Dengan menilik fako faktor di atas, faktor pada tataran I dan II lebih banyak
menyangkut aspek medis, biologis, atau sosiologis sehingga bidang medis akan lebih
banyak terlibat dalam menangani maslah ini. Pada tataran III akan lebih banyak
malibatkan ahli diagnostik dan ahli psikologi; sedangkan pada tataran IV akan lebih
banyak melibatkan guru dan ahli pendidikan. Untuk kepentingan layanan pendidikan
dan psikologis di dalam diagnosis dan remedial, keragaman gaya belajar seperti tampak
pada tataran IV harus menjadi focus utama penyembuhan.
Gaya belajar seperti tampak pada tataran IV merupakan hal baru tetapi merupakan
dimensi yang amat penting dalam memahami faktor kesulitan belajar. Sebagai contoh
seorang anak yang mempunyai gaya belajar auditif tenru tidak akan evektif mencerna
informasi yang disajikan melalui rangsangan visual. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kekeliruan dalam gaya penyajian dapat menimbulkan kelambanan atau
kegagalan yang dialaminya dalam belajar pada saat ini. Oleh karena itu baik guru
maupun ahli diagnostic kesulitan belajar seyogyanya melakukan analisis tugas dan
perilaku anak sebagai dasar pengembangan program pengajaran yang sepadan dengan
gaya belajar dan gaya kognitif anak.