Tujuan pembelajaran dalam pelatihan dirancang agar dapat mengaktifkan atau
mendukung aktifitas belajar peserta pelatihan. Tujuan tersebut harus menjadi karakter utama. Aktifitas pembelajaran semestinya dirancang dan tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Hal tersebut agar para peserta pelatihan dapat mencapai tujuan belajarnya, yaitu mengembangkan bakat, minat, dan memiliki daya suai dengan lingkungan fisik dan sosial di organisasinya.
Tujuan pembelajaran dalam pelatihan harus memberikan pengaruh terhadap
munculnya penguatan karakter pengetahuan dan keterampilan individu yang dimiliki oleh para peserta pelatihan. Sebab, sebagai suatu bentuk pembelajaran orang dewasa (adult learning), pelatihan sebaiknya berpijak pada prinsip “pencapaian tujuan belajar terarah” (a goal directed learning). Sehingga Untuk mencapai tujuan belajar bersama pelatihan dilakukan dengan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakter para peserta pelatihan yang berbeda beda.
B. Fasilitator/Trainer Pembelajaran Pelatihan
Kewajiban utama seorang fasilitator/trainer dalam suatu kegiatan pembelajaran pelatihan adalah memastikan tersampaikannya pesan pembelajaran kepada seluruh peserta pelatihan. Sebab, secara esensial, seorang fasilitator/trainer adalah “tokoh kunci” (key person) yang sangat menentukan proses keberhasilan pembelajaran pelatihan. Pesan tersebut berupa pengetahuan, wawasan dan keterampilan. Agar suatu pesan pembelajaran pelatihan dapat diterima, dicerna, atau dipelajari peserta pelatihan sesuai dengan tujuan atau kemampuan yang diharapkan, seorang fasilitator/trainer pelatihan memiliki tugas untuk menentukan dan mengkategorisasi materi (bahan belajar) dari beragam sumber belajar, serta menyusunnya secara sistematis kronologis. Peran fasilitator/trainer menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran pelatihan. Hal ini karena keterbatasan yang dimiliki seseorang (peserta pelatihan) untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Maka dari itu, seorang fasilitator/trainer harus mampu mengemas suatu kondisi belajar untuk memenuhi kebutuhan beajar yang diharapkan para peserta pelatihan. Pemenuhan kebutuhan belajar dalam suatu pelatihan perlu didukung dengan bahan pembelajaran, media pembelajaran dan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Melengkapi pernyataan tersebut, Dick & Carey (dalam Setyosari, 2003) berpendapat bahwa peningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan dengan upaya peningkatan kompetensi seorang pembimbing belajar (fasilitator/trainer) melalui aktifitas belajar secara lebih banyak tentang pengetahuan dan metode pembelajaran yang selanjutnya digunakan untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada para peserta belajar (peserta pelatihan). Agar tercapainya tujuan pelatihan maka dibutuhkan kerjasama antara fasilitator/trainer belajar dengan para peserta latihan. Karena yang terlibat dalam proses pembelajaran pelatihan bukanlah hanya fasilitator/trainer, melainkan juga para pesertanya. Keterlibatan aktif para peserta pelatihan dalam proses pembelajaran yang berlangsung merupakan tanggungjawab penuh seorang fasilitator/trainer. Secara teoritik, belajar di dalam pelatihan menghasilkan perubahan perilaku. perubahan sikap dan penambahan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Dengan demikian, fungsi seorang fasilitator/trainer antara lain; Pertama, sebagai penyebar pengetahuan. Kedua, sebagai pelatih keterampilan. Ketiga, perancang pengalaman belajar kreatif. Sehingga Fasilitator/trainer berfungsi pula untuk menciptakan situasi yang memungkinkan peserta pelatihan memperoleh pengalaman belajar baru (new learning experience) atau membantu peserta pelatihan menata pengalamannya di masa lampau dengan cara yang baru. Dengan demikian, muncul suatu kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yang berbeda dibandingkan sesuatu yang telah biasa dilakukan. Fasilitator/trainer sebaiknya dapat membatasi diri untuk sedikit mungkin memberi anjuran serta memberi semangat kepada para peserta pelatihan untuk saling belajar secara aktif dan kreatif. Intervensi fasilitator/trainer hanyalah pada situasi tertentu saja, yaitu apabila dirasa sangat dibutuhkan dan dapat membantu kelancaran pembelajaran.
C. Peserta Pembelajaran Pelatihan
Pembelajaran dalam ragam bentuk dan jenisnya, secara umum dapat ditinjau dari penggolongan berdasarkan usia. Terdiri dari anak-anak, remaja dan dewasa. Setiap kelompok usia tersebut memiliki ciri umum (characteristic) fisik dan psikis yang berbeda antara satu sama lain. Perbedaan tersebut melahirkan konsekuensi bahwa setiap proses pembelajaran yang dilakukan harus berdasarkan pada asumsi-asumsi belajar sesuai karakteristiknya. Dalam hal pelaksanaan pembelajaran pada pelatihan, tercapainya tujuan belajar pelatihan dan keberhasilan dalam memposisikan peserta pelatihan sebagai subjek pelatihan adalah tergantung pada fasilitator/trainer yang memegang peranan sangat penting untuk “melakukan komunikasi dan berhubungan secara langsung dengan para peserta pelatihan dalam proses pembelajaran, baik dua arah maupun multi arah.
D. Bahan Belajar Pelatihan
Bahan belajar (materi) merupakan bagian integral dari program pembelajaran pelatihan. Maksudnya, materi tidak dapat dilepaskan dari konteks pembelajaran pada pelatihan. Pengembangan materi pelatihan dapat diartikan sebagai suatu pendekatan sistemik yang mengacu pada tujuan pelatihan. Sistem pembelajaran pelatihan adalah meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan (produksi), evaluasi, dan pemanfaatan kombinasi dari komponen sistem pembelajaran. Sedangkan komponen sistem pembelajaran pelatihan adalah terdiri dari muatan (pesan), orang, materi, media, teknik, dan situasi lingkungan pembelajaran pelatihan. Dengan demikian, pengembangan materi merupakan bagian integral dari pengembangan program pelatihan ataupun pengembangan sistem pembelajaran pelatihan. Pengorganisasian isi materi pelatihan mencakup tiga hal penting, yaitu: (1) memastikan materi memiliki tingkat kebermanfaatan bagi peserta pelatihan; (2) memastikan setiap materi pelatihan yang disajikan memiliki keterkaitan satu sama lain; dan (3) menyusun secara runut urutan materi pelatihan yang disajikan sesuai prasyarat belajarnya.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional