KOMPRESI DATA
DISUSUN OLEH :
NAMA : ANNISA RESKY RAMADHANI
NIM : 42620004
KELAS : 3A
B. DASAR TEORI
1) Definisi Standar Kompresi Video
Standar kompresi video adalah aturan atau spesifikasi teknis yang digunakan untuk
mengompresi data video agar dapat disimpan, ditransmisikan, dan diputar dengan efisien.
Kompresi video mengurangi ukuran file video dengan menghilangkan atau mengurangi
redundansi dalam data gambar dan suara. Standar kompresi video mengatur algoritma yang
digunakan untuk mencapai kompresi ini.
2
c) HEVC (High Efficiency Video Coding)
HEVC, juga dikenal sebagai H.265, adalah standar kompresi video yang
merupakan pengembangan dari H.264. HEVC memberikan kompresi yang lebih baik
daripada H.264, sehingga menghasilkan ukuran file yang lebih kecil dengan kualitas
video yang setara atau lebih baik.
d) VP9
VP9 adalah standar kompresi video open-source yang dikembangkan oleh
Google. VP9 menyediakan kompresi yang efisien dengan kualitas video yang baik dan
digunakan secara luas di platform seperti YouTube dan WebRTC.
e) AV1
AV1 adalah standar kompresi video open-source yang dikembangkan oleh
Alliance for Open Media, yang terdiri dari beberapa perusahaan teknologi terkemuka.
AV1 menyediakan kompresi yang sangat efisien dengan kualitas video yang tinggi dan
digunakan di berbagai platform, termasuk YouTube, Netflix, dan Twitch.
3
b) Pengkodean Antar-Frame
Pengkodean antar-frame, juga dikenal sebagai pengkodean delta atau P-frame
coding dan B-frame coding, memanfaatkan adanya kesamaan atau perubahan yang
terjadi antara dua atau lebih frame video. Frame P (predicted) memprediksi perubahan
gambar dari frame sebelumnya, sementara frame B (bi-predictive) memprediksi
perubahan dari frame sebelum dan sesudahnya. Perubahan ini disebut vektor
pergerakan (motion vector) dan digunakan untuk merekonstruksi frame baru dengan
presisi yang lebih tinggi. Dalam pengkodean antar-frame, hanya perbedaan antara
frame prediksi dan frame asli yang disimpan, yang dikenal sebagai residual atau error.
Teknik kompresi seperti DCT dan pengkodean entropi juga digunakan pada data
residual ini.
D. HASIL PERCOBAAN
1) Percobaan Ekstraksi Video Menjadi Gambar
• Listing:
4
• Hasil Output:
▪ Proses Ekstraksi
5
2) Percobaan Mengubah Kumpulan Gambar Menjadi Video
• Listing:
• Hasil Output:
6
E. ANALISA
Berdasarkan hasil percobaan yang telah didapatkan, dapat dianalisis bahwa :
1) Saat melakukan proses ekstraksi video menjadi gambar. Maka hasil dari video akan diubah
menjadi frame per frame, dan jumlah frame akan disesuaikan dengan frame yang ada pada
video tersebut. Pada percobaan ini, jumlah frame pada video rhinos.avi adalah sebanyak
114 frame.
2) Saat melakukan proses mengubah frame gambar yang telah diekstrak kembali menjadi
sebuah video, terjadi penurunan kualitas dari video.
3) Saat mengubah kembali frame-frame yang telah diekstrak menjadi sebuah video, kita dapat
menentukan jumlah fps sesuai kebutuhan/yang diinginkan. Pada percobaan ini saya
menggunakan 10 fps. Dimana hasil dari penggabungan frame menjadi video cukup smooth
dan mirip dengan video aslinya.
7
F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yang dapat disimpulkan adalah standar
kompresi video, seperti MPEG (Moving Picture Experts Group), H.264/AVC (Advanced
Video Coding), HEVC (High Efficiency Video Coding), VP9, dan AV1, telah membuat cara
kita menyimpan, mentransmisikan, dan memutar video secara lebih efisien. Pengkodean intra-
frame digunakan untuk mengompresi setiap frame secara terpisah dengan teknik seperti
Transformasi Kosinus Diskrit (Discrete Cosine Transform - DCT) untuk menghilangkan
redundansi dan menghasilkan representasi yang lebih efisien. Di sisi lain, pengkodean antar-
frame memanfaatkan perubahan antara frame untuk mencapai kompresi yang lebih tinggi.
Teknik pengkodean entropi seperti Huffman coding atau aritmetika coding digunakan untuk
mengurangi ukuran data, sedangkan kompensasi gerakan (motion compensation)
memperhitungkan pergerakan objek dalam frame dan memprediksi perubahan antara frame
untuk merekonstruksi frame baru. Algoritma kuantisasi mengoptimalkan akurasi dan ukuran
file hasil kompresi. Dengan standar kompresi video ini, kita dapat menggunakan bandwidth
yang lebih efisien, menghemat ruang penyimpanan, meningkatkan efisiensi transmisi, dan
menyajikan video berkualitas tinggi dalam berbagai aplikasi, seperti streaming, siaran televisi,
dan platform digital.