makan dan wisata yang ada maka akan semakin banyak
toko souvenir. Keberadaan sarana wisata pula wisatawan yang dapat dilayani. Dengan
tersebut secara umum sangat mendukung banyaknya wisatawan yang dapat dilayani
aktifitas pariwisata di Taman Satwa Taru berdampak terhadap intensitas kunjungan
Jurug, hal ini dikarenakan apabila penyediaan wisatawan ke TSTJ. Kondisi penyediaan sarana
wisata di TSTJ dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV
ANALISIS PENAWARAN SARANA WISATA
No Sarana Penjelasan Rendah Tinggi Skor

Di depan dan bagian dalam TSTJ terdapat lapak


Toko 1
1. pedagang yang menjual souvenir yang menjual √
Souvenir
berbagai barang.
Warung Di dekat arena bermain dan kebun binatang 2
2. √
Makan terdapat banyak lapak warung makan.
Tempat Di tepi danau TSTJ terdapat masjid yang dapat 2
3. √
Ibadah digunakan sebagai sarana peribadatan.
WC umum tersebar di area TSTJ. Kondisinya pun
4. WC Umum cukup baik dan masih layak, namun terdapat √ 1
beberapa bagian yang perlu diperbaiki.
Lahan parkir yang ada di TSTJ terletak di depan
5. Parkir pintu masuk. Dengan kondisi yang ada saat ini √ 1
dirasa lahan parkir masih terlalu sempit.
Total 7

Sumber: Hasil Analisis (2015)

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 462


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

 Aksesbilitas Taman Satwa Taru Jurug terletak di


Dalam melakukan suatu perjalanan sebelah timur Kota Solo yang berbatasan
wisatan menggunakan sebuah moda langsung dengan Sungai Bengawan Solo.
angkutan. dengan semakin berkembangnya Walaupun letaknya di perbatasan dengan
Kota Solo berbanding lurus terhadap Kabupaten Karanganyar, namun akses menuju
perkembangan transportasi yang ada di kota obyek wisata ini tergolong mudah. Selain itu
ini. Kegiatan pariwisata dan aksesbilitas letaknya yang strategis berada di jalan arteri
merupakan hal yang saling berkaitan. Dengan membuat obyek wisata ini semakin udah
akses yang mudah dapat berdampak terhadap ditemukan. Untuk menjangkau TSTJ dapat
pesatnya perkembangan kegiatan pariwisata menggunakan kendaraan umum maupun
tersebut. Dengan aksesbilitas yang mudah kendaraan pribadi. Sehingga dengan
dapat memberikan alternative kepada banyaknya moda yang menjadi pilihan dapat
wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat. menguntungkan wisatawan ketika
Untuk menuju Kota Surakarta selain berkunjung.
menggunakan kendaraan pribadi banyak
memiliki alternatif moda angkutan lain seperti
bus, Kereta api, dan pesawat terbang.

Tabel V
ANALISIS PENAWARAN AKSESBILITAS WISATA
No Aksesbilitas Penjelasan Rendah Tinggi Skor

Letak TSTJ yang strategis dan berada di jalan arteri


Akses ke membuat obyek wisata ini semakin udah ditemukan. Untuk 2
1. √
TSTJ menjangkau TSTJ dapat menggunakan kendaraan umum
maupun kendaraan pribadi.
Total 2

Sumber: Hasil Analisis (2015)

 Informasi dan Promosi tentang produk atau jasa kepada masyrakat


Untuk peningkatan daya tarik wisata luas. Di dalam brosur/ leaflet biasanya berisi
kepada wisatawan diperlukan informasi dan informasi menarik dari suatu obyek wisata
promosi guna memberi daya tarik kepada sederhana dalam bentuk selembaran kertas
calon pengunjung. Pemberian informasi ini dibagikan pada calon wisatawan. Promosi
bertujuan untuk memberikan informasi dalam bentuk ini merupakan media yang
mengenai segala sesuatu yang berkaitan paling lazim digunakan dalam rangka promosi.
dengan obyek wisata. Kota Surakarta sudah Beberapa upaya yang dilakukan oleh
memiliki Pusat Informasi Pariwisata yang pemerintah Kota Surakarta maupun PD Jurug
berada di Kantor Dinas Pariwisata, Seni dan melalui penyebaran brosur informasi dan
Budaya, namun demikian kegiatan promosi promosi pariwisata di lokasi– lokasi strategis
dan informasi ini juga perlu dilakukan melalui dimana banyak wisatawan berada seperti
kerjasama dengan pihak- pihak swasta yang hotel, bandara udara, biro wisata, Kantor
berhubungan dengan dunia pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta
Beberapa media dan sarana yang selama ini sekolah- sekolah yang berada di Karisidenan
telah menjadi bagian dari kegiatan promosi- Surakarta.
informasi ini adalah : b. Media Massa
Brosur/ Leaflet Media massa merupakan salah satu cara yang
Brosur adalah selebaran yang berisi efektif dalam penyampaian informasi kepada
potongan iklan/ informasi dengan tujuan masyarakat luas. salah satu fungsi media
untuk memperkenalkan sebuah perusahaan massa adalah sarana penyampai pesan yang
atau organisasi, dan menginformasikan berhubungan langsung dengan masyarakat

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 463


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar. yang dapat menerima informasi. Saat ini
Dalam penyampaian informasi mengenai TSTJ, sudah terdapat beberapa situs internet yang
bentuk – bentuk promosi yang dilakukan selalu mempromosikan aktifitas pariwisata di
melalui media massa tidak hanya berupa iklan Kota Solo. Selain situs resmi Pemerintah Kota
melainkan dapat berupa artikel mengenai Surakarta (www.surakarta.go.id) terdapat
kondisi obyek wisata. Selain media cetak TSTJ situs lain yang memuat informasi pariwisata di
bekerjasama pula dengan media elektronik TSTJ yaiitu www.pariwisatasolo.com,
lokal. Bentuk kerjasama TSTJ dengan media www.eventsolo.com, dan
elektronik lokal (TATV) adalah dalam bentuk www.agendakota.com. Keberadaan situs –
liputan kegiatan serta informasi promosi situs ini sangat bermanfaat untuk
kegiatan yang ada di TSTJ. menginformasikan potensi pariwisata di
c. Website Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Selain website
Website merupakan sekumpulan halaman www.jurugbonbin.blogspot.com TSTJ juga
informasi yang disediakan melalui jalur menggunakan media sosial (facebook) sebagai
internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia salah satu portal informasi dan promosi
selama terkoneksi dengan jaringan internet. kegiatan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
Website merupakan salah satu media Namun dengan portal informasi yang dimiliki
informasi yang baik dan biaya yang murah kurang dapat dimanfaatkan dengan masih
apabila dilihat dari jangkauan masyarakat minimnya informasi yang diberitakan.
Tabel VI
ANALISIS PENAWARAN INFORMASI DAN PROMOSI WISATA
No Informasi Penjelasan Rendah Tinggi Skor

Penyebaran brosur informasi dan promosi telah


dlakukan di lokasi– lokasi strategis dimana banyak
Brosur/ wisatawan berada seperti hotel, bandara udara, 2
1 √
Leaflet biro wisata, Kantor Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, serta sekolah- sekolah yang berada di
Karisidenan Surakarta
Penyampaian informasi mengenai TSTJ, bentuk –
bentuk promosi yang dilakukan melalui media 2
2 Media Massa √
massa tidak hanya berupa iklan melainkan dapat
berupa artikel mengenai kondisi obyek wisata
Dengan keberadaan Taman Satwa Taru Jurug
(TSTJ) yang sudah lebih 30 tahun banyak
Teman/ wisatawan yang sudah mengunjungi obyek ini. 2
3 √
Saudara Dengan wisatawan yang pernah berkunjung pasti
akan bercerita baik kepada keluarga ataupun
temannya.
Sudah terdapat beberapa situs yang dapat menjadi
sarana promosi dan penyampaian informasi
seperti: 2
4 Website √
www.surakarta.go.id
www.pariwisatasolo.com, www.eventsolo.com,
dan www.agendakota.com.
Total 8

Sumber: Hasil Analisis (2015)

 Kesimpulan Analisis Penawaran rendah (R). Penentuan range dalam analisis ini
Dalam analisis penawaran wisata terdapat 4 adalah 16 untuk skor rendah (R), 32 untuk
jenis komponen wisata dengan jumlah skor tinggi (T) dan untuk nilai tengahnya
variabel sebanyak 16 variabel. Setiap variabel sebesar 24. Sehingga apabila nilai pada
dalam analisis ini diberi nilai dimana nilai 2 analisis penawaran kurang dari sama dengan
untuk skor tinggi (T) dan nilai 1 untuk skor

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 464


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

24 akan diberi nilai rendah sedangkan apabila lebih dari 24 akan diberi nilai tinggi.

Tabel VII
ANALISIS PENAWARAN WISATA
No Jenis Komponen Wisata Variabel Skor

1 Atraksi Wisata 6 11

2 Sarana Wisata 5 9

3 Aksesbilitas 1 2

4 Informasi dan Promosi 4 8

Jumlah 16 28

Sumber: Hasil Analisis (2015)

Berdasarkan Tabel diatas, skor yang akandibandingkan dengan analisis


didapat adalah 29.Hasil analisis penawaran penawaran. Berikut adalah analisis
wisata pada TSTJ berada pada range 24 permintaan wisata di Taman Satwa Taru
sampai 32 yang berarti mendapatkan nilai Jurug (TSTJ):
tinggi.Sehingga dapat disimpulkan bahwa  Atraksi Wisata
keberadaan komponen penawaran wisata Atraksi wisata yang ada di Taman
di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Satwa Taru Jurug (TSTJ) sangat
mendukung terhadap kegiatan pariwisata beragam.Atraksi utama yang ada di obyek
yang ada. wisata ini adalah kebun binatangnya. Selain
kebun binatang terdapat 5 atraksi lain yang
Analisis Permintaan Wisata ada di TSTJ yaitu Grebeg Syawalan, Kirab
Komponen permintaan wisata merupakan Jaka Tingkir, Panggung Hiburan, Arena
pemberian nilai terhadap produk wisata Bermain, dan Taman Gesang. Wisatawan
yang ada di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang datang ke TSTJ seluruhnya adalah
berdasarkan karakteristik wisatwan serta wisatawan lokal dan tidak ada wisatawan
pola permintaan. Kondisi yang dihasilkan mancanegara. Berikut adalah perhitungan
oleh analisis permintaan nantinya analisis atraksi permintaan wisata:

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 465


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

Tabel VIII
ANALISIS PERMINTAAN ATRAKSI WISATA
No Atraksi Penjelasan Rendah Tinggi Skor

Grebeg Sebanyak 57% responden menganggap acara ini 2


1 √
Syawalan menarik, sehingga mendapatkan nilai tinggi.
Kirab
61% responden menganggap acara ini 2
2 Jaka √
menarik sehingga mendapatkan nilai tinggi.
Tingkir
Panggung 68% responden menganggap acara ini 2
3 √
Hiburan menarik sehingga mendapatkan nilai tinggi.
Sebagai atraksi utama, hanya 36%
Kebun 1
4 responden yang menganggap atraksi ini √
Binatang
menarik sehingga mendapat nilai rendah
Hanya 35% responden yang menganggap
Bermain 1
5 atraksi ini menarik sehingga mendapat nilai √
Anak
rendah.
Hanya 33% responden yang menganggap
Taman 1
6 atraksi ini menarik sehingga mendapat nilai √
Gesang
rendah
Total 9

Sumber: Hasil Analisis (2015)

Berdasarkan analisis atraksi wisata di Taman guna mengembangkan serta mengemas


Satwa Taru Jurug (TSTJ) terdapat 6 variabel atraksi yang akan ditampilkan supaya lebih
yang diteliti.Dengan adanya 6 variabel yang menarik dan berkesan.
diteliti berarti skor maksimal 12, skor minimal
6, dan nilai skor tengah 9.Untuk analisis  Sarana Wisata
permintaan atraksi wisata memperoleh skor 6, Sarana wisata adalah satu satu aspek
yang berarti memperoleh nilai rendah.Dari penunjang yang mempengaruhi kenyamanan
keenam variabel hanya terdapat satu atraksi wisatawan.Apabila pelayanan sarana wisata
yang mendapatkan nilai rendah. Walaupun baik dapat memberikan kepuasan lebih
atraksi wisata mendapatkan nilai tinggi, kepada wisatawan. Dari hasil survey yang
kedepan diperlukan inovasi dari pengelola dilaksanakan

Tabel IX
ANALISIS PERMINTAAN SARANA WISATA
No Sarana Penjelasan Rendah Tinggi Skor

Toko Tercatat 51% responden pernah berbelanja 1


1 √
Souvenir di toko penjualan souvenir.
Berdasarkan hasil kuesioner pada responden
Warung 1
2 49% responden merasa kurang puas dengan √
Makan
kondisi warung makan yang ada.
Tempat 51% wisatawan memanfaatkan sarana ini 2
3 √
Ibadah untuk beribadah.
Hanya terdapat 35% wisatawan yang
menganggap kondisi toilet yang ada di TSTJ 1
4 WC Umum √
baik, dan 65% sisanya mengganggap kurang
baik.
54% responden menganggap kondisi parkir 2
5 Parkir √
yang ada di TSTJ masih cukup baik.
Total 7

Sumber: Hasil Analisis (2015)

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 466


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

Dari hasil analisis permintaan sarana wisata dikarenakan sudah adanya angkutan-
terdapat 5 variabel yang diteliti. Skor angkutan yang mendungkung aksesblitas baik
maksimal yang dapat diperoleh 10, skor di internal kota solo maupun ke kota lainnya.
minimal 5, dan nilai tengah 7,5. Skor yang Namun dengan kemudahan transportasi yang
diperoleh untuk sarana wisata adalah 7 yang ada tidak menjamin sesuai dengan persepsi
berarti mendapatkan nilai rendah. wisatawan atas pelayanan transportasi yang
 Aksesbilitas diterima. Berikut adalah tabel analisis
Pada umumnya fasilitas transportasi yang ada permintaan aksesbilitas wisata:
di Kota Solo sudah tergolong baik. Hal ini

Tabel X
ANALISIS PERMINTAAN AKSESBILITAS WISATA
Moda Skor
No Penjelasan Rendah Tinggi
Angkutan
82% responden menganggap akses dari dan
Akses ke 2
1 ke TSTJ mudah, sehingga mendapatkan √
TSTJ
nilai tinggi.
Total 2

Sumber: Hasil Analisis (2015)


Dari hasil analisis permintaan aksesbilitas dan penyampaian informasi kepada calon
terdiri atas 1 variabel yang diteliti.Skor wisatawan salah satunya adalah dengan
maksimal yang dapat diperoleh 2, skor membuat unit informasi dan promosi dalam
minimal 1.Skor yang diperoleh untuk struktur pengelolaan. Unit ini bertugas untuk
aksesbilitas wisata di TSTJ adalah 2 yang memberikan informasi kepada calon
berarti mendapat nilai tinggi. pengunjung mengenai kegiatan yang akan
 Informasi dan Promosi diadakan di TSTJ. Pihak pengelola juga
Pengelola Taman Satwa Taru Jurug bekerjasama dengan media massa baik cetak
(TSTJ) sudah melakukan berbagai cara untuk maupun elektronik guna mempromosikan
melaksanakan promosi. Banyak cara yang TSTJ. Berikut adalah analisis permintaan
telah ditempuh guna meningkatkan promosi informasi dan promosi wisata:

Tabel XI
ANALISIS PERMINTAAN INFORMASI DAN PROMOSI WISATA
No Informasi Penjelasan Rendah Tinggi Skor

Hanya 5% dari keseluruhan responden yang


Brosur/ 1
1 mengetahui TSTJ melakukan promosi dengan √
Leaflet
media ini.
Deskripsi atau gambaran mengenai obyek wisata
kepada calon wisatawan masih sangat minim.
2 Media Massa Tercatat hanya terdapat 4% dari responden yang √ 1
mengetahui promosi dan informasi melalui media
massa.
Penyebaran informasi antar wisatawan kepada
wisatawan menjadi tumpuan utama dalam
Teman/ 2
3 penyebaran informasi kegiatan di TSTJ. Tercatat √
saudara
62% responden mengetahui kegiatan di TSTJ
melalui teman/ saudara.
Hanya terdapat 2% dari responden yang
4 Website mengetahui promosi kegiatan di TSTJ melalui √ 1
website.
Total 5

Sumber: Hasil Analisis (2015)

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 467


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

Berdasarkan analisis diatas permintaan atraksi Dalam analisis permintaan terdapat 4


wisata yang ada di TSTJ terdapat 4 variabel komponen yang diteliti dengan jumlah
yang diteliti.Skor maksimal yang dapat variabel 23 variabel.Setiap variabel memiliki
diperoleh 8, skor minimal 4, dan nilai tengah nilai tinggi diberi nilai 2 dan rendah diberi nilai
adalah 6.Untuk nilai yang diperoleh informasi 1. Untuk analisis permintaan wisata memiliki
dan promosi wisata di TSTJ adalah 5 yang skor maksimal 46, skor minimal 23, dan nilai
berarti mendapatkan nilai rendah. tengah sebesar 34,5. Berikut adalah
 Kesimpulan Analisis Permintaan rekapitulasi nilai analisis permintaan wisata:

Tabel XII
REKAPITULASI NILAI PERMINTAAN WISATA
No Jenis Komponen Wisata Variabel Skor

1 Atraksi Wisata 6 9

2 Sarana Wisata 5 7

3 Aksesbilitas 1 2

4 Informasi dan Promosi 4 5

Jumlah 16 23

Sumber: Analisis Pribadi (2015)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui  Analisis Boston Consulting Group (BCG)
bahwa skor permintaan wisata di TSTJ sebesar Setelah adanya perolehan data dari
23.Nilai analisis tersebut berada di bawah nilai analisis penawaran dan permintaan
tengah yaitu 24.Nilai yang dihasilkan rendah wisata.Dimana produk kegiatan yang diteliti
dikarenakan sarana serta informasi dan adalah atraksi wisata, sarana wisata,
promosi yang dilakukan masih kurang aksesbilitas, serta informasi dan promosi
memadai. wisata.kedua hasil analisis tersebut kemudian
dimasukan kedalam matriks Boston Conculting
Group (BCG). Berikut adalah hasil analisis yang

dimasukan kedalam mastriks:

Gambar I
POSISI MATRIKS ANALISIS BCG

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 468


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

Berdasarkan matriks tersebut posisi 1. Posisi penawaran dan permintaan wisata


penawaran dan permintaan wisata TSTJ Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dalam
berada dalam kuadran problem children.Hal matrik BCG pada kuadran Problem
ini menunjukkan bahwa penawaran yang Children. Dalam posisi ini mengindikasikan
disediakan oleh TSTJ tinggi dan sudah cukup bahwa penawaran yang ada tinggi namun
baik dalam mendukung kepariwisataan yang permintaannya rendah. Sehingga untuk
ada.Namun dengan nilai permintaan wisata mengatasi permasalahan yang ada perlu
yang rendah perlu mendapatkan perhatian segera dicarikan solusi guna memecahkan
pengelola guna mengatasi kekurangan permasalahan yang ada. Sehingga dengan
tersebut. adanya solusi guna mengatasi
Dalam pengembangan mencapai ke permasalahan diatas dalam
posisi stars dengan kondisi penawaran dan pengembangan Taman Satwa Taru Jurug
permintaan yang tinggi, terdapat hal yang (TSTJ) dapat mencapai posisi Stars. Dalam
menjadi perhatian. Pertama adalah mencapai posisi Stars terdapat beberapa
peningkatan frekeuensi promosi dan informasi komponen yang perlu untuk segera
kegiatan yang ada di Taman Satwa Taru Jurug diperbaiki seperti sarana promosi
(TSTJ).Sehingga kegiatan yang dilaksanakan di informasi dan promosi untuk lebih
TSTJ dapat menarik kunjungan ditingkatkan frekuensinya. Selain itu yang
wisatawan.Selain promosi perlu adanya menjadi perhatian adalah peningkatan
penambahan atraksi wisata baik secara kualitas pelayanan guna peningkatan
bulanan, maupun mingguan.Hal ini kepuasan pengunjung guna memberikan
dikarenakan atraksi wisata merupakan faktor kesan yang baik terhadap wisatawan yang
penarik utama untuk kedatangan datang dan bersedia untuk berwisata
wisatawan.Yang ketiga adalah pemenuhan kembali dilain waktu.
serta perbaikan sarana wisata yang ada di 2. Wisatawan yang berkunjung di Taman
TSTJ.Hal tersebut bertujuan untuk mendukung Satwa Taru Jurug (TSTJ) keseluruhan
kenyamanan wisatawan ketika berada di merupakan wisatawan lokal (berasal dari
obyek wisata.Dengan status Taman Satwa daerah sekitar), sehingga dampak yang
Taru Jurug (TSTJ) sebagai Perusda ditimbulkan tidak besar terhadap
memerlukan dukungan dari semua pihak guna komponen lainnya. Selain itu dengan
pengembangan kedepannya.Sehingga banyaknya wisatawan lokal yang
diperlukannya sebuah kesinergisan dalam berkunjung Taman Satwa Taru Jurug
melakukan pengembangan dan tetap dapat (TSTJ) telah memiliki pangsa pasar
eksis dalam perkembangan kedepannya. tersendiri.
3. Jenis atraksi yang ada di Taman Satwa
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Taru Jurug (TSTJ) sudah lama belum ada
Kesimpulan perubahan yang signifikan. Sehingga daya
Kegiatan pariwisata yang ada di tarik yang dimiliki menjadi berkurang dan
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) terdiri atas 2 belum ada alternatif wisata lain selain
komponen yaitu penawaran dan permintaan kebun binatang dan arena bermain anak
wisata. Sehingga hal tersebut akan sangat pada tiap minggunya.
berpengaruh terhadap perkembangan serta 4. Dengan kondisi fasilitas yang ada di TSTJ
jumlah kedatangan wisatawan. Kedua hal sudah dapat mendukung untuk kegiatan
tersebut saling berkaitan, bila penawaran pariwisata. Namun perlunya pembenahan
wisata memiliki masalah akan berpengaruh fasilitas dan mengatur ulang letaknya agar
terhadap permintaan wisata demikian pula dapat lebih menarik minat wisatawan
sebaliknya. Berdasarkan hasil pembahasan yang datang.
yang telah dilakukan dapat disimpulkan 5. Beberapa strategi yang dapat digunakan
bahwa: untuk pengembangan TSTJ antara lain:

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 469


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

Pemaksimalan 3 fungsi TSTJ yaitu sebagai rekreasi yang sudah cukup baik. Namun
Konservasi, Rekreasi dan Edukasi untuk fungsi konservasi dan edukasi masih
Pembuatan program kerja (perencanaan) belum berjalan secara optimal.
dalam kerangka meningkatkan dan Dengan jumlah kunjungan yang fluktuatif
mengembangkan pariwisata TSTJ secara maka diperlukan terobosan baru guna
jelas dan konseptual, serta penambahan memaksimalkan jumlah kunjungan yang
program rutin yang dapat dilakukan setiap ada.salah satu cara meningkatkan jumlah
minggu/ bulan/ tahun. kunjungan di TSTJ adalah pembenahan
Dalam melakukan promosi harus memiliki atraksi wisata yang ada diantaranya.
keragaman dengan penambahan Penataan kembali arena bermain anak
kuantitas dalam penyampaian informasi. dan Taman Gesang serta penambahan
Kegiatan promosi perlu dilakukan dengan atraksi wisata kebun binatang.
membentuk sistem informasi yang handal Pemenuhan serta perbaikan infrastruktur
dan membangun kerjasama yang baik yang ada seperti toko souvenir, warung
dengan pusat informasi. makan, toilet, parkir untuk menunjang
Pembenahan serta penambahan untuk kelancaran pariwisata. Hal ini dikarenakan
atraksi wisata yang ada seperti arena dengan kondisi fasilitas sudah
bermain anak, Taman Gesang, serta kebun memerlukan perbaikan serta penataan
binatang. guna menunjang kegiatan pariwisata yang
Pemenuhan serta perbaikan infrastruktur ada. Berdasar hasil pengamatan yang
yang ada seperti toko souvenir, warung dilakukan, masih terdapat obyek wisata
makan, toilet, parkir untuk menunjang yang perlu dibenahi. Kekurangan fasilitas
kelancaran pariwisata pendukung sangat berpengaruh terhadap
Bekerja sama dengan pihak ke 3 (investor) kenyamanan wisatawan serta persepsi
baik secara parsial maupun keseluruhan akan obyek wisata tersebut.
untuk pengembangan TSTJ Pembuatan program kerja (perencanaan)
kedepan.Untuk kerjasama secara parsial dalam kerangka meningkatkan dan
dapat dilakukan dengan membuka atraksi mengembangkan pariwisata TSTJ secara
baru seperti pembuatan kolam renang jelas dan konseptual, serta penambahan
dan danau, sedangkan untuk investasi program rutin yang dapat dilakukan setiap
sepenuhnya mencakup seluruh obyek minggu/ bulan/ tahun.
wisata TSTJ. Kegiatan promosi yang akan dilakukan
Menambahkan prioritas untuk harus memiliki perencanaan sebelumnya.
kesejahteraan satwa seperti kualitas Hal ini dikarenakan dengan perencanaan
pakan satwa, adanya hari libur bagi satwa, yang matang diharapkan mampu
manajemen perawatan dan kesehatan memberikan dampak yang positif serta
satwa, serta memperbaiki fasilitas tepat sasaran. Dalam melakukan promosi
kandang satwa sama dengan habitat harus memiliki keragaman dengan
aslinya. penambahan kuantitas dalam
penyampaian informasi. Karena
 Rekomendasi wisatawan yang mengetahui promosi
Dengan perkembangan kunjungan wisata di melalui brosur/ leaflet dan media massa
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang masih masih sangat minim dan kurang dari 10%
fluktuatif maka perlu dilakukan terobosan wisatawan yang mengetahui adanya
guna pengembangan supaya menjadi obyek informasi kegiatan di TSTJ. Oleh karena itu
wisata yang menarik untuk dikunjungi diperlukan promosi yang konsisten dan
wisatawan. berkesinambungan baik dari Perusda
Pemaksimalkan 3 fungsi TSTJ yaitu fungsi maupun Pemerintah Kota Surakarta.
konservasi, rekreasi dan edukasi. Hal ini Bekerja sama dengan pihak ke 3 (investor)
dipilih dikarenakan saat ini baru fungsi baik secara parsial maupun keseluruhan

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 470


Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Satwa Taru Jurug Pulung Priyo Utomo dan Maya Damayanti

untuk pengembangan TSTJ kedepan. Hal Fakultas Teknik, Universitas


ini dikarenakan dengan keterbatasan dana Diponegoro, Semarang
yang ada, maka dibutuhkan pihak ketiga
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2009.
guna memberikan suntikan modal guna
Surakarta Dalam Angka 2009.
pengembangan kedepannya. Sehingga
Surakarta: Badan Pusat Statistik.
dengan adanya investor yang memberikan
bantuan dana dapat mempercepat Farobi, Fikri. 2012. Persepsi dan Sikap
realisasi design baru TSTJ untuk Masyarakat Terhadap Kegiatan
mengakomodir kebutuhan satwa serta Pariwisata Di Kota Bandung (Studi
pelengkapan sarana untuk wisatawan Kasus : Kebun Binatang Bandung dan
ketika berwisata. Selain mengadakan Trans Studio Bandung). Bandung.
dengan pihak investor diperlukan pula Institut Teknologi Bandung
adanya kerjasama dengan partisipasi Gunn, Clare A. 2002. Tourism Planning Basic,
publik (sukarelawan, LSM, media, dan Concepts, Cases. New York :
pihak lainnya) sesuai aturan, misalnya Routledge
dengan adopsi flora dan fauna, pelatihan
relawan, dan lainnya. Schiffman, L.G dan Kanuk, Lesley L, 2007.
Menambahkan prioritas untuk Consumer Behavior, New Jersey:
kesejahteraan satwa seperti kualitas Perason Prestice Hall.
pakan satwa, adanya hari libur bagi satwa, Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
manajemen perawatan dan kesehatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
satwa, serta memperbaiki fasilitas Bandung : Alfabeta
kandang satwa sama dengan habitat
aslinya. Unaradjan, Dolet. 2000. Pengantar Metode
Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Grasindo.
Suprapto, Aris. 2005. “Analisis Penawaran Dan Yoeti, H.Oka. 2007.Perencanaan dan
Permintaan Wisata Dalam Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
Pengembangan Potensi Pariwisata Di Penerbit PT. Pradnya Paramita
Keraton Surakarta Hadiningrat.” Tesis
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi
Program Studi Magister Teknik
Penelitian Wilayah Kontemporer.
Pembangunan Wilayah dan Kota,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Teknik PWK; Vol. 4; No. 4; 2015; hal. 457-471 | 471

Anda mungkin juga menyukai