ANALISA KASUS
Pasien mengeluhkan adanya kulit yang kemerahan disertai sisik putih pada
punggung, perut,siku kanan, lengan bawah kiri dan kanan, paha kiri dan tungkai
kanan sejak 2 minggu yang lalu serta terdapat bercak yang kemerahan yang
disertai sisik putih pada kedua tungkai sejak ±1 bulan yang lalu. Keluhan disertai
gatal dan nyeri . Gambaran klasik berupa plak eritematosa diliputi skuama putih
keperakan, skuama lamelar dan mudah dilepas akibat garukan disertai titik-titik
pendarahan bila skuama dilepas, menutupi sebagian besar area tubuh, umumnya
simetris1. Hampir 70% pasien mengeluh gatal, rasa terbakar dan nyeri, terutama
bila kulit kepala terserang1.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan pasien ditemukan pada regio
cruris dextra et sinistra terdapat patch eritema multipel,irreguler, ukuran 0,3 cm-
29
4cm.x 0,3 cm-2 cm, diskret dan sebagian konfluens serta diatasnya ditutupi
skuama kasar yang sudah menipis berwarna putih dan terdapat eksoriasi. Pada
regio truncus posterior,abdomen,cubiti dextra, antebrachii dextra dan sinistra,
fermoral sinistra, dan cruris dextra, terdapat plak eritem multipel, irreguler,
ukuran 0,2 cm - 2,5 cm x 0,4 cm -1 cm x 0,1-0,2 cm, diskret , serta sebagian
ditutupi skuama kasar yang sudah menipis berwarna putih.Menurut teori
predileksi pada psoriasis vulgaris ditemukan di skalp, siku, lutut, punggung,
lumbal dan retroaurikular, biasanya bilateral, seringkali simetris (pada area
predileksi), dan sering pada daerah terbuka1. Gambaran klasik berupa papul
eritematosa dengan skuama putih keperakan, lamelar, dan mudah dilepas akibat
garukan, papul kemudian menjadi plak eritematosa yang bergabung membentuk
pola polisklik atau serpiginosa7.Berukuran dari seujung jarum sampai dengan
plakat menutupi sebagian besar area tubuh, umumnya simetris1.
Berdasarkan uraian diatas, pada tabel 4.1 akan dibahas perbandingan antara
kasus dan teori.
30
Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Predileksi Skalp, siku, lutut, punggung, lumbal dan Regio cruris dextra et sinistra, regio
Anamnesis
retroaurikular, biasanya bilateral, seringkali truncus posterior,abdomen,cubiti dextra,
Epidemiologi 1. Perempuan > laki-laki Ny. R berjenis kelamin perempuan, dan
simetris (pada area predileksi), dan sering antebrachii dextra dan sinistra, fermoral
1 usia 28 tahun.
pada
2. daerah terbuka
Tersering pada. usia 15-30 tahun. sinistra.
Efloresensi
Faktor Papul
1. eritematosa
Menggosok, dengan skuama
menggaruk putih
dan termal 1.
1. Pada regio
Keluhan cruris
terasa dextra
gatal, et sinistra
sehingga pasien
Predisposisi keperakan, lamelar, proliferasi
menstimulasi dan mudah dilepas
psoriasis. terdapat
menggaruknya, patch
sehingga eritema
timbul sisik
akibat garukan, papul kemudian menjadi multipel,irreguler,
berwarna putih ukuran 0,3 cm-
2. Stress
plak eritematosa yang bergabung 4cm.x 0,3 cm-2 cm, diskret dan
2. Pasien merasakan keluhan jika
membentuk
3. Obat-obatan pola : beta-bloker,
polisklik ACEI,
atau sebagian konfluens serta diatasnya
7 sedang mengalami stres atau
serpiginosa .Berukuran litium,
antimalaria, dari seujung jarum
nonsteroid ditutupi skuama kasar yang sudah
tertekan.
sampai antiinflamasi,
dengan plakat gembfibrosil
menutupi sebagiandan menipis berwarna putih serta
1
besar area tubuh, umumnya
beberapa antibiotik simetris . eksoriasi
31
demam, sakit gigi, batuk ataupun sakit tenggorokan sebelumnya, pasien
mengaku tidak pernah memiliki riwayat asma, ataupun bersin pada pagi hari,
pasien tidak memiliki alergi makanan dan alergi obat. Menurut teori pada
dermatitis numularis terdapat beberapa faktor predisposisi, antara lain
sebagian besar pasien dermatitis numularis memiliki riwayat atopi, sebuah
studi menemukan fokus infeksi internal meliputi infeksi gigi, infeksi saluran
nafas atas, dan saluran nafas bawah pada 68% pasien dermatitis numularis.
Dari hasil pemeriksaan fisik, tidak ditemukannya lesi akut berupa plak
eritematosa berbentuk koin berbatas tegas yang terbentuk dari papul dan
papulovesikel yang berbentuk konfluens, yang merupakan gambaran klinis
dari dermatitis numularis. Distribusi lesi yang klasik adalah pada aspek
ekstensor ekstremitas. Pada perempuan, ekstremitas atas termasuk punggung
tangan lebih sering terkena. Selain itu kelainan dapat pula ditemukan di
badan4.
Pada anamnesis juga pasien menyangkal adanya kontak dengan orang
lain yang memiliki keluhan serupa, pasien mengaku tidak memiliki hewan
peliharaan, tidak berkeringat berlebihan dan tidak menggunakan pakaian
lembab dan ketat. Apabila baju pasien basah atau lembab, pasien langsung
mengganti pakaiannya, pasien juga tidak menggunakan pakaian atau handuk
bersamaan dengan orang lain. Hal tersebut merupakan faktor predisposisi
terjadinya tinea korporis, dimana menurut teori dapat diakibatkan kontak
langsung atau tidak langsung dari orang lain yang terkena, kontak dengan
binatang yang memiliki lesi aktif (T.verrucosum, M.canis), dan terjadi pada
pada iklim yang panas dan lembab 7. Pada pemeriksaan fisik, tidak terlihat
efloresensi pada tinea korporis, yaitu lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas
terdiri atas eritema, skuama, kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah
tengahnya biasanya lebih tenang (central healing)8. Predileksi pada tinea
corporis adalah dermatofitosis pada kulit tidak berambut8.
Berdasarkan uraian di atas, pada tabel 4.2 akan di bahas perbandingan
antara kasus dan diagnosis banding.
Tabel 4.2 Perbandingan antara kasus dan diagnosis banding.
Kasus Psoriasis Vulgaris Dermatitis Tinea Korporis
32
Numularis
Epidemiologi Ny. R berjenis kelamin Perempuan > laki-laki Lebih sering terjadi Terjadi pada lak
perempuan, dan usia 28 pada pria. Usia puncak dan peremp
Tersering pada usia 15-30
tahun. awitan pada kedua jenis mengenai se
tahun.
kelamin antara 55 dan umur tapi lebih s
65 tahun. pada remaja.
Faktor 1. Keluhan terasa gatal, 1. Menggosok, 1. Sebagian besar 1. Kontak lang
Predisposisi sehingga pasien menggaruk dan pasien dermatitis atau
menggaruknya, termal menstimulasi numularis langsung
sehingga timbul proliferasi psoriasis. memiliki riwayat orang lain
sisik berwarna putih atopi. terkena.
2. Stress merupakan
2. Pasien merasakan faktor yang menjadi 2. Fokus infeksi 2. Kontak de
keluhan jika sedang pencetus pada orang internal meliputi dari bina
mengalami stres atau dewasa berpengaruh infeksi gigi, yang mem
tertekan. 40% infeksi saluran lesi
nafas atas, dan (T.verrucosu
3. Obat-obatan : beta-
saluran nafas M.canis)
bloker, ACEI,
bawah pada 68%
antimalaria, litium, 3. Lebih s
pasien dermatitis
nonsteroid pada iklim
numularis
antiinflamasi, panas
gembfibrosil dan 3. Lesi dapat muncul lembab.
beberapa antibiotik setelah trauma.
33
kiri dan kanan, paha garukan menutupi papulovesikel vesikel
kiri dan tungkai sebagian besar area yang berbentuk papul di
kanan sejak 2 tubuh, umumnya konfluens, yang Daerah
1
minggu yang lalu. simetris . merupakan tengahnya
gambaran klinis biasanya
2. Bercak yang 2. Hampir 70% pasien
dari dermatitis tenang (ce
kemerahan yang mengeluh gatal, rasa
numularis. healing)8.
disertai sisik putih terbakar dan nyeri1.
2. Mengeluh sangat 2. Penderita m
pada kedua tungkai
gatal gatal
sejak ±1 bulan yang
lalu.
Predileksi Regio cruris dextra et Skalp, siku, lutut, Distribusi lesi yang Predi
sinistra, regio truncus punggung, lumbal dan klasik adalah pada pada
posterior,abdomen,cubiti retroaurikular, biasanya aspek ekstensor corporis ad
dextra, antebrachii dextra bilateral, seringkali ekstremitas. Pada dermatofitos
dan sinistra, fermoral simetris (pada area perempuan, ekstremitas pada kulit
sinistra. predileksi), dan sering atas termasuk punggung berambut8.
pada daerah terbuka1. tangan lebih sering
terkena. Dapat pula
ditemukan di badan
34
kombinasi bethametasone diproprionate dan kalsiptitrol, yang dapat
digunakan pada bagian trunkus dan ekstremitas12,13,.
Bethametasone diproprionate merupakan golongan super poten, pada
tabel 4.3 akan dijelaskan berbagai efek samping dari golongan super poten.
Tabel 2.1 perbandingan obat kortikosteroid topikal super poten13.
35
oklusif. Harus diingat bahwa makin tinggi potensi kortikosteroid makin cepat
tejadinya efek samping10. .
Untuk mengurangi efek samping kortikosteroid, maka dikombinasikan
dengan analog vitamin D, kalsipitrol. Topikal kortikosteroid menunjukan efek
imunosupresifnya, sedangkan analog vitamin D mempengaruhi diferensiasi
epidermal dan fungsi sel T. Topikal kortikosteroid dapat murunkan efek
samping iritasi dari analog vitamin D, dan analog vitamin D menurunkan efek
samping dari penggunaan kortikosteroid topikal. Penggunaan kombinasi
dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam berobat, dan meminimalisir dari
terjadinya kejadian tidak diharapkan yang menggunakan dua topikal secara
terpisah15.
Penggunaan diberikan satu kali sehari, dan selama 4 minggu. Dimana
menurut teori penggunaan kombinasi dari calcipotriol/betamethasone
dipropionate dapat satu sampai dua kali, penggunaan sekali atau dua kali
menunjukan hasil yang sama pada penurunan skor PASI . Penggunaan selama
4 minggu, dapat menurunkan skor PASI mencapai 75% dari 73,3% subjek
yang menggunakan kombinasi dibandingka48,3% subjek yang menggunakan
kalsipotriol monoterapi15.
Perhitungan FTU pada kasus didapatkan dari total seluruh lesi, pada
punggung 1 FTU dan perut 3,5 FTU, pada kedua lengan 3 FTU, pada kedua
tungkai 12 FTU. Jadi total 19,5 FTUx 0,4 gram x 1x 28 = 218,4 gram.
Diberikan preparat tunggal kombinasi (Kalsipitrol 0,005% + Betamethasone
dipropionaate 0,05%) 218,4 gram salep 1x/hari selama 4 minggu.
Pemberian antihistamin dari generasi pertama dan kedua efektif untuk
mengurangi gatal pada pasien dengan psoriasis, walaupun efek antipruritusnya
sedang16. Penggolongan antihistamin, ditunjukkan pada tabel 114.
36
2. Difenhidramin 25-50 mg 4-6 jam +++ Sedasi kuat, anti-motion sicknesss
3. Dimenhidrinat 50 mg 4-6 jam +++ Sedasi kuat, anti-motion sickness
Etilenediamin
1. Pirilamin 25-50 mg 4-6 jam + Sedasi sedang
2. Tripelenamin 25-50 mg 4-6 jam + Sedasi sedang
Piperazin
1. Hidroksizin 25-100 mg 6-24 jam + Sedasi kuat
2. Siklizin 25-50mg 4-6 jam - Sedasi ringan, anti-motion sickness
3. Meklizin 25-50 mg 12-24 jam - Sedasi ringan, anti-motion sickness
Alkilamin
1. Klorfeniramin 4-8 mg 4-6 jam + Sedasi ringan, komponen obat flu
2. Bromfeneramin 4-8 mg 4-6 jam + Sedasi ringan
Derivat Fenotiazin
1. Prometazin 10-25 mg 4-6 jam +++ Sedasi kuat, antiemetik
Lain-lain
1. Siproheptadin 4 mg ± 6 jam + Sedasi sedang, juga anti serotonin
2. Mebhidrolin 50-100 mg ± 4 jam +
napadisilat
ANTIHISTAMIN GENERASI II
1. Astemizol 10 mg < 24 jam - Mula kerja lambat, risiko aritmia lebih
2. Feksofenadin 60 mg 12-24 jam - rendah
Lain-lain
1. Loratadin 10 mg 24 jam - Masa kerja lebih lama
2. Cetirizine 5-10 mg 12-24 jam -
37