Anda di halaman 1dari 77

PERAN ORANG TUA DALAM MENYIKAPI GADGET

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYIMPANGAN


PERILAKU SEKSUAL ANAK DI DUSUN SEMAGU,
DESA KORIPAN, KECAMATAN SUSUKAN,
KABUPATEN SEMARANG

oleh

LILIK SUPRIYONO

NIM. 12010180010

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020
ii
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Lilik Supriyono


NIM : 12010180010
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi : S2 Pendidikan Agama Islam
Tanggal Ujian :
Judul Tesis : Peran Orang Tua dalam Menyikapi Gadget dan
Implikasinya Terhadap Penyimpangan Perilaku
Seksual Anak di Dusun Semagu, Desa Koripan,
Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang

Panitia Munaqasah Tesis

1. Ketua Penguji : Prof. Dr. Phil. Widiyanto, M. Ag.


2. Sekretaris : Dr. Ruwandi, M. A
3. Penguji I : Dr. Supardi, M. A
4. Penguji II : Noor Malihah, Ph. D

iii
iv
MOTTO

“Semua ini hanya milik Allah semata”

“Harta yang kita makan hanya akan menjadi kotoran,


harta yang kita simpan hanya akan jadi warisan yang berujung rebutan,
Namun amal yang kita tebarkan akan menjadi bekal kelak akhirat kita”

v
ABSTRAK

Supriyono, Lilik. 2020. Peran Orang Tua dalam Menyikapi Gadget dan
Implikasinya Terhadap Penyimpangan Perilaku Seksual Anak di Dusun
Semagu, Desa Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Tesis.
Salatiga: Program Pascasarjana IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Prof. Dr.
Phil. Widiyanto, M.A.

Kata Kunci: Peran Orang Tua, Perilaku Seksual, Gadget, Implikasi

Tesis ini menjelaskan tentang peran orang tua dalam mengawasi penggunaan
gadget pada anak serta pengaruhnya terhadap perilaku seksual anak dengan tujuan
untuk mengetahui implikasi dari penggunaan gadget pada anak yang melibatkan 5
informan pokok selaku orang tua dengan jenis pendidikan, sosial, ekonomi dan
pekerjaan yang berbeda. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan melakukan
pengamatan partisipatif. Sumber data yang diperoleh yaitu sumber data primer dan
data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan teknik analitis deskriptif.
Deskriptif analitis cara mereduksi data, display data, dan mengambil kesimpulan.

Permasalahan yang dibahas meliputi frekuensi penggunaan gadget, peran


orang tua dalam menyikapi penggunaan gadget dan implikasi dari gadget. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa frekuensi dan peran orang tua dalam mengontrol
anak ketika menggunakan gadget sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap
penyimpangan perilaku seksual anak. Implikasi yang terjadi jika anak tidak dibatasi
frekuensi penggunaan gadget dan tidak diawasi orang tua, anak akan melakukan
penyimpangan perilaku seksual. Langkah yang paling baik agar anak terhindar dari
pengaruh negatif gadget dengan membatasi dan mengawasi penggunaannya, serta
dipentingkan pembekalan iman dan taqwa sejak dini.

vi
ABSTRACT

Supriyono, Lilik. 2020. The Role of Parents in Dealing with Gadgets and Their
Implications for the Deviation of Child Sexual Behavior in Semagu Hamlet,
Koripan Village, Susukan District, Semarang Regency. Thesis. Salatiga:
Salatiga IAIN Postgraduate Program. Supervisor: Prof. Dr. Phil Widiyanto,
M.A.

Keywords: Role of Parents, Sexual Behaviour, Gadgets, Implications

This thesis explains the role of parents in supervising the use of gadgets in children
and their effects on child sexual behavior with the aim of knowing the implications
of using gadgets in children involving 5 key informants as parents with various
types of education, social, economic and occupation. This type of research is
qualitative, with participatory observation. Sources of data obtained are primary
data sources and secondary data. Data collection techniques through observation,
interviews, and documentation. Data analysis techniques using descriptive analysis
techniques. Descriptive analysis methods to reduce data, display data, and draw
conclusions.

Issues discussed include the frequency of using gadgets, the role of parents
in addressing the use of gadgets and the implications of gadgets. The results showed
that the frequency and role of parents in controlling children when using gadgets
has a great influence on the deviation of sexual behavior of children. Implications
that occur if the child is not limited to the frequency of using gadgets and is not
supervised by parents, the child will deviate from sexual behavior. The best step to
prevent children from negative effects of gadgets is to limit and supervise their use,
and to prioritize the provision of faith and piety early on.

vii
PRAKATA

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas segala

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan

dalam menyelesaikan tesis dengan judul “Peran Orang Tua dalam Menyikapi

Gadget dan Implikasinya Terhadap Penyimpangan Perilaku Seksual Anak di

Dusun Semagu, Desa Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang”.

Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Saw., keluarga, sahabat

dan para pengikutnya yang setia.

Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan

gelar Magister Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu Penulis dalam penulisan tesis ini, antara lain:

1. Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag.

2. Prof. Dr. Phil. Widiyanto, M.A. selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN

Salatiga dan dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan

dan arahan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

3. Seluruh tim penguji yang meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan

dan menguji tesis dalam rangka menyelesaikan program pascasarjana

Pendidikan Agama Islam.

4. Para dosen Pascasarjana IAIN Salatiga dan segenap Civitas Akademik IAIN

Salatiga.

viii
5. Seluruh informan yang sangat membantu dalam proses penelitian.

6. Istri Penulis yaitu Intan Ikasari yang senantiasa menemani dan mendukung

Penulis.

7. Anak Penulis yaitu Sultan Syahir Raffasya Avicenna yang menjadi

penyemangat untuk menyelesaikan tesis ini.

8. Orang tua dan mertua yang selalu mendukung dan memotivasi.

Tesis ini disadari oleh Penulis masih jauh dari harapan dan masih banyak

kekurangannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca.

Salatiga, …

Penulis

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

PRAKATA .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .....................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah................................................................3
C. Signifikansi Penelitian ....................................................................................5
D. Kajian Pustaka ................................................................................................6
E. Metode Penelitian ...........................................................................................9
F. Sistematika Penulisan ...................................................................................10
BAB II FREKUENSI PENGGUNAAN GADGET PADA ANAK ................

A. Persepsi tentang Gadget ...............................................................................11


B. Frekuensi Penggunaan Gadget pada Anak ...................................................12
C. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Gadget pada Anak .......................15
D. Alasan Memberikan Gadget pada Anak .......................................................19
E. Analisis Frekuensi Penggunaan Gadget pada Anak .....................................22
BAB III PERAN ORANG TUA DALAM MENYIKAPI PENGGUNAAN

GADGET KE ANAK .........................................................................................

A. Strategi Orang Tua dalam Membatasi Penggunaan Gadget .........................24

x
B. Cara Menyikapi Pengaruh Negative dari Penggunaan Gadget ....................28
C. Analisis Peran Orang Tua dalam Menyikapi Penggunaan Gadget ke Anak 31
BAB IV IMPLIKASI PENGGUNAAN GADGET TERHADAP

PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL ANAK ......................................

A. Implikasi Penggunaan Gadget yang Tidak dibatasi Frekuensi


Penggunaannya dan Tidak diawasi Orang Tua Terhadap Perilaku Seksual
Anak .............................................................................................................34
B. Implikasi Penggunaan Gadget yang dibatasi Frekuensi Penggunaannya dan
Tidak diawasi Orang Tua Terhadap Perilaku Seksual Anak ........................35
C. Implikasi Penggunaan Gadget yang Tidak Dibatasi Frekuensi
Penggunaannya dan diawasi Orang Tua Terhadap Perilaku Seksual Anak .37
D. Implikasi Penggunaan Gadget yang dibatasi Frekuensi Penggunaannya dan
diawasi Orang Tua Terhadap Perilaku Seksual Anak ..................................38
E. Analisis Implikasi Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Seksual Anak ..40
BAB V PENUTUP ..............................................................................................

A. Simpulan .......................................................................................................42
B. Saran .............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................44
LAMPIRAN ..........................................................................................................46
BIOGRAFI PENULIS .........................................................................................64

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Pedoman Wawancara 46
2. Hasil Wawancara 47
3. Dokumentasi 57
4. Pengantar Bimbingan Tesis 59
5. Lembar Bimbingan Tesis 60
6. Surat Ijin Penelitian Tesis 62
7. Surat Bukti telah Melakukan Penelitian 63

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Keluarga menjadi lingkungan

yang paling utama untuk menentukan masa depan anak.1 Masa depan anak

tergantung dari keluarga yang mengajarkan pendidikan. Pendidikan dalam

keluarga sangat berperan untuk mengembangkan karakter, nilai-nilai budaya,

nilai-nilai keagamaan dan moral, serta keterampilan sederhana.2 Dalam

keluarga yang paling penting dipraktikkan berupa kasih sayang.3 Disamping itu

orang tua dalam memberikan pemenuhan hak-hak terhadap anak-anaknya

dengan ikhlas tanpa pamrih apapun.4 Maka orang tua memiliki peran yang

sangat penting dalam menentukan tumbuh dan kembangnya anak.5

Di era globalisasi ini kita tidak akan pernah terlepas dari media masa baik

yang cetak maupun elektronik.6 Media masa memiliki fungsi yang sangat

strategis dalam membentuk karakter bangsa, karena pemberitaan/penyiarannya

mengandung informasi yang dapat memberikan pengaruh positif atau negatif

1
Maswardi M. Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa Edisi 2, Yogyakarta: Calpulis, 2015,
42
2
Muhammad Busro & Suwandi, Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Media Akdemi, 2017,
69
3
Maswardi M. Amin, Membangun Pribadi Berbudi Pengerti, Yogyakarta: Calpulis, 2016,
26
4
Mustaqim, Berhusnuzan kepada Allah; Semuanya Akan Berakhir Indah, Yogyakarta:
Pustaka Diniyah, 2015, 87
5
Titik Lestari, Verbal Abuse; Dampak Buruk dan Solusi Penanganannya pada Anak,
Yogyakarta: Psikosain, 2016, 70
6
Mildayani Suhana, Influence of Gadget Usage on Children’s Social-Emotional
Development, Atlantis Press, Volume 169, 2017, 224-226

1
2

terhadap publik.7 Media masa yang tidak asing oleh kita di masa ini yaitu

gadget. Menurut Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

tercatat pada tahun 2018 jumlah netizen (pengguna elektronik) di Indonesia

sebanyak 171,17 juta jiwa yang mengalami kenaikan 10,12% dibandingkan

tahun 2017. Dari data tersebut berarti gadget kini tidak sekedar digunakan untuk

menelepon dan berkomunikasi dengan keluarga dan kenalannya, tetapi juga

dimanfaatkan untuk berselancar di dunia maya: membangun jaringan sosial,

mencari informasi, pesan instan, membaca berita terkini, serta mengunduh

video.8 Electronic gadget seperti kamera digital, telepon genggam, personal

digital assistant, dll.9

Penggunaan gadget untuk anak sekarang ini seharusnya selalu dipantau oleh

orang tua,10 karena saat anak menggunakan gadget dan terhubung ke internet

ada banyak sekali konten negatif seperti kekerasan dan pornografi yang bisa

dapat dengan mudah dilihat oleh anak.11 Menurut Semuel Abrijani Pangerapan

selaku Dirjen Aplikasi Informatika, Kemenkominfo, menjelaskan jika

kejahatan seks mulai tinggi. Dari 28-30 juta web pornografi, baru bisa

memblokir 700 ribu diantaranya di tahun 2018.12 Banyaknya situs yang dapat

7
Muhammad Busro & Suwandi, Pendidikan Karakter, …………………………, 69
8
http://katadata.co.id/berita/2019/05/16/survei-apjii-penetrasi-pengguna-internet-di-
indonesia-capai-648, Selasa, 28 April 2020
9
Richardus Eko Indrajit, Keamanan Informasi dan Internet; Seri Bunga Rampai Pemikiran
EKOJI Edisi 2, Yogyakarta: PreinexusTM, 2016, 54
10
J. C. Laforce, Experience of Parenting: Parenting Strategies and their Relationship with
Parental Self-Efficacy, Perceptions Control and Parental Affect, 2004, 32
11
Stephanie Yuanita, Peran Persepsi Keterlibatan Orang Tua dan Strategi Pengasuhan
Terhadap Parenting Self-efficacy, Jurnal Psikologi Sosial Volume 16 Nomor 02, 74-80
12
Eka Santhika, Kominfo Baru Blokir 2 Persen dari 30 Juta Situs Pornografi,
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171009143905-185-247151/kominfo-baru-blokir-2-
persen-dari-30-juta-situs-pornografi?, 2017, 19 Desember 2019
3

diakses membuat orang tua harus memberikan kontrol yang ekstra kepada anak.

Apabila orang tua tidak memberikan kontrol kepada anaknya, yang

dikhawatirkan anak akan menjadi ketergantungan kepada gadget.13

Melihat maraknya dampak negative dari gadget, peneliti sangat tertarik

sekali untuk melakukan penelitian dan kajian mendalam tentang dampak

negative dari gadget. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan

sebelumnya, peneliti melihat peristiwa penyimpangan seksual yang terjadi di

dusun Semagu ketika melintasi kebun-kebun. Pada saat itu anak-anak seusia 6-

12 tahun sedang bermain. Namun ada keanehan karena ketika mereka bermain

bersembunyi dan memperlihatkan alat vitalnya sambil bermain gadget. Dari

peristiwa inilah, peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih mendalam.

Mengingat betapa besar pengaruh negatif penggunaan gadget bagi anak

terhadap perilaku seksual tanpa pengawasan orang tua, maka penulis sangat

tertarik untuk mendalami peristiwa tersebut dengan mengangkat judul tesis

“Peran Orang Tua dalam Menyikapi Gadget dan Implikasinya terhadap

Penyimpangan Perilaku Seksual Anak di Dusun Semagu, Desa Koripan,

Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang”

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana frekuensi penggunaan gadget pada anak?

13
Ni Nyoman Sawitri, Financial Genius For Millennials; Membangun Pemahaman
Keuangan & Investasi Generasi Millenial, Yogyakarta: expert, 2018, 11
4

b. Mengapa peran orang tua dalam menyikapi penggunaan gadget ke

anaknya sangat penting?

c. Bagaimana implikasi penyimpangan pendidikan seksual anak yang

penggunaan gadget tidak dipantau orang tuanya?

2. Pembatasan Masalah

Untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian, maka penulis

memberikan batasan masalah dalam penelitian ini. Penulis memberikan

batasan pembahasan peran orang tua dalam menyikapi gadget dan

implikasinya terhadap penyimpangan perilaku seksual anak.

Subjek penelitian yang diambil oleh penulis adalah 5 orang tua atau

keluarga yang ada di dusun Semagu, desa Koripan, kecamatan Susukan,

Kab. Semarang. Peneliti mengambil sampel anak usia 6-17 tahun, karena

anak seusia tersebut sudah bisa mengoperasikan gadget dan dapat berpikir

tentang dampak positif dan negatifnya.14 Namun pada usia tersebut anak

belum mampu untuk mengontrol emosi dan rasa ingin tahunya. Sehingga

diperlukan peran orang tua agar anak tidak melakukan penyimpangan. Latar

belakang orang tua baik secara sosial, ekonomi, dan pendidikan dari

masing-masing keluarga yang diteliti berbeda-beda. Hal ini guna

mengungkap sedalam-dalamnya agar hasil yang diinginkan benar-benar

objektif.

14
Donovan P, School-Based Sexuality Education: The Issues and Challenges. Family
Planning Perspectives, 1998, 190
5

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui frekuensi penggunaan gadget pada anak.

b. Menjelaskan peran orang tua dalam menyikapi penggunaan gadget ke

anaknya sangat penting.

c. Mengetahui implikasi penyimpangan pendidikan seksual anak yang

penggunaan gadget tidak dipantau orang tuanya.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan memiliki beberapa manfaat, antara lain:

a. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di

Indonesia terkhusus pada peran orang tua dalam menyikapi gadget dan

implikasinya terhadap perilaku seksual anak.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat membuka kesadaran tentang

pentingnya peran orang tua menyikapi penggunaan gadget bagi

anak.

2) Bagi masyarakat diharapkan dengan hasil dari penelitian ini dapat

dijadikan rujukan agar orang tua berperan aktif dalam menyikapi

penggunaan gadget pada anak-anaknya.

3) Bagi jurusan, penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan

berkaitan dengan peran orang tua menyikapi penggunaan gadget

bagi anak.
6

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Beberapa jurnal dan tesis yang menjadi perbandingan pertimbangan penulis

antara lain:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Jordan Efraim Palar, Franly

Onibala dan Wenda Oroh tentang Hubungan Peran Keluarga Dalam

Menghindari Dampak Negatif Penggunaan Gadget pada Anak dengan

Perilaku Anak dalam Penggunaan Gadget di Desa Kiawa 2 Barat,

Kecamatan Kawangkoan Utara.15 Tujuan dari Penelitian ini untuk

mengetahui peran keluarga dalam menghindari dampak negatif penggunaan

gadget pada anak. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Andi Nur

Andriani Achmad, Sulfasyah, & Muhammad Nawir.16 Penelitiannya

tentang Peran Orang Tua terhadap Pengetahuan Seks pada Anak Usia Dini.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pentingnya peran orang tua dalam

mendidik anak tentang pendidikan seks anak usia dini agar anak dapat

mengetahui fungsi-fungsi alat refroduksinya dan anak dapat menjaga diri

jika berada diluar rumah dan anak dapat mewaspadai orang-orang yang

berada disekitarnya baik itu orang yang tidak dikenalinya maupun orang

yang dikenalinya. Ketiga, penelitian ini dilakukan oleh Rahmawati Hasan,

15
Jordan Efraim Palar, Franly Onibala dan Wenda Oroh, Hubungan Peran Keluarga Dalam
Menghindari Dampak Negatif Penggunaan Gadget pada Anak dengan Perilaku Anak dalam
Penggunaan Gadget di Desa Kiawa 2 Barat, Kecamatan Kawangkoan Utara, ejournal keperawatan
(e-Kp) Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018
16
Andi Nur Andriani Achmad, Sulfasyah, & Muhammad Nawir, Peran Orang Tua terhadap
Pengetahuan Seks pada Anak Usia Dini, Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi, Volume IV No. 2
November 2016, ISSN e-2477-0221 p-2339-2401
7

Antonius Boham, dan Meiske Rembang.17 Penelitiannya tentang Peran

Orang Tua dalam Menginformasikan Pengetahuan Seks Bagi Remaja di

Desa Picuan Kecamatan, Motoling Timur, Kabupaten Minahasa Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam

menginformasikan pengetahuan seks bagi remaja. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa peran orang tua sangat dibutuhkan anak remaja dalam

memberikan informasi pengetahuan seks yang tepat. Kerjasama dalam

pendampingan anak juga harus dilakukan oleh orang tua. Orang tua adalah

pihak yang paling bertanggung jawab akan hal tersebut. Keempat, penelitian

ini dilakukan oleh Indian Sunita dan Eva Mayasari.18 Penelitian ini tentang

Pengawasan Orang tua terhadap Dampak Penggunaan Gadget pada Anak.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengawasan orangtua terhadap dampak

penggunaan gadget pada anak di PAUD Dan TK Taruna Islam Pekanbaru.

Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang signifikan antara pengawasan

orang tua dengan dampak pengguaan gadget pada anak di PAUD Dan TK

Taruna Islam Pekanbaru. Kelima, penelitian ini dilakukan oleh Rifqa Tsani

Qurrota Ayyun & Elly Malihah tentang Peran Keluarga dalam Upaya

Pencegahan Adiksi Pornografi pada Anak Usia Sekolah Dasar.19 Penelitian

17
Rahmawati Hasan, Antonius Boham, & Meiske Rembang, Peran Orang Tua dalam
Menginformasikan Pengetahuan Seks Bagi Remaja di Desa Picuan Kecamatan, Motoling Timur,
Kabupaten Minahasa Selatan, e-journal “Acta Diurna” Volume V. No.3. Tahun 2016
18
Indian Sunita & Eva Mayasari, Penelitian ini tentang Pengawasan Orang tua terhadap
Dampak Penggunaan Gadget pada Anak, 2018, DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i3.2485
19
Rifqa Tsani Qurrota Ayyun & Elly Malihah, Peran Keluarga dalam Upaya Pencegahan
Adiksi Pornografi pada Anak Usia Sekolah Dasar, SOSIETAS, VOL. 8, NO. 2, 2018
8

ini menghasilkan jika peran keluarga sangat penting untuk mencegah

pornografi pada anak.

Dari berbagai uraian kajian pustaka di atas, penulis memilih judul

tentang Peran Orang Tua dalam Menyikapi Gadget dan Implikasinya

terhadap Penyimpangan Perilaku Seksual Anak di Dusun Semagu, Desa

Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Penelitian ini

mengkolaborasikan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan pengamatan partisipan. Teknik

pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Adapun penentuan hasilnya dengan metode trianggulasi.

2. Kajian Teori

a. Gadget

Gadget merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk memudahkan

dalam akses internet.20 Gadget juga dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi

layaknya seperti smartphone.21 Gadget memiliki pengaruh positif dan

negative untuk perkembangan anak. Pengaruh positif gadget antara lain:

membantu fungsi adaptif anak untuk mengikuti jaman, menambah

pengetahuan, memperluas jaringan persahabatan, memudahkan

20
Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce; Teori dan Implementasi, Yogyakarta: Ekuilibria,
2016, 60
21
Adi Sulistyo Nugroho, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Yogyakarta: Trans
Tekno, 2017, 55-62
9

komunikasi. Sedangkan dampak negatifnya berupa ketergantungan

anak pada gadget sehingga aktifitasnya tidak bisa lepas dari gadget.22

b. Perilaku Seksual

Perilaku merupakan bentuk respon dari suatu rangsangan dari luar.23

Seksual memiliki arti yang sangat luas. Bukan semata tentang hubungan

intim, kemudian resikonya, namun seksual erat hubungannya dengan

aktifitas kinerja tubuh.24 Perilaku Seksual yaitu bentuk tanggapan dari

adanya rangsangan dari luar yang membuat aktifitas khayalan yang

merangsang ke anggota reproduksi. Hal ini bisa berupa sentuhan,

pegangan, dll.25

E. Metode Penelitian

Untuk mengungkap lebih mendalam tesis ini, penulis menggunakan metode

kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui seberapa pentingnya peran orang tua

dalam menyikapi gadget dan implikasinya terhadap penyimpangan perilaku

seksual anak. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi,

wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya

menggunakan teknik analitis deskriptif. Deskriptif analitis cara mereduksi data,

display data, dan mengambil kesimpulan.

22
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, 10-17
23
Rokhmah, Nafikadini, Luthviatin, Istiaji, Proses Sosialisasi (Laki-laki Suka Seks dengan
Laki-laki) di Kalangan Remaja dan Dampaknya pada Kesehatan Reproduksi Remaja. Jawa Timur:
Universitas Jember, 2012, 12-15
24
Bay-Cheng, LY, The Trouble of Teen Sex: the Construction of Adolesecents Sexuality
Trough School-Based Sexuality Education, Sex Education, 2003, 65-71
25
Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, Jakarta: CV. Rajawali, 2006, 23-30
10

Penelitian ini dilakukan di dusun Semagu yang terdiri dari 5 RT dengan

mengambil sampel 5 keluarga yang anaknya berdasarkan observasi memiliki

perilaku seksual yang menyimpang. Masing-masing orang tua memiliki latar

belakang yang berbeda-beda dari segi pendidikan, ekonomi, sosial dan

pekerjaan. Di dalam pengambilan sampel setiap keluarga memiliki anak dengan

kisaran usia 6-17 tahun. Anak usia tersebut sudah bisa menggunakan gadget

dan berpikir, namun tentu saja masih terbatas cara berpikir dengan keingin

tahuannya yang sangat tinggi.

F. Sistematika Penulisan

Tesis akan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama, pendahuluan, yang akan membahas mengenai: latar belakang,

rumusan dan pembatasan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua yang akan membahas tentang frekuensi penggunaan gadget pada

anak. Bab ketiga, pembahasan akan terfokuskan pada pentingnya peran orang

tua dalam menyikapi penggunaan gadget ke anaknya. Bab keempat, membahas

tentang implikasi penyimpangan pendidikan seksual anak yang penggunaan

gadget tidak dipantau orang tuanya.

Bab kelima, penutup terdiri dari kesimpulan terkait pembahasan pada bab-

bab sebelumnya dan saran yang akan mendukung penelitian tesis tersebut.

Bagian ini dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


BAB II

FREKUENSI PENGGUNAAN GADGET PADA ANAK

A. Persepsi tentang Gadget

Gadget bukanlah hal yang asing lagi bagi khalayak umum. Hampir setiap orang

sudah memiliki, baik dari golongan muda hingga tua. Masyarakat dusun

Semagu secara umum telah memiliki gadget.

Pada dasarnya masyarakat dusun Semagu sudah memahami makna tentang

gadget. Hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara dengan berbagai narasumber.

Salah satu di antaranya wawancara dengan M sebagai berikut:

“Gadget itu HP”26

Jawaban ini sangat singkat sekali, akan tetapi jelas orang tersebut paham

yang dimaksud dengan gadget secara spesifik. Hal yang sama juga di

ungkapkan oleh F yang menyatakan bahwa gadget itu HP.27

Selain M, ada S yang mengartikan gadget sebagai berikut:

“Gadget itu salah satu alat elektronik.”28

Hal yang selaras juga disampaikan oleh E bahwa:

“Gadget itu salah satu alat elektronik yang berbentuk seperti HP.”29

26
Wawancara dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul
14.30 WIB
27
Wawancara dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 19.30
WIB
28
Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
29
Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 16.30
WIB

11
12

Dan dari E, jawaban yang hampir sama disambung dengan P yang

menyatakan:

“Gadget itu alat elektronik untuk media informasi biasanya berupa HP.”30

Dari berbagai narasumber bisa diartikan bahwa gaget yaitu suatu alat

elektronik yang berfungsi untuk media informasi dan biasanya berupa HP.

B. Frekuensi Penggunaan Gadget pada Anak

Frekuensi penggunaan gadget pada anak berupa alokasi waktu yang diberikan

orang tua pada anaknya untuk menggunakan gadget. Tentu orang tua pada

dasarnya memiliki cara tersendiri untuk mengatur pemakaian gadget agar anak

mereka tidak lepas kendali. Seperti wawancara dan observasi yang telah saya

lakukan dengan berbagai narasumber.

Salah satu wawancara dengan M sebagai berikut:

“Saya tidak pernah memberikan batasan waktu untuk anak, hanya saja
yang saya batasi kuotanya.”31
Hal yang diungkapkan M ada benarnya jika tidak ada batasan waktu untuk

bermain gadget. Hanya saja untuk pembatasan kuota belum maksimal dapat

dilakukan oleh M, karena ketika anak kehabisan kuota masih meminta dengan

berbagai cara kepada M, semisal: menangis untuk dibelikan kuota, minta dibagi

wifi, membeli kuota sendiri dengan uang sakunya.32

30
Wawancara dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Jumat, 17 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
31
Wawancara dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul
14.30 WIB
32
Observasi terhadap Anak M Warga Dusun Semagu, 05/04, Minggu, 12 Januari 2020,
pukul 09.30 WIB
13

Lain halnya dengan cara yang dilakukan S agar anaknya terpantau

menggunakan gadget dengan membatasi durasi penggunaan HP yaitu:

“Bermain HP hanya 1 jam dalam sehari.”33

Pernyataan S tersebut sudah sesuai dengan kenyataan dilapangan. Anak

benar-benar diberikan batasan waktu untuk bermain gadget.34 Sikap yang

tegas, jujur dan disiplin dari orang tua ini sangat penting untuk diterapkan oleh

semua orang tua.

Hasil wawancara dengan E membuat pernyataan yang sangat mengejutkan,

yaitu:

“Bermain HP hanya ketika libur dan harus saya dampingi.”35

Meskipun demikian, namun ternyata ketika orang tuanya sibuk bekerja

anaknya masih bermain gadget. Anak E masih bermain HP karena mengetahui

tempat orang tuanya menyimpan HP tersebut. Anak E memiliki cara ketika

orang tuanya hampir pulang dari kerjaan, dia mengembalikannya ke tempat

semula. Sehingga hal ini membuat orang tua tidak menaruh kecurigaan sama

sekali.36

Untuk F selaku orang tua menggunakan cara tersendiri yaitu:

“Bermain HP setelah mengerjakan tugas-tugas sekolah.”37

33
Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
34
Observasi terhadap Anak S Warga Dusun Semagu, 05/04, Minggu, 7 Januari 2020, pukul
13.30 WIB
35
Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 16.30
WIB
36
Observasi terhadap Anak E Warga Dusun Semagu, 04/04, Rabu, 15 Januari 2020, pukul
13.30 WIB
37
Wawancara dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 19.30
WIB
14

Pada saat saya mengamati kegiatan anak tersebut memang sudah sesuai

dengan yang dikehendaki orang tuanya, namun anak ternyata masih banyak

waktu luang untuk bermain gadget, sehingga masih ada waktu yang terbuang.38

Perlu adanya tindak lanjut dari orang tua agar anak-anaknya memiliki kegiatan

yang positif dengan adanya gadget. Waktu-waktu luang tersebut perlu di isi

dengan kegiatan-kegiatan yang lebih positif semisal bermain bersama dengan

teman sebaya, menambah alokasi membaca, mengaji, dll.

Hal yang selaras juga dilakukan oleh P yang menyatakan:

“Bermain HP setelah mengerjakan tugas-tugas sekolah dan


mengerjakan tanggungjawabnya seperti merapikan tempat tidur, menyapu,
dll.”39

Sesuai hasil pengamatan yang telah dilakukan memang anak P ini sangat

disiplin dan selalu mengerjakan tugas-tugasnya. Ia menggunakan HP ketika

membutuhkan untuk mengetahui informasi pelajaran semata.40 Ketika sudah

tidak menggunakan HP, anak P menyimpannya kembali ke tempat semula.

Anak P sadar bahwa HP ini alat atau media untuk mendapatkan informasi

dengan mudah. Tidak boleh kita terperangkap atau kecanduan terhadapnya.41

Sudah seharusnya di masa-masa kecil ini diajarkan akan pentingnya

kedisiplinan dan tanggungjawab kepada anak agar anak terarah dan terkontrol.

Disamping itu perlu adanya pembatasan penggunaan gadget karena jika tidak

38
Observasi terhadap Anak F Warga Dusun Semagu, 04/04, Minggu, 12 Januari 2020,
pukul 14.30 WIB
39
Wawancara dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Jumat, 17 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
40
Observasi terhadap Anak P Warga Dusun Semagu, 01/04, Minggu, 12 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB
41
Wawancara terhadap Anak P Warga Dusun Semagu, 01/04, Minggu, 12 Januari 2020,
pukul 07.00 WIB
15

dibatasi dampak panjangnya dari gadget yang terlalu bebas dan bahkan tanpa

pengontrolan sangat berbahaya. Adapun dampak yang berbahaya anak

ketagihan dan tidak mempedulikan aktifitas disekitarnya. Anak lebih asyik

dengan dunia mayanya ketimbang dunia nyatanya. Padahal pada hakikatnya

manusia itu makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain. Namun

jika mereka terlalu sibuk dengan gadget niscaya orang-orang sekitar akan

menjauhinya atau aka nada jarak diantara mereka karena kurangnya pergaulan

secara nyata.

C. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Gadget pada Anak

Gadget pada intinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya mana

kala bisa megoptimalkan penggunaannya tentu akan membuat hal-hal yang

bernilai positif. Hal tersebut dapat dibentuk dengan adanya kegiatan-kegiatan

yang positif. Dengan berbagai kecanggihan yang ada senantiasa digunakan

untuk hal-hal yang positif niscaya akan berfungsi secara optimal. Berbeda

aoabila penggunaan gadget untuk hal-hal negative tentu akan berdampak buruk

bagi penggunaannya. Karena gadget menyerang otak manusia. tidak hanya itu

seluruh saraf tubuh juga akan mengalami kerusakan lambat laun jika kita salah

memanfaatkan teknologi ini:


16

Hasil wawancara dengan M menyatakan bahwa:

“Kelebihannya banyak fitur-fitur yang mendidik jika kita bisa


menggunakannya secara maksimal. Kekurangannya membuat anak
kecanduan.”42

Menurut M fitur-fitur atau konten-konten yang ada di gadget sangat banyak

yang mendidik. Selama kita bisa memanfaatkannya maka gadget ini akan

berdampak baik bagi anak. M menjelaskan jika ada kegiatan berkreasi ia selalu

mengajak anaknya untuk mencari informasi lewat google ataupun youtube.

Semuanya sangat lengkap sekali dan sangat sesuai dengan prosedurnya.

Langkah demi langkah informasi yang M dan anak butuhkan selalu ada. Tentu

hal ini membuat kemudahan kita dalam mengerjakan dan mecari informasi

berbagai tugas-tugas yang ada di sekolahan. Dibalik kelebihan tersebut jika kita

tidak dapat mengontrol keinginan anak maka akan membuat kecanduan. Ketika

anak telah kecanduan pada gadget baik dari segi games dan aplikasi maka

sangat membahayakan untuk mengontrol dan mengembalikannya seperti

semula. Maka sudah sewajarnya kita harus berhati-hati dan mewaspadai akan

ketagihan yang berkelanjutan. Sebagai orang tua M sangat berhati-hati

meskipun memberikan kebebasan untuk anaknya dalam bermain gadget ia pun

juga selalu mengontrol dari waktu ke waktu setelah HP di chas anaknya.43

42
Wawancara dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul
14.30 WIB
43
Observasi dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Rabu, 15 Januari 2020, pukul 15.00
WIB
17

Sedangkan untuk S menyatakan sebagai berikut:

“Kelebihannya bisa menemukan informasi secara tepat khususnya


untuk belajar anak dan untuk komunikasi ketika saya pergi. Kekurangannya
anak mudah marah ketika HP diminta.”44

Dari pengalaman S gadget ini sangat penting ketika menemukan kesulitan

di dalam mencari tugas. Tugas-tugas yang sangat sulit dapat terselesaikan

dengan mudah dengan adanya gadget. Disamping itu informasi tambahanpun

tentang yang diinginkan dapat tercover semuanya lewat HP. Gadget juga

penting ketika P pergi jauh untuk sarana pengontrolan dan pengwasan anaknya.

Dengan begitu P tidak begitu khwatir lagi anakya terlalu jauh bermain. Namun

meskipun demikian ada dampak buruknya mana kala anak sudah terlalu

kecanduan maka akan marah ketika HP diminta. Bahkan ada perlawanan dari

anaknya. Sempat HP anak P dibanting P karena anak tidak menurut. Kejadian

ini tentu sangat miris dan memprihatinkan.45

Untuk E menyatakan sebagai berikut:

“Kelebihannya sebagai media informasi anak dan hiburan.


Kekurangannya jika tidak diwasi akan berdampak negative.”46

Menurut E gadget sebagai media informasi yang sangat berguna untuk

mencari berita-berita terkini yang ia butukan beserta keluarganya. Selain itu

gadget ternyata juga sebagai sarana hiburan, semisal melihat video lucu, kartun,

film animasi ataupun sejarah. Pada dasarnya hiburan untuk bermain juga. E

44
Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
45
Observasi dan Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Rabu, 15 Januari
2020, pukul 13.00 WIB
46
Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 16.30
WIB
18

sangat memahami waktu-waktu bersama anaknya sangat pendek sekali, jadi ia

selalu berusaha semaksimal mungkin untuk selalu membuat anaknya bahagia.

Kebahagiaan anaknya merupkan yang utama. Sehingga ia memanfaatkan

keunggulan-keunggulan dari gadget secara maksimal. Meskipun banyak

kelebihannya, ternyata gadget juga banyak kelemahannya. Perlu kewaspadaan

dan kejelian untuk mengatasi dampak buruk dari gadget. Dampak yang sangat

buruk yaitu munculnya pornografi. Maraknya iklan-iklan yang tidak pantas

yang belum layak ditonton anak sangat menggangu semisal iklan layanan

seksual, keluhan seksual, pembesar alat vital, dll. Iklan tersebut merangsang

rasa ingin tahu anak yang sangat mendalam. Tidak jarang anak mengaksesnya

untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Inilah ketakutan E selaku

orang tua pada anaknya akan berbahanya penggunaan gadget tanpa

pengawasan.47

Sedangkan menurut F kekebihan dan kekurangan dari penggunaan gadget

sebagai berikut:

“Kelebihannya sebagai media informasi belajarnya menjadi lebih


mudah. Kekurangannya jika tidak diwasi akan berdampak negative yaitu
mengakses situs pornografi.”48

Sebagai orang tua yang tidak gagap teknologi F tentu sangat

mengkhawatirkan adanya gadget. Hal yang sangat dikhawatirkan yaitu

ketakutan jika anaknya mengakses situs pornografi. Karena situs pornografi

tersebut sangat mudah untuk di akses. Semakin canggih HP yang dimiliki maka

47
Observasi dan Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Sabtu, 18 Januari
2020, pukul 13.30 WIB
48
Wawancara dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 19.30
WIB
19

akan mudah untuk mengakses situs tersebut. Sebagai orang tua tentu F tidak

ingin konten-konten pornografi menjadi bahan tontonan dan konsumsi untuk

anak-anaknya. Dengan keseringan mengakses situs pornografi tentu

merangsang rasa ingin tahu yang lebih dan ingin terus menerus mengetahuinya.

Walaupun dampak negative dari pegaruh gadget sangat besar, namun E tidak

memungkuri dengan adanya gadget juga membantu E dan keluarganyaa dalam

berbagai hal. Semisal mengerjakan tugas, memesan makanan, menghubungi

kerabat yang jauh, dsb.49

Menurut P sendiri menyatakan bahwa:

“Kelebihannya sebagai media belajarnya menjadi lebih mudah dan


menyenangkan serta untuk hiburan mana kala dia jenuh. Kekurangannya
jika tidak diawasi akan berdampak negative yaitu mengakses situs porno
seperti yang saya takuti dipenjelasan sebelumnya.”50

P senantiasa mengajak anaknya untuk memanfaatkan gadget sebagai sarana

media belajar anaknya. Karena di dalam gadget terdapat berbagai media dan

sarana pembelajaran yang interakatif jika bisa memanfaatkan secara maksimal.

Pemanfaatan secara maksimal sangat diperlukan dengan berbagai arahan dari

orang tua agar anak mengetahui situs-situs pendidikan. Di sinilah peran penting

orang tua agar anak bisa mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan orang tua

demi kebaikan anak-anaknya. Meskipun demikian P juga berpendapat adanya

gadget juga mempengaruhi rasa ingin tahu yang tinggi terhadap informasi

tertentu, dan tidak jarang dari hal tesebut membuat seseorang terutama anak

49
Observasi dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Sabtu, 18 Januari 2020, pukul 10.30
WIB
50
Wawancara dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Jumat, 17 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
20

yang tanpa pengawasan membuka situs-situs terlarang. Situs tersebut membuat

kecanduan anak tersebut karena dianggapnya hal tersebut sangatlah baru. Rasa

ingin tahu yang berlebih dan terus menerus terpacu membuat anak semakin

kecanduan dan akan senantiasa ketergantungan. Dari sinilah muncul sikap

anak-anak yang mulai berani kepada orang tua, marah, mebentak, membantah,

dst. Inilah hal yang ditakuti oleh orang tua, apa lagi jika yang diakses ternyata

situs pornografi.51

D. Alasan Memberikan Gadget pada Anak

Berbagai alasan dan pertimbangan orang tua memberikan gadget pada anak-

anaknya. Tentu alasan-alasan tersebut demi kebaikan anak-anaknya. Namun

tanpa disadari anak sering kali salah mengartikan ketegasan dan kedisplinan

dari orang tua mereka. Anak-anak masih tetap mengejar dan meminta untuk

bermain gadget dengan berbagai cara agar orang tua mereka memberikannya.

Hal ini pula yang tidak jarang membuat hati orang tua goyah, sehingga

memberikan tambahan waktu kepada anaknya untuk bermain gadget. Berikut

merupakan hasil wawancara dengan narasumber tentang alasan memberikan

gadget pada anaknya.

51
Observasi dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Sabtu, 17 Januari 2020, pukul 12.15
WIB
21

Adapun menurut M hasil wawancara sebagai berikut:

“Agar anak tidak ketinggalan teknologi, karena hidup di jaman ini


harus tahu teknologi.”52
Disamping itu, S memiliki alasan yang lain yaitu:

“Ya karena teman sebayanya juga menggunakan HP.”53

Lain halnya dengan E yang mengungkapkan sebagai berikut:

“Biar anak tidak gaptek (gagap teknologi).”54

Sedangkan hasil wawancara dengan F menyatakan bahwa:

“Biar anak bisa bermain HP dan tidak bermain jauh-jauh dari rumah.”55

Untuk P sendiri berpendapat sebagai berikut:

“Biar anak bisa menguasai alat elektronik yang modern ini.”56

Dari hasil wawancara tersebut hampir seluruh orang tua memberikan alasan

yang beragam tentang pemberian gadget pada anaknya. Di era industry 4.0 ini

pemikiran orang tua tentang memberikan teknologi berupa gadget memang

benar. Agar anak tidak gagap teknologi (gaptek). Semua dilakukan orang tua

tentu supaya kelak anak-anaknya bisa mengikuti arus globalisasi. Namun besar

52
Wawancara dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul
14.30 WIB
53
Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
54
Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 16.30
WIB
55
Wawancara dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 19.30
WIB
56
Wawancara dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Jumat, 17 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
22

harapan orang tua terhadap anak-anaknya bisa mengikuti bukan berarti

terjerumus dalam arus globalisasi sehingga tidak ada penyaringan sama sekali.

Maka dari itu agar anak tidak terjerumus terlalu mendalam ke hal-hal negative

dari arus globalisasi perlu adanya sikap yang disiplin, jujur dan tegas dari orang

tua supaya anak mereka tahu akan pentingnya tanggungjawab dan management

waktu.57

E. Analisis Frekuensi Penggunaan Gadget pada Anak

Secara umum mayoritas warga dusun Semagu telah memahami makna gadget.

Gadget bukanlah hal yang tabu bagi mereka. Hampir setiap kepala keluarga

memiliki gadget dan rata-rata mereka bisa mengoperasikannya. Dari waktu ke

waktu, masyarakat dusun Semagu hampir tidak terlepas dari gadget.

Bukan hanya orang tua saja yang mengoperasikan gadget, anak merekapun

juga sebagian besar mengendalikan gadget dalam aktifitasnya. Kebanyakan

setelah pulang sekolah anak-anak bermain dengan teman sebayanya. Namun

berbeda dengan suasana yang ada di dusun Semagu. Anak-anak setelah pulang

sekolah bermain gadget di rumah ataupun bermain gadget bersama teman-

temannya. Fenomena ini tentu sangat aneh. Di waktu yang masih seharusmya

bermain bersama teman-teman, justu dihabiskan untuk bermain gadget.

Gadget memang memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya

dengan gadget kita dapat mengetahui informasi apapun yang kita butuhkan

dengan cepat. Di samping itu dengan gadget kita sangat terbantu untuk

57
Observasi terhadap P Warga Dusun Semagu, 05/04, Minggu, 12 Januari 2020, pukul
07.00 WIB
23

berkomunikasi, berinteraksi, berbisnis, belajar, hiburan, dan lain sebagainya

jika kita mampu memanfaatkannya dengan maksimal secara tepat guna. Di

samping kelebihan yang sangat luar biasa, ternyata dalam menggunakan gadget

juga ada kekurangan. Kekurangan gadget sangat mudah dan rentan

mendapatkan informasi yang kurang tepat atau hoax jika tidak dicari

kebenarannya terlebih dahulu. Selain itu, di dalam aplikasi gadget sangat

mudah untuk menelusuri situs-situs yang tidak baik semisal porno, judi online,

penipuan, dll. Tentu ini semua karena kemajuan jaman yang sangat pesat

membuat serasa dunia dalam genggaman.

Kemajuan jaman yang sangat pesat, mempengaruhi orang tua dalam

pemberian gadget ataupun tidak. Pemikiran orang tua yang modern tentu

menginginkan anaknya tidak ketinggalan jaman. Hal inilah yang dilakukan

orang tua warga dusun Semagu, mereka memberikan gadget pada anaknya

dengan harapan anaknya melek teknologi. Dengan sadar akan teknologi, tentu

harapannya bisa mengetahui informasi yang mereka butuhkan sedini mungkin.

Khusus untuk anak-anak yang masih sekolah, tentu agar membantu dalam

proses belajarnya. Orang tua senantiasa berpikiran positif pada anaknya. Besar

harapan mereka memberikan gadget lebih awal agar kelak mereka tidak

ketinggalan dalam pengopersiaannya.


BAB III

PERAN ORANG TUA DALAM MENYIKAPI PENGGUNAAN GADGET

KE ANAK

A. Strategi Orang Tua dalam Membatasi Penggunaan Gadget

Penggunaan gadget yang merajalela, tentu membuat anak-anak menjadi tidak

dapat terkendali atau kecanduan. Hal ini membuat anak-anak lepas kendali,

sehingga sering kali anak marah ketika gadget diambil atau diminta orang

tuanya. Disinilah akan muncul berbagai problematika untuk mengatasinya.

Adapun cara-cara yang ditempuh oleh orang tua agar anak terhindar dari

penggunaan gadget menurut hasil wawancara dengan berbagai narasumber

yaitu sebagai berikut:

Hasil wawancara dengan M yaitu:

“Ya kalau kuota habis tidak saya belikan sampai jatah waktunya beli
kuota lagi. Palingkan anak cuma main games saja.”58

Meskipun demikian, sebagai orang tua tidak jarang M tidak tega kepada

anaknya. Meskipun kuota habis, ketika anak meminta untuk dibelikan kuota

dengan menangis secara terus menerus meskipun awalnya bersikukuh tidak

akan membelikannya, namun hatinya tetap tidak sanggup. M tetap membelikan

58
Wawancara dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul
14.30 WIB

24
25

kuota, karena ia memiliki pandangan jika yang ia lakukan semua demi

anaknya.59

Sedangkan teknik yang digunakan S sebagai berikut:

“Ya kalau waktunya bermain HP ya saya berikan dan saya lihatkan


waktunya.”60

Wujud yang dilakukan S ini merupakan wujud pendidikan keras

menurutnya hal ini penting ia lakukan untuk kebaikan anak-anaknya. Ia tidak

ingin memanjakan anak-anaknya dengan gadget. Ia melatih anaknya untuk

bersikap disiplin terhadap waktu dan tahu konsekuensinya dari hal yang

diperbuatnya. Setiap hari ia harus mengulangi nasehat kepada anaknya untuk

tidak menerus bermain gadget. Bermain gadget dengan batasan waktu 1 jam

setiap harinya. Meskipun terkadang lebih 10 menit atau 15 menit tidak apa-apa,

karena yang terpenting mereka tidak terus menerus bermain gadget.

Menurutnya bermain gadget sangat membahayakan mata. Mata yang secara

terus menerus melihat gadget akan mudah lelah dan sayu sehingga memerah.

Hal ini akan berdampak pada rusaknya syaraf-syaraf mata. Ini yang selalu ia

tegaskan pada anak-anaknya sehingga anaknya bisa mengikuti kehendak orang

tuanya tersebut.61

59
Observasi dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Rabu, 15 Januari 2020, pukul 16.30
WIB
60
Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
61
Observasi dan Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari
2020, pukul 13.00 WIB
26

Untuk E sendiri menyatakan sebagai berikut:

“Ya kalau waktunya bermain HP ya saya berikan dan saya temani.”62

E memang berperilaku dengan demikian ketika berada di rumah.

Sebenarnya yang ia lakukan semata-mata agar anaknya bisa bermain HP sambil

belajar dengan orang tua. Disamping itu sebagai orang tua ia bisa mengawasi

aktifitas bermain HP anak sejauh mana. Agar anak tidak luput dari pantauan

dan terhindar dari situs-situs yang tidak diinginkan dan diharapkan.63

Namun demikian, E belum mengetahui aktifitas yang anaknya lakukan

ketika E sedang bekerja. Anak E selalu mengambil kesempatan dalam

kesempitan dan peluang-peluang untuk bermain HP. Parahnya ia sudah

mengetahui trik-trik agar tidak dicurigai oleh orang tuanya. Semisal keadaan

baterai habis saat ia gunakan untuk bermain, 2 jam sebelum orang tuanya pulang

ia chas terlebih dahulu. Ia sangat pintar mengontrol waktu agar rahasianya tidak

terbongkar oleh orang tuanya.64

Lain halnya dengan F yang menyatakan bahwa:

“Ya kalau tugas-tugas dari sekolahannya sudah selesai saya berikan


haknya untuk bermain HP.”65

62
Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 16.30
WIB
63
Observasi dan Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari
2020, pukul 16.30 WIB
64
Observasi terhadap Anak E Warga Dusun Semagu, 04/04, Rabu, 15 Januari 2020, pukul
13.30 WIB
65
Wawancara dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 19.30
WIB
27

Menurut F pemberian imbalan HP setelah melakuan kewajiban sekolah

sudah sesuai dengan yang ia inginkan. Anak sudah lelah belajar di sekolahan

lantas kemudian ia melanjutkan mengerjakan tugas-tugas sekolah dan belajar di

rumah. Tentu ia butuh hiburan. Makanya diberikan HP agar senang dan untuk

refreshing. Ia mempercayai seluruh aktifitas HP pada anaknya. Sehingga

memberikan kebebasan pada anaknya. Meskipun bebas sesekali dikontrol

ketika asyik bernain HP karena sempat memergoki naknya bermain HP sambil

sembunyi-sembunyi. Tentu hal ini membuat F curiga, sehingga perlu adanya

pengawasan lebih mendalam atau dengan kata lain pengontrolan meskipun

tidak secara terus menerus agar anak lebih berhati-hati.66

Sedangkan P hasil wawancara menyatakan hal berikut:

“Ya kalau tugas-tugas dari sekolahan dan tanggungjawabnya sudah


selesai saya berikan haknya untuk bermain HP dengan selalu saya
awasi.”67

Sikap yang P terapkan ini merupakan hasil dari ia bekerja di luar negeri

selama ini. Ia selalu menerapkan kejujuran di atas segalanya. Kejujuran sangat

penting agar bisa menciptakan keterbukaan. Ketika anak tidak jujur, maka akan

ada kebohongan-kebohongan yang berkelanjutan dank an merusak segalanya.

Jujur akan membawa suasana yang harmonis terhadap semua pihak. Saya

senang, anakpun juga senang. Karena saya bisa mengetahui isi hati dan

66
Observasi dan Wawancara dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari
2020, pukul 19.30 WIB
67
Wawancara dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Jumat, 17 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
28

keinginan yang sesungguhnya dari anak tanpa ada kebohongan. Sehingga P bisa

mengarahkan anaknya ke hal-hal yang sesuai dengan aturan.68

B. Cara Menyikapi Pengaruh Negative dari Penggunaan Gadget

Berbagai pengaruh negative dari adanya gadget tentu sering kali bermunculan.

Disini diperlukan sikap khusus agar dapat menanggulangi pengaruh negative

tersebut. Namun pada dasarnya untuk mengubah dampak negative tersebut

tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu adanya kesinambungan

dan terus menerus agar pengaruh-pengaruh negative dari gadget bisa

menghilang sedikit demi sedikit sehingga anak-anak benar-benar bisa

memanfaatkan teknologi tersebut dengan bijak.

Menurut M hasil wawancara menyatakan sebagai berikut:

“Kadangkan ketika anak bermain HP seringnya membuka youtube,


ketika kuota habis pasti nangis dan marah. Ketika seperti itu saya hanya
menyuruhnya untuk diam. Jika semakin marah dan nangis maka tidak akan
saya belikan dan HP saya minta.”69

Sikap anak yang merengek dan kemudian berlanjut ke arah yang negative

yaitu marah tentu tidak baik. M akan berusaha secara maksimal agar bisa

mengekang keinginan anaknya. Meskipun demikian M merupakan orang tua

yang mendahulukan persaan dan selalu mengutamakan semuanya demi

anaknya sehingga tidak jarang kegigihannya untuk mempertahankan

keinginannya kandas. Ia tidak sanggup jika melihat isak tangis anaknya secara

68
Observasi dan Wawancara dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Jumat, 17 Januari
2020, pukul 13.00 WIB
69
Wawancara dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul
14.30 WIB
29

terus menerus yang berjam-jam. Sehingga ia menuruti keinginan anaknya

ketika seperti itu.70

Sedangkan S untuk mengatasi pengaruh negative dari gadget dengan cara

sebagai berikut:

“Saya amati dan saya temani saat bermain HP, namun semakin kesini
sepertinya saya mulai tidak memahami fitur-fitur HP yang semakin
canggih.”71

S mengamati dan menemani anaknya bermain gadget hal ini ia lakukan

untuk mencegah setidaknya hal-hal yang tidak ia inginkan menimpa pada anak-

anaknya terutama pengaruh negative. Meskipun demikian S memiliki

kelemahan tentang penguasaan pengoperasiaan gadget secara optimal. S tidak

begitu maahir menguasi fitur-fitur atau aplikasi yang ada di gaged. Menurutnya

gadget semasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga S

tidak mampu mengikutinya. Berbeda dengan anaknya yang sangat terampil

menggunakan gadget. Makanya S selalu waspada agar tidak kecolongan

informasi tentunya seputar penggunaan gadget sambil belajar secara terus

menrus.72

Pendapat tersebut dipertegas dengan hasil wawancara dengan E bahwa;

“Saya amati dan saya temani saat bermain HP untuk menghindari atau
mengurangi dampak negative tersebut.”73

70
Observasi dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Rabu, 15 Januari 2020, pukul 15.00
WIB
71
Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
72
Observasi dan Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Rabu, 15 Januari
2020, pukul 13.00 WIB
73
Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 16.30
WIB
30

E yang hanya memberikan kesempatan bermain HP kepada anaknya ketika

liburan dan selalu ia temani merupakan langkah yang tepat jika ia tidak

kecolongan. Namun kelemahannya yaitu pengontrolan selama ia tidak di

rumah. Ia tidak memahami aktifitas anaknya secara mendalam. Sebenarnya ia

sudah mendapatkan informasi dari berbagai pihak tentang anaknya jika bermain

gadget ketika ia bekerja. Namun ia belum begitu percaya karena ia senantiasa

mendapati HP dalam keadaan semula dan utuh seakan-akan tidak digunakan

sama sekali.74

Untuk F sendiri memiliki cara khusus yaitu:

“Saya sita HP ketika anak menggunakannya untuk mengakses hal-hal


yang tidak seharusnya diakses seperti kata-kata jorok, gambar-gambar
jorok, dll.”75

F sendiri pernah mengetahui anaknya mengakses hal-hal yang tidak

diinginkan sehingga melakukan bentuk penyitaan. Namun anaknya ini tidak

kehilangan akal, ketika HP disita ia bermain dengan temannya dan meminjam

HP temannya. Di sinilah F tidak bisa mengawasi aktifitas anaknya. Ketakutan

F anaknya masih melanjutkan aktifitas googling informasi tentang kata-kata

yang ia inginkan. Berselancar di dunia maya itu sangat berbahaya jika tanpa

kontrol menurutnya. Hampir semua akses situs bisa ia temukan dengan mudah

sekali.76

74
Observasi dan Wawancara dengan E Warga Dusun Semagu, 04/04, Sabtu, 18 Januari
2020, pukul 13.30 WIB
75
Wawancara dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Kamis, 16 Januari 2020, pukul 19.30
WIB
76
Observasi dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Sabtu, 18 Januari 2020, pukul 10.30
WIB
31

Adapun hasil wawancara dengan P yaitu:

“Saya tidak akan memberikannya HP kembali apabila disalahgunakan


untuk mencari informasi yang tidak semestinya, seperti: situs sex.”77

Dari pengalaman P bekerja di luar negeri yang ia takuti ketika mengakses

situs porno. Karena menurutnya situs porno itu di selundupkan atau diselipkan

ke konten-konten tertentu, bisa video kartun yang diselipi video porno atau

gambar-gambar kartun porno. Hal ini akan merusak sel syaraf anak dengan

cepat dan mematikan daya ingat mereka secara mendalam. Sehingga wajar jika

pornografi merupkan momok yang sangat berbahaya bagi anak-anak bangsa di

era seperti ini.78

C. Analisis Peran Orang Tua dalam Menyikapi Penggunaan Gadget ke Anak

Dalam menggunakan gadget, peran orang tua sangat dibutuhkan. Hal yang

pertama kali akan ditirukan oleh anak adalah sosok orang tuanya. Ketika orang

tua tidak memperhatikan anaknya, tentu anaknya akan menjadi tidak peduli dan

tidak tanggap. Berbeda dengan anak-anak yang selalu di stimulus oleh orang

tuanya. Mereka akan jauh lebih peduli dengan satu dan lainnya. Sama halnya

dalam menggunakan gadget, pada saat anak bermain gadget seharusnya orang

tua mendampingi dan memberikan arahan pada anak-anaknya. Pendampingan

ini berguna agar anak bisa mengetahui benar dan tidaknya situs-situs yang di

akses oleh anak mereka. Selain itu, dengan di damping anak tentu akan lebih

nyaman secara emosional dan merasa lebih dekat dengan orang tuanya karena

77
Wawancara dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Jumat, 17 Januari 2020, pukul 13.00
WIB
78
Observasi dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Sabtu, 17 Januari 2020, pukul 12.15
WIB
32

memiliki orang tua yang begitu sangat peduli dengannya. Ketika ada sesuatu

hal yang tidak ia ketahui langsung bisa konsultasi ke orang tua. Begitu

sebaliknya, jika orang tua ada di samping mereka ketika bermain gadget tentu

anak tidak akan bisa membuka situs terlarang karena kita kontrol.

Peran orang tua dalam mendampingi anak ketika bermain gadget sangat

diperlukan. Namun tidak semua orang tua selalu bisa menemani dan mengawasi

anak-anaknya ketika bermain gadget. Hal ini yang menjadi problem orang tua

untuk memberikan gadget atau tidak kepada anak-anak mereka. Dilema tentu

saja muncul karenaa tuntutan jaman di era industry 4.0 seperti ini sangat

diperlukan. Jika tidak diberikan gadget tentu anak akan tertinggal untuk info-

info sekolah yang mereka butuhkan, sedangkan ketika diberikan tanpa

pengawasan tentu akan membahayakan anak-anaknya. Maka dari itu akan lebih

baiknya jika dalam memberikan gadget di awasi oleh orang tua atau keluarga

dan diberikan durasi waktu tertentu agar mereka bisa memanfaatkannya secara

maksimal. Hal ini dilakukan agar anak-anak terawasi dan terhindar dari situs-

situs yang tidak layak dikonsumsi di seusianya. Selain hal tersebut, orang tua

juga harus memiliki keterampilan pengoperasiaan gadget yang lebih

dibandingkan anaknya. Penguasaan teknologi sangat dibutuhkan oleh orang tua

agar bisa mengontrol situs apa saja yang digunakan, aplikasi apa saja yang

digunakan, dan hal-hal apa saja yang telah dilakukan anak pada gadget yang

digunakan. Dengan kata lain penguasaan gadget sangat penting untuk orang tua

agar bisa mengontrol dengan mudah apapun yang sudah di akses oleh anaknya.

Kebanyakan sekarang ini orang tua hanya menuruti keinginan anaknya tanpa
33

mempertimbangkan dampak buruknya. Mereka hanya berpikiran yang

terpenting apa yang dibutuhkan anaknya terpenuhi dan bisa layak seperti teman

yang lainnya. Fenomena seperti sudah menjadi hal yang sangat umum bagi

orang tua. Padahal hakikat sesungguhnya sebagai orang tua kita berkewajiban

untuk membentuk kepribadian mereka sesuai dengan syariat Islam yang

berpedoman pada Al Quran dan Al Hadist. Seharusnya orang tua membekali

anak mereka dengan iman dan taqwa agar mereka terhindar dari nafsu dunia

belaka.
BAB IV

IMPLIKASI PENGGUNAAN GADGET TERHADAP PENYIMPANGAN

PERILAKU SEKSUAL ANAK

A. Implikasi Penggunaan Gadget yang Tidak dibatasi Frekuensi

Penggunaannya dan Tidak diawasi Orang Tua Terhadap Perilaku Seksual

Anak

Pemberian gadget tanpa dibatasi frekuensi penggunaan dan tidak pula diawasi

oleh orang tua tentu akan berdampak berbahaya bagi anak. Gadget yang

disalahgunakan akan berdampak tidak baik. Anak merupakan sosok yang masih

polos dan belum memahami hakikat penggunaan gadget secara penuh.

Fenomena-fenomena yang terjadi dari berbagai kasus yang ada dikarenakan

kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak saat bermain gadget.

Seperti saat mewawancarai M yang memberikan pernyataan seperti ini:

“Saya tidak pernah memberikan batasan waktu untuk anak, hanya saja
yang saya batasi kuotanya.”79

Hal ini tentu saja memberikan peluang yang besar kepada anak untuk

mengakses situs tertentu dan berkomunikasi dengan siapapun. Padahal fase

anak-anak masih membutuhkan pengawasan dan pengontrolan oleh orang tua

yang sangat penuh.

Anak M tipe yang pendiam. Dia sangat mahir dalam bermain HP. Ia dapat

mengoperasikan hampir fitur-fitur yang ada, seperti WA, FB, IG, Google.

79
Wawancara dengan M Warga Dusun Semagu, 05/04, Selasa, 14 Januari 2020, pukul
14.30 WIB

34
35

Sempat saya membuka HP-nya. Di dalam chatingannya terdapat gambar-

gambar yang tidak pantas yaitu alat vital dan kata-kata kotor. Ketika hal ini

saya tanyakan pada anaknya, semua itu yang mengirimkan teman WA-nya.

Selain itu ia juga secara tidak sengaja membuka link yang dibagikan lewat WA

dan ketika dibuka juga tentang iklan yang tidak pantas.80

Hal yang serupa juga dilakukan oleh anak E, ketika orang tuanya sibuk

bekerja di pabrik, ia bermain HP meskipun seharusnya tidak boleh dan sudah

disembunyikan. Ia tetap bermain HP karena tahu tempat penyimpanannya.

Disamping itu, ketika orang tuanya akan pulang ia sudah mengembalikan HP

tersebut ke tempat semula.81

Hal ini tentu saja sangat miris. Adanya gadget yang tidak dibatasi

pemakaiannya dan tanpa pengawasan orang tua berdampak buruk bagi perilaku

anak. Selain itu juga dapat memicu penyimpangan seksual pada anak.

Kedewasan anak tentu akan lekas tumbuh. Hal ini terbukti ketika dalam sendau

gurau anak selalu menampilkan perilaku yang erotis dan kata-kata kotor.

B. Implikasi Penggunaan Gadget yang dibatasi Frekuensi Penggunaannya

dan Tidak diawasi Orang Tua Terhadap Perilaku Seksual Anak

Orang tua memiliki harapan yang besar pada anaknya. Ketika orang tua

memberikan gadget pada anaknya tentu harapannya agar anak bisa mengakses

hal-hal yang dibutuhkannya dengan cepat dan tepat. Namun lain halnya dengan

anak. Ketika diberikan HP sekalipun sudah dibatasi waktu bermainnya, akan

80
Observasi terhadap Anak M Warga Dusun Semagu, 05/04, Minggu, 12 Januari 2020,
pukul 09.30 WIB
81
Observasi terhadap Anak E Warga Dusun Semagu, 04/04, Rabu, 15 Januari 2020, pukul
13.30 WIB
36

tetapi jika tidak diawasi justru menjadi kesempatan untuk mengaktualisasikan

jati dirinya.

Hal ini seperti anak F yang senantiasa mengakses situs porno karena

kurangnya pengawasan dari orang tua. Orang tua yang sibuk menjahit, tidak

biasa mendampingi anaknya secara terus menerus. Baru setelah 5 bulan, F baru

mengetahui jika anakny sudah mengakses situs porno dan ketika itu pula ia baru

memberikan hukuman untuk tidak memberikan HP ke anaknya. Karena

dikhawatirkan disalahgunakan kembali. Ia menyadari ini merupakan

kesalahannya sebagai orang tua yaitu bentuk ketledorannya. dan dia berharap

semoga kejadian ini tidak terulang kembali kepadanya dan orang tua-orang tua

yang lainnya.82

Hal yang dapat diambil dari kejadian tersebut, memberikan gadget pada

anak memang hak kita, namun kita perlu mengawasinya agar tepat sasaran.

Karena masa anak merupakan masa yang sangat tinggi untuk mencari suatu hal

yang baru. Hal ini dipicu karena rasa ingin tahunya yang sangat tinggi hingga

menemukan jawaban dari apa yang ia inginkan. Penting sekali orang tua untuk

memantau segala aktifitas anak-anaknya yang berhubungan dengan gadget agar

anaknya tidak memiliki perilaku yang menyimpang sebelum semuanya

terlanjur. Jika sudah mengetahui anaknya terlanjur mengkosumsi tontonan dan

bacaan yang tidak sesuai segera diberikan arahan dan penjelasan tentang

dampaknya agar mereka memahaminya.

82
Observasi dengan F Warga Dusun Semagu, 04/04, Sabtu, 18 Januari 2020, pukul 10.30
WIB
37

C. Implikasi Penggunaan Gadget yang Tidak Dibatasi Frekuensi

Penggunaannya dan diawasi Orang Tua Terhadap Perilaku Seksual Anak

Menggunakan gadget secara maksimal untuk keperluan yang sangat penting

dan bermanfaat tentu saja sangat dianjurkan. Orang tua yang memberikan hak

penuh pemakaian HP ke anak sambil diawasi sangatlah baik. Hal ini

dikarenakan anak akan terpantau secara terus menerus. Disamping itu orang tua

harus memiliki keterampilan dalam pengoperasiannya, agar tidak kecolongan

oleh anaknya.

Sering kali orang tua memberikan haknya penuh dan mengawasi anak

namun masih kecolongan karena kurangnya penguasaan teknologi. Padahal era

yang semakin canggih, membuat fitur-fitur tertentu bisa disembunyikan dari

orang-orang tertentu. Bebarengan dengan kecanggihan teknologi tersebut,

namun tidak diiringi dengan pengusaan teknologi yang baik tentu menimbulkan

kesempatan bagi pemakainya.

Seperti yang saya amati dari anak P yang memang sudah beruntung

memiliki orang tua yang melek teknologi dan bisa mengawasi anakny setiap

waktu. Apapun yang diakses anaknya ia tahu. Sempat anaknya secara tidak

sengaja masuk ke situs terlarang akibat dari iklan yang muncul. Iklan tersebut

berupa gambar-gambar alat vital yang beisi tentang iklan jamu penguat.

Kemudian dengan sigap P menutup HP dan mengalihkannya ke hal yang lain.

Akan tetapi anak yang sudah terlanjur membaca dan melihat meminta

penjelasan padanya dan kemudian P pun menjelaskan ke anaknya tentang iklan


38

tersebut dengan pendekatan yang sesuai dengan kemampuan nalarnya sehingga

tidak menimbulkan kecurigaannya.83

Dari sini kita bisa mengetahui akan pentingnya pengawasan orang tua.

Orang tua bisa menjadi pengendali yang utama untuk menghindarkan pengaruh

negative dari gadget. Disamping itu, orang tua juga bisa memberikan

sumbangsih pemikiran yang sesuai dengan pemikiran anaknya. Disamping

mengawasi orang tua juga perlu menguasai teknologi. Hal ini dibutuhkan agar

orang tua bisa mengetahui hal-hal yang telah diakses oleh anaknya.

D. Implikasi Penggunaan Gadget yang dibatasi Frekuensi Penggunaannya

dan diawasi Orang Tua Terhadap Perilaku Seksual Anak

Orang tua akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mendidik anaknya

agar sesuai yang diinginkan. Bagi orang tua memberikan gadget pada anak

bukanlah hal yang sulit, namun harus dengan pembatasan pemakaian dan

pengawasan. Penting sekali keduanya untuk dipadukan. Dengan memadukan

pembatasan penggunaan gadget serta diawasi oleh orang tua tentu akan melatih

kedisiplinan anak. Anak akan terlatih untuk membagi waktu secara baik dan

akan bertanggungjawab.

Hal ini sangat diperlukan untuk menekan dampak negative dari pemakaian

gadget. Orang tua harus bijak mengatur waktu pada anak mereka sehingga

mereka tidak tergantung pada gadget. Pemakaian gadget perlu dibatasi dan

diawasi seperti S. S selalu memberikan HP sehari hanya 1 jam dan senantiasa

83
Observasi dengan P Warga Dusun Semagu, 01/04, Sabtu, 17 Januari 2020, pukul 12.15
WIB
39

di dampingi. Harapan S dengan seperti ini ia bisa mengetahui aktifitas-aktifitas

yang dilakukan anaknya ketika menggunakan gadget. Pemikiran S HP sekedar

untuk hiburan dan belajar belaka. S tidak pernah memikirkan jika dengan HP

bisa mengakses situs tertentu dan berbagi informasi tertentu seperti kirim

gambar dan video. Hal ini dikarenakan S tidak bisa mengoperasikan HP secara

optimal. S hanya menemani dan mengontrol pemakaian HP saja. Sebatas itu

saja tanpa bisa mengecek kembali apa saja yang telah digunakan oleh anaknya

ketika bermain HP.84

Hal yang dilakukan S sudah sangat tepat, ia memiliki harapan dengan tidak

memberikan gadget secara full akan lebih baik. S tahu akan kelemahannya yang

tidak bisa menggunakan gadget dengan optimal. Namun hal seperti ini

hendaknya menjadikan S terus belajar agar bisa menggunakannya secara

optimal. Karena kurangnya penguasaan teknologi akan sangat berdampak buruk

bagi S kelak. Anak di era sekarang ini sangat pandai bermain gadget. Jika anak

yang menguasai penuh teknologi dan orang tua tidak maka anak akan leluasa

membohongi orang tuanya. Biasanya anak semakin dewasa akan banyak alasan

untuk bermain gadget terutama dengan alasan mencari tugas sekolah yang serba

online. Hal ini tentu menjadi momok yang berat bagi orang tua.

Orang tua tidak hanya mengawasi dan membatasi semata, namun juga harus

bisa menguasai teknologi secara optimal. Supaya bisa mengontrol anak-

anaknya.

84
Observasi dan Wawancara dengan S Warga Dusun Semagu, 05/04, Rabu, 15 Januari
2020, pukul 13.00 WIB
40

E. Analisis Implikasi Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Seksual Anak

Penggunaan gadget ke anak memang menjadi dilema yang berat bagi orang tua.

Jika tidak diberikan maka sudah dipastikan anak tidak melek teknologi yang

senantiasa uptodate dari waktu ke waktu.

Anak yang terlalu diberikan gadget dan tanpa pengawasan orang tua

dampaknya tentu saja tidak baik. Hal ini dikarenakan anak secara leluasa

mengakses situs apapun tanpa ada filter yang seharusnya diberikan orang tua

padanya. Kebanyakan semua ini dikarenakan kesibukan orang tua terhadap

pekerjaannya. Sehingga orang tua hanya berprinsip yang terpenting anaknya

bahagia. Prinsip seperti inilah yang seharusnya mulai ditinggalkan. Karena

kebahagiaan anak sesungguhnya mendapatkan kasih sayang dari orang tua. Hal

ini justru yang utama dan pertama.

Disamping itu tidak jarang orang tua menemani anaknya ketika bermain

gadget, namun ternyata orang tuanya tidak mahir mengoperasikan. Hal ini tentu

saja hanya menekan anak ketika orang tuanya menemani. Namun ketika orang

tuanya ad kesibukan tentu akan menciptakan peluang-peluang tertentu yang

mengarah ke situs-situs tertentu. Kurangnya penguasaan teknologi oleh orang

tua juga akan membahayakan bagi orang tua dan anaknya.

Pada dasarnya orang tua di dusun Semagu belum mengetahui jika yang

dimaksud memantau atau mengontrol aktifitas anak saat bermain gadget ini bisa

dari jarak dekat yaitu dengan menemaninya secara langsung dan mengontrol

secara tidak langsung atau dari jarak jauh.


41

Hampir semua orang tua belum memahami pengontrolan jarak jauh.

Sekalipun gadget berada di jarak yang jauh, ketika kita bisa menyinkronkannya

dengan gadget yang kita miliki tentu saja kita bisa mengetahui segala aktifitas

yang telah anak kita lakukan. Kapanpun dan dimanapun kita bisa mengeceknya.

Bahkan jika kita mendalami lebih daam tentang gadget kita bisa memblokir

situs-situs tertentu yang kita inginkan. Namun hal ini diperlukan suatu keahlian

khusus yaitu penguasaan teknologi yang optimal. Walaupun demikian

kelemahan pengawasan dari jarak jauh yaitu jika seluruh aplikasi belum

terkoneksi dengan gadget yang kita sinkronkan. Tentu hal ini akan

membahayakan.

Dari uraian di atas sebenarnya cara yang paling ampuh untuk

menanggulangi penyimpaangan seksual akibat dari gadget yaitu dengan

membatasi frekuensi penggunaan gadget dan selalu ada pengawasan dari orang

tua. Dengan pembatasan frekuensi peenggunaan gadget akan membuat

pengontrolan orang tua terhadap segala aktifitas anak terhadap penggunaan

gadget jauh lebih maksimal. Pengawasan penggunaan gadget akan membuat

anak lebih terarah dan bijak terhadap penggunaan gadget, sehingga anak akan

terhindar dari perilaku seksual.


BAB V

PENUTUP

C. Simpulan

Dari hasil penelitian tentang peran orang tua dalam menyikapi gadget dan

implikasinya terhadap penyimpangan perilaku seksual anak di Dusun Semagu,

Desa Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Frekuensi penggunaan gadget pada anak merupakan faktor utama untuk

membentuk karakter anak. Anak yang frekuensi penggunaan gadgetnya sering

dan tanpa pembatasan akan berdampak buruk terhadap karakter pada anak.

Berbeda dengan pembatasan dan pengontrolan penggunaan gadget pada anak

yang tentu berdampak lebih baik terhadap karakter anak.

Peran orang tua dalam menyikapi penggunaan gadget ke anaknya sangat

penting sekali. Hal ini dilakukan agar anak tidak menyalahgunakan

kepercayaan orang tua terhadap mereka. Sikap yang perlu ditunjukkan yaitu

mendampingi anak ketika bermain gadget dan orang tua harus bisa

mengoperasikannya.

Adapun dampak yang ditimbulkan jika orang tua tidak mengawasi

penggunaan gadget pada anaknya maka anaknya akan melakukan perilaku yang

menyimpang. Bentuk penyimpangannya berupa sikap dan tutur kata yang tidak

baik. Biasanya berupa sikap yang erotis dan tutur kata yang jorok.

42
43

D. Saran

Setelah melakukan penelitian, peneliti menyarankan:

1. Bagi orang tua warga dusun Semagu, sebaiknya menguasai teknologi

dengan baik agar mengurangi penggunaan gadget pada anak yang tidak

bermanfaat. Agar anak terhindar dari perilaku yang menyimpang.

Disamping itu bekali anak dengan iman dan taqwa yang berpedoman pada

Al Quran dan Al Hadist

2. Bagi anak-anak warga dusun Semagu, bijaklah dalam memanfaatkan

gadget. Gunakan gadget untuk sarana belajar dan mendapatkan informasi

yang sesuai dengan porsinya.

3. Bagi Kemendikbud dan Kemenag, sebaiknya melakukan edukasi tentang

dampak positif dan negatif dari gadget terhadap anak dan orang tua. Serta

memberikan sosialisasi penggunaan gadget dan memberikan situs-situs

untuk mengakses ke dunia pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Busro, Muhammad & Suwandi, Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Media Akdemi,


2017

Donovan P, School-Based Sexuality Education: The Issues and Challenges. Family


Planning Perspectives, 1998

Efraim Palar, Jordan, Franly Onibala dan Wenda Oroh, Hubungan Peran Keluarga
Dalam Menghindari Dampak Negatif Penggunaan Gadget pada Anak
dengan Perilaku Anak dalam Penggunaan Gadget di Desa Kiawa 2 Barat,
Kecamatan Kawangkoan Utara, ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 6
Nomor 2, Agustus 2018

Egalita, Nadia, Rahma Sugihartati & Bagong Suyanto, Efek Samping


Pembangunan; Masalah Sosial dan Perubahan Masyarakat Informasi,
Yogyakarta: Calpulis, 2016

Eka, Santhika, Kominfo Baru Blokir 2 Persen dari 30 Juta Situs Pornografi,
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171009143905-185
247151/kominfo-baru-blokir-2-persen-dari-30-juta-situs-pornografi?,
2017, 19 Desember 2019

Eko Indrajit, Richardus, Keamanan Informasi dan Internet; Seri Bunga Rampai
Pemikiran EKOJI Edisi 2, Yogyakarta: PreinexusTM, 2016

Hasan, Rahmawati Antonius Boham, & Meiske Rembang, Peran Orang Tua dalam
Menginformasikan Pengetahuan Seks Bagi Remaja di Desa Picuan
Kecamatan, Motoling Timur, Kabupaten Minahasa Selatan, e-journal
“Acta Diurna” Volume V. No.3. Tahun 2016

Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, Jakarta: CV. Rajawali, 2006

J. C. Laforce, Experience of Parenting: Parenting Strategies and their Relationship


with Parental Self-Efficacy, Perceptions Control and Parental Affect, 2004

Lestari, Titik, Verbal Abuse; Dampak Buruk dan Solusi Penanganannya pada
Anak, Yogyakarta: Psikosain, 2016

LY, Bay-Cheng, the Trouble of Teen Sex: the Construction of Adolesecents


Sexuality Trough School-Based Sexuality Education, Sex Education, 2003

M. Amin, Maswardi, Pendidikan Karakter Anak Bangsa Edisi 2, Yogyakarta:


Calpulis, 2015

44
45

Maswardi M. Amin, Membangun Pribadi Berbudi Pengerti, Yogyakarta: Calpulis,


2016

Mustaqim, Berhusnuzan kepada Allah; Semuanya Akan Berakhir Indah,


Yogyakarta: Pustaka Diniyah, 2015

Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003

Nugroho, Adi Sulistyo., E-Commerce; Teori dan Implementasi, Yogyakarta:


Ekuilibria, 2016

Nugroho, Adi Sulistyo, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Yogyakarta:


Trans Tekno, 2017

Nur Andriani Achmad, Andi, Sulfasyah, & Muhammad Nawir., Peran Orang Tua
terhadap Pengetahuan Seks pada Anak Usia Dini, Jurnal Equilibrium
Pendidikan Sosiologi, Volume IV No. 2 November 2016, ISSN e-2477
0221 p-2339-2401

Rokhmah, Nafikadini, Luthviatin, Istiaji, Proses Sosialisasi (Laki-laki Suka Seks


dengan Laki-laki) di Kalangan Remaja dan Dampaknya pada Kesehatan
Reproduksi Remaja. Jawa Timur: Universitas Jember, 2012

Sawitri, Ni Nyoman., Financial Genius For Millennials; Membangun Pemahaman


Keuangan & Investasi Generasi Millenial, Yogyakarta: expert, 2018

Suhana, Mildayani, “Influence of Gadget Usage on Children’s Social-Emotional


Development”, Atlantis Press, Volume 169, 2017

Sunita, Indian & Eva Mayasari, Penelitian ini tentang Pengawasan Orang tua
terhadap Dampak Penggunaan Gadget pada Anak, 2018, DOI:
http://doi.org/10.22216/jen.v3i3.2485

Tsani Qurrota Ayyun, Rifqa & Elly Malihah, Peran Keluarga dalam Upaya
Pencegahan Adiksi Pornografi pada Anak Usia Sekolah Dasar,
SOSIETAS, VOL. 8, NO. 2, 2018

Yuanita, Stephanie, Peran Persepsi Keterlibatan Orang Tua dan Strategi


Pengasuhan Terhadap Parenting Self-efficacy, Jurnal Psikologi Sosial
Volume 16 Nomor 02, 2018
PEDOMAN WAWANCARA
Gadget 1. Apa yang Anda ketahui tentang gadget?
2. Apakah Anda memberikan gadget pada anak Anda?
3. Sejak kapan Anda memberikan gadget?
4. Bagaimana Anda mengatur penggunaan gadget?
5. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah kelebihan dan
kekurangan dari gadget tersebut terhadap perilaku anak?
6. Mengapa Anda memberikan gadget tersebut pada anak
Anda?
Peran Orang 1. Bagaimana cara Anda untuk mengatasi anak dalam
Tua penggunaan gadget?
2. Bagaimana Anda menyikapi pengaruh negative gadget
terhadap perilaku seksual anak?
Implikasi 1. Adakah dampak negative yang muncul dari keseringan
Gadget bermain dengan gadget?
2. Adakah kejanggalan dari penggunaan gadget itu untuk akses
situs-situs yang dilararang?

46
HASIL WAWANCARA

Narasumber : Muthoyyimah (M)

Pekerjaan : Pedagang

Pendidikan : SMA

Alamat : Dsn. Semagu, 05/04, Ds. Koripan

Waktu : Selasa, 14 Januari 2020, 14.30 WIB

Gadget 1. Apa yang Anda ketahui tentang gadget?

“Gadget itu HP.”

2. Apakah Anda memberikan gadget pada anak Anda?

“Iya, saya berikan.”

3. Sejak kapan Anda memberikan gadget?

“Sejak kelas 2 SD atau kisaran umur 8 tahunan.”

4. Bagaimana Anda mengatur penggunaan gadget?

“Saya tidak pernah memberikan batasan waktu untuk anak,

hanya saja yang saya batasi kuotanya.”

5. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah kelebihan dan

kekurangan dari gadget tersebut terhadap perilaku anak?

“Kelebihannya banyak fitur-fitur yang mendidik jika kita

bisa menggunakannya secara maksimal. Kekurangannya

membuat anak kecanduan.”

47
48

6. Mengapa Anda memberikan gadget tersebut pada anak

Anda?

“Agar anak tidak ketinggalan teknologi, karena hidup di

jaman ini harus tahu teknologi.”

Peran Orang 1. Bagaimana cara Anda untuk mengatasi anak dalam

Tua penggunaan gadget?

“Ya kalau kuota habis tidak saya belikan sampai jatah

waktunya beli kuota lagi. Palingkan anak cuma main games

saja.”

2. Bagaimana Anda menyikapi pengaruh negative gadget pada

anak?

“Kadangkan ketika anak bermain HP seringnya membuka

youtube, ketika kuota habis pasti nangis dan marah. Ketika

seperti itu saya hanya menyuruhnya untuk diam. Jika

semakin marah dan nangis maka tidak akan saya belikan dan

HP saya minta.”

Implikasi 1. Adakah dampak negative yang muncul dari keseringan

Gadget bermain dengan gadget?

“Ya kecanduan itu tadi.”

2. Adakah kejanggalan dari penggunaan gadget itu untuk akses

situs-situs yang dilararang?

“Ya, tiba-tiba muncul iklan yang kurang layak, terus anak

asal sentuh, kemudian masuk ke situs tersebut.”


49

Narasumber : Surani (S)

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

Alamat : Dsn. Semagu, 05/04, Ds. Koripan

Waktu : Kamis, 14 Januari 2020, 13.00 WIB

Gadget 1. Apa yang Anda ketahui tentang gadget?

“Gadget itu salah satu alat elektronik.”

2. Apakah Anda memberikan gadget pada anak Anda?

“Iya, saya berikan.”

3. Sejak kapan Anda memberikan gadget?

“Saat umur 10 tahun ketika kelas 4 SD.”

4. Bagaimana Anda mengatur penggunaan gadget?

“Bermain HP hanya 1 jam dalam sehari.”

5. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah kelebihan dan

kekurangan dari gadget tersebut terhadap perilaku anak?

“Kelebihannya bisa menemukan informasi secara tepat

khususnya untuk belajar anak dan untuk komunikasi ketika

saya pergi. Kekurangannya anak mudah marah ketika HP

diminta.”
50

6. Mengapa Anda memberikan gadget tersebut pada anak

Anda?

“Ya karena teman sebayanya juga menggunakan HP.”

Peran Orang 1. Bagaimana cara Anda untuk mengatasi anak dalam

Tua penggunaan gadget?

“Ya kalau waktunya bermain HP ya saya berikan dan saya

lihatkan waktunya.”

2. Bagaimana Anda menyikapi pengaruh negative gadget pada

anak?

“Saya amati dan saya temani saat bermain HP, namun

semakin kesini sepertinya saya mulai tidak memahami fitur-

fitur HP yang semakin canggih.”

Implikasi 1. Adakah dampak negative yang muncul dari keseringan

Gadget bermain dengan gadget?

“Ya anak mudah marah, kurang waktunya untuk bermain

HP.”

2. Adakah kejanggalan dari penggunaan gadget itu untuk akses

situs-situs yang dilararang?

“Ya, dalam menemani kadang saya tinggal sebentar, anak

tiba-tiba menyembunyikan HP-nya. Di sini saya mencurigai

anak mengakses situs tertentu. Tetapi karena keterbatasan

saya penguasaan teknologi, saya tidak tahu.”


51

Narasumber : Evi (E)

Pekerjaan : Buruh Pabrik

Pendidikan : SMK

Alamat : Dsn. Semagu, 04/04, Ds. Koripan

Waktu : Kamis, 16 Januari 2020, 16.30 WIB

Gadget 1. Apa yang Anda ketahui tentang gadget?

“Gadget itu salah satu alat elektronik yang berbentuk seperti

HP.”

2. Apakah Anda memberikan gadget pada anak Anda?

“Iya, saya berikan.”

3. Sejak kapan Anda memberikan gadget?

“Saat umur 10 tahun ketika kelas 4 SD.”

4. Bagaimana Anda mengatur penggunaan gadget?

“Bermain HP hanya ketika libur dan harus saya dampingi.”

5. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah kelebihan dan

kekurangan dari gadget tersebut terhadap perilaku anak?

“Kelebihannya sebagai media informasi anak dan hiburan.

Kekurangannya jika tidak diwasi akan berdampak negative.”

6. Mengapa Anda memberikan gadget tersebut pada anak

Anda?
52

“Biar anak tidak gaptek (gagap teknologi).”

Peran Orang 1. Bagaimana cara Anda untuk mengatasi anak dalam

Tua penggunaan gadget?

“Ya kalau waktunya bermain HP ya saya berikan dan saya

temani.”

2. Bagaimana Anda menyikapi pengaruh negative gadget pada

anak?

“Saya amati dan saya temani saat bermain HP untuk

menghindari atau mengurangi dampak negative tersebut.”

Implikasi 1. Adakah dampak negative yang muncul dari keseringan

Gadget bermain dengan gadget?

“Ya tentu ada. Anak akan kecanduan.”

2. Adakah kejanggalan dari penggunaan gadget itu untuk akses

situs-situs yang dilararang?

“Ya, selama ini belum, karena selalu dalam pengawasan

saya.”
53

Narasumber : Farida (F)

Pekerjaan : Penjahit

Pendidikan : SMA

Alamat : Dsn. Semagu, 04/04, Ds. Koripan

Waktu : Kamis, 16 Januari 2020, 19.30 WIB

Gadget 1. Apa yang Anda ketahui tentang gadget?

“Gadget itu HP.”

2. Apakah Anda memberikan gadget pada anak Anda?

“Iya, saya berikan.”

3. Sejak kapan Anda memberikan gadget?

“Saya memberikan gadget ke anak pada saat kelas 3 SD, ya

usia 9 tahunan.”

4. Bagaimana Anda mengatur penggunaan gadget?

“Bermain HP setelah mengerjakan tugas-tugas sekolah.”

5. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah kelebihan dan

kekurangan dari gadget tersebut terhadap perilaku anak?

“Kelebihannya sebagai media informasi belajarnya menjadi

lebih mudah. Kekurangannya jika tidak diwasi akan

berdampak negative yaitu mengakses situs pornografi.”


54

6. Mengapa Anda memberikan gadget tersebut pada anak

Anda?

“Biar anak bisa bermain HP dan tidak bermain jauh-jauh dari

rumah.”

Peran Orang 1. Bagaimana cara Anda untuk mengatasi anak dalam

Tua penggunaan gadget?

“Ya kalau tugas-tugas dari sekolahannya sudah selesai saya

berikan haknya untuk bermain HP.”

2. Bagaimana Anda menyikapi pengaruh negative gadget pada

anak?

“Saya sita HP ketika anak menggunakannya untuk

mengakses hal-hal yang tidak seharusnya diakses seperti

kata-kata jorok, gambar-gambar jorok, dll.”

Implikasi 1. Adakah dampak negative yang muncul dari keseringan

Gadget bermain dengan gadget?

“Ya mengakses situs porno itu.”

2. Adakah kejanggalan dari penggunaan gadget itu untuk akses

situs-situs yang dilararang?

“Ya, tiba-tiba anak bisa mengakses situs porno. Padahal kita

tidak memberitahunya.”
55

Narasumber : Purnomo (P)

Pekerjaan : Wirausaha

Pendidikan : SMA

Alamat : Dsn. Semagu, 01/04, Ds. Koripan

Waktu : Jumat, 17 Januari 2020, 13.00 WIB

Gadget 1. Apa yang Anda ketahui tentang gadget?

“Gadget itu alat elektronik untuk media informasi biasanya

berupa HP.”

2. Apakah Anda memberikan gadget pada anak Anda?

“Iya, saya berikan.”

3. Sejak kapan Anda memberikan gadget?

“Saya memberikan gadget ke anak pada saat kelas 5 SD, ya

usia 11 tahunan.”

4. Bagaimana Anda mengatur penggunaan gadget?

“Bermain HP setelah mengerjakan tugas-tugas sekolah dan

mengerjakan tanggungjawabnya seperti merapikan tempat

tidur, menyapu, dll.”

5. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah kelebihan dan

kekurangan dari gadget tersebut terhadap perilaku anak?

“Kelebihannya sebagai media belajarnya menjadi lebih

mudah dan menyenangkan serta untuk hiburan mana kala


56

dia jenuh. Kekurangannya jika tidak diawasi akan

berdampak negative yaitu mengakses situs porno seperti

yang saya takuti dipenjelasan sebelumnya.”

6. Mengapa Anda memberikan gadget tersebut pada anak

Anda?

“Biar anak bisa menguasai alat elektronik yang modern ini.”

Peran Orang 1. Bagaimana cara Anda untuk mengatasi anak dalam

Tua penggunaan gadget?

“Ya kalau tugas-tugas dari sekolahan dan

tanggungjawabnya sudah selesai saya berikan haknya untuk

bermain HP dengan selalu saya awasi.”

2. Bagaimana Anda menyikapi pengaruh negative gadget pada

anak?

“Saya tidak akan memberikannya HP kembali apabila

disalahgunakan untuk mencari informasi yang tidak

semestinya, seperti: situs sex.”

Implikasi 1. Adakah dampak negative yang muncul dari keseringan

Gadget bermain dengan gadget?

“Ya mengakses situs porno itu secara sembunyi-sembunyi.”

2. Adakah kejanggalan dari penggunaan gadget itu untuk akses

situs-situs yang dilararang?

“Ya, selama ini belum, karena sudah saya tegaskan jika

mengakses hal-hal negative akan saya sita HP-nya.”


DOKUMENTASI

1. Wawancara dengan M

2. Wawancara dengan E

3. Wawancara dengan S

57
58

4. Wawancara dengan F

5. Wawancara dengan P
59
60
61
62
63
BIOGRAFI PENULIS
Nama saya Lilik Supriyono. Lahir di Kabupaten Semarang, 06 November 1992.
Saya tinggal di Dusun Semagu, 04/04, Desa Koripan, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Semarang. Saya dibesarkan oleh seorang ibu yang begitu luar biasa. Ia
selalu menguatkannya dan memperlakukannya selayaknya orang normal lainnya.
Saya selalu diajarkan untuk bisa melakukan apapun yang orang lain bisa lakukan.
Saya juga disekolahkan di sekolah umum layaknya orang lainnya. Tentu bukan hal
yang mudah bagiku untuk melalui semua itu. Hinaan dan ejekan selalu saya terima.
Namun, justru itu yang membangun mental saya agar menjadi orang yang kuat
seperti sekarang ini.
Sakit hati yang saya terima menjadi cambukan besar dalam hati saya untuk
membuktikan kepada semua orang bahwa saya mampu berprestasi dan
mewujudkan semua mimpi. Dengan tekad bulat dan kegigihan saya, akhirnya saya
bisa berprestasi sedari bangku SD hingga di SMP dengan menemukan bakat catur
dalam diriku. Berbagai beasiswa juga saya dapatkan atas semua prestasi itu. Secara
finansial, keluarga saya tergolong tidak mampu. Sehingga sejak kecil saya selalu
bekerja keras untuk membantu ekonomi kelurga. Uang yang saya peroleh dari hasil
lomba selalu saya berikan kepada orang tuanya untuk membantu menopang
ekonomi keluarga.
Ketika saya sudah lulus SMA, saya juga melanjutkan kuliah dengan hasil uang yang
saya kumpulkan sendiri. Uang yang saya peroleh dari hasil menjadi guru les, saya
kumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya ia dapat mendaftar di perguruan
tinggi. Saya tidak merasa puas hanya sampai disitu. Saya terus berjuang untuk
mewujudkan mimpi – mimpinya. Saya terus gigih bekerja dan mengumpulkan
uang. Sampai akhirnya ia dapat membeli sepeda motor sendiri. Hal besar dalam
hidupku sebagai pembuktian kepada orang yang selama ini meremehkan dan juga
pembuktian pada diriku sendiri bahwa saya mampu mengendarai sepeda motor.
Tidak cukup sampi disitu, perjuangan untuk keluarga terus saya lakukan sampai
saat ia bisa merenovasi rumahnya. Saya sadar tempat
tinggal yang saya miliki bisa dibilang kurang pantas
dan membahayakan. Saya berjuang begitu keras
mengumpulkan uang. Semua pekerjaan yang bisa saya
lakukan saya lakukan tanpa mengenal lelah dan juga
minder. Saya percaya bahwa kerja keras akan berbuah
manis suatu saat.
Dan pernikahan saya adalah wujud prestasi baginya yang begitu luar biasa.
Karena memang semua saya siapkan sendiri. Saya sadar akan kondisi orang tua
saya dan istri kurang mampu sehingga kami tidak ingin membebani mereka
dengan membiayai pernikahan kami.

64
65

Dengan kegigihanku akhirnya dapat membangun beberapa usaha lainnya yang bisa
menjadi jalan rezki untuk keluarga kami. Hingga akhirnya kami dapat membeli
sebuah mobil sederhana dan juga sepetak tanah yang semoga dapat lebih
bermanfaat kelak. Ia juga kembali melanjutkan pendidikannya di S2. Di sela-sela
akhir perkuliahan S2 saya ada keajaiban terakhir adalah hadirnya anak dalam
keluarga kecil kami.

Anda mungkin juga menyukai