DOSEN PEMBIMBING
Tohari Ahmad, S.Kom., MIT., Ph.D.
NIP. 197505252003121002
Pembimbing II
NIP.
i
ABSTRAK
ii
[halaman ini sengaja dikosongkan]
iii
Improved Secured Video Streaming
ABSTRACT
Video streaming technology has growth for needs on video-on-demand and game. It’s
also require the growth for security itself. Secured video streaming has more
performance for processor and battery to use it. It need to be improved so that it can used
by any device.
There is some research has done for secured video streaming, both in encryption,
compression, and RTP configuration.
The writer hope there is a method to improve the secured video streaming.
iv
[halaman ini sengaja dikosongkan]
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................... II
ABSTRACT ............................................................................................................................ IV
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... VI
vi
[halaman ini sengaja dikosongkan]
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Encoding yang dilakukan pada blok gambar JPEG dimulai dari DC Coefficient.
Proses scan selanjutnya pada AC Coeeficient dilakukan dengan cara zig-zag seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2. sehingga informasi yang penting pada gambar terintegrasi
menjadi satu.
4
5
Tiap gambar JPEG yang ada di dalam video MJPEG dapat diterapkan enkripsi jenis
AES (Advanced Encryption Standard). Terdapat 4 skenario enkripsi yang digunakan,
yaitu enkripsi 100 %, enkripsi 50 %, even-less encryption, dan minimum encryption.
Enkripsi AES yang diterapkan pada skenario jenis ini adalah dengan cara memberikan
enkripsi pada setiap bit yang ada di dalam video MJPEG.
Enkripsi jenis ini memerlukan daya baterai dan kinerja prosesor yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis skenario enkripsi lainnya. Sehingga lebih tepat digunakan
untuk video streaming pada mobile device yang memiliki performa tinggi atau juga bisa
diterapkan pada PC.
2.1.2. Enkripsi 50 %
Setiap image JPEG mengandung Y (atau luminance) dan komponen Cb dan Cr (atau
chrominance). Pada skenario enkripsi ini, memanfaatkan daya penglihatan manusia yang
terbatas. Pada dasarnya, sebenarnya manusia lebih melihat intensitas cahaya (luminance)
dibandingkan dengan warna (chrominance) pada saat melihat sebuah gambar. Sehingga
komponen Y lebih diprioritaskan untuk mendapatkan enkripsi lebih dibandingkan dengan
komponen chrominance.
Pada enkripsi jenis ini, yang diberi enkripsi AES adalah DC Coefficient dan AC
Coefficient yang paling berdekatan dengan DC Coefficient.
Pada skenario enkripsi jenis ini, yang diberi enkripsi AES hanyalah DC Coefficient
saja.
yang lebih besar yang awalnya diterbitkan sebagai Rijndael. Masing-masing cipher
memiliki ukuran 128-bit, dengan ukuran kunci masing-masing 128, 192, dan 256 bit.
AES telah dianalisis secara luas dan sekarang digunakan di seluruh dunia, seperti halnya
dengan pendahulunya, Data Encryption Standard (DES).
AES diumumkan oleh Institut Nasional Standar dan Teknologi (NIST) sebagai
Standar Pemrosesan Informasi Federal (FIPS) publikasi 197 (FIPS 197) pada tanggal 26
November 2001 setelah proses standardisasi selama 5 tahun, di mana ada 15 desain
enkripsi yang disajikan dan dievaluasi, sebelum Rijndael terpilih sebagai yang paling
cocok. AES efektif menjadi standar pemerintah Federal pada tanggal 26 Mei 2002 setelah
persetujuan dari Menteri Perdagangan. AES tersedia dalam berbagai paket enkripsi yang
berbeda. AES merupakan standar yang pertama yang dapat diakses publik dan sandi-
terbuka yang disetujui oleh NSA untuk informasi rahasia.
Rijndael dikembangkan oleh dua kriptografer Belgia, Joan Daemen dan Vincent
Rijmen, dan diajukan oleh mereka untuk proses seleksi AES. Rijndael adalah permainan
kata dari kedua nama penemu..
8
9
Hasil yang diperoleh saat penelitian sebelumnya dapat disajikan dalam dua
grafik berikut ini.
Gambar 3.1. Grafik hasil analisa berdasarkan frame per detik yang mampu diakses
Gambar 3.2. Grafik hasil analisa berdasarkan kinerja prosesor yang diperlukan
Grafik yang terdapat pada Gambar 3.1. menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkatan enkripsi yang dilakukan, maka semakin rendah frame yang dapat diakses
per detik. Sedangkan pada grafik pada Gambar 3.2. menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkatan enkripsi yang dilakukan, maka semakin tinggi pula kinerja prosesor
yang dibutuhkan.
Analisis Hasil
Penyusunan Buku Tesis
11
[1] L. Chen, N. Shashidhar, Q. Liu. Scalable Secure MJPEG Video Streaming. 2012 26th
International Conference on Advanced Information Networking and
Applications Workshops. Department of Computer Science. Sam Houston State
University. Huntsville, TX, USA.
[2] Advanced Encryption Standard (AES). Federal Information Processing Standards
(FIPS) Publication 197, 26 November 2001, diperoleh saat 06 Nopember 2013.
http://csrc.nist.gov/publications/fips/fips197/fips-197.pdf
[3] M. Baugher, D. McGrew, M. Naslund, E. Carrara, dan K. Norrman. “The Secure
Real-time Transport Protocol (SRTP)”. IETF RFC 3711 (proposed standard,
errata exist), Maret 2004. http://tools.ietf.org/html /rfc3711
[4] Data Encryption Standard (DES). Federal Information Processing Standards (FIPS)
Publication 46-3, 25 Oktober 1999, diperoleh saat 06 Nopember 2013.
http://csrc.nist.gov/publications/fips/fips46-3/fips46-3.pdf
[5] H. Schulzrinne, S. Casner, R. Frederick, and V. Jacobson. “RTP: A Transport
Protocol for Real-Time Applications”. IETF RFC 3550, Juli 2003, diperoleh
saat 06 Nopember 2013 from http://www.ietf.org/rfc/rfc3550. txt
[6] H. Schulzrinne, A. Rao, and R. Lanphier. “Real Time Streaming Protocol (RTSP)”.
IETF RFC 2326 (proposed standard), April 1998.
http://www.ietf.org/rfc/rfc2326.txt
[7] Advanced Encryption Standard. Wikipedia, akses saat 06 Nopember 2013.
http://en.wikipedia.org/wiki/Advanced_Encryption_Standard
[8] Real Time Messaging Protocol. Wikipedia, akses saat 06 Nopember 2013.
http://en.wikipedia.org/wiki/Real_Time_Messaging_Protocol
12