Anda di halaman 1dari 7

MODUL PRAKTIKUMPENGUJIAN KEBOCORAN

RUANGAN

Disusun Untuk Kalangan Sendiri


Pada Kegiatan Praktikum Mata Kuliah Proteksi Radiasi

Penyusun :
Pengampu Praktikum : Intan Andriani, M.SI

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RONTGEN
SEMARANG
2020
Modul Proteksi Radiasi

MODUL PRAKTIKUM PROTEKSI RADIASI PENGUJIAN


KEBOCORAN RUANGAN

A. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


1. Kompetensi Umum
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengujian kebocoran ruangan

2. Kompetensi Khusus
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan dan menggunakan peralatan yang
tepat pada pengujian kebocoran ruangan.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kebocoran ruangan.
c. Mahasiswa mampu mengevaluasi pengujian kebocoran ruangan.

B. Materi Praktikum
1. Pengertian Dasar
Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi adalah tindakan
sistematis dan terencana untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan
lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Salah satu program proteksi radiasi
adalah pengujian kebocoran ruangan.
Pengujian kebocoran ruangan merupakan bagian dari proteksi
radiasi yang harus dilakukan dalam setiap pemanfaatan tenaga nuklir.
Pengujian kebocoran ruangan/ laju paparan dilakukan ketika ruangan akan
digunakan, atau dicurigai adanya kebocoran. Pengujian kebocoran ruangan
pada prinsipnya adalah kegiatan pengukuran tingkat radiasi di daerah kerja,
biasanya dinyatakan dalam laju dosis radiasi per satuan waktu, misal dalam
rem/jam, mSv/jam dan sebagainya.
Menurut Perka Bapeten No 4 tahun 2013 Nilai Batas Dosis untuk
pekerja radiasi adalah sebesar 20 mSv per tahun. Sedangkan, nilai batas
dosis untuk anggota masyarakat adalah sebesar 1 mSv per tahun. Pengujian
DIII-TRO Universitas Widya Husada Semarang Page 1
Modul Proteksi Radiasi

ini menggunakan alat ukur radiasi atau lebih dikenal dengan surveymeter
radiasi. Tujuan dari pengujian kebocoran ruangan adalah untuk menentukan
ada atau tidak kebocoran radiasi yang berasal dari ruang pemeriksaan.
2. Alat dan Bahan
a. Pesawat sinar-X
b. Surveymeter
c. Phantom
d. Meteran
e. Apron
f. Alat Tulis
g. Kalkulator
h. Form hasil pengukuran

Gambar 1. Alat Ukur Surveymeter


3. Prosedur Pengujian Kebocoran Ruangan
Langkah-langkah pada pengujian kebocoran ruangan adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Catat data pesawat sinar-X meliputi : merk pesawat, tipe tabung, dan
nomor seri tabung (tabung bagian dalam/insert tube), filter bawaan dan
filter tambahan.
c. Catat data ruangan tempat sinar-X meliputi ukuran ruangan, dinding,
ruang operator, pintu, tanda radiasi.
d. Gunakan apron sebelum melakukan penyinaran.

DIII-TRO Universitas Widya Husada Semarang Page 2


Modul Proteksi Radiasi

e. Menyalakan pesawat sinar-X dan mengatur faktor eksposi yang tertinggi


yang biasa digunakan pada pesawat sinar-X tersebut, misal kondisi
Abdomen atau thorax.
f. Menentukan titik pengukuran, misal : ruang tunggu, ruang operator,
kamar gelap dan ruang disekitar ruangan yang akan diukur laju
paparannya.
g. Posisikan switch pada surveimeter diawali dengan skala yang lebih
besar untuk pengukuran dosis radiasi, bila tidak terbaca ulangi dengan
skala lebih kecil hingga skala penunjuk terbaca saat pengukuran
dilakukan.
h. Kondisi ruang penyinaran tertutup.
i. Pastikan saat melakukan penyinaran pengamat selalu memperhatikan
monitor display untuk melihat hasilnya.
j. Catat data pengukuran surveymeter sebelum dan sesudah ekspos.
k. Pengambilan data pengukuran minimal 3 kali di setiap titiknya.
l. Setelah di dapatkan hasil dari semua titik kemudian dimasukkan dalam
tabel hasil pengukuran, dihitung dan dianalisa dengan nilai batas dosis
yang masih bisa ditoleran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Prosedur evaluasi pada pengujian kebocoran ruangan


Evaluasi data dilakukan dengan menghitung hasil laju dosis radiasi
yang dapat dengan nilai batas dosis yang masih bisa ditoleransi yang
diterima oleh pasien dan petugas yang sesuai dengan undang-undang yang
berlaku. menurut KEMENKES No. 1014 tahun 2008 nilai batas dosis pada
daerah disekitar ruangan pesawat sinar X tidak melampaui Nilai Batas Dosis
1 mSv/tahun (satu milisievert per tahun).
Apabila nilai batas dosis yang dihasilkan dari pengukuran di ruang
pemeriksaan masih dibawah nilai tersebut masih bisa dikatakan aman.
Namun jika sudah melebihi nilai batas dosis yang ditentukan maka perlu
dilakukan perbaikan. Kemudian dapat diambil kesimpulan tentang dosis yang

DIII-TRO Universitas Widya Husada Semarang Page 3


Modul Proteksi Radiasi

diterima oleh pasien dan petugas apakah masih dalam batas aman atau
tidak aman.

C. Lembar Kerja Praktikum


Pengujian Kebocoran Ruangan
Tanggal Pengujian : ..................................
Kelompok : ..................................
Tabel 1. Hasil Pengukuran Pengujian Kebocoran Ruangan
Hasil Pengukuran (tulis satuan yang
digunakan)

Area Pengujian
1 2 3

dst

Tabel 2. Hasil rata-rata pengukuran kebocoran ruangan


Hasil Pengukuran (satuan)

Area Rata-rata
1 2 3
Pengujian (satuan)

dst

DIII-TRO Universitas Widya Husada Semarang Page 4


Modul Proteksi Radiasi

Tabel 4.3 Hasil rata-rata pengukuran kebocoran ruangan dalam satuan


mSv/tahun
Hasil rata-rata Hasil konversi
Area Pengukuran
( satuan ) ( mSv/tahun )

dst

Evaluasi :

Kesimpulan :

DIII-TRO Universitas Widya Husada Semarang Page 5


Modul Proteksi Radiasi

DIII-TRO Universitas Widya Husada Semarang Page 6

Anda mungkin juga menyukai