Anda di halaman 1dari 12

RESUME MEDIKALAH BEDAH 1

TENTANG: PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN BNO/IVP,USG


ABDOMEN DAN CYSTIONSCOPY

NAMA DOSEN PJ :ESTER RADANDIMA S.KEP.,NS.,M.KEP

DI SUSUN OLEH :

NAMA : TOMI YAWAN DANGU RAMBA

NIM : PO5303203191100

TINGKAT : 2A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
pengertian BNO/IVP
                BNO IVP (Blaas Near Overzeigh Intravena Pyelografi) atau dengan nama lain KUB
(Kidney Ureter Bladder) ialah salah satu pemeriksaan radiografi dari traktus urinarius yang
menggunakan bahan kontras positif yang disuntikan secara intra vena  ke dalam tubuh pasien.
                Tujuan pemeriksaan ini ialah untuk menggambarkan anatomi dari pelvis renalis dan
sistem calyces serta seluruh traktus urinarius dengan penyuntikan kontras positif secara
intravena.
                Perlu diperhatikan ,bahwa sebelum pemeriksaan ini ,harus dilakukan skin test dengan
tujuan untuk mengetahui apakah pasien alergi bahan kontras atau tidak. Untuk pasien dengan
klinis hipertensi ,pengambilan foto harus memakai interval waktu yang lebih singkat daripada
klinis lain. Obat – obatan emergensi harus selalu tersedia di ruang pemeriksaan dan mudah
terjangkau.

 Teknik Pemeriksaan BNO-IVP.


          Persiapan Pasien
Prosedur pemeriksaan BNO IVP dimulai dari persiapan pasien.
1.  Sehari sebelum pemeriksaan makan bubur kecap saja ,atau makan makanan rendah serat .
2. Malam menjelang pemeriksaan Rontgen, pada pukul 20.00 minum GaramInggris 30gr
diseduh dengan ½ gelas air hangat.
3.  Setelah minum Garam Inggris puasa sampai selesai pemeriksaan.
4. Selama puasa jangan terlalu banyak berbicara dan tidak merokok.
               
Prosedur Pemeriksaan.
Bila pasien sudah menjalani puasa sebagai langkah persiapannya, pasien harus menjalani
pemeriksaan kadar ureum creatinin dalam tubuhnya.      Setelah itu dibuat foto pendahuluan
dengan ukuran film 30x40 mencakup seluruh abdomen. Foto pendahuluan ini untuk mengecek
persiapan pasien dan untuk evaluasi keseluruhan abdomen dan mengetahui keadaan ginjal
pasien.
               
 Bahan Kontras disuntikan secara intra vena, biasanya pada vena cubiti. Pasien dalam posisi
Supine.
Volume Bahan kontras sebagai berikut :
   Dewasa Sekitar 70 Kg : 20 ml urografin 76 atau bahan sejenisnya ,atau 40 ml Hypaque untuk
dosis rendah.

   Untuk anak –anak kira –kira 2 ml per kg berat badan

   Bila ada dugaan kegagalan ginjal ,dosis 4 ml per kg berat bada Dilakukan foto pada 5 menit
pertama dengan area jangkauan pada pertengahan proc.xypoideus dan umbilikus. Foto ini untuk
melihat perjalanan kontras  mengisi sistem calyces pada ginjal. Memakai ukuran kaset
24x30. Kompresi Ureter dilakukan dengan tujuan untuk menahan kontras media tetap berada
pada sistem pelvi calyces dan bagian ureter proximal.  Bila pengambilan gambar pada
pelvicalyces di menit ke lima kurang baik ,foto diambil kembali pada menit ke 10
dengan zonografi untuk memperjelas bayangan. Setelah menit ke 30 kompresi dibuka dan di
ambil gambar dengan menggunakkan kaset ukuran 30x40. Di beberapa Rumah Sakit setelah
menit ke 30 diharuskan meminum air yang banyak. Foto ini digunakan untuk mengevaluasi
kemampuan ginjal mensekresikan bahan kontras, tapi di beberapa Rumah Sakit tidak. Setelah
masuk ke menit 60 dibuat foto BNO lagi dengan kaset 30x40. Setelah hasil rontgen
dikonsultasikan pada radiolog dan dinyatakan normal maka pasien diharuskkan mixi kemudian
di foto kembali. Jika radiolog menyatakan ada gangguan biasanya dilakukan foto 2jam.

Hasil Gambaran Rontgen.


1. Tn. X 61thn (RS. St. Carolus)  Indikasi sulit buang air kecil dan merasa ngilu pada daerah
pinggang sebelah kanan. Diduga ada batu pada traktus urinariusnya. Pasien disuntikan
intra vena 50cc Iopamiro pada daerah vena cubiti nya.
Pemeriksaan BNO IVP

IVP = Intra Vena Pyelography


BNO IVP adalah pemeriksaan radigrafi dari Tractus Urinarius dengan pemberian zat kontras
yang dimasukkan melalui vena sehingga dapat menunjukkan fungsi ginjal dan dapat mengetahui
apabila terdapat kelainan - kelainan secara radiologis.
Indikasi dan Kontra indikasi :
Indikasi Pemeriksaan BNO IVP diantaranya sebagai berikut :
 Keluhan nyeri dan panas pinggang ( Colic )

 Nefrolithiasis

 Nefritis

 Kingking atau kelainan kongenital 

 Penurunan fungsi ginjal dan keganasan 

 Tumor
Kontraindikasinya :

1. Perforasi atau pendarahan massif di rongga abdomen


2. Uji kadar ureum darah pasien di laboratrium di atas normal
3. Uji kadar kreatinin pasien tidak sesuai
4. Hipertensi
5. Diabetes melitus
6. Permintaan pemeriksaan atas keinginan sendiri.
7. Tidak memiliki spesialis radiologi
Persiapan alat dan bahan :
Steril :
1. Kontras media watersoluble
2. Spuit 1 cc untuk skint tes
3. Spuit 20-50 cc untuk injeksi
4. Spuit 2,5cc untuk antiseptic alergi obat - obatan antihistamin 
5. Kapas 
6. Dan Alkohol
Unsteril :
1. Kaset
2. Marker
3. Stuwing
4. Grid
5. Pesawat Rontgen
6. Apron
7. Nier beken
Prosedur pemeriksaan BNO IVP :
Pasien datang ke ruangan radiologi dengan membawa permintaan foto yang sudah
didaftarkan dan membayar biaya pemeriksaan di kasir.
1. Pasien dijanjikan waktu pemeriksaannya dan diberikan penjelasan mengenai
persiapan yang harus dilakukan sesuai dengan pemeriksaan.
2. Pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan ke laboratorium : Ureum dan
kreatinin ( Bila melebihi normaal konsulkan ke dokter radiolog )
Untuk pasien rawat inap pemeriksaan dibantu oleh perawat
Persiapan pasien :

1. Sehari sebelum pemeriksaan atau mulai Pkl 14.00 pasien hanya makan makanan lunak
tidak berserat ( Bubur kecap ataupun Bubur kaldu ).
2. Pkl. 20.00 pasien minum dulcolax tablet 2 butir 
3. Pkl. 22.00 sebelu tidur,  pasien kembali minum dulcolax sebanyak 2 butir.
4. Pkl.  05.00 pagi masukkan 1 butir Dulcolax suposutoria melalui dubur atau anus
5. Selama persiapan dilakukan, pasien tidak diperbolehkan makan ( Puasa ), tidak banyak
berbicara, dan tidak merokok sampai dengan pasien datang ke instalasi radiologi sesuai
waktu yang dijanjikan dan pemeriksaan selesai dilakukan.
6. Selama persiapan pasien hanya diperbolehkan minum sebanyak 3x agar terhindar dari
dehidrasi. 
Pemeriksaan IVP

 Pasien diminta memasuki ruangan pemeriksaan.

 Pasien atau keluarga pasien diberikan penjelasan dan jika telah jelas diminta
menandatangani inform consent.

 Pasien diminta tidur terlentang pada meja pemeriksaan dengan mid sagital plane
menempel dengan mid line meja \

 Lakukan skint tes kontras media sebanyak  1 - 1,5 ml

 Kaset sesuai ukuran yang dibutuhkan di tempatkan pada cassette tray dibawah meja
pemeriksaan 

 Radiografer mengatur posisi pasien berada tepat dibawah meja pemeriksaan.

 Foto Polos BNO / Plain Foto


  Untuk mengetahui keadaan abdomen ( BNO ), apakah ada banyak udara / artefak yang
akan mengganggu gambaran selama pemeriksaan.

 Untuk mengetahui keadaan awal dari Abdomen sebagai bahan penilaian ekspertise
radiograf.

 mengetahui kondisi faktor eksposi yang tepat ( Tidak boleh ada pengulangan )

 Jika radiograf baik maka pemeriksaan bisa dilajutkan.

Pemasukan kontras media :


 Dokter memasukkan kontras media didampingi oleh Radiografer. Memberikan zat
kontras melalui vena ( Apabila skint test negatif ) Sebanyak 40-50 cc kepada pasien.

 Nilai urium maksimal  50 mg/dl : Nilai creatinin maksimal 1,2 mg/dl

 Single dose ( 1ml/Kg BB )

 Double dose ( 1,5 cml/Kg BB )

 Misal Pasien 73Kg maka kontras 73 ml apabila Double : 73 + 36,5 = 110 ml

 Fase Nefrogram :
 Fase dimana kontras media memperlihatkan neufron pada ginjal ( terisi minimal )

 5 menit setelah penyuntikan 


 dilakukan kompresi ureter.

 film : 24x30 cm

 CP antara xypoideus dan umbilicus

 CR Tegak Lurus 

 FFD = 1 meter 

Hasil Gambaran :

 
 Densitas baik

 Tidak ada bagian neufron yang terpotong 

 Kontras mengisi ginjal/ Calix sampai ureter proksimal

 Poasitas mampu menampilkan organ

Fase Nefrogram 15
  Fase dimana kontras media memperlihatkan neufron, pelvis renalis dan ureter proximal
terisi maksimal ( Fungsi eksresi ginjal yang terbendung )

 15 menit setelah penyuntikan 

 Ekspose dilakukan tanpa pembukaan kompresi.

 Film 24x30 cm

 CP = Sedikit di atas umbilicus 

 CR = tegak lurus

 FFD = 100 cm

Catatan kenapa harus dilakukan kompresi :


 Untuk membendung kontras media yang dieksresikan ginjal melalui ureter, sehingga
nefron dan pelvis dapat mengembang dengan baik.

 Cara melakukan kompresi :


 Letakkan 2 buah bola tenis /   compression ball pada daerah setinggi umbilicus / setinggi
SIAS 

 Compression bandage dikatikan pada ujung lain meja dan compression ball ditekan
dengan tuas pengungkit.

 Diukur tekanan bandage tidak terlalu kencang maupun longgar.

Fase Ureter :
 Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron, Pelvis renalis dan ureter proksimal
terisi maksimal dan ureter distal mulai mengisi kandung kemih ( Fungsi eksresi ginjal
tidak terbendung ).

 30 menit setelah penyuntikan

 Film 30x40 cm

 CP = Garis Pertengahan SIAS

 CR Tegak lurus film

 FFD 100 cm 

 Hasil Gambaran :
 

 Densitas baik 

 Tidak ada bagian ginjal yang terpotong 

 Kontras mengisi ginjal sampai ureter distal dan sedikit mengisi kandung kemih

 Opasitas mampu menampilkan organ/ tractus urinarius 

Fase Vesica Urinaria Full Blast


  Fase dimana kontras media  memperlihatkan nefron, Pelvis renalis, ureter hingga
kandung kemih ( Fungsi eksresi ginjal tidak terbendung ). 

 45 menit setelah penyuntikan 

 Film 30x40 cm 

 CP = Garis pertengahan SIAS atau diantara SIAS dan Symphisis Pubis.

 CR Tegak lurus Vertikal

 FFD = 100 cm

Hasil Gambaran :
 Densitas baik

 Tidak ada bagian ginjal yang terpotong 

 Kontras mengisi kandung kemih hingga VU mengembang 

 Opasitas mampu menampilkan organ vesica urinaria terisi penuh kontras media 

 Seing disebut foto " Full Blast "

Fase Vesica Urinaria Post Void


 Fase dimana kontras media  memperlihatkan kandung kemih dalam keadaan kosong
( Fungsi pengosongan kandung kemih ).

 50 menit setelah penyuntikan 

 Film 30x40 cm

 CP = Garis pertengahan SIAS atau diantara SIAS dan Symphisis Pubis

 CR Tegak Lurus

 FFD 100 cm

Kriteria gambaran Post Void


 Densitas baik

 Tidak ada bagian ginjal hingg VU yang terpotong


 Kontras keluar melalui kandung kemih hingg VU terlihat kosong

 Opasitas mampu menampilan organ

 Vesica Urinaria terisi penuh kontras media 

 Sering disebut " Post Void " atau " Post Mixie"

 Late Foto :
 Adanya keadaan dimana kontras media terlambat menampilkan gambaran organ yang
diakibatkan oleh adanya kelainan pada organ ( Adanya batu di Nefron sehingga ureter
tidak tervisualisasikan )

 Apabila terjadi " Late Foto " sebaiknya pasien difoto post voiding satu jam kemudian.

 Late foto bisa sampai 2 jam.

 Contoh Foto yang terdapat kelainan seperti " Nefrolithiasis"

Anda mungkin juga menyukai