Anda di halaman 1dari 56

MANAJEMEN LABORATORIUM

KULTUR SEL

PELATIHAN
TEKNIK DASAR KULTUR SEL MAMALIA DAN
APLIKASI DALAM BIDANG FARMASI

Oleh: Dr. Tjandrawati Mozef

Cibinong, 15-17 Mei 2013


KULTUR SEL, APLIKASI:
 Studi struktur dan fungsi sel
 Studi toksikologi
 Pengembangan obat
 Produksi protein/protein rekombinan
 Diagnosis
 Pengobatan
AGENDA
 Desain laboratorium
 Pengetahuan tentang biosafety cabinet dan inkubator CO2
 Penanganan limbah
 Sterilisasi
 Inventarisasi dan pemeliharaan stok kultur sel
 Keamanan bekerja di laboratorium
PRINSIP UTAMA
 Aseptis/sterilitas
 Bebas debu
DESAIN LABORATORIUM
 6 area utama:
 Area steril/aseptis
 Area inkubasi
 Area preparation
 Area cuci
 Area sterilisasi
 Area penyimpanan
 Bila hanya tersedia 1 ruangan, susun area berdasarkan
gradien sterilitas: area steril berada disisi terjauh dari
pintu, lalu area inkubasi, preparasi dan penyimpanan. Area
terdekat dengan pintu adalah area pencucian dan
sterilisasi
 Area Steril:
 Tempat melakukan pekerjaan kultur sel, tidak bercampur dengan pekerjaan menyangkut
bahan kimia atau mikroorganisma (bakteri, yeast)
 Biosafety cabinet/laminar flow, meja untuk menyimpan peralatan steril, mikroskop inverted
 Terletak di bagian paling sepi dari lalu lintas manusia dan barang (sisi paling jauh dari pintu)
untuk menghindari adanya debu dan kontaminasi
 Batasi jumlah orang yang bekerja
 Area inkubasi:
 CO2 incubator atau “hot room 37oC”
 Udara bersih, minimum lalu lintas manusia dan barang
 Area preparasi:
 Water bath, centrifuge, timbangan analitik, pHmeter, osmometer
 Preparasi media, buffer
 Area cuci
 Bak cuci untuk membersihkan peralatan gelas dan plastik, peniris, oven
 Area sterilisasi
 Autoclave, oven,
 Area penyimpanan
 Penyimpanan peralatan steril:
 Lemari: larutan steril (larutan garam, air) disimpan pada suhu ruang. Peralatan gelas dan plastik,
sarung tangan, filter, syringue
 Lemari es: media kultur (4oC), serum, trypsin, glutamin (-20oC)
 Tangki nitrogen cair
 Akses mudah untuk mengambil dan menyimpan
Contoh Layout Laboratorium
• Satu ruangan • Dua ruangan
YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Ruangan disuplai oleh udara steril/filter
 Didesain untuk mudah dibersihkan
 Lantai, meja kerja dan dinding harus rata/tidak bergelombang,
tahan air, dilapisi oleh vinyl, resistan terhadap bahan kimia
(alkali, solven, desinfektan) dan keretakan (terutama di tempat
penyimpanan tangki nitrogen cair)
 Ventilasi:
 Tekanan dalam ruangan:
 Tekanan positif terhadap ruangan sekitar, untuk menghindari influx udara
terkontaminasi dari luar
 Bila menggunakan material yang bersumber dari manusia, gunakan area
terpisah dengan tekanan negatif (Category I)
 Bila ada 2 ruangan dengan tekanan berbeda (positif dan negatif), perlu
dibuat zona buffer/zona transisi. ex. Ruang preparasi, ruang mikroskop,
koridor
 Jendela harus tertutup/tidak bercelah
 Akses ruangan: Pintu cukup lebar dan tinggi
 Bahan yang akan digunakan untuk kultur sel harus
dipastikan bebas dari kontaminan (bakteri, fungi,
mikoplasma)
 Karantina (pada ruangan terpisah): diperlukan bila
pertama kali diterima cell line/sel hasil biopsi dari manusia
maupun hewan yang mungkin mengandung kontaminan
 Meja kerja dibersihkan dengan cermat dengan desinfektan
sebelum dan sesudah bekerja
 Biasakan memulai pekerjaan dari yang kurang beresiko
kontaminasi dan diakhiri dengan yang paling beresiko
 Gunakan jas lab khusus, sarung tangan, sepatu tertutup
saat bekerja di lab kultur
Pemeliharaan Lab kultur
 Rutin dibersihkan:
 Lantai, meja kerja
 Biosafety cabinet
 Inkubator CO2: resiko terhadap kontaminasi jaur dan bakteri
tinggi
 Rutin dicek:
 Biosafety cabinet: airflow, filter HEPA
 Inkubator CO2: temperatur, level CO2
AGENDA
 Desain laboratorium
 Pengetahuan tentang biosafety cabinet dan inkubator
CO2
 Penanganan limbah
 Sterilisasi
 Inventarisasi dan pemeliharaan stok kultur sel
 Keamanan bekerja di laboratorium
Peralatan di Lab Kultur Sel

1. Biosafety Cabinet
 Menjamin lingkungan steril
sehinggamencegah terjadinya
kontaminasi
 Udara luar yang masuk
difilter dan dibersihkan dari
partikel sebelum
dihembuskan ke dalam ruang
kabinet
 Dilengkapi dengan lampu UV
untuk mensterilisasi ruang
kabinet saat tidak digunakan
 Mode laminar (bukan turbulen):
 Kecepatan antara 0,2 – 0,8 m/s
 Aliran/flux sejajar
 Aliran pada bidang tegak lurus dari flux, kecepatan tidak
melebihi 20% dari kecepatan flux
 Perlu diperhatikan:
 Hindari pergerakan cepat
 Hindari penempatan obyek yang menghalangi aliran flux
 Bersihkan laminar dengan alkohol 70%
 Klasifikasi:
 Berdasarkan derajat proteksi terhadap manipulator
 Kelas I, II, III atau 100, 10.000, 100.000
 Aliran flux horizontal atau vertikal
 BSC – Kelas I:
 Proteksi terhadap
manipulator dan lingkungan
 Tidak melindungi kultur sel
dari kontaminasi
 Material dengan resiko
moderat
 BSC-Kelas II:
 Proteksi terhadap manipulator,
kultur sel dan lingkungan
 Sub-klasifikasi berdasarkan
metoda sirkulasi udara yang
digunakan
 3 karakteristik:
 Aliran udara dari depan dibatasi
 Aliran udara vertikal difilter oleh
HEPA-filtered Tipe A1 Tipe A2
 Udara yang dikeluarkan difilter
dengan HEPA
 Tipe A:Udara dialirkan keluar
melewati filter HEPA dan
penutup/canopy
 Tipe B: Tidak ada resirkulasi
udara pada area kerja. Banyak
digunakan di lab toksikologi
Tipe B1 Tipe B2
 BSC-Kelas III
 Isolasi total material yang
digunakan
 Digunakan untuk manipulasi
dengan material biologis
dengan resiko tinggi
 Perlindungan total terhadap
manipulator, material biologis
dan lingkungan
2. Inverted microscopes
 Digunakan untuk mengamati sel
terutama yang melekat di
bawah “plate” kultur
 Lensa obyektif di bawah “stage”
dan lensa okuler di atas “stage”
 Lensa obyektif dengan
perbesaran 4X, 10X, 20X dan
kadang-kadang 40X
 “Phase rings” atau fasa kontras
digunakan untuk melihat
struktur sel lebih transparan
dan lebih jelas.
3. Clinical Centrifuge

 Digunakan untuk
mengendapkan atau
memekatkan sel.
 Gunakan kecepatan
rendah untuk menghindari
kerusakan sel. Umumnya
untuk rutin 1000 - 1500
rpm selama 5 menit.
4. Incubator CO2
 Memberikan lingkungan yang ideal
untuk pertumbuhan sel
 Inkubator harus dapat diatur suhu
sesuai pertumbuhan sel (umumnya
37oC untuk sel mamalia) dan harus
konstan
 Inkubator harus dapat diatur
kelembabannya. Biasanya digunakan
wadah berisi aquadest steril untuk
memberikan kelembaban tertentu.
Wadah air harus secara rutin
dibersihkan/diganti karena sumber
kontaminasi mikroorganisme.
 Gas CO2 diperlukan untuk menjaga
keseimbangan pH media kultur.
Umumnya digunakan 5% CO2 dimana
reaksi dengan buffer bicarbonate
dalam media kultur akan menstabilkan
pH sekitar 7,4.
5. Water bath (37oC)
 Media dan larutan yang
digunakan untuk kultur sel
biasanya disimpan di 4oC.
Sebelum digunakan, panaskan
terlebih dahulu dalam water bath
(37oC) untuk menghindari
kematian sel karena perbedaan
ekstrim suhu.
 Water bath harus rutin
dibersihkan dan diganti dengan
aquadest karena sumber
kontaminasi mikroorganisma
 Botol/wadah setelah dipanaskan
harus disemprot dengan alkohol
sebelum dimasukkan kedalam
BSC.
6. Refrigerator, freezers
 Media, reagen dan larutan
yang digunakan untuk kultur
sel umumnya disimpan di
refrigerator 4oC.
 Beberapa reagen harus
disimpan di freezer -20oC
 Diperlukan juga deep freezer
untuk menyimpan reagen
tertentu atau stok sel yang
disimpan untuk jangka
pendek
 Untuk penyimpanan stok sel
jangka panjang, digunakan
kontainer nitrogen cair (-196
oC).
7. Container untuk limbah berbahaya
(Biohazard waste)

 Limbah dikumpulkan
dalam wadah yang sesuai
untuk diproses lebih lanjut
(destruksi/insinerasi) Benda tajam Organ/ jaringan
Darah, cairan tubuh hewan

Limbah padat Limbah cair


8. Cell culture
vessels
 Umumnya sel membutuhkan
sesuatu untuk melekat agar
dapat membelah dan
tumbuh.
 “Vessel” untuk kultur sel
biasanya dari bahan plastik
polistiren dan dilapisi poly-L-
lysine atau laminin atau
gelatin atau fibronektin
sehingga sel dapat
menempel.
9. Pipettes dan Mikropipet
 Pipet digunakan untuk
mentransfer cairan dengan
volume relatif besar.Yang
sering digunakan dalam
kultur sel adalah volume 1 –
25 ml. Digunakan dengan
bantuan pompa elektrik
atau manual.
 Mikropipet digunakan untuk
mentransfer cairan dengan
volume kecil, umumnya
antara 1 – 1000 ul
AGENDA
 Desain laboratorium
 Pengetahuan tentang biosafety cabinet dan inkubator
CO2
 Penanganan limbah
 Sterilisasi
 Inventarisasi dan pemeliharaan stok kultur sel
 Keamanan bekerja di laboratorium
 Penanganan limbah menyangkut keamanan
 Kultur sel beresiko terhadap kontaminasi material
berbahaya
 Diperlukan personalia dengan latar belakang pendidikan
memadai dan terlatih
 Material berbahaya:
 Bahan kimia: telah diketahui derajat bahayanya
 Material biologis: biasanya kurang diketahui efek bahayanya,
terutama hasil manipulasi genetika
 Organisme termodifikasi secara genetika
 Harus secara ketat dikontrol dan diatur penggunaannya
 Mengacu pada regulasi/guideline: GMSC (Genetic Modification Safety
Committee), www.europe.osha.eu.int
 Desinfektasi/Dekontaminasi:
 Terutama terhadap limbah kultur, permukaan meja kerja, peralatan
 Gunakan personal protective equipment (sarung tangan, jas lab)
 Kategori desinfektan:
 Hipoklorit (sodium hipoklorit, NaClO):
 Desinfektan umum
 Efektif untuk virus
 Korosif terhadap metal (tidak digunakan untuk sentrifuge)
 Dibuat fresh
 Penggunaan umum untuk permukaan meja kerja(1000ppm), pipet/tip (2500ppm), limbah kultur
sel (10000ppm)
 Fenolik: tidak digunakan untuk kultur sel
 Alkohol:
 Konsentrasi efektif 70% (atau 60-70% untuk isopropanol)
 Efektif untuk bakteri, virus (tidak efektif untuk non-enveloped viruses)
 Isopropanol tidak efektif untuk virus
 Aldehida (formaldehida):
 Iritan
 Digunakan di area dengan ventilasi baik
 Untuk fumigasi ruang lab
 Pembuangan limbah kultur sel:
 Limbah dibuang secara teratur, tidak ditumpuk (little and often)
 Limbah kultur sel (media kultur):
 Inaktivasi dalam larutan hipoklorit (10.000ppm) selama 2 jam
 Pipet terkontaminasi:
 Inaktivasi dalam larutan hipoklorit (2500ppm) selama semalam
 Destruksi/insinerasi
 Limbah solid (flask, tabung sentrifuge, sarung tangan, tissue dll)
 Tempatkan dalam wadah plastik tebal
 Destruksi/insinerasi
 Bila memungkinkan lakukan insinerasi daripada destruksi
dengan autoclave
ASPEK UMUM KEAMANAN
 Bahan gelas dan tajam:
 Bahan gelas yang pecah (pipet, jarum suntik) sering
menyebabkan luka
 Tempat pembuangan khusus bahan gelas dan tajam: container
plastik tebal/metal
 Bahan kimia:
 Gunakan sarung tangan: nitrile gloves
 Hindari penggunaan bahan bubuk/aerosol di dalam laminar
 Bahan radioaktif
AGENDA
 Desain laboratorium
 Pengetahuan tentang biosafety cabinet dan inkubator
CO2
 Penanganan limbah
 Sterilisasi
 Inventarisasi dan pemeliharaan stok kultur sel
 Keamanan bekerja di laboratorium
PREPARASI REAGEN DAN MATERIAL
 Bahan gelas atau larutan stok hanya digunakan untuk
keperluan kultur sel
 Penggunaan disposable material untuk membatasi
pencucian
 Penggunaan deterjen yang mampu mengangkat residu
secara total (ex. 7X, MP Biomedicals)
STERILISASI
 Semua bahan/alat yang akan kontak dengan kultur sel harus
disterilisasi
 Material yang tahan suhu tinggi (metal, gelas, plastik
termostabil) dapat disterilisasi dengan dry heat (suhu minimum
160oC, selama 1 jam)
 Material yang tetap stabil terhadap panas (air, larutan garam)
dapat disterilisasi dengan autoclave (1 bar, 121oC selama 15-20
menit)
 Material yang labil terhadap panas (plastik) disterilisasi dengan
γ-irradiation (60Co, 135Cs, 25 kGy)
 Larutan yang labil terhadap panas (medium, larutan buffer,
protein, antibiotik) disterilisasi dengan filtrasi (filter 0,22 µm)
 Alat-alat gelas:
 Gunakan deterjen netral/bukan alkalin bila alat gelas digunakan
untuk kultur sel
 Alat gelas yang kotor, jangan dibiarkan, setidaknya diberi
desinfektan (sodium hipoklorit)
 Cuci dengan banyak air untuk menghilangkan deterjen lalu bilas
dengan aquadest
 Keringkan dalam posisi terbalik
 Sterilisasi dry heat atau autoclave
Metode Sterilisasi
Reagen dan Media
 Sterilisasi dengan membran filtrasi
 Air pro injection bebas pirogen
Sterilisasi alat-alat gelas
Sterilisasi pipet gelas
AGENDA
 Desain laboratorium
 Pengetahuan tentang biosafety cabinet dan inkubator
CO2
 Penanganan limbah
 Sterilisasi
 Inventarisasi dan pemeliharaan stok kultur sel
 Keamanan bekerja di laboratorium
PENYIMPANAN SEL ATAU
CRYOPRESERVATION

 Cell line tidak disarankan untuk dikultur secara terus


menerus tetapi secara berkala disimpan dengan metoda
cryopreservation:
 Resiko kontaminasi mikroba
 Hilang karakteristik sel tertentu (antigen, ekspresi antibodi
monoklonal) hingga sel itu sendiri karena melebihi waktu hidup
(human diploid cells/MRC-5)
 Genetic drift pada sel dengan kariotipe tidak stabil (CHO,
BHK21)
 Resiko kontaminasi silang dengan cell line lain
 Prinsip dasar untuk cryopreservation: proses pembekuan
(freezing) yang lambat dan proses pencairan (thawing) yang cepat
 Proses pembekuan dengan penurunan suhu -1oC sampai -3oC per
menit
 Proses pencairan dengan inkubasi dalam water bath (37oC)
selama 3-5 menit
 Sel dalam kultur harus sehat dengan viabilitas > 90% serta tidak
tampak kontaminasi mikroba
 Sel dalam fase eksponensial, sub-konfluen, penggantian fresh media
kurang dari 24 jam
 Menggunakan konsentrasi tinggi serum (> 20%)
 Menggunakan cryoprotectant, DMSO (dimetil sulfoksida) atau
gliserol. Konsentrasi final DMSO: 10%
 Penyimpanan dalam nitrogen cair
KONTROL INVENTARISASI
 Penyimpanan dalam nitrogen cair menggunakan rak untuk
memudahkan penyimpanan dan pengambilan sel
 Pencatatan:
 Setiap vial diberi label (identitas sel, tanggal)
 Lokasi penyimpanan setiap vial dicatat di buku “storage plan”
 Setiap vial yang ditaruh/diambil harus dicatat dan buku “storage
plan” harus diperbaharui
GOOD CELL BANKING PRACTICES
 Master Cell Banking system
 Saat penerimaan sel: harus dipastikan bahwa tidak ada
kontaminasi mikroba
 Perbanyakan pertama, 3-5 vial harus dibekukan sebagai Token
Stock sebelum Master Cell Bank
 1 vial dari Token Stock diperbanyak untuk Master Cell Bank
(10-20 vial)
 2-3 vial dari Master Cell Bank digunakan untuk monitoring
kontrol kualitas: jumlah sel, viabilitas, bebas kontaminasi bakteri,
fungi, mycoplasma, test tambahan (infeksi viral dan test
autentisitas)
 Bila memenuhi syarat, 1 vial dikultur sebagai Working Cell Bank
dan kontrol kualitas kembali dimonitor
 Bila memenuhi syarat, kultur digunakan untuk eksperimen rutin
atau untuk produksi
New Cell Line
(Quarantine)
SKEMA CELL
BANKING Token freeze of 3-5 Fail
ampoules and initial
SYSTEM QUARANTINE
FACILITY
mycoplasma test
Pass

MAIN CELL CULTURE Resuscitate 1 ampoule Abandon banking procedure


FACILITY and expand in culture

Cryopreservation of Master
Bank (10-100 ampoules)

Quality Control Test


Cell count & viability Fail
Microbial QC incl.mycoplasma
Authentication test
Pass

Resuscitate 1 ampoule Repeat Banking


and expand in culture

Cryopreservation of Working Bank


(20-200 ampoules)

Quality Control Test


Cell count & viability Fail
Microbial QC incl. mycoplasma
Authentication test

Pass
Release for use Repeat Banking
KEGUNAAN IMPLEMENTASI SISTEM
BANKING
 Untuk menjamin kualitas kultur sel yang konsisten
 Eksperimen dilakukan terhadap kultur sel dengan passage
yang sama
 Sel hanya dikultur bila diperlukan
 Karakteristik awal dari cell line terjaga
AGENDA
 Desain laboratorium
 Pengetahuan tentang biosafety cabinet dan inkubator
CO2
 Penanganan limbah
 Sterilisasi
 Inventarisasi dan pemeliharaan stok kultur sel
 Keamanan bekerja di laboratorium
ASPEK KEAMANAN DALAM LAB
KULTUR SEL
 Kajian resiko (Risk assessment):
 Tujuan: mencegah terjadinya luka, menghindari bahaya terhadap
manipulator dan lingkungan
 Terdiri dari 2 unsur:
 Identifikasi dan evaluasi resiko
 Cara untuk menghindari dan mengurangi resiko
 Derajat resiko tergantung jenis sel yang digunakan
 Klasifikasi:
 Resiko rendah: non human/non primate continuous cell lines,
beberapa human continuous cell lines
 Resiko menengah: mammalian cell lines belum/kurang terkarakterisasi
 Resiko tinggi:
 Primary cell dari jaringan manusia/primate atau dari darah
 Cell line dengan patogen endogenus
 Cell line yang diinfeksikan secara eksperimental
 Tindakan mengurangi resiko:
 Containment
 Hindari penanganan material berbahaya di luar ruangan kultur
 Good laboratory practice, good bench techniques: kerapian, reagen diberi
label dan disimpan di tempat sesuai, hindari tindakan tergesa-gesa
(memipet, menuang)
 Manipulator yang bekerja dengan sel atau material yang berasal dari
manusia hendaknya divaksinasi Hepatitis B
 Staf telah mendapat pengetahuan tentang teknik dan keamanan bekerja
kultur sel
 Biohazard:
 Virus patogen
 Medium kultur sel
 Kontaminasi mikoplasma
 Produk dari sel
 Sel termodifikasi: hibrid, transforman, sel yang mengandung DNA
rekombinan
 Kultur sel sendiri: dapat terjadi transformasi/modifikasi genetika yang
menyebabkan penyakit malignan atau ekspresi tidak biasa/normal
protein aktif.
RISK ASSESSMENT
 Jenis dan jumlah material berbahaya yang digunakan
 Penggunaan/penanganan material tersebut
 Seberapa sering menggunakan
 Tindakan protektif yang dilakukan
 Peningkatan resiko bahaya, misalnya karena material
terpapar panas/dingin, aliran listrik
Unsur-unsur Risk Assessment
 Operator:
 Pengalaman: keahlian, latar belakang
 Training:
 Pakaian/jas lab: sesuai, dipakai dengan benar, bersih, tidak rusak
 Peralatan:
 Usia alat
 Kesesuaian penggunaan: kapasitas sampel
 Stabilitas mekanik: penempatan alat
 Listrik: koneksi, kontak dengan air, stabilitas
 Jenis sampel: aerosol, uap toksik
 Panas: ventilasi yang baik
 Maintenance
 Kesiapan alat: dekontaminasi, akses
 Resiko fisik:
 Dingin ekstrim: rasa menyengat, baal
 Shock listrik: tidak sadar, gangguan jantung
 Api: listrik, bahan kimia
 Resiko bahan kimia (termasuk gas dan cairan volatil):
 Jumlah yang digunakan
 Derajat toksisitas: poisonous, carcinogenic, teratogenic, mutagenic,
corrosive, irritant, allergenic
 Reaksi dengan air, pelarut: panas, efervesent
 Zat volatil: inhalasi, asphyxia
 Transportasi: pecah, tumpah
 Penyimpanan: akses, aman
 Biohazard:
 Patogenisitas
 Jumlah: sel, DNA
 Manipulasi genetika: host, vektor
 Containment: ruangan, kabinet, prosedur
 Radioisotop:
 Emisi: tipe, energi, penetrasi, interaksi, waktu paruh
 Volatilitas: inhalasi, penyebaran
 Jenis: [3H] thymidine (prekursor DNA)
 Legalitas
 Kondisi khusus:
 Kehamilan: resiko terhadap fetus, teratogenisitas
 Sakit: daya tahan menurun
 Obat imunosupresan: immunodeficiency
 Luka: meningkatkan resiko absorpsi
 Alergi: powder (deterjen), aerosol, kontak (sarung tangan karet)
 Prosedur:
 Jumlah: bahan, alat, manipulator
 Kompleksitas: tahapan, opsi
 Durasi: waktu proses, inkubasi, penyimpanan
 Akses
REGULASI TERKAIT KEAMANAN
 Harus ada di setiap lab
 Benchmarking:
 Occupational Safety and Health Administration (OSHA):
www.osha-occupational-health-and-safety.com
 Management of health and safety at work regulations:
www.hmso.gov.uk/si/si1999/19993242.htm
 Biosafety in microbiological and biomedical laboratories:
www.orcbs.msu.edu/biological/BMBL/BMBL-1.htm
PUSTAKA
 Freshney R.I. Culture of Animal Cells, a Manual of Basic
Technique, 1994
 Biosafety in Microbiological and Biomedical Laboratories, U.S.
Department of Health and Human Services, Centers for
Disease Control and Prevention, National Institutes of Health,
2009
 The Approved List of biological agents, Advisory Committee
on Dangerous Pathogens, 2004
 Selecting, Evaluating and Using Sharps Disposal Containers, U.S.
Department of Health and Human Services, Centers for
Disease Control and Prevention, National Institute for
occupational safety and health, 1998
 Guidelines for Chemical Waste Management in Laboratories,
Environmental Health and Safety Office
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai