KULTUR SEL
PELATIHAN
TEKNIK DASAR KULTUR SEL MAMALIA DAN
APLIKASI DALAM BIDANG FARMASI
1. Biosafety Cabinet
Menjamin lingkungan steril
sehinggamencegah terjadinya
kontaminasi
Udara luar yang masuk
difilter dan dibersihkan dari
partikel sebelum
dihembuskan ke dalam ruang
kabinet
Dilengkapi dengan lampu UV
untuk mensterilisasi ruang
kabinet saat tidak digunakan
Mode laminar (bukan turbulen):
Kecepatan antara 0,2 – 0,8 m/s
Aliran/flux sejajar
Aliran pada bidang tegak lurus dari flux, kecepatan tidak
melebihi 20% dari kecepatan flux
Perlu diperhatikan:
Hindari pergerakan cepat
Hindari penempatan obyek yang menghalangi aliran flux
Bersihkan laminar dengan alkohol 70%
Klasifikasi:
Berdasarkan derajat proteksi terhadap manipulator
Kelas I, II, III atau 100, 10.000, 100.000
Aliran flux horizontal atau vertikal
BSC – Kelas I:
Proteksi terhadap
manipulator dan lingkungan
Tidak melindungi kultur sel
dari kontaminasi
Material dengan resiko
moderat
BSC-Kelas II:
Proteksi terhadap manipulator,
kultur sel dan lingkungan
Sub-klasifikasi berdasarkan
metoda sirkulasi udara yang
digunakan
3 karakteristik:
Aliran udara dari depan dibatasi
Aliran udara vertikal difilter oleh
HEPA-filtered Tipe A1 Tipe A2
Udara yang dikeluarkan difilter
dengan HEPA
Tipe A:Udara dialirkan keluar
melewati filter HEPA dan
penutup/canopy
Tipe B: Tidak ada resirkulasi
udara pada area kerja. Banyak
digunakan di lab toksikologi
Tipe B1 Tipe B2
BSC-Kelas III
Isolasi total material yang
digunakan
Digunakan untuk manipulasi
dengan material biologis
dengan resiko tinggi
Perlindungan total terhadap
manipulator, material biologis
dan lingkungan
2. Inverted microscopes
Digunakan untuk mengamati sel
terutama yang melekat di
bawah “plate” kultur
Lensa obyektif di bawah “stage”
dan lensa okuler di atas “stage”
Lensa obyektif dengan
perbesaran 4X, 10X, 20X dan
kadang-kadang 40X
“Phase rings” atau fasa kontras
digunakan untuk melihat
struktur sel lebih transparan
dan lebih jelas.
3. Clinical Centrifuge
Digunakan untuk
mengendapkan atau
memekatkan sel.
Gunakan kecepatan
rendah untuk menghindari
kerusakan sel. Umumnya
untuk rutin 1000 - 1500
rpm selama 5 menit.
4. Incubator CO2
Memberikan lingkungan yang ideal
untuk pertumbuhan sel
Inkubator harus dapat diatur suhu
sesuai pertumbuhan sel (umumnya
37oC untuk sel mamalia) dan harus
konstan
Inkubator harus dapat diatur
kelembabannya. Biasanya digunakan
wadah berisi aquadest steril untuk
memberikan kelembaban tertentu.
Wadah air harus secara rutin
dibersihkan/diganti karena sumber
kontaminasi mikroorganisme.
Gas CO2 diperlukan untuk menjaga
keseimbangan pH media kultur.
Umumnya digunakan 5% CO2 dimana
reaksi dengan buffer bicarbonate
dalam media kultur akan menstabilkan
pH sekitar 7,4.
5. Water bath (37oC)
Media dan larutan yang
digunakan untuk kultur sel
biasanya disimpan di 4oC.
Sebelum digunakan, panaskan
terlebih dahulu dalam water bath
(37oC) untuk menghindari
kematian sel karena perbedaan
ekstrim suhu.
Water bath harus rutin
dibersihkan dan diganti dengan
aquadest karena sumber
kontaminasi mikroorganisma
Botol/wadah setelah dipanaskan
harus disemprot dengan alkohol
sebelum dimasukkan kedalam
BSC.
6. Refrigerator, freezers
Media, reagen dan larutan
yang digunakan untuk kultur
sel umumnya disimpan di
refrigerator 4oC.
Beberapa reagen harus
disimpan di freezer -20oC
Diperlukan juga deep freezer
untuk menyimpan reagen
tertentu atau stok sel yang
disimpan untuk jangka
pendek
Untuk penyimpanan stok sel
jangka panjang, digunakan
kontainer nitrogen cair (-196
oC).
7. Container untuk limbah berbahaya
(Biohazard waste)
Limbah dikumpulkan
dalam wadah yang sesuai
untuk diproses lebih lanjut
(destruksi/insinerasi) Benda tajam Organ/ jaringan
Darah, cairan tubuh hewan
Cryopreservation of Master
Bank (10-100 ampoules)
Pass
Release for use Repeat Banking
KEGUNAAN IMPLEMENTASI SISTEM
BANKING
Untuk menjamin kualitas kultur sel yang konsisten
Eksperimen dilakukan terhadap kultur sel dengan passage
yang sama
Sel hanya dikultur bila diperlukan
Karakteristik awal dari cell line terjaga
AGENDA
Desain laboratorium
Pengetahuan tentang biosafety cabinet dan inkubator
CO2
Penanganan limbah
Sterilisasi
Inventarisasi dan pemeliharaan stok kultur sel
Keamanan bekerja di laboratorium
ASPEK KEAMANAN DALAM LAB
KULTUR SEL
Kajian resiko (Risk assessment):
Tujuan: mencegah terjadinya luka, menghindari bahaya terhadap
manipulator dan lingkungan
Terdiri dari 2 unsur:
Identifikasi dan evaluasi resiko
Cara untuk menghindari dan mengurangi resiko
Derajat resiko tergantung jenis sel yang digunakan
Klasifikasi:
Resiko rendah: non human/non primate continuous cell lines,
beberapa human continuous cell lines
Resiko menengah: mammalian cell lines belum/kurang terkarakterisasi
Resiko tinggi:
Primary cell dari jaringan manusia/primate atau dari darah
Cell line dengan patogen endogenus
Cell line yang diinfeksikan secara eksperimental
Tindakan mengurangi resiko:
Containment
Hindari penanganan material berbahaya di luar ruangan kultur
Good laboratory practice, good bench techniques: kerapian, reagen diberi
label dan disimpan di tempat sesuai, hindari tindakan tergesa-gesa
(memipet, menuang)
Manipulator yang bekerja dengan sel atau material yang berasal dari
manusia hendaknya divaksinasi Hepatitis B
Staf telah mendapat pengetahuan tentang teknik dan keamanan bekerja
kultur sel
Biohazard:
Virus patogen
Medium kultur sel
Kontaminasi mikoplasma
Produk dari sel
Sel termodifikasi: hibrid, transforman, sel yang mengandung DNA
rekombinan
Kultur sel sendiri: dapat terjadi transformasi/modifikasi genetika yang
menyebabkan penyakit malignan atau ekspresi tidak biasa/normal
protein aktif.
RISK ASSESSMENT
Jenis dan jumlah material berbahaya yang digunakan
Penggunaan/penanganan material tersebut
Seberapa sering menggunakan
Tindakan protektif yang dilakukan
Peningkatan resiko bahaya, misalnya karena material
terpapar panas/dingin, aliran listrik
Unsur-unsur Risk Assessment
Operator:
Pengalaman: keahlian, latar belakang
Training:
Pakaian/jas lab: sesuai, dipakai dengan benar, bersih, tidak rusak
Peralatan:
Usia alat
Kesesuaian penggunaan: kapasitas sampel
Stabilitas mekanik: penempatan alat
Listrik: koneksi, kontak dengan air, stabilitas
Jenis sampel: aerosol, uap toksik
Panas: ventilasi yang baik
Maintenance
Kesiapan alat: dekontaminasi, akses
Resiko fisik:
Dingin ekstrim: rasa menyengat, baal
Shock listrik: tidak sadar, gangguan jantung
Api: listrik, bahan kimia
Resiko bahan kimia (termasuk gas dan cairan volatil):
Jumlah yang digunakan
Derajat toksisitas: poisonous, carcinogenic, teratogenic, mutagenic,
corrosive, irritant, allergenic
Reaksi dengan air, pelarut: panas, efervesent
Zat volatil: inhalasi, asphyxia
Transportasi: pecah, tumpah
Penyimpanan: akses, aman
Biohazard:
Patogenisitas
Jumlah: sel, DNA
Manipulasi genetika: host, vektor
Containment: ruangan, kabinet, prosedur
Radioisotop:
Emisi: tipe, energi, penetrasi, interaksi, waktu paruh
Volatilitas: inhalasi, penyebaran
Jenis: [3H] thymidine (prekursor DNA)
Legalitas
Kondisi khusus:
Kehamilan: resiko terhadap fetus, teratogenisitas
Sakit: daya tahan menurun
Obat imunosupresan: immunodeficiency
Luka: meningkatkan resiko absorpsi
Alergi: powder (deterjen), aerosol, kontak (sarung tangan karet)
Prosedur:
Jumlah: bahan, alat, manipulator
Kompleksitas: tahapan, opsi
Durasi: waktu proses, inkubasi, penyimpanan
Akses
REGULASI TERKAIT KEAMANAN
Harus ada di setiap lab
Benchmarking:
Occupational Safety and Health Administration (OSHA):
www.osha-occupational-health-and-safety.com
Management of health and safety at work regulations:
www.hmso.gov.uk/si/si1999/19993242.htm
Biosafety in microbiological and biomedical laboratories:
www.orcbs.msu.edu/biological/BMBL/BMBL-1.htm
PUSTAKA
Freshney R.I. Culture of Animal Cells, a Manual of Basic
Technique, 1994
Biosafety in Microbiological and Biomedical Laboratories, U.S.
Department of Health and Human Services, Centers for
Disease Control and Prevention, National Institutes of Health,
2009
The Approved List of biological agents, Advisory Committee
on Dangerous Pathogens, 2004
Selecting, Evaluating and Using Sharps Disposal Containers, U.S.
Department of Health and Human Services, Centers for
Disease Control and Prevention, National Institute for
occupational safety and health, 1998
Guidelines for Chemical Waste Management in Laboratories,
Environmental Health and Safety Office
TERIMA KASIH