Anda di halaman 1dari 2

PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

Pasien resiko tinggi meliputi :


1. Pasien emergensi
2. Pasien dengan penyakit menular
3. Pasien dengan alat bantu hidup dasar
4. Pasien immuno-suppressed
5. Pasien dialisis
6. Pasien dengan restrain
7. Pasien resiko bunuh diri
8. Pasien yang menerima kemoterapi
9. Pasien lansia
10. Pasien anak-anak
11. Pasien beresiko tindak kekerasan atau di telantarkan
Pada pasien anak tempatkan pasien senyaman mungkin, informed consen
dengan keluarga tentang pelaksanaan tindakan, berikan penjelasan kepada pasien
tentang tujuan dan tindakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan kondisi pasien,
hindari adanya trauma pada anak dan orang tua saat interfensi, turunkan dampak
perpisahaan antaraorang tua dan anak, kriterian anak dengan ketergantungannya,
kelainan tumbuh kembang,celebral palsy, autisme dan down syndrom.
Pada pasien resiko tindak kekerasan lakukan identifikasi dan asasmen awal
pasien yang datang, MPP mengkoordinasikan kebutuhan pasien terutama dengan
pihak keamanan RS, pihak keamanan rumah sakit harus mampu menilai tingkat
resiko kebutuhan keamanan pasien.
Ketetapan rumah sakit bahwa asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian
pelayanan risiko tinggi diberikan berdasar atas panduan praktik klinis (PPK) dan
peraturan perundangan

Untuk pelayanan risiko tinggi meliputi


1. Pelayanan pasien dengan penyakit menular;
2. Pelayanan pasien yang menerima dialisis;
3. Pelayanan pasien yang menerima kemoterapi;
4. Pelayanan pasien yang menerima radioterapi
5. Pelayanan pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan
radiologi intervensi).

.
Rumah sakit juga memberikan berbagai pelayanan, beberapa dikenal sebagai
pelayanan risiko tinggi karena tersedia peralatan medis yang kompleks untuk
kebutuhan pasien dengan kondisi darurat yang mengancam jiwa (pasien dialisis),
karena sifat tindakan (pasien dengan pemberian darah/produk darah), mengatasi
potensi bahaya bagi pasien (pasien restrain), atau mengatasi akibat intoksikasi
obat risiko tinggi (contoh kemoterapi), penanganan resiko bunuh diri bisa
dilakukan dengan cara pemeriksaan dan tidak meninggalkan sendiri pasien
tersebut dan psikoterapi dengan wawancara. Pasien lansia termasuk resiko tinggi
karena butuh bantuan atau ketergantungan terhadap orang lain.

Anda mungkin juga menyukai