ii
PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN PKL UNU BLITAR
Laporan Pelaksanaan PKL disusun dengan sistematika terdiri dari: bagian depan,
bagian isi, dan bagian akhir.
Halaman sampul memuat judul, nama, dan nim mahasiswa, logo dan tahun.
Semua huruf dicetak dengan huruf besar/capital kecuali “oleh” yang dicetak
dengan huruf kecil, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Judul Laporan PKL dibuat secara jelas dan singkat (maksimal 15 kata)
dengan mencantumkan nama instansi tempat pelaksanaan PKL.
b. Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh disingkat. Di bawah nama
dicantumkan Nomor Induk Mahasiswa.
c. Lambang Universitas Nahdlatul Ulama Blitar berbentuk persegi, dengan
panjang sisi 3 cm
d. Instansi pembuatan Laporan PKL adalah Program Studi Sarjana, Fakultas
Ilmu Eksakta, Universitas Nahdlatul Ulama Blitar dan disusun secara rata
tengah ke bawah
1
e. Tahun Laporan PKL adalah tahun penyelesaian Laporan PKL terakhir dan
ditempatkan di bawah kata Universitas Nahdlatul Ulama Blitar.
Template dan contoh penulisan halaman sampul lihat Lampiran L28 dan L29.
2
1.2 BAGIAN ISI
Bagian isi terdiri dari:
1.2.1 Kata Pengantar
Kata pengantar adalah kata-kata yang berfungsi mengantarkan pesan isi
dari Laporan. Kata pengantar juga menceritakan bagaimana perjuangan penulis
dalam mewujudkan Laporan sehingga dicantumkan pula ucapan terima kasih yang
ditujukan kepada pihak yang terkait langsung dengan penyusunan laporan. Contoh
lihat Lampiran L9.
3
untuk memudahkan pembaca mengetahui lampiran yang terdapat di dalam
Laporan. Contoh lihat Lampiran L13.
1.2.6.3 Tujuan
Tujuan adalah uraian target yang harus dicapai dalam pelaksanaan PKL.
Adapun uraian target tersebut harus sesuai dengan judul dan rumusan masalah.
Penulisan tujuan diungkapkan dalam bentuk pernyataan.
4
1.2.6.4. Manfaat
Manfaat adalah uraian yang menerangkan manfaat dari kegiatan
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa maupun instansi/perusahaan tempat PKL
Penulisan manfaat diungkapkan dalam bentuk pernyataan.
5
1.2.8.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan
Lokasi dan Waktu kegiatan dideskripsikan secara jelas, karena berkaitan
dengan aspek ekologi dan musim yang sering menjadi pertimbangan dalam
melakukan kegiatan PKL.
6
Dalam penulisan daftar pustaka ditulis dengan jarak 1 spasi antar baris
dalam satu sumber pustaka dengan format paragraf “Hanging”. Jarak antar
sumber pustaka adalah 2 spasi. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad
nama pengarang. Apabila terdapat nama pengarang yang sama maka penulisan
kedua dan seterusnya cukup dengan garis. Sedangkan sumber pustaka yang tidak
memuat nama pengarang maka ditulis dengan Anonimous sebagai pengganti
nama.
2. Artikel/ Jurnal
Nama Penulis ,tahun terbit ,judul artikel, nama jurnal, nomor volume dan
halaman
Contoh :
Lidiyawati, A., H. Nining dan K. Binti . (2018). Efek Penambahan Level
Vitamin E dan Selenium Dalam Pakan Terhadap Performa Ayam Petelur
Yang Di Inseminasi Buatan. Ilmiah Peternakan Terpadu , 106-110.
3. Skripsi
Nama penulis, tahun , judul, Skripsi, Fakultas, Universitas
Contoh :
Karmila. (2013). Faktor-Faktor Yang Menentukan Pengambilan Keputusan
Peternak Dalam Memulai Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Di
Kecamatan Bissapu Kabupaten Bentaeng. Makasar: Fakultas Peternakan
Universitas Hasanudin.
4. Website
Nama penulis, tahun penayangan, judul artikel, URL,halaman, tanggal akses
diketik miring
Contoh :
Winoto, W. (2012). Winoto. Diakses November 20, 2017, dari Persiapan
Memulai Usaha Agar Sukses: Http.www/wahyu-
winoto.co/2012/Persiapan-memulai-usaha-agar-sukses.com.
7
Untuk mempermudah dalam penulisan disarankan menggunakan bantuan ribbon
references dengan style APA. Panduan Penggunaan ribbon Preference terdapat
pada Lampiran L15, sedangkan contoh daftar pustakan pada Lampiran L16.
1.3.2 Lampiran
Lampiran adalah dokumen pendukung laporan kegiatan PKL yang terdiri
dari
a) Curicullum Vitae
b) Lembar Pernyataan Kesediaan Tempat PKL
c) Jarak Lokasi dan Kampus
d) Log Book Harian
e) Daftar Hadir PKL
f) Lembar Monitoring Dosen Pembimbing
g) Kartu Bimbingan Laporan PKL
h) Lembar Penilaian PKL dari Pembimbing Lapangan
i) Lembar Penilaian Ujian PKL
j) Lembar Berita Acara Ujian PKL
k) Lembar Penilaian Akhir PKL
l) Surat Keterangan Selesai Melaksanakan PKL dari Instansi
8
BOILER UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS MINYAK DI
PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU MGS
MENGGUNG
Oleh :
Jojo
1234567890
Yuyu
0987654321
Oleh :
Jojo
1234567890
Yuyu
0987654321
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Fisika Dosen Pembimbing
Helmy Yuanita
NIDN. 000 NIDN. 1111
BOILER UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS MINYAK DI
PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU MGS
MENGGUNG
Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing
Lapangan
Jojo Yuanita
NIDN. 000 NIDN. 1111
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Fisika Dekan Fakultas Ilmu Eksakta
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... xx
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... xx
1.3 Tujuan ............................................................................................. xx
1.4 Manfaat ........................................................................................... xx
1.5 Kerangka Berfikir ............................................................................ xx
1.6 Batasan Istilah ................................................................................. xx
BAB IV KEGIATAN
4.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx
4.2 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx
BAB V PENUTUP
5.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx
5.2 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................ xx
Halaman
Tabel 2.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................. xx
Tabel 2.2 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ............................................................. xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx .......................................................... xx
Gambar 2.1 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ........................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. CV Mahasiswa .............................................................................. xx
Lampiran 2. Peta Lokasi PKL ........................................................................... xx
Lampiran 3. Daftar data yang diperlukan ......................................................... xx
Lampiran 4. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ....................................................... xx
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Kegiatan praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada
mahasiswa, prodi teknik mesin Universitas Nahdlatul Ulama Blitar, dan Bengkel Gema
Teknik Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam bidang teknik mesin.
Mampu mengetahui proses identifikasi, karakterisasi dan produksi material dalam
bidang industri.
Mampu mengatahui kompetensi mandiri dalam praktek industri.
Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri
agar tanggap dan peka dalam menghadapi masalah di lingkungan kerja di masa
mendatang.
3
program studi teknik mesin Universitas Nahdlatul Ulama Blitar.
Menghasilkan mahasiswa berkualitas yang siap kerja dengan ketrampilan dan
kejujuran dalam melaksanakan tugas.
Merupakan sarana kerjasama antara Bengkel Gema Teknik dengan prodi teknik
mesin Universitas Nahdlatul Ulama Blitar mengenai pengembangan R & D
(Research and Development), dimana hasil riset dimungkinkan untuk
dikembangkan dan diaplikasikan di PT. Pertamina EP.
Sebagai sarana untuk merekrut tenaga kerja yang profesional dan berkompetensi
di bidang keahlian.
Batasan istilah dalam kerja Praktek Kerja Lapangan ini , antara lain:
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
yang lebih tinggi, digunakan komponen economizer untuk meningkatkan
efisiensi dari uap air yang dihasilkan.
Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan
bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber
panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau
berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang
lebih rendah dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi
perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki berat jenis yang
lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih
tinggi akan turun ke dasar.
Uap air panas yang dihasilkan dari boiler sangat penting karena memiliki
kemampuan seperti menyimpan dan membebaskan energi panas yang besar,
pindah panas yang cepat, bersih, mudah disalurkan kemana saja, suhunya stabil
sesuai tekanan, dan mudah diatur sehingga tidak over heating. Selanjutnya uap
air yang dihasilkan boiler ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam
bidang industri seperti untuk pembangkit tenaga dengan cara mengalirkan uap
panas sehingga mengerakkan turbin atau dapat juga digunakan untuk sterilisasi
karena uap panas yang dihasilkan juga memiliki tekanan yang tinggi.
Boiler dapat diklasifikasikan beberapa kelas , yaitu :
Pada boiler pipa api , fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala
(hasil pembakaran), yang membawa energi panas (thermal energy)
yang segera mentransfer ke air melalui bidang pemanas (heating
surface). Tujuan pipapipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi
panas (kalor) kepada air.
6
Gambar 3.2 Pipa api
Sumber : Wikipedia.co.id
b. Boiler pipa air (water tube boiler)
Pada boiler pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa air adalah
air, energi panas ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air.
7
3. Berdasarkan letak dapur (furnace position)
1. Dapur (Furnance)
b. Pipa api
1. Economiser
8
maupun air umpan baru. Keuntungan menggunakan economizer adalah :
a. Menghemat bahan bakar 15-20%
c. Dengan kondisi air pengisian yang telah panas pada boiler dapat
mengurangi konsentrasi udara (O2) dalam boiler karena oksigen
adalah gas yang paling cepat merusak boiler, sehingga penggunaan
economizer pada boiler dapat mengurangi kerusakan dan mengurangi
terbentuknya kerak dalam boiler maupun saluran uap.
2. Burner
9
3. Cerobong (stack)
10
endapan yang berada di dalam pipa steam. Sirkulasi air pada boiler
diharapkan dapat mengurangi konsentrasi zat zat kimia, kotoran lumpur
dan mencegah terjadinya busa karena terikatnya padatan kima ke dalam
steam.
6. Level Control Air (Water Flow Meter)
8. Pressure Switch
11
Gambar 3.8 Ruang Kontrol Panel
Sumber : stasiun boiler MGS Menggung
9. Katup Pengaman (Safety Valve)
Satu (1) buah pompa untuk memompakan air dari tangki utama ke
Softener Tank. 2 buah pompa lain memompakan air dari feed water tank ke
boiler serta 1 buah pompa untuk memompakan bahan bakar ke boiler, tetapi
yang dipakai hanya satu unit. Pompa tersebut dijalankan secara
bergantian oleh operator yang bertugas.
12
11. Steam Drum
Steam Drum dapat disebut juga main drum atau drum utama
yang letaknya pada bagian puncak boiler, berisi sebagian air jenuh dan
sebagian uap jenuh, air jenuh ini diperoleh dari economiser serta uapnya
diperoleh dari pipa-pipa riser.
2.3 Prinsip Kerja Boiler
Prinsip Kerja Boiler berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Uap
bertekanan sangat tinggi yang dihasilkan boiler dipergunakan untuk
memperbaiki kulitas minyak didalam tangki treatment. Dimana uap air yang
masuk kedalam tangki treatmentr akan mengendapkan kotoran berdasarkan
berat jenisnya, dan air berada di tengah dan minyak berada dipaling atas.
Langkah – langkah yang terjadi di dalam proses Steam pada Boiler yaitu :
1. Burner (Motor) menyala dengan mengeluarkan api guna pembakaran
steam boiler
2. Bahan bakar solar dari fuel tank akan masuk terbakar oleh burner
3. Pada boiler tank air akan masuk sehingga air pada boiler panas dengan
mencapai 6 Bar.
4. Kemudian Uap dari air berfungsi untuk menghantar kondensat ke tangki
treatment
5. Kondensat berguna untuk memudahkan pembakaran di dalam boiler
6. Setelah panas mencapai 6 Bar boiler akan berhenti
13
7. Pompa mengalirkan uap ke tangki oil minyak (Treatment Tank) ,setelah
ada penurunan tekanan menjadi di bawah 6 bar boiler akan aktif kembali.
Bahan bakar adalah bahan yang dapat dibakar untuk menghasilkan panas
(kalor). Proses pembakaran merupakan proses kimia antara bahan bakar,
udara dan panas. Proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar
ketel (boiler) bertujuan untuk merubah fasa air menjadi fasa uap.
Berbagai jenis bahan bakar (seperti bahan bakar cair, padat, dan gas)
yang tersedia tergantung pada berbagai faktor seperti biaya, ketersediaan,
penyimpanan, handling, polusi dan peletakan boiler, tungku dan peralatan
pembakaran lainnya. Pengetahuan mengenai sifat bahan bakar membantu
dalam memilih bahan bakar yang benar untuk keperluan yang benar dan untuk
penggunaan bahan bakar yang efisien. Uji laboratorium biasanya
digunakan untuk mengkaji sifat dan kualitas bahan bakar. Jadi untuk
melakukan pembakaran diperlukan tiga unsur, yaitu :
Bahan bakar
Oksigen
14
2.5 Kualitas Minyak dan BS&W
Minyak bumi memiliki jumlah persen substansi yang berbeda-beda, tergantung pada
lokasi sumur minyak tersebut diperoleh, kedalaman sumur serta umur reservoir. Bahkan
2 atau lebih sumur pada satu area yang sama dapat menghasilkan minyak mentah dengan
kualitas yang berbeda.Minyak mentah dibedakan dalam dua kategori, yaitu:
Light crude oil (minyak mentah ringan), mengandung substansi pengotor yang
rendah, serta memiliki warna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
Ketika dijual ke perusahaan minyak hilir (perusahaan pengilangan), jenis ini
memiliki harga yang lebih mahal karena kualitasnya dianggap lebih bagus.
Heavy crude oil (minyak mentah berat), jenis minyak ini memiliki kadar logam
dan belerang (pengotor) yang tinggi, serta viskositas tinggi, sehingga
pengilangannya membutuhkan proses yang lebih rumit, dan cenderung
menghasilkan jenis bahan bakar tertentu, seperti diesel, kerosin (minyak tanah)
dan pelumas. Heavy crude oil di pasaran umumnya memiliki harga yang lebih
murah bila dibandingkan dengan light crude oil.
1. Young swallow, minyak bumi jenis ini biasanya memiliki sifat yang masam (sour)
dan sebagian besar tersusun dari aromatik serta memiliki viskositas (kekentalan)
tinggi. Sumur minyak di negara-negara timur tengah umumnya mengehasilkan
minyak mentah jenis ini.
2. Old swallow, jenis ini lebih encer jika dibandingkan dengan young swallow, titik
didihnya rendah serta rantai parafin yang lebih pendek. Old swallow ketika diolah
di kilang minyak akan menghasilkan berbagai jenis fraksi, namun dominanya yakni
fraksi gas dan naphtha.
3. Old deep and young-deep, memiliki viskositas terendah bila dibandingkan dengan
young swallow dan old swallow. Selain itu, jenis ini ketika diolah memiliki titik
didih yang paling rendah sehingga lebih cenderung menghasilkan fraksi gasoline
(bensin).
15
Pemantauan sedimen minyak mentah dan kadar air di lokasi produksi
lapangan sangat penting dalam operasi transfer tahanan yang akurat minyak
mentah. Hal ini dilakukan dengan metode manual, atau on-line perangkat
seperti analisis kapasitansi, kerapatan, atau penyerapan energi. Untuk tujuan
tahanan transfer, sedimen dan air ditentukan oleh tes yang mengikuti salah satu
manual API standar pengukuran minyak (MPMS).
Biasanya, tes ini dilakukan di lapangan oleh medan metode centrifuge yang,
jika dilakukan dengan benar, memberikan hasil yang sangat akurat.
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan, namun penanganan sampel
menjadi lebih kritis.
2.5.1 Pemantauan BS&W (Basic Sedimen & Water)
Jumlah sedimen dan air dalam minyak mentah harus ditetapkan secara
akurat sebagai bagian dari proses tahanan-transfer. Akibatnya, pemantauan
sedimen dan air isi dilakukan di lokasi produksi untuk mencegah jumlah yang
berlebihan memasuki sistem pipa. Berapa banyak pipa yang bersedia menerima
ke dalam sistem tergantung pada lokasi geografis, daya saing pasar, dan
kemampuannya untuk menangani sedimen dan air dalam sistem.
Dasar sedimen dan air (BS & W) adalah spesifikasi teknis dari beberapa
kotoran tertentu dalam minyak mentah. Saat diekstraksi dari reservoir minyak,
minyak mentah akan berisi sejumlah air dan padatan tersuspensi dari formasi
reservoir. Bahan partikulat dikenal sebagai sedimen atau lumpur. Kandungan
air bisa sangat bervariasi dari satu bidang ke lapangan lainnya, dan mungkin
ada dalam jumlah banyak untuk bidang yang lebih tua, atau jika ekstraksi
minyak ditingkatkan dengan menggunakan teknologi injeksi air. Sebagian
besar air dan sedimen biasanya dipisahkan di lapangan untuk meminimalkan
kuantitas yang perlu diangkut lebih jauh. Isi residu dari kotoran yang tidak
16
diinginkan ini diukur sebagai BS & W. Kilang minyak dapat membeli minyak
mentah ke spesifikasi BS & W tertentu atau mungkin juga memiliki unit
dehidrasi minyak mentah awal dan unit proses desalting yang mengurangi BS
& W pada batas yang dapat diterima, atau kombinasinya.
17
Gambar 3.10 Oil Test Centrifuge
Sumber : Laboratorium produksi MGS Menggung
Dengan metode centrifuge ini, minyak yang densitasnya lebih besar atau
lebih tinggi berada di atas sedangkan air yang densitasnya lebih rendah berada
dibawahnya, pasir dan padatan yang lebih besar akan tertinggal dalam
centrifuge. Centrifuge ini mempunyai kelebihan, antara lain :
a. Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak serta endapan
lain lebih singkat dari pada Dean and Stark method.
b. Pemindahan alat sangat mudah dilakukan.
c. Penguapan yang terjadi sangat kecil karena yang dipakai adalah sistem
tertutup.
d. Methode yang dipakai ini sangat fleksibel didalam penggunaan produksi
yang berubah hanya mengurangi dan menambahkan unitnya.
18
BAB III
METODE KEGIATAN
Waktu : 9 Oktober 2020 – 20 November 2020 kurang lebih satu bulan, Apabila
tidak bisa di lakukan pada tanggal yang kami ajukan tersebut maka
akan mengikuti jadwal yang telah di tetapkan oleh pihak Bengkel.
c. Observasi
d. Wawancara
19
BAB IV
KEGIATAN
1. PRODUCT IDENTIFICATION
Freeze Point : 7 oF
Odor : Slight
Appearance : Colorless
20
4.2 Prosedur Pengoperasian Boiler
Sebelum pengoperasian boiler, operator harus selalu siap dan mengetahui hal-hal
sebagai berikut :
a. Jauhkan dan singkirkan semua benda asing dari area boiler system.
b. Sudah dilakukan hydrostatic test pada boiler dan inspeksi oleh depnaker.
c. Tunggu beberapa saat sampai muncul tampilan mesin pada main screen
pada HMI.
d. Pada tampilan HMI terdapat bebrapa indicator, yaitu :
Gambar 4.1. Mesin screen pada Human Machine Interface (HMI) boiler
Sumber : stasiun boiler MGS Menggung
e. Dari tampilan Home dapat dipilih PUMP dan ECO untuk masuk ke menu
pengaturan pompa, valve dan economizer. Pilih pompa yang akan
digunakan.Tekan gambar pompa (P1 atau P2) atau pompa diatas gambar.
Pompa bekerja kontinyu saat level air tidak mencapai high level. Feed
water diatur menggunakan control valve berdasar level air diboiler.
Damper economizer berkerja berdasarkan temperature dicerobong, saat
temperature cerobong < 120 oC, maka damper akan menutup dan bila
temperature cerobong > 120 oC damper akan membuka, bias juga
digunakan mode manual untuk membuka dan menutup damper.
22
Gambar 4.2. Menu Setting Pompa, Control Valve dan Economizer
Sumber : Stasiun Boiler MGS Menggung
f. Pilih burner setting, auto/ Hand mode. Saat auto operasi burner akan
otomatis bekerja sesuai dengan pressure transmitter berdasarkan setpoint.
Sedangkan pilihan operasi burner hand mode digunakan load Up dan load
Down. Pada menu Fuel selection. Dapat dipilih gas atau oil. Namun perubahan
bahan bakar yang akan digunakan ini hanya dapat dilakukan ketika Burner
berada dalam kondisi OFF.
g. Periksa water level indicator yang menunjukan kondisi ketinggian air
dari sensor level switch.
NW : nilai kondisi normal water boiler. Atau kondisi dimana level air
disekitar setpoint.
LW : nilai batas atas level boiler. Apabila kondisi ini tercapai, burner
akan mati dalam keadaan lockout dan disertai alarm.
LLW : nilai low-low water. Bila kondisi ini tercapai, burner akan
mati dalam keadaan lockout dan disertai alarm.
HW : nilai batas atas level boiler. Bila kondisi ini tercapai, aka ada
alarm.
23
4.4 Penyalaan Burner
24
Gambar 4.6 oil test sentrifuge, water bath, gelas sentrifugal dan gelas ukur
Sumber : Laboratorium Produksi MGS Menggung
4.5.2 Proses pencampuran
25
g. Atur dengan waktu putar 5-10 menit, tunggu beberapa saat hingga mesin
berputar agar kotoran (batu &air) dapat terpisahkan sesuai dengan berat
jenisnya.
h. Setelah itu lihat hasil nya dengan membaca nilai pada gelas sentrifugal
= 82 %.
Berarti 18% ini tidak diijinkan masuk dalam proses produksi di MGS
Menggung. Sesuai dengan standart yang di ijinkan 10.0 %.
26
4.5.5 Pembahasan
Jadi : = 3 ml x 2 = 6 ml.
27
tetes kami mendaptkan endapan air sebanyak 0,2 ml. Demulsifier mampu
memisahkan air dari mminyak lebih maksimal dibandingkan toluena . tetapi
sebenarnya demulsifier memecahkan dan menurunkan tegangan antar
muka (interfacial tension) sehingga emulsifying agent hilang dan hanya
meninggalkan air.
Penyumbatan atau terjadinya scale pada pipa aliran minyak tentunya sangat
merugikan. Sebab aliran dari pipa tertanggu, serta tidak lancar. Hal ini
menyebabkan kerugian waktu dan biaya. Waktu yang seharusnya sesuai dengan
target dapat dicapai, akan tetapi akibat adanya scale maka target pun tidak tercapai.
Sehingga waktu bertambah dan biaya pun ikut bertambah.
Mana yang akan kita pilih toluena atau kah demulsifier. Kita perlu
mengetahui bahwa toluena hanya mempunyai kemampuan memisahkan atau
membebaskan air saja. Sedangkan demulsifier dapat membunuh atau
memecah emulsifying agent, memecahkan air dan pasir.
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Demi kemajuan PT. Pertamina EP Aseet 4 Field Cepu ada beberapa saran
yang ingin kami berikan dengan harapan dapat menjadi pertimbangan dan
29
mendukung kemajuan perusahaan .berikut beberapa saran yang ingin kami
sampaikan :
1. Bagian perawatan di harapkan menjalankan prosedur – prosedur
perawatan sesuai jadwal dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
agar alat produksi dapat bekerja dengan baik.
2. Setiap pekerja wajib memenuhi semua prosedur K3L dan memakai
alat pelindung diri agar dapat bekerja secara aman dan kondusif.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
32
1. Curicullum Vitae
33
2. Lembar Pernyataan Kesediaan Tempat PKL
34
3. Jarak Lokasi dan Kampus
35
4. Log Book Harian
36
5. Daftar Hadir PKL
37
6. Lembar Monitoring Dosen Pembimbing
38
7. Kartu Bimbingan Laporan PKL
39
8. Lembar Penilaian PKL dari Pembimbing Lapangan
40
9. Lembar Penilaian Ujian PKL
41
10. Lembar Berita Acara Ujian PKL
42
11. Lembar Penilaian Akhir PKL
43
12. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan PKL dari Instansi
44