Teori Peluang Bab I
Teori Peluang Bab I
NILAI KEMUNGKINAN
1. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari–hari seringkali digunakan kata kemungkinan,
dalam bahasa Inggris disebut chance, atau dalam bahasa Belanda kans.
Misalnya, dalam pertandingan sepakbola kesebelasan Persatuan Sepak Bola
Medan Sekitarnya (PSMS) mempunyai kemungkinan (kans) menang lebih besar
dari pada kesebelasan Persatuan Sepak Bola Jakarta (Persija). Dalam
pertandingan bulutangkis Internasional .Thomas Cup orang mengatakan
sebelumnya, bahwa Indonesia mempunyai kemungkinan baik untuk menjadi
juara.
Lebih banyak lagi kata kemungkinan dipakai dalam bidang permainan
(Teori permainan. Theory of Games, yaitu jika kita bermain kartu, misalnya
bridge. Sebenarnya munculnya teori kemungkinan tidak pada tempat yang
harum, melainkan di meja judi: tetapi beberapa sarja besar yang taat pada
agama, seperti Pascal, Laplace, de moivre, dan yang mulai memikirkan teori
kemungkinan (theory of probability) : tidak memakainya dalam judi,tetapi
dalam ilmu Science.
Cabang ilmu yang pada masa sekarang menjadi penting dan tumbuh
pesat,ialah ilmu statistika,yang berdasarkan teori kemungkinan ini.Juga
pemakaian teori kemungkinan tidak terbatas pada statstika saja,tetpi ilmu lain
juga memakainya.
Jika melemparkan sebuah mata uang,misalnya mata uang logam 50
rupiah,100 rupiah,500 riupiah,bahkan uang 1000 rupiah pada alas licin; kita
smua mengetahui lemparan tadi dapat menghasilkan sisa gambar (misalnya pada
mata uang 100 rupiah, gambar burung cendarawasih atau sisi tulisan.
Selanjutnya pada gambar akan disebut “muka” dan sisi tulisan
“belakang” karena mata uang tadi simetria, dalam arti tidak cekung atau
cembung, dan tidak berdiri pada pinggirannya setalah dilemparkan. Kita katakan
1
nilai kemungkinan untuk mendapat muka. Sama dengan nilai kemungkinan
1
untuk mendapat belakang, yaitu masing-masing . Kita singkatkan : P(muka)
2
1
= P(belakang) = . Dimana P adalah singkatan Probablitas, peluang atau nilai
2
kemungkinan.
2
suatu lantunan tertentu akan menghasilkan “muka”. Akan tetapi kita tahu
seluruh kemungkinan yang dapat terjadi untuk tiap lantunan.
Defenisi : Gugus semua hasil yang mungkinan dari suatu percobaan statistika
disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan lambing S
Tiap hasil dalam ruang sampel disebut unsure atau anggota ruang sampel
tersebut atau dengan singkatan suatu titik sampel.Bila ruang sample mempunyai
unsure yang hingga banyaknya,maka anggotanya dapat didaftar dengan
menuliskannya di antara dua kurung akolade,masing-masing unsure dipisah oleh
koma.Jadi ruang sampel S yang merupakan kumpulan semua hasil yang
mungkin dari suatu lantunan mata uang dapat ditulis sebagai:
S={m,b}
M menyatakan “muka” dan “B” “belakang”.Ruang sample yang besar
atau yang anggotanya tak hingga banyaknya lebih mudah ditulis dengan suatu
pernyataan atau aturan. Sebagai contoh, bila hasil yang mungkin dari suatu
percobaan adalah kota di dunia yang berpenduduk melebihi satu juta, maka
ruang sampelnya dapat dituliskan sebagai : S= {Jakarta, New Delhi ,….., New
York}.
Contoh yang lain ,misalkan percobaan pelemparan sebuah dadu. Bila
yang diselidiki adalah nomor yang muncul dalam lantunan itu, maka ruang
sampelnya adalah: S={1,2,3…..,6}. Bila yang ingin diselidiki adalah
berdasarkan nomor genap atau nomor ganjil, maka ruang sampelnya adalah: S =
{genap,ganjil}
3
Contoh ini menunjukkan kepada kita, bahwa hasil dari suatu percobaan
dapat dinyatakan dengan satu ruang sample. Dalam hal ini S1 memberi
informasi yang lebih banyak dari pada S2. Bila kita tau unsur yang muncul di S1
maka kita dapat menunjukkan unsure apa yang muncul di S2; akan tetapi
mengetahui unsure yang muncul di S2 tidak menolong kita sama sekali untuk
menunjukkan unsure mana yang muncul di S1. Umumnya, lebih baik kita
menggunakan ruang sampel yang memberikan informasi terbanyak mengenai
hasil suatu percobaan.
4
muncul.Jika terdapat k hasil yang merupakan kejadian A, maka peluang
k
kejadian A ditulis P(A) ¿
n
k
sample n,maka 0 ≤ k ≤ n. Akibatnya, 0 ≤ ≤1 atau 0 ≤ P ( A ) ≤1.
n
Berarti nilai peluang kejadian A terletak pada [0,1]. Bila kejadian memiliki
peluang =0, disebut kejadian yang mustahil terjadi. Bila kejadian memiliki
paluang =1 ,disebut kejadian yang pasti
Contoh lain,misalkan kejadian A ={t|t<5} himpunan bagian ruang
sampel S= { t∨t ≥ 0 } , t menyatakan unsure (dalam tahun) suatu komponen mesin
tertentu dan A menyatakan kejadian bahwa komponen akan rusak sebelum
akhir tahun ke lima.
Contoh ini menunjukkan bahwa setiap himpunan bagian yang dapat
menyatakan suatu kejadian yang unsurnya adalah himpunan bagian tersebut.
Dalam praktek biasanya kejadiannya dinyatakan dulu, kemudian ruang sample
ditentukan. Anggota–anggota dari ruang sample disebut dengan kejadian, dan
anggota–anggota dari ruang sample disebut titik sample.
Definisi:
5
Suatu kejadian yang hanya mengandung satu unsure ruang sample
disebut kejadian sederhana .Suatu kejadian majemuk ialah kejadian yang dapat
dinyatakan sebagai gabungan beberapa kejadian sederhana.
Contoh
Kejadian menarikh sebuah kartu heart dari sekotak kartu bridge
merupakan himpunan. Bagian A = {heart} dari ruang sample S = {heart, spade,
club, diamond}. Jadi A merupakan kejadian sederhana.Tetapi kejadian B
menarik sebuah kartu merah merupakan kejadian majemuk,karena B = {heart∪
diamond} = {heart,diamond}. Perhatikan bahwa gabungan kejadian sederhana
menghasilkan kejadian majemuk yang masih merupakan himpunan bagian ruang
sampel. Begitupun perhatikan bahwa bila ke-52 kartu dalam satuan kotak bagian
menjadi unsur ruang sample dan bukan ke 4 warna kartu,maka kejadian A dalam
contoh 1. A merupakan kejadian majemuk.
Defenisi :
Ruang nol atau ruang ialah himpunan bagian ruang sample yang tidak
mengandung unsur.Himpunan seperti ini dinyatakan dengan lambang∅
Bila A Menyatakan kejadian menemukan suatu organisme mikropis
dengan mata telanjang dalam suatu percobaan biologi maka A =∅.Begitu pula
bila B={x|x pembagi 7 yang bukan bilangan prima}maka B=∅ ,karena pembagi
7 yang mungkin hanya 1 dan 7 dan keduanya bilangan prima.
Hubungan antara kejadian dan ruang sampel padanannya dapat
digambarkan dengan diagram Venn.Dalam suatu diagram venn,ruang sampel
6
dapat digambarkan dengan empat persegi panjang dan kejadian dinyatakan
dengan lingkungan didalamnya.
S
A B
Semua Mahasiswa
Matematika Fisika
Definisi
Irisan dan kejadian A dan B, dinyatakan dengan lambang A ∩ B ,ialah
kejadian yang unsurnya termasuk dalam A dan B .
8
Unsur dalam himpunan A ∩ B ialah jika dan hanya jika termasuk dalam
kedua himpunan A dan B. Unsur tersebut dapat di daftar atau di tentukkan
dengan metode aturan, yaitu A ∩ B= { x|x ∈ Adan x ∈ B }.
Contoh 1
Sebuah mata uang dilemparkan; maka ada 2 cara yang mungkin , yaitu
muka (m) atau jatuh belakang (b); Kejadian m dan b berkemungkinan sama
karena simetri bentuk mata uang. Jadi, nilai kemungkinan jatuh muka ialah
P ( m )=1/2.
Contoh 2
Sebuah dadu dilemparkan. Ada 6 cara yang mungkin dan yang
berkemungkinan sama, yaitu hasil lemparan ialah 1,2,3,4,5, dan 6; sehingga P(1)
= P(2) = P(3) = P(4) = P(5) = P(6) = 1/6. Nilai kemungkinan kejadian A, yaitu
jatuh genap , dapat terjadi 3 cara, yaitu : 2, 4, dan 6; jadi, P(A) = 3/6 = 1/2. Nilai
kemungkinan kejadian B, yaitu jatuh hasil ≤ 2, dapat terjadi dengan dua cara
yaitu: 1 atau 2; sehingga P (B) =2/6 = 1/3.
Contoh 3
9
Pandanglah 10 angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Suatu bilangan
diambil beracakan atau secara random, yaitu setiap angka mempunyai
kemungkinan terambil yang sama. Berapa nilai kemungkinanya mendapat angka
yang habis dibagi 32.
Jawab : ada 10 cara yang mungkin untuk mendapat satu angka yaitu 1, atau 2,
atau 3. Atau seterusnya sampai 9. Dari cara yang mungkin ini hanya ada 4 cara
untuk mendapatkan bilangan yang habis dibagi 3. Jadi, P (bilangan yang habis di
bagi 3 ) = 4/10.
Semua contoh diatas ialah experimen acak, yaitu experiment non
deterministik dan dengan kata lain, eksperimen yang hasilnya di pengaruhi oleh
kemungkinan.
Analisa Kombinatorial
Untuk dapat menghitung nilai kemungkina dari kejadian yang lebih
majemuk, kita gunakan analisa kombinatorial. Symbol untuk n fakultas ialah n!
Defenisi: n falkultas = n! = 1.2.3.4.5…..( n-1 ).(n).
Jadi: 2! = 1.2 = 2
3! = 1.2.3 = 6
4! = 1.2.3.4 = 24
5! = 1.2.3.4.5 = 120
Sudah tentu 1! =1
Perhatian jika n menjadi besar, dengan sangat cepat n! menjadi semakin
besar. Umpamanya, 10! = 3628800, dan 20! = bilangan dengan 19 angka.
Permutasi
Pandanglah 3 unsur berlainan , misalkan a, b, dan c. kita dapat
mengurutkanya sebagai ; abc, bca, cab, dan cba. Tiap urutanya di sebut
permutasi 3 unsur. Banyaknya permutasi 3 unsur yang diambil ketiga –tiganya
dinyatakan dengan symbol 3P3 = 6. Jika kita hanya mengambil 2 unsur saja,
kita mendapat permutasi ab,ba, ac,ca,bc, dan cb.
10
Banyaknya permutasi 3 unsur diambil 2 = 3P2 = 6. Teranglah 3 P2 = 3.
Yaitu: a, b dan c.
Definisi
Suatu permutasi r unsure, yang diambil dari n unsur yang berlainan, ialah
penempataan r unsure itu dalam satu urutan (r ≤ n)
Dalil 1.3.1
n!
nPr = (n)(n-1)(n-2)…..(n-r+1) ¿
( n−r ) !
Bukti
Kita buktikan untuk n= 4 dan pandanglah 4 unsur a, b, c, dan d.
Ambillah untuk r = 2. Untuk tempat pertama ada 4 pilihan, a, b, c, dan d dan
untuk tempat kedua ada 3 pilihan, karena satu unsure sudah ditempatkan pada
tempat pertama. Karena setiap pilihan untuk tempat pertama dapat digabungkan
dengan setiap pilihan untuk tempat kedua, banyaknya permutasi 4 unsur diambil
4.3 .2.1
2 ialah 4P2 =4.3 = 12. Untuk 4.3 dapat di tulis sebagai , maka 4P2 =
2.1
4!
=12 4 3
2!
Diagram 1
Ambillah sekarang 4 unsur.Untuk tempat pertama dapat diambil a, b, c,
atau d, jadi ada 4 pilihan. Untuk tempat kedua dapat di ambil hanya 3 pilihan
,karena satu unsure sudah terpakai. Untuk tempat ketiga hanya satu pilihan,
karena tinggal satu unsure. Karena setiap pilihan untuk tempat pertama dapat
11
digabungkan dengan setiap pilihan untuk tempat ketiga, dan seterusnya, maka
4P4 =4.3.2.1 =4!
4 3 2 1
Diagram 2
Perhatian:
1. Cara bukti diatas dapat digunakan untuk n unsure diambil r.
2. Rumus untuk nPn juga dapat dijabarkan dari rumus nPr dengan mengisi r =
n!
n dengan mendefenisikan 0!, yaitu nPn = n ! .
0!
Kombinasi
Pandangalah 3 unsur a,b, dan c,. Sekarang kita ambil dua unsur dan kali
ini tidak mengindahkan urutanya ; jadi, ab sama dengan ba, ac, dan cb ialah 3
kombinasi 3 unsur diambil 2.
Defenisi
Suatu kombinasi r unsure yang diambil dari n unsur yang berlainan, ialah
suatu pilihan dari r unsur tanpa memperlihatkan urutanya ((r ≤ n)
Banyaknya kombinasi 3 unsur yang diambil 2 dinyatakan dengan :
3 ; jadi 3 C 2= 3 =3.
Simbol 3C2 atau ()2 ()2
Jika dari 3 unsur diatas diambil satu
nPr n!
nCr= n =
r () = −1
r ! r ( n−r ) ! 12
Contoh 1.3.
3! 6
3 C 2= = =3
2‼! 2
3!
3 C 2= =1
3!0!
4! 24
4 C 2= = =6
2 ! 2! 2.2
4! 24
4 C 3= = =4
3 ! 1! 6
5! 120
5 C 2= = =10
3 ! 2! 6.1
Bukti
n!
Banyaknya permutasi n unsure diambil r = nPr =
( n−1 ) !
Di sini urutan di pandang .dari , unsure dapat di buat r! permutasi, sedangkan
n nPr = n !
permutasi ini hanya merupakan satu kombinasi. Jadi nCr= = ()
r r ! ( n−r ) r !
Dalil 1.3.3
2. Kita hendak mengirimkan surat per pos dan biayanya Rp.60.-. Kantor pos
memberikan 4 perangko yang berlainan, yaitu: satu perangko Rp.5.-(a)
Satu Rp. 10,- (b) satu Rp.20,- dan satu Rp.25,-(d) dengan beberapa permutasi
kita dapat menempelkan 4 perangko ini pada surat kita.
Jawab : Banyaknya permutasi 4 unsur diambil 4, ialah 4P4=4!=24. Salah satu
permutasi ialah urutan abcd.
ialah ( 42)= 24! 2!! =6 ; yaitu AB,AC, AD, BC, BD dan CD.
4. Ada berapa cara satu panitia terdiri atas 3 orang dapat dipilih dari 4 pasang
suami istri,
a. Jika semua orang ini dipilih, dan
b. Jika penitia ini harus terdiri atas 2 pria dan 1 wanita?
Jawab :
14
a. Ada 8 orang dan akan diambil 3, jadi (83 )= 38! 5! ! =56 cara.
4 4!
b. Dua pria dapat dipilih dari 4 orang suami, jadi ( )= =6 dan seorang
2 2 ! 2!
4 4!
wanita dapat dipilih dari 4 orang istri, jadi ( )= =6, sehingga ada
1 1! 3 !
6x4=24 cara untuk memilih panitia juga persoalannya demikian.
1. Dua mata uang, satu 10 rupiah dan satu 25 rupiah, dilemparkan. Berapakah
kemungkinan yang akan terjadi untuk mendapatkan satu muka dan satu
belakang?
Jawab :
Ingin menyelidiki dulu ada berapa hal yang mungkin dan yang mempunyai
nilai kemungkinan yang sama. Sebut saja muka=M dan belakang=B. Maka
ada 4 hal yang mungkin dengan nilai kemungkinan sama, yaitu (M,M),
(M,B), (B,M), dan (B,B).
Tiap-tiap hal yang mempunyai nilai kemungkinan = 1/4 . jadi, P ( sat muka
2 1
dan satu belakang) ¿ = .
4 2
15
1 6
2 5
3 4
4 3
5 2
6 1
6 1
Total ada 6 hal, jadi P(jumlah 7) ¿ = . Hitunglah sendiri berapa nilai
36 6
kemungkinannya untuk mendapatkan jumlah 8.
3. Satu baskom berisikan 3 bola putih dan 5 bola hitam. Berapa nilai
kemungkinannya untuk mendapatkan bola putih. Jika kita mengambil satu
bola secara acak?
Jawab :
Ada 8 hal yang mungkin dengan nilai kemungkinan yang sama dan ada 3 hal
yang memungkinkan untuk mendapatkan bola putih. Jadi, P ( bola putih) = 3/8.
Dalam kotak terdapat 10 buah bola putih dan 15 buah bola hitam, jika
dilakukan pengambilan 4 buah bola secara acak. Maka berapa nilai
kemungkinannya untuk mendapatkan;
a. Semua Putih
b. Semua Hitam
c. Dua Putih dan Dua Hitam
d. Satu Putih dan dua Hitam
Jawab :
Semua ada 25 Bola dan akan diambil 4 bola secara acak. Jadi,
16
a. Untuk mendapatkan 4 putih dapat diambil dari 10 bola putih dan ini
210 21
¿ =
12650 1265
b. Untuk mendapatkan hitam dapat diambil dari 15 bola hitam dan ini
1365 273
¿ =
12650 2530
c. Dua bola putih dapat diambil dari 10 bola putih dengan (102 )= 210! 6!! =45
cara, dan 2 bola hitam dapat diambil dengan (152 )= 215! 13!! =105cara. Jika
digabungkan mengambil 4 bola, yaitu 2 bola putih dan 2 bola hitam,
dapat dilaksanakan dengan 45x105 = 4. 725 cara. Jadi P (dua putih dan
4725 189
dua hitam ) ¿ =
12650 506
10 10 !
d. Satu bola putih dapat diambil dari 10 bola putih dengan
1
=
1!9! ( )
=10
cara, dan 3 bola hitam dapat diambil dengan (153 )= 315! 12!! =455cara. Jika
digabungkan mengambil 4 bola, yaitu 2 bola putih dan 2 bola hitam,
dapat dilaksanakan dengan 10x455 = 4550 cara. Jadi P (dua putih dan
4550 91
dua hitam ) ¿ =
12650 253
Pertanyaan: komposisi 4 bola yang mana mempunyai nilai kemungkinan
yang terbesar.
Catatan:
17
Dalam statistika 10 bola putih dan 15 bola hitam merupakan populasi
dan 4 bola yang diambil disebut sampel (cantoh). Perlu diterangkan disini,
sebelum pengambilan sampel tersebut, 25 bola itu harus dikacau lebih dahulu,
sehingga tercampur, dan 4 bola itu diambil secara acak ( dalam bahasa ingris
random).
2
4 5 6
3
Dalil
0 ≤ P(A) ≤ 1
Contoh 2. Eksperiment atau percobaan dua dadu, yang satu disebut dadu putih
dan yang kedua dadu merah. Menghasilkan satu ruang sample S yang terdiri atas
6 x 6 titik = 36 titik yaitu table 2 merupakan anggota yang termasuk S
Table 2
p m 1 2 3 4 5 6
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
Semua titik sampel ini mempunyai nilai kemungkinan yang sama.
Karena kita misalkan tiap-tiap dadu bentuknya simetris dan sudah tentu hasil
20
1
=
yang putih tidak mempengaruhi hasil dadu merah. Jadi, P (setiap detik) 36
.
Misalkan kejadian A adalah hasil jumlah 7, maka A menyatakan
himpunan bagian A= {(1. 6),(2. 5),(3. 4),(4. 3),(5. 2),(6.1 )} . dan P(A) = jumlah
1 1
titik di A = 6 x 36 = 6 .
Kejadian B menyatakan hasil jumlah 8, maka:
1
B={ (2. 6 ),(3 . 5),(4 . 40),(5 .3 ),(6 .2 )} . P(B)= jumlah ukuran titik B = 5 36 =
5
36 .
Catatan:
Kejadian A dan B dapat di gambar dengan diagram venn seperti dia atas.
B.
A
A.
21
B
Dalil 6
Contoh 6
Pada eksperimen atau percobaan lempar dua dadu, yang pertama dadu
putih dan yang kedua dadu merah, kita mempunyai ruang sampel berikut:
Tabel 3
p 1 2 3 4 5 6
m
Misalkan kejadian A ialah dadu putih atau (p) menghasilkan ≤-1 dan
kejadian B ialah dadu merah (m) mengahsilkan ≤ 3, maka pada kumpulan A ada
22
1
24 titik sampel dengan masing-masing nilai kemungkinan 36 . Jadi P(A)
24 2
36 = 3 .
Pada kumpulan B ada 18 titiksampel masing-masing dengan nilai
1 18 1
kemungkinan 36 . Jadi P(B)= 36 = 2 .pada kumpulan A∪B ada 30
30 5
titik sampel , sehingga P( A∪B )= 36 = 6 .
Jelaslah, bahwa P(A) + P(B)> P( A∪B ). Pada kumpulan ( A∩B ) ada 12
titik, sehingga
12 1
P ( A∩B ) = 36 = 3 . Jika kita hitung P(A) + P(B) - P ( A∩B ) =
2 1 1 5
+ − =
3 2 3 6
Contoh:
Pada percobaan dua dadu , A= {(p,m)|p+m=7} dan B={(p,m)|
p+m=∂}tidak mungkin terjadi bersamaan pada gambar ruang sampel S pada
gambar 5 jelas terlihat bahwa kedua kumpulanA dan B tidak mempunyai titik
prsekutuan.
Dalam teori himpunan A dan B disebut himpunan saling lepas (disjoint)
pada diagram venn dua kejadian yang saling bertentangan atau dua himpunan
yang lepas di lukiskan seperti gambar 7.
23
Dengan sendirinya jelaslah bahwa ( A∩B ) =Ø (yaitu himpunan
kosong atau himpunan hampa) jadi:
Dalil
Untuk dua kejadian yang saling bertentangan berlaku P( A∪B )=P(A) + P(B)
A
B
Contoh :
Gambar 5
Keadaan komplementer
Kejadian A dan kejadian Ā (bukan A), yang terdiri dari semua titik S
yang tidakl di A, di sebut kejadian komplementer (lihat gambar 5). Teranglah
bahwa Adan Ātidak mempunyai titik persekutuan, sehingga A dan Ā adalah dua
himpunan yang lepas dan kejadian Adan Ā ialah saling bertentangan, teranglah
24
P(Ā)=1-P(A)
25
p 1 2 3 4 5 6
m
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6, 1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
6
Pada S dapat di peroleh, bahwa P(A) = P(4 putih) = P{p,m) |p=4}= 36
1
= 6 .
Himpunan yang sesuai dengan kejadian itu diperlihatkan oleh baris
6 1
keempat juga P(B) = P(4 merah) = P{(p,m)|m=4}= 36 = 6 himpunannya di
perlihatkan oleh kolom ke empat.
1
P(4 putih dan 4 merah)=P {(4,4)}= 36 . Himpunan yang sesuai dengan
kejadian ini, di perlihatkan oleh irisan kedua himpunan di atas. Perhatikan
bahwa : P(4 putih, dan 4 merah) = P (4 putih) x P(4 merah) .
Pada umumnya hasil itu benar, bila kedua kejadian yang terjadi bebas
satu sama lain. Juaga dapat di mengerti . bahwa jatuhnya dadu putih tidak ada
sangkut pautnya dadu merah yaitu bebas.
26
Dalam teori kemungkinan, faham “tidak bersangkut paut” yang samar-
samar itu di defenisikan secara tepat sebagai berikut:
“ kejadian A dan B di sebut bebas, jika dan hanya jika, ” P ( A∩B )
=P(A).P(B), jika syarat ini tidak di penuhi, A dan BA di sebut saling tergantung.
Dalil
Contoh
27
Dalam eksperimen lemparan 2 dadu dari contoh 5, apakah kejadian C: ”p
+ m = 11” dan kejadian D: ”m ¿ 5bebas?
Jawab :
2 1
C={ ( 5,6 ) , ( 6,5 ) } , P ( C )= =
36 18
6 1
D= { (1,5 ) , ( 2,5 ) , ( 3,5 ) , ( 4,5 ) , ( 5,5 ) , ( 6,5 ) } . P ( D )=
=
36 6
5 1
jadiP( D )=1−P( D )= :C∩D={ ( 5,6 ) } . P ( C∩D )=
6 36
Ternyata P (C∩D ) ≠P ( C ) . P ( D ) B. jadi C dan D saling tergantung
Bagaimana mengenai kebebasan 3 kejadian A,B dan C? Jika A, B dan C
bebas, maka
P ( A∩B∩C )=P ( A ) .P ( B ) . P(C )................................(1)
Ini dapat dijabarkan dari defenisi kebebasan 2 kejadian. Tetapi syarat (1)
belum cukup untuk menyatakan bahwa A,B dan C disebut kebebasan lengkap.
Masih perlu ditambahkan dengan syarat :
P ( A∩B )=P ( A ) . P ( B )
P ( A∩C )=P ( A ) . P ( C ) dan........................................(2)
P ( B∩C ) =P ( B ) . P ( C )
Sebaliknya syarat 2) saja tanpa syarat (1) juga belum cukup untuk
kebebasan lengkap. Bila hanya berlaku syarat 2), maka A,B dan C disebut bebas
dua–dua.
Contoh 8
Dua mata uang dilemparkan A: muka pada mata uang pertama; B:muka pada
mata uang kedua; c: hasil sama.
1
P ( A )=P ( B )=. P ( C )=
2
28
1
P ( A∩B )= =P ( A ) . P ( B )
4
1
P ( A∩C )= =P ( A ) . P ( C )
4
1
P ( B∩C ) = =P ( B ) . P (C )
4
Jadi A, B, dan C bebas dua–dua. Tetapi
1
P ( A∩B∩C )= ≠P ( A ) . P ( B ) . P (C ):
4 Jadi A, B dan C tidak bebas lengkap.
Dalil
Jika A dan B dua kejadian yang bebas, maka A dan B bebas. A dan B bebas,
serta A dan B bebas.
Bukti
A= ( A∩B )∪( A∩B )
P A P A B . P A B karena ( A∩B ) dan ( A∩B ) saling bertentangan
P ( A∩B )=P ( A )−. P ( A ) . P( B)=P ( A ) [ 1−P( B) ] =P ( A ). P( B) yang
menyatakan bahwa A dan B bebas serta A dan B bebas serta A dan B bebas.
29
buta warna ditulis sebagai :P{pria buta warna} = P(AIC) disebut nilai
kemungkinan bersyarat A, jika C diketahui dapat dilihat bahwa
0 , 025 P( A∩C ) 0 , 005 P( B∩C )
P ( A|C )= = P ( B|C )= =
0 , 030 P (C ) demikian juga 0 , 030 P(C )
Pria Wanita
A
A∩B
Gambar 7
Table 7
Buta warna Normal
C N
Pria A 0,025 0,475 0,500
Wanita B 0,005 0,495 0,500
0,030 0,970 1,000
Defenisi
Nilai kemungkinan bersyarat kejadian A jika kejadian B diketahui, ditulis
sebagai P(AIB)dan ditentukan oleh:
P ( A∩B )
P ( A|B ) =
P(B )
P(B) dimana ¿ 0
Jika kedua ruas dikalikan dengn P(B), maka:
P ( A∩B )=P ( A|B ) . P ( B )
30
karena A∩B=B∩A, maka P( A∩B )=P( A|B).P( B)
rumus tersebut dapat diperluas untuk 3 irisan 3 kejadian:
P ( A∩B∩C )=P ( A|B∩C ) . P ( B|C ) . P(C )
Dalil 9
Nilai kemungkinan bersyarat untuk kejadian yang bebas : jika A dan B dua
kejadian yang bebas dengan nilai kemungkinan bukan nol, maka
Bukti:
Karena A dan B bebas dan karena A∩B=B∩ A maka
P ( A∩B )=P ( A ) . P ( B )
P ( A∩B ) P ( A ). P( B )
P(B )≠0, jadi P( A|B )= = =P ( A ).
P( B ) P( B) buktikanlah sendiri
P(A) untuk
P ( B|A )
Catatan : pada gambar 9, C merupakan ruang sample baru untuk kejadian A. jika
C diketahui.
Contoh 9
Jika diketahui pada percobaan lemparan dua dadu, bahwa p + m < 4.
Berapakah nilai kemungkinanya, bahwa m = 1?
Cara 1
Tabel 8
S p m 1 2 3 4 5 6
Cara 2
Lebih dahulu kita tentukan ruang sample yang baru yaitu himpunan
{( p,m)|p+m<4 }={(1,1),(1,2),(2,1)}
Nilai kemungkinan semua sama. Jadi sekarang masing – masing menjadi
1
3 pada ruang sample yang baru ini
2
{( p ,m)|m=1 }={(1,1),(2,1 )}. jadi ,P {m=1|P+m<4}=
3
dalam hal umum cara 2 ini dapat diterangkan sebagai berikut:
Gambar 9. jika diketahui, maka semua titik sample diluar B dapat diabaikan dan
B merupakan ruang sample baru S dan jika semua titik di B diberi nilai
kemungkinan yang semula, maka jumlahnya belum 1 (syarat untuk ruang
sample adalah bahwa jumlah nilai kemungkinananya sama dengan 1). Untuk
mencapai jumlkah 1 ini, maka setiap nilai kemungkinan semua titik B dikalikan
32
dengan 1/P(B). jadi Pi nilai kemungkinan yang semula, maka nilai kemungkinan
Pi
Pi=
yang semula titik S = B ialah P( B) . Tentu sekarang
1 P( B )
∑ Pi= P (B )
∑ pi= P( B ) =1
B B
S
A B=S
Gambar 7
Untuk menentukan P(A/B) kita jumlahkan nilai kemungkinan baru semua titik
A∩B yaitu:
1 P( A∩B )
P( A / B)= ∑ Pi= ∑ pi=
A∩B P( B ) A∩B P (B )
Contoh 9
Satu mata uang dilemparkan skian kali, sehinngga muncul muka; atau
berhenti, jika sudah ada 3 lemparan. Jika di ketahui, bahwa pada lemparan
pertama tidak muncul muka, berapakah nilai kemungkinananya, bahwa mata
uang di lemparkan 3 kali?
Jawab :
Ruang sampel percobaan lemparan tersebut ialah ;
S = { (m), (b,m), (b,b,m), (b.b.b), dengan P(m) = 1/2 .P(b.m) = ¼.P(b.b.m) = 1/8
.dan P (b,b,b) = 1/8. perhatikan bahwa jumlah nilai = 1.
S* = B ={ (b.m) ( b.b.m) (b,b,b)}
P(B) = ¼ + 1/8 + 1/8 =1/2 .
33
1/4 1 /8
P* = (b,m) = 1/2 = 1/2 ; P* (b,b,m) = 1/2 = 1/4; P* (b,b,b) =1/4.
Perhatikan bahwa jumlah nilai kemungkinan baru daripada S* =1.
A = {( b,b,m).(b,b,b); A ¿ B =A = {(b,b,m).(b,b,b). jadi, P( A/B) =1/4 + ¼ =
½.
Catatan : buatlah contoh di atas juga dengan memakai defenisi nilai
kemungkinan bersyarat.
Sampling
Misalkan ada satu baskom yang berisi 15 bola pingpong, antaranya, 5 cat
merah (m) dan sisanya tetap putih (p); kemudian bola tu dikocok. Kita hendak
mengambil sampel (contoh ) terdiri atas dua bola. Pengambilan sampel ini
(sampling) dapat di lakukan dengan 2 cara.
1. pengambilan sampel tanpa pengembalian
a. bola pertama diambil secara acak dan kemudian bola kedua.
b. Dua bola diambil sekaligus
a.Dalam hal pertama ruang sampel percobaan adalah sebagai berikut: S ={(p,p),
(p,m),(m,p),(m,m)}
Distribusi kemungkinan ( yaitu kumpulan nilai kemungkinan tiap- tiap titik
sampel) ialah:
P(p,p) = P{( bola pertama putih ). P( bola kedua putih ). Bola pertama putih } =
10 9 9
=
15 14 21
P(p,m) = P{ (bola pertama putih). P(bola kedua merah). Bola pertama merah} =
10 5 5
=
15 14 21
P(m,p) = P{( bola pertama merah). P( bola kedua putih). Bola pertama merah} =
5 10 5
=
15 14 21
34
P(m,m) = P{( bola pertama merah ).P(bola kedua merah ).bola pertama merah}
5 4 2
=
= 15 14 21
Perhatikan bahwa jumlah semua nilai kemungkinan ini sama dengan satu.
b.Dalam hal kedua ini ruang sampel ialah sebagai berikut:
S = {( p,p),(p,m),(m,m)} disini tidak ada perbedaan antara (p,m) dan (m,p)
karena kedua bola tersebut di ambil sekaligus.
P(p,p) = banyaknya hal yang mmperoleh (p,p)
Banyaknya hal yang mungkin
(102 ) = 10 ! X 2!10! = 9
15 ( 2!8! ) ( 5 ! ) 21
P(p,p) =
(2)
= P( bola pertama merah) P( bola kedua putih)
5 10 2
=
= 15 15 9
p(m,m) =P(bola pertama merah dan bola kedua merah)
= P(bola pertama merah). P(bola kedua merah)
5 15 1
=
= 15 15 9
Jadi di sini jumlah semua nilai kemungkinan sama dengan satu. Distribusi ini
kelak akan disebut distribusi binomial.
Dalil: Misalkan ada beberapa hipotesa H1, H2, H3,…,Hn; yang saling
bertentangan dan lengkap. Ini berarti H1 ¿ Hj = ∅ , untuk I ≠ j dan
n
¿ Hi
i=1 = S. sebelum suatu eksperimen dilakukan, sipenyelidik secara intuisi
dapat menentukan nilai kemungkinan pada setiap Hi. Nilai kemungkinan ini di
35
sebut nilai kemungkinan a priori. Setelah eksperimen tersebut di lakukan dapat
di hitung nilai kemungkinan a posteoriori.
Teorema bayes
Misalkan H1,H2,…..,Hn kejadian yang saling bertentangan dan lengkap,
dan misalkan E kejadian daripada S dengan P(E) ±0, maka:
P( Hi ) P ( E ¿ Hi )
n
∑ P( HI ) P( E /Hi )
P(Hi|E) = i=1 , untuk i= 1,2,3,….,n
Bukti:
Untuk memudahkan penulisan buktinya, kita mengambil n= 3, untuk hal yang
umum buktinya serupa:
H1 H2 H3
36
Contoh:
Diketahui 3 baskom yang masing-masing berisi bola pingpong.baskom I
beisi: 1 bola putih, 2 bolahitam, dan 3 bola merah; baskom II berisi: 2 bola
putih, 1 bola hitam, dan 1 bola merah; baskom III: berisi: 4 bolaputih, 5 bola
hitam, dan 3 bola merah. Satu baskom, diambil secara acak dan kemudian 2 bola
diambil. Ternyata 1 bola putih dan yang lain merah. Berapakah
nilaikemungkinan, bahwa mereka yang terambil adalah berasal dari baskom I,
dari baskom II, dan dari baskom III?
Jawab:
Kejadian E di sini ialah 2 bola di ambil dan ternyata 1 putih dan yang
lain merah. Hipotesis adalah H1: baskom I terambil; H2: baskom IIterambil; H3:
baskom III terambil. Karena tidakada hal yang membedakan ketiga baskom
tersebut, maka nilai kemungkinan a priori adalah:
P(H1) = P(H2) = P(H3)
P(E/H1)= 1/5; P(E/H2)= 1/3; P(E/H3)= 2/11; sehingga nilai kemungkinan a
posteriori adalah:
11
35 33
=
11 11 1 2 118
+ +
P(H1/E)= 35 33 3 11
11
33 55
=
11 11 1 2 118
+ +
P(H2/E)= 35 33 3 11
12
311 33
=
11 11 1 2 118
+ +
P(H3/E)= 35 33 3 11
Perhatikan, bahwa jumlah nilai kemungkinan a posteriori seperti juga jumlah
nilai kemungkinan a priori = 1.
37
Rangkuman
1. untuk menetukan banyaknya suatu kejadian, cara yang paling mudah
adalah dengan mencacah semua kejadian yang mungkin satu persatu.
2. bila tempat pertama dapat diisi dengan n1 cara, tempat kedua dengan n2
cara,…, tempat ke k dengan nk cara, maka banyaknya cara mengisi k
tempat yang tersedia ialah: n1 x n2 x n3 x,….,x nk cara.
3. perkalian bilangan asli berturut dari angka 1 hingga angka n, disebut
dengan n factorial,ditulis dengan notasi n! = 1x2x3x4x….xn atau n! = nxn-
1x….x3x2x1 dengan catatan : 0! =1. hal ini nanti akan dapat dibuktikan
dengan fungsi gamma dalam terapan kalkulus.
n!
4. permutasi k unsur dari n unsur, di tulis dengan : P(n,k) = (n−k)!
k
5. permutasi berulang k unsur dari n unsur adalah P(n,k) = n
6. permutasi dari obyek di mana terdapat objekdengan unsur-unsur yang
sama sebanyak n1 obyek, n2 obyek yang lain,…,nk obyek adalah:
n!
P(n1,n2,n3,..,nk)= n1!n2! x... xnk!
7. permutasi siklis dari obyek adalah Ps(n) = (n-1)!
n!
8. kombinasi k unsur dari n unsur C(n,k) = (n−k)!k !
n
9. binomial Newton digunakan untuk mencari koefisien-koefisien (a + b)
n−k k
.untuk n bilangan asli, maka (a + b)
C
= ∑ (n,k)
n a b
10. ruang sampel adalah kumpulan dari semua hasil yang mungkin terjadi
dari suatu percobaan.
11. jika terdapat k hasil yang merupakan kejadian A, maka peluang kejadian
k
A, ditulis dengan P(A) adalah n
38
k
¿ ≤1
12. kisaran nilai peluang adalah 0 n atau 0 ¿ P( A )≤1
13. frekuensi harapan munculnya suatu kejadian A jika dilakukan percobaan
sebanyak N kali adalah E(A) = N x P(A)
14. untuk sembarang kejadian majemuk A dan B, berlaku peluang gabungan
kejadian A dan B adalah P(A ¿ B)=P(A) + P(B) - P (A ¿ B)
c
15. peluang komplemen suatu kejadian A adalah P(A ) =
n−k k
=1− =1−P( A )
n n
16. kejadian A dan B dikatakan saling lepas, jika A ¿ B = ∅ atau P (A
¿ B) = 0, jika P (A ¿ B) = P(A) + P(B).
TUGAS
1. Ari kota A ke kota B dapat di tempuh dengan 2 cara, dari kota B ke kota
C dapat di tempuh dengan 3 cara. Berapa cara dapat di tempuh dari kota A
ke kota C melalui kota B?
39
3. Tentukan banyaknya bilangan ganjil terdiri dari 3 angka dan lebih dari
300 dapat di susun dari angka angka 0,1,2,3,4 dan 5.
5. Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri dari tiga angka dapat disusun
dari angka angka 1,2,3,4,5 bila pemakaian angka yang idak berulang.
Berpa pula jika boleh berulang.
7. Di dalam suatu kotak 5 buah bola merah dan 4 bola puith. Dari kotak
terebut di ambil 5 bola. Berapa banyak cara memperoleh kelima bola
tersebut terdiri dari 3 bola merah dan 2 bola putih.
10. Tentukan ruang sampel pada percobaan dua bola sekaligus dari dalam
sebuah kotak yang berisi dua bola berwarna merah dan3 bola berwrna
putih.
11. Sebuah dadu dilemparkan satu kali. Tentukan nilai kemungkinan muncul
bilangan genap.
12. Didalam sebuah kotak terdapat 2 bola merah, 2bola putih, 3 bola biru.
Dari dalam kotak diambil satu bola. Tentukan nilai kemungkinan bola
yang terambil warna biru?
13. 2 buah dadu dilemparkan satu kali. Tentukan nilai kemungkinan jumlah
angka ke dua dadu sama dengan 10.
40
14. Sebuah kotak berisi 5 bola warna merah dan 3 bola putih. Kita ambil 3
bola dari kotak tersebut, tentukan nilai peluang bahwa ketiga tersebut
terdiri dari 2 bola merah dan 1 bola putih.
15. Jika dilemparkan sebauh dadu sebanyak 300 kali. Berapa kalikah kita
harapakn muncul angka 6.
16. 2 buah dadu di tos. Tentukan nilai kemungkinan bahwa jumlah mata
kedua dadu > 3
17. Nilai kemyngkinan besok hari akan turun hujan adalah 2/5. tentukan
nilai kemungkinan bahwa besok hari tidak turun hujan.
18. 2 buah dadu dilemparkan. Tentukan nilai kemungkinan jumlah angka
kedua dadu sama dengan 4 atau 6.
19. Di dalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Di dalam
kotak tersebut diambil dua boa. Tentukan nila kemungkinan bahwa kedua
bola itu berwarna sama.
20. Dadu merah dan dadu putih di tos. Tentukan nilai kemungkinan:
22. Di dalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari
dalam kotak itudi ambil sebuah bola secara berurutan sebanyak dua kali.
Setelah bola pertama diambil, bola dikembalikan kemudian mengambil
bola kedua. Tentukan nilai kemungkinan bahwa yang terambil:
41
23. Di dalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Di dalam
kotak tersebut di ambil 2 bola secara berturut- turut tanpa pengembalian.
Tentukan nilai kemungkinan bahwa kedua bola tersebut berwarna merah.
24. Di dalam kotak pertam terdapat 2 bola merah dan 3 bola putih. Di dalam
kotak kedua terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak di
ambil satu bola. Jika bola yang terambil berwarna merah, tentukan nilai
kemungkinan bahwa bola tersebut berasal dar kotak pertama.
Tes formatif
1. Ali,Budi dan Dadang akan bekerja secara bergilir. Banyaknya urutan
bekerja yang dapat disusun dengan ali selalu pada giliran
terakhir……………
a. 3 b.6 c.12 d.18 e.24
2. Banyaknya bilangan ganjil yang terdiri dari tiga angka dan lebih dari 300
dapat disusun dari angka angka 1,2,3,4,5 dan 6 tanpa ulang, adalah……….
a. 40 b. 32 c. 36 d. 28 e.24
3. Dari 7 orang pengurus organisasi akan di pilih seorang ketua, wakil ketua,
sekretaris dan bendahara. Banyak cara pemilihan pengurus terseut
adalah……..
a. 210 b. 250 c.252 d.260 e. 840
4. Pada suatu tiang diikatkan bendera 4 berwarna merah,2 biru, dan 2 hijau.
Setiapsusunan mempunyai arti yang berbeda. Banyaknya susunan bendera
yang mungkin adalah………
42
6. Dari 8 orang pemain bulu tangkis, akan dibentuk pasangan ganda. Banyaknya
pasangan ganda yang dapat di bentuk adalah….
a. 72 b. 56 c.28 d. 16 e. 10
7
1
7. Koefisien X
5
dari hasil penjabaran
( 3
X −
x ) adalah…….
a. -42 b. -35 c. 30 d. 35 e. 42
8. Jika dua dadu dilambangkan bersama- sama maka peluang munculnya
jumlah mata kedua dadu 8 adalah…..
10. Pada percobaan melempar tiga keping uang logam 120 kali, frekuensi
harapan kejadian muncul dua gambar, adalah…….
a. 90 b. 60 c. 45 d. 40 e.30
11. Dalam kotak pertama terdapat 4 bola merah dan 3 bola biru, kotak kedua
terdapat 7 bola merah dan 3 bola putih. Dari masing-masing kotak diambil
satu bola merah dari kotak pertama dan putih pada kotak kedua adalah......
43
3 7 12 17
a. 70 b. 70 c. 70 d. 70
61
e. 70
12. Sebuah kotak berisi 2 bola merah dan 6 bola putih. Dari dalam kotak
diambil 7 bola berturut-turut dua kali tanpa pengembalian. Peluang
terambil bola pertama merah dan bola kedua putih adalah........
1 1 3 3
a. 56 b. 28 c. 16 d. 14
15
e. 56
Kunci Jawaban
1. B 2. B 3. E 4. E 5. D 6. C
7. D 8. D 9. B 10. C 11. B 12.B
Tes Formatif 2:
1. Satu dadu dilambungkan satu kali, probabilitas bahwa mata yang muncul
minimum 4 adalah:
2 1 1 5
a. 3 b. 3 c. 2 d. 6
2. Dari kedua kejadian B dan C, diketahui P(B)=0,7;P(C)=0,75;(P ¿
c c
C)=0,50; maka P(B C ) adalah…..
a. 0,05 b. 0,01 c. 0.050 d. 0,15
44
9 8
3. Jika Adan B dua kejadian dengan P(A)= 20 , P(B)= 15 dan (P ¿
1
B)= 5 ; maka: (P ¿ B)’ sama dengan:
7 2 1 1
a. 30 b. 5 c. 3 d. 8
3
4. Andaikan seorang pria dapat hidup sampai 60 tahun kemungkinannya 5 ,
4
dan seorang wanita dapat hidup sampai 60 tahun probabilitasnya 5 .
Maka probabilitas kedua orang itu dapat hidup sampai 60 tahun adalah:
7 12 1 1
a. 12 b. 35 c. 2 d. 35
5. Dari Mahasiswa jurusan maematika FMIPA Unimed siperoleh informasi
bahwa 45% dari mahasiswa tersebut adalah putra, dan 20 % dari
mahasiswa tersebut berasal dari tapanuli. Jika seorang mahasiswa tersebut
ditunjuk secara random dan didapat mahasiswa putra yang berasal dari
Tapanuli, adalah….
2 4
a. 0,09 b. 0,11 c. 45 d. 9
6. Probabilitas seseorang akan terserang penyakit typhus pada suatu ketika
0,15 dan probabilitas bahwa mengalami penyakit usus akan sakit kalau ia
45
terserang typhus adalah 0,35; maka probabilitas bahwa seseorang akan
terserang kedua penyakit itu adalah;
a. 0,0525 b. 0,03 c. 0,20 d. 0,020
7. Kalau A dan B dua kejadian yang bebas satu sama lain, dan diketahui
1 5
bahwa P(A)= 3 ,(P ¿ B)= 6 ; maka P(B) sama dengan:
1 1 2 2
a 3 b. 2 c. 3 d. 5
8. Terdapat dua kotak, kotak I dan II dimana kotak I memulai 8 kartu yang
bernomor 1-8; kotak II memuat 1-6. Sebuah kotak diambil secara acak
kemudian kartunya di ambil. Jika yang terambil kartu yang bernomor ganjil
maka satu kartu di ambil lagi dari kotak yang lain, dan bila yang terambil
kartu yang bernomor genap maka kartu di ambil lagi dari kotak yang sama,
maka probabilitas bahwa kedua kartu yang terambil bernomor genap
adalah:
2 6
a. 5 b. 15 c. 0,45 d. 0,48
9. Dua orang pemburu, membidikkan senapannya bersama-sama pada seekor
rusa.pemburu I mempunyai probabilitas bahwa tembakannya tepat
mengenai sasaran ialah 0,7; sedang pemburu kedua probabilitas bahwa
tembakannya tepat mengenai sasaran adalah 0,8 karena memang ia seorang
pemburu yang sudah berpengalaman. Jika rusa mati tertembaj maka
probabilitas bahwa rusa tertembak oleh pemburu pertama adalah;
46
6
a. 0,05 b. 15 c. 0,45 d. 0,48
10. Diketahui kotak A, kotak B, dan kotak C, dimana kotak A berisi 4 kelereng
merah dan 6 kelereng biru, kotak B berisi 3 kelereng merah dan 2 kelereng
biru, dan kotak C berisi 2 kelereng merah dan 1 kelereng biru. Sebuah kotak
di ambil secara random dan sebuah kelereng biru di ambil dari kotak
tersebut, maka probabilitas bahwa terambil kelereng biru adalah;.
18 15 17
a. 135 b. 135 c. 135 d.
4
9
11. Jika batere hasil suatu pabrik sebagai berikut; 40% dihasilkan oleh mesin A;
35% dihasilkan oleh mesin B; dan 20% dihasilkan oleh mesin C. sedang 4$
dari hasil mesin A cacat, 2% dari mesin B cacat dan 4% dari mesin C cacat.
Di ambil secara acak, maka hasil bahwa yang terambilcacat dari hasil mesin
A adalah:
16
a. 0,016 b. 0,16 c. 0,031 d. 31
12. Dalam suatu klub olahraga diketahui bahwa 4% dari anggota laki-laki dan
2% dari anggota wanita yang mempunyai tinggi badan 170 cm. di samping
itu diketahui bahwa 70% anggota klub itu adalah laki-laki. Jika seurang
dipiih secara random dan ternyata tingginya adalah 170 cm. berapakah
probabilitasnya bahwa dia adalahanggota laki-laki?
47
6 6 7 9
a. 11 b. 7 c. 9 d. 11
13. Dalam suatu negara dilakukan pemilihan presiden. Dalam negara tersebut,
terdapat 3 partai peserta sebagai kontestan, masing-masing D,P dan N.
Dengan memilih sebagai berikut: 40% konsisten D, 50% konsisten P, 10%
konsisten N. Ada 3 orang calon presiden yang akan dipilih dari ketiga orang
tersebut, masing-masing A,B dan C. Kontestan memberikan suara dengan
distribusi sebagai berikut; 80% dari partai D; 50% dari partai P dan 15%
dari partai N memilih B; selanjutnya 10 % dari partai D, 15% dari partai P
dan 75% dari partai N memilih C. Jika seorang dipilih secara acak dan
ternyata ia memilih B maka probabilitasnya bahwa ia seorang kaum dari
partai D adalah;
4 6 7
a. 9 b. 19 c. 19 d.
14
18
Lembar Kerja
1. Sebuah dadu dilemparkan satu kali. Tetukan kemungkinan muncul:
a. angka genap
b. angka kuadrat
2. Di dalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah, 2 bola putih, dan 5 bol
kuning. Dari dalam kotak tersebut di ambil satu bola. Tentukan
kemungkinana bahwa bola yang erambil berwarna:
48
a. merah
b. putih atau kuning
3. selembar kartu di ambil dari seperangkat kartu bridge. Tentukan bahwa
kartu yang terambil
a. berwarna merah
b. As
c. Gambar
4. Hasil ujuan matematika dari 100 siswa adalah sebagai berikut: 5 orang
mendapat nilai A, 20 orang niali B, 40 orang C, 19 orang nilai D dan 16
orang E. Jika dipanggil seorang siswa, berapa kemungkinan bahwa yang
terpanggil adalah:
a. mendapat nilai A
b. yang lulus ( mendapat nialai A,B, dan C)
5. Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Tentukan kemungkinan
bahwa jumlah angka kedua mata dadu;
a. sama dengan 6
b. lebih dari 10
6. Seorang ibu mempunyai 3 anak. Tentukan kemungkinana bahwa ibu
tersebut:
a. mempunyai dua anak pria dan satu ana wanita
b. tidak mempunyai anak pria
7. Didalam sebuah kotak terdapat 4 bola merah, 5 bola putih. Dari dalam
kotak tersebut di ambil 4 bola. Tentukan kemugkinan bahwa keempat bola
itu terdiri dari dua bola berwarna merah dan dua bola berwarna putih.
49
8. Lima orang siswa A,B,C,D dan E membentuk sebuah barisan. Berapakan
kemungkinanan bahwa A dan B berada dipinggir.
9. Dua orang ibu berbelanja ke toko X sekali dalam seminggu. Berapa
kemungkinanan bahwa kedua ibu tersebut berbelanja pada hari yang;
a. sama
b. berurutan
10. Enam pecatur indonesia akan dikirim keluar negeri sebanyak 3 orang
untuk mengikuti pertandingan catur international. Dua di antara 6 orang
tersebuttidak akur, berapa kemungkinannya bahwa yang tidak akur itu
hanya satu yang dikirim.
11. Dua buah dadu dilemparkan satu kali. Tentukan kemungkinan bahwa
jumlah angka kedua mata dadu tidak sama dengan 5.
12. Selembar kartu di ambil dari seperangkat kartu bridge. Tentukan
kemungkinan bahwa kartu yang terambil As dan Gambar
13. Di dalam sebuah kotak terdapat 4 bola merah, 5 bola putih. Di dalam
kotak tersebut di ambil 2 bola. Tentukan kemungkinan bahwa kedua bola
warnanya tidak sama.
14. Sebuah dadu dan satu uang logam dilemparkan bersama-sama. Tentukan
kemungkinan bahwa ;
a. dadu mengeluarkan angka ganjil dan uang mengeluarkan angka
b dadu mengeluarkan angka ganjil atau uang mengeluarkan angka
15. Di dalam kotak pertama terdapat 2 bola merah dan 3 bola putih, sedangkan
kotak kedua terdapat 2 bola putih, dan 3 bola kuning. Dari masing-masing
50
kotak di ambil satu bola. Tentukan kemungkinan bahwa kedua bola di ambil
berwarna ;
a. sama
b. beda
16. Di dalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 5 bola putih. Dari dalam
kotak tersebut di ambil 2 bola secara berturut-turut tanpa pengembalian.
Terntukan kemungkinan bahwa kedua bola tersebut berwarna:
a. merah
b. putih
c. sama
51