Anda di halaman 1dari 1

Mauizhah Hasanah KH.

Musthafa Bisri
(Dalam Acara Haul KH. Abdul Hamid ke-39)

Memperingati haul para ulama, seperti waliyullah KH. Abdul Hamid, memaksa kita untuk
menghadirkan kembali sosok pribadi dari kyai panutan yang akhir-akhir ini semakin langka
kita jumpai.

Fenomena Haul-haul tetap dilakukan untuk satu dan lain hal, karena kita rindu pada sosok-
sosok panutan yang pada akhir zaman sudah mulai langka.

Mereka yang pernah hidup di zaman KH. Abdul Hamid akan dapat bersaksi bahwa beliau
bukan hanya seorang wali, bukan hanya sosok ahli ibadah, bukan hanya seorang pengajar,
tapi perwujudan dari sosok yang menjelaskan tentag dawul Al-Ulama’ warosatul Anbiya’.

Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an tidak dipuji krn ibadahnya, tetapi karna akhlak beliau
yang tinggi. Ilmunya, ibadahnya mungkin banyak yang bisa sedikit banyak meniru
Rasulullah, tetapi yang meneladani beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam sangat jarang kita
temui, sebagaimana KH. Abdul Hamid.

KH. Abdul Hamid bukan hanya akhlaknya, bukan hanya perangainya, bahkan kehadirannya
saja mengingatkan pada Rasulullah. Orang yang pernah memandang wajah Kyai Hamid akan
sepakat bahwa dengan meilhat wajah beliau akan hilang sumpeknya. Kyai Hamid juga tidak
pernah menampakkan wajah keruh.

Rasulullah, bukan hanya dakwah dengan ngendikan, dengan berbicara lembut, tidak hanya
dengan perilaku beliau, tetapi dengan kehadiran pribadi beliau sendiri itu sudah mengajak,
sudah berdakwah. Sehingga, kecuali mereka yg sudah ditakdirnya tidak mendapat hidayah
Allah, pasti tertarik dengan Rasulullah.

Hal yang saat ini relevan dari Kyai Hamid adalah menteladani perangai, perilaku Kyai
Hamid, dan yang paling berat yaitu keistiqomahan beliau, baik kepada Allah maupun kepada
hamba-hamba Allah.

Keistiqomahan beliau kepada Allah dan sesama manusia telah dibuktikan dalam keseharian
beliau, bagaimana ibadah beliau, bagaimana beliau menunggu pesantren dan santri-santri,
bagaimana beliau mencontohkan sebagai pribadi yang lembut dan ramah, dan bagaimana
beliau mengajarkan ilmu-ilmu.

Hal yang tidak banyak orang tau, Kyai Hamid punya keahlian khusus hingga di Tremas
(tempat beliau menuntut ilmu), sebagai Al Adib atau sastrawan. Orang yang tidak tau
mungkin mengira kyai Hamid adalah seorang ahli ibadah, tapi banyak yg luput dari
pengamatan orang bahwa Kyai Hamid itu termasuk Kyai-Kyai yang melihat umat dengan
mata kasih sayang, ini yang sekarang langka.

Anda mungkin juga menyukai