Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN

PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG


JL. ALUN-ALUN UTARA NO. 1
KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2017
PANDUAN PENANGANAN PASIEN RESIKO TINGGI DI RUMAH SAKIT

BAB I
DEFINISI

1. Pengertian
Pelayanan yang memerlukan peralatan yang komplek untuk pengobatan
penyakit yangmengancam jiwa, risiko bahaya pengobatan, potensi yang
membahayakan pasien atau efek toksik dari obat berisiko tinggi
2. Tujuan
Pelayanan pada pasien berisiko tinggi berorientasi untuk dapat secara
optimal memberikan pelayanan dan perawatan pasien dengan
menggunakan sumber daya, obat-obatan dan peralatan sesuai standard
an pedoman yang berlaku.panduan ini disusun dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan pasien berisiko tinggi yang berkualitas dan
mengedepankan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit

BAB II
RUANG LINGKUP PELAYANAN

Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan berisiko tinggi antara lain :
1. Penanganan kasus emergency
2. Penanganan resusitasi
3. Penanganan dan penggunaan darah dan komponen darah
4. Pelayanan pasien yang menggunakan alat bantu hidup dasar atau
koma
5. Penanganan pasien dengan penyakit menular dan mereka yang dya
tahan tubuhnya rendah
6. Pelayanan pasien dialis (cuci darah)
7. Penanganan pasien yang menggunakan restrain ( alat pengikat )
8. Pelayanan pasien lanjut usia, cacat,anak-anak dan populasi yang
berisiko disiksa
9. Penanganan pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi atau obat
berisiko tinggi

1
BAB III
TATALAKSANA

Tata laksana perlindungan terhadap pasien berisiko tinggi di rumah sakit :


1. Pasien rawat jalan
a. Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan
sampai tempat pemeriksaan yang di tuju dengan memakai alat bantu
bila diperlukan
b. Perawat poli umum/spesialis/gigi wajib mendampingi pasien untuk
dilakukan pemeriksaan sampai selesai
2. Pasien rawat inap
a. Penempatan pasien di rawat inapsedekat mungkin dengan kamar
perawat
b. Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur
c. Perawat memastikan bel pasien mudah di jangkau oleh pasien dan
dapat digunakan
d. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak
yang ditunjuk dan dipercaya

Perlindungan terhadap pasien penderita cacat


1. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien penderita
cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta
menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang sampai proses
selesai dilakukan
2. Bila diperlukan perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasien
atau pihaklain yang ditunjuk sesuai dengan kecacatan yang disandang
3. Memastikan bel pasien mudah di jangkau oleh pasien dan memastikan
pasien dapat menggunakan alat tersebut
4. Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur pasien

Perlindungan terhadap anak anak


1. Ruang perinatologi harus dijaga minimal satu perawat atau bidan, ruangan
tidak boleh di tinggalkan tanpa ada perawat atau bidan yang menjaga
2. Perawat meminta surat pernyataan secara tertulis kepada orangtua
apabila akan dilakukan tindakan yang diperlukan
3. Perawat memasang pengaman tempat tidur pasien

2
Perlindungan terhadap pasien berisiko disakiti (risiko penyiksaan, napi, korban
dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan rumah tangga/korban
kekerasan seksual)
1. Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin dengan kamar
perawat
2. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat identitas di
kantor perawat/petugas keamanan ruangan, berikut dengan penjaga
maupun pengunjung pasien lain yang satu kamar perawatan dengan
pasien berisiko
3. Perawat berkoordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau
lokasi perawatan pasien, penjaga maupun pengunjung pasien
4. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan
5. Daftar kelompok pasien dengan berisiko adalah sebagai berikut :
- Pasien cacat fisik dan mental
- Pasien usia lanjut
- Pasien bayi dan anak-anak
- Pasien korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
- Pasien narapidana,korban dan tersangka tindak pidana
- Pasien dengan penyakit kronis seperti pasien dengan dialis, pasien
kemoterapi, pasien stroke

3
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Catatan pasien terintegrasi


2. Formulir observasi pasien

4
BAB V
PENUTUP

Demikian buku panduan pelayanan pasien berisiko tinggi ini disusun


untukdapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan seluruh karyawan
rumah sakit.
Penyusunan buku panduan pelayanan berisiko tinggi ini adalah langkah awal
suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama
dari berbagai pihak penerapan nya untuk mencapai tujuan

Anda mungkin juga menyukai