BEBAS
Abstract
This study aims to determine the motive of the public to read or understand the information contained on
the drug packaging OTC, identify the ability of people to understand information on the the drug packaging
OTC and the utilization of existing information. This is a qualitative research. Researchers collected data in
the Kepuharjo village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. The result shows that the main reason of people
reading the instructions on the drug packaging OTC is to be safe after consuming drugs. However, other clue,
such as drug side effects is less noticed. Because of consuming drugs is always safe, it makes people repeat
in consuming drugs considered suitable for her. People do this in accordance with rules of consuming drugs
because they expect to get speedy recovery. The other reason is to make as information or knowledge when they
will consume drugs.
Abstrak
Penulisan ini bertujuan mengetahui motif masyarakat dalam membaca atau memahami informasi
pada kemasan obat yang dijual bebas, mengidentifikasi kemampuan masyarakat dalam memahami
informasi pada kemasan obat yang dijual bebas dan mengetahui pemanfaatan informasi pada
kemasan obat yang dijual bebas di wilayah Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan alasan utama masyarakat selalu
membaca petunjuk pada kemasan obat yang dijual bebas ialah supaya aman setelah mengkonsumsi
obat tersebut, khususnya masa berlaku obat. Petunjuk lain misalnya, efek samping obat kurang
diperhatikan. Karena setiap mengkonsumsi obat selalu aman, menjadikan masyarakat untuk selalu
mengulangi obat yang dianggap cocok. Masyarakat mengkonsumsi obat sesuai aturan penggunaan.
Harapannya supaya cepat sembuh. Alasan yang lain ialah menjadikan informasi atau ilmu sebagai
pengetahuan apabila akan mengkonsumsi obat.
ngobatan sendiri umumnya masih rendah perut yang sudah kadaluarsa (http://
dan kesadaran masyarakat untuk membaca yokowebs.com/node/438).
label pada kemasan obat juga masih kecil. 2) Kasus keracunan obat sakit kepala
Sumber informasi utama untuk melakukan di Ngawi. Astuti, warga Ngawi harus
pengobatan sendiri umumnya berasal dari tergolek di rumah sakit dengan kondisi
media massa.Menurut Suryawati (1997) sekujur tubuh melepuh seperti habis
dalam http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/ terbakar. Diagnosa medis menyebutkan dia
files/news/5.bu susi.pdf (diakses tanggal keracunan obat yang dikonsumsinya ketika
18 April 2009, 1.49PM), informasi dari mengeluhkan sakit kepala. Kondisinya
pabrik obat ada yang kurang mendidik sangat mengenaskan. Sekujur tubuhnya
masyarakat, ada yang kurang benar. melepuh seperti bekas terbakar. Menurut
Semua obat memiliki efek samping pihak rumah sakit, kemungkinan Astuti
walaupun tidak seketika, namun akan menderita stephen johnson syndrome atau
kelihatan perlahan-lahan. Sekarang banyak penyakit yang timbul karena keracunan
media yang memberitahukan korban- obat. Astuti meminum obat sakit kepala
korban yang mengkonsumsi obat-obatan yang dibelinya secara bebas dari kios di dekat
sembarangan mengalami efek yang tidak rumahnya. Setelah meminum obat sakit
baik. Seperti diberitakan ada seseorang kepala yang diduga sudah kadaluwarsa
yang mengalami kulit melepuh setelah tersebut, Astuti justru merasakan panas
mengkonsumsi obat- obatan yang tidak sekujur tubuhnya dan kulitnya
dari resep dokter. Hal tersebut dikarenakan juga nampak memerah (http://
tubuh tidak kuat menerima obat dengan cybermed.cbn.net.id/cbprtl/Cybermed/
dosis yang dikonsumsi. Sehingga seluruh pda/detail. aspx ? x = Health + News&y =
badan melepuh dan seperti terbakar. Cybermed%7C0%7C0%7C5%7C4817).
Inilah yang terjadi di dalam masyarakat
Metode Penelitian
sekarang ini. Masyarakat hanya berobat
Penelitian ini bersifat kualitatif,
dengan sesuai dengan tingkat ekonomi
menurut Van Maanen et al, seperti
yang ada pada masing-masing individu.
dikutip H. B. Sutopo (2002:34), dimana
Kebanyakan dari masyarakat tidak
peneliti menjelajahi kancah penelitian dan
membaca atau memahami anjuran dari
menggunakan sebagian besar waktunya
obat-obatan tersebut. Sedangkan penjual
dalam mengumpulkan data secara
hanya ingin mengeruk keuntungan yang
langsung dan data yang diperoleh benar-
sebesar-besarnya tanpa memberikan
benar berdasarkan perspektif dari para
informasi yang harus disampaikan. Agar
subjek yang diteliti dilokasi penelitian.
masyarakat mengerti dari khasiat ataupun
Penelitian ini cenderung mengarahkan
efek samping yang ditimbulkan dari obat-
kajiannya pada perilaku manusia sehari-
obatan tersebut setelah dikonsumsi.
hari dalam keadaannya yang rutin secara
Beberapa kasus yang terjadi dalam
apa adanya.
masyarakat yang belum memahami
Sementara metode penelitian
informasi yang ada dalam kemasan obat
ini menggunakan metode penelitian
bebas, antara lain: 1) Kasus keracunan obat
deskriptif yaitu penelitian yang hanya
di Medan, Seorang wanita praktek kerja
memaparkan suatu situasi atau suatu
lapangan (PKL) di Diskes Medan, Minggu
peristiwa secara apa adanya yang terjadi
(7/9) sekira pukul 21.30 WIB, dilarikan ke
di lokasi penelitian, dimana penulis
RSU Pirngadi Medan. Pasalnya, korban
mengadakan suatu penelitian secara
yang diketahui bernama Leni Marlina (21)
langsung di wilayah Kepuharjo Kecamatan
mengalami keracunan obat pereda sakit
Cangkringan Kabupaten Sleman DIY
360 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373
penelitian yang dituju dan penulis juga mempunyai alasan yang sangat berarti
memutuskan dan menafsirkan data untuk menjadikan keamanan setelah
yang ada. Ciri lain dari metode deskriptif mengkonsumsi obat. Aman yang
menurut Jalaluddin Rahmat (2007:25) ialah dimaksud oleh masyarakat merupakan
menuju titik beratnya pada observasi dan tindakan yang hati-hati setelah
suasana secara alamiah atau naturalisting mengkonsumsi obat, agar setelah
setting. Penelitian deskriptif mempunyai meminum obat tidak terjadi hal yang
dua tujuan, yaitu: 1) Untuk mengetahui tidak diinginkan dengan kata lain fatal.
perkembangan sarana fisik tertentu Pertama masyarakat akan membaca
atau terjadinya suatu aspek tertentu atau masa kedaluarsa obat terlebih dahulu
terjadinya suatu aspek fenomena sosial yang tercantum di dalam kemasan
tertentu. 2) Untuk mendeskripsikan secara obat tersebut. dan sebelum dikonsumsi
terperinci fenomena sosial tertentu. dibaca terlebih dahulu. Selain masa
Penelitiandeskriptifbiasanyadilakukan kedaluarsa, masyarakat juga akan
tanpa hipotesa yang telah dirumuskan membaca aturan dosis yang seharusnya
(Rakhmat, 2007: 25), mengatakan bahwa menjadi panutan sebelum meminum
penelitian deskriptif bertujuan untuk: 1) obat. Dilanjutkan dengan membaca
Mengumpulkan informasi aktual secara anjuran minum sebelum mengkonsumsi
terperinci yang melukiskan gejala yang obat yang dijual bebas tersebut terlebih
ada. 2) Mengidentifikasikan masalah atau dahulu. Hal itu dilakukan agar aman
memeriksa kondisi dan praktek yang setelah mengkonsumsi obat. Secara tidak
berlaku. 3) Membuat perbandingan atau langsung pula, masyarakat Kepuharjo
evaluasi. 4) Menentukan apa yang dilakukan telah melek informasi terhadap
orang lain dalam menghadapi masalah bahaya obat- obatan yang sering di
yang sama, dan belajar dari pengalaman blow-up oleh televisi. Dengan kesadaran
mereka untuk menetapkan rencana dan melek informasi tersebut masyarakat
keputusan pada waktu yang akan datang. desa Kepuharjo sudah peduli terhadap
Penelitian deskriptif merupakan bahaya yang diakibatkan dari salah
penelitian yang bertujuan untuk mengkonsumsi obat.
menggambarkan secara tepat sifat-sifat Masyarakat juga mengatakan takut
suatu individu, keadaan atau kelompok apabila salah dalam mengkonsumsi
tertentu, atau menemukan gejala lain obat, dengan maksud salah aturan
dalam masyarakat mengenai penelitian meminum yang sesuai dengan aturan
deskriptif. Penelitian deskriptif memberikan yang dianjurkan di dalam kemasan obat
gambaran tentang suatu gejala yang terjadi bebas. Salah satu dari informan juga
dalam masyarakat tertentu. mengatakan: “nek aturan ngunjukipun
kalian tanggal kedaluarsane mesti kulo
Hasil Penelitian dan Pembahasan
waos, lha ajreh nek salah kedadean sak
Motif masyarakat untuk membaca atau baripun ngunjuk obat (kalau aturan
memahami informasi yang ada pada minum obat dan tanggal kedaluarsanya
kemasan obat yang dijual bebas. selalu saya baca, nanti takut apabila salah
Secara tidak disadari masyarakat kejadian setelah minum obat) (wawancara
sendiri sudah memiliki dorongan atau dengan Bapak Semi 49 tahun, 20 Agustus
kemampuan untuk membaca informasi 2009)“. Dan ada pula informan yang
yang ada pada kemasan obat yang mengatakan: “kulo niki mboten saget
dijual bebas terlebih dahulu sebelum maos tulisan, amargi sekolah SD mawon
mengkonsumsinya. Dorongan tersebut mboten lulus. Nek ajeng ngunjuk obat
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 361
sing kulo tumbas saking warung celak Dari alasan tersebut, masyarakat menjadi
ndalem mesti kulo ngengken anak kulo lebih berhati-hati dan lebih peka terhadap
macake aturan lan tanggal kedaluarsane informasi yang beredar di masyarakat. Oleh
(saya ini tidak bisa membaca tulisan yang karena itu masyarakat membaca petunjuk
ada pada kemasan obat, karena SD saja minum sebelum mengkonsumsinya.
tidak lulus. Kalau mau membaca aturan Informan mengatakan bahwa: ”sak derange
pakai obat yang dibeli dari warung dekat ngunjuk obat mboten kesupen maos tulisan
rumah selalu saya menyuruh anak sing wonten wadahe obat riyen, sak liyane maos
saya membacakan aturan minum aturane nggeh maos tanggal kedaluarsane obat
dan tanggal kedaluarsanya) (wawancara pindah. Maose wau sampun apalan saking
dengan Bapak Sehono 42 tahun, 21 niate piambak, dados mboten enten sing mekso
Agustus 2009)”. ngengken maos niku ben kedahe aman sakwise
Sebagian besar masyarakat desa ngunjuk obat (sebelum minum obat tidak lupa
Kepuharjo yakni 16 dari 25 informan membaca tulisan yang ada pada kemasan obat
selalu membaca informasi yang ada terlebihdahulu, selain membaca aturan juga
dalam kemasan obat yang dijual bebas. Ini membaca tanggal kedaluarsa obat sekalian.
dilakukannya sebelum mengkonsumsi obat Membaca petunjuk obat sudah kesadaran dan
selalu membaca dengan landasan niat dari niat dari diri masing-masing, jadi tidak ada
diri masing- masing. Maksud dari niat ialah yang memaksa suruh membaca aturan supaya
dorongan yang tidak disadari dan tidak ada aman saja setelah meminum obat) (wawancara
paksaan dari orang lain untuk membacanya. dengan Ibu Tuminah 38 tahun, 22 Agustus
Harapan dari mereka adalah untuk 2009)”.
menjadikannya antisipasi dari kesalahan Alasan utama masyarakat selalu
meminum obat. Hal itu dilakukan agar membaca petunjuk yang ada pada kemasan
selalu aman dengan maksud tidak salah obat yang dijual bebas ialah supaya aman
mengkonsumsi dengan kelebihan dosis setelah mengkonsumsi obat tersebut.
minum dan sudah habis masa berlakunya. Khususnya pada masa belaku obat.
Misalnya, aturan minum obat seharusnya Adapun petunjuk yang lain misalnya, efek
minum sehari 3 kali akan dilakukan sehari 4 samping obat tersebut kurang diperhatikan.
kali ataupun diminum setelah makan akan Dikarenakan setiap mengkonsumsi
dilakukan sebelum makan. obat selalu aman. Hal tersebut yang
Selain membaca aturan minum juga menjadikan masyarakat untuk selalu
untuk mengetahui masa berlaku obat atau mengulangi obat yang dianggap cocok
masa kedaluarsa. Apabila obat yang sudah bagi tubuhnya. Maksud dari masyarakat
terlambat masa berlakunya dikonsumsi tersebut karena sudah ada bukti yang
akan mengakibatkan hal yang sangat nyata setelah mengkonsumsi obat dan
membahayakan bagi tubuh. Dikarenakan berhasil sembuh. Masyarakat lebih
semula yang diinginkan menjadi obat akan percaya dengan hasil yang sudah pernah
menjadi racun bagi tubuh. Informasi yang dialami karena kepercayaan terhadap suatu
ada di masyarakat sekarang ini adanya hal yang sudah melekat di benak masing-
korban salah obat maupun alergi obat yang masing sangat kuat. Tindakan tersebut akan
berakibat badan menjadi melepuh seperti menjadikan masyarakat untuk berperilaku
terbakar. hafalan terhadap obat yang mereka anggap
Banyak juga informasi yang cocok. Sehingga masyarakat susah untuk
diberitakan akhir-akhir ini, bahwa adanya berpindah ke produk lain. Dari tabel 1 dapat
salah konsumsi obat yang mengakibatkan dilihat bahwa responden yang membaca
badan menjadi melepuh seperti terbakar. petunjuk pemakaian obat dengan jawaban
362 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373
ya sebanyak 216 orang ( 36%) dan yang alasan masyarakat tidak memahami bahasa
menjawab tidak sebanyak 384 orang (64%). maupun maksud yang tertulis. Bahasa
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan memang butuh pemahaman yang lebih
bahwa dalam meminum obat responden dalam memaknai ataupun memahaminya.
kebanyakan tidak membaca petunjuk Terkadang bahasa memang sulit untuk
pemakaian obat bebas terlebih dahulu. menjadikannya tidakan dan maksudya
Sebagian besar masyarakat desa menjadi sepaham. Banyak yang terjadi
Kepuharjo hanya membaca petunjuk obat kalaupun salah maksud dari bahasa akan
saja, namun tidak dengan informasi yang berbeda tindakannya. Hal ini juga bisa
lainnya yang terdapat dalam kemasan dikarenakan tingkat SDM masyarakat
obat yang dijual bebas. Misalnya pada efek desa Kepuharjo kurang maksimal dalam
samping obat, karena sudah menjadikan memahaminya. Masyarakat desa Kepuharjo
kebiasaan masyarakat rasakan setelah Kabupaten Sleman yang kebanyakan tingkat
minum obat tersebut tidak terjadi hal yang pendidikan masyarakatnya hanya sampai
menyimpang. Hal tersebut menjadikan tingkat SD ini menjadikan kendala dalam
masyarakat kurang memperhatikannya memahaminya. Masyarakat beranggapan
karena beranggapan tidak akan terjadi hal bahwa hanya membaca informasi yang ada
yang memperburuk keadaan sebelumnya. pada kemasan obat bebas saja sudah aman
Karena dari pengalaman yang sudah apabila sudah mentaati aturannya saja.
dialami (setelah mengkonsumsi obat) tidak Bahkan ada sebagian informan yang tidak
terjadi hal yang memperburuk keadaan membaca dan memahami petunjuk yang
melainkan menjadi hal yang diharapkan ada. Hanya berdasarkan cerita keberhasilan
yaitu menjadikan tubuh menjadi sehat. orang yang pernah mengkonsumsi obat
Ungkapan dari salah satu informan yang yang sama. Informan juga ada yang
sudah peneliti wawancarai: “menawi mengatakan: “sampun manut aturane kedah
maos aturane ngunjuk obat kaliyan tanggal sampun aman, dadi mboten maos tulisane sing
kedaluarsane kulo waos terus mboten kesupen, liyane (sudah mengikuti aturannya seharusnya
nanging tulisan sak liyane mboten kulo waos sudah aman, jadi tidak membaca tulisan yang
amargi sak perlune mawon sing kulo waos, lainnya) (wawancara dengan Ibu Slamet 60
sing penting aturane (apabila membaca aturan tahun, 25 Agustus 2009)”.
minum obat dan tanggal kedaluarsanya saya Hal ini seharusnya menjadi bahan
selalu membaca dan tidak lupa, tapi tulisan yang evaluasi bagi pihak farmasi agar
lain tidak saya baca lagi karena yang saya baca menggunakan bahasa dan atau istilah
hanya seperlunya yakni aturan minumnya) yang mudah dipahami oleh semua
(wawancara dengan Bapak Sumarno 41 kalangan. Penggunaan istilah-istilah
tahun, 24 Agustus 2009)”. farmasi yang terlalu banyak, tentunya
Masyarakat biasanya dalam membaca akan mempersulit masyarakat untuk
informasi pada kemasan obat yang dijual memahami informasi yang terdapat
bebas tidak secara keseluruhan dengan dalam kemasan produk obat tersebut,
apalagi bila konsumen obat tersebut
adalah masyarakat desa Kepuharjo yang
Tabel 1. Frekuensi Responden
sebagian besar penduduknya hanya
Membaca Petunjuk Pemakaian Obat
lulusan SD dan bekerja sebagai petani.
Alasan sebagian besar masyarakat
membaca petunjuk pada kemasan obat
yang dijual bebas ialah keamanan. Aman
menurut masyarakat ialah aman yang bisa
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 363
Jadi apabila ada perubahan aturan pakai, bertanya kepada petugas kesehatan yang
efek samping atau petunjuk pemakaian, kebetulan dikenalnya.
masyarakat tidak akan mengetahui Setelah membaca anjuran
informasi secara cepat. Oleh karena itu pemakaian obat masyarakat yang
selama masyarakat tidak mencari tahu tidak memahami informasi yang telah
perkembangan obat tersebut dan produsen dibacanya, masyarakat juga tidak
tidak gencar mensosialisasikan perubahan bertanya kepada anggota keluarga
hasil produksinya, maka masyarakat tetap atau tetangga kiri kanan yang lebih
tidak akan mengetahui perubahan tersebut. mengerti. Masyarakat menganggap
Hal ini menjadi tantangan para produsen tidak penting, karena masyarakat selalu
obat yang dijual bebas. hafalan dalam memahami informasi
Masyarakat pun sudah memahami dan obat tersebut. Maksud dari hafalan ialah
mentaati anjuran konsumsi yang ada pada setiap mengkonsumsi obat masyarakat
kemasan obat yang dijual bebas. Dengan belum pernah mengalami hal yang fatal
maksud dari pemahaman masyarakat melainkan selalu baik. Hal tersebut yang
tersebut ialah hanya memahami aturan menjadikan masyarakan malas membaca
konsumsi atau anjuran minumnya saja. dan menjadikannya suatu kebiasaan.
Tindakan ini dilakukan untuk mempercepat Dikarenakan mereka selalu cocok setelah
proses penyembuhan penyakit dan mengkonsumsi obat dan tidak ada efek
mempercepat proses pemulihan stamina samping serta akibat yang didapat
tubuh. Pada dasarnya melalui petunjuk setelah mengkonsumsi obat tersebut.
yang telah tercantum pada kemasan obat Mereka menggap bahwa hal tersebut
yang dijual bebas masyarakat sudah belum penting dikarenakan mereka tidak
memahami dan mentaati anjuran. akan menggunakannya istilah tersebut.
Sebagai contoh, ada informan yang Biasanya yang tidak dipahami dari
menggunakan obat 2 sampai 3 kali anjuran masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten
yang ada dalam kemasan dan belum Sleman adalah nama-nama kandungan
sembuh masih menunda-nunda untuk yang ada pada obat tersebut. Sebagai
pergi ke balai pengobatan. Tetapi tindak contoh, paracetamol, propyphenazone, caffeine
lanjut dari proses penyembuhan mereka dan dexchlorpheniramine maleate (paramex).
kurang peduli karena mereka takut Istilah, misalnya “kontraindikasi” sebagian
dengan biaya yang membengkak yang besar juga tidak mengerti. Meskipun kata
akan dibayarnya. Adapun kemungkinan tersebut sudah diserap kedalam bahasa
penyakit tersebut dibiarkan sampai Indonesia. Lebih fatal lagi masyarakat
sembuh dengan sendirinya. Adapun yang hidup di pedesaan terbiasa
setelah sakitnya bertambah parah dan menggunakan bahasa daerah, dalam hal
mendapatkan anjuran dari keluarga, ini bahasa Jawa. Mereka menjadi susah
tetangga kiri kanan, mereka baru mau pergi untuk memahaminya karena mereka
ke balai pengobatan. Hal tersebut memang tidak terlalu mengerti bahasa Indonesia.
ada kenyataannya dalam masyarakat dan Keadaan tersebut menjadikan masyarakat
itupun banyak kejadiannya. Biasanya yang sulit untuk memahami maksud atau tujuan
melakukan ini adalah masyarakat yang yang diperintahkan. Namun masyarakat
tingkat pendidikannya SD atau tidak lulus desa Kepuharjo Kabupaten Sleman harap
SD. Adapun bagi yang berpendidikan SMP, dimaklumi karena informasi yang mereka
apabila setelah minum obat belum ada dapat tidak bisa secara cepat, hal tersebut
tanda- tanda berkurang atau sembuh segera terkendala dengan minimnya tingkat
pergi ke puskesmas terdekat. Bahkan berani pemahaman masing-masing individunya.
366 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373
Kesehatan bukan hanya untuk diketahui seperti kurang cermat dalam memahami
atau disadari dan disikapi, melainkan informasi obat bebas. Jadi masyarakat
harus dikerjakan/dilaksanakan tidak melaksanakan sesuai dengan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penyuluhan yang disampaikan. Misalnya,
berarti tujuan akhir dari pendidikan apabila akan mengkonsumsi obat bebas
kesehatan adalah agar masyarakat tidak dibaca seluruhnya dan apabila
dapat mempraktikkan hidup sehat bagi menderita sakit tidak secepatnya pergi
dirinya sendiri dan bagi masyarakat, ke balai pengobatan melainkan tetap
atau masyarakat dapat berperilaku hidup bekerja untuk mendapatkan penghasilan.
sehat (health life style). Mereka biasanya akan memberikan
Pengetahuan kesehatan secara pertolongan pertama dengan meminum
dini dimaksudkan agar masyarakat obat bebas yang dibeli di warung sekitar.
desa Kepuharjo Kabupaten Sleman Setelah sakitnya semakin parah barulah
mengerti dan paham akan kesehatan. pergi ke balai pengobatan. Kebanyakan
Kesehatan merupakan hal yang sangat dari masyarakat akan pergi ke balai
penting bagi kehidupan. Masyarakat pengobatan disaat sore hari. Alasan
seharusnya sudah menjadi lebih tahu masyarakat ialah apabila pagi hari
dengan kesehatan lingkungan sekitar di digunakan untuk bekerja agar mendapat
masyarakat. Secara praktis, komunikasi penghasilan. Kepala Puskesmas
kesehatan memberikan kontribusi bagi Cangkringan juga membenarkan bahwa
promosi kesehatan, mencegah penyakit masyarakat di desa Kepuharjo lebih
dalam suatu wilayah. memilih obat bebas dalam melakukan
Di wilayah Kepuharjo sendiri pengobatan pertama dikarenakan
masyarakatnya juga sudah diberi biayanya lebih murah. Masyarakat desa
penyuluhan tentang bahaya obat serta Kepuharjo sebagian besar tergolong
cara pemakaian obat bebas, seperti yang dalam tingkat ekonomi menengah
dikatakan Bapak Arif Wibawa, SKM ke bawah dan berpendidikan rendah
selaku Kepala Puskesmas Cangkringan: yakni sebagian besar hanya lulusan
“Penyuluhan yang diberikan kepada SMP. Produsen obat bebas tidak bisa
masyarakat tentang bahaya dari obat bekerjasama dengan pelayanan kesehatan
bebas sudah menjadi program dari dari pemerintah untuk mempromosikan
pemerintah. Program dari pemerintah kepada masyarakat. Kemudian cara yang
tersebut turun ke tangan Kepala digunakan oleh produsen obat bebas
Puskesmas Induk kecamatan, lalu dari dengan cara beriklan (Wawancara dengan
Puskesmas di lakukan oleh Posyandu Kepala Puskesmas Cangkringan, 14
maupun Rakor yang memberikan Desember 2009)“. Pendidikan kesehatan
penyuluhan kepada masyarakat langsung masyarakat desa Kepuharjo belum
dalam 1 bulan 1 kali. Selain kepada sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat.
masyarakat, juga kepada siswa SMKN 1 Mereka hanya mendukung program-
Cangkringan yang dijadikan program program pendidikan kesehatannya saja,
dalam pemberian penyuluhannya. Setiap namun kegiatannya belum sepenuhnya
bulan penyuluhan akan selalu berbeda dijalankan. Kegiatan penyuluhan
dan mengikuti dari program Dinas yang dilakukan setiap 1 bulan 1 kali
Kesehatan. Masyarakat desa Kepuharjo memang masyarakat sangat antusias
sangat responsif apabila ada penyuluhan, dalam memberikan respons. Respons
namun masyarakat juga banyak yang tersebut hanyalah sesaat saat penyuluhan
mengabaikan disaat pelaksanaannya dilakukan. Setelah penyuluhan selesai
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 369
masa kedaluarsa sudah cukup dan minum dan dosis obat saja, tanpa membaca
sesudah menjadikan aman setelah petunjuk lain seperti efek samping,
meminum. Hal tersebut membuat kontra indikasi, cara penyimpanan dan
masyarakat tidak membaca informasi lain-lain. Sedapat mungkin masyarakat
lagi yang terdapat dalam kemasan obat kelas bawah yang pendidikanya sangat
yang dijual bebas tersebut. Misalnya saja minim dapat mengikuti perkembangan
efek samping, kontraindikasi dan lain- informasi obat andalannya. Hal ini
lain. Masyarakat hanya hafalan dalam dimaksudkan agar apabila ada perubahan
memahami efek sampingnya yakni akan aturan pakai atau dosis masyarakat
mengantuk setelah mengkonsumsi dengan cepat memperoleh informasi
obat. Kebanyakan dari masyarakat juga tersebut. Untuk itu, ini merupakan
tidak akan membaca efek samping secara tantangan serta pekerjaan bagi para
keseluruhan. produsen obat bebas untuk memberikan
Alasan masyarakat tidak membaca sosialisasi perubahan hasil produknya
secara keseluruhan ialah tingkat kesulitan kepada para konsumen mereka. Dengan
dalam pemahaman untuk memahami adanya sosialisasi tersebut maka imbas
bahasa maupun tulisan yang ada pada dari semua itu bukan hanya untuk para
kemasan obat yang dijual bebas tersebut. konsumen obat bebas, selain masyarakat
Dengan alasan tersebut menjadikan mendapatkan informasi yang lengkap
masyarakat untuk malas membaca tentang obat tersebut baik itu aturan
dikarenakan apabila membaca juga tidak pakai, dosis, kontra indikasi, dan lain-lain,
paham pula maksud yang disampaikan. tetapi kepercayaan masyarakat akan obat
Obat yang masyarakat dapatkan tersebut bertambah. Hal ini berpengaruh
ialah obat yang masuk kategori obat juga pada penjualan produk para
bebas yakni obat yang dijual di pasaran produsen obat. Namun untuk sekarang
tanpa resep dokter. Masyarakat desa hal itu belum sepenuhnya tercapai. Itu
Kepuharjo memilih pengobatan sendiri dikarenakan kebiasaan masyarakat yang
dengan alasan untuk pertolongan cenderung hafalan dalam memahami
pertama, murah, mudah didapatkan, informasi obat bebas tersebut. Inilah yang
dan terjangkau harganya. Dari alasan menjadikan masyarakat malas membaca
masyarakat tersebut, keinginan untuk dan sudah menjadi kebiasaan yang
pergi ke balai pengobatan setelah buruk. Biasanya yang tidak dipahami
menindaklanjuti apabila meminum obat oleh masyarakat pada umumnya adalah
yang dibeli di warung-warung tidak nama kandungan yang terdapat pada
manjur. Masyarakat menganggap bahwa obat tersebut. Tentu pula berpatok pada
pergi ke balai pengobatan sangat mahal tingkat kemampuan pemahaman masing-
dikarenakan biaya. Tingkat ekonomi masing individunya.
masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten Masyarakat akan menindak lanjuti
Sleman sebagian besar masyarakatnya anjuran yang ada pada kemasan produk
pada tingkat eonomi menengah ke obat bebas apabila setelah mengkonsumsi
bawah. Masyarakat yang sebagian besar obat tersebut tidak kunjung ada
hanya berkebun dan beternak. Mereka perubahan guna mengantisipasi sakit
hanya memperoleh informasi hanya yang semakin parah. Sehingga pada
terpaku tingkat kemampuan masing- saat mendatangi balai pengobatan
masing yakni kemampuan individu. sudah dalam keadaan akut karena asal
Pemahaman masyarakat dalam meminum obat. Kesehatan memang
mencari informasi hanya sebatas aturan belum sepenuhnya diperhatikan secar
372 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373
khusus oleh sebagian besar masyarakat kemasan obat bebas, hal tersebut
desa Kepuharjo Kabupaten Sleman. diperkuat dengan:
Masyarakat mudah percaya apabila Motif masyarakat untuk membaca
sudah ada hasil yang didapat saat atau memahami informasi yang ada
pertama kali mengkonsumsi obat yang pada kemasan obat yang dijual bebas.
tersebut. Hal itulah yang menjadikan Masyarakat menjadikannya supaya aman
masyarakat menganggap informasi obat apabila sudah membaca masa kedaluarsa
tersebut tidak lagi penting karena sudah maupun aturan minum obat. Aman
berfikir kalau obat tersebut manjur. yang masyarakat cari ialah untuk tidak
Manfaat informasi yang ada pada terjadi hal yang tidak diinginkan setelah
kemasan obat yang dijual bebas bagi meminum obat.
masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten Kemampuan masyarakat untuk
Sleman setelah membacanya ialah memahami informasi yang ada pada
menjadikan badan sehat. Dengan maksud kemasan obat yang dijual bebas. Masyarakat
bahwa setelah mengkonsumsi obat yang hanya sebatas memahami masa berlaku
dijual bebas dan memperhatikan aturan dan aturan pakai obat. Dalam memahami
minumnya yang sesuai pada kemasan. informasi yang lain masyarakat belum
Masyarakat juga bisa mengamati dan bisa dikarenakan tingkat pendidikan yang
merasakan kondisi tubuhnya sendiri kurang. Jadi masyarakat hanya membaca
setelah mengkonsumsi obat. Keterangan informasi yang dibutuhkan pada saat akan
tersebut juga ada pada petunjuk yang ada meminum saja. Masyarakat tidak akan
pada kemasan obat dengan kata lain efek membaca informasi yang lainnya secara
samping. Namun sebagian masyarakat keseluruhan.
jarang yang membacanya. Aturan dan Pemanfaatan informasi masyarakat
petunjuk pemakaian obat yang terdapat terhadap informasi yang ada pada
dalam kemasannaya merupakan suatu kemasan yang dijual bebas. Masyarakat
informasi yang diberikan produsen akan menjalankannya sesuai dengan
obat kepada konsumen. Informasi yang aturan apabila mengkonsumsi obat.
masyarakat baca di kemasan merupakan Harapan masyarakat mentaatinya ialah
suatu ilmu yang akan dijadikan pedoman supaya sesuai dengan harapan yang
untuk pengobatan selanjutnya. Dari diinginkan yakni cepat sembuh. Alasan
informasi yang didapat masyarakat yang lain ialah menjadikan informasi
dalam kemasan produk obat, masyarakat ataupun ilmu untuk menjadikan
bisa mengamati dan akan menindak pengetahuan berikutnya apabila akan
lanjuti kalaupun tidak ada perkembangan mengkonsumsi obat.
setelah meminum obat. Berdasarkan hasil penelitian,
masyarakat yang hanya membaca
Simpulan
informasi secara hafalan akan tidak
Berdasarkan hasil pembahasan
mengetahui apabila ada perubahan dalam
tentang “Literasi Informasi yang Ada
informasi yang ada pada kemasan obat
dalam Kemasan Produk Obat Bebas”
yang dijual bebas. Produsen sebaiknya
terhadap (Studi Dskriptif Pemahaman
mensosialisakan yang lebih mengena dan
Informasi pada Masyarakat di Wilayah
lebih bisa dipahami masyarakat secara
Kepuharjo Cangkringan Sleman) pada
menyeluruh dengan memberi tulisan
bab terdahulu, maka dapat disimpulkan
yang lebih tebal. Produsen sebaiknya
bahwa masyarakat desa Kepuharjo
menonjolkan informasi paling penting
Cangkringan Sleman belum sepenuhnya
yang terkait langsung dengan obat
memahami informasi yang ada pada
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 373