Anda di halaman 1dari 63

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

FAKULTAS ILMU EKSAKTA


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
JL. Masjid No. 22 Blitar. Telp. 0342-801120
Web. unublitar.ac.id. E-mail humas@unublitar.ac.id
TIM PENYUSUN

Lestariningsih, S.Pt., M.P


H. Nurhadi Saputro, M.Eng
Rachmadania Akbarita, S.Si., M.Pd
Nindya Yusniartanti, M.T.
Chairumin Alfin, M.T.
Yuanita Amalia Hariyanto, M.Si
Moh. Helmi Hakim, M.Si
Rizqi Darma Rusdiyan Yusron, S.St., M.Tr.T
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
Johan Wayan Dika, M.Pd
Anna Lidyawati, Spt., M.Pt
Riska Faradila, S.Pt., M.Si

ii
PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN PKL UNU BLITAR

Laporan Pelaksanaan PKL disusun dengan sistematika terdiri dari: bagian depan,
bagian isi, dan bagian akhir.

1.1 BAGIAN DEPAN


1.1.1 Halaman Sampul
Halaman sampul merupakan halaman paling luar dari laporan pelaksanaan
PKL. Halaman sampul dicetak menggunakan kertas karton sesuai warna prodi dan
dijilid langsung (hard cover). Warna prodi yang dimaksud sebagai berikut:

Tabel 1. Keterangan Warna Halaman Sampul


Program Studi Warna Kode Warna Keterangan
Teknik Mesin Biru muda #00FFFF

Fisika Biru tua #000080

Ilmu Komputer Kuning muda #FFFF00

Teknik Sipil Kuning tua #FFD700

Matematika Merah #FF0000

Peternakan Hijau muda #00FF00

Halaman sampul memuat judul, nama, dan nim mahasiswa, logo dan tahun.
Semua huruf dicetak dengan huruf besar/capital kecuali “oleh” yang dicetak
dengan huruf kecil, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Judul Laporan PKL dibuat secara jelas dan singkat (maksimal 15 kata)
dengan mencantumkan nama instansi tempat pelaksanaan PKL.
b. Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh disingkat. Di bawah nama
dicantumkan Nomor Induk Mahasiswa.
c. Lambang Universitas Nahdlatul Ulama Blitar berbentuk persegi, dengan
panjang sisi 3 cm
d. Instansi pembuatan Laporan PKL adalah Program Studi Sarjana, Fakultas
Ilmu Eksakta, Universitas Nahdlatul Ulama Blitar dan disusun secara rata
tengah ke bawah

1
e. Tahun Laporan PKL adalah tahun penyelesaian Laporan PKL terakhir dan
ditempatkan di bawah kata Universitas Nahdlatul Ulama Blitar.
Template dan contoh penulisan halaman sampul lihat Lampiran L28 dan L29.

1.1.2 Halaman Judul


Halaman judul adalah halaman yang memuat judul PKL yang diletakkan
setelah halaman sampul. Adapun yang membedakan antara halaman sampul
dengan halaman judul adalah pada halaman judul terdapat tulisan maksud
pembuatan Laporan PKL (Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan program sarjana pada Program Studi [nama prodi] Fakultas
Ilmu Eksakta Universitas Nahdlatul Ulama Blitar) dan tidak diberi lambang
UNU Blitar. Template dan contoh lihat Lampiran L30 dan L31.

1.1.3 Halaman Persetujuan


Halaman persetujuan adalah halaman yang menunjukkan bahwa draft
laporan tersebut sudah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing dan
Ketua Program Studi untuk dilakukan ujian PKL. Halaman persetujuan terdiri
dari: judul laporan PKL, nama mahasiswa, nomor induk mahasiswa, dosen
pembimbing, Ketua Program Studi. Template dan contoh lihat Lampiran L32 dan
L33.

1.1.4 Halaman Pengesahan


Halaman pengesahan adalah halaman yang menunjukkan bahwa laporan
tersebut sudah mendapatkan pengesahan dari dosen pembimbing, pembimbing
lapangan, Ketua Program Studi, dan Dekan. Halaman pengesahan terdiri dari:
judul laporan PKL, nama mahasiswa, nomor induk mahasiswa, dosen
pembimbing, pembimbing lapangan, Ketua Program Studi, dan Dekan. Template
dan contoh lihat Lampiran L34 dan L35.

2
1.2 BAGIAN ISI
Bagian isi terdiri dari:
1.2.1 Kata Pengantar
Kata pengantar adalah kata-kata yang berfungsi mengantarkan pesan isi
dari Laporan. Kata pengantar juga menceritakan bagaimana perjuangan penulis
dalam mewujudkan Laporan sehingga dicantumkan pula ucapan terima kasih yang
ditujukan kepada pihak yang terkait langsung dengan penyusunan laporan. Contoh
lihat Lampiran L9.

1.2.2 Daftar Isi


Daftar isi adalah suatu daftar yang memuat pokok-pokok tulisan dari
Laporan, mulai dari halaman depan hingga halaman akhir. Tujuan penulisan
daftar isi adalah untuk memudahkan pembaca mengetahui pokok-pokok tulisan di
dalam Laporan sehingga daftar isi memuat nomor urut dan nomor halaman dari
pokok-pokok tulisan tersebut. Contoh lihat Lampiran L10.

1.2.3 Daftar Tabel


Daftar Tabel adalah suatu daftar yang memuat nomer dan judul tabel serta
halaman di dalam Laporan. Tujuan penulisan daftar tabel adalah untuk
memudahkan pembaca mengetahui jenis tabel yang disajikan dalam tulisan.
Contoh lihat Lampiran L11.

1.2.4 Daftar Gambar


Daftar Gambar adalah suatu daftar yang memuat nomor urut, judul gambar
serta halaman dalam laporan. Tujuan penulisan daftar gambar adalah untuk
memudahkan pembaca mengetahui jenis tulisan yang disajikan dalam bentuk
gambar. Contoh lihat Lampiran L12.

1.2.5 Daftar Lampiran


Daftar Lampiran adalah suatu daftar yang memuat nomor dan judul
lampiran serta halaman di dalam laporan. Tujuan penulisan daftar lampiran adalah

3
untuk memudahkan pembaca mengetahui lampiran yang terdapat di dalam
Laporan. Contoh lihat Lampiran L13.

1.2.6 BAB I: Pendahuluan


Dalam bab pendahuluan berisi analisis situasi, rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan PKL.
1.2.6.1 Latar Belakang
Analisis situasi menjelaskan tentang masalah yang dihadapi dalam
menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi dan mengidentifikasi potensi yang
akan dibangun atau dikembangkan. Dalam hal ini harus yang berkaitan dengan
judul yang dipilih.
Tekanan analisis situasi tergantung kepada urgensitas sasaran yang akan
dianalisis. Perlu dikemukakan bahwa analisis situasi merupakan proses penalaran
dan pengkajian mengenai hubungan antara kenyataan dan harapan atau situasi
yang diinginkan. Dengan perkataan lain analisis situasi mencakup identifikasi
terhadap tujuan yang ingin dicapai dalam situasi tertentu. Analisis situasi juga
dapat diartikan sebagai hubungan antara tujuan dan tindakan-tindakan alternatif.
Pada sub bab analisis situasi diperlukan dukungan pustaka yang relevan dan up to
date (10 tahun terakhir) dengan topik PKL.

1.2.6.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah adalah suatu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukannya sebagai fenomena yang saling berkaitan, baik sebagai penyebab
maupun sebagai akibat. Rumusan masalah berhubungan dengan hasil kajian
dalam analisis situasi, yang diungkapkan dalam bentuk pertanyaan.

1.2.6.3 Tujuan
Tujuan adalah uraian target yang harus dicapai dalam pelaksanaan PKL.
Adapun uraian target tersebut harus sesuai dengan judul dan rumusan masalah.
Penulisan tujuan diungkapkan dalam bentuk pernyataan.

4
1.2.6.4. Manfaat
Manfaat adalah uraian yang menerangkan manfaat dari kegiatan
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa maupun instansi/perusahaan tempat PKL
Penulisan manfaat diungkapkan dalam bentuk pernyataan.

1.2.6.5 Kerangka Berfikir


Kerangka berfikir merupakan sebuah bentuk pola pikir dalam
menyelesaikan permasalahan yang akan dikerjakan kedalam bentuk diagram alir.

1.2.6.6 Batasan Istilah


Batasan istilah dibuat untuk istilah-istilah yang mempunyai arti spesifik
atau pengertian yang dimaksud dalam tulisan untuk menghindari pengertian yang
berbeda, misalnya kejelasan variabel.

1.2.7 BAB II: Tinjauan Pustaka


Tinjauan pustaka adalah teori-teori atau pemikiran yang melandasi
pentingnya dilakukan suatu kegiatan. Teori yang disajikan pada tinjauan pustaka
menerangkan hubungan antara beberapa konsep yang digunakan untuk
menjelaskan masalah penelitian. Tinjauan Pustaka mengandung sejumlah pustaka
yang dijadikan referensi dalam penulisan laporan PKL. Sumbernya dapat berasal
dari jurnal, buku ilmiah, majalah ilmiah, laporan penelitian, laporan dinas atau
website dengan mencantumkan tanggal diakses, dan dapat pula laporan yang tidak
diterbitkan atau komunikasi pribadi, terutama dilakukan dalam pendekatan
kualitatif. Pustaka yang diacu harus up to date (maksimal 10 tahun terakhir). Gaya
penulisan sitasi menggunakan format APA misal (Pengarang, Tahun).

1.2.8 BAB III: Metode Kegiatan


Dalam bab metode kegiatan berisi lokasi, waktu kegiatan, metode
kegiatan, kompetensi mahasiswa, dan batasan istilah.

5
1.2.8.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan
Lokasi dan Waktu kegiatan dideskripsikan secara jelas, karena berkaitan
dengan aspek ekologi dan musim yang sering menjadi pertimbangan dalam
melakukan kegiatan PKL.

1.2.8.2 Metode Kegiatan


Pada sub bab ini dijelaskan metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan
PKL, antara lain:
a. Mengikuti kegiatan secara langsung
b. Observasi
c. Wawancara
d. Menghimpun data sekunder

1.2.9 BAB IV: Kegiatan


Dalam bab IV ini mahasiswa melakukan kegiatan sebagaimana yang
dituliskan dalam judul laporan pelaksanaan PKL (proses pengambilan data,
pengolahan data, interpretasi data dan pembahasan hasil interpretasi data).

1.3 BAGIAN AKHIR


1.3.1 Penutup
Penutup berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisikan tentang
deskripsi singkat dari instansi/perusahaan tempat PKL dan hasil dari interpretasi
data secara umum. Saran berisikan tentang pernyataan solusi atau terobosan baru
yang ditujukan untuk instansi/perusahaan tempat PKL, perguruan tinggi dan
masyarakat umum.

1.3.2 Daftar Pustaka


Daftar Pustaka merupakan daftar sumber informasi ilmiah yang diacu
secara langsung dalam penyusunan laporan PKL. Sumber informasi yang
digunakan minimal sebanyak 10 sumber pustaka. Sumber pustaka bisa didapatkan
dari buku, artikel, skripsi, website serta data primer dari instansi/perusahaan
tempat PKL. Sumber informasi harus up to date (maksimal 10 tahun terakhir).

6
Dalam penulisan daftar pustaka ditulis dengan jarak 1 spasi antar baris
dalam satu sumber pustaka dengan format paragraf “Hanging”. Jarak antar
sumber pustaka adalah 2 spasi. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad
nama pengarang. Apabila terdapat nama pengarang yang sama maka penulisan
kedua dan seterusnya cukup dengan garis. Sedangkan sumber pustaka yang tidak
memuat nama pengarang maka ditulis dengan Anonimous sebagai pengganti
nama.

Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber :


1. Buku
Nama penulis,tahun terbit, judul buku, jilid, terbitan ke, nama penerbit, kota
Contoh :
Amrullah, I. (2003). Nutrisi Ayam Petelur. Dalam A. I, Nutrisi Ayam Petelur.
Bogor: Satu Gunung Budi.

2. Artikel/ Jurnal
Nama Penulis ,tahun terbit ,judul artikel, nama jurnal, nomor volume dan
halaman
Contoh :
Lidiyawati, A., H. Nining dan K. Binti . (2018). Efek Penambahan Level
Vitamin E dan Selenium Dalam Pakan Terhadap Performa Ayam Petelur
Yang Di Inseminasi Buatan. Ilmiah Peternakan Terpadu , 106-110.

3. Skripsi
Nama penulis, tahun , judul, Skripsi, Fakultas, Universitas
Contoh :
Karmila. (2013). Faktor-Faktor Yang Menentukan Pengambilan Keputusan
Peternak Dalam Memulai Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Di
Kecamatan Bissapu Kabupaten Bentaeng. Makasar: Fakultas Peternakan
Universitas Hasanudin.

4. Website
Nama penulis, tahun penayangan, judul artikel, URL,halaman, tanggal akses
diketik miring
Contoh :
Winoto, W. (2012). Winoto. Diakses November 20, 2017, dari Persiapan
Memulai Usaha Agar Sukses: Http.www/wahyu-
winoto.co/2012/Persiapan-memulai-usaha-agar-sukses.com.

7
Untuk mempermudah dalam penulisan disarankan menggunakan bantuan ribbon
references dengan style APA. Panduan Penggunaan ribbon Preference terdapat
pada Lampiran L15, sedangkan contoh daftar pustakan pada Lampiran L16.

1.3.2 Lampiran
Lampiran adalah dokumen pendukung laporan kegiatan PKL yang terdiri
dari
a) Curicullum Vitae
b) Lembar Pernyataan Kesediaan Tempat PKL
c) Jarak Lokasi dan Kampus
d) Log Book Harian
e) Daftar Hadir PKL
f) Lembar Monitoring Dosen Pembimbing
g) Kartu Bimbingan Laporan PKL
h) Lembar Penilaian PKL dari Pembimbing Lapangan
i) Lembar Penilaian Ujian PKL
j) Lembar Berita Acara Ujian PKL
k) Lembar Penilaian Akhir PKL
l) Surat Keterangan Selesai Melaksanakan PKL dari Instansi

8
BOILER UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS MINYAK DI
PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU MGS
MENGGUNG

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


CV GEMA TEKNIK

Oleh :
Jojo
1234567890
Yuyu
0987654321

PROGRAM STUDI MESIN


FAKULTAS ILMU EKSAKTA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
2020
BOILER UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS MINYAK DI
PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU MGS
MENGGUNG

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh :
Jojo
1234567890
Yuyu
0987654321

Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program


sarjana pada Program Studi Mesin Fakultas Ilmu Eksakta Universitas
Nahdlatul Ulama Blitar

PROGRAM STUDI MESIN


FAKULTAS ILMU EKSAKTA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
2020
BOILER UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS MINYAK DI
PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU MGS
MENGGUNG

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Oleh :
Jojo
1234567890
Yuyu
0987654321

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Fisika Dosen Pembimbing

Helmy Yuanita
NIDN. 000 NIDN. 1111
BOILER UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS MINYAK DI
PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU MGS
MENGGUNG

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Oleh :
Jojo
1234567890
Yuyu
0987654321

Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing
Lapangan

Jojo Yuanita
NIDN. 000 NIDN. 1111

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Fisika Dekan Fakultas Ilmu Eksakta

M. Helmy Hakim Lestariningsih


NIDN. 000 NIDN. 1111
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah


melapangkan serta melancarkan jalan penulis sehingga dapat menyelesaikan
proposal Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul Boiler untuk
Memperbaiki Kualitas Minyak Di PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
MGS Menggung.
Penyusunan proposal Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah
satu syarat kelengkapan ketika mengambil mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Prodi Mesin Fakultas Ilmu Eksakta Universitas Nahdlatul Ulama Blitar.
Adapun Praktek Kerja Lapangan (PKL) di CV. GEMA TEKNIK akan
dilaksanakan pada tanggal ........ Juni 2020 – .......... Agustus 2020.
Penulis bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis selama menyusun proposal Praktek Kerja
Lapangan (PKL), yakni kepada:
1. Ibu Lestariningsih, S.Pt., M.P selaku dekan FIE yang telah
memberikan pengarahan selama penyusunan proposal ini
2. Bapak Nurhadi Saputro, S.Pd., M,Eng. selaku kaprodi Mesin yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan
proposal.
3. Bapak Drs. Abdulloh Fuad, M.Si. selaku dosen pembimbing Praktek
Kerja Lapangan (PKL) yang telah membimbing dalam penyusunan
proposal dengan penuh kesabaran.
Penulis sadar proposal Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini masih
mempunyai kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu segala saran, masukan,
serta kritikan yang membangun sangat diharapkan.

Blitar, 30 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... xx
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... xx
1.3 Tujuan ............................................................................................. xx
1.4 Manfaat ........................................................................................... xx
1.5 Kerangka Berfikir ............................................................................ xx
1.6 Batasan Istilah ................................................................................. xx

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ........................................................... xx

BAB III METODE KEGIATAN


3.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx
3.2 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx

BAB IV KEGIATAN
4.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx
4.2 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx

BAB V PENUTUP
5.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx
5.2 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xx


LAMPIRAN ...................................................................................................... xx
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................. xx
Tabel 2.2 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................. xx
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx .......................................................... xx
Gambar 2.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ........................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. CV Mahasiswa .............................................................................. xx
Lampiran 2. Peta Lokasi PKL ........................................................................... xx
Lampiran 3. Daftar data yang diperlukan ......................................................... xx
Lampiran 4. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ....................................................... xx
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia saat ini tengah giat mendirikan dan mengembangkan


beberapa sektor industri baik yang berskala kecil, menengah, maupun besar.
Pengembangan yang tengah digiatkan ini bertujuan untuk memajukan
perekonomian negara. PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu merupakan salah
satu industri berskala besar yang turut mengambil bagian dalam memajukan
sistem perekonomian serta perkembangan teknologi Indonesia.

Peningkatan pembangunan dunia industri di Indonesia saat ini sangat


diharapkan. Dampak positif pembangunan dan pengembangan sektor industri ini
diharapkan mampu mengatasi masalah - masalah perekonomian yang terjadi di
Indonesia seperti kurangnya lapangan pekerjaan, masih kecilnya pendapatan per
kapita Indonesia, serta masih besarnya ketergantungan Indonesia terhadap
komoditi impor dari luar negeri. Sehingga dengan semakin berkembang dan
bertambahnya sektor industri dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih
luas, meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia, dan Indonesia mampu
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus bergantung pada komoditi
impor.
Keberhasilan dalam bidang industri dapat tercapai jika diiringi dengan
penelitian, perencanaan dan pengembangan, serta dukungan dari berbagai sektor
terkait yang saling menunjang. Salah satu faktor penunjang tersebut adalah
sektor pendidikan yang merupakan penyedia tenaga - tenaga ahli terdidik,
sehingga diharapkan secara aktif dan kreatif turut memikirkan solusi guna
mencari terobosan - terobosan implementatif yang sesuai dengan perkembangan
teknologi industri di Indonesia.
Program Studi S1 Teknik Mesin diarahkan untuk dibekali kemampuan
teoritis yang memadai kepada mahasiswa, namun dirasa masih kurang dalam
pelaksanaan aplikatif dan praktik di lapangan sehingga timbul kesenjangan
antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan kondisi sebenarnya yang
ada di lapangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang
1
dirumuskan dalam program terpadu (link and match) antara perguruan tinggi
dan perusahaan.
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
menjalankan program studi S1 Teknik Mesin dengan mewajibkan
mahasiswanya untuk melaksanakan Praktik Industri (PI) di perusahaan yang
sesuai dengan bidang kajian yang dipilih mahasiswa sehingga mampu
mengetahui serta mempelajari gambaran nyata dari aplikasi ilmu yang telah
dipelajari di bangku kuliah dalam dunia kerja.
Pengalaman langsung yang didapat di dunia kerja diharapkan menjadi
sarana pembelajaran yang mencakup implementasi ilmu baik secara teoritis
sekaligus keterampilan menangani pekerjaan secara langsung. Kelihaian dalam
mengasah keterampilan serta pengaplikasian ilmu pengetahuan berdasarkan
teori dapat diselaraskan dengan kondisi perilaku dan iklim kerja di industri.
Selain itu, pengalaman tak kalah penting yang diharapkan dapat diperoleh dari
praktik di dunia kerja ialah penyesuaian diri dengan dunia kerja serta mengasah
soft skill bagi para pelaku Praktik Industri.
Selama melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT
PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU penulis ditempatkan dalam divisi
RAM sehingga dapat menerapkan ilmu yang sudah didapat di selama kuliah,
kemudian penulis dapat mengambil judul permasalahan sebagai berikut :

“ BOILER UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS MINYAK DI PT.


PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU MGS MENGGUNG”

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil singkat PT.Pertamina EP?


2. Bagaimana profil singkat PT.Pertamina EP Asset 4 Field Cepu MGS
Menggung?
3. Bagaimana proses produksi MGS Menggung dalam melakukan perbaikan
kualitas minyak ( crude oil )?
4. Bagaimana cara mengetahui kualitas minyak dengan parameter pengukuran
BS&W?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bagaimana profil singkat PT.Pertamina EP


2. Mengetahui bagaimana profil singkat PT.Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
MGS Menggung
3. Mengetahui bagaimana proses produksi MGS Menggung dalam melakukan
perbaikan kualitas minyak ( crude oil )
4. Mengetahui bagaimana cara mengetahui kualitas minyak dengan parameter
pengukuran BS&W
1.4 Manfaat

Kegiatan praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada
mahasiswa, prodi teknik mesin Universitas Nahdlatul Ulama Blitar, dan Bengkel Gema
Teknik Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut.

1. Bagi Mahasiswa
 Menambah wawasan dalam bidang teknik mesin.
 Mampu mengetahui proses identifikasi, karakterisasi dan produksi material dalam
bidang industri.
 Mampu mengatahui kompetensi mandiri dalam praktek industri.
 Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri
agar tanggap dan peka dalam menghadapi masalah di lingkungan kerja di masa
mendatang.

2. Bagi Program Studi


 Sebagai sarana informasi dalam upaya mengembangkan metode penelitian di

3
program studi teknik mesin Universitas Nahdlatul Ulama Blitar.
 Menghasilkan mahasiswa berkualitas yang siap kerja dengan ketrampilan dan
kejujuran dalam melaksanakan tugas.

3. Bagi PT. Pertamina EP

 Merupakan sarana kerjasama antara Bengkel Gema Teknik dengan prodi teknik
mesin Universitas Nahdlatul Ulama Blitar mengenai pengembangan R & D
(Research and Development), dimana hasil riset dimungkinkan untuk
dikembangkan dan diaplikasikan di PT. Pertamina EP.
 Sebagai sarana untuk merekrut tenaga kerja yang profesional dan berkompetensi
di bidang keahlian.

1.5 Kerangka Berfikir

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

1.6 Batasan Istilah

Batasan istilah dalam kerja Praktek Kerja Lapangan ini , antara lain:

1. Spesifikasi Mesin boiler untuk memperbaiki kualitas minyak PT.


Pertamina EP Asset 4 Field Cepu MGS Menggung
2. Progam kerja praktik di PT.pertamina EP Asset 4 Field Cepu
dikhususkan pada bagian mekanik dan produksi.
3. Beberapa data bersifat rahasia sehingga penulis menggunakan asumsi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Boiler

Boiler merupakan suatu perangkat berbentuk becana tertutup yang


digunakan untuk memanaskan air sehingga menghasilkan steam (uap), panas
dari hasil pembakaran bahan bakar dalam boiler akan ditransferkan ke media
air yang mengalir di dalam pipa-pipa, saat suhu air telah mencapai temperatur
tertentu maka akan terjadi penguapan.
Sehingga dapat kita artikan bahwa boiler merupakan suatu alat yang
digunakan untu membuat steam, seperti yang kita ketahui uap dapat digunakan
untuk menggerakkan turbin pada pembangkit listrik dan berfungsi sebagai
pencaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi.

Gambar 3.1 Boiler

Sumber : Stasiun boiler MGS Menggung

Menurut Djokosetyardj M.J (1990), boiler merupakan alat yang digunakan


untuk menghasilkan uap/steam untuk berbagai keperluan. Jenis air dan uap air
sangat dipengaruhi oleh tingkat efisiensi boiler itu sendiri. Pada mesin boiler,
jenis air yang digunakan harus dilakukan demineralisasi terlebih dahulu untuk
mensterilkan air yang digunakan, sehingga pengaplikasian untuk dijadikan uap
air dapat dimaksimalkan dengan baik. Untuk mendapatkan efisiensi boiler

5
yang lebih tinggi, digunakan komponen economizer untuk meningkatkan
efisiensi dari uap air yang dihasilkan.
Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan
bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber
panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau
berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang
lebih rendah dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi
perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki berat jenis yang
lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih
tinggi akan turun ke dasar.
Uap air panas yang dihasilkan dari boiler sangat penting karena memiliki
kemampuan seperti menyimpan dan membebaskan energi panas yang besar,
pindah panas yang cepat, bersih, mudah disalurkan kemana saja, suhunya stabil
sesuai tekanan, dan mudah diatur sehingga tidak over heating. Selanjutnya uap
air yang dihasilkan boiler ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam
bidang industri seperti untuk pembangkit tenaga dengan cara mengalirkan uap
panas sehingga mengerakkan turbin atau dapat juga digunakan untuk sterilisasi
karena uap panas yang dihasilkan juga memiliki tekanan yang tinggi.
Boiler dapat diklasifikasikan beberapa kelas , yaitu :

1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa

a. Boiler pipa api (fire tube boiler)

Pada boiler pipa api , fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala
(hasil pembakaran), yang membawa energi panas (thermal energy)
yang segera mentransfer ke air melalui bidang pemanas (heating
surface). Tujuan pipapipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi
panas (kalor) kepada air.

6
Gambar 3.2 Pipa api
Sumber : Wikipedia.co.id
b. Boiler pipa air (water tube boiler)

Pada boiler pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa air adalah
air, energi panas ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air.

Gambar 3.3 Pipa air


Sumber : Wikipedia.co.id
2. Berdasarkan pemakaiannya

a. Boiler tetap (stasionary boiler)

Yang termasuk stasioner ialah boiler yang didudukkan diatas


fundasi yang tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk
industri dan lain-lain.
b. Boiler pindah (portable boiler)

Yang termasuk portable ialah boiler yang dipasang pada fundasi


yang berpindah-pindah, seperti boiler lokomotif, kapal dan lain-lain.

7
3. Berdasarkan letak dapur (furnace position)

a. Boiler dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler).


Dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) dibagian dalam boiler,
kebanyakan boiler pipa api memakai sistem ini.
b. Boiler dengan pembakaran di luar (outernally fired steam boiler)
Dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian luar
boiler,kebanyakan boiler pipa air memakai sistem ini.
4. Berdasarkan kepada poros tutup drum

a. Boiler tegak (vertical steam boiler)

b. Boiler mendatar (horizontal steam boiler)

2.2 Komponen-komponen Mesin Boiler

2.2.1 Koomponen utama

1. Dapur (Furnance)

Yaitu tempat dimana bahan bakar dibakar dan terbentuk gas


asap. Dinding tungku pada dasarnya adalah lapisan tebal asbes tahan api
yang diapit pada bagian luar plat tebal sebagai casing luar boiler dan sebagai
pengisolasi dari udara luar. Pada bagian paling depan yang menghadap
ke api terdapat susunan pipa-pipa penguap yang disebut dinding air
(water tube wall) yang akan menerima panas dari gas asap secara radiasi
pada level bawah. Ruang furnace dibatasi oleh :
a. Lorong api

b. Pipa api

2. Pipa-pipa Penguap (Riser)

Yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi energy


potensial uap (energi panas).
2.2.2 Komponen Penunjang lainnya

1. Economiser

Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk


memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya

8
maupun air umpan baru. Keuntungan menggunakan economizer adalah :
a. Menghemat bahan bakar 15-20%

b. Memperpendek waktu operasi air menjadi uap

c. Dengan kondisi air pengisian yang telah panas pada boiler dapat
mengurangi konsentrasi udara (O2) dalam boiler karena oksigen
adalah gas yang paling cepat merusak boiler, sehingga penggunaan
economizer pada boiler dapat mengurangi kerusakan dan mengurangi
terbentuknya kerak dalam boiler maupun saluran uap.
2. Burner

Yaitu peralatan yang menyemprotkan bahan bakar dan udara


masuk kedalam sehingga terbakar dalam tungku. Bahan bakar minyak
lebih sulit terbakar dibandingkan denngan bahan bakar gas alam, sebab
sebelum dilakukan pembakaran pada burner terlebih dahulu bahan bakar
minyak harus dipersiapkan misalnya percampuran dengan udara.
Untuk minyak-minyak yang kental (viskositas tinggi) perlu
terlebih dahulu dipanaskan. Pemanasan bahan bakar dimaksudkan untuk
menguapkannya (berbentuk gas) sehingga mudah bercampur dengan
udara sehingga dapat dicapai penbakaran yang sempurna.
Ada beberapa cara mempersiapkan bahan bakar minyak untuk
pembakaran termasuk penguapan atau gasifikasi dari minyak dengan
cara memanaskannya dalam burner atau atomisasi dari minyak ke dalam
aliran udara. Atomisasi minyak dapat dilakukan dengan memakai udara
atau uap bertekanan tinggi.

Gambar 3.4 Burner


Sumber : Stasiun boiler MGS Menggung

9
3. Cerobong (stack)

Stack berfungsi sebagai saluran untuk membuang gas asap sisa


pembakaran (fuel gas) keluar dari boiler. Selain itu dibuat tinggi, stack pada
ketinggian tertentu agar memperoleh tarikan cerobong asap (stack draft)
yang cukup serta mencegah terbentuknya asam sulfat dari reaksi sulfur
yang terdapat pada gas sisa pembakaran dengan H2O yang terdapat pada
udara luar. Terbentuknya asam sulfat harus dicegah karena bersifat sangat
korosif.

Gambar 3.5 Cerobong


Sumber : Stasiun boiler MGS Menggung
4. Gelas Penduga (Level Glass)

Gelas penduga ini sangat penting fungsinya untuk mengetahui


tinggi permukaan air di dalam boiler. Sebagai alat keselamatan kerja, boiler
sangat tergantung pada alat ini. Jika tidak berfungsi tentu saja hal ini
dapat mengganggu proses produksi secara keselurahan. Gelas penduga
terdiri atas 2 buah pipa kaca yang dilengkapi indikator level yang jelas dan
mudah terbaca. Cara kerjanya ialah dengan menggunakan prinsip bejana
berhubungan.
Jika kondisi gelas penduga tersebut rusak, hal tersebut tidak
perlu dikhawatirkan karena jika ketinggian air di dalam ketel kurang
dari yang diisyaratkan maka boiler tersebut akan mati dengan sendirinya
(automatic).
5. Sirkulasi Air (Blow Down)

Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang

10
endapan yang berada di dalam pipa steam. Sirkulasi air pada boiler
diharapkan dapat mengurangi konsentrasi zat zat kimia, kotoran lumpur
dan mencegah terjadinya busa karena terikatnya padatan kima ke dalam
steam.
6. Level Control Air (Water Flow Meter)

Terdapat 1 buah level control air yang berfungsi untuk start


dan stop pengisian air ke boiler yang dijalankan oleh pompa.

Gambar 3.6 water tank


Sumber : stasiun boiler MGS Menggung
7. Manometer (Pressure Gauge)

Berfungsi untuk mengetahui berapa tekanan uap pada boiler.

8. Pressure Switch

Ada 2 set pressure switch yang berfungsi untuk mengontrol


secara otomatis tekanan boiler, sehingga tekanan uap boiler yang
diinginkan dapat disesuaikan.

11
Gambar 3.8 Ruang Kontrol Panel
Sumber : stasiun boiler MGS Menggung
9. Katup Pengaman (Safety Valve)

Safety Valve berfungsi untuk membuang uap atau steam.


Bekerjanya secara mekanik apabila tekanan uap boiler tersebut melebihi
tekanan maksimal.
10. Pompa

Satu (1) buah pompa untuk memompakan air dari tangki utama ke
Softener Tank. 2 buah pompa lain memompakan air dari feed water tank ke
boiler serta 1 buah pompa untuk memompakan bahan bakar ke boiler, tetapi
yang dipakai hanya satu unit. Pompa tersebut dijalankan secara
bergantian oleh operator yang bertugas.

Gambar 3.9 Water Tank Dan Pompa


Sumber : stasiun boiler MGS Menggung

12
11. Steam Drum

Steam Drum dapat disebut juga main drum atau drum utama
yang letaknya pada bagian puncak boiler, berisi sebagian air jenuh dan
sebagian uap jenuh, air jenuh ini diperoleh dari economiser serta uapnya
diperoleh dari pipa-pipa riser.
2.3 Prinsip Kerja Boiler

Prinsip Kerja Boiler berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Uap
bertekanan sangat tinggi yang dihasilkan boiler dipergunakan untuk
memperbaiki kulitas minyak didalam tangki treatment. Dimana uap air yang
masuk kedalam tangki treatmentr akan mengendapkan kotoran berdasarkan
berat jenisnya, dan air berada di tengah dan minyak berada dipaling atas.

2.3.1 Alur Proses Pembakaran Steam Boiler

Bagan 3.1 Alur Proses pembakaran Steam Boiler

Langkah – langkah yang terjadi di dalam proses Steam pada Boiler yaitu :
1. Burner (Motor) menyala dengan mengeluarkan api guna pembakaran
steam boiler
2. Bahan bakar solar dari fuel tank akan masuk terbakar oleh burner

3. Pada boiler tank air akan masuk sehingga air pada boiler panas dengan
mencapai 6 Bar.
4. Kemudian Uap dari air berfungsi untuk menghantar kondensat ke tangki
treatment
5. Kondensat berguna untuk memudahkan pembakaran di dalam boiler
6. Setelah panas mencapai 6 Bar boiler akan berhenti

13
7. Pompa mengalirkan uap ke tangki oil minyak (Treatment Tank) ,setelah
ada penurunan tekanan menjadi di bawah 6 bar boiler akan aktif kembali.

2.4 Bahan Bakar

Bahan bakar adalah bahan yang dapat dibakar untuk menghasilkan panas
(kalor). Proses pembakaran merupakan proses kimia antara bahan bakar,
udara dan panas. Proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar
ketel (boiler) bertujuan untuk merubah fasa air menjadi fasa uap.
Berbagai jenis bahan bakar (seperti bahan bakar cair, padat, dan gas)
yang tersedia tergantung pada berbagai faktor seperti biaya, ketersediaan,
penyimpanan, handling, polusi dan peletakan boiler, tungku dan peralatan
pembakaran lainnya. Pengetahuan mengenai sifat bahan bakar membantu
dalam memilih bahan bakar yang benar untuk keperluan yang benar dan untuk
penggunaan bahan bakar yang efisien. Uji laboratorium biasanya
digunakan untuk mengkaji sifat dan kualitas bahan bakar. Jadi untuk
melakukan pembakaran diperlukan tiga unsur, yaitu :
 Bahan bakar

 Oksigen

 Suhu untuk memulai pembakaran

Panas (kalor) yang timbul karena pembakaran bahan bakar tersebut


disebut hasil pembakaran atau nilai bakar (heating value). Bahan bakar boiler
yang digunakan untuk memperbaiki kualitas minyak pada PT.Pertamina EP
Cepu MGS Menggung ini menggunakan bahan bakar solar. Dimana rata-rata
penggunaan bahan bakar solar ± 350 liter/jam. Dalam artian dalam 1 menit bisa
mengkonsumsi ±5,7 liter (tergantung pada saat memasak/ burner dan
stasioner).
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan boiler yang menggunakan
bahan bakar minyak , antara lain :
a. Kelebihan: Memiliki sisa pembakaran yang sedikit sehingga mudah
dibersihkan dan bahan baku yang mudah didapatkan.
b. Kekurangan: Memiliki harga bahan baku yang mahal serta memiliki
kontruksi yang mahal.

14
2.5 Kualitas Minyak dan BS&W

Minyak bumi memiliki jumlah persen substansi yang berbeda-beda, tergantung pada
lokasi sumur minyak tersebut diperoleh, kedalaman sumur serta umur reservoir. Bahkan
2 atau lebih sumur pada satu area yang sama dapat menghasilkan minyak mentah dengan
kualitas yang berbeda.Minyak mentah dibedakan dalam dua kategori, yaitu:

 Light crude oil (minyak mentah ringan), mengandung substansi pengotor yang
rendah, serta memiliki warna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
Ketika dijual ke perusahaan minyak hilir (perusahaan pengilangan), jenis ini
memiliki harga yang lebih mahal karena kualitasnya dianggap lebih bagus.
 Heavy crude oil (minyak mentah berat), jenis minyak ini memiliki kadar logam
dan belerang (pengotor) yang tinggi, serta viskositas tinggi, sehingga
pengilangannya membutuhkan proses yang lebih rumit, dan cenderung
menghasilkan jenis bahan bakar tertentu, seperti diesel, kerosin (minyak tanah)
dan pelumas. Heavy crude oil di pasaran umumnya memiliki harga yang lebih
murah bila dibandingkan dengan light crude oil.

Jenis-Jenis Minyak Bumi :


Minyak bumi dapat dibedakan sesuai dengan umurnya, letak kedalamannya di bawah
permukaan tanah dan kekentalannya. Di bawah ini adalah 3 jenis minyak bumi dipasar
internasional serta perbedaanya masing-masing:

1. Young swallow, minyak bumi jenis ini biasanya memiliki sifat yang masam (sour)
dan sebagian besar tersusun dari aromatik serta memiliki viskositas (kekentalan)
tinggi. Sumur minyak di negara-negara timur tengah umumnya mengehasilkan
minyak mentah jenis ini.

2. Old swallow, jenis ini lebih encer jika dibandingkan dengan young swallow, titik
didihnya rendah serta rantai parafin yang lebih pendek. Old swallow ketika diolah
di kilang minyak akan menghasilkan berbagai jenis fraksi, namun dominanya yakni
fraksi gas dan naphtha.
3. Old deep and young-deep, memiliki viskositas terendah bila dibandingkan dengan
young swallow dan old swallow. Selain itu, jenis ini ketika diolah memiliki titik
didih yang paling rendah sehingga lebih cenderung menghasilkan fraksi gasoline
(bensin).

15
Pemantauan sedimen minyak mentah dan kadar air di lokasi produksi
lapangan sangat penting dalam operasi transfer tahanan yang akurat minyak
mentah. Hal ini dilakukan dengan metode manual, atau on-line perangkat
seperti analisis kapasitansi, kerapatan, atau penyerapan energi. Untuk tujuan
tahanan transfer, sedimen dan air ditentukan oleh tes yang mengikuti salah satu
manual API standar pengukuran minyak (MPMS).

Biasanya, tes ini dilakukan di lapangan oleh medan metode centrifuge yang,
jika dilakukan dengan benar, memberikan hasil yang sangat akurat.
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan, namun penanganan sampel
menjadi lebih kritis.
2.5.1 Pemantauan BS&W (Basic Sedimen & Water)

Jumlah sedimen dan air dalam minyak mentah harus ditetapkan secara
akurat sebagai bagian dari proses tahanan-transfer. Akibatnya, pemantauan
sedimen dan air isi dilakukan di lokasi produksi untuk mencegah jumlah yang
berlebihan memasuki sistem pipa. Berapa banyak pipa yang bersedia menerima
ke dalam sistem tergantung pada lokasi geografis, daya saing pasar, dan
kemampuannya untuk menangani sedimen dan air dalam sistem.
Dasar sedimen dan air (BS & W) adalah spesifikasi teknis dari beberapa
kotoran tertentu dalam minyak mentah. Saat diekstraksi dari reservoir minyak,
minyak mentah akan berisi sejumlah air dan padatan tersuspensi dari formasi
reservoir. Bahan partikulat dikenal sebagai sedimen atau lumpur. Kandungan
air bisa sangat bervariasi dari satu bidang ke lapangan lainnya, dan mungkin
ada dalam jumlah banyak untuk bidang yang lebih tua, atau jika ekstraksi
minyak ditingkatkan dengan menggunakan teknologi injeksi air. Sebagian
besar air dan sedimen biasanya dipisahkan di lapangan untuk meminimalkan
kuantitas yang perlu diangkut lebih jauh. Isi residu dari kotoran yang tidak

16
diinginkan ini diukur sebagai BS & W. Kilang minyak dapat membeli minyak
mentah ke spesifikasi BS & W tertentu atau mungkin juga memiliki unit
dehidrasi minyak mentah awal dan unit proses desalting yang mengurangi BS
& W pada batas yang dapat diterima, atau kombinasinya.

2.5.2 Penentuan Kandungan Air Dan Endapan Sedimen ( BS&W ) ( Base


Sediment And Water Determination )
Dalam suatu proses produksi, air dan padatan – padatan yang terbawa atau
ikut terproduksi bersama minyak, harus dipisahkan. Air yang terproduksi dapat
menggunakan proses pretinary. Sedangkan padatan yang ikut terproduksi
biasanya adalah pasir dan serpihan, itu dapat mengganggu alat produksi. Hal
ini disebabkan oleh karena batuan yang unconsolidate dan porous. Butir – butir
ini sedemikian kecilnya sehingga dapat lolos dan saringan dan mengendap
dibawah sumur. Untuk pemisahan zat – zat padat dari minyak berat
penguapannya rendah atau kecil sehingga fraksi minyak yang hilang kecil atau
sedikit.
Pemisahan minyak dari air dan padatan pada waktu produksi mempunyai
maksud tertentu :
2.5.2.1 Mencegah korosi,

2.5.2.2 Mencegah erosi, dan

2.5.2.3 Mencegah terbentuknya scale

Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk emulsi minyak. Emulsi


adalah suatu sistem yang terjadi karena bercampurnya dua cairan yang tidak
saling melarutkan karena adanya agitasi ( pengocokan ) dimana salah satu fase
terdispersi dan fese lainnya merupakan pendispersi. Emulsi yang diharapkan
ialah emulsi yang lebih sidikit mengandung air dan padatan. Karena dengan
adanya kandungan emulsi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada pipa-
pipa minyak.

17
Gambar 3.10 Oil Test Centrifuge
Sumber : Laboratorium produksi MGS Menggung

Dengan metode centrifuge ini, minyak yang densitasnya lebih besar atau
lebih tinggi berada di atas sedangkan air yang densitasnya lebih rendah berada
dibawahnya, pasir dan padatan yang lebih besar akan tertinggal dalam
centrifuge. Centrifuge ini mempunyai kelebihan, antara lain :
a. Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak serta endapan
lain lebih singkat dari pada Dean and Stark method.
b. Pemindahan alat sangat mudah dilakukan.

c. Penguapan yang terjadi sangat kecil karena yang dipakai adalah sistem
tertutup.
d. Methode yang dipakai ini sangat fleksibel didalam penggunaan produksi
yang berubah hanya mengurangi dan menambahkan unitnya.

18
BAB III
METODE KEGIATAN

3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan

Praktek Kerja Lapangan ini akan dilaksanakan pada :

Waktu : 9 Oktober 2020 – 20 November 2020 kurang lebih satu bulan, Apabila
tidak bisa di lakukan pada tanggal yang kami ajukan tersebut maka
akan mengikuti jadwal yang telah di tetapkan oleh pihak Bengkel.

Tempat : PT. PERTAMINA EP.

3.2 Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan PKL, antara lain :

a. Pengenalan lingkungan bengkel

b. Mengikuti kegiatan secara langsung

c. Observasi

d. Wawancara

e. Menghimpun data sekunder

19
BAB IV
KEGIATAN

4.1 Spesifikasi Boiler MGS Menggung

1. PRODUCT IDENTIFICATION

Product Name : DB Treatmax 101

Product Application Area : Water based internal boiler treatment chemical

2. PHYSICAL & CHEMICAL PROPERTIES

Specific Gravity (approx.) : 1.20

Freeze Point : 7 oF

Freeze Point : -14 oC

Viscosity (cps 70 oF, 21 oC) : 11

Vapor Pressure (mmHg) : 18.00

Vapor Density (air=1) : < 1.00

% Solubility (water) : 100.0

Odor : Slight

Appearance : Colorless

Physical state : Liquid

Flash Point SETA (CC) : > 200F > 93C

pH 5% Sol. (approx.) : 10.2

Evaporation rate (Ether=1) : < 1.00

20
4.2 Prosedur Pengoperasian Boiler

Sebelum pengoperasian boiler, operator harus selalu siap dan mengetahui hal-hal
sebagai berikut :

a. Jauhkan dan singkirkan semua benda asing dari area boiler system.

b. Sudah dilakukan hydrostatic test pada boiler dan inspeksi oleh depnaker.

c. Pintu boiler sudah tertutup rapat.

d. Pastikan semua instrument dan kabel terpasang dengan baik.

e. Sudsh dilakukan setting pada pressure switch ( hanya boleh dilakukan


oleh orang yang berwenang).
f. Sudah dilakukan setting pada safety valve (katup pengaman) dengan
benar ( hanya boleh dilakukan oleh orang yang berwenang).
g. Indicator, pengatur dan pembatas dari ketinggian air sudah berfungsi
dengan baik.
h. Kualitas air harus mengikuti standart.

i. Persediaan air umpan boiler dan bahan bakar memadai.

j. Persediaan listrik dan udara untuk instrument memadai.

4.3 Pengoperasian boiler

a. Pastikan bahwa semua MCB pada panel dalam keadaan ON.

b. Putar control switch (3S3) ke posisi ON.

c. Tunggu beberapa saat sampai muncul tampilan mesin pada main screen
pada HMI.
d. Pada tampilan HMI terdapat bebrapa indicator, yaitu :

o Alarm indicator : akan mumcul (popup) saat ada alarm

o Water level indicator : menunjukan ketinggian level air boiler.

o Pump indicator : menunjukan pompa mana yang sedang aktif dan


tidak. Apabila ditekan, akan muncul pilihan menu untuk pompa.
o Valve indicator : menyala apabila valve sedang membuka.
21
o Burner status indicator : menunjukan status burner, ON, OFF, atau
terjadi Burner Trouble (Flame Failure).
o Tombol-tombol operasional : sebagai control ke boiler, seperti start stop
(untuk menyalakan dan mematikan boiler), reset dan unlock (untuk
mereset boiler dan melepaskan interlock bila terjadi alarm), horm off
(untuk mematikan sirine alarm).

Gambar 4.1. Mesin screen pada Human Machine Interface (HMI) boiler
Sumber : stasiun boiler MGS Menggung

e. Dari tampilan Home dapat dipilih PUMP dan ECO untuk masuk ke menu
pengaturan pompa, valve dan economizer. Pilih pompa yang akan
digunakan.Tekan gambar pompa (P1 atau P2) atau pompa diatas gambar.
Pompa bekerja kontinyu saat level air tidak mencapai high level. Feed
water diatur menggunakan control valve berdasar level air diboiler.
Damper economizer berkerja berdasarkan temperature dicerobong, saat
temperature cerobong < 120 oC, maka damper akan menutup dan bila
temperature cerobong > 120 oC damper akan membuka, bias juga
digunakan mode manual untuk membuka dan menutup damper.

22
Gambar 4.2. Menu Setting Pompa, Control Valve dan Economizer
Sumber : Stasiun Boiler MGS Menggung

f. Pilih burner setting, auto/ Hand mode. Saat auto operasi burner akan
otomatis bekerja sesuai dengan pressure transmitter berdasarkan setpoint.
Sedangkan pilihan operasi burner hand mode digunakan load Up dan load
Down. Pada menu Fuel selection. Dapat dipilih gas atau oil. Namun perubahan
bahan bakar yang akan digunakan ini hanya dapat dilakukan ketika Burner
berada dalam kondisi OFF.
g. Periksa water level indicator yang menunjukan kondisi ketinggian air
dari sensor level switch.
 NW : nilai kondisi normal water boiler. Atau kondisi dimana level air
disekitar setpoint.
 LW : nilai batas atas level boiler. Apabila kondisi ini tercapai, burner
akan mati dalam keadaan lockout dan disertai alarm.
 LLW : nilai low-low water. Bila kondisi ini tercapai, burner akan
mati dalam keadaan lockout dan disertai alarm.
 HW : nilai batas atas level boiler. Bila kondisi ini tercapai, aka ada
alarm.

23
4.4 Penyalaan Burner

Sebelum menyalakan burner, periksa terlebih dahulu apakah terdapat


alarm. Apabila terdapat alarm maka alarm indicator akan muncul (popup). Apabila
terdapat gangguan, pastikan gangguan tersebut diatasi terlebih dahulu sebelum
menyalakan burner. Setelah semua setting telah dipilih dan tidak ada alarm maka
burner dapat dinyalakan dengan menekan tombol “start”. Apabila ingin
menghentikan tombol burner maka dapat menekan tombol “stop”.
Apabila saat pengoperasian boiler ternyata terdapat gangguan, maka sirine akan
berbunyi dan dapat dimatikan bunyinya dengan menekan tombol “Horn OFF”.
Apabila gangguan telah diatasi maka alarm akan hilang, namun history alarm
dapat dilihat dengan menekan tombol “History” pada layar utama. Setelah semua
alarm berhasil diatasi, burner dapat dinyalakan kembali dengan menekan tombol
“Unlock” terlebih dahulu.

4.5 Proses Pemerikasaan BS&W Dilaboratorium Produksi MGS Menggung

4.5.1 Alat dan bahan Alat :


a. Oil test sentrifuge
b. Water bath
c. Gelas sentrifugal
d. Gelas ukur 250 ml
Bahan :
a. Crude oil 500 ml
b. Demulsifier
c. Toluene
d. Gelas ukur 100 ml
e. Gelas ukur 50 ml
f. Corong
g. Pipet tetes

h. Air formasi didalam water bath dengan suhu 70oC.

24
Gambar 4.6 oil test sentrifuge, water bath, gelas sentrifugal dan gelas ukur
Sumber : Laboratorium Produksi MGS Menggung
4.5.2 Proses pencampuran

Langkah-langkah dalam proses pengecekan BS&W adalah :


a. Masukan crude oil sebanyak 50 ml kedalam gelas sentrifugal.
b. Lalu tambahan toluen sebanyak 50 ml kedalam gelas sentrifugal.
c. Tambahan 3 tetes demulsifier.
d. Kocok gelas sentrifugal agar campuran 3 bahan tersebut dapat
tercampur dengan homogen.
e. Panaskan gelas sentrifugal tersebut didalam water bath hingga suhunya
mencapai 60oC ( ±5 menit ).
f. Jika sudah mencapai suhu 60oC angkat dan pindahkan ke dalam oil test
centrifugal.

25
g. Atur dengan waktu putar 5-10 menit, tunggu beberapa saat hingga mesin
berputar agar kotoran (batu &air) dapat terpisahkan sesuai dengan berat
jenisnya.

h. Setelah itu lihat hasil nya dengan membaca nilai pada gelas sentrifugal

i. Hasil yang diperoleh dikalikan 2, karena masing-masing perbandingan


crude oil dan toluen sebanyak 50% : 50%.
j. Jika hasil pada gelas sentrifugal melebihi angka 5 , maka crude oil yang
dari row tank tidak boleh masuk kedalam produksi.

4.5.3 Hasil pengamatan

Tabel 4.1 Kandungan Endapan Proses Treatment

Kandungan endapan Hasil


NO Tabung
Emulsifying Air Water Oil cut
agent cut
1 Sentrifugal 1 - 4 ml 8% 92%
2 Sentrifugal 2 3 ml 6 ml 18% 82%
Jadi, gelas ukur sentrifugal 1 masih memenuhi standart untuk dilakukan
proses produksi (treatment).
4.5.4 Perhitungan

 Emulsifying agent 3 ml x 2 = 6 ml.


 Kandungan endapan air 6 ml x 2 = 12 ml
Jadi, 6 ml + 12 ml = 18 ml. dimana dari total 1 gelas ukur sentrifugal adalah
100 ml.
 Persentase water cut = volume air dalam sentrifugal x 100%
= 18 ml x 100%
= 18 %.
 Persentase oil cut = volume minyak- volume kandungan endapan x 100%
= 100 ml – 18 ml x 100%

= 82 %.

Berarti 18% ini tidak diijinkan masuk dalam proses produksi di MGS
Menggung. Sesuai dengan standart yang di ijinkan 10.0 %.

26
4.5.5 Pembahasan

Dari percobaan yang dilakukan, menggunakan 2 sample, yaitu crude oil +


toluene + 3 tetes demulsifier adalah :
 Sample yang pertama diletakkan pada gelas sentrifugal 1

 Sample ke dua dimasukkan kedalam gelas sentrifugal 2

Lalu dimasukkan kedalam BS & W Centrifuge. Dan setelah diproses


maka akan dapat dilihat hasil dari masing-masing sentrifugal. Pada Gelas
Sentrifugal 1, Setelah dilakukan percobaan, didapatkan:
Persentase water cut (%WC) = 8 % dan persentase oil cut (%OC)= 92 %.

Hal ini dikarenakan sample menggunakan demulsifier yang


berfungsi membebaskan air dan meminimalisir agent (zat pengotor)

Pada Gelas Sentrifugal 2, Setelah dilakukan percobaan, didapatkan:

Persentase water cut (%WC) = 18 % dan persentase oil cut (%OC)= 82 %.

4.5.6 Aplikasi untuk dilapangan

Aplikasi dilapangan , kenapa produksi minyak dan air harus dipisah:

 Mencegah pembentukan scale, yaitu kerusakan pada pipa akibat ion-


ion yang menempel pada pompa.
 Skin yaitu indeks yang menunjukkan pompa baik atau tidak yang
menyebabkan laju produksi berkurang.
 Mencegah erosi, yaitu pengikisan

Dengan menggunakan toluena saja minyak hanya terpisah dengan komponen-


komponen pengotornya yang disebut dengan emulsifying agent. Dalam
pemeriksaan ini saya mendapatkan air emulsifying agent sebanyak 3 ml.
Volume emulsifying agent terbaca pada tabung sentrifugal adalah= 3 ml ,namun
karena melewati 0,5 ml, maka ketetapannya volumenya dikalikan 2.

Jadi : = 3 ml x 2 = 6 ml.

Toluena berfungsi sebagai pemisah antara minyak dan komponen-komponen


pengotornya ,Sedangkan dengan menggunakan tambahan demulsifier sebanyak 3

27
tetes kami mendaptkan endapan air sebanyak 0,2 ml. Demulsifier mampu
memisahkan air dari mminyak lebih maksimal dibandingkan toluena . tetapi
sebenarnya demulsifier memecahkan dan menurunkan tegangan antar
muka (interfacial tension) sehingga emulsifying agent hilang dan hanya
meninggalkan air.

Penyumbatan atau terjadinya scale pada pipa aliran minyak tentunya sangat
merugikan. Sebab aliran dari pipa tertanggu, serta tidak lancar. Hal ini
menyebabkan kerugian waktu dan biaya. Waktu yang seharusnya sesuai dengan
target dapat dicapai, akan tetapi akibat adanya scale maka target pun tidak tercapai.
Sehingga waktu bertambah dan biaya pun ikut bertambah.

Disini kita akan menyiasati hal tersebut di atas dengan melakukan


percobaan 2, yaitu menggunakan zat aditif sebagai pemisah air dan endapan yang
terkandung dalam crude oil. Zat aditif pertama adalah toluena, sedangkan yang ke
dua adalah demulsifier.

Mana yang akan kita pilih toluena atau kah demulsifier. Kita perlu
mengetahui bahwa toluena hanya mempunyai kemampuan memisahkan atau
membebaskan air saja. Sedangkan demulsifier dapat membunuh atau
memecah emulsifying agent, memecahkan air dan pasir.

28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. PT.Pertamina EP Asset 4 Field Cepu bertugas melakukan kegiatan


eksploitasi minyak dan gas bumi di wilayah operasi Region Jawa Field
Cepu, yang berstandart internasional berwawasan lingkungan dan
profesionalisme dalam pekerjaan. Perusahaan ini memiliki kegiatan
operasi diantaranya meliputi:
2. Kegiatan Produksi (Production)

3. Kegiatan Pemeliharaan (Maintenance)

4. Kegiatan Logistik (pengadaan)

5. Kegiatan yang bersangkutan pada sistem utility

2. Untuk MGS Menggung dalam 1 hari dapat menerima pasokan minyak


dari 8 sumur, dengan total ± 1600-1800 Barrel/day, hal tersebut
tergantung dari hasil KUD/Paguyuban yang hasil produksi nya tidak
menentu (fluktuatif).
3. Pada Boiler MGS Menggung memproses steam dengan cara
menghantarkan panas pembakaran burner (Solar) untuk memanaskan air
di dalam boiler ,kemudian di pompa menuju tangki treatment. Pada
tangki treatment minyak, air dan kotoran akan terpisah berdasarkan berat
jenis masing – masing fluida.
4. Kualitas minyak pada MGS Menggung tidak langsung di distribusikan
namun harus melewati proses parameter pengukuran BS&W ( Basic
Sedimen & Water).
5. Crude oil yang diterima dari KUD/Paguyuban di ukur dengan parameter
pengukuran BS&W, dengan nilai BS&W <10.0%, lalu diproduksi oleh
MGS menggung sehingga nilai BS&W nya menjadi 0.2%.

5.2 Saran

Demi kemajuan PT. Pertamina EP Aseet 4 Field Cepu ada beberapa saran
yang ingin kami berikan dengan harapan dapat menjadi pertimbangan dan

29
mendukung kemajuan perusahaan .berikut beberapa saran yang ingin kami
sampaikan :
1. Bagian perawatan di harapkan menjalankan prosedur – prosedur
perawatan sesuai jadwal dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
agar alat produksi dapat bekerja dengan baik.
2. Setiap pekerja wajib memenuhi semua prosedur K3L dan memakai
alat pelindung diri agar dapat bekerja secara aman dan kondusif.

30
DAFTAR PUSTAKA

31
LAMPIRAN

32
1. Curicullum Vitae

33
2. Lembar Pernyataan Kesediaan Tempat PKL

34
3. Jarak Lokasi dan Kampus

35
4. Log Book Harian

36
5. Daftar Hadir PKL

37
6. Lembar Monitoring Dosen Pembimbing

38
7. Kartu Bimbingan Laporan PKL

39
8. Lembar Penilaian PKL dari Pembimbing Lapangan

40
9. Lembar Penilaian Ujian PKL

41
10. Lembar Berita Acara Ujian PKL

42
11. Lembar Penilaian Akhir PKL

43
12. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan PKL dari Instansi

44

Anda mungkin juga menyukai