Anda di halaman 1dari 1

Gambar 5.

1 Hubungan antara Market Driven Costing, Product Level Costing, dan Component Level
Target Costing

Dalam penerapan target costing tahap pertama yang dilakukan perusahaan adalah market driven
costing dimana dalam tahap ini perusahaan akan melakukan riset pasar seperti menanyakan opini
konsumen terhadap produk perusahaan dan menganalisis harga dan produk pesaing. Dari riset ini
perusahaan akan menentukan harga jual produknya, penentuan harga jual bisa disamakan dari
harga jual produk yang ada sekarang atau harga jual baru yang lebih tinggi setelah
mempertimbangkan penambahan fitur atau fungsi terhadap produk yang ada sekarang. Jika produk
pesaing mempunyai fungsi dan kualitas yang lebih tinggi maka target harga jual perusahaan harus
lebih rendah dari harga jual pesaing. Jika fungsi dan kualitas produk perusahaan lebih tinggi maka
harga jual dapat sama dengan harga pesaing atau di atas harga pesaing. Kemudian perusahaan akan
menentukan target laba yang ingin didapatkan perusahaan misal 25% dari harga jual. Lalu harga jual
dikurangkan dengan target laba maka akan didapatkan allowable cost dimana dalam penentuannya
belum diketahui apakah perusahaan bisa memproduksi dengan cost tersebut.

Masuk ke tahap kedua product level target costing. Pada tahap ini allowable cost akan dibandingkan
dengan current cost. Current cost sendiri merupakan perhitungan biaya awal untuk membuat suatu
produk. Apabila current cost lebih besar dari allowable cost perusahaan akan membentuk strategi
untuk mengurangi biaya yang ada sehingga allowable cost dapat tercapai, biasanya hal ini dilakukan
dengan mengubah desain atau memperbaiki proses produksi. Terdapat tiga cara yang dapat
dilakukan yaitu reverse engineering, value analysis, dan process improvement.

Tahap ketiga yaitu component level target costing. Pada tahap ini perusahaan akan menguraikan
produk berdasarkan fungsinya, kemudian fungsi ini diuraikan lagi berdasarkan komponennya.
Kemudian perusahaan akan membandingkan biaya per unit dari masing-masing komponen untuk
memproduksi barang tersebut dengan kontribusi komponen tersebut terhadap fungsi/kegunaaan
dari produk yang diinginkan oleh konsumen. Perbandingan ini dilakukan perusahaan agar dapat
mengetahui komponen mana yang biayanya harus diturunkan ketika kontribusi biaya komponen
tersebut lebih tinggi daripada fungsinya dan sebaliknya. Penjumlahan dari biaya-biaya komponen ini
lah yang akan membentuk target cost. Ketika target cost perkomponen didapatkan, barulah harga
tersebut ditawarkan pada para supplier dan dipilih supplier yang bisa memenuhi target cost
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai