Jurnal Pengabmas B.gadis

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Author’s last name et al.

Jurnal Pengabdian Soepraoen, No 2 Volume I, 2023

SOSIALISASI DAGUSIBU (DAPATKAN, GUNAKAN, SIMPAN, DAN


BUANG) OBAT DENGAN BENAR DI KELOMPOK DASAWISMA PERUM
GRIYA TIRTA

Apt, Rakhmadani Gadis,S.Farm., M.Farm,


Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen KESDAM V BRW, Kota
 1

Malang, Indonesia
2
Diploma III Pharmacist, ITSK RS dr. Soepraoen, Malang, Indonesia

Abstrak

Swamedikasi atau pengobatan sendiri oleh masyarakat sudah banyak dilakukan. Hal
ini, berdampak terjadinya persediaan obat didalam rumah tangga sehingga diperlukan
pengetahuan dalam pengelolaan obat tersebut. Pengelolaan obat yang salah karena
kurangnya pengetahuan masyarakat dapat mengakibatkan kesalahan fatal yang
merugikan baik bagi masyarakat maupun bagi lingkungan. Beberapa contoh dampak
pengelolaan obat rumah tangga yang sering terjadi adalah dalam hal penggunaan obat
yang tidak tepat indikasi maupun tidak tepat dosis. Selain itu, pada penyimpanan obat di
rumah juga memberikan efek buruk apabila disimpan tidak ditempat yang tepat karena
akan mempengaruhi stabilitas obat. Apabila obat yang rusak dikonsumsi, akan
menimbulkan keracunan dan bahkan kematian. Sosialisasi DAGUSIBU (Dapatkan,
Gunakan, Simpan dan Buang) merupakan salah satu cara untuk mendukung
terwujudnya program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu
GKSO (Gerakan Keluarga Sadar Obat). Program ini perlu dilakukan diseluruh kalangan
masyarakat agar penggunaan obat dalam rumah tangga tepat sehingga meminimalkan
efek samping atau efek toksik obat.

Kata Kunci : Swamedikasi, Sosialisasi, DAGUSIBU

*Correspondence:
1 Name of Corresponding Author
Department of Nursing ITSK RS dr. Soepraoen Malang
E-mail: putra.aremania@itsk-soepraoen.ac.id
Author’s last name et al. Jurnal Pengabdian Soepraoen, No 2 Volume I, 2023

Abstract

Self-medication or self-medication by the community has been carried out a lot.

This has an impact on the supply of drugs in the household so that knowledge is needed in

managing these drugs. Incorrect drug management due to lack of public knowledge can

result in fatal errors that are detrimental to both society and the environment. Some

examples of the impact of managing household medicines that often occur are the use of

drugs that are not the right indication or the wrong dosage. In addition, drug storage at

home also has a bad effect if stored in the wrong place because it will affect the stability of

the drug. If the damaged drug is consumed, it will cause poisoning and even death.

DAGUSIBU (Get, Use, Save and Dispose of) socialization is one way to support the

realization of a government program to improve public health, namely GKSO (Drug

Awareness Family Movement). This program needs to be carried out throughout society

so that the use of drugs in the household is appropriate so as to minimize side effects or

toxic effects of drugs.

Keywords : self-medication, socialization, DAGUSIBU

Pendahuluan

Perumahan Griya Tirta Aji merupakan perumahan yang berada di jalan bakahuni
kelurahan bakalankrajan kecamatan Sukun Kota Malang. Jarak dari ITSK Soepraoen
dengan mitra pengabdian masyarakat 4,6km. Perumahan Griya Tirta Aji memiliki jumlah
penduduk 800 jiwa dengan 400 Kepala Keluarga. Mata pencaharian penduduk perum
griya Tirta aji adalah sebagai pegawai dan pedagang. Jumlah Ibu rumah tangga di perum
griya tirta aji cukup banyak, dimana Sebagian besar tergabung dalam perkumpulan
DASAWISMA dan tergabung dasa wisma setiap paguyubannya.

Ibu rumah tangga diperumahan griya tirta aja khususnya ibu-ibu yang mengikuti
perkumpulan dasawisma alamanda merupakan mitra pada pengabdian masyarakat saat
ini merupakan ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 10 orang dan

*Correspondence:
2 Name of Corresponding Author
Department of Nursing ITSK RS dr. Soepraoen Malang
E-mail: putra.aremania@itsk-soepraoen.ac.id
Author’s last name et al. Jurnal Pengabdian Soepraoen, No 2 Volume I, 2023

perguruan tinggi sebanyak 15 orang. Tidak ada satupun mitra yang berlatarbelakang
pendidikan kesehetan. Hal ini, berarti kurangnya wawasan mengenai kesehatan
khususnya obat-obatan.

Masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai terbiasa dengan penggunaan berbagai
jenis obat-obatan dengan tujuan menyembuhkan penyakit, mengontrol, ataupun sebagai
suplemen untuk menunjang aktifitas sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
faktor seperti perkembangan penyakit, produksi berbagai jenis obat-obatan dan suplemen
serta mulai diberlakukannya jaminan kesehatan nasional yang memungkinkan masyarakat
mendapatkan akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pengobatan.

Perkembangan tersebut menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif.


Dampak positif yang dapat terlihat adalah semakin banyaknya masyarakat yang mulai
peduli terhadap kesehatan dengan memeriksakan diri ke tempat-tempat pelayanan
kesehatan. Sedangkan dampak negatif yang mungkin timbul dengan meningkatnya
penggunaan obat di masyarakat adalah kesalahan dalam menggunakan hingga
membuang limbah obat. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan
informasi yang disampaikan kepada masyarakat terkait penggunaan obat yang baik dan
benar. Kesalahan dalam penggunaan obat dapat menyebabkan kerugian baik bagi
masyarakat maupun bagi lingkungan.

Mitra di perum griya tirta aji memiliki akses yang cukup baik terhadap kesehatan,
termasuk di dalamnya penggunaan obat, baik obat yang diresepkan oleh dokter, obat
bebas maupun obat bebas terbatas yang dibeli sesuai dengan gejala yang dirasakan. Era
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berimbas pada peningkatan motivasi
masyarakat untuk memeriksa kesehatan secara rutin di pusat pelayanan kesehatan
setempat juga menjadi sebab peredaran obat yang cukup banyak di masyarakat. Namun
penggunaan obat yang semakin banyak ini belum didukung secara optimal dengan
pengetahuan masyarakat mengenai cara konsumsi hingga pembuangan limbah obat yang
baik dan aman bagi lingkungan. Pemberian informasi yang benar terkait penggunaan obat
menjadi kebutuhan masyarakat agar terhindar dari dampak buruk kesehatan diri maupun
lingkungan. Hasil observasi, mitra meminta untuk dilakukannya penyuluhan mengenai
pengelolahan obat rumah tangga karena mitra banyak menyimpan obat tetapi takut untuk
menggunakannya.

*Correspondence:
3 Name of Corresponding Author
Department of Nursing ITSK RS dr. Soepraoen Malang
E-mail: putra.aremania@itsk-soepraoen.ac.id
Author’s last name et al. Jurnal Pengabdian Soepraoen, No 2 Volume I, 2023

1. Metode

Sosialisasi dilakukan pada mitra ibu- ibu dasawisma perum griya tirta aji sukun
malang. Sosialisasi melalui penyuluhan menggunakan metode ceramah dan diskusi.
Diskusi dilakukan dengan metode tanya jawab terkait materi serta konseling
berdasarkan masalah setiap anggota terkait penggunaan obat. Saat penyampaian
materi juga diberikan contoh obat agar penjelasan lebih mendetail. Selain itu, mitra
juga diberikan melalui bueku saku terkait cara pengelolaan obat yang baik (DAGUSIBU)
agar mitra memiliki buku panduan pengelolaan obat dirumah. Materi penyuluhan dan
buku saku berisi tentang: cara mendapatkan obat yang benar berdasarkan penandaaan
obat, cara menggunakan obat yang benar terkait aturan pakai dan berdasarkan jenis
dan/ atau bentuk sediaan obat, cara menyimpan obat yang benar terkait tempat
penyimpanan dan waktu atau lama penyimpanan obat, cara membuang obat terkait ciri
obat rusak serta cara mebuang berdasarkan jenis dan/ atau bentuk sediaan obat. Pada
penyuluhan ini juga dilakukan pretest dan post test untuk mengukur keberhasilan
informasi yang diberikan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan mitra.

a. Klasifikasi obat : obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras serta obat wajib
apotek. Pada materi ini peserta diberikan contoh obat dari masing-masing golongan
tersebut dan dijelaskan perbedaan macam obat tersebut serta menginformasikan cara
untuk mendapatkan obat tersebut. Pemberian informasi ini diharapkan dapat
mengetahui jenis obat yang boleh dan tidak boleh dibeli bebas tanpa resep dari dokter.

b. Penggunaan obat yang meliputi aturan pakai dan macam-macam bentuk sediaan
obat serta cara penggunaannya. Cara penggunaan obat merupakan poin penting yang
harus diperhatikan dan dipahami sebelum menggunakan obat. Penggunaan obat yang
salah akan menyebabkan suatu kejadian yang tidak diinginkan berupa medication error
seperti kesalahan dosis sehingga terapi tidak efektif atau overdose. hal tersebut
menyebabkan terapi menjadi tidak rasional (Depkes, 2008) Obat dengan bentuk
sediaan khusus (seperti: inhalasi/ obat hirup, suppositoria, tetes mata, tetes telinga,
tetes hidung, insulin dan lainnya) perlu dipahami cara penggunaannya sebelum obat
tersebut digunakan

*Correspondence:
4 Name of Corresponding Author
Department of Nursing ITSK RS dr. Soepraoen Malang
E-mail: putra.aremania@itsk-soepraoen.ac.id
Author’s last name et al. Jurnal Pengabdian Soepraoen, No 2 Volume I, 2023

c. Cara penyimpanan obat perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas dan stabilitas obat
yang digunakan. Penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan standar suhu yang telah
dituliskan di label obat maka akan mengakibatkan penurunan stabilitas obat yaitu
menyebabkan obat menjadi rusak karena adanya degradasi zat aktif maupun adanya
kontaminasi oleh partikel asing karena sterilitas. Penyimpanan yang kurang sesuai juga
berpengaruh terhadap efektivitas terapi (Lutfiyati, et al., 2017; Pujiastuti and Kristiani,
2019)

d. Cara membuang obat yaitu meliputi mengenal ciri obat yang rusak dan cara
pembuangan obat yang tepat. Cara pembuangan yang tepat yaitu dengan cara obat
yang rusak sebelum dibuang seharusnya dikeluarkan dahulu dari wadah aslinya dan
dihancurkan (sediaan padat digerus dan sediaan cair diencerkan), kemudian setelah itu
baru dibuang ketempat sampah dengan wadah tertutup rapat (Lutfiyati, et al., 2017;
Pujiastuti and Kristiani, 2019)

Pelaksanaan kegiatan dibagi dalam tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi. Tahap persiapan dilakukan pada bulan Maret 2022 dimana pada tahap ini
menyiapkan buku saku, perijinan kepada ketua RT & ketua dasawisma untuk
melaksanakan kegiatan sosialisasi. Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 3 April 2022
dimana peserta sosialisasi adalah ibu-ibu dasawisma alamanda perumahan griya tirta
aji bakalankrajan sukun kota malang.

Pemberian materi disampaikan dengan presentasi serta pemberian buku saku.


Dibuka pula sesi tanya jawab maupun konsultasi langsung dengan apoteker. Evaluasi
dilakukan melalui pretest dan posttest secara tertulis sebagai salah satu dokumen hasil
pengabdian masyarakat. Selain itu, juga dilakukan evaluasi terhadap penyimpanan
obat dirumah salah satu peserta pada bulan berikutnya utnuk mengetahui perubahan
yang sudah dilakukan oleh peserta setelah mendapatkan informasi.

2. Hasil dan Diskusi

2.1 Tabel

Table 1. Tabel hasil penelitian terkait demografi mitra

Kriteria Mitra Jumlah (Orang) Presentase (%)


Usia

*Correspondence:
5 Name of Corresponding Author
Department of Nursing ITSK RS dr. Soepraoen Malang
E-mail: putra.aremania@itsk-soepraoen.ac.id
Author’s last name et al. Jurnal Pengabdian Soepraoen, No 2 Volume I, 2023

30-40 tahun 9 81,8


41-50 tahun 1 9,1
51-60 tahun 1 9,1

Pekerjaan
Wiraswasta 3 27,2
Karyawan swasta 2 18,2
Guru 3 27,2
Tenaga Kesehatan 1 9,2
Tidak Bekerja 2 18,2
Pendidikan
SD 1 9,1
SMA 2 18,2
Perguruan Tinggi 8 72,7

Table 2. Tingkat Pengetahuan

Keterangan Pretest Posttest


Skor (%) Kategori Skor (%) Kategori
Tingkat 65 Cukup 80 Baik
Pengetahuan

Table 3. Hasil Uji – T

2.2 Foto atau gambar

aa ba

GAMBAR 1. Sosialisasi DAGUSIBU

*Correspondence:
6 Name of Corresponding Author
Department of Nursing ITSK RS dr. Soepraoen Malang
E-mail: putra.aremania@itsk-soepraoen.ac.id
Author’s last name et al. Jurnal Pengabdian Soepraoen, No 2 Volume I, 2023

3. Kesimpulan

Pemberian sosialisasi dagusibu obat dengan benar di kelompok dasawisma


perumahan griya tirta aji memberikan efek pengetahuan dari semula sebelum sosialisasi
adalah kategori cukup dan setelah sosialisasi didapatkan hasil kategori baik.

Acknowledgment

Puji dan juga syukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan Rahmat sehingga

dapat selesainya tugas Pengabdian Masyarakat. Terimakasih kepada ibu-ibu Perumahan

Griya Tirta yang terlibat karena sudah memberikan kesempatan untuk mengadakan

kegiatan Pengabdian Masyarakat.

Referensi

Kementerian Kesehatan RI (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional

Kementerian Kesehatan RI (2021). Pedoman Pengelolaan Obat Rusak dan


Kadaluarsa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Rumah
Tangga

PP IAI. (2014). Pedoman Pelaksanaan Gerakan Keluarga Sadar Obat,


Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia. Diakses
tanggal 21 Juni 2018.

*Correspondence:
7 Name of Corresponding Author
Department of Nursing ITSK RS dr. Soepraoen Malang
E-mail: putra.aremania@itsk-soepraoen.ac.id
Author’s last name et al. Jurnal Pengabdian Soepraoen, No 2 Volume I, 2023

*Correspondence:
8 Name of Corresponding Author
Department of Nursing ITSK RS dr. Soepraoen Malang
E-mail: putra.aremania@itsk-soepraoen.ac.id

Anda mungkin juga menyukai