FARMAKOTERAPI III
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Glimepiride adalah obat untuk mengendalikan kadar gula darah yang tinggi
pada penderita diabetes tipe 2. Untuk meningkatkan efektivitasnya, penggunaan
glimepiride harus disertai dengan pengaturan pola makan dan olahraga yang teratur.
Glimepiride termasuk ke dalam obat antidiabetes golongan sulfonylurea. Obat ini
bekerja dengan cara mendorong pankreas untuk memproduksi insulin dan membantu
tubuh memaksimalkan kerja insulin. Dengan begitu, kadar gula darah dapat lebih
terkontrol dan risiko komplikasi akibat diabetes tipe 2 dapat dikurangi.
Vitamin B kompleks adalah kombinasi vitamin penting larut air yang berperan
penting bagi tubuh. Terdiri dari vitamin B-1, B-2, B-3, B-5, B-6, B-7, B-9, dan B-12.
Atau yang dikenal sebagai thiamine, riboflavin, niacin, pantothenic acid, pyridoxine,
biotin, folic acid, dan cobalamin. Manfaat vitamin ini adalah untuk meningkatkan
kesehatan fungsi saraf, energi, melancarkan proses metabolisme, mencegah penuaan
dini, menurunkan kadar kolesterol, hingga meningkatkan fungsi otak. Secara lebih
spesifik, vitamin B kompleks juga berkhasiat untuk mengobati arthritis,
mengoptimalkan sendi, dan mencegah peradangan, menjaga metabolisme sel dan
daya tahan tubuh. Mengatasi atau mencegah defisiensi vitamin B. Bagi wanita,
vitamin B berguna khususnya bagi ibu hamil dan menyusui. Vitamin ini membantu
perkembangan otak janin dan mengurangi resiko cacat lahir.
Dextrose adalah cairan infus untuk mengatasi hipoglikemia atau kondisi kadar
gula darah terlalu rendah. Obat ini juga digunakan sebagai alternatif untuk memenuhi
kebutuhan gula dan cairan pada pasien dengan kondisi medis tertentu. Dextrose
adalah bentuk senyawa gula yang secara alami diproduksi oleh hati. Dextrose
merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh sel tubuh untuk bisa menjalankan
fungsinya dengan baik.
V. Kasus
Seorang perempuan, berusia 43 tahun, pada tanggal 7 maret 2021 dilarikan ke IGD
rumah sakit dengan kondisi tidak sadarkan diri. Setelah dilakukan pemeriksaan lab
diketahui GDS ( Gula Darah Sewaktu ) pasien 21 mg/dl. Dokter segera melakukan
tindakan emergency,pasien diberikan inj bolus D40% 2 flakon, dan kondisi pasien
membaik, pasien didiagnosis Hipoglikemia dan memerlukn Rawat inap
IDENTITAS
Nama : Ny. Ika
Ruang :-
Alergi obat :-
aturan
pakai
berubah
(*) stop
( ) obat
baru
aturan
pakai
berubah
(*) stop
( ) obat
baru
( ) obat
baru
4. Dextrose 2 Iv ( ) lanjut,
( D40%) flakon aturan
(50ml) pakai
sama
( ) lanjut,
aturan
pakai
berubah
( ) stop
(*) obat
baru
VII. Pembahasan
Pada praktikum hari ini saya melakukan praktikum Farmakoterapi III dengan bab
Rekonsiliasi obat pada pasien di IGD rumah sakit dengan scenario kasus seorang
perempuan, berusia 43 tahun, pada tanggal 7 maret 2021 dilarikan ke IGD rumah
sakit dengan kondisi tidak sadarkan diri. Setelah dilakukan pemeriksaan lab diketahui
GDS ( Gula Darah Sewaktu ) pasien 21 mg/dl. Dokter segera melakukan tindakan
emergency,pasien diberikan inj bolus D40% 2 flakon, dan kondisi pasien membaik,
pasien didiagnosis Hipoglikemia dan memerlukn Rawat inap. Pada saat pasien datang
ke IGD hal pertama yang kita lakukan adalah Rekonsiliasi obat dan menggali
informasi kepada keluarga pasien karena pada saait tersebut pasien tidak sadarkan diri
Dari informasi dan obat yang dibawa oleh keluarga pasien saya dari mendapati
bahwa pasien mengkonsumsi obat Metformin dengan aturan pakai 3x sehari 1 tablet
dengan jumlah 10 butir (1 stripe ), Glimepirid dengan aturan pakai 1x sehari 1 tablet
dengan jumlah 10 butir (1 stripe), dan Vit B Kompleks dengan aturan 1x sehari 1 tablet
dengan jumlah 10 butir (1 stripe) dan terakhir mengkonsumsi obat tersebut adalah jam 6
pagi dan setelah itu pasien dibawa ke IGD rumah sakit sudah tidak sadarkan diri
dikarenakan GDS rendah merupakan efek dari mengkonsumsi Metformin dan
Glimepiride karena fungsi Metformin adalah untukmenurunkan kadar gula darah dan
Glimepiride untuk mengendalikan gula darah dalam tubuh. Untuk pemakaian Vit B
kompleks boleh dilanjytkan karena untuk membantu tubuh menghasilkan energy.
Pada saat sampai IGD pasien diberikan inj. Bolus D40% 2 Flakon (50ml) untuk
menaikan kadar gula darah yang rendah, pada saat pemberian dextrose ini saya
merekomendasikan untuk setiap 15 menit sekali dilakukan pengecekan GDS bila
GDS pasien belum mencapai batas normal dengan pemberian bila GDs <50 mg/dL →
+ bolus Desktrosa 40% mL IV, bila GDs <100 mg/dL → + bolus Dekstrosa 40% 25
mL IV, bila GDs 100-200 mg/dL → tanpa bolus Dekstrosa 40%, bila GDs >200
mg/dL → pertimbangkan menurunkan kecepatan drip Dekstrosa 10%.
VIII. Kesimpulan
Pada praktikum hari ini dapat ditarik kesimpulan bahwa efek samping dari
Metformin dan Glimeperide adalah Hipoglikemia dikarenakan fungsi utama
metformin adalah untuk menurunkan gula darah pada tubuh dan Glimepiride adalah
untuk mengendalikan gula darah dalam tubuh.
DISUSUN OLEH :
Melena adalah tinja berwarna hitam atau gelap akibat perdarahan pada
saluran cerna bagian atas. Melena bisa menjadi kondisi gawat darurat bila
perdarahan terjadi secara tiba-tiba dalam jumlah banyak, hingga menimbulkan
syok. Melena terjadi apabila ada perdarahan di salah satu organ dari saluran
pencernaan bagian atas, yaitu kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari. Sebagian
besar penyebab perdarahan pada saluran pencernaan atas adalah tukak atau luka
pada lambung. Penyebab lain yang banyak ditemui adalah pecahnya varises atau
pelebaran pembuluh darah vena pada kerongkongan (esofagus).
Hb 13,8 g/dL 12 11 10
VII. Pembahasan
Pada praktikum hari ini saya melakukan praktikum Farmakoterapi III dengan bab
Analisis DRP dengan scenario kasus seperti berikut : Anda sedang melakukan
pemantauan terapi obat pada pasien Tn. Dani, usia 67 tahun (BB 41 kg/TB 148 cm). 5
hari yang lalu, pasien MRS dengan keluhan nyeri dada seperti ditindih benda berat yang
menjalar ke leher, dan sesak. Hasil pemeriksaan EKG 12 sadapan adanya depresi segmen
ST. berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium pasien didiagnosis imfark miokard
tanpa elevansi segmen ST (NSTEMI). Hari ke 4 dan 5 pasien mengalami melena (BAB
Berdarah). Sejak 1 tahun lalu, pasien memiliki riwayat imfark miokard (IM) dan
dyslipidemia dan rutin mengkonsumsi isosorbide dinitrate 10mg/hari, aspirin 80 mg/hari
dan simvastatin 10 mg/hari. Dari hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan hasil WBC,
RBC dan kolesterol total pada pemeriksaan hari ke- 1, hari ke- 4 dan hari ke- 5 dalam
batas normal tetapi pada hemoglobin mengalami penurunan.
Untuk penggunaan Aspirin bersamaan dengan Bisoprolol dan Clopidogrel dapat
menyebabkan interaksi obat misalnya Aspirin + Bisoprolol : aspirin menurunkan efek
kerja dari Bisoprolol (Tatro, 2012). Bisoprolol + Aspirin : dapat meningkatkan kalium
serum (Medscape 2021). Aspirin + clopidogrel : dapat meningkatkan toksisitas yang lain
dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape 2021). Dapat semakin meningkatkan
resiko pendarahan. Saya merekomendasikan dokter untuk penggunaan Aspirin
diturunkan dosisnya karena terjadi interaksi obat dengan Bisoprolol dan Clopidogrel.
Penurunan dosis aspirin atau mengganti dengan agen Antiplatelet lainnya karena Aspirin
dan Clopidrogel adalah golongan obat Antiplatelet sehingga jika keduanya dikonsumsi
bersama dapat meningkatkan resiko pendarahan ditandai dengan pada hari ke-4 dan ke-5
pasien mengalami Melena (BAB berdarah).
VIII. Kesimpulan
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting: Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Winter, M.E., 1994, Basic Clinical Pharmacokinetics, 3rd edition, Applied
Therapeutics Inc., Vancouver, Washington
DISUSUN OLEH :
Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah tinggi yang umumnya terjadi pada
pengidap diabetes melitus. Kondisi kadar gula darah yang tinggi terjadi saat tubuh
kekurangan atau tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik. Gula darah
yang terus tinggi dan dibiarkan bisa menyebabkan komplikasi diabetes yang
memerlukan perawatan darurat, seperti ketoasidosis diabetik, sindrom hiperglikemi
hiperosmolar (HHS), dan koma diabetik. Dalam jangka panjang, hiperglikemia yang
dibiarkan (meski tidak parah) dapat menyebabkan komplikasi yang merusak mata,
ginjal, saraf, dan jantung. Beberapa faktor yang berkontribusi pada risiko
hiperglikemia penderita diabetes adalah pola hidup yang kurang sehat, stres, hingga
tidak menjalani pengobatan diabetes sesuai.
Insulin merupakan hormon yang dihasilkan pankreas untuk membantu
mengendalikan gula darah. Hormon ini berkaitan erat dengan masalah kesehatan yang
menyebabkan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) dan kadar gula darah rendah
(hipoglikemia), termasuk penyakit diabetes melitus. insulin adalah hormon yang
berfungsi membantu penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh untuk
mengendalikan gula darah. Glukosa sendiri biasanya berasal dari makanan yang
mengandung karbohidrat, dan diubah tubuh menjadi sumber energi utama. Setiap sel
pada tubuh memerlukan energi untuk bekerja. Namun, sel-sel tidak dapat langsung
mengubah glukosa menjadi energi. Itu sebabnya, tubuh membutuhkan bantuan
hormon ini. Hormon insulin dibuat di sel beta yang terdapat dalam pankreas.
Fungsinya adalah mengatur kadar gula dalam darah tetap normal. Hormon ini juga
membantu proses pemindahan glukosa dari darah ke dalam hati, sel-sel otot, dan sel-
sel lemak untuk disimpan dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi. Selain
membantu mengatur gula darah, hormon ini juga dapat memengaruhi organ hati
mengubah glukosa dan glikogen menjadi lemak.
Untuk cara penyimpanannya insulin yang sudah digunakan tadi sisanya disimpan
di lemari es bagian bawah bukan difreezer dan kalau mau digunakan kembali
keluarkan dulu insulin selam 30 menit sebelum digunakan
Untuk mengimbangi terapi insulin yang sudah diberikan dokter, ibu bisa menjaga
pola hidup sehat, pola makan yang dijaga, olahraga rutin, dan kurangi untuk makan
makanan yang manis
Jika nanti timbul gatal, bengkak, atau kemerahan itu tidak masalah karena hal
tersebut merupakan efek dari bekas suntikkan.
VII. Pembahasan
Pada praktikum hari ini saya melakukan praktikum Farmakoterapi III dengan Bab
konseling dan KIE disini saya mendapatkan scenario kasus seperti ini: Apoteker
melakukan bedside counseling pada pasien bernama Ny. Lastri (45 tahun, bb 90 kg,
tb 160 cm ) yang dirawat dibangsal penyakit dalam. Pasien didiagnosa dokter, DM
sejak 5 tahun yang lalu dan 2 bulan belakangan ini menggunakan metformin yang
dikombinasikan dengan glimepiride tidak menurunkan kadar gula daragnya. Pasien
masuk rumah sakit karema kondisi hiperglikemia, sehingga dokter memutuskan untuk
memberikan Insulin Detemir sehari sekalidengan dosis 10 unit. Sekarang apoteker
akan menyerahkan obat insulin tersebut kepada pasien.
Pada tahap pertama yang dilakukan adalah memberi salam kepada pasien dan
memperkenalkan diri, menanyakan identitas pasien dan juga menggali informasi dari
pasien, setelah itu menyampaikan maksud dan tujuan mendatangi pasien,
menjelaskan dosis dan aturan pakai, menjelaskan cara penggunaan, cara menyimpan,
dan juga memberi saran terapi non farmakologis. Tujuan pemberian Insulin Detemir
ini bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah tinggi agar tetap rendah dan stabil.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum hari ini dapat ditarik kesimpulan bahwa memberikan konseling
dan KIE pada pasien itu sangat penting untuk memberitahu aturan pakai atau dosis
dan juga cara menggunakan obat yang tepat dan baik agar obat dapat memberikan
efek yang baik dalam proses penyembuhan suatu penyakit. Dan insulin detemir ini
menjaga agar kadar gulla darah tinggi agar tetap rendah dan stabil