Anda di halaman 1dari 3

Lampiran

Keputusan Direktur RSU Islam Cawas


Nomor : KBJ /YANMED /24/0919
Tanggal : 03 September 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN RISIKO TINGGI DAN PASIEN RISIKO TINGGI


RSU ISLAM CAWAS

PASAL I
PELAYANAN RISIKO TINGGI

Pelayanan risiko tinggi meliputi :


A. Pelayanan pasien dengan penyakit menular
1. RSU Islam Cawas belum dapat memberikan pelayanan pasien dengan penyakit menular,
kecuali pelayanan pasien dengan kriteria yang sesuai dengan ruang isolasi ( pasien dengan
kasus air bone ).
2. RSU Islam Cawas membatasi akses masuk bagi pengunjung yang mendapatkan pelayanan
di ruang isolasi.
B. Pelayanan pasien yang menerima dialisis
1. RSU Islam Cawas belum dapat memberikan pelayanan dialysis kepada pasien.
2. Pasien yang memerlukan pelayanan dialisis dirujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki
fasilitas hemodialisa.
C. Pelayanan pasien yang menerima radioterapi
1. Rumah Sakit Umum Islam Cawas belum melayani pasien kemoterapi.
2. Pasien yang memerlukan pelayanan Kemoterapi dirujuk ke pelayanan kesehatan yang
memiliki fasilitas kemoterapi.
D. Pelayanan pasien yang menerima kemoterapi
1. Rumah Sakit Umum Islam Cawas belum melayani pasien kemoterapi.
2. Pasien yang memerlukan pelayanan Kemoterapi dirujuk ke pelayanan kesehatan yang
memiliki fasilitas kemoterapi.
E. Pelayanan pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi
intervensi)

PASAL II
PELAYANAN PADA PASIEN RISIKO TINGGI

A. Pasien emergency
1. RSU Islam Cawas memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus emergency.
2. Pelayanan kasus emergency dilakukan di instalasi rawat darurat.
3. Setiap pasien yang datang berobat ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus mendaftar ke
bagian registrasi rawat jalan dan mendaftar ke bagian pendaftaran rawat inap bila akan
dilakukan pelayanan rawat inap.
4. Pelayanan gawat darurat terutama life saving dilaksanakan tanpa membayar uang muka.
5. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melidungi hak-hak pasien.
6. Selain menangani kasus ”True Emergency” IGD juga melayani kasus “ False
Emergency”.
7. Dokter yang bertugas di IGD harus memiliki sertifikat PPGD/ACLS dan BLS yang
masih berlaku.
8. Pada setiap shift jaga, salah satu perawat yang bertugas harus memiliki sertifikat
PPGD/ACLS yang masih berlaku sebagai penanggung jawab shift.
9. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia.
10. Memberikan pelayanan kesehatan pasien Gawat Darurat selama 24 jam secara terus
menerus dan berkesinambungan.
B. Pasien dengan penyakit menular
1. RSU Islam Cawas belum dapat memberikan pelayanan pasien dengan penyakit menular,
kecuali pelayanan pasien dengan kriteria yang sesuai dengan ruang isolasi ( pasien
dengan kasus air bone ).
2. RSU Islam Cawas membatasi akses masuk bagi pengunjung yang mendapatkan
pelayanan di ruang isolasi.
C. Pasien koma dan pasien yang menggunakan alat bantu hidup
1. Rumah Sakit Umum Islam Cawas belum memiliki fasilitas Intenif Care Unit ( ICU)
2. Pasien dengan airway, breating dan circulation tak stabil dan memerlukan alat bantu
hidup dasar di rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas peralatan bantu
hidup dasar.
D. Pasien “imuno – suppressed”
1. RSU Islam Cawas belum melayani pasien dengan kondisi immunocmpromissid /
immunosuppresed (daya tahan rendah / direndahkan ).
2. Rumah Sakit Umum Islam Cawas tidak merawat pasien yang terduga emerging disease
antara lain : Ebola, Flu Burung, SARS dan H5N1
3. Pasien terdiagnosa dengan Ebola, Flu Burung, SARS dan H5N1 yang membutuhkan
perawatan rawat inap, pasien di rujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas isolasi.
E. Pasien dialisis
1. RSU Islam Cawas belum dapat memberikan pelayanan dialysis kepada pasien.
2. Pasien yang memerlukan pelayanan dialisis dirujuk ke pelayanan kesehatan yang
memiliki fasilitas hemodialisa.
F. Pasien dengan restrain
1. Rumah Sakit Umum Islam Cawas menjaga pasien dari resiko jatuh dengan melakukan
asesmen resiko jatuh dan pencegahannya sesuia prosedur yang berlaku.
2. Restrain fisik merupakan artenatif terakhir intervensi, jika dengan intervensi verbal
mengalami kegagalan.
3. Restrain dibuat dari bahan yang tidak berbahaya misal pita kassa, kain, tali stokinette
tipis
4. Pemasangan restrain harus disertai penjelasan pada kelurga pasien tentang alasan
penggunaan restrain.
G. Pasien dengan risiko bunuh diri
1. RS tidak melayani pelayanan pasien dengan anak ketergantungan, populasi yang berisiko
disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri.
H. Pasien yang menerima kemoterapi
3. Rumah Sakit Umum Islam Cawas belum melayani pasien kemoterapi.
4. Pasien yang memerlukan pelayanan Kemoterapi dirujuk ke pelayanan kesehatan yang
memiliki fasilitas kemoterapi.
I. Populasi pasien rentan, lansia, anak – anak, dan pasien berisiko tindak kekerasan atau
ditelantarkan
2. Setiap karyawan unit bertanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan semua
pasien di unitnya masing masing, terutama bagi pasien usia lanjut, anak dan pasien yang
menderita cacat.
3. RS tidak melayani pelayanan pasien dengan anak ketergantungan, populasi yang berisiko
disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri.
4. Perawat/ petugas terkait harus berkoordinasi dengan satpam dan atau pihak berwajib,
apabila didapati pasien masuk dengan indikasi yang tidak sewajarnya yang
dikhawatirkan akan terjadi kekerasan.
J. Pasien risiko tinggi lainnya
1. RS tidak melayani pelayanan pasien dengan anak ketergantungan, populasi yang berisiko
disiksa dan resiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri.
2. Petugas RS bertanggung jawab mengevaluasi/mengamankan pasien, apabila terjadi
bencana alam/kebakaran.
3. Perawat/ petugas terkait harus berkoordinasi dengan satpam dan atau pihak berwajib,
apabila didapati pasien masuk dengan indikasi yang tidak sewajarnya yang
dikhawatirkan akan terjadi kekerasan.

Ditetapkan di : Cawas - Klaten


Pada tanggal : 03 September 2019
Direktur,

dr. Syaiful Huda

Anda mungkin juga menyukai