Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RACHMI SASKIA HUSNIKA PUTRI

NIM : 10011382025167

KELAS : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT B

Berita Terkait Masalah Kesehatan yang Membutuhkan Peranan Hukum

1. Tiga Dokter Tersangka Vaksin Palsu Dijerat Pasal Berlapis

JAKARTA - Direktorat Tindak


Pidana Ekonomi dan Khusus (Dit
Tipideksus) Bareskrim Mabes Polri
menetapkan tiga dokter sebagai
tersangka kasus vaksin palsu.
Ketiganya dijerat dengan pasal
berlapis.

Dua dari tiga dokter itu dinaikkan


statusnya sebagai tersangka pada Rabu
13 Juli 2016. Keduanya berinisial AR,
pemilik klinik PMAL, Kemanggisan
Pulo, Palmerah, Jakarta Barat.
Selanjutnya dokter H, mantan
Direktur RS Sayang Bunda di Bekasi.
Dokter yang ketiga ditetapkan sebagai
tersangka berinisial I selaku dokter di
RS Harapan Bunda, Kramatjati.
bertindak sebagai distributor.

Komentar :

Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa terdapat pelanggaran hukum dari


tenaga kesehatan (dokter). Mereka menjadi tersangka dalam kasus pengedaran
vaksin palsu. Ketiga dokter tersebut dijerat dengan Pasal 197, 198 dan 199
Undang-Undang Kesehatan dan Pasal 162 Undang-Undang Pelindungan
Konsumen. Selanjutnya Pasal 3, 4 dan 5 Undang-Undang Tindak Pidana
Pencucian Uang.
2. Penegakan Hukum atas Penimbunan Masker

Jakarta - Ketua Perhimpunan Dokter


Paru Indonesia Agus Dwi Susanto
mengungkapkan bahwa salah satu
upaya pencegahan tertularnya virus
corona adalah dengan pemakaian
masker. Penggunaan masker tersebut
diutamakan bagi yang sakit agar tidak
mudah menulari yang lain.

Terlepas dari perdebatan efektif atau


tidaknya penggunaan masker dalam
upaya menghindari penyebaran virus
corona, masyarakat terus berlomba-
lomba untuk mendapatkan masker.
Sementara dalam konteks lain, polisi
sedang memburu oknum penimbunan
masker.

Komentar :

Penimbunan barang terhadap kebutuhan pokok serta hal penting dan strategis
seperti kebutuhan masker di tengah wabah virus corona saat ini merupakan
pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 29 ayat (1) juncto Pasal 107 UU Nomor
7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, dengan ancaman maksimal penjara 5
tahun dan denda Rp 50 miliar. Selain itu, pelaku usaha juga dilarang membuat
perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan
penguasaan produksi dan/atau pemasaran barang dan jasa yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak
sehat. Jika hal tersebut dilanggar, maka diancam dengan denda antara Rp 25 –
100 miliar sebagaimana diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Anda mungkin juga menyukai