Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Asuhan Keperawatan Bronkomalasia”

Mata Kuliah : Keperawatan Anak 1


Dosen : Ns. Julita Legi S.Kep ,. M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Andre Sumtaki 1814201057
Priska Ruung 1814201035
Meidy Lahengko 1814201245
Stherli Tamara 1814201262
Veronika Lomboan

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2019
KATA PENGANGTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha kuasa, karena atas kasih,
perlindungan, dan penyertaannya, sehingga kelompok kami yang menyusun makalah berjudul
Asuhan Keperawatan Bronkomalasia, juga guna menyelesaikan Tugas pertama pada mata kuliah
Keperawatan Anak ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna oleh karena itu
kami membutuhkan saran dan kritikan yang dapat membangun agar makalah yang kami buat ini
biasa lebih baik lagi. Kami berharap semoga makalah ini bisa berguna bagi kelompok lainnya
dan pembaca pada umumnya.

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..

A. Latar Belakang………………………………………………………...

B. Tujuan Masalah………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………

A. Definisi Bronkomalasia………………………………………….…….

B. Etiologi…………………………………………………………………

C. Klasifikasi……………………………………………………………...

D. Patofisiologi……………………………………………………………

E. Manifestasi Klinis………………………………………………………

F. Komplikasi……………………………………………………………..

G. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………..

H. Penatalaksanaan Medis………………………………………………….

I. Pathway…………………………………………………………………

J. Penatalaksanaan Keperawatan…………………………………………..

BAB III TINJAUAN KASUS…………………………………………………….

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………..

A. Kesimpulan………………………………………………………………

B. Saran……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkomalasia merupakan salah satu degenerasi jaringan penyangga dan jaringan elastin
bronkus. Bronkomalasia juga dapat dideskripsikan sebagai defek kelahiran pada bronkus di
traktus respiratorius. Malasia kongenital pada saluran udara / nafas besar merupakan salah satu
dari beberapa penyebab okstruksi saluran nafas ireversibel pada anak, dengan gejala bervariasi
yang dapat berupa wheezing rekuren dan infeksi saluran nafas bawah rekuren sampai dispneu
berat dan insufisiensi respirasi.

B. Tujuan masalah

- Mengetahui apa itu bronkomalasia!

- Mengetahui etiologi dari Bronkomalasia!

- Mengetahui apa saja komplikasi dari Bronkomalasia!


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definis Bronkomalasia

Malacia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran
udara ireversibel pada anak- anak, tetapi kejadian pada populasi umum tidak diketahui. Malacia
nafao berat atau malacia berhubungan dengan sindrom tertentu biasanya diakui didiagnosis awal
masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinis anak dengan malacia primer, sering didiagnosis
hanya kemudian di masa kecil, langka.

Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan
berkurang dari saluran udara yang lebih kecil ( di bawah trakea, atau tenggorokan ), tulang rawan
melemah biasanya menyempit lebih muda selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau
mencegah dahak dan sekresi menjadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia
kurang dari 6 tahun ( Children’s National Health System,2016 )

B. Etilogi

Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir ( kongenital ) dan mungkin
berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk
dengan baik.

C. Klasifikasi

1. Bronkomalasia primer

- Bronkomalasia primer diklasifikasikan sebagai bawaan

- Bronkomalasia primer disebabkan oleh defisiensi sebagai cincin kartilago

- Malacia jalan nafas primer didefinisikan sebagai malacia jalan nafas pada bayi normal.

2. Bronkomalasia sekunder

- Bronkomalasia sekunder diperoleh


- Bronkomalasia sekunder dapat terjadi dengan kompresi ekstrinsik dari pembuluh yang
membesar, cincin pembuluh darah atau kista bronkogenik

- Malacia jalan nafas sekunder didefinisikan sebagai malacia jalan nafas sekunder akibat
atresia esophagus, asosiasi VATER / VACTERL ( kondisi dengan anomali vertebral, atresia
dubur, penyakit jantung kongenital, fistula trakeo-esofagus atau atresia esophagus, anomali
renourinary, atau defek ekstremitas radial lainnya, kompresi vaskuler atau pembiluh darah
lainnya ) saluran udara, atau sindrom spesifik.

D. Patofisiologi

Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui
kotak suara ( laring ) ke dalam tenggorokan ( trakea ), yang terbagi menjadi dua cabang ( kanan
dan bronkus kiri ) yang masing paru-paru. Trakea dan bronkus terbuat dari cincin tidak lengkap
dari tulang rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat mendukung jalan nafas.

Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan dari
tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak kaku cukup, atau tidak
membentuk sama sekali maka trakea dapat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal ini lebih
mungkin terjadi saat mengembuska nafas napas dan menangis. Hal ini dapat menyebabkan
mengil, batuk, sesak napas, dan / napas cepat. Biasanya tulang rawan berkembang dengan
sendirinya dari waktu ke waktu dengan sehingga tracheomalacia tidak lagi masalah. Sementara
lebih umum pada bayi, tracheomalacia tidak terjadi pada orang dewasa. Ketika masalah yang
sama terjadi di saluran napas kecil disebut bronkus itu disebut bronchomalacia. Saluran udara
dari paru-paru yang sempit atau runtuh saat mengembuskan napas karena pelunakan dinding
saluran napas.

E. Manifestasi Klinis

1. Batuk dengan suara brassy atau barking

2. Sesak nafas

3. Ditemukan suara weezing ( mengi )

4. Infeksi pada saluran nafas bawah berulang


5. Kelelahan

6. Apnea

F. Komplikasi

1. Pneumonia

2. Bronkitis

3. Polychondritis

4. Asma

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Bronkoskopi

2. CT Sean Dada

3. MRI Dada

H. Penatalaksanaan Medis

1. Time

Invasisf minimal, bersamaan dengan pemberian tekanan udara positif dengan kontinu.

2. Tekanan udara positif kontinu


Metode menggunakan respiratory ventilation/CPAP (Continuous positive
airway pressure )

3. Trakheotomi

Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka / membuat saluran udara langsung
melalui sebuah insisi di trachea ( the windpipe )
I. Pathway

Bronkomalasia

Kelainan kongenital

Defisiensi pada cincin kartilago

Menutup saluran pernapasan kecil (Bronkus)

Sesak nafas

Penurunan suplai O2

Akumulasi cairan yg berlebihan


Gangguan
pertukaran gas
Dirongga pleura

Proses peradangan pada rongga pleura

Pengeluaran endrogen dan pirogen Penurunan ekspansi paru

Febris

Pola nafas tidak efektif

Demam

Metabolisme tubuh meningkat


Risiko
ketidakseimbangan
elektrolit
J. Penatalaksanaan Keperawatan

Pengkajian

a. Aktivitas / istrahat

Gejala :

- Keletihan, kelelahan, malaise


- Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
- Ketidakmampuan untuk tidur
- Disponea pada saat istrahat

Tanda : Keletihan, gelisah, insomnia

b. Kelemahan umum / kehilangan masa otot

Gejala : Pembengkakan pada ekstrimitas bawah

Tanda :

- Peningkatan tekanan darah. Peningkatan frekuensi jantung / takikardia berat


- Distensi vena leher
- Edema dependent
- Bunyi jantung redup
- Warna kulit / membran mukosa normal / cyanosis
- Pucat, dapat menunjukkan anemi

c. Integritas Ego

Gejala :

- Peningkatan faktor resiko


- Perubahan pola hidup

Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.

d. Makanan / Cairan

Gejala :
- Mual / muntah
- Nafsu makan buruk / anoreksia
- Ketidakmampuan untuk makan
- Penurunan berat badan, peningkatan berat badan

Tanda :

- Turgor kulit buruk


- Edema dependent
- Berkeringat
- Penurunan berat badan
- Palpitasi abdomen

e. Hygiene

Gejala : Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan

Tanda : Kebersihan buruk, bau badan

f. Pernafasan

Gejala :

- Batuk brassy
- Episode batuk terus menerus

Tanda :

- Pernafasan biasa cepat


- Penggunaan otot batuk pernafasan
- Bunyi nafas ronchi / wheezing
- Perkusi hyperresonan pada area paru
- Warna pucat dengan cyanosisbibir dan dasar kuku, abu-abu keseluruhan

g. Keamanan

Gejala :

- Riwayat reaksi alergi terhadap zat / faktor lingkungan


- Adanya / berulangnya infeksi

h. Interaksi Sosial

Gejala :

- Hubungan ketergantungan
- Kegagalan dukungan / terhadap pasangan / orang dekat

i. Penyakit lama / ketidakmampuan membaik

Tanda : Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress pernafasan


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kasus

Anak berumur 2 bulan 28 hari di bawah ke rumah sakit, ibu mengatakan anak menderita
batuk & pilek serta nafas anak lebih cepat dari biasanya. Terkadang muntah sekitar ¼ gelas kecil
atau sesuai yang dimakan. Pasien tidak menggigil, tidak mengalami kejang. BAK dengan jumlah
cukup, warna kuning serta bau khas. BAB tidak mengalami gangguan warna hijau, konsistensi
padat serta bau khas. Pasien masih batuk dan pilek. Anak masih bersedia makan dan minum,
BAB dan BAK tidak ada kelainan.3 hari lalu anak masih batuk dan pilek.. Anak tampak lemas.
Berat badan anak menurun dari 4,3 kg menjadi 3,5 kg. BAK dan BAB tidak ada kelainan. Lalu
anak dibawa ke RS. Kota Semarang, diperiksa Lab. Darah dengan hasil : Hb : 9,7 g/dL ; Leu :
96.700/μl ; Tr : 1.057.000/μl ; Hc : 30,9% Dan mendapat rujukan ke RS. Dr. Kariadi. An.A
belum pernah dilakukan tindakan operasi. An.A tidak mempunyai riwayat alergi. An.A tidak
pernah jatuh / cedera sampai dirawat di RS.

B. Pengkajian Identitas

Tanggal MRS : 30 April 2018 Jam Masuk : 19.15


Tanggal Pengkajian : 30 April 2018 No. RM : C346907
Jam Pengkajian : 19.45 Diagnosa Masuk :-

IDENTITAS
Identitas anak Identitas Orang Tua
Nama : An.A Nama ibu : Ny. I
Umur/Tgl lahir : 2 bulan 28 hari Pekerjaan ayah/ibu : IRT/Buruh
Pendidikan :- Pendidikan ayah/ibu : SLTA
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Margohayu RT04/0mak5 kec. Karangawen Kab. Demak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama : Batuk & pilek serta nafas tampak lebih cepat dari biasanya
2. Riwayat Penyakit Saat ini : Batuk & pilek serta nafas tampak lebih cepat dari biasanya Pasien
tidak menggigil, tidak mengalami kejang. BAK dengan jumlah cukup, warna kuning serta bau
khas. BAB tidak mengalami gangguan warna hijau, konsistensi padat serta bau khas.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat Kesehatan Sebelumnya : -

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


Tanda tanda vital
Keadaan Umum :
Tanda Vital : S : 37,2 N : 124x/menit RR : 50x/menit

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Radiologi, EKG, USG )


Laboratorium
Tanggal 9 April 2018
Hematologi
Hb : 8,20 gr/ dL
Hematokrit : 27,8 %
Erythrosit : 3,64 juta/ mmk
MCV : 76,4 fL
MCH : 22,5 pg
MCHC : 29,5 gr/ dL
Leukosit : 26,4 ribu/ mmk
Hitung Jenis Darah Tepi
Eosinofil : 2%
Basofil : 0%
Batang : 0%
Segmen : 58%
Limfosit : 30%
Monosit : 6%
Eritrosit : anisitosis ringan poikilositosis sedang
Trombosit : jumlah meningkat, bentuk normal
Leukosit : jumlah tampak meningkat, limfosit teraktivasi +, smudge cell +
RDW : 17,4 %
MPV : 7,60 fL
BGA : pH: 7,20m, CO3: 21mmHg, pCO2: 48 mmHg, BE: -3, pO2: 75

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Kperawatan Masalah b/d Penyebab d/d tanda dan gejala


1. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Pola napas tidak efektif b/d kelemahan otot pernafasan
3. Risiko Ketidakseimbangan elektrolit b/d muntah

D. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI Diagnosa Keperawatan
.
1. DS: Ibu mengatakan nafas Kelainan kongenital Gangguan pertukaran
anak tampak lebih cepat gasb/d ketidakseimbangan
Definisi pada cairan
DO: -retraksi dada kartilago ventilasi-perfusi
- cuping hidung
Menutup saluran pernafasan
-RR: 50 x/menit
-pH: 7,20 Sesak nafas
-HCO3: 21mmHg
Penurunan suplai O2
-pCO2: 48 mmHg
-BE: -3 Gangguan pertukaran gas
-pO2: 75
Ketidak cukupan
nutrisi
2. DS : Orang tua pasien Akumulasi cairan yang Pola napas tidak efektif b/d
mengatakan anaknya berlebihan kelemahan otot pernafasan
sesak napas sejak 3 hari yang
lalu disertai batuk dan pilek. Di rongga pleura
DO : - px terlihat kesulitan
bernapas Penurunan ekspansi paru
-RR 50x/menit
Pola nafas tidak efektif
-terdapat retraksi otot dada
-napas cuping hidung
-terdapat suara ronchi basah
halus lobus bawah

3. DS : Orang tua mengatakan Proses peradangan pada Risiko ketidakseimbangan


anak terkadang rongga pleura elektrolit b/d muntah
muntah sekitar ¼ gelas
kecil/sesuai yang Pengeluaran endrogen dan
dimakan. orang tua pirogen
mengatakan nafsu minam Febris
ASI anak menurun.
Demam
DO: - BB anak menurun dari
4,3 kg menjadi 3,5
Metabolismetubuh
kg.
meningkat
Hb: Hb : 8,20 gr/ dL
Risiko ketidakseimbangan
elektrolit

E. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1. Gangguan pertukaran gas Setelah Observasi - Untuk mengetahui
b/d ketidakseimbangan dilakukannya -Monitor pola status perubahan pola
ventilasi-perfusi asuhan napas napas pasien
keperawatan -Monitor adanya -Untuk mengetahui
selama 1x8 jam sumbatan jalan adanya kelainan
diharapkan ku napas -Untuk mengetahui
berkurang Terapeutik kondisi fisik pasien
dengan kriteria -Dokumentasikan melalui catatan
hasil ; hasil pemantauan - Pemberian
TTV dalam Kolaborasi brongkodilator via
batas normal -Pemberian inhalasi akan
Sesak bronchodilator, langsung menuju area
berkurang/hilan jika perlu broncus yang
g Edukasi mengalami
-Informasikan spasmesehingga lebih
hasil cepat berdilasi.
pemantauan, jika -Agar keluarga tahu
perlu kondisi pasien
2. Pola napas tidak efektif Setelah Observasi -Untuk mengetahui
b/d kelemahan otot dilakukannya -Monitor bunyi adanya bunyi napas
pernafasan asuhan napas buatan tambahan
keperawatan -lakukan - Fisioterapi dada
selama 1x8 jam fisioterapi dada, merupakan strategi
diharapkan ku jika perlu untuk mengeluarkan
berkurang -Monitor TTV secret
dengan kriteria -Untuk mengetahui
hasil ; perkembangan pasien
TTV dalam dalam tanda-tanda
batas normal vitalnya
Tidak ada pola
napas tambahan

3. Risiko Setelah Observasi -Untuk mengetahui


ketidakseimbangan dilakukannya -monitor mual status pasien dan
elektrolit b/d muntah asuhan muntah mengurangi mual
keperawatan -monitor muntah
selama 1x8 jam kelemahan otot - Meningkatkan intake
diharapkan ku -identifikasi makanan/nutrisi dan
berkurang status nutrisi mencegah mual
dengan kriteria -monitor berat - mengetahui
hasil ; badan kemajuan dalam
TTV dalam peningkatan BB
batas normal
Asupan cairan
pasien tercukupi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan
berkurang dari saluran udara yang lebih kecil ( di bawah trakea, atau tenggorokan ), tulang rawan
melemah biasanya menyempit lebih muda selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau
mencegah dahak dan sekresi menjadi terperangkap.

B. Saran

Dari semua pembahasan dan hasil pembelajaran presentasi yang telah tercantum di atas,
khususnya bagi mahasiswa atau dalam hal ini teman-teman kelompok yang lain agar mampu
memahami, mampu dimengerti agar menjadi panutan bagi masa jenjang pendidikan kedepannya.

TIDAK ADA TERAPI BERMAIN !


DAFTAR PUSTAKA

SIKI & SDKI

http://conteporarypediatrics,modernmedicine,com/conteporary-pediatrics/news/chronic-cough-
watch-red-flags?page=full

http://www,newscastle-hospitals,org,uk/services/childrens_treatment-
andmedication_bronchomalacia-in-children,aspx

Anda mungkin juga menyukai