Anda di halaman 1dari 17

LITERASI INFORMASI TENTANG KEMASAN PRODUK OBAT

BEBAS

Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari

Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”


Yogyakarta Jl. Babarsari 2 Yogyakarta 55281(Kampus Unit II), Telp. +62 274 486733,
Email: pujilestariginting@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to determine the motive of the public to read or understand the information contained on
the drug packaging OTC, identify the ability of people to understand information on the the drug packaging
OTC and the utilization of existing information. This is a qualitative research. Researchers collected data in
the Kepuharjo village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. The result shows that the main reason of people
reading the instructions on the drug packaging OTC is to be safe after consuming drugs. However, other clue,
such as drug side effects is less noticed. Because of consuming drugs is always safe, it makes people repeat
in consuming drugs considered suitable for her. People do this in accordance with rules of consuming drugs
because they expect to get speedy recovery. The other reason is to make as information or knowledge when they
will consume drugs.

Key words: Information medicinal product packaging, medication use, health.

Abstrak
Penulisan ini bertujuan mengetahui motif masyarakat dalam membaca atau memahami informasi
pada kemasan obat yang dijual bebas, mengidentifikasi kemampuan masyarakat dalam memahami
informasi pada kemasan obat yang dijual bebas dan mengetahui pemanfaatan informasi pada
kemasan obat yang dijual bebas di wilayah Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan alasan utama masyarakat selalu
membaca petunjuk pada kemasan obat yang dijual bebas ialah supaya aman setelah mengkonsumsi
obat tersebut, khususnya masa berlaku obat. Petunjuk lain misalnya, efek samping obat kurang
diperhatikan. Karena setiap mengkonsumsi obat selalu aman, menjadikan masyarakat untuk selalu
mengulangi obat yang dianggap cocok. Masyarakat mengkonsumsi obat sesuai aturan penggunaan.
Harapannya supaya cepat sembuh. Alasan yang lain ialah menjadikan informasi atau ilmu sebagai
pengetahuan apabila akan mengkonsumsi obat.

Kata Kunci: Informasi kemasan produk obat, penggunaan obat, kesehatan.

Pendahuluan Belum lagi harga obat yang cukup mahal


dan harganya pasti akan semakin mahal.
Dengan melihat keadaan ekonomi Ditambah lagi dengan beban biaya
saat ini, tampaknya masyarakat harus pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
menyikapinya dengan tepat, salah radiologis, pemeriksaan patologis dan
satunya adalah pola hidup ekonomis pemeriksaan penunjang lainnya akan
atau hidup secara hemat. Strategi saat semakin tidak terjangkau.
ini paling sederhana adalah melakukan Biaya akan semakin tinggi apabila
penghematan dapat dilakukan dalam pasien divonis menjalani rawat inap
segala bidang, termasuk di bidang atau operasi. Hal tersebut yang terjadi
kesehatan. Kesehatan mahal harganya, di masyarakat saat ini. Biaya pelayanan
adalah ungkapan yang sering terdengar kesehatan saat ini dinilai terlalu mahal
di masyarakat. Hal ini terbukti dengan dan banyak perbedaan antara satu rumah
makin banyaknya masyarakat. Untuk sakit dengan rumah sakit lain dengan
mengeluarkan biaya jasa dokter kualitas dan jenis pelayanan yang sama.
khususnya dokter spesialis masih belum Lemahnya sistem pengelolaan keuangan
terjangkau oleh sebagian masyarakat.
358 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373

khususnya Rumah Sakit Pemerintah ke dokter apabila sakitnya sudah semakin


milik Depkes atau Pemda, sementara parah.
persaingan rumah sakit terus meningkat Melakukan pengobatan diri sendiri
dari segi teknologi maupun sumber daya juga merupakan salah satu upaya
menimbulkan kecenderungan Rumah masyarakat dalam mengatasi masalah
Sakit untuk membeli alat canggih untuk kesehatannya secara dini. Semakin berhasil
memudahkan diagnosis, hal ini akan pengobatan diri sendiri dilakukan, akan
menyebabkan meningkatkan pembiayaan makin berkurang beban pusat- pusat
yang harus di keluarkan oleh pasien pelayanan kesehatan yang ada baik di
dalam menerima pelayanan yang di tingkat dasar atau di tingkat rujukan.
berikan, karena pembiayaan alat tersebut Dengan mengetahui maksud penggunaan
akan di bebankan kepada pasien (Cost obat oleh masyarakat, apakah untuk
Containment Program) dalam (Depkes : menjaga kesehatan dan dapat pula untuk
http://depkes.go.id/index. php? option menyembuhkan sakit.
= news & task = viewarticle & sid = 1522 Bila digunakan secara benar, obat
& itemid = 2:3/14/2007) (diakses tanggal bebas seharusnya bisa sangat membantu
19 April 2009, 1. 01 PM). masyarakat dalam pengobatan sendiri
Kesehatan yang semakin hari secara aman dan efektif. Namun
semakin mahal membuat resah masya­ sayangnya, sering kali dijumpai bahwa
rakat yang tingkat ekonomi menengah pengobatan sendiri menjadi sangat boros
ke bawah menjadi semakin sulit untuk karena mengkonsumsi obat-obat yang tidak
berobat ke dokter maupun ke rumah dibutuhkan, atau malah bisa berbahaya
sakit. Alternatifnya masyarakat akan misalnya karena penggunaan yang tidak
memilih obat bebas yang lebih murah sesuai dengan aturan pakai. Bagaimanapun
dibandingkan ke rumah sakit ataupun obat bebas mempunyai efek samping,
dokter. Hal tersebut terkendala karena sehingga pemakaiannya pun harus sesuai
masalah biaya yang mahal. Biaya yang dengan indikasi, lama pemakaian yang
harus dikeluarkan tidak seimbang de­ benar, disertai dengan pengetahuan
ngan penghasilan yang diterima oleh pengguna tentang resiko efek samping dan
masyarakat tersebut. kontraindisinya menurut Suryawati (1997)
Dari alasan di atas penulis akan dalam http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/
menjabarkan pernyataan-pernyataan news/5._bu_susi.pdf (diakses tanggal 18
tersebut. Biaya pengobatan yang mahal April 2009,1.49PM).
dikarenakan pelayanan di rumah sakit Ketersediaan jumlah tenaga medis
pemerintah dan rumah sakit swasta saling dengan jumlah penduduk relatif kurang
bersaing dari segi peralatannya. Dari seimbang, hal ini mendorong untuk
peralatan yang canggih tersebut biaya melakukan pengobatan sendiri. Obat-
akan dibebankan oleh pasien. Banyak obatan tersebut dapat diperoleh seperti
pula masyarakat yang mengeluhkan di warung dan toko obat akan semakin
untuk berobat di puskesmas karena dokter memberi peluang masyarakat Kabupaten
yang seharusnya memeriksa tidak datang, Sleman untuk melakukan pengobatan
dan hanya dilayani oleh asisten dokter sendiri.
yang ada di puskesmas. Masyarakat Berdasarkan penelitian yang dilakukan
yang tempat tinggalnya jauh dari tempat Supardi dan Notosiswoyo (2005) dalam
pengobatan juga akan malas untuk berobat http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/
ke puskesmas atau rumah sakit. Terkadang news/5.bu susi.pdf (diakses tanggal 18
masyarakat akan melanjutkan pengobatan April 2009,1.49PM), pengetahuan pe-
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 359

ngobatan sendiri umumnya masih rendah perut yang sudah kadaluarsa (http://
dan kesadaran masyarakat untuk membaca yokowebs.com/node/438).
label pada kemasan obat juga masih kecil. 2) Kasus keracunan obat sakit kepala
Sumber informasi utama untuk melakukan di Ngawi. Astuti, warga Ngawi harus
pengobatan sendiri umumnya berasal dari tergolek di rumah sakit dengan kondisi
media massa.Menurut Suryawati (1997) sekujur tubuh melepuh seperti habis
dalam http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/ terbakar. Diagnosa medis menyebutkan dia
files/news/5.bu susi.pdf (diakses tanggal keracunan obat yang dikonsumsinya ketika
18 April 2009, 1.49PM), informasi dari mengeluhkan sakit kepala. Kondisinya
pabrik obat ada yang kurang mendidik sangat mengenaskan. Sekujur tubuhnya
masyarakat, ada yang kurang benar. melepuh seperti bekas terbakar. Menurut
Semua obat memiliki efek samping pihak rumah sakit, kemungkinan Astuti
walaupun tidak seketika, namun akan menderita stephen johnson syndrome atau
kelihatan perlahan-lahan. Sekarang banyak penyakit yang timbul karena keracunan
media yang memberitahukan korban- obat. Astuti meminum obat sakit kepala
korban yang mengkonsumsi obat-obatan yang dibelinya secara bebas dari kios di dekat
sembarangan mengalami efek yang tidak rumahnya. Setelah meminum obat sakit
baik. Seperti diberitakan ada seseorang kepala yang diduga sudah kadaluwarsa
yang mengalami kulit melepuh setelah tersebut, Astuti justru merasakan panas
mengkonsumsi obat- obatan yang tidak sekujur tubuhnya dan kulitnya
dari resep dokter. Hal tersebut dikarenakan juga nampak memerah (http://
tubuh tidak kuat menerima obat dengan cybermed.cbn.net.id/cbprtl/Cybermed/
dosis yang dikonsumsi. Sehingga seluruh pda/detail. aspx ? x = Health + News&y =
badan melepuh dan seperti terbakar. Cybermed%7C0%7C0%7C5%7C4817).
Inilah yang terjadi di dalam masyarakat
Metode Penelitian
sekarang ini. Masyarakat hanya berobat
Penelitian ini bersifat kualitatif,
dengan sesuai dengan tingkat ekonomi
menurut Van Maanen et al, seperti
yang ada pada masing-masing individu.
dikutip H. B. Sutopo (2002:34), dimana
Kebanyakan dari masyarakat tidak
peneliti menjelajahi kancah penelitian dan
membaca atau memahami anjuran dari
menggunakan sebagian besar waktunya
obat-obatan tersebut. Sedangkan penjual
dalam mengumpulkan data secara
hanya ingin mengeruk keuntungan yang
langsung dan data yang diperoleh benar-
sebesar-besarnya tanpa memberikan
benar berdasarkan perspektif dari para
informasi yang harus disampaikan. Agar
subjek yang diteliti dilokasi penelitian.
masyarakat mengerti dari khasiat ataupun
Penelitian ini cenderung mengarahkan
efek samping yang ditimbulkan dari obat-
kajiannya pada perilaku manusia sehari-
obatan tersebut setelah dikonsumsi.
hari dalam keadaannya yang rutin secara
Beberapa kasus yang terjadi dalam
apa adanya.
masyarakat yang belum memahami
Sementara metode penelitian
informasi yang ada dalam kemasan obat
ini menggunakan metode penelitian
bebas, antara lain: 1) Kasus keracunan obat
deskriptif yaitu penelitian yang hanya
di Medan, Seorang wanita praktek kerja
memaparkan suatu situasi atau suatu
lapangan (PKL) di Diskes Medan, Minggu
peristiwa secara apa adanya yang terjadi
(7/9) sekira pukul 21.30 WIB, dilarikan ke
di lokasi penelitian, dimana penulis
RSU Pirngadi Medan. Pasalnya, korban
mengadakan suatu penelitian secara
yang diketahui bernama Leni Marlina (21)
langsung di wilayah Kepuharjo Kecamatan
mengalami keracunan obat pereda sakit
Cangkringan Kabupaten Sleman DIY
360 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373

penelitian yang dituju dan penulis juga mempunyai alasan yang sangat berarti
memutuskan dan menafsirkan data untuk menjadikan keamanan setelah
yang ada. Ciri lain dari metode deskriptif mengkonsumsi obat. Aman yang
menurut Jalaluddin Rahmat (2007:25) ialah dimaksud oleh masyarakat merupakan
menuju titik beratnya pada observasi dan tindakan yang hati-hati setelah
suasana secara alamiah atau naturalisting mengkonsumsi obat, agar setelah
setting. Penelitian deskriptif mempunyai meminum obat tidak terjadi hal yang
dua tujuan, yaitu: 1) Untuk mengetahui tidak diinginkan dengan kata lain fatal.
perkembangan sarana fisik tertentu Pertama masyarakat akan membaca
atau terjadinya suatu aspek tertentu atau masa kedaluarsa obat terlebih dahulu
terjadinya suatu aspek fenomena sosial yang tercantum di dalam kemasan
tertentu. 2) Untuk mendeskripsikan secara obat tersebut. dan sebelum dikonsumsi
terperinci fenomena sosial tertentu. dibaca terlebih dahulu. Selain masa
Penelitiandeskriptifbiasanyadilakukan kedaluarsa, masyarakat juga akan
tanpa hipotesa yang telah dirumuskan membaca aturan dosis yang seharusnya
(Rakhmat, 2007: 25), mengatakan bahwa menjadi panutan sebelum meminum
penelitian deskriptif bertujuan untuk: 1) obat. Dilanjutkan dengan membaca
Mengumpulkan informasi aktual secara anjuran minum sebelum mengkonsumsi
terperinci yang melukiskan gejala yang obat yang dijual bebas tersebut terlebih
ada. 2) Mengidentifikasikan masalah atau dahulu. Hal itu dilakukan agar aman
memeriksa kondisi dan praktek yang setelah mengkonsumsi obat. Secara tidak
berlaku. 3) Membuat perbandingan atau langsung pula, masyarakat Kepuharjo
evaluasi. 4) Menentukan apa yang dilakukan telah melek informasi terhadap
orang lain dalam menghadapi masalah bahaya obat- obatan yang sering di
yang sama, dan belajar dari pengalaman blow-up oleh televisi. Dengan kesadaran
mereka untuk menetapkan rencana dan melek informasi tersebut masyarakat
keputusan pada waktu yang akan datang. desa Kepuharjo sudah peduli terhadap
Penelitian deskriptif merupakan bahaya yang diakibatkan dari salah
penelitian yang bertujuan untuk mengkonsumsi obat.
menggambarkan secara tepat sifat-sifat Masyarakat juga mengatakan takut
suatu individu, keadaan atau kelompok apabila salah dalam mengkonsumsi
tertentu, atau menemukan gejala lain obat, dengan maksud salah aturan
dalam masyarakat mengenai penelitian meminum yang sesuai dengan aturan
deskriptif. Penelitian deskriptif memberikan yang dianjurkan di dalam kemasan obat
gambaran tentang suatu gejala yang terjadi bebas. Salah satu dari informan juga
dalam masyarakat tertentu. mengatakan: “nek aturan ngunjukipun
kalian tanggal kedaluarsane mesti kulo
Hasil Penelitian dan Pembahasan
waos, lha ajreh nek salah kedadean sak
Motif masyarakat untuk membaca atau baripun ngunjuk obat (kalau aturan
memahami informasi yang ada pada minum obat dan tanggal kedaluarsanya
kemasan obat yang dijual bebas. selalu saya baca, nanti takut apabila salah
Secara tidak disadari masyarakat kejadian setelah minum obat) (wawancara
sendiri sudah memiliki dorongan atau dengan Bapak Semi 49 tahun, 20 Agustus
kemampuan untuk membaca informasi 2009)“. Dan ada pula informan yang
yang ada pada kemasan obat yang mengatakan: “kulo niki mboten saget
dijual bebas terlebih dahulu sebelum maos tulisan, amargi sekolah SD mawon
mengkonsumsinya. Dorongan tersebut mboten lulus. Nek ajeng ngunjuk obat
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 361

sing kulo tumbas saking warung celak Dari alasan tersebut, masyarakat menjadi
ndalem mesti kulo ngengken anak kulo lebih berhati-hati dan lebih peka terhadap
macake aturan lan tanggal kedaluarsane informasi yang beredar di masyarakat. Oleh
(saya ini tidak bisa membaca tulisan yang karena itu masyarakat membaca petunjuk
ada pada kemasan obat, karena SD saja minum sebelum mengkonsumsinya.
tidak lulus. Kalau mau membaca aturan Informan mengatakan bahwa: ”sak derange
pakai obat yang dibeli dari warung dekat ngunjuk obat mboten kesupen maos tulisan
rumah selalu saya menyuruh anak sing wonten wadahe obat riyen, sak liyane maos
saya membacakan aturan minum aturane nggeh maos tanggal kedaluarsane obat
dan tanggal kedaluarsanya) (wawancara pindah. Maose wau sampun apalan saking
dengan Bapak Sehono 42 tahun, 21 niate piambak, dados mboten enten sing mekso
Agustus 2009)”. ngengken maos niku ben kedahe aman sakwise
Sebagian besar masyarakat desa ngunjuk obat (sebelum minum obat tidak lupa
Kepuharjo yakni 16 dari 25 informan membaca tulisan yang ada pada kemasan obat
selalu membaca informasi yang ada terlebihdahulu, selain membaca aturan juga
dalam kemasan obat yang dijual bebas. Ini membaca tanggal kedaluarsa obat sekalian.
dilakukannya sebelum mengkonsumsi obat Membaca petunjuk obat sudah kesadaran dan
selalu membaca dengan landasan niat dari niat dari diri masing-masing, jadi tidak ada
diri masing- masing. Maksud dari niat ialah yang memaksa suruh membaca aturan supaya
dorongan yang tidak disadari dan tidak ada aman saja setelah meminum obat) (wawancara
paksaan dari orang lain untuk membacanya. dengan Ibu Tuminah 38 tahun, 22 Agustus
Harapan dari mereka adalah untuk 2009)”.
menjadikannya antisipasi dari kesalahan Alasan utama masyarakat selalu
meminum obat. Hal itu dilakukan agar membaca petunjuk yang ada pada kemasan
selalu aman dengan maksud tidak salah obat yang dijual bebas ialah supaya aman
mengkonsumsi dengan kelebihan dosis setelah mengkonsumsi obat tersebut.
minum dan sudah habis masa berlakunya. Khususnya pada masa belaku obat.
Misalnya, aturan minum obat seharusnya Adapun petunjuk yang lain misalnya, efek
minum sehari 3 kali akan dilakukan sehari 4 samping obat tersebut kurang diperhatikan.
kali ataupun diminum setelah makan akan Dikarenakan setiap mengkonsumsi
dilakukan sebelum makan. obat selalu aman. Hal tersebut yang
Selain membaca aturan minum juga menjadikan masyarakat untuk selalu
untuk mengetahui masa berlaku obat atau mengulangi obat yang dianggap cocok
masa kedaluarsa. Apabila obat yang sudah bagi tubuhnya. Maksud dari masyarakat
terlambat masa berlakunya dikonsumsi tersebut karena sudah ada bukti yang
akan mengakibatkan hal yang sangat nyata setelah mengkonsumsi obat dan
membahayakan bagi tubuh. Dikarenakan berhasil sembuh. Masyarakat lebih
semula yang diinginkan menjadi obat akan percaya dengan hasil yang sudah pernah
menjadi racun bagi tubuh. Informasi yang dialami karena kepercayaan terhadap suatu
ada di masyarakat sekarang ini adanya hal yang sudah melekat di benak masing-
korban salah obat maupun alergi obat yang masing sangat kuat. Tindakan tersebut akan
berakibat badan menjadi melepuh seperti menjadikan masyarakat untuk berperilaku
terbakar. hafalan terhadap obat yang mereka anggap
Banyak juga informasi yang cocok. Sehingga masyarakat susah untuk
diberitakan akhir-akhir ini, bahwa adanya berpindah ke produk lain. Dari tabel 1 dapat
salah konsumsi obat yang mengakibatkan dilihat bahwa responden yang membaca
badan menjadi melepuh seperti terbakar. petunjuk pemakaian obat dengan jawaban
362 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373

ya sebanyak 216 orang ( 36%) dan yang alasan masyarakat tidak memahami bahasa
menjawab tidak sebanyak 384 orang (64%). maupun maksud yang tertulis. Bahasa
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan memang butuh pemahaman yang lebih
bahwa dalam meminum obat responden dalam memaknai ataupun memahaminya.
kebanyakan tidak membaca petunjuk Terkadang bahasa memang sulit untuk
pemakaian obat bebas terlebih dahulu. menjadikannya tidakan dan maksudya
Sebagian besar masyarakat desa menjadi sepaham. Banyak yang terjadi
Kepuharjo hanya membaca petunjuk obat kalaupun salah maksud dari bahasa akan
saja, namun tidak dengan informasi yang berbeda tindakannya. Hal ini juga bisa
lainnya yang terdapat dalam kemasan dikarenakan tingkat SDM masyarakat
obat yang dijual bebas. Misalnya pada efek desa Kepuharjo kurang maksimal dalam
samping obat, karena sudah menjadikan memahaminya. Masyarakat desa Kepuharjo
kebiasaan masyarakat rasakan setelah Kabupaten Sleman yang kebanyakan tingkat
minum obat tersebut tidak terjadi hal yang pendidikan masyarakatnya hanya sampai
menyimpang. Hal tersebut menjadikan tingkat SD ini menjadikan kendala dalam
masyarakat kurang memperhatikannya memahaminya. Masyarakat beranggapan
karena beranggapan tidak akan terjadi hal bahwa hanya membaca informasi yang ada
yang memperburuk keadaan sebelumnya. pada kemasan obat bebas saja sudah aman
Karena dari pengalaman yang sudah apabila sudah mentaati aturannya saja.
dialami (setelah mengkonsumsi obat) tidak Bahkan ada sebagian informan yang tidak
terjadi hal yang memperburuk keadaan membaca dan memahami petunjuk yang
melainkan menjadi hal yang diharapkan ada. Hanya berdasarkan cerita keberhasilan
yaitu menjadikan tubuh menjadi sehat. orang yang pernah mengkonsumsi obat
Ungkapan dari salah satu informan yang yang sama. Informan juga ada yang
sudah peneliti wawancarai: “menawi mengatakan: “sampun manut aturane kedah
maos aturane ngunjuk obat kaliyan tanggal sampun aman, dadi mboten maos tulisane sing
kedaluarsane kulo waos terus mboten kesupen, liyane (sudah mengikuti aturannya seharusnya
nanging tulisan sak liyane mboten kulo waos sudah aman, jadi tidak membaca tulisan yang
amargi sak perlune mawon sing kulo waos, lainnya) (wawancara dengan Ibu Slamet 60
sing penting aturane (apabila membaca aturan tahun, 25 Agustus 2009)”.
minum obat dan tanggal kedaluarsanya saya Hal ini seharusnya menjadi bahan
selalu membaca dan tidak lupa, tapi tulisan yang evaluasi bagi pihak farmasi agar
lain tidak saya baca lagi karena yang saya baca menggunakan bahasa dan atau istilah
hanya seperlunya yakni aturan minumnya) yang mudah dipahami oleh semua
(wawancara dengan Bapak Sumarno 41 kalangan. Penggunaan istilah-istilah
tahun, 24 Agustus 2009)”. farmasi yang terlalu banyak, tentunya
Masyarakat biasanya dalam membaca akan mempersulit masyarakat untuk
informasi pada kemasan obat yang dijual memahami informasi yang terdapat
bebas tidak secara keseluruhan dengan dalam kemasan produk obat tersebut,
apalagi bila konsumen obat tersebut
adalah masyarakat desa Kepuharjo yang
Tabel 1. Frekuensi Responden
sebagian besar penduduknya hanya
Membaca Petunjuk Pemakaian Obat
lulusan SD dan bekerja sebagai petani.
Alasan sebagian besar masyarakat
membaca petunjuk pada kemasan obat
yang dijual bebas ialah keamanan. Aman
menurut masyarakat ialah aman yang bisa
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 363

menjadikan tubuh sehat kembali seperti Sebagian besar masyarakat


semula. Yakni keadaan tubuh yang sehat Desa Kepuharjo dalam memberikan
saat sebelum menderita sakit. Sebelum pertolongan pertama apabila sakit ialah
mengkonsumsi obat, masyarakat akan dengan mengkonsumsi obat-obatan
membaca petunjuk dalam obat tersebut bebas. Frekuensi meminum obat
guna menjadikan tubuh sehat setelah bebas dapat menggambarkan tingkat
mengkonsumsiya. keseringan responden dalam meminum
Sehat merupakan hal yang sangat obat bebas. Dari hasil tersebut, dapat kita
mahal harganya, hal ini pula yang lihat banyaknya responden yang sering
disadari oleh masyarakat Kepuharjo yang meminum obat dapat dilihat pada tabel 2.
meyakini bahwa kesehatan merupakan Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
suatu anugerah yang sangat berharga. responden yang menjawab sering sebanyak
Tidak adanya anggaran khusus ketika 384 orang (64%) dan yang menjawab
anggota keluarga mereka sakit, menjadi kadang-kadang sebanyak 216 orang
alasan utama mereka membeli obat yang (36%). Hasil tersebut menunjukan bahwa
dijual bebas di warung-warung terdekat. kebanyakan responden sering meminum
Jadi sangat sedikit masyarakat apabila obat bebas yaitu sebanyak 384 (64%), dapat
sakit mendatangi balai kesehatan seperti disimpulkan bahwa banyaknya responden
puskesmas, rumah sakit, dokter atau bidan yang meminum obat bebas.
praktek. Biasanya masyarakat mendatangi Dalam hal ini dapat digambarkan
balai pengobatan apabila penyakit sudah alasan responden dalam meminum obat
bertambah parah. bebas yang dapat dilihat pada tabel 3.
Keadaan tersebut yang menjadi Tabel 3 menunjukan bahwa responden
kendala pada masyarakat Kepuharjo yang menjawab mudah didapat dan murah
yang tingkat ekonominya pada tingkat sebayak 300 orang (50%), sedangkan yang
menengah ke bawah. Informan juga ada menawab malas ke Dokter sebanyak 156
yang mengatakan bahwa: “diagem nedho orang (26%), dan yang menjawab tidak ada
mawon mboten enten, nopo meleh ajeng berobat biaya ke Dokter sebanyak 144 orang (24%).
wonten dokter. Mending tumbas obat wonten Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
warung-warung inkang celak ndalem sami bahwa responden dalam meminum obat
mawon (kalau untuk makan saja sulit, apalagi bebas kebanyakan didasarkan oleh mudah
akan berobat ke dokter mending beli obat yang didapat dan murah.
ada di warung-warung saja sudah cukup
Kemampuan masyarakat untuk
dan manjur) (wawancara dengan Bapak
memahami informasi yang ada pada
X, 27 Agustus 2009)”. Hal tersebut yang
kemasan obat yang dijual bebas.
mendorong masyarakat untuk membeli
Seluruh informasi yang ada pada
obat yang dijual secara bebas dalam
kemasan produk obat yang dijual bebas
memberi tindakan apabila sakit. Informan
tidak semuanya dimengerti/dipahami
juga mengatakan: “obat sing ditumbas wonten
oleh masyarakat terutama masyarakat
warung sekitar luweh murah dibandingke
Kepuharjo. Dikarenakan tingkat
tumbas wonten apotek, soale biayane tambah
pemahaman yang kurang pada individu
awis soale apoteke nggeh tebeh saking dalem (obat
masing-masing. Semua itu disebabkan
yang dibeli di warung dekat rumah lebih murah
oleh tingkat pendidikan yang kurang
dibandingkan beli di apotek, karena biayanya
mendukung untuk bisa dipahami. Di
lebih mahal disebabkan apoteknya juga jauh dari
wilayah desa Kepuharjo pendidikan
rumah) (wawancara dengan Ibu Tuminah
paling tinggi dari responden hanya
38 tahun, 24 Agustus 2009)“.
setingkat SMP. Pemahaman informasi
364 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373

Tabel 2. Frekuensi Responden sehingga tingkat kesadaran untuk


Meminum Obat Bebas mencari informasi sebanyak-banyaknya
hanya terpaku pada tingkat kemampuan
mereka untuk memahami informasi
tersebut saja. Adapun informan yang
mengatakan bahwa: “bade pados informasi
mawon mboten enten wedal amargi gawean
sak ben dintenipun wonten sabin saking
yang mereka baca dan mengerti hanyalah enjing dugi sonten. Dugi nggriyo sampun
sebatas pada petunjuk pemakaian serta sayah, dados diagem tilem mawon. Menawi
tanggal kadaluwarsa. Sementara itu sakit tumbas obat wonten warung celak
terkadang ditemukan tulisan batas waktu nggriyo ke mawon, trus diagem tilem biasane
pemakaian atau masa kedaluarsa yang radi kirangan ngenjing (mau mencari
hilang cetakannya sehingga kurang jelas informasi saja tidak ada waktu dikarenakan
dibaca. Padahal dalam sebuah kemasan pekerjaan setiap hari hanya di kebun dari pagi
produk obat terdapat banyak sekali sampai sore. Apabila sudah sampai rumah
informasi yang berguna bagi masyarakat, capek jadi dipakai tidur/ istirahat saja. Kalau
misalnya saja kontraindikasi setelah sakit beli obat di warung sekitar rumah saja,
pemakaian obat, kandungan obat, cara lalu dipakai tidur biasanya besok pagi sudah
penyimpanan obat, dan lain-lain. mendingan sakitnya) (wawancara dengan
Tabel 4 dapat menggambarkan Bapak Rujiat 55 tahun, 24 Agustus 2009)“.
bahwa tingkat pemahaman responden Masyarakat sudah memahami
dalam memahami isi petunjuk pemakaian aturan konsumsi obat yang dijual
obat bebas yaitu dengan jawaban paham bebas yang tercantum pada kemasan
sebanyak 168 orang (28%), dengan obat tersebut. Maksud dari masyarakat
jawaban sebagian sebanyak 366 orang dalam memahami aturan konsumsi ialah
(56%), dan yang menjawab tidak paham hanya sebatas aturan minum dan dosisnya
sebanyak 96 orang (18%). Dari hasil saja. Tidak dengan petunjuk yang lainnya
tersebut dapat disimpulkan bahwa seperti efek samping, kontraindikasi, cara
responden dalam memahami isi dalam penyimpanan dan lain- lain. Hal tersebut
petunjuk pemakaian obat bebas hanyalah dikarenakan masyarakat hanya hafalan
sebagian saja. saat mengkonsumsi obat pertama kali.
Hal ini dikarenakan tingkat pendidi­ Apalagi saat mengkonsumsi obat tersebut
kan masyarakat Kepuharjo yang rendah sudah cocok dan manjur alias berhasil.

Tabel 3. Data Alasan Responden


Meminum Obat Bebas Tabel 4. Data Pemahaman Responden
terhadap Isi Petunjuk Pemakaian Obat
Bebas
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 365

Jadi apabila ada perubahan aturan pakai, bertanya kepada petugas kesehatan yang
efek samping atau petunjuk pemakaian, kebetulan dikenalnya.
masyarakat tidak akan mengetahui Setelah membaca anjuran
informasi secara cepat. Oleh karena itu pemakaian obat masyarakat yang
selama masyarakat tidak mencari tahu tidak memahami informasi yang telah
perkembangan obat tersebut dan produsen dibacanya, masyarakat juga tidak
tidak gencar mensosialisasikan perubahan bertanya kepada anggota keluarga
hasil produksinya, maka masyarakat tetap atau tetangga kiri kanan yang lebih
tidak akan mengetahui perubahan tersebut. mengerti. Masyarakat menganggap
Hal ini menjadi tantangan para produsen tidak penting, karena masyarakat selalu
obat yang dijual bebas. hafalan dalam memahami informasi
Masyarakat pun sudah memahami dan obat tersebut. Maksud dari hafalan ialah
mentaati anjuran konsumsi yang ada pada setiap mengkonsumsi obat masyarakat
kemasan obat yang dijual bebas. Dengan belum pernah mengalami hal yang fatal
maksud dari pemahaman masyarakat melainkan selalu baik. Hal tersebut yang
tersebut ialah hanya memahami aturan menjadikan masyarakan malas membaca
konsumsi atau anjuran minumnya saja. dan menjadikannya suatu kebiasaan.
Tindakan ini dilakukan untuk mempercepat Dikarenakan mereka selalu cocok setelah
proses penyembuhan penyakit dan mengkonsumsi obat dan tidak ada efek
mempercepat proses pemulihan stamina samping serta akibat yang didapat
tubuh. Pada dasarnya melalui petunjuk setelah mengkonsumsi obat tersebut.
yang telah tercantum pada kemasan obat Mereka menggap bahwa hal tersebut
yang dijual bebas masyarakat sudah belum penting dikarenakan mereka tidak
memahami dan mentaati anjuran. akan menggunakannya istilah tersebut.
Sebagai contoh, ada informan yang Biasanya yang tidak dipahami dari
menggunakan obat 2 sampai 3 kali anjuran masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten
yang ada dalam kemasan dan belum Sleman adalah nama-nama kandungan
sembuh masih menunda-nunda untuk yang ada pada obat tersebut. Sebagai
pergi ke balai pengobatan. Tetapi tindak contoh, paracetamol, propyphenazone, caffeine
lanjut dari proses penyembuhan mereka dan dexchlorpheniramine maleate (paramex).
kurang peduli karena mereka takut Istilah, misalnya “kontraindikasi” sebagian
dengan biaya yang membengkak yang besar juga tidak mengerti. Meskipun kata
akan dibayarnya. Adapun kemungkinan tersebut sudah diserap kedalam bahasa
penyakit tersebut dibiarkan sampai Indonesia. Lebih fatal lagi masyarakat
sembuh dengan sendirinya. Adapun yang hidup di pedesaan terbiasa
setelah sakitnya bertambah parah dan menggunakan bahasa daerah, dalam hal
mendapatkan anjuran dari keluarga, ini bahasa Jawa. Mereka menjadi susah
tetangga kiri kanan, mereka baru mau pergi untuk memahaminya karena mereka
ke balai pengobatan. Hal tersebut memang tidak terlalu mengerti bahasa Indonesia.
ada kenyataannya dalam masyarakat dan Keadaan tersebut menjadikan masyarakat
itupun banyak kejadiannya. Biasanya yang sulit untuk memahami maksud atau tujuan
melakukan ini adalah masyarakat yang yang diperintahkan. Namun masyarakat
tingkat pendidikannya SD atau tidak lulus desa Kepuharjo Kabupaten Sleman harap
SD. Adapun bagi yang berpendidikan SMP, dimaklumi karena informasi yang mereka
apabila setelah minum obat belum ada dapat tidak bisa secara cepat, hal tersebut
tanda- tanda berkurang atau sembuh segera terkendala dengan minimnya tingkat
pergi ke puskesmas terdekat. Bahkan berani pemahaman masing-masing individunya.
366 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373

Pemanfaatan informasi masyarakat untuk mencari, menelusur, menganalisa


terhadap informasi yang ada pada dan memanfaatkan informasi. Dalam hal ini
kemasan obat yang dijual bebas. yang diteliti ialah pemahaman masyarakat
Masyarakat sudah mentaati aturan tentang informasi yang ada pada kemasan
informasi yang terdapat pada kemasan obat, obat yang dijual bebas.
hal ini diperkuat dengan adanya anggapan Masyarakat desa Kepuharjo belum
bahwa masyarakat akan mempermudah sepenuhnya paham terhadap informasi
dan mempercepat proses penyembuhan yang ada pada petunjuk obat yang
apabila taat pada aturan. Informan juga dijual bebas. Sebagian besar masyarakat
mengatakan bahwa: “nggeh nek sampun hanya memahaminya secara hafalan saja.
mantun supoyo saged cepet nyambutdamel malih Masyarakatnya sendiri tidak mau mencari
(apabila sembuh supaya bisa secepatnya dan ingin tahu lagi sesuatu yang baru.
melakukan aktivitas kembali seperti Kebanyakan dari mereka sudah merasa
semula) (wawancara dengan Bapak Win cepat puas dengan informasi yang didapat
27 tahun, 6 September 2009). Masyarakat dikarenakan faktor pendidikan yang masih
pun juga takut akan terjadi hal yang sangat rendah. Tingkat pendidikan yang rendah
fatal apabila tidak mentaati aturan yang dan kurangnya informasi dari pergaulan
tercantum dalam kemasan obat tersebut. dengan orang lain yang lebih mengerti akan
Walaupun pemahaman masyarakat hanya informasi, menjadikan masyarakat cepat
terbatas dan terpaku pada aturan pakai atau puas dengan apa yang mereka dapat.
cara dan dosis pemakaian, sementara masih Masyarakat desa Kepuharjo
banyak lagi informasi yang harus dipatuhi. dalam memahami informasi yang
Contoh yang sederhana cara penyimpanan ada pada kemasan obat yang dijual
(paramex dalam suhu kamar 25-30 derajat bebas dengan cara melek informasi
celcius). Contoh yang lain “kontraindikasi” atau literasi informasi. Kemelekan
(penderita dengan gangguan fungsi hati, informasi meliputi kemampuan untuk
penderita hipersensitif terhadap salah satu mengenali kapan informasi dibutuhkan
komponen) terdapat pada produk paramex. dan untuk menemukan, mengevaluasi,
Besar kemungkinan informasi tersebut menggunakan secara efektif, dan
tidak diikuti oleh masarakat dengan menyampaikan informasi dalam beragam
baik. Mereka akan memukul rata bahwa bentuknya. Pada ke-nyataannya di
kalau sakit kepala mengkonsumsi obat masyarakat desa Kepuharjo sebagian
yang biasa dipakai tanpa memperhatikan besar masyarakatnya belum melek
kontraindikasi. informasi terhadap informasi yang ada
Tabel 5 menggambarkan bahwa pada kemasan obat bebas. Dikarenakan
tingkat ketaatan responden dalam mentaati masyarakat tidak memahami informasi
petunjuk pemakaian obat bebas dengan yang ada pada kemasan obat bebas secara
jawaban taat sebanyak 396 orang (66%), keseluruhan.
tidak taat sebanyak 96 orang (16%), dan Masyarakat sendiri hanya terpatok
kadang-kadang sebanyak 108 orang (18%). pada aturan yang mereka pahami masing-
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan masing. Jadi masyarakat tidak bisa
bahwa kebanyakan responden mentaati berkembang dalam mencari informasi.
petunjuk pemakaian obat bebas sebanyak Mereka hanya hafalan saja dalam
396 orang (66%). menjalankan aktifitas, misalnya membaca
Literasi informasi juga berarti melek aturan minum obat.
informasi yang mempunyai maksud Masyarakat tidak mempunyai
seperangkat ketrampilan yang diperlukan greget untuk mencari informasi sedalam-
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 367

Tabel 5. Data Frekuensi Responden tinggalnya. Mereka sudah berinteraksi


Meminum Obat Bebas sebelum akan mengkonsumsi obat
dikarenakan masyarakat membaca
aturan minum terlebih dahulu sebelum
mengkonsumsinya. Terjadinya proses
pengoperasian rangsangan yang
berupa lambang (tulisan) dilanjutkan
perubahan sikap yang dilakukan setelah
membacanya.
Komunikasi kesehatan adalah
dalamnya. Dalam mencari informasi
studi yang mempelajari bagaimana cara
tersebut masyarakat juga tidak maksimal
menggunakan strategi komunikasi untuk
dikarenakan tidak menggunakan alat
menyebarluaskan informasi kesehatan
bantu yang diperlukan saat pencarian
yang dapat mempengaruhi individu dan
informasi berlangsung.
komunitas agar mereka dapat membuat
Ilmu penunjang penelitian tentang
keputusan yang tepat berkaitan
pemahaman informasi pada masyarakat
dengan pengelolaan kesehatan (Liliweri,
desa Kepuharjo, peneliti menggunakan
2007:46). Pendidikan kesehatan adalah
komunikasi kesehatan dalam memperkuat
suatu penerapan konsep pendidikan
pemikirannya. Masalah yang diteliti
dalam bidang kesehatan di masyarakat.
bersangkutan dengan kesehatan pada
Pendidikan kesehatan merupakan suatu
masyarakat. Ilmu pendukung tersebut,
praktik dan konsep pendidikan yang
adalah komunikasi kesehatan yang
diaplikasikan pada bidang kesehatan
bisa menjadikan pendidikan untuk
Tujuan pendidikan kesehatan adalah
masyarakat agar lebih memperhatikan
mengajarkan orang untuk hidup dalam
kesehatannya.
kondisi yang terbaik, yaitu berusaha keras
Kehidupan bermasyarakat, untuk mencapai tingkat kesehatan yang
komunikasi sangat diperlukan untuk maksimum. Pendidikan kesehatan ini
bertukar informasi. Manusia merupakan dipandang sebagai suatu strategi untuk
makhuk sosial yang tidak bisa lepas dari penurunan biaya melalui pencegahan
bantuan orang lain. Secara tidak disadari penyakit (di komunitas/masyarakat) dan
manusia sudah melakukan tindakan menghindari pengobatan medis yang
komunikasi dalam kehidupan sehari- mahal dan dengan menurunkan lamanya
harinya. Hal tersebut manusia selalu hari perawatan dan memfasilitasi
melakukannya untuk mempertahankan pemulangan lebih dini (jika di rumah
kehidupannya serta komunikasi dalam sakit/klinik).
masyarakat sangat penting karena dengan Pendidikan kesehatan merupakan
adanya komunikasi maka seseorang suatu upaya atau kegiatan untuk
bisa berhubungan dengan orang lain menciptakan perilaku masyarakat yang
dan saling bertukar pikiran yang bisa kondusif untuk kesehatan. Artinya,
menambah wawasan seseorang dalam pendidikan kesehatan berupaya agar
menjalani kehidupan sehari-hari. masyarakat menyadari atau mengetahui
Masyarakat desa Kepuharjo bagaimana cara memelihara kesehatan
Kabupaten Sleman dalam hal ini sudah mereka, bagaimana menghindari atau
melakukan tindakan komunikasi mencegah hal-hal yang merugikan
dalam membeli obat yang dijual bebas kesehatan, kemana harus mencari
di warung-warung sekitar tempat pengobatan bila sakit, dan sebagainya.
368 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373

Kesehatan bukan hanya untuk diketahui seperti kurang cermat dalam memahami
atau disadari dan disikapi, melainkan informasi obat bebas. Jadi masyarakat
harus dikerjakan/dilaksanakan tidak melaksanakan sesuai dengan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penyuluhan yang disampaikan. Misalnya,
berarti tujuan akhir dari pendidikan apabila akan mengkonsumsi obat bebas
kesehatan adalah agar masyarakat tidak dibaca seluruhnya dan apabila
dapat mempraktikkan hidup sehat bagi menderita sakit tidak secepatnya pergi
dirinya sendiri dan bagi masyarakat, ke balai pengobatan melainkan tetap
atau masyarakat dapat berperilaku hidup bekerja untuk mendapatkan penghasilan.
sehat (health life style). Mereka biasanya akan memberikan
Pengetahuan kesehatan secara pertolongan pertama dengan meminum
dini dimaksudkan agar masyarakat obat bebas yang dibeli di warung sekitar.
desa Kepuharjo Kabupaten Sleman Setelah sakitnya semakin parah barulah
mengerti dan paham akan kesehatan. pergi ke balai pengobatan. Kebanyakan
Kesehatan merupakan hal yang sangat dari masyarakat akan pergi ke balai
penting bagi kehidupan. Masyarakat pengobatan disaat sore hari. Alasan
seharusnya sudah menjadi lebih tahu masyarakat ialah apabila pagi hari
dengan kesehatan lingkungan sekitar di digunakan untuk bekerja agar mendapat
masyarakat. Secara praktis, komunikasi penghasilan. Kepala Puskesmas
kesehatan memberikan kontribusi bagi Cangkringan juga membenarkan bahwa
promosi kesehatan, mencegah penyakit masyarakat di desa Kepuharjo lebih
dalam suatu wilayah. memilih obat bebas dalam melakukan
Di wilayah Kepuharjo sendiri pengobatan pertama dikarenakan
masyarakatnya juga sudah diberi biayanya lebih murah. Masyarakat desa
penyuluhan tentang bahaya obat serta Kepuharjo sebagian besar tergolong
cara pemakaian obat bebas, seperti yang dalam tingkat ekonomi menengah
dikatakan Bapak Arif Wibawa, SKM ke bawah dan berpendidikan rendah
selaku Kepala Puskesmas Cangkringan: yakni sebagian besar hanya lulusan
“Penyuluhan yang diberikan kepada SMP. Produsen obat bebas tidak bisa
masyarakat tentang bahaya dari obat bekerjasama dengan pelayanan kesehatan
bebas sudah menjadi program dari dari pemerintah untuk mempromosikan
pemerintah. Program dari pemerintah kepada masyarakat. Kemudian cara yang
tersebut turun ke tangan Kepala digunakan oleh produsen obat bebas
Puskesmas Induk kecamatan, lalu dari dengan cara beriklan (Wawancara dengan
Puskesmas di lakukan oleh Posyandu Kepala Puskesmas Cangkringan, 14
maupun Rakor yang memberikan Desember 2009)“. Pendidikan kesehatan
penyuluhan kepada masyarakat langsung masyarakat desa Kepuharjo belum
dalam 1 bulan 1 kali. Selain kepada sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat.
masyarakat, juga kepada siswa SMKN 1 Mereka hanya mendukung program-
Cangkringan yang dijadikan program program pendidikan kesehatannya saja,
dalam pemberian penyuluhannya. Setiap namun kegiatannya belum sepenuhnya
bulan penyuluhan akan selalu berbeda dijalankan. Kegiatan penyuluhan
dan mengikuti dari program Dinas yang dilakukan setiap 1 bulan 1 kali
Kesehatan. Masyarakat desa Kepuharjo memang masyarakat sangat antusias
sangat responsif apabila ada penyuluhan, dalam memberikan respons. Respons
namun masyarakat juga banyak yang tersebut hanyalah sesaat saat penyuluhan
mengabaikan disaat pelaksanaannya dilakukan. Setelah penyuluhan selesai
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 369

pendidikan kesehatan yang diberikan Masyarakat desa Kepuharjo


tidak dijalankan oleh masyarakat. Cangkringan Sleman memilih obat
Artinya masyarakat belum mempunyai bebas apabila memberikan pertolongan
kesadaran untuk hidup sehat dan taat pertama apabila sakit. Biasanya
pada pendidikan kesehatan. masyarakat membeli obat bebas di
Obat bebas dan obat bebas terbatas warung sekitar tempat tinggalnya.
merupakan kategori obat yang dapat Masyarakat lebih memilih obat bebas
digunakan masyarakat dalam upaya dengan alasan murah dan cepat
pengobatan sendiri. Kriteria suatu obat mendapatkannya. Obat yang sering
dapat dimasukkan ke dalam kategori dikonsumsi sebagian besar masyarakat
ini antara lain adalah bahwa obat yang desa Kepuharjo Cangkringan Sleman
bersangkutan telah terbukti secara ialah procold, puyer bintang toedjoe dan
ilmiah menunjukkan manfaat klinis, paramex.
sangat diperlukan untuk menanggulangi Salah satu komponen kebutuhan
kesakitan yang banyak dijumpai utama dengan demikian adalah
di masyarakat, relatif aman, dan informasi. Informasi yang ideal adalah
penggunaannya oleh masyarakat dapat informasi yang objektif, lengkap, dan
dipantau oleh badan yang berwenang tidak menyesatkan. Sayangnya, informasi
mengawasi. yang ideal tersebut masih jarang
Dari ketentuan di atas, dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
dimengerti bahwa sebenarnya kebijakan Informasi yang paling banyak dijumpai di
untuk menggolongkan obat tertentu masyarakat sehari-hari adalah informasi
menjadi obat bebas dan bebas terbatas yang berasal dari industri farmasi, yang
adalah untuk meningkatkan ketersediaan bersifat komersiil. Bentuk utamanya
akan obat-obat bagi masyarakat, dalam adalah iklan. Bila arus informasi yang
upaya untuk melakukan pengobatan non komersiil dan komersil imbang,
sendiri. Bila digunakan secara benar, dan masyarakat mampu menelaah
obat-obat ini seharusnya bisa sangat informasi secara kritis, maka sebenarnya
membantu masyarakat dalam pengobatan masalah informasi mungkin tidak begitu
sendiri secara aman dan efektif. Namun mengkhawatirkan seperti sekarang ini.
sayangnya, seringkali dijumpai bahwa Untuk meningkatkan kerasionalan
pengobatan sendiri menjadi sangat pengobatan sendiri, maka di samping
boros karena mengkonsumsi obat-obat upaya-upaya untuk meningkatkan
yang sebenarnya tidak dibutuhkan, atau pengetahuan dan ketrampilan
malah bisa berbahaya misalnya karena masyarakat dalam memilih obat dan
penggunaan yang tidak sesuai aturan menganalisis secara kritis informasi
pakai. Bagaimanapun, obat bebas dan obat, juga diperlukan upaya-upaya
bebas terbatas bukan berarti bebas efek untuk mengendalikan informasi
samping, sehingga pemakaiannyapun komersil. Tujuannya agar informasi
harus sesuai dengan indikasi, dosis, lama yang disediakan benar, dalam arti
pemakaian yang benar, disertai dengan dapat dipertanggung-jawabkan secara
pengetahuan pengguna tentang risiko ilmiah, tidak menyembunyikan risiko
efek samping dan kontraindikasinya. pengobatan, serta tidak menyesatkan
Untuk melakukan pengobatan sendiri atau mengarahkan pengguna kepada
secara aman dan efektif, diperlukan persepsi yang keliru yang kemudian
pengetahuan dan ketrampilan memilih dapat mengakibatkan penggunaan obat
obat. secara keliru.
370 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373

Informasi harus lengkap, artinya yang disadari oleh masyarakat Kepuharjo


tidak menyembunyikan kekurangan- dimana menurut mereka televisi
kekurangan obatnya, yang dapat berupa mempunyai imajinasi tersendiri. Imaji
efek samping, kontraindikasi, dan televisi memang dikenal keampuhannya.
peringatan-peringatan yang menyertai Sebagian besar anggota masyarakat
penggunaan obatnya. Selain itu nama memandang televisi sebagai salah satu
senyawa bahan aktif tidak boleh sumber pencarian informasi.
disembunyikan dengan alasan apapun. Bahasa televisi memiliki
Penyebutan nama bahan aktif harus keragaman unsur-unsur semiotika,
dengan istilah yang telah diterima secara yakni gambar, suara, dan aspek-aspek
luas, yaitu nama generik atau nama INN non verbal. Semuanya harus dibangun
(International Non-Proprietary Name). secara harmonis dan memikat di dalam
Penyebutan dengan nama istilah kimiawi kemasan siaran yang bersifat audio
atau memberikan nama paten terhadap visual. Kelebihan televisi, selain menjadi
bahan aktif tidak diperbolehkan. tempat orang menerima kebenaran
Kekurangtahuan konsumen terhadap dan akurasi informasi, ialah menjadi
nama-nama bahan aktif obat tidak penyampai nilai-nilai atraktif kepada
boleh dimanfaatkan untuk menarik sejumlah besar orang secara serentak dan
keuntungan. Kekurangtahuan luas melalui hitungan bisnis media yang
masyarakat ini jangan sampai menjadi menguntungkan.
alasan untuk tidak memberikan informasi Motif masyarakat desa Kepuharjo
mengenai nama bahan aktif. dalam membaca dan memahami
Masyarakat desa Kepuharjo, informasi yang ada pada kemasan obat
tentunya tidak berbeda jauh dengan yang dijual bebas ialah untuk menjadikan
masyarakat lainnya yang hidup di rasa aman setelah mengkonsumsi obat
pedesaan bahwa apabila menderita sakit tersebut. Rasa aman yang masyarakat
lebih memilih obat-obat yang dijual bebas inginkan ialah aman yang tidak
di pasaran sebagai pertolongan pertama. akan terjadi hal yang fatal setelah
Obat-obat yang mereka perlukan sudah mengkonsumsi obat. Dengan alasan
tersedia di warung-warung yang ada tersebut masyarakat akan membaca
di sekitarnya, sehingga minat pergi ke terlebih dahulu aturan minum sebelum
balai pengobatan berkurang. Mereka mengkonsumsi obat. Masayarakat
menganggap obat-obat yang ada di desa Kepuharjo takut apabila salah
warung- warung sudah cukup untuk dalam mengkonsumsi obat, oleh sebab
mengobati penyakitnya. Selain itu obat- itu masyarakat akan selalu membaca
obat tersebut mudah ditemukan, murah, terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi
cepat mendapatkannya, dan paling obat. Adapun masyarakat yang tidak
penting dianggap sangat cocok. Dalam hal bisa membaca sebelum mengkonsumsi
ini peran media sangat mendukung, baik obat akan mencari bantuan kepada
media cetak maupun media elektronik. anggota keluarga maupun orang lain
Televisi memang merupakan media untuk meminta bantuan membacakan
massa paling hebat dibanding media anjuran minum dan masa kedaluarsa
massa lainnya. Televisi tidak mengenal obat tersebut. Namun masyarakat dalam
batas. Televisi melipatgandakan efek membaca anjuran konsumsi obat hanya
media dalam menjalankan tugas sebatas petunjuk dan masa berlakunya
memberikan informasi, pendidikan, saja. Masyarakat menganggap bahwa
hiburan, dan bimbingan. Hal ini pula apabila sudah membaca petunjuk dan
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 371

masa kedaluarsa sudah cukup dan minum dan dosis obat saja, tanpa membaca
sesudah menjadikan aman setelah petunjuk lain seperti efek samping,
meminum. Hal tersebut membuat kontra indikasi, cara penyimpanan dan
masyarakat tidak membaca informasi lain-lain. Sedapat mungkin masyarakat
lagi yang terdapat dalam kemasan obat kelas bawah yang pendidikanya sangat
yang dijual bebas tersebut. Misalnya saja minim dapat mengikuti perkembangan
efek samping, kontraindikasi dan lain- informasi obat andalannya. Hal ini
lain. Masyarakat hanya hafalan dalam dimaksudkan agar apabila ada perubahan
memahami efek sampingnya yakni akan aturan pakai atau dosis masyarakat
mengantuk setelah mengkonsumsi dengan cepat memperoleh informasi
obat. Kebanyakan dari masyarakat juga tersebut. Untuk itu, ini merupakan
tidak akan membaca efek samping secara tantangan serta pekerjaan bagi para
keseluruhan. produsen obat bebas untuk memberikan
Alasan masyarakat tidak membaca sosialisasi perubahan hasil produknya
secara keseluruhan ialah tingkat kesulitan kepada para konsumen mereka. Dengan
dalam pemahaman untuk memahami adanya sosialisasi tersebut maka imbas
bahasa maupun tulisan yang ada pada dari semua itu bukan hanya untuk para
kemasan obat yang dijual bebas tersebut. konsumen obat bebas, selain masyarakat
Dengan alasan tersebut menjadikan mendapatkan informasi yang lengkap
masyarakat untuk malas membaca tentang obat tersebut baik itu aturan
dikarenakan apabila membaca juga tidak pakai, dosis, kontra indikasi, dan lain-lain,
paham pula maksud yang disampaikan. tetapi kepercayaan masyarakat akan obat
Obat yang masyarakat dapatkan tersebut bertambah. Hal ini berpengaruh
ialah obat yang masuk kategori obat juga pada penjualan produk para
bebas yakni obat yang dijual di pasaran produsen obat. Namun untuk sekarang
tanpa resep dokter. Masyarakat desa hal itu belum sepenuhnya tercapai. Itu
Kepuharjo memilih pengobatan sendiri dikarenakan kebiasaan masyarakat yang
dengan alasan untuk pertolongan cenderung hafalan dalam memahami
pertama, murah, mudah didapatkan, informasi obat bebas tersebut. Inilah yang
dan terjangkau harganya. Dari alasan menjadikan masyarakat malas membaca
masyarakat tersebut, keinginan untuk dan sudah menjadi kebiasaan yang
pergi ke balai pengobatan setelah buruk. Biasanya yang tidak dipahami
menindaklanjuti apabila meminum obat oleh masyarakat pada umumnya adalah
yang dibeli di warung-warung tidak nama kandungan yang terdapat pada
manjur. Masyarakat menganggap bahwa obat tersebut. Tentu pula berpatok pada
pergi ke balai pengobatan sangat mahal tingkat kemampuan pemahaman masing-
dikarenakan biaya. Tingkat ekonomi masing individunya.
masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten Masyarakat akan menindak lanjuti
Sleman sebagian besar masyarakatnya anjuran yang ada pada kemasan produk
pada tingkat eonomi menengah ke obat bebas apabila setelah mengkonsumsi
bawah. Masyarakat yang sebagian besar obat tersebut tidak kunjung ada
hanya berkebun dan beternak. Mereka perubahan guna mengantisipasi sakit
hanya memperoleh informasi hanya yang semakin parah. Sehingga pada
terpaku tingkat kemampuan masing- saat mendatangi balai pengobatan
masing yakni kemampuan individu. sudah dalam keadaan akut karena asal
Pemahaman masyarakat dalam meminum obat. Kesehatan memang
mencari informasi hanya sebatas aturan belum sepenuhnya diperhatikan secar
372 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373

khusus oleh sebagian besar masyarakat kemasan obat bebas, hal tersebut
desa Kepuharjo Kabupaten Sleman. diperkuat dengan:
Masyarakat mudah percaya apabila Motif masyarakat untuk membaca
sudah ada hasil yang didapat saat atau memahami informasi yang ada
pertama kali mengkonsumsi obat yang pada kemasan obat yang dijual bebas.
tersebut. Hal itulah yang menjadikan Masyarakat menjadikannya supaya aman
masyarakat menganggap informasi obat apabila sudah membaca masa kedaluarsa
tersebut tidak lagi penting karena sudah maupun aturan minum obat. Aman
berfikir kalau obat tersebut manjur. yang masyarakat cari ialah untuk tidak
Manfaat informasi yang ada pada terjadi hal yang tidak diinginkan setelah
kemasan obat yang dijual bebas bagi meminum obat.
masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten Kemampuan masyarakat untuk
Sleman setelah membacanya ialah memahami informasi yang ada pada
menjadikan badan sehat. Dengan maksud kemasan obat yang dijual bebas. Masyarakat
bahwa setelah mengkonsumsi obat yang hanya sebatas memahami masa berlaku
dijual bebas dan memperhatikan aturan dan aturan pakai obat. Dalam memahami
minumnya yang sesuai pada kemasan. informasi yang lain masyarakat belum
Masyarakat juga bisa mengamati dan bisa dikarenakan tingkat pendidikan yang
merasakan kondisi tubuhnya sendiri kurang. Jadi masyarakat hanya membaca
setelah mengkonsumsi obat. Keterangan informasi yang dibutuhkan pada saat akan
tersebut juga ada pada petunjuk yang ada meminum saja. Masyarakat tidak akan
pada kemasan obat dengan kata lain efek membaca informasi yang lainnya secara
samping. Namun sebagian masyarakat keseluruhan.
jarang yang membacanya. Aturan dan Pemanfaatan informasi masyarakat
petunjuk pemakaian obat yang terdapat terhadap informasi yang ada pada
dalam kemasannaya merupakan suatu kemasan yang dijual bebas. Masyarakat
informasi yang diberikan produsen akan menjalankannya sesuai dengan
obat kepada konsumen. Informasi yang aturan apabila mengkonsumsi obat.
masyarakat baca di kemasan merupakan Harapan masyarakat mentaatinya ialah
suatu ilmu yang akan dijadikan pedoman supaya sesuai dengan harapan yang
untuk pengobatan selanjutnya. Dari diinginkan yakni cepat sembuh. Alasan
informasi yang didapat masyarakat yang lain ialah menjadikan informasi
dalam kemasan produk obat, masyarakat ataupun ilmu untuk menjadikan
bisa mengamati dan akan menindak pengetahuan berikutnya apabila akan
lanjuti kalaupun tidak ada perkembangan mengkonsumsi obat.
setelah meminum obat. Berdasarkan hasil penelitian,
masyarakat yang hanya membaca
Simpulan
informasi secara hafalan akan tidak
Berdasarkan hasil pembahasan
mengetahui apabila ada perubahan dalam
tentang “Literasi Informasi yang Ada
informasi yang ada pada kemasan obat
dalam Kemasan Produk Obat Bebas”
yang dijual bebas. Produsen sebaiknya
terhadap (Studi Dskriptif Pemahaman
mensosialisakan yang lebih mengena dan
Informasi pada Masyarakat di Wilayah
lebih bisa dipahami masyarakat secara
Kepuharjo Cangkringan Sleman) pada
menyeluruh dengan memberi tulisan
bab terdahulu, maka dapat disimpulkan
yang lebih tebal. Produsen sebaiknya
bahwa masyarakat desa Kepuharjo
menonjolkan informasi paling penting
Cangkringan Sleman belum sepenuhnya
yang terkait langsung dengan obat
memahami informasi yang ada pada
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 373

secara mudah dipahami oleh konsumen. Rahmat, Jalaluddin. (2007). Metode


Kebanyakan salah satu petunjuk itu Penelitian Komunikasi. Bandung:
berbunyi demikaian ”apabila sakit Rosda Karya.
berlanjut hubungi dokter” (petunjuk
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi
dalam) sebaiknya selain petunjuk
Antarpribadi: Tinjauan Psikologis.
tersebut, produsen juga mncantumkan
Yogyakarta: Kanisius.
berapa kali maksimal penggunaan obat
dan disarankan harus periksa ke dokter Internet
agar masyarakat semakin jelas. Sebab
selama ini belum ada produsen yang (Depkes:http://depkes.go.id/index. php
mencantumkan informasi tersebut. ? option = news & task = viewarticle
Sebagian besar masyarakat dalam & sid = 1522 & itemid = 2 : 3/14/2007)
membaca informasi yang ada dalam (diakses tanggal 19 April 2009, 1. 01
kemasan produk obat bebas tidak PM).
seluruhnya dibaca. Kalaupun masyarakat http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/
membaca hanya sebagian saja. Olehkarena news/5._bu_susi.pdf (diakses
itu masyarakat lebih detail dan mau dalam tanggal 18 April 2009,1.49PM).
membaca dan memahami informasi
mengenai aturan, anjuran maupun masa (http://yokowebs.com/node/438)
berlaku obat yang ada pada kemasan obat (diakses tanggal 16 Juli 2009, 2. 45
yang dijual bebas. AM).
Peneliti juga memberikan saran
(http://www.sumeks.co.id/index.
dan masukan kepada peneliti yang akan
php?option=com_content & task
datang sebaiknya melakukan penelitian
= view & id = 3102 & Itemid = 44)
yang baru dengan berbagai acuan
(diakses tanggal 16 Juli 2009, 2.41
penelitian lainnya, selain deskriptif,
AM).
misalnya melakukan analisis isi terhadap
program-programnya, semiotika logo, (http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/
dan sebagainya sehingga penelitan Cybermed/pda/detail. aspx? x =
menjadi lebih bervariasi. Penelitian yang Health + News & y = Cybermed
bervariasi dapat menambah wawasan %7C0%7C0%7C5%7C4817).
dan pengetahuan bagi para pembaca. (diakses tanggal 16 Juli 2009, 2.47
AM).
Daftar Pustaka
H.B, Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian (http://fazhaji.wordpress.
Kualitatif. Surakarta: UNS Press. com/2009/08/19/cara- makan
minum-obat-yang-baik-dan-
Liliweri, Alo. (1997). Komunikasi Antarpribadi.
benar/) (diakses tanggal 14
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Desember 2009, 12. 24 AM).
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu
http://www.library.unisa.edu.au/
Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan
about/papers/-clever.pdf. (diakses
kesembilanbelas. Bandung: PT Remaja
tanggal 4 Mei 2009, 10. 27 PM).
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai