Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMPRESI DATA

“PRAKTIKUM 7 : STANDAR KOMPRESI VIDEO”

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANNISA RESKY RAMADHANI
NIM : 42620004
KELAS : 3A

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari standar kompresi video.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis standar kompresi video.
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari standar kompresi video.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan percobaan ekstraksi video menjadi gambar
dan gambar menjadi video pada aplikasi Matlab.

B. DASAR TEORI
1) Definisi Standar Kompresi Video
Standar kompresi video adalah aturan atau spesifikasi teknis yang digunakan untuk
mengompresi data video agar dapat disimpan, ditransmisikan, dan diputar dengan efisien.
Kompresi video mengurangi ukuran file video dengan menghilangkan atau mengurangi
redundansi dalam data gambar dan suara. Standar kompresi video mengatur algoritma yang
digunakan untuk mencapai kompresi ini.

2) Jenis-Jenis Standar Kompresi Video


Berikut adalah beberapa jenis standar yang digunakan untuk kompresi video:
a) MPEG (Moving Picture Experts Group)
MPEG adalah keluarga standar kompresi video yang dikembangkan oleh
kelompok ahli dari ISO (International Organization for Standardization) dan IEC
(International Electrotechnical Commission). Standar MPEG yang terkenal termasuk
MPEG-2 (yang digunakan dalam DVD), MPEG-4 (yang meliputi format seperti DivX,
Xvid, dan H.264), dan MPEG-7 (yang berkaitan dengan deskripsi dan pencarian
konten multimedia).
b) H.264/AVC (Advanced Video Coding)
H.264 adalah standar kompresi video yang umum digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk video streaming, Blu-ray Disc, dan siaran televisi digital. H.264
memberikan kompresi yang lebih efisien dibandingkan dengan standar sebelumnya
dan menyediakan kualitas video yang baik dengan bitrate yang lebih rendah.

2
c) HEVC (High Efficiency Video Coding)
HEVC, juga dikenal sebagai H.265, adalah standar kompresi video yang
merupakan pengembangan dari H.264. HEVC memberikan kompresi yang lebih baik
daripada H.264, sehingga menghasilkan ukuran file yang lebih kecil dengan kualitas
video yang setara atau lebih baik.
d) VP9
VP9 adalah standar kompresi video open-source yang dikembangkan oleh
Google. VP9 menyediakan kompresi yang efisien dengan kualitas video yang baik dan
digunakan secara luas di platform seperti YouTube dan WebRTC.
e) AV1
AV1 adalah standar kompresi video open-source yang dikembangkan oleh
Alliance for Open Media, yang terdiri dari beberapa perusahaan teknologi terkemuka.
AV1 menyediakan kompresi yang sangat efisien dengan kualitas video yang tinggi dan
digunakan di berbagai platform, termasuk YouTube, Netflix, dan Twitch.

3) Prinsip Kerja Kompresi Video


Prinsip kerja standar kompresi video umumnya melibatkan dua teknik utama: pengkodean
intra-frame (intra-frame coding) dan pengkodean antar-frame (inter-frame coding). Berikut
adalah penjelasan lebih rinci tentang kedua teknik tersebut:
a) Pengkodean Intra-Frame
Pengkodean intra-frame, juga dikenal sebagai pengkodean frame mandiri atau I-
frame coding, melibatkan kompresi setiap frame video secara terpisah tanpa
memperhatikan frame sebelum atau sesudahnya. Pada setiap frame, informasi gambar
dipecah menjadi blok-blok kecil yang disebut macroblock atau blok piksel. Algoritma
kompresi akan menghilangkan redundansi dan menggantinya dengan representasi
yang lebih efisien, seperti menggunakan teknik transformasi seperti Transformasi
Kosinus Diskrit (Discrete Cosine Transform - DCT). Selain itu, teknik seperti
pengkodean entropi (entropy coding) digunakan untuk mengurangi ukuran data yang
tersisa. Hasilnya adalah frame yang dikompresi dengan tingkat detail yang tinggi tetapi
tetap independen dari frame lainnya.

3
b) Pengkodean Antar-Frame
Pengkodean antar-frame, juga dikenal sebagai pengkodean delta atau P-frame
coding dan B-frame coding, memanfaatkan adanya kesamaan atau perubahan yang
terjadi antara dua atau lebih frame video. Frame P (predicted) memprediksi perubahan
gambar dari frame sebelumnya, sementara frame B (bi-predictive) memprediksi
perubahan dari frame sebelum dan sesudahnya. Perubahan ini disebut vektor
pergerakan (motion vector) dan digunakan untuk merekonstruksi frame baru dengan
presisi yang lebih tinggi. Dalam pengkodean antar-frame, hanya perbedaan antara
frame prediksi dan frame asli yang disimpan, yang dikenal sebagai residual atau error.
Teknik kompresi seperti DCT dan pengkodean entropi juga digunakan pada data
residual ini.

C. ALAT & BAHAN


1. PC
2. Aplikasi Matlab
3. File Video

D. HASIL PERCOBAAN
1) Percobaan Ekstraksi Video Menjadi Gambar
• Listing:

4
• Hasil Output:
▪ Proses Ekstraksi

▪ Hasil Ekstraksi Video

5
2) Percobaan Mengubah Kumpulan Gambar Menjadi Video
• Listing:

• Hasil Output:

6
E. ANALISA
Berdasarkan hasil percobaan yang telah didapatkan, dapat dianalisis bahwa :
1) Saat melakukan proses ekstraksi video menjadi gambar. Maka hasil dari video akan diubah
menjadi frame per frame, dan jumlah frame akan disesuaikan dengan frame yang ada pada
video tersebut. Pada percobaan ini, jumlah frame pada video rhinos.avi adalah sebanyak
114 frame.
2) Saat melakukan proses mengubah frame gambar yang telah diekstrak kembali menjadi
sebuah video, terjadi penurunan kualitas dari video.

3) Saat mengubah kembali frame-frame yang telah diekstrak menjadi sebuah video, kita dapat
menentukan jumlah fps sesuai kebutuhan/yang diinginkan. Pada percobaan ini saya
menggunakan 10 fps. Dimana hasil dari penggabungan frame menjadi video cukup smooth
dan mirip dengan video aslinya.

7
F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yang dapat disimpulkan adalah standar
kompresi video, seperti MPEG (Moving Picture Experts Group), H.264/AVC (Advanced
Video Coding), HEVC (High Efficiency Video Coding), VP9, dan AV1, telah membuat cara
kita menyimpan, mentransmisikan, dan memutar video secara lebih efisien. Pengkodean intra-
frame digunakan untuk mengompresi setiap frame secara terpisah dengan teknik seperti
Transformasi Kosinus Diskrit (Discrete Cosine Transform - DCT) untuk menghilangkan
redundansi dan menghasilkan representasi yang lebih efisien. Di sisi lain, pengkodean antar-
frame memanfaatkan perubahan antara frame untuk mencapai kompresi yang lebih tinggi.
Teknik pengkodean entropi seperti Huffman coding atau aritmetika coding digunakan untuk
mengurangi ukuran data, sedangkan kompensasi gerakan (motion compensation)
memperhitungkan pergerakan objek dalam frame dan memprediksi perubahan antara frame
untuk merekonstruksi frame baru. Algoritma kuantisasi mengoptimalkan akurasi dan ukuran
file hasil kompresi. Dengan standar kompresi video ini, kita dapat menggunakan bandwidth
yang lebih efisien, menghemat ruang penyimpanan, meningkatkan efisiensi transmisi, dan
menyajikan video berkualitas tinggi dalam berbagai aplikasi, seperti streaming, siaran televisi,
dan platform digital.

Anda mungkin juga menyukai