1971 Pendjelasan Pembahasan Mengenai Peraturan Beton Indonesia 1971 PDF
1971 Pendjelasan Pembahasan Mengenai Peraturan Beton Indonesia 1971 PDF
PERPUSTAK ~N PROSIDA
Tangg~ Jl
------~--------~
Bulan 1::-;a~n..
Tahun /q Jz_
Reg. No.
KA T A P E NG A N T A R
Ternjata Workshop Beton be Iurn dapat mene Iorkan naskah ach I r dar I
Peraturan Beton Bertulang Indonesia jang baru, karen~ berbagai keten-
tuan masih harus dlrubah dan dlsempurnakan dan tldak dapat dlselesal-
·- ;;
~:::":1-~P--
ctr. Wiratman-Wangsadinata)
- Ill -
K e t u a
fr. Wfratman Wangsadinata
Anggauta
Prof. lr. Achmad Antono
h". Teddy Boen
D A F T A R S
BAGIAN UMUM
Bab I - Sjarat2 Umum
I. I. Ru&ng tjakup
1.2. I dJ In pe laksanaan, pel"'h I fungan dan gambar2 .... VII - I
1.3. Pengawasan ••••••••••••••••••••••••••••••••••••• VII - I
1.4. Tjara perhitungan dan/atau pelaksenaan Jang
menj lrnpang ••..•.••••••..•..••.••••••••••• , •.••• VI f - 2
Bab 2 - Deflnlsl
2 • I • Umum • , •••.•••••••••••••••••••••••• , • • • • • • • • • • • • • VI I - 4
BAGIAN 2 - BAHAN-BAHAN
Bab 3 - Bahan-bahan
3. I • Pemer I ksaan bahan2 ••••••••••••••••••••••••••••• VII - 4
3.2. S em e n ••••••••••••••••• t ••••••••••••••••••• VII - 4
3.3. Agregat halus (paslr) •••••••••••••••••••••••••• VII - 5
3.4. Agregat kasar (keriki I dan batu petjah) •••••••• VII - 6
3.5. Agregat tjampuran Cagregat halus dan kasar) •••• VII - 6
3.6·.Air ..•.......••....•.••...••••••.••..•....• VII - 7
3.7. Badja dan batang tulangan •••••••••••••••••••••• VII - 8
3.8. Bahan pembantu •••••••• , ••• , •••• , •••••••••••••.•
3.9. Penjimpanan bahan2 •••••••••••• ••••••••••••••••• VII - 8
BAGIAN 3 - PELAKSANAAN
Bab 4 - Pekerdjaan beton
4.l.Umum ••••••.••••.••••••••••••••••••••••••••• I -1
Ill - 2
IV - I
VI - 5
VI -12
4.2. Kelas dan mutu beton •••••••••••••• , , • • • • • • • • • • • I - I
I II -15
IV - 2
V - I
v - 6
VI - 1
VI - 7
- 2 -
l - 2
5
6
V! -
VI -
4.4. Kekentalan adukan beton • • • • • • • • • . • • • • • • • • . • • • • I -
Ill -
Ill -
.IV -
v-
v-
v: - 4
4.5. Mutu pelaksanaan dan kekuatan tekan
beton karakteristik .••••••••••••••••••••• ••••• i- 2
Ill - I
Ill - 6
IV - 3
v- 2
v- 7
4.6. Pertjobaan pendahuluan •••••••••••••••••••••••• I - 3
Ill - 6
IV - 6
v- 2
v- 7
Vi - 3
4·. 7. Pemerfksaan mutu beton dan mutu pe laksanaan
se lama· mas~ pe laksanaan· • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • I - 4
Ill - 7
IV - 7
v - 4
v- 9
VI - 2
Vl - 8
4.8. Tindakan2 jang diambi I apabi Ia hast I peme-
rfksaan banda udji menundjukkan mutu beton
jang tldak memenuhi sjarat •••••••••••••••••.•.
Ill 7
Ill - 22
IV - 9
v- 4
4. 9. Pembuatan dan pemer i ksaan benda udj I • • • • • • . . • I - 8
Ill - 3
IV - 15
VI - 4
Vi - 12
- 3 -
Bab 8- Tulangan.
8. I. Umum ....................................... IX 4
8. 2. Ka it· dan bengkokan ••• , ••••••••••••••••.•••• IX - 4
8.3. Sjarat2 penjaluran tegangan •••••••••••••••• IX - 4
8.4. Tulangan mornen pos i t i f • • • • • • • • • . • • • • • • • . . •• IX - 6
8. 5. Tu Iangan. momen negat i f •••••• , •••••• , ••••••• IX - 9
8.6. Pandjang penjaluran tulangan tarik ••••••••• IX - 9
8. 7. Pandjang penjalur tulangan tekan .......... IX - 10
- 4-
Bab 15 - Oinding
Tjatatan :
Dari pasal-pasal dan bab~bab jang tidak dlberi nomor halaman,tidak
ada pendjelasan/latar belakangnja dldalam buku Int.
PENDJELASAN DAN PEMBAHASAN KE-1
o I e h :
12 Djanuarf 1971
PENDJELASAN MENGENAI PEROBAHAN NASKAH PBI 1970
0 I e h :
Jr. Wiratman Wangsadinata,
Bab 4 - P e k e r d j ·e a n b e t o n
< djudul asli : Kelas dan mutu beton >.
Pasal 4 .I.
Ketjuali dfadakan penjempurnaan redaksi, djuga dlberf satu ajat tam-
bahan Cajat 4), sesuai dengan usul2 dalam Workshop Beton, jaitu jang me-
nentukan perbandingan keteguhan beton pada ber-bagai2 umur CTabel 4.1 .4).
Angka2 tsb. diambfl darl rekomendasl CEB dan dari literatur jang dikutip
oleh ir. Hamid Shehab dal~m Workshop Beton.
Pasa I 4.2.
Pada ajat (I), Tabel 4.2.1. disesuaikan dengan usul2 darf Workshop
Beton. Usul ir. Hamid Shahab untuk mentjantumkan keteguhan si Iinder delam
tabel tsb. kiranja tidnk perlu, karene. hal ltu sud5h dltampung oleh Pasal
4.1 ajat {3). Usul Workshop untuk mentjantumkan footnote pada tabel tsb.
jang menjatakan bahwa sekedar untuk pegangan dapat diperkirakan bahwa
obk = 0,67 ob'
.m tidak djodf dftjantumk~n, karena ternjata dap~t mcnjesat-
kan. Dengan adanja footnote tsb. terdjadf hol2 sbb. : (I) adanja kesan
bahwa obm dapat dftentukan dengan djumlah banda udji kurang dari 20 (It-
hat pandangan lr. Hamid Shahab>, padahal obm djuga harus dftentukan de-
ngan minimum 20 benda udji; (2) hi langnja arti dari ketel itfan pe.taksa-
naan, sebab rumus tsb. hanja ber_laku untuk koefisfen variasi 0 = 0,20 (mu-
tu pelaksanaan·terendah), sedangkan untuk memperkirakan obk t~rhadap obm'
setiap pelaksana dapat menghltungnja sendfri dengan rumus dalam Pasal 4.5
ajat C2> dengan deviasf st~ndard s dari Tabel 4.-5.1.,
Ajat <2> redaksinja d"lsesuaikan dengan usul2 dalam Workshop Beton.
- 2 -
Pasal 4.3.
Ajat (I) tidak berubah. Dalam ajat <2>~ perbandingan tjampuran dtte-
gaskan dengan volume dan perihal djumlah airnja tidak dlberikan sesuatu
ketentuan. Ajat (3) ti~ak berubah hanja kalimat terachfr dihapus. Dalam
ajat (4) ditegaskan bahwa faktor air semen berlaku 'Jntuk agregat
kering muka, dan Tabel 4.3.4. disempurnakan. Dengan demikian, semua usul2
da Iam Workshop Beton sudah -:-ertampung.
Pasal 4.4.
Rase! 4.4 inl adalah pasal 4.9 naskah asli. Alasan untuk memfndahkan
pasal tsb. kemuka lalah karena pasal tsb. sangat erat hubungannja dengan
~asal 4.3 sebelumnja.
Dalam ajat (3) diadakan tambahan, sesuai dengan usul fr .• Hamid Shahab da-
lam Workshop Beton.
5 = s
cr!
bm
Ajat (2) is i nja sama dengan aj~t· (3) naskah ~s I i dengan tambahan,
bahw:::~ s didalam rumus adalah deviasi standard menurut ajat <1>, djadi
bukan deviasi standard ~entj~na sr seperti disebut dalam ajat (3), pa~
dc;!lam pembuata:1 lebih dari 4 buah bendc udji per·h'!H'"l 1 . asal. .diperh..st:kan
faktor2 djam !<erdja, pekerdja, keadaan agregat, tjuatja, d II. Agar r~ndo
mization dart sampling ini benar2 terdjamin, maka sct-ema pembuatan bendc2
udji tersebut horus disetudjui terlebih dahulu oleh Pengawas Ahli, sete-
lah sebelumnja dibahas dan dlrundingkan bersema. Usul ir. Hamid Shah~b
untuk mensjaratkan agar mlnirrum dibuat IObenda udjt dalam pertjob;:;~n r>An-
dahuluan tidak perlu dl·tjantu11kan, sebab dlchawatirkan akan diperoleh ke-
san bahwa untuk 10 benda udji Tnt berlaku djuga pasal 4.5 ajet (I) den <2>,
.
..
padahal tidak. Tentu sadja pelaksana boleh membuat hanj~ 10 benda udji,
tetapi ia harus menggunakan rumus2 jc:ng lain. Ia herus meramalkan dohulu
.crbm kemud ian s dengan deradjat konfl dens I jang tj ukup, sebe I urn d! pero I eh
·gambaran tentang mtotu beton d!!n mutu pelaksanaan dari per+jot.H:nn pendEihu-
lu3n ini.Untuk menghindarl evaluasl statistik inl, I'TIClka dldalam aj~t (2)
tersebut diandjurk~n untuk membuat 20 bonda udjl. Untuk itu memu'1g
- 4 -
dfperlukan waktu, sepertf dlkemukakan oleh fr. Hamid ShRhab dalam Workshop
Beton, dan hendaknju hal inf dlsadarf dan dlperhitungkan oleh setlap pela~
sana didalam time schedule-nja.
Ajat (3) adalah baru dan dfmaksudkan untuk meng~t:si faktor waktu,
terutam~ pada pekerdjaan2 cra~h program. Untuk menggunekan ajat (3) fnf
harus ada koordtnasl jang baik dengan perentjana. Pembuatan benda2 udji
dltetapkan dengan Interval volume pengetjoran jang sama (s~tu benda udji
setfap seklan m3 beton>, seperti halnja djuga ditetapkan dalam paaal 4.7
pada pemeriksaan mutu beton selama masa pelaksanaan <llhat pendjelasan
pasal 4.7).
Ajat (4) adalah djuga baru dan hanja menegaskan bahwa pemeriksaan
banda udji boleh dflakukan pada beton jang berumur kurang dart 28 hart.
Ajat (5) menetapkan bahwa pembuatan dan pemeriksaan benda2 udjl ha-
rus mengikutt pasal 4.9.
I: K. a'bm, i
I
a'bm,st =
I: K1
Apeblla pada setiap 'b m3 baton dibuat J ·sample dan djumlah samp~e ~t·da
lam stratum I kita sebut ni dan djumlah seluruh sample adalah N = I:ni~m3ka
I:a
b, I
K I:n I:o'
n,
b l
____...;....__ =
b
.. - - - ~ a'
a'bm,st bm
N
Dari persamaan lni ternjata bah\'la mean dart stratified random sampling
adelah same dengan mean dari simple random sampling.
Selandjutnje akan kite tindjau varlansl dari mean. Untuk stratified
random samp I i ng, we Ighted variance d i tentuka·n oleh rumus :
Berhubung kita menghadapl s~tu mutu beton dan satu keahllan pelaksana
jang sama, maka untuk semua stratums.I edalah sama (=s>, sehlngga rumus
dia"tas mendjadi
- 6 -
Dari persemaan terachir dapat dillhat bahwa variansi dari stratified ran-
dom sampling adalah sama dengan varlansi darl simple random sampling. De-
. .
ngan demiklan, maka terbuktl bahwa stratified random sampling dan simple
random sampling mempunjai efek jang sama. Stratified random sampling.di-
sjaratkan balk pada pertjobaan pendnhuluan <pasal 4·.6), maupun dalam qua-
lity control dalam pelaksanaan (p~sal 4.7 ajat I dan 3).
Perlu ditjatat, bahwa pengambi I an I benda udjl setlap 3 ateu 5 m3
beton haruslah di lakukan setjara random, at+tnja tldak selalu dari misal-
tidak
nja mix ke-2 atau/selalu dart mix ke-10, dl I. Pengambilan benda udji da-
pat diambil darl mix ke-1, tetepi tidak wadjib. Dengan demiklan, maka
kesulltan jang dikemukakan oleh ir. Hamid Shahab dalam Workshop Beton_,
bahwa mix pertama tidak dapat memberlkan mix jang representatif, dapat
dtatasl.
Ajat (2) materinja sama seperti pad3 naskah asli. Ketentuan2 dalam
ajat i nt memungk inkcn suatu t jara pengc":as~n mutu jang sangat popu Ier
cta~am statistical quality control pada continuous production of manufac-
Berleinan dengan dalam peraturan dl lnggrls, dalam ~jat (2) jang baru lni
terdapat ketentuan jang merlngankan, jaftu sub ajat b, jang sedlklt ba-
njak dapat menampung keberatan lr. Hamid Shah3b. Sub ajat b inl pokoknja
mengatakan, bahwa kriterium mutlak untuk meni lai mutu beton adalah sja-
rat no. 4 dart sub ajet a, sedangkan sjarat2 no. I s/d 3 merupakan krite-
rium untuk menl lai mutu pelaksanaan. Disini perlu diperingatkan, bahw~
apabila sjarat no. I s/d 3 tidak terpenuhi dan pelaksana tidak tjepat
mengambil tindakan2 pengamenan, make kemungkinan besar sj~rat no. 4 pun
tldak akan terpenuhi, sehlngga beton harus ditolck. M~ka adalah untuk
kepentlngannja sendlri, bahwa pelaksana hcrus bertlndak tjepat dan se-
hubungan dengon ltu pula diandjurkan untuk memerlksa bend~2 udji pada
umur 3 ateu 7 hart sepertt dltetapkan dalam ajat (4). Adanja 11\·mrning: 1
tentang ket i dak beresan da I am proses produks i In i I ah memb.uat Showhart Con-
trol Chart mendjadl suatu tjara jang efetlf didalem continous statistical
qua I ity control.
Usul Jr. Hamid Shahab untuk mengganti sjarat no. 2 dan 3 dari ajat
(2)a mendjadl sjarat jang berbunji : '~ilal rata2 dari keteguhan tekan
4 banda udj i harus memenuh I n i ;I a I rata2 jang d I tetapkan dal am .Tabe I 4. 2. I •
(fngat bahwa Tabel 4.2.1. adelah berdasarkan pemeriksaan 20 benda udji,
penulTs>", adalah prinsiplil salah karena melanggar salah satu azas po-
kok dart statlstik jang disebut ''Central Limit Theorem" jang berbunji :
"Apabi Ia sebuah populasi (dislnl IJt/ berdistribusi normal dengan variansi
s 2 dan mean ob' , mak3 sample mean ob' (dlsini mean darl n = 4 benda u-
m m, n If
djf) berdlstribusi normal dengan mean obm dan varlansi s 2 /n. Azas
ini lah jang dipakai untuk menurunkan sjarat no. 2 dari ajat <2>a terse-
but (I i hat buku : ''Eva I us t setjara stat I stl k etc.';, background paper
Workshop Beton).
Usul ir. Hamid Shahab untuk merubah redaksi darl sjarat no. I dari
ajat <2>a mendjadf : r; ldak boleh lebih dari satu nllei diantara 20 ni l~i
hasi I pemerikS(lDn bende udji terdjadi kurang dari obk' deng~n ketentuan
bahwa djika diambi I 3 banda udji darl satu ka!i adukan dan satu diantera
nja memberi hasi I keteguh:ln tekan jang menjimpang rendah, maka benda udji
jang djanggal tsb. dapat dianggap tidak ada " (digaris b~wahi oleh penu-
lls>, klranja djelas tldak dapat dlterim~, karena melanggar azas randomi-
zation didalam st~tlstlk. Kalau setiap hDsil jang rendah senantiasa
- 8 -
tidak ditindjeu, maka setiap pekerdjaan beton ekan ';bermu1u bafk' 1 • Setiap
penjlmpangan jang menjolok harus kita terlm~ dan djangan dlsembunjfkan,
karena infpun membe:lkan indfknsi dari mutu beton didalam konstruksi.
Apabfla penjimpangan jang menjolok ini disebabkan oleh kesalahan dalam
membuat benda udjl dan/atau oleh kesalahan dalam mesln tekan dan pelak-
sana dapat membuktfkannja, mak3 soalnj~ loin. Kesalahan2 itu dfdalam kon-
struksf jang sesungguhnja djuga tidak ada, sehingga memang harus dfang-
gap tidak ada. Ke~daan terachir ini tidak perlu dltjantumkan seperti dl-
usulkan oleh Jr. Hamfd Shahab dfatas. Dalem hal ini, adanja sub ajet b,
sediklt banjak tel~h dapat menampung kechawetircn ir. Hamid Shahab akan
kemungklnan dipegangnja setjara kaku sjarat no. I dari sub ajat a ter-
sebut •.
Ajat (3) mengatur pemerfksaan mutu beton dan mutu pelaksanaan untuk
pekerdjaan2 beton jang ketjfl, jaitu dengan volume kurang darf 60m3. Di-
slni dfandjurkan lagi untuk membuat 20 benda udji, untuk mengatasf kesu-
lftan evaluasl setjara matematika statistfk. Apabi Ia pembuatan 20 benda
udjf dianggap tidak praktls, maka untuk pekerdjaan jang ketji I inl pelak-
sana dapat memi lih 2 alternatif,jaitu: (I) tetap mengadakan quality con-
trol dengan keharusan mentjapai keteguhan rata2 dari 4 kubus ber-turut2
jang lebih besar dari (obk + 0,82 sr>' atau (2) tidak mengadakan quality
control sama sekalt, tetapi menentukan mutu betonja sebagai a 1 • Untuk
mutu K 125 danK 175 tJndakan terachir inf kiranja adalah lebih bidjaksa-
na.
Ajat2 (4), (5) dan (6) tidak perlu pendjelasan lebih landjut.
o I e h
I Ma r e t 1971
PENPJELASAN MENGENAI PERUBAHAN
NASKAH PBl 1970.
oleh
lr. Wlratman Wangsadlnata.
Pasal 1b~1.
A j a.t 2 • Da I am a j at b a r u I n t d I d j e I a s ka n a r t I d a r i ma s f ng 2
koeftsien keamarian, dtmana korisekwen dengan CEB cHtetapkan 3 m~
tjam .koettslen keamanan.
Ajat 3. Dalam ajat baru lnl diperlntji nflat'2 darl koef!
slen pemakalan y • Untuk momperhltungkan pengeruh _dar( rangkak
p .
terhadap keteguhan tekan beton (lentur/ser.trfs), sesuar dengan
CEB dldalam sub ajat a dltetapkan Ypb.t = I,Z pada pembebanan
tetap, sedangkan sesual denga~ AIJ pada pembebanan sementare
dapat dlanggap tfdak ada pengaruh rangkak,
. sehlngga y p b , s =
1,0. Pada keteguhan tarlk beton (lentur/sentrfs) djelas tfda~ I
r;o
u
= 1 - zt ... •.......... •. •..... •. •. •• (c)
1 - 9
= 9
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • (d )
1 - 2k
·o
Oldalam tab~l berlkut. dltl-ndjau 5 keadaan
Tabel I
z;u I z;O
u
Iy :y
0
1 2 J 4 5 6
0,06 1, 00 1 1 '00 1 10 1 1 102
0,08 0,99 1 1 '0 1 1, 0 1 . 1,03
0110 0,99 1 1 , 02 1 ,04
0,12 0,99 1
1 '0 1
1 '0 1
I 1,02 1 '05
0' 14 0,99 1 1, 0 1 I 1103 1, 06
0,16 0,99 1 1 '0 1 1 , 03 1 I 08
0,18 0,99 1 1, 0 1 1 '04 1 '09
0,20 0,98 1 1102 i 1 '04 1 ' 10
0,22
0,24
0,98
0198
1
1
1 '02
1102
I 1 '05
1,05 1' 11
1 , 12
0,26 0,98 1
I 1,06
1 '02 1 ' 14
.. I I
... 5
tase tulangan jang besar). Bll_a ~:t2 bandlng~~ri ladju~ ke-3 dan
ke-6, maka t~~llhat bahwa se! tsth k~~asltas ~ntara keadaan
Ideal dilaboratorlum.. (ypb= 1, ymb _= 1) ·dan k.eadaan -.dilapang-
an adalah djuga ket.jJI (± 10%), Jang tentunja sudah_ ·.dlkei"ahui
oleh para research worker~. Bahwasanja pe~g~ruh dart ordlnat
stressbfock bet.on terhadap ,
Iangan· m_omen dal:=m
. itu . ke:tJ!I,
. .
da-
.
'
pat dlbuktlkan djuga. .untuk penampcng jang :b,ertulang rangkap . .
dan untuk lentur dengan gaja normcl,· baik pida kf>run.tuhan
tarlk maupun pada keruntu:han ~. tekan. Dengan. demikian.
d_apatlah
.
Uaul lain dart Jr. Hamid Shahab fat·ah~ agar peda pemerlksa-
a n su. atu konstru ks t j a ng .beton.nJ a t Ida k memenu hI sJ a rat
(pasal 4.8). dengan pertjoba~n· n6~-destruktlf~ dlpakal koef•
flslen bahan y. b.= 1. Kaml lldak mengertl maksud d·arl usu~
;; P. . . '
tsb. Jang djel~s Jalah~ bahwa menurut ~emat kaml tldak ada
alasan untuk menggunakan nl lal2 y p b jang lain darl - pada 1·~4~
ketjual I barangkall untuk p~rtjobaan2 dl.l~boratorlum dapat
d Iamb ll y p b = 1.
- djlka p~rtjobaan
non-destruktlf dlfakukan sesudah
beton berumur 4 bulan :
pada perhitungan berdasarkan kekuatan·batas
Yst = 1,5
pada perhitungan.berdasarkan'teori elastlsl-
tas : ypb" ymb" Yst· ~ 1,65
I
! pemb. tetap pembe ba nan semen-
Ii. ·tara.
l =
PBI 1970 1 ,2x1 ,4x1 ,4 = 1x1,4x1,05
'
I 2,35 1,"47
:
A.I-.J I 3 1, 5
II
.I
- 8 -
I
PBI 1970 ! AIJ
tegangan teka.n 1. 2 X 1 1 4
1,05 = 1 '6 2
'
tegangan tarlk w_ =1,33 2
1 '05
tegangan geser .
tanpa tulangan 1 1 1x1 1 4
1 , 05 =
1, 47 I
I 2
dengan tulangan 1 1 47 II 1, 5
I
Pasal 10.2.
Pasal lnl tldak ada dalam naskah asl(. Pasal lnl jang
menentukan ber-bagal2 keteguhai beton sebagal fungsl ~a.r·t
abk' dlpandang perlu untuk ditjantumkan, karena merupakan
dasar bagt penentuan tegangan2 jang dllzlnkan untuk elastic
design <Tab~l 10.4.1 dan 10.4.2) ian bagf penentuan ketegu-
han2 rentjana untuk ultimate strength design (Tabel 10.4.~
dan 10.4.4).
Sebagal rumus untuk keteguhan tarik/ges·er dlpt·llh rumus
jang lebih sederhana darfpada dalam naskah asl I, jaltu sua-
tu perkallan darf lcrbk' seperti dldalam ACI-Code.
- 9 -
Ketentuan sepertl lnl tldak eda pada gaja normal tarlk, ka-
ren~ ltu keteguhan tarlk sentrls dltetapkan· sebesar 0,75 ka
p ad a ked u a tab e I i n I •
- 11 -
rumus2 PBI 1970. Tjara lnl jang sudah diuralkan dalam Work-
shop Beton (Ref. 6), adalah berdasarkan suatu sinusoidal
e(astit deflection·curve.
Anggapan ini adalah tjukup tepat, karena dapat dlbuktlkan
(Ref. 7), bahwa lendutan aklbat muatan terbagi rata penuh
dan muatan terposat di-tengah2 bentang (2 keadaan muatan
ekstrim) sangat mendekat.i garis sinus.
Comparative study <Ref. 7) ontara hasi 12 perhitungan len-
dutan elastis dengan ketiga tjara jang dlsebut_diatas mem-
perl lhatkan persesuaian jang tjukup balk. Karena ltu,
- 13
I
djangka waktu
muatan.
I
i
A' = 0 A' • I
1" A Al .. A
I
1 bulan 1, 6 1, 4 I 1, 3
l
6 bulan 2,2 2,0 1,7
1 tahun 2,4 2,1
II 1, 8
I
5 tahun dan I
I
leblh 3,0 2,2 i 1,8
I
;
K Ita m1 sa I ka n d a hu I u~ ba hwa
g = muatan
matt
p = muatan hldup
g'= muatan djangka pandjang, Jaftu muatan
matt + bagtan dar! muatan hfdup jang ber-
slfat tetap.
p' = muatan djangka pendek, jaftu bagfan dari
muatan hldup jang berslfat sementara, jaltu
jang bekerdja kontlnu selama kurang dari 24
djam.
k = koeffslen pengaruh ra~gkak Jang nllalnja 1,5,
2,0 dan 2,5 bergantung pada bentuk penampang.
f
e
= -a1 (1-t> h
10- 6 ••••• , •• (a)
f
e
• -
1
a a* to -6 •••••••.• <b>
ar
(1-2 I 5w au > h
bk
f • ( k.
............. (c,
Selandjutnja klta ketahul bahwa
Sr.
0
ag' = 9' + p'
a
·a
• • • • • • • • • • • • • • (d)
a z e'
9 I :+ p' C1
a P'
dengan
g + p
a= kg' + p' • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • ( 9)
hltung e 1 berbentu k :
Ik 2.
= c <100 ht
.>
ht ········ ········ <a>
dlmana
(0,85 +
0 a-u. ·
T6o"O.> (0,23 + 6 ~ _)
eo
c = t •• • • • • •• (b)
~ (0,22 + 3 ~ )
t ht
bentuk penampan g
.kolom I
persegl 0,289 ht
·bu I at 0,25 ht
seglt.lga 0,236 ht
djedjara n
gendjang 0,204 ht
bufat 0 289
--~---
cl = () ,., r- = 1 , 15
v,L..~.
segittga = 9_r.J_89 = 1, 2
cl Q ,23.6..
djedjaran
gendjang c· = o,2s~
1 0_,204 = 1 -' 4
Mengenal koe.flsle·n C unru·k penampang persegi , hal
lnl s~~ah dibahas d~lam Seminar ke~t I Tertlb Pembangun~n,
tetapt untuk djelasnja ttdak ada salahhja:untu~ dlsfnggung
lagl dlstnl. Dengan mengislkan J = 0,289 ht kedalam rumus
(b)_, maka untuk a
au
= 2400 kg/cm2 (mewaktll badja lunak)
dan a . = 4000 kg/cm2 (mewakt It badJa ke·raa) untuk penam-
au
pang persegt dldapat
0,22 + 3
e
4+213 _£
ht
.. .... .... ..... (e)
1 + 30
c2
badja I u nak badja keras
e
0 . . ...
ht rumus (c) I
I
rumus (e) rumus (d) I rumus (f)
·o
0,5
3,62
6,51
4;00
6,91
4,00
7 1 16
I 4,40
7,60
1,0 6,70 7,00 7,37 7,70
1,5 6,77 7,0 7,45 7,7
2,0 6,81 7,0 7,50 7,7
2,5 6' 134 7,0 7,53 7,7
5,0 6,86 7,0 7,58 7,7
10 6' 9.1 7,0 7,59 7,7
20 I 6~92 7,0 "7,60 7,7
40 6,92 7,0 . 7 '61 7,7
80 6,93 7,0 . 7' 63 7,7
I
I
- 23 -
I
bentuk penampang
ko I om kl e2
b - b
b =b + 0
m o 11+25Cb-bo)2
I
t
b +
bm -< 0 5
b
t + berslh
< bo + 5 2
-
< b
I 1•
·penampang tsb •
.
ap~bfla ketlga sjarat dlatas ttdak dfpenuhf;
' = 0, 7 <bm - b ) + b
bm
o o
d. ada beber~pa ketentuan lain tldak dlsebut dlslnl.
Walaupun ka.mf ·tldak
. tn.gln
.
mementahkan kemball pene"?t-
tuan Iebar manfaat flens dldalam PSI 1970 tnt, namun ttdak
ada salahnja klranJa apablla klta, terutama para anggauta
Panltta Pembaharuan PBI, merenungkan kemba)l apakah rumus2
sederhBna sepertf dldalam GBV 1972 tldak leblh praktls darlpa-
da tabel2 dart CEB?
- 28 ;..
Pa s a I 10 • 9 ( n a s k n h a.s I 1 p a s a I
I 10 • 8 )
DJudul naskah asll: Modulus dan koeflslen2.
k 2
~, = 3,60 - 2,30 ( 100 )
hf 2
~2 = 0,65 + 0,63 (1 - -ro-'
- 29 -
h
.6 = 0,40 + 0,75 (1 - _i) 2
60
i
.!
II 4 ,o
j
I
r---. -:.,. - - ' . ---l.· --. ... -,---- ---··T!, . - ... ·- - ~.Ll-~r:fnTj"TlTTI·
·ff·("l •.
·<' I I ' . I ' i I ' ••
~1-"S 9~1o ~RI se.,_cu~
'' IT pelt.l.>0&.-4AI.o1 .
I
' ! . I . ' I ! • !' • . '·; ! I•
II
I ; 1 I .
:a.,o
~
!1- ...... .. , . 1 _,-:1_ • • ,
.. .c ; ~ ~ , . . L~ ~-, - .• .
! I t I
_.t :, •• , 1i , ,...,.-~-
. I . ,
.. , • --·
. ... . ..,'
J I -1'1 I! : : .. i .• ; I : i I
i ! . . u~· &A'f.4.S 6'-' DARI
i
a:·l111A4
!
;..... • . ... ..
>·(f ~
:!: i
-{.' \ ' ' " ! ' 1 • I
1
rt· t_j.;.LJJ--
l i i i J-•-1-J-J.-J-l...;...•-
. j " :"" " . "
'
-~
~e~'t .JOl>•1 ..tV1
. / ~· ! "r 1 t 1
i . ) J...! -- 1 I
; . .. : I ! ~-~-
I ..;,.-......
. ....-(' : : :·. ,
'! ...r . ~ f ; · • · . 1 - · ).Y >- :
0 :-- - .........('!~ 1
~
• b
··
'
1 1 J
. l : . : ~ ... : :J
I 1
[ ' ·, • IL~)/
1 ,, '
1
' I v-
: ! 'j! tpY . . >"i~:
,_. ;. .
' .
: .- . ,.j,... ;::,·.... - L - ~-
. .. ··i - .. . .. - ~-
J.~)
I ~ j l:~J
.
•
!
I I
I
t,O i
\
.. ..;J.. ..
!
-r ! I
I
i
....... ·.- -·f- · -. ·r ~ -- - . ~ ·- - ·- ·-·--t I!
I
! ' : I i -j
\L--- -·- L. .: .. ~- ~ .. i 1 - .L ... J l
0
100 90 so 70 60 5c;> 40 t
KEI..EM&A~A\11 R!!L.ATit=:.
I
t
I
t
·1
'i-
o
'
L _____ J _----
,
I
I
-- i
i
40 !50_
Ig
0 10 2.0 . 30
i
~~------------~----------------]
C. .F.,B. R. - l .'a. . J.
~ • l. 'l, .
I
~ -- ~
r-· -..-.•- -· -.
-~ ----w---··-----~-~·····-·-~----· - -~------~---...
j 1 ,!) .,I
I
l
. .. 3,0
I '
t. ,0 ..
I .o :
•.
0
..., .....
O,-
f',)
0 ,4 0,6 o.a
- '' !
r
!!t.
r
i
···-of - ··--··-
- __:
9r:."/o ~1 . 12W-IA>
fl-e:R.t,J~,41A
' I
~·~~ DA..,l '~Ml.t.'- n-.~}'::>
J
i : • ... .( :.-'1
--- I L .. --· _.,...
0 ·- ..
~ 7 2.P. 90
. ___. ........,_...,. ,.
Il
- "'· R . I. 2.. 3 . ;
! . ~ . 3. "Z
;.'".:( .
I
I
I
I 70 · - - · - ·; ~-- . . -- -~- i . -· - ------J··--
l
I i'
I 60 . -·--- . '
'
;~
I
I
I
50 t
I·
..
40 ~d-- -··
~ ~
i
!l
i
I
I
!
~ __ t
l
j
I
- 10
1()0 so 70 60
___L
j
40
Ii
i
i
'. j
I
I
sj
t
I,
-I
i
i
' . . r i
' J
j--·-·-·c·-·- ·- [ ···· --·- --"-i.
!..
o,s !'
.. -;.-. --.. . .....- -+- ________,_j.
• : !
l
I
!)l" &4TA~! 9~%
' I! •
Ir-------· .' +~-
I, '
j
I
· -------· ---:--1~-- -..!- -----:
'
•
i l
;
I
:
li~·
.,,,
'" . :' I
0 ,~
.
r --- ---- - . - r- -I - ·..... .i-·- -~-~ : ~---s.4r.4{ -~:%"--~
.!
i
I '- '
li !
I
~-
., I
- - ---·-'----- -- -- ··-· + -- - - -·-- ---
1
.
-~- -
;
i
.. ·· -! ···t
l
i. ! I.· I
lL _ !
___ __L
I
__ _j_ --- .-. 1 .. . . _ i
.. __ ..J.. __
II 0 20 30
L____ ~
j
l
-J
C1ii.C . R .I. '1 . 3, . J
- -· l ..., ~..,......,. '~'"'·..... 4 £ ~..: ~-----'!'"'-----------"'~"'·--~
3,0 --··T
• I
2,0
J
J / -45C
I
I'
1
I ,()
i
:1
~
~
l. ·~ -\.-
:·1 --·· · ....
0 0,1. 0;4 0,6 o,e
F.4CTO!It AI~ C~ME!J'iT (A;(:_ ..''
i ,0 :
o.~
-i.
&
0,6
.. ~
0 .4
; .
-L : ' LOۥ't,
~ . .. .... •·
~
1 14 90
r~ ; . :r..
PENDJELASAN DAN PEMBAHASAN KE-1 I I
o I e h
Kiranja dalam hal tnt perlu dlpertimbangkan, mana jang leblh balk,
10 ka I i a tau 25 ka I I •
Kaml dl Balai Penelitlan Bahan2,,blc:Jsu melakukan dengan 25 kall +u-
sukan, menurut~ standard2 dari A.S. dan dengan assoslatl plklran
bahwa jang mentjlptakan tjara inf adalah Prof. Duff.· Abrams dart
Lewis Institute, Chicago, A.S.
Djadi ldr:1nja tjara2 dart Amerlka S0rlkat lni akan leblh benar da-
ripada tjara2 jang tertjantum dalam GBV 1962 Art. 16.
Ajai" {3).
Dldalam ajot ini, dlsebufkan tjara2 pentjetakan dari ~enda udJI.
Karena dalam PB! 1970 inl akan dipukai kubus ukuran 15 em, ma.kC! mung-
kin pentjetakan kubu5 ini harus di lal(ukan dengan tjara penusukan ma-
slng2 lapl5an (2 lapis) 30 kat I.
Pandc::pat/saran.
a. Menurut B.S. 1881-1952, a.l. disebutkan bahwa kubus2 dilsl 3 la-
pis, masing2 lapisan dltusuk2 dengan steel punner jang luas per-
mukaannja 1 5q.ln., sebanjak 35 kat I.
b. Tjara2 jang lazim dlpakai dl Amerlka Serikat, dengan benda tjoba
bentuk. 5 i II nder. pent jetakan baton da I2!m s II i nder·, d i i 5 i kan do-
lam 3 lapisan dan maslng2 lapJsan ditusuk sebanjak 25 kall <seper··
ti penentuan SLUMP>.
c. Tjara. jang tersebut dalam Konsep Naskah PSI 1970, mungkln dlambl I
dari GBV 1962 Art 14, ajat 5 a, untuk kubus 20 em.
d. Kami di BQiai Pen.Bahan2 menggunaknn tjara (b) diatas, .balk. untuk
kubu5 atau untuk si Iinder <kaml seragamkan).
Mengingat djuga Pasal 4.1.3. dlmana Pengudjlan keteguhan te-
kan dapat dilakukan djuga dengan benda2 udjl bentuk kubus 15 em,
- 4 -
ki.Jbus 20· em· dan n+au si Iinder 15/30 em maka·l<.iranja leblh balk blla
tjara2 pGmbuatan untuk ketiga matjum ukuran benda tjoba ttu dlsama-
kan sadja, otau dj!ka d:ikehendakl eda tjara2 tersendlrl untuk meslng
bentuk benda tjoba, perlu diterangkan leb.lh djelas untuk maslng2 ben
tuknja.
. -
Tetapl tjarc jang t0rachir ini kiranja kurang praktis.
Suju usulkan dlsini, dipckci tjara b dlatas, jaltu tjetakan2
bend~ tjoba (dalam bentuk si Iinder, atau kubus), diisi 3 laptsan
dan muslng2 lapisan dl·-tusuk2 sci.Jc:njak 25 kali dengan batang b;:1dja
bergc:ris tengah 16 mm atau 5/8 Inch.
Ajat (4).
Kalimat t.;rachir d<3ri ajat inl~ saj:.· kurang setudju. Kallm3t seleng-
kapnja sbb. :
"Sesudah itu, masi.ng2 kubus dlberf tanea seporlunja dan ditGmpatkan
dalam pasir jang lembab sampai saat pameriksaan''.
Jang sajr: kurang setudju ialah penjfmpanan dldalam pasir jang lembab
inl~: Pemakaian pasir lembub djika pClsirnja kotor atau kebetulan me-
Karena Pas~l 4.9 lni mentjakup Tjara pembuatan da~ Psmeriksaan ben-
da udjl, mak3 kiranja lebih b3ik di lengkapi djug3 dengi:m tjara2 po-
ngudjl:::nnja (perru ;ks"'::t'1nja). Untt''~ :·,,otr:':-:skap. ?asal inl, saja usul-
kan ad~ Ajat tambrrhan <ajat (5)· ata~ a~linja, dan isfnja diombll sa-
ma dengan lsi dari GBV 1962 Art.14, ajat 7 s/d 10., dengan tambahan.
Djika bcnda tjoba berbsr.tuk si I inder 1 maka ketcguhan tekan dltontu-
kan pada pormukacn si I indt:n· (hukar. :Jarl sisinja).
- 5 -
rt. Kotu<J jang saja j<:lkln mempunjaf tudju;;~n2 balk jang sudah dlpar-
tlmban~kan dan mungkln djuga karena dldesak oleh faktor waktu ~an
3. Mengenal tabel 4.3.4. pjumlah se_!Tlen mlnlmuin dan nilal faktor air
semen maks1mum.
Apakah tabel tnt sempurna atau tidak, dimana perbedaan2 pecdapat
a.l. terdapat pada lstilah kerlng muka (surface-dry> dsb.nja, kl-
ranja tidak perlu dipersoalkan lagl menglngat dalam pasal ini su-
dah ada ls'tllah "dland,jurkann, dus tldak mengikat.
4. Mengenal pasal 4.4. kekentalan adukan beton, a,jat (3).
Sesual dengan pertlmbangan pada punt (3) dlatas, klranja tabel
4.4.1. dlslnl djuga tldak perlu dipersoalkan lagl, karena judge-
ment dari pengewas ahli maslh dlberl kelonggaran.
5. rv1engenai pasal 4.5. mutu pelaksanaan dan keteguhan tekan baton
karakter I st I k.
Apakah perlu dimasukkan : "Berdasarkan data tersebut dlatas, Pe-
ngawas Ahll menetapkan devlasi standard rentjana s ·untuk peme-
r
rfksaan mutu beto~ selama masa pelaksanaan menurut pasal 4.7.,
setelah dlrundingkan dengan pelaksana".
Menu rut saja, in i suda.h d i tampung da Iam penentuan harga karak-
terlstfk, dus tidak perlu dipersoalkan/dirunding kan sebelum pe-
laksanaan.
Kalau toch dirasa perlu oleh pendapat anggota2 lainnja, saja tl-
dak keberatan bagian tsb. dipertahankan.
6~ Mengenai pasal ·~!~.· Pert,iobaan Pendahuluan.
Note : Pada lembaran grafik2 bet?n ~- _125 Jang: saja be'rlkan y~='1,5
•' . . .
lnl bukan berarti bahwa saja tidak konsekwen dengan' pengaT
bl ian yrn = 1 ,4, tapl sebcgai usul .komproml (jang kurang
saja setudjuf) andalkata. ~:~sui y 5 = 1,4 agak sukar diterlma
oleh anggota2 pescrta lalnnja.
Pada a.Jat (3) d i tekankan kemba I i bahwa has 112 pemerl ksaan benda
udjl harus dievaluasikan menurut dalil2 dari matematika st~tlst_lk,
~an 100~ d·arl pada nile I .lang dlsJaretkan, maka ....... "
Dlsfnl dju~a akan ketentuan dangan penJ Ialan subjeki"U dart :1 jang
d I sjaratkan".
Menurut hamat saJa lstiJah jang dlsjaretkan adalah .
yp=1,2, ys ·:::··
1,4, ym=1,4, yk = 1,5- 1,2 (llhat lembar~n bet~~ K 125 jang
saja telah lama berlkan berlkut pendjelasan dart coefflslen2
tsb.l·berlkut modfflkaslnja d~lom keadaan beban sementara. ltu-
lah jang dlsjaratkan.
Ka Iau dnri 'has II pemer;l ksaan banda udj I sjar~t2 d Iatas tl dak d 1-
.penuhl, maka djelas cr'bk tldakdlpenuhl dan seperti djuga Sdr. Wl-
ratman begltu jakin bahwa benda2 udjl jang didapat mewakllt penuh
keadaan kwalltas hasil p~mbet~nan maka djelas has! I pemeriksaan
'non-destruk~l f akan djuga member! hasi I jang sama, dus tf.dak me-
menuhl sj~rat kalau klta tetap setjara kaku mempertahankan.coef-
ftslon2 ·majorasl dan minorasi tsb~ diat:Js •
. .
Mesti dllngat bahwa antara 11 memenuhl sjarat" <koefflslen mejo-
rasl & mlnorasi jang disjaratkan) dengan ketentuan: konstruksl
tsb. t:harus d I bongkar/ d i perku~t/di rubah fungs I nja" masi h ter-
dapct satu antara
Sebag~i tjontoh
rus ada terlebih dulu. Kalau ns2 bangunan sangat ba.lk~ kalau assume·
tlons jang diadakan dalam perhitungan tldak terlalu djauh dari ke-
njataannj'a dsb., maka y 5 pun dapat ·dikurangi dalam memberlkan penl-
lafan keadaan darurat dlsinl.
Karena ltu saja usulkan sebng~l s,jarat minimal pada pertjobn~n nol!t.:r...
destr~ktlf adalah 70% a~k' ~engan p~ndj~~asan
Mesklpuns:Jj.J berkejakinan atas das9r.2 j::mg saju gun2k::m, h:.JI inl aa-
ja :serahkan pada pertimb:mg.:m peserta2 lainnja.
Dus u;,tuk tfclak mengatjaukan antara usul perubahah pasal jang satu
dehgan usul ~erubahan pasai jang lain, saja untuk sementara dalam
punt tsb. mengambll y = 1,5 .sepertl Jang dlusulkan oleh Sdr. Wlratman.
s
Dus kalau. lnl mengatjaukan pandangan Sdr. Wlratman saja mohon maaf.
Mengenal faltor 0.
Sebenarnja In i .datang dar! usu I Sdr. ~~~ ratman sand i rl jang mana
saja setudjul adanja, tjuma penempatannja seb~fknja bukan pada y5 /0
tapl pada ym/0.
Dus Jang saja usulkan bukan y5 jang. variabelp tapl Ym·
Kalaupun Jni ketjil pengaruhnja saja tldak/kurang setudju dlhapus·
kan karena pengertfan "ketji I pengaruhnja" dislni sangat refatlf
dan subjektlf. Saja rasa tidak ada salahnja tetap dlmasukkan dengan
0 = 0,9- 1,15 sebagal kelonggaran bagi judgement dart pengawas
ahli/konstruktor.
~lengenala,jat 2 pend,jelasan mengenai koefisien ma,jorasi dan mlnorasl
saja klra kurang tepat. Llhat pendjelasan saja pada lembaran beton
K 125,
10. Mengena I pasa I 10.6 a,jat 3.
Saja kurang djelas mengapa mesti dlbedakan antara e' dan e 2 •
. 0
Apakah bukan dua hal jang bersamaan jang ditindjau dua kali ? lnl
tjuma satu pertanjaan.
Mellhat pada penentuan eksentrisitas jang begltu banjak faktornja,
maslng2 faktor (e) menglktui satu fungsl tertentu, saja usulkan suna-
ja kumpuJan faktor2 tnt disederhanakan/dlsatukan dalam satu bentuk
IP sebagal fungsl dart 11 kelangslngan"/atau 'kekakuan' (EI/1); hal lnl
sesuai dengan andjuran sajajang tertulis datam kata pendahuluan pada
work-shop beton tempo hari •
Penjederhanaan bentuk lni kiranja tldaklah membutuhkan waktu jang la-
ma kala1,1 klta manfaa.tkan computer-centre dari DPUT.
Demikianlah hal2 jang dapat saja kemukakan. Saja harapkan sumbangan
pendapat tsb, dtatas ada artinja bagl bahan pertlmbangan seluruh pe-
serta2 panltya ketjil P.B.I. 70.
... 11 -
Ill
a. sana Ill
Ql
"'
t-. t-.
c - pengawasan ,
Dl
I»
,
Ql
I»
-+ -tlngkat pentlngnja bangunan -+- -+-
V'l
..,-+
• 0 C· r e e p
0"
ro
::s
0"
ro
::J
0 a. a.
CD Ill Ql
0
"'
10 Ketldak tepatan perhltungan kon$fruksl:
tT
Qt
c
0.
t-.
c
a.
c._.
:s I»
::s
a. faktor2: kemungklnan dl lampaulnja beban2 -< :J a. a.
Dl
-o 0 Ql Ql
c "7'
~
0 Ill
Ql non-konkordasl tltlk2 tumpuan. tT Q)
:s Ql :s
Q) Ql
a. :s Ql
(!) ~~l-l :s
:s "0
10
Cl
Perbedaan kwalltas benda udjl dengan beton mas sa I 3 j0 ! ro
::J
a.
:s r-1 : Ql
~.!.._
1
...{'
- Q.
Varlasl kwal ltas dalam masa pelaksanaan : "7'())
-:s
faktor2: W/C-faktor t t dak d I ketahu.J past I
kwal ltas ~ahan tldak tetap .. V1
kelembaban bahan tldak tetap
kadar lumpur tldak tetap
)>
. waktu (tama pengadukan &
..
pengaruh djam kerdja
beton tldak homogeen
(fungsl waktu & bahan)
Ys • ~·i!(v.·t, 4 ~ Ys•f,5 I K 125
79 95 133,5 200 "bm•200 kg/cm2
O,t77l n\1>1·\ ?t··-~ 71,--- 5 • 50 k9/cm2
1 • 20 kg/cm2
abk*O~m-•,64 s•l26 kg/cm2
I : IN
i /\ /~
z 2 •1.64 untuk deredJat
\
!
.,I ;
~
t konfldens l 95%
4- I tq, • 5%)
I i
I .'r
!
I
I
I
Cantara lain Sdr. lr. Shahab) menerangkan bahwa persoalan lnl belum
ada persesuaian diantara para ahll international.
3. Darl kenjataan2 bahwa memang ada perbedaan ymb' ypbdan y 5 , maka
workshop beton jang lulu montjutat pula persoalan bagaimana menam-
pung perbedaan coeff. tad!. Dengan mengingat kesederhanaan penam-·
pungannja ada usul2 pemakaian coetf. tambahan 0 dan dimana menem-
patkan coeff. fni, sld~ng belum memperoleh pemotjnhcnnja.
4. Adc perm4ntaan perhatlan harus add pemisahan jnng djelas aki:ln pema-
·kaian 0; coeff. jung monampung soal ketelitf~n pengerdjaan bahan/pe-
laksanann harus ditampung dalam y (coeff.materfeux).
m
·- 14 -
volues of g~~~ 1 or
Ya and prestressing Concrete
yb (genera 1> steel
- :
ultimate care fully mixed and con-
limit ya = 1,15 trolled (members precast yb =1 ,4
atates in a factory)
Concrete mixed on site or
In a factory; control·
according to these .recom- yb = 1,5
mrn datlons
--- --------- -
se landjutnja ada tambahan t jatatan : untuk keadaan penget,joran ,jang ba fk
sekall dlman?_~id.iamJn mutu __ !_ls~.91J:ta_s) balk jang__b9_~oqt!l_, coeff. yb dla-
tas boleh dlambll ber-turut2 1,3 dan 1,4, Untuk betcn j:mg kurang pengon-
tnolan diandjur~an pakai yb = 1,6,
- 15 -
Djadi berdasarkan atas [)] hanja beton jang dltjor balk sekall
d&n didjamln kwalitas baik jang homogin ~isa dipakai cocff. ·yb = 1,3
atau 1,4. Blla klta lihat sjarwr pomerlksaan mutu beton K 125 maka
lnl tldak akan memenuhf ketentuan dia~as. Maka agar P.B.I. 1970 tetap
memakal satu coeff. ymb = 1,4 kami usulkan agar K 125 fnl digolongken
pada beton B1 sebagalmana dlatur oleh pasal 4.2., selandjutnja designed
mix tersebut d~lam pasal 4/3 (3) dimulal pada beton mutu K 175 dangan sja-
rat pemeriksaan mutunja jang ketat (tabel 4.2.1).
PencUo Iasan :
Mengapa kita beranlkan memasukan beton K 125 kedalam tjara buat beton
81?
1. Menurut pengalaman tjampuran volume nominal 1:2:3 akan dengan
mudah menghasi lkan beton mutu k 125 asalkan pengawasan kebersl-
han bahan didjalankan dengan baik.
Z. Tegangan diidjinkan crb = 45 kg/cmZ <K 125}
sudah banjak dipakai untuk pcrentjanaan konstruksl beton bertu-
lc:mg; jang tidak bisa dibantah, Konstr.uksl Jtu sampai saat ini
rnasih berdirl.
waarl n
sgk de lnwendige belastingen tengevofge van de. ·karakteris-
tloke permanente belastlngen aangeeft (R.21.21)
Sqk de I nwendege be Iast i ngcn tengevo·l ge van de ongust Igste
karakteristieke variab.ele belastfng is ( R 21.22)
la coeff. materieux telah kita ambit 1,4 dimana angka lnl dftetapkan
untuk nogara2 jang sudah madju, maka untuk mengkompensfr kondlsl dl
Indonesia, kiranja ada balknja ttdak memaksakan y = 1,4.
s
wmax. = 75 %w balance.
6. Cooff. keamanan terdlri darf
Ym = cooff. moterleux
H
'Yp = pGmaka Ian
'Ys = " surcharges.
dengan .d~!Tll k Ian dl perol eh
o' 0,83 crbk
cr'* = bu =
bu 'YpbYmb ypb 'Ymb
k =
0 1 83
0
Ypb Ymb
0 ak
a*nu =
Ypa Yma
i-1
U.
= y. M
s
Dungan dasar2 dfatas dapat dlgambar keada~n batas sbb.
'*
{•t
E'
ub abu
f i ':f.
y
,___ I
. II
.' ~c. r~·-"'.~,,~
~ .
. -:...
·~::-.=: .
, .·
D
b.-
r la•O •4 v"
-•
-· _, i'R'
h t h
/ I } u.
..A-......... .
I
I
I
j
1 j l__
E
Tr· ··--'
t•- .. _b- . ~
a
- 18 -
y = 1,25 a.
I
a £ub
1 , 25. h = ' ••••••••• p. • • • • • • • • • • • • ( 1 )
£ub+ £a
Db = T
b.a. crb~ =A. cr~u ........................ ( 2 )
M
u
b-.a. cr'* (h
=
bu -*a> .................. ( 3a>
·M
u
= A.cr*
au
(h - . .L
2 a ) .................. ( 3b)
a = w A h •• • •• •• • • ••• • • •• •• •• •• ••• • • • ( 5
M
u
=w A (1 - t WA)bh 2 a'*
bu
........ ( 6 )
a*au
. Notast =
cr.r .w
bk
a
w =A- a=- cr'*= ko ·a'bk
b.h h bu
Karena perubahan ymb dan atau· ypb akan ada kemungklnan over-··
relnfor~ement maka penlndjauan perbandlngan M dllakukan pada kea-
u
daan y = yu
Persamaan C3a > :
M
u = b.a. CJ''*
bu Ch - ta>
= b.h.a. CJ'bk k
0
(1 - 2 gk0
= b.h.a. CJ'bk (k0 - i q )
e:'bu
2L
h = e:' + e:
bu au
2080
e:* badja U 24
au = 2, 1 • 106 = 0,99%
u 32 2780 6
e:*au II
= 2, 1.10 = 1,323%
u 39 3390 6
e:*au· II
=
2, 1.10 = 1 '615%
- 20 -
Aklbat pembatas w
max = 75% w balance
y y .
~- _Q_
h - . 75"'fO h
g_ 0,8 • yb
a = h = 75%
h
komb Inasi yb Yu o)
bahan a.
h h
K .•••••• +)
0,779 0,585 0,468
u 24
K • • • • • • +)
u 32 0,726 0,545 0,436
K ••• • • • +)
u 39 0,685 0,515 0,410
Yu
o) · G.B.V. 1962 memakal h IE 0,525
+> sembarang mutu beton.
Selandjutnja q = ~ k
0
Namakan pada
ymb = l ,4 k = 0,5
0
ypb = 1, 2·
}
q - -u
= q dan·M u = M
k = k .
0 01
q = q 1 dan M~ = Mul
maka perbandingan M pada lain2
u
ymb dan ypb selain ymb = 1,4 dan ypb = 1,2
mendjad I
t'1 k0 -
I
'I
-
q
= _u_ = I
M k - I' qi
ul ol
Mu k
0
- 2I q
-
Ul
k01• - 2ql
I I
l i
I
i
t
' Comb. II (l
'V pb = 1,2 i ypb = 1,2 ypb = 1,2 y
pb
=1 ypb =1
I Nof bahan
I ymb = 1,5 I
j
Ymb = 1, 4
:::: ymb = 1,3 ymb = 114 ymb =1
I
I k .
01
= 0146 I k-0 = 0,5 k02 = 0,53 k03 = 0,6 ko4 -~ 0, 8~
II
q i
. i -,-,
l
I
I
qi ! i i q2 :
' q3 q4
·- -
+> I
1 K •••••• I
I
u 24 i 0,468 0,215 1,085 0,234 1 0,248 0,94 0,281 o~a3 0,3:)d C'.SiJ.
I
2 K •••••• +) I
u 32 0,436 0,20 1,085 0,218 1 0,231 0,94 0,262 0,83 0,362' (\60
3 K •••••• +) I
u 39
t
0,410 0,188 1,09 I
I
0,205
i
1 0,211 0,94 0,246 0,83 l 0,34) 0,60
4 K • • •. • •
+)
lI I
I
u 48 0,383 0.,176 1,09 0,191 1 0,203 0,94 0,230 o,83 I 0,316 i O,t..O
. I
;
~
i ! __
----- --- - - -- - - ------'---~- ~ --
-
I
N
I
- 22 -
l!J.L.?
a). Penampang y klranja tak begltu sulit. Blasanja waktu mengada-
s
kan perhitungan statis pada beban2 balk itu berat'sendiri,mua-
tan bergerak, angin dsb. tidak dikalikan dahulu dengan y 5 jbs.,
setelah N, Q, M keluar dan akan diperlukan untuk dimensione-
p
ring (mentjarl penulangan} gaja2 jbs. baru dikalikan dengan y
s
jbs. pasal 10.1. (5) menjederhanakan lni.
b) Ka Iau pada perh I tungan deng:n methode n ad;."i dua mat jam tegangan2
jang d'i idj i nkan, dengan dGmi ki an untuk sederhananja d lbutuhkan
2 matjam tabel untuk satu mutu badja, maka bila diperlukan biar-
lah masing2 combinasl bahan2 beton & badja ada 2 matjam t~bel
pula untuk misalnja combln~si coeff.
Sekall lagi biarlah P.B.I. h2ru kita blsa menampung scope persoalan
Jang lebih luas; apablla diperlukan para teknisi kita akan tampll kedepan
deng~n penjusunan buku2 beserta tQbel2-nja, sebagalmana terdjadl diluar-
negerl.
menuhl sjarai"i :::lir.l;~sc.>r-:<an at.:s u.0 28 k•rt•s2 o,·nor j;:,;,g te:ah dlbuat 90
hari jang lalu, \':adjar kiranji:l dirertimbangkan p8r;,.=r-.aian keteguhan beton
- 23 -
jang lebih tinggi atau tegangan2 jang diidjtnkan leblh tlnggi. Mung-
kin tnt pertlmbangan Sdr. Hamid Shahab.
Tetapi apabi Ia elemen beton pertjobaan dtambi I dari core- dri I-
I ing maka coeff. 2 dalam ajat 3,4,5 pasal 10.1 harus tetap berlaku.
Reference
{6] Purwono, ir. Rachmat, Beton methode hantjur, Fak. Tek. Slpf't
I •T. S • , 1968.
De lngenieur.
25
LA~1P I P..AN ~
a'b
¢
t
dimana
Eb 28 odalah nilal modulus elastisitas beton urituk perubahan ben-
tuk akibat beban tetap pada baton berumur 28 harl.
Untuk nllai ini diambtl perumusan modulus elastlsitas beton
sebagalmana ditentukan dalam C,E.B. 1966 R.1.2.2.2. dlkura-
ngl 10%. Djelasnja : ~dulus ela5tlsftas untuk beban tatap =
Eb.. = 21 .000 Ia.! ( 1 - 10%> dengiJn J. = 28 hart.
J Jm .
<Awas : aJm dlslnl berartJ keteguhan tekan cyl lnder rat~2
jang berumu.r j hari; untuk kubus P.B. I. pedu dlsesuaikan
dahufu)
- 26 -
dlmana
kd tergcntun g pada pengerasan beton pada sa~t beban bekerdja. <-$ ,
4
kt djalannja ra·ngkak jang tergantun g pada waktu <=<:> 5 >
laln2 notasl sama dengan notasl pada rum~s penju$vta n.
D = E ~t < T + 10° )
dlmana D = ukuran pengerasan beton pada saat beban (teg. jang menje-
babkan rangkak) mula f bekerdja.
! _______ . --
!
l
.•OO
.
i
'
r!
-I
I
I
I
i ;
j· L -! . ---
f - I ! l
' I
!
..._·t ·-
!
.... . ·- -~ ·-
l
... ~ r
I
I
I I
; j i
C.'lj-.--- - ·
t
·i·-- -----
!
... ~ -- --
.. ....... ~ - : ..:
I
'I '
i
(
.
j
L. i 1
' ; .1' ..
I
·:> t~.. -- . ·;,:J ... JO·· ~
.. 1
~ ·
;A, ~0 ~0"
-"i!, '
Tlif~l\tT«:A>- ~<<t<;"'! H <r- • '-"'
'
.r.• ~- ~;.-~·:it
1.1;- 't '':01
i~ . 12 '31-·.5
t
f
-' !
'
. - --- ~.-
!
.. ·- I
I
·+ i. -. i
j
-~ :,."'"'~- - ~- -
';i
~-
. ~ .
~'
<t
>! ~ o• . .-..
"'...1:
'
. ·+ -----·: ~
l.. i
-. 1
i
.. L . ,. _ _- - •.:.
I
~ #:' !It)
._-~- - - - - - - - ~- - -~ · -a -·~- -= -· - - ~- - - - - - - -· -• ·- - - - - - - - - - -• •~
~ -
~
12.M-·-4
1l.. ~l-,
~ . !1 , ~%-1 .
fil.. . ~~ . ~:l·2. .
PENDJELASAN DAN PEMBAHASAN KE-IV
o 1 e h :
fr.Wiratman Wangsadtnata
t · Apri I 1971
.. 1 -
0 Ie h :
lr~ Wiratman Wangsadinata
U mum
Sampai dengan tengga I ·20-3:=f971 te-l ah · masuk 4 berkas tangga-
. .
pan2, jaftu darl Sdr2. lr. .
S.M. Rltonga,
. Su~rdi Kartomidjojo,lr.Hamld
...
Shahab :.d~m· I r. Rachmat Purwono, untu_k mana kami selaku Ketua Panltia
Pembaharuan PBI mengutjapkan banjak terlma kaslh.
Sesual dengan jang dlkemukakan oleh lr. Hamid Shahab, tjare
kerdja jang telah ditempuh sekarang adalah. kebldjaksanaan kaml·, tl-
dak lain dengan tudjuan mentjapal naskah. achlr PSI 1970 jang s~balk
mungkin dalam waktu se-singkat2nja.
Dart pihak Dep.PUT, cq. Direktorat Ojenderat Tjipta Karya, tetah di-
mlntakan kepada kaml, agar naskah achir dapat diselesatkan sebelum
bulan Mel 1971 inl, sedangkan untuk menjelenggarakan sldang2/perte-
muan2 Panltla terbenturpada kesulltan2 teknis dan finensrit. Oieh
karena ltu, apablla tjara kerdja lnl dlanggap kurang tepat, - kami
rohon maaf, sebab keadaan telah memaksa kaml untuk menempuh djalen
In i •
• r. I
CEB I I so . PBI 1976
j banda udJ I· Nop.1953 Okt. 1956 (rata-rata>
kubus t ,00 1,00 1,oo
15)(]5)(15 em
1 kubus '
0,95
1 20x20)(20 em
0,97 0,93
slllnder 0,80 0,87 0,83
15)(30 em
•
Kaml tel~~ mengamb.ll nllal rata2 a..tara CEB dan ISO, karena tfdak da
0 •• • • • - • • ...
pat menartk keslmpulan jang mana adalah jang leblh tepat, berhubung.
tldak ada data lain. Jang djeh~s lalah, bahwa ketentuan.'CEB sudah
mendapatkan kon~nsusdtantara para anggauta CEB, sedangkan ketentuan
I SO lfsb. baru merupakan· proposa I.
Selandjutnja, studf perbandlngan dengan ~ngka2 jang dlberlkan oleh
'.
penul is2 lain, sepertl oleh Bach, Sallger, Chambaud, dl I, menundjuk-
kan bahwa angka2 jang dlberlka~ oleh neskeh PBJ 1970 tersebut dapet
klr3nja dlpertanggung djawabkan.
Pas·a I 4 .2.
Jr. Rnchma~ Purwono mangusulken agar dldalam Tabel 4.2~1, mu-
tu baton K. 125 dldjadlken B1 <B 1 .jang lama dlhapuskan>.
Usul untuk menggabungkan B1 dengan K 125 sebenarnja sudah dladjukan
oleh Dr. Brunner d3lam Workshop Beton. Apablla klta lngat, bahwa dl-
dalam praktek orang akan leblh tjenderung untuk memlllh B1 darl pada
K 125 (bhb. sjaratnja leblh rlngan~ sedangka~ kenafkan ket~guhan ren-
tjan2 wtnu tegangan jang dllzlnkan tldak memadal kesulftan2 ,
jang dl-
hadapl untuk mentjapal suatu keteguhan karakteristlk tertentu>, ma~a.
djuga karena alasan jang dlkemukakan oleh Jr. Rachmat Purwono kaml
. '
prlbadi setud.ju, untuk meoghapusknn mutu K 125. Akan tetapl, kaml KU-
rang setudJ u dengan usu f Ir. Rachma-t Purwono untuk menggunakan keteg~
han kar:Jkterfstik 125 kg/cm2 untuk mutu s 1, sebab dart· penjel idlkan2
dl Djawa Barat dan Ojawa Tengah (fth. background paper kaml dal~m Work-
shop Beton :':Evaluasl setJara ·statfstik, etc") kemampuan karakteristik
pelaksana Indonesia untuk mentJapat keteguhan beton 1 : 2 : 3 hanja
sokltar 100 kg/cm2.
- 3 -
Pasal 4.3.
Ajat 2. lr. Hamid Shahab mengusulkan agar untuk mutu beton
B1, ketjual I dlsjaratkan tjampuran 1 : 2 : 3, sebagal al,terna,tif dju ....
ga dltetapkan tjampuran 1 : lt : 2t. Berhubung dengan tjampuran 7ei-
achir In I dlpGroleh keteguhan jang .relatlf Jebih tinggi dari pada
dengan tjampuran 1 : 2 : 3~ maka kaml prlbadl setudju dengan usul
lr. Hamid Shahab diatas.
P~al 4.4.
Ajat 2. Sdr. Sumard I Kartoml djojo mengemukakan·, bahwa rrianurtJt
pe;fli Ia ian Balal Panel Jtlan Bahan2·, pada pengtsfan kerutjut Abrams
mehurut ajat <2> leblh tepat untuk me-nusuk2 tiap lapfsan seJ~njak
2.9-koll. Kamf pribadi ·setudju untuk merubah ketentuan dari cj:Jt
C2), sehingg~ tiap laplsan harus df-tusuk2 25 kall (bukan ·!0 kali>.
Kaml klra untuk praktek tldak banjak bedanja mengerdjakan 10 ka! i tu-
sukan atau 25 kal I tusukan.
Pasal 4.5.
Ajat I. lr. Rftonga mengusulkan untuk menentukan mutu pe!::Jk-
sanac:n untuk beton kelas II berdeisarkan koeflslen var·tasl (=o)
- 4 ••
dan ' untuk beton kelas Ill berdas:;, rkan devlasl standard {=s), sehu-
bungan dengan hasil2 penjel ldlkan Me Intosh dl lnggrls. Menurut nas
ke!h PSI 1970, sepert I d i ketahu l, ·mutu pe I aksanaan untuk semu~ mutu
beton G dc: l ~ h berdasarkan devlasi st:.ndard, jaltu sepertl tel ~ h diu-
sulkc:n oleh Rusch cs. dl Djerm:=n (RUsch, H,; Sell, R.; Rackwltz, R. ::
"Statlstlsche Analyse der Betonfestfgkalt", Deutscher .A.usschuss fUr
Stahlbeton, Heft 206, 1969). Perlu dlketahul~ bahwa dl Djerm5n ter-
dapet 2 kel :::;s beton, jai.tu Beton I dengan keteguhan tekan ke:rc: kte-
rtsttk 50, 100, 150 dan 250 kg/cm2 den Beton II dengan keteguh3n te-
kan kcr5kterlstlk 350, 450 dan 550 kg/cm2, djadl Rusch tidak membe-
dakan kbs If .i kas I pe I aksanaan an ta r~ Beton I dan Beton II.
Setj:. ra kwal itatif hasi 12 penjel ldikan 1·1c Intosh adalah sedja-
la~ dengs n h2si 12 penjel idikan d ~ ri Erntroy djuga dl lnggrls
<Erntroy : The relationship between the bending strength of reinforced
11
o=s/a b' m
1
~-i c .t:ntosh
'
- - ---''---- - - '- ·- - --) a•bm
<a'bm >o
'}. 5
I
I Erntroy
I
I
Ga mba r 4. 5. I
Hubungan antara 6 da n a~ m menurut Me l ntosch
dan hubungan antara s dan ob m menurut Erntroy.
- 5 -
Jang mendj~d I pe:--so;:d a'1 1c:d ah, be.r:.::c 3 {a' ) · ? !v1c Intosl!l, 1119netsp.,
bm o
kan (obin)o = 3000 psi ( . . 200 kg/c!T'2); sedangk~n-hasf 12. penjef.idi-
Erntroy menundjukan scatter jaF'lg bes~r, sehingga t!dak.djelas: dl-
mana tltlk belok da.ri grafik •tu.
Men~tngat b~hwa :
- nl l:li <obm}o. dari has! 12 penjelldlkan dl lnggrls tldok_.
mejekinkan, sed~ngkan.hasfl2 penjelldlkan dl Djerman tl-
dak menundjukkan adanj~ Cab' ) inl; m o
- lebth praktls.menetapkan sctu matjam klasifikast pelaksa-
ea;;.n <tldak 2 matjam seperti diusulkan oleh lr. Ritongal;
~· denganmenetapkan nllal s jcng tetap untuk suatu keah11an
tertentu darl satu pel£ksena.dalam membuat semua mutu ba-
ton,. klta berada diplhak jang aman pada pembuatan m~tu2
beton Jc;.ng rendah, and::d l~;:;;t,, abm < <obm) 0 ;
maka sementc.ra belum ad3 data baru j;;;;ng leblh mejaklnkan, _kaml ber.-
pendap<:~t b::::hwa k Ita dapat mempertc.hc::nkan t jara pengk l·as l.f I kasl an ~
Pasal 4.6.
Aj:st · I ~ I r. HamId Shahab mengusu I kan agar ka I I mat : t; •••
dan/atau bahwa deviasl standard rentjana sr jang diusulkan bensr2
· akan tert japa I ••• " d 1hapuskan. Menu rut hemat kam I k~ II mat tsb. se-
balknja tet-ap dipertahankan. Pertjob:.an. pendahuluan djusteru diada-
kan untuk mendapatkan gambaran tentang mutu beton d3n devlast
standard rentjana didalam pelaksa~an jang sesungguhnja. Pelaksane
sendlri se:ng~t berkepentingan bahwa sr ini ditetapkan dengan. se-
baikf.Ja( I ih·.- dlskusl .pasal 4.5).
~iat 2. Apabi Ia dalam pertjobaan pendahuluan ini tldak ter-
kumpulkan 20 benda udji, maka terpaks,a harus dladakan evaluasi menu-
rut dall12 dari matematika statistik. Dalam hubungan lni lr.Ham.id
Shahab rupa2nja maslh menganggap matematika statistik sebagal teart
jang terlalu murni dan menjangslkan apakah "predic;tion" atau 11 fore-
castlng11 dengan limitted samples berdasarkan dalil2 matemattka.sta-
tfsttk dapat ditrapkan pada pelaksanaan beton.
·Bahwasanja matematika selajaknja dap~t·kita rangkul sebagal atat
Jltng ampuh untuk "prediction" atau ;'forecasting" mutu beton dan mu-
tu pelaksanaan berdasarkan hasi 12 dari pertjobaan pendahuluan, hal
ltu akan djelas apabi Ia kita ingat sadja pada operation research
setjara umum. Bukanlah didalam operation research it~ setfap masa-
tah (apakah itu masalah productfon, logisttk atau management) dl-
petjahkan setjara matematis setelah mathematical model darl masa-
lahnja diketemukan ? Dalam hal keteguhan beton, mathematical mo-
delnja sudah djelas, jaitu normal (Gaussian) strength distribution,
jang dlbenarkan oleh hasi 12 pertjobaan. Berhubung mathematfcal model-
nja sudah benar, maka setiap maihematlcal operation dengan model ltu,
termasuk jang menjangkut predic·l·ic.n atau forecasting dari mutu beton
- 7 -
Pasal 4.7.
Jr. Hamid Shahab mas1h mo.ngusulkan untuk nenetapkan pengam-
bllan 3 banda udjl setiap kal I, dimana banda udji jang menghas! lkan
keteguhan jang djauh menjl~pcr.g diangsop ·:·ide~~ '3da (cjadi 2 iietap
ber Iaku). Sepert I kaml dj e Iaska;' .:J~ I<'ln~ r:e:-:dj o I 'lsar: d3 r i peruba han
naskah, usul tsb. bertentangan de~gan pri~sip ran~2misasl Cii~at
- 8 -
·' I • '
results dd not contain more than five percent defectives. The cube
results are examined both tndtvldually and In cons~utive,,but-~
overtepp.trlg, sets of four, the average .of the set be'ing cat~ulated.
The concrote mIx proport-1 ons are deemed to be sat Is f acta-y provIded
that :
(1). not more than two results in 40 are less than the speciffed
cube strength<specifled cube streng~h = characteristic
strength - penu I Is>;
- -
a
(2). no value of the average' 'tor set of four results 'ts l"ess
.
than the specified strength pI us one-ha_ If_ the des 1gned
margin (jang diartikan dengan~'desfgned margin" adalah
1,64 ·s , sehingga "one-half the designed m~rgi'ri 11 berarti
r .
0,82 s - penul is);
r
(3). when 40 results have been obtained and the mean and stan-
dard deviation are calculated,· the mean strength minus
1.64 times ·the standard devl at ion sha II be -greater than
the spec If led strength';.
Pasal 4.8.
Dld<::Jam Workshop Beton, lr. Hamid Shahab telah mengusulkan
agar pengaruh dari part la1_ safety factors terhadap pen' Ia Ian has II
pemeriksaan keteguhan pada konstruksi (a.l. non-destructive test)
ditlndjau. Pada waktu ltu maksudnja tldak dluraikan·setjara djelas,
sehlngga tldak dimengerti oleh para peserta, termasuk oleh kami
sendirt.·Akan tetapl, dengan uralan lr. Hamid Shahab dai(WI tangga-
pannja, masalahnja mendjadl leblh djetas. Setelah kaml peladjarl de-
ngan lebih mendalam, maka ternjata masa!ahnja tidak mu(1c:th dan tidak
depat dirumuskan begitu sedja. Mungkln inllah sebabnja mengapa CEB
tldak memperlntji masalah lnl deng9n leblh mendetail. Sepertl dlke-
tahul, redaksl dart seluruh pasal 4.8 lni telah dlambf I dari reko-
mendasl CEB.
- 10 -
crl
bk,test
. 0"'
bk
= 1,2
1,2
X
X
1,1
1,4 = 0,786"" 0,80 .......... (a)
•I
1,1x1,1
= 0,720"" 0,70 .•••••••••.• tb)
1 ,2x 1 ,4
Apabila persamaan (a) dan (b) tidak terpenuhl, maka beton ha-
nja dapat diterlma apablla kateguhan baton jang dlperoleh. dart peme-
r i kse::m d i penuh I dengan dja I an rnerubah rent jana sernu I a seh lngga pang~
ruh muctan pada bag I an konstruks I ltu berkura'ng dan/atau mengadakan
penguatwn2 pada baglan konstrukst tersebut. Ketentuan ini sekarang
dlatur dalam ajat (3).
Dal~m membuat rentjana baru dan/atau merentjanakan penguatan ltu, ma-
lt~PACT ;~ ~ /
(C. L!)~,~ .T~E STl. _,. :
\RESULT _}
No .· HAMMER
- , EST OR CGRE j_~~a'
·
'STRE"NGTHE\1 I 1'-IG
) •\l"d l(" ·c·;·.-, ;-:R. -=-r-;::. '
Jl1l.., t. ~ .
1- ~~::.··Ef-T i::. .·
~·-·--
Pasa I 4.9.
AJat <3). Sesu<1i
. .
dengan perti'T'bangan2 jang dtkemukakan oteh
.
Sdr. Sumord I, _kami send i ri setu<;tju untuk merubah ketentuan dttrf ajat
(3), sehfngga oduk()n beton di lstkon kedafam tjetakan dalsm 3 laptsan
jang kira2 sama tebalnja, dimana ~~sfng2 laplsan di-tusuk2 25 kalt
dengan tongkap badja dengan diameter 16 mm dan dengan udjung jang dl-
bulatkan.
AJat C4>. Tjara perawatan (curing) dart benda udJt'didalam
Workshop Beton telah dldlskuslkan tjukup mendalam, dlmana achlrnja
dlterlma usul lr. Hamid Shahab agar untuk keseragaman, benda2 udjf
dftemputkcn dalam pasfr jang lembab sampal saat pemerfksaan. Sdr.
Sumard I mengadj ukan kebera:ta.n terhadap ketentuan In J., berhubung ada
kemungklnan pastrnja kotor atau mengandung garam2 jang_ merusak baton.
Kaml klra keberatan dart Sdr. Sumardi ln·l dapat dfatasf, apabl Ia klta
rubah sodlklt redaksi dart l<altmat.+erach fr ajat (4) mendjedf sbb.:.
"Sesudah ltu, masing2 kubus d-lberl tanda seperlunj~ dan dftempatkan~.
dalam paslr berslh jang lembab ·sampal saat pemerlksaan. Pasir untuk
keperlunn lnl harus disetudjul oleh Pengawas Ahll."
A.iat seland,jutnja. -Datam berkas perubahan naskah PBI 1970
terdapat ke chllafan, Jaitu seharusnja ada ajat2 (5), _(6) dan <7>,
jang redakslnja:sama dengan.1'\Cl$kah asiLDengan ralat lnl, ma.ka usul
Sdr. Sumardl sudah tertampung.
Pasal 10.1.
tA.jat C2>.·Menurut pendapat lr. Hamid Shahab defii:llsf d::1rl
koeflsfen2 keamanan·partl II kurang tepat. Oeflnlsl2 tersebut memang
sengadja dfbuat seslngkat mungkfn, tetapl tetap mentjakup lntlsarl
dar! artf maslng2 koeflsfen tsb. Uralan jang terperintjl sepertl jang
dlrumuskan oleh CEB telah kaml kemukakan dalam background paper kamf
dalam Workshop Beton C"Keamanan konstruksl, etc"), jang klra2 sama
dengan jang dikomuk~k~n oleh Jr. Hcmld Shahab dalam lamplran tanggapan-
nja. Chusus 'l"'::-,g.:•. -· !~oef:sien muatnn y , dofinlslnja leblh dlsesuaf-
s
kan kepada· penggunann I imlt (col lapse) analysts untuk menghltung pem-
baglan momen dan gaja2 dldalaM konstruksl pada keadaan batas.
- 16 -
1,40
=
~
dengan nl tal koeflslen cf> menurut Tabel 10.1.2, jang didjabarkan da-
rt ketentuan CEB.
Setelah kaml tel it_i leblh' landjut pengaruh darl nllal2 ymb
jang variabel terhadap djumlah tabel2 jang diperlukan, maka ternjata
.keadaannja tjukup menggembirakan, jang dapat kami djelaskan sbb.:
- Pada elastic des.ign, perubahan dalam nllai ymb hanJ.a mempe-
,
nga-ruhi-tegangan2 jang dlizinkan, sehingga tjukup dibuat s~
tu daftar tegangan2 beton jang dllzlnkari berdasarkan y b=
. m
1,40<Tabel 10.4.2>, sedangkan tegangan2 jang-dllzinkan un-
. tuk nllai ymb jang lain didapat dengan mengallkan inllai2
dalam tabel tersebut dengan ¢.
- Pada ultimate strength design, kita dapat menentukan rumus2
dan tabel2 (untuk lentur> berdasarkan satu nilal Ymb = 1~40
<seperti jang telah disusun sekarang), tetapi obk dldalam
rumus2 digantl dengan 2 k0 o~k' dimana ob~ = k0 obk adalah
ordlnat stressblock dltepi penampanQ dengan ·
0,83 cp
k"
0 = Ypb. Ymb
fnf dengan mengadjukan alnsan jong tjukup kuot, jaftu dengan mengemu-
keoutusan
kakan''CEB jang terachlr (monurut voorlopfg vertallng van de CEB-FIP
rfchtlfjnen, Junf 1970), Untuk djelasnjn keputusan CEB-FIP tersebut
kaml kutlp lagf d·islnl. Apablla S k menundjukkan pengaruh dart muatan
g
matt karakterfstlk dan Sqk menundJukkan pengaruh dart muatan hfdup
karakteristlk, maka pada keadaan batas harus dlperhltungkan pengaruh
dart muatan2 tsb. sbb. :
- 18 -
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • (2a)
Pasa I 10.4.
Pasa I 10. 5.
Pasa I 10.6.
A,jat (3)~ lr. Hamid Shahab menanjakan perbedaan antara e' dan
' . . 0 '
e2 dc:•1 apakah· dengan I tu dua he I jang bersamaa:n t~ lah ditl ndjau dua
kali? Dida:am prasaran·kami pada Semlnar·ke-II·JTertlb Pembangunan
<Ref.2), didalam background papers kaml pada Workshop.Beton dan dalam
p~ndj81as~n perubahan naskah J.l sebenarnja telah kaml djelaskan rna-
- 20-
c
·c
0. ---...,
e
0 e
( r.)
(b)
Gambar 1-0.6.
·Hubungan antara gaja. tekuk Nk, eksentrlslt as
mula e0 dan kelangslngan .A.
- 21 -
Pasa I 10. 8.
A.lat (3) (4) (5). Oalam.pendjelasan ~arl. pArubahan nask~h
. - ;
Pasa I 10.9.
A.Iat (3) dan (4). lr.R~chmat Purwono melaporkan ketentuan2 ter-
achir dar! CEB (menurut voorlopfg vortellng van de CEB-FtP rfchtt1jnen,
Junl 1970) mengenal rangk3k dan susut. Setelah kaml bandlngkan dengan
ketentuan2 CEB sebelumnja jang dtoper ofeh naskah PBl 1970, ternjata
perbedaannja tldak menjolok. Menglngat koeflslen2 untuk menghltung
rangkak dan susut ltu menundjukkan scattor jang besar, jang ditundjuk-
kan oleh graflk2 dalam pendJe•asan perubahan pertama naskah PSI 1970,
maka tldak banjak manfaatnja mengusahakan rumus2 jang lebih :•telltl".
Berhubung dengan ltu, kaml mengusufkan agar untuk sementara k·fta per-
tahankan sadja dulu ketentuan2 jang sudah tertjantum dalam naskah
jang ada,
PENDJELASAN DAN PEMBAHASAN KE~V
o.I e g :
(3). Mengenal usul Sdr. ir. Rltonga untuk menentukan mutu pelaksa-
naan untuk beton kelas I I berdasarkan koefflslen varlasl (o).
Sebenarnja usul lnl sudah dikemukakan pada Workshop Beton tem-
po hari dan sotjara feeling saja memang lebih tjondong pada
'
usul Sdr.' Rltonga tsb. Tetapl setjara positlf tidak dapat dlbe-
rikan dasar2 jang kuat (se-tidak2n ja pada waktu irii) untuk men~
rima usul tsb.
Menurut' hemat saja, klta pada waktu lnl melont,jat d,jauh dart
slsteni ·kl.assiflka sl pelaksanaan be_ton jang fama dengan system
jarl·g b:aru, t~rmasuk tjara2 pengontrola rmja; karena l_tu data2
betum banj~k atau sedlklt sekali.
Karena ltu saja usulkan : Untuk sementara apa jang sudah dlte-
tapkan mutu pelaksan~an beton dengan sistem deviasi standard
' .
diterima dulu, jang mana akan klta tlndjau kembali dlkemudlan
hari djlka data2 sudah banjak terkumpul.
. .
(Note : Jang saja maksudkan dl~lni ·data2 dart pelaksanaan , bu-
kan dari pelaksanaan terbatas dalam laboratorium ).
DQiam hal fni rupanja adanja sedikit kesalah fahaman dart Sdr.
Wlratman dalam menrlal/menanggapi usul saja <dalam tanggapan
saja jang sebelum ini).
Tidak ada. terlinta·s dalam piklran saja bahwa 11 Shewart Control
Chart 11 adalah usul ·monopol i dari PBI 70 atau Sdr. Wiratman.
Saja jakin sepenuhnja bahwa inilah tjara jang terachir diketa-
hui <setidak2nj a "jang saja ketahul) Janq oal lng mendekatl gam-
barar:~ kenjataan dalam·penen tuan mutu beton dalam pelaksanaan .
Tjuma satu hal harus klta ketahui/aku i bahwa kita melont,iat d,jauh
(bukan i'melangkah") dari.tjara lama ke tjara baru.
DY~.~ata2 sangat sedikit atau praktis tidak ada dimlllki data2
Setjara teo'rltls dart satu kall adukan beton harus dldapat mutu
beton jang sama; lnllah .lang dlpegang sebagat dasar bshwa satu
benda udJI. jang dlambll dart adukan tsb. adalah mewaklll kwall-
tas adukan jang dtttndjau.
Sekarang saja menghadap I ken,jataan bahwa dj f ka dart satu adukan
saja men.gamb II 3 benda udj I, saja at Ja.p ka It mendjuiTipa i adanja
benda udjl jang mempunjal kwal ltas rendah atau relatlf lebih ting-
gl dari dua lalnnja.
Djelas ke~jataan lnl menggojahkan dasar teorltts tsb. dlatas.
Bagalmana lnl dapat diellmlnlr?
Dus dislnflah k~lak soalnja; djadl bukan soal djumlah kubus jang
representatlf 20 atau 40 pada penenfuan devlasi standard.
' :.
Keslmpulan Usul saja pada tanggapan jang lalu hanjalah usul
way-out jang praktls dalam menghadapl kenjataan
tsb.
Dengan adanja usul ir. Rachmat Poernomo dengan dasar jang kuat
(Keputusan CEB-FIP>, saja dapat menerlma -y s = 1,5 untuk pem-
.
bebanan tetap •
(8).Mengenal e~ dan e2
:Terlma kaslh atas pendjelasan Sdr. Wlratman dan saja sependapat
bahwa tudjuan penjederhanaan bentuk sudah maximal didjalankan
dislnl.
Note tambahan :
Sebegitu djauh saj~ belum melihat way-out mengenai harga-n.
Apakah harga n = 15 tidak dilzinkan/dlizinkan dat.am masa perallhan
atau tldak dilzinkan lagi.
- 5 -
o1eh
Ir.Wiratman Wangsadinata.
Umum.
Seperti dimaklumi, Bah 4 dan· Bah 10 ter~.suk' bab2 j.ang sangat pen··;
ting da1am PBI kita j.a.d., karena itu setela.h t-!orkshop Beton j.l.bab2
tsb. te1ah kami sodorkan .paling dahulu untuk didiskusikan. Setelah kita
mendiskusikannja bersama dengan tjukup mendalam (l-ralaupun tertulis) ~ma-
ka pada saat ini dapctlah dikatakan bahwa achirnja kita telah mentjapai
konsensua mengenai ber-bagai2 masalah jang sebeluninja belum menandjukkan
titik2 pertemuan. Hal ini dimungkinkan berke.t ketekunan da:t rasa t:atl.g~
gung djawab dari pare. peserta diskusi, jang diantara tjelah2 kesibuke.n
telah meluangkan '·mktu untuk mengemukakan peridapat2 nereka jang s.s.ngat
berharga. Kepad~ para peserta Ho:rkshop Beton jang lain, chususnja pu:ra a:lggau-
ta Panitia Pembaharuan PBI, jang sampai r.ekarang belum mengeluarkan· pen~
dapat baik lisan maupun tertulis, kami mohonkan djuga partisipasi jang
se-besar2-nja.
Apabila kami ingin rnenutup diskusi rnengenai Dab 4 dan Bah 10, maka
hal ini.tidak berarti bahwa tidak mungkin .lagi diadakan perubahan2.
Kami ingin menutup itu, agar naskah terachir dari bab2 tsb. dapat seeere
dirampungkan. Menurut rentjana dari Direktorat Djenderal Tjipta Karya,
apabila PBI d.alam keselur\,lh.:In telah tnftttjapai bentuk naskah jang t~r
achir, maka naskah tsb. akan didisl~'Jsikan lagi untu!<__!_~_rach~_!__kali da-
lam suatu workshop &erbatas ( seperti \-lorkshop Beton j .1), sehingga per-
bedaan2 pendapat jang ketjil m3.sih dapat kiranja ditampung disitu.
Diskusi terschir ini mel~jartgb_;t te.:·~g3apan kedua dari Ir.Hamia
Shahab, jang kami sampaikan dibawah ini.
- 6 -
Sementara itu~ nula:i. cari sekarang ."''Jd~h dikirin tearn2 .penj.1:1l~h ke-
pelosok2 untuk mendjelaskan kcr.sr:.psi2 baru dalan GBV jad. itu. I,dee
jang kira2 sama akcn ditenpu·l djuga oleh Dir8ktorat Djenderal 'fj ipta
Karya nanti. Jang njata ial.:Jh, 1:-ahwa suat~ peraturan barus nerupakan
"das sollena. 13c.h~·Tasanja ''d'l.5 1;.:::::~~· :f.<:.:.l?, konElisi kita dewasa ini da:...
lam banjak hal nasih djauh c.o\rip:·.ca :::c-Jc~t:i.nja neneng tidak dapat di·-
-• pu1 a. D'JUStru
san gk ~ . tutus 'taf:p
' i pa.):a te t.....nl.Sl. -' •J.a h unt uk se d'k't
• • ~ al•$' 1.. 1
gakan. Bila dari eduknn itu seandainjn tidak dibuet 3 tetapi misalnja
40 benda udjip ~ka kitapun akan mendapatkan 40 nilni jang berbeda,
dimana mungkin beberapa nilai ajak nenjolok ~erbedeannja dengan nilai
jang lain. LFe~·ile dalan per.tbuatan 40 bcncll'. ud.j i ini senantiasa kita
usahnkan kondisi jang sa~, rna~~ selisih nilai diantara 40 nilai2 itu
tidak aken besar, artinja devie.si stancarnje ketjil otnu lontjeng
Gauss-nja tinggi de.n sempit. Inilah sebab~jr. kits tjukup rongar.1bil
~ benda uclj i sac~je. dari tiap sekian m3 b''.!ton~ cHoana sebagai
sjarat ialah bahwa ~embuatan benda2 udji tsb. harus dilakukan dengan
tjara dan, dalan kondisi jang snroa. t.,abila misdnje tcrdapat suatu
nilai jang djeuh nznjinpang, n~kn h:•l ini merupnkan indikasi kunt bah-
ua ada suatu keselnhan dalal!l ?et!lbu~tan bene'.!": uclj i. !-!aka seharusnjalah
nilni dcnikian tiC.ak ditindjaut sebab dirlal-'1~ konstruksi jeng sesung-
guhnja kesalahc.n ~er-.ikinn djuga tidak tercljP.~i.
benda2 udj i c~ile.kukan <!cngan tjara dnn kondisi j "'ng sama,tMka tic..<\k
perlu dichawatirkan '=lcanja efek2 ncgatif tcrhr>.C.P.~ ronilaian outu beton
apabila kita •:x::n~an"bil ~ benda uc!j i setic.!:) sekian n3;·beton (stra---
tified ran~om s~9ling).
Ang~a ck·ivalensi.
:!asalah angka ekivalensi (n) akan diatur ·:.'.ala~ t-ab nengenai per-
hitungan ~nan?ang berJasarkan ~rinsip2 teori alastisitas.
PENDJELASAN DAN PEMBAHASAN KE-Vl
o I e h
Saran2/tanggapan/pand angan.Perubahaa
Naskah 'P.B.r.• 1970 Bab 4. dan bab 10
0 1 e h
ir. Rachmat Purwono
(Surabaja 8-·6-1971)
Katni sinegung soal pengal<raseil; dengan maksud.. 1agar ini d.ibuat se-:-
demildan sehingga terdjamin p~m1l.u~tan
beton jang h()mogin karena pada
. . . .
rentjana P.B.I. sjarat2 ini hanja sedang.
~iemang apabila ~lanja disjarat!~n kebers:i.han sadja· adalah kurang sem~
kai setjara umum maka sjarat aggregate K 12S haruslah :m~me~~hi keten
tuan2 bahan tsb. dahm bab. 3~ ·p::s.r. Baru.
0alam pada itu sedjalan dengan u8ul Sdr. ir. Hatnid. hendaknja menentu
kan air adukan dan volume pasir harus memperhatikan kadar lengas jang
ada dalam aggregate.
Berkenan dengan djalan penjelesaian jang diusulkan ole'h Sdr. ir.
Hiratman, maka k:imi lebih tjondorig meinilih pemetjahan pertama: jaitu
penga-.:·Jasan bahan 11 ketat 11 dEmgan penga'li7asan ·keteguhan tekan kcmtinu.
Note : Untuk menghindarkan sala~ tafsiran b~:dknja ad·a pendjelasan
a~a jang diartikan oleh sjarat penga¥Tasan mutu bahan jang ri-
ngan, sedang, dan ketat.
ci_~gdn.
l~nur~t. pendapa~ . kami, ka,ta2 bergaris pertama sudah dit~mpung
oleh pasal 4. 7 .3. P.~. I., namun ~elum soal waktunja~ D~ng~
pengaturan diatas menurut V.B. 1972 apabila dalam waktu ni~
. . . ·.. . . ·:. "i .•. . ·.
salnja 3 hari hanja ditjor 6o·'nl3 ·(dtis kurang· da:H 200m3). be-
ton~· Diaka:-harus di:buat 6 l~ubtl~ ~~da udji per 'Iilengrnolen·p~r
. . : .1 . . .. . . . . . . ·.:
betonkwaliteit; Hal·ini kami'rasa ada logisnja karena biasa-
rtja makin·sec:iikit penibuatan beton per harinja~· maki~:kur~ng
t'erigal7a san ·kit a• Uaka h~rus diperbanjak pemeriks.~an b~~da
... ..
~
·udJ"1nJa.
:
lab beton tsb. diatas dikerdjakan oleh lebih dari satu beton
'inolen· per kwalitas'betori.. Kita ambil .sebuah tj~~toh ~is~lkan
dala~ sat'ti· projek akan ditjor Go'
. ln3\et~~
..
K. Z25 d~ngan.
.· ..
meng-
. .
len ·dan K 125 oleh 3 betonm0len ke.tj ii2. Apakah tjukuo dibuat
30/5 o. 6 benda udji beton. K .225 da~ 30/S = 6 benda. udJi~e~~n
I{ 125 ? ·
Kami kira
'
.hal2 demikian perll.l
._ .
diatu,r
. ..
.pula :di. P .:B •.I. kita·
karena ter~ng "crew" tiap betonmolen. mempunja.i "kebiasaan"· :.
kerdja jang berla:inan. i.J.aka dengan ini)<ami us1-1lkan adanja. ·
penampungan kedua hal tsb. diata_s.
b. Kami mengikuti diskusi perihal s antara Sdr. ir. Hamid dan
r
Sdr. ir, Wiratm.;ln dengan interesan .selqllL·
.
Kesulitan. ja.ng
. sa•·
.
18!11 suatu bunker beton tertutup). \<aka pe.sa.l 4.9.4 kami usul
ditambah dengan : Tempat simpan benda udji harus mempunjai temp.
sama dengan temp. udara luar.
Kami sependapat dengan sdr. Ir. 'Hiratman bahwa dengan satu ta-
bel dapat dilakukan perhitnngan penulangan l-Talaupun coeff. kea-
manan dan mutu beton/badja lain2. Namun apa jang kami kemukakan
adalah (tanggapan kami tg1.12--3-i971) menjat..akan bahwa untuk
sederi1ananja dibutuhkan 2 matjar::. tabel untuk satu outu badj a~
...... dst.
Dengan tebe12 tambshan demiki~a (i~g~t G.T.B. 1962) perhitungan
akan 1ebih g.a.mpang dila.k.-t:'i.~~n. Dj a<ii bukanlah ma.ks'ud ·~i mau me-
njatakan bah1;;ra sa.tu t.o;:.be!. tid~.k tjukup. ·
6. Peri hal angka perbc..r..:?-. :.-r~.~.-3:~ '.::.c ~:~2~t':..<m h~~-:matj am benda udj i.
(pasal 4.1. 3).
Jang kami ingin kemuke.l-~:!::! dis~.n l. a•.>::'.e.~ ~rbandingan keteguhan
benda udji kubus 15 em G..~ll sili•~der 1.0 x 30 em. P.B.r. baru Dien-
dasarkan eoeff. perba.di.ngan ;_;:d ate..s das~n: nilai rata2 C.E.B •
.Nov •. 19.53 ·~· ISO OCt. 1956 seba.3aim.'lna· ditutis di [3] ha1aman 2.
Kami sebenarnja ingin a<:mberikan tcr.ggapan ini du1u, namuri ·lui-
rena ke1upaan ma.ka barn sek~ang teringat. Untuk kela1aian:-·' ini
kami mohon · maaf.
ICatili kira· Sdr. Ir .loliratr;1an surl:th men€;etahui babwa· d'i' (4)i-pE{t'ban-
dingan rata2 jeng c.ii<!j in.ka.!! adalah 0;'80 dan: bukan o,sl:'sebaga i
..
mana diandjurkan oleh P. B. I. !dta. Begitu djuga [5] mengikuti
CEB itu menjatakan : Zt.!l!l~s:!.f·~r ~1ittelwert • 0,80. "Maka: bila
tidak ada a1asan2 lain j !'t'18 k•J.at 'kami usull~an agar nilai per-
.. •
bandingan·- tadi: d:f.at::bil 0,20 sadj~.
Pemadatan spesi beton j anz IllE\!::ptinjai faktor A/C rendah agak su-
lit apa1agi bila penulaagann j;:. rapat dan pengetJoran agak lam-
. .
bat. Maka agar dapat djac.inar~ lebih baik akan ~padatan beton
= J.
.
jang ditjor (ingat y
. . ~ . ~. ~
~4)
... ;.
~aja
usulkan .penggunaan alat
. . . .
getar du·7adJ:Lbken 1.mtuk hetor.. K 125. dan leb1h t1ngg1.
- ' :. .
peng-~
dimana
Ebj • mod~elast.beton rata2 jang berumur j hari menurut
pertjobaan tjepat.
abj • keteguhau beton tekan rata2 benda udji si1inder.ber
umur j hari
bila·pakai benda udji kubus 15 em make rumus mendjadi
References.
[1] Cement 1S71, nr 3a, Ontwerp Voorschriften Betn, V.B.1972
[2] Lambotte, Prof. Ir.R,Beoorde1in g van Betondruksterk te door
Statistische interpretatie van drukproeven, De Ingenieur Jaar-
gang 82~ nr 10, 6 l1aart 1970.
[3] Wangsadinata~ Ir.l·liratman, Perhitungan 1entur dengan tjara ke~
kuatan batas.
[4] CEB, 1966
Sesuai dengan ja~g kami kemukakan dalam diskusi kami jang ~a
lu sehubungan dengan tanggapan Ir. Hamid Shahab, maka diputuska~ un-
tuk tetap menentuka.n m11tu beton K 125, tetapi dengan sjarat pengawa-
san terhadap mutu bahan2 jen~ ketat dan k~kuatan tekan jang harus di-
periksa setjara kontinu. Ini (akan) ditjantumkan dalao Tabel 4.2.1.-
:!lj adi, sesuai pala dengan t•.sul :~~. P.at:hmat Purwono.
l1engenai tjara p~rn':n:.a.tan mutu beton K 125;. kami setudju dengan
usul Ir. ::7achmat Purwono ~ntuk m~njarJstcannja dengan mutu B 1. Dengan
sjarat penga~rasan terhaC.ap ·nutt.•. bahat!2 j;'•Cl~:?- b:cat~ kami kira dengan
tjampuran semen, pasir dan kor.eJ. dalc:i ?e·r:~~r..d:tng.qn volume :
1 : 2 : 3 atau 1 H : 2~, ldra'."'.ja rm.1dc:l-J d~pat d:i.t:japai keteguhan
karakteristik crbk = 125 l~g/cm2 atau ketr-.:~·.J~P~ 1'.9.ta2 kira2 crbm • 200
kg/cm2. Hal ini (akan) dit:j."l.ntnm!..:.an dc:l"-l.rv. pa~-3.1 ";,3 ajat (2). Dengan
demikian, maka dalam ajat (3) tjam~_:mren jang dir.entjanakan mulai di-
sjaratkan untuk mutu K 175.
Selandjutnja kami njuga setudjt: dengan usul tr. lachmat Pu~-Tono
•
untuk menegas k an apa Jang ..3 -~ "l
L'..... art:~..~an
d e:ngA.n IIru~.ga"l
• II
, II se d ang II d an
"ketat 11 dalam p~nea~.Y~san mutu ba.han2. Untnk i.tu kami mengtisulkan ha12
sbb. :
a. Pengal'lasan ringan, ialah tjul.t:n~ di!'enc.h:i. pe.~.?l 3.3 ajat (2) dan
pasal 3.4 ajat (2), ja7.tu ba:1~:a agregat halus <lan kasar harus ba-
ik hanja dari hasil pen~ri.ksa<~n vi!:~li_l_ sarija (!-.asar, keras, tidak
berpori, kek~l, +:iC.:1k pip:i.h) •
"
J
b. Pengawasan sedang, ialah hsrus dipenuhi pasal 3.3 ajat (2), (3)
dan (4) dan pasal 3.4 ajat (2), (3) dan (4), jaitu habra agregat
ketjuali harus baik dari basil pemeriksaan visuil, djuga tidak·
boleh mengandung lumpur, bahan2 organis dan zat2 jan~ merusak be-
ton, u~tuk mana diperlukan bebera,a pertjobaan.
mutu beton dapat dihasilkan 2:: ber.da udj i (hatja ajat (3) selengkannja)
Bukankah jang kita nilai itu adalah keahlien dari. !>elaksana ·~netjera
keseluruhan dan bukan keahlian dari masing2 crew mesin pengaduk ?
Disamping it1.1 djumlah benda udji jang sudah boleh dianggap besar,
se:1ingga berlaku' rumu~ CJ~ra = CJ~k + 1,64 s, adalah N • 30 (menurut
PBI 1970 : N • 20).
-
- o:' + s
bk r
.............................. (c)
- 11 --
·::').Ja~1ci:L~:, 1.~an dengan rumus (b) menu:rut nas.ka'1 ·rn-I 1970 jang sek.arang,
:'!lal:a rtl!:luc (c) menang le:;i·:l l:.erat:_~ tetar:>i barangkali lebil-. ::'lendei':ati
ru::lUG (e) menurut VB 72. ?'.a~i ~:enu!·.al:an hal diatas hukan un.tuk .!llernen-
ta:l!~<li.":. ke!:'.bali pasal 4.7 aj<:t (2; :- teta:·d hanja sekedar se~:agai bahan2
perLa~c.L~gan sadj a. :1alah ka:ni Dengusuu:an untuk tldak merubah keten-
tua~1~ ;:.1-~:1genai ,emeri~:saan :1utu ~.:-;ton jang sudah ditetar:>kan dalam nas-
ka:1 :: :~:: :an?ai sekarang, bercla£a;rl:an pertil!lbangan2 sbb.
1. D"Etuk Indonesia, dimana ke&.~:li.an pelaksana2 adal~h sanzat ~1ete-
. ., ..:1 1 r.
rogen~ mal':.a ~nterval pengar:1::.::._an b end a udJ. ~. Jang
• k·etJ...L , a~..~a-a, .
.. t . . ' 1 •,_ . . k
c~Jus eru sesua~ •... a am s~.... ·..:ao::. .:ang se arang t t
erus 7rang ::~ a ..
l ' t
ti:ial·~ da?at meLlperkirakan :·.ere.:_:c. consucer 's ris 1< jang dr.?at diha-
:rapb:n di Indonesia (~atj a : d5.daerah2), a.,abila ki ta "b.-~ncal: neng··
zun~kan intcrv.al jang bef1zr se··~erti .di !·1~derland.
2. Pe:::.::';a-:1!:- Han ~end a udj i dengc:1: :i.nterval jan~ l:c tj i1 tel".l: fl.i. ter il!la
:jula -ii.--negara2 lain. Ji Inggria rnisalnja, 1 benda u:lj i carus di··
z.:si'.JH setia!_J 25 nix: dengan coi.:.crete nixer 200 1 jan~ lazim dipa·~
l:ai .:~alam pral:tek di In~onesie~ ketentuan ~iatas berar·ti 1 i:enda
udji setia~ 5m3, djadi sama seperti nenurut PBI 1~7'). ·:uga di
• d. ,_ . = 5~',,
~·
~nggr1s 1pa~a1 ~i 4 sehingga ki ta. tida!::. usa~ ·ragu2 soal ini.
Penjimpanan benda
,:
udji.
I~ dapat menjetudjui usul Ir. Rachmat Purwono untuk m~nan
bahka.n pada pasa1.·4.;9 ajat (4), bahwa tempat penjimpanan benda udji
herus roempunjai suhu j ang sama denga.n suhu udara luar.
a'eyl
= =
1,2 x·t,4
0,83 a.',
=
l:hC
= ,... 6 a,_.
•J'
l
IJK
1 X 1,4
ketecukan kesalahan jang lebih besar lagi. Fakta ini telah tjUkup
mengedjutkan, karena tanpa disadari selama ber-taQun2 orang telah
menilai mutu beton dengan kesalahan jang tjukup besar. Mengenai mu-
tu dari mesin2 tekan di Nederland, de.ri pene:r.aan insidentil menu-.
rut Kreijger terdapat situasi jang sama seperti di Inggris. Bagaima-
na sekarang di Indonesia? Kami kira pasti tidak akan lebih baik :tea-
daannja dari pada di Eropa.
dimaua abm,h adalah keteguhan tekan beton rata2 (kubus 15 em) sesudah
beton benumuw h hari.
CEB-FIP 1970, maka menurut hemat kani Ebo tersebut diatas tidbk per-
lu kiranja kita kurangi dengan 10% (sesua:i. CE13-FIF 1~70) ·' sepe.rti jang
. diusulkan oleh Ir. Rachmat Pur~;·rono.
PENOJ!LASAN DAN PEMBAHASAN KE-V! l
o I e h
5 Aprl I 1971
- 1
Oleh :
Ir.·Wir~tman Wangsadina ta,
1.3. Pengawasan.
Ajat (2). Ajat ini adalah baru,, jaitu untuk menampun3 usul
dari Ir. · P.uslim dalain ~Jorkshop Beton, agar kewadjiban2 dari Pe-
ngawas Ahli djuga ditentukan. Hak dan kewadjiban·Pengawas Ahli,
tidak dapat kiranja diperintji didalam
Bab 2 -· ;...•efinisi.
2.1. Umum.
Ba.b 3 ~ Bahan
3.2. S e m e n.
Ajat (2). Sa~a seperti naskah asli, hanja istilah 11portland-
puzolan'; diganti dcngnn 11 portland -tras", dan permintaa.n pertim-
bcngan2 dari suatu le~bagn perneriksa an bahan2 sekcr~ng tidak
dirindjurk en, tetapi diharuska n, sesuai dengnn pandangan Ir.E.
Padnakoesoeo.:1 dalam Workshop Beton. Walaupun pengertia n 1'tras"
ad~lah lebih sempit de..ri pada 11!)uzolan , akan tetapi untuk se-
11
Ajat (4). Sama seperti naskah asli, hanja pada pasir jang ti-
dak memenuhi pertjobaan Harna, sjaratnja untuk masih dapat di-
~akai adalah tertj~painja keteguhan tekan adukan sebesar !5%
dari keteguhan adukan dengan agregat jang Sat!la, tetapi jang sudah
ditjutji. Hal ini adalah sesuai dengan basil pembahasan dalam
Workshop Beton.
Ajat · (2). Sarna .seperti naskah asli. hanja djumlah butir2 jang
pipih dipertegas, jaitu l'jBks. 20% berat, sesuai dengan usul
Ir. Hamid Shahab dalam Hor~:.shop Bet.on.
Ajat (2). va1am ajat ini ditetapkan dacrah2 susunan butir (grad-
ing zones) jang harus dipenubi o1eh agregat tjampuran pnda pembua-
te.n mutu be:ton K 175 dan I': 225. :Daerah2 susunan butir tsb. telah
diambil d<:ri DIN 1045 jang baru (2ef. 3) tanpa dirubah lagi.
Xnmi tidak mengambilnja dari GBV 1972 j.a.d.(Re£.2), berhubung
di r-!ederland--!,)un dae:r.a~•2 susunan butir telah diambil dari DIN
1045 jang baru itu, teta;::.;i dengan perubahan2. sedildt jnng kmni
titiak ketahui. c.lasan2njc. Scbenarnja didalam DIN 10!}5 itu masih
ada satu daerah uusunnn butir lagi, jaitu pada diameter egregat
mcks. 63,0 mm. Karena buti:!;2 agrcgat· menurut pasal 3.4 cjat (c-)
horus melalui njakan 31~5 r.!I!l seluruhnja, maka daerah susunan bu-·
tir tsb. dd~k tlitjantum..!wn.
- 7 -
Ajat (3). Pelaksanaan beton Kelas III hanja dilaltl:lkan ol~h_. ,P~.
laksana2 jarig benar2 ahli, sehingga selajaknja kepada oorek.a .
. . '
cii'!jerikan kebebasan jang lebih luas dalam nemilih susunan bu-
tir. Karena itu grading zones jang ditentukan dalam ajat (2)
disini hanja berupa andjura~.
. Ajat (2). Ajat ini adalah baru dan ditj.antumkan sehu.bangan dengan
pandangan Ir. J.H. Simandjuntak dalam Workshop Beton. Berhubung
pemeriksaan air dilaboratorium tidak senantiasa mungkin (di-daerah2
terpentjil), maka hal ini tidak diharuskan tetapi diandjurkan.
Ajat (3). Isinja sama seperti ajat (2) naskah asli.
Ajat (4). Sama seperti ajat (3) naskah asli, hanja ditambahkan bah-
l-Ta penentuan djumlah air harus dilakukan se-tepat2nj a. Usul Ir.
Suharto dalam Workshop Beton agar penentuan ~jumlah air dilakukan
n-
cengan alnt otomntis dienggap merupakan sjarat jang terlalu berat.
Ajat (6). Ajat ini adnl~~ baru dan diambi1 dari bagiart pertaca
a.jat (3) pasa1 8.10. Mal!.sudnja ia1a~t agar dida1ttm pesal 3.7 jang
uenjangkut badje tulangan, audah ~idefinisikan ape jang dimaksud
dengan berkas tulangan.
9nu semen, knterth rednksi dari aj~t <i> naskah nsii dianggap ku-
rcng baik.
Sidang tidak berhasil mendopntkan perumusan jang konkrit, karena
itu diusulkan untuk tid~!; mensjaratka n gudangnja, tet~pi mensjarat~
li:an sac;lja agar ada djamir~an bahl-78 semen tidak akan rusak atau ter-
tjampur dengan bahan lain~ seperti menurut redaksi baru ajat ini.
£j~t (3). Same s~perti nes~ah as1i, hanja redaksi disempurnakan.
o I e .h
21 Mei 197 I
- 1 -
oleh
Ir. Wiratman Wangsadinata
Ajat (1). Bagian teraehir adalah tambahan dari ajat as1i, untuk menam-
pung usul dari Ir.S.M.Ritonga da1am Workshop Beton, agar pada beton mu-
tu tinggi ditekankan agar bahan tjetakan tidak menjerap· sebagian dari
air beton sehingga dapat mempengaruhi ni1ai faktor air semen.
A}at (4). Sama dengan naskah asli, hanja reda~si disempurnakan, jaitu
ditegaskan bahwa jang dimaksudkan dengan atjuan disini adalah atjuan
dari kaju.
Aj at (2) •. Di.dalam Workshop Beton Ir. Hamid Shahab menanj ~kan apakah
sub aj at e, d dan k I!'.engena i tj arn pengerdj a an pip a dan sambungannj <"'
perlu ditjantunk.~np tOOtigingat hal itu biasanja sudah ditentuk<m dalan
bestek? Menurut pendapat kami, sebaikrtja sub aj2t2 tersebut tetap di··
tjantumkan; sebab apabila pembuat bestek l2lai mentjantumknn ketentu~~2
Ajat (1). Ajat ini telah didiskusikan tjukup pandjang dalao Workshop
Beton, sehubungan dengan pandangan2 dari Ir.Hamid Shahab dan Ir•J.H.
Simandjuntak. Disatu pihak diingirikan agar pe~bongkaran atjuan djangan
dilakukan terlalu tjepat, dilain pihak ketentuan nengenai saat ·pebbong~
karan atjuanini djangan. terlalu kaku. Berhubung dengan itu, naka dnlan
reclaks~ baru dari ajat ini titik berat diletakke.n pada penentuan saat
pecbongkaran atjuan berdasarkan hasi12 peneriksaan bcnda2 udji nenurut
pasal. 4. 7 aj at (5). Apabila perhitungan oenundj ukkan baht-•a pad a unur
tertentu dari beton, konstruksi jang b~rsangkutan sudah tjukup kuat
~nikul berat sendiri dan nuatan pelaksanaan·j~ng ada, rnaka penbong-
karan dapat diizinkan. Apabila untukmenen:tukan sae.t penb9ngkaran atjuan
tidak dibuat benda2 udji seperti ditentukan daian pasal 4.7 ajat (5),
caka 3 Binggu ditetapkan sebagai unur beton oininun, setelah nana atju-
an boleh dibongker. Na~un demikian, apabila ada djaninan bahwa setelah
atjuan dibongkar Muatan jang bekerdja paca konstruksi jang bersangkut·~
Ajat (1). lsi dari ajat ini sekarang merupaken gabungan dari isi pa-
sa1 6.1 ajat (1) naskah as1i dan pasa1 6.5 ajat (1) naskah as1i, se-
hingga ketentuan2 mengenai persiapan sekarang lebih baik, karena di-
tjakup dalam satu ajat. Djuga ketentuan2-nja disempurnakan sesuai de-
ngan basil diskusi da1am Workshop Beton. Sehubungan dengan pandangan
Ir. llamid Shahab dalam Workshop Beton, kami kira tidak akan ada salah
interpretasi, bahwa bidang2 beton lace jang terlalu litjin harus di-
kasarkan dulu. apabi1a harus berhubungan erat dengan beton baru.
Ajat (3). Ajat ini dihapus, karena sudab tertjakup dalam ·ajat (1).
6.2. Pengadukan.
Ajat (1). Sama seperti naskah as1i, hanja sjarat harus adanja alat2
pengukur air pada mesin pengaduk sekarang ditetapkan untuk pembuatan
beton ·kelas III, sesuai dengan basil diskusi dalam Workshop Beton.
Sjarat harus adanja alat pengukur air demikien pada pembuatan beton
Kelas II dianggap terlalu berat, sedangkan jeng terpenting seberiarnja
bukan alatnja, tetapi pengawasan jang efektif terhadap pengadul:an itu.
AJat (2). Ljat ini adalah baru untuk nenampung usul Ir. Hamid Shahab
dalam Workshop Beton, agar segi pengawesan pengadukan lebih ditondjol-
kan daripada segi l!latnja. Dikemukakan, bahwe walaupun alat pengukur
djumlah air bekerdja dengan tepat, tetapi apabila pemberian air ini
tidak disesuaikan dengan kondisi agregatnja, maka alat itu tidak banjak
manfaatnja. Djadi, jan$ lebih penting ialah peng~tl,:>.sar. '::-"'.~~e ~:-:,:tvr air
semen jang diinginken benar2 tertjapai dan ini dilakuka..& 4engcn oeme-
riksa slumpnja.
- 4 -
Ajat (3). Sarna seperti ajat (2) na,skab asli; henja redaksi diseinpurna-
kan sesuai dengan usul Ir.Hamid Shahab dalat!t Workshop Beton.
Ajat (4). Sarna seperti ajat (3) naskah asli, henja ditanbahkan bagian
terachirdari pasa1 6.4 ajat (1) dan ditegaskan bahwa adukan harus di-
singkirkan apabile tidB:k memenuhi sjarat minimnl, sesuai dengan usu1
Ir.Hamid Shaheb da1am Uorkshop Beton.
6.3. Pengangkutan.
Ajat (2). Dalam \-!Orkshop Beton telah diadakim diskusi pandjang sekitar
penggunaan t.alang fliring. Disatu pihak larangan sama sekali penggunaan
talang miring seperti menurut naskah · asli dianggap tidak tepat• karena
didalarn praktek kebiasaan ini sudah terlalu mendarah-dagirtg, .dilain
pihak penggunaa11 tala.ng miring harus dibatasi ~ karena bagaimanapun
halnja tjara ini nenjebabkan pemisahan antare S?esi mortel dan agregat
kasar. Dengen demikian perlu ditetapkan ryembatasan2
- . satlpai dimana peng-
gunaan talang niring ini dapat diizinkan. !vorkshop Deton ddak berba~
sil merucuskan pembatasan2 jang konkrit, saperti mengenai pandjang mak-
'
s'inum, maksitiun dll. Uemng oembatasan ini sukat dirumuskan
kemiri~gan
~~rena -
setjara ·umum/a.l. bergantung pada kekentalan dan peruntukan beton je.ng
bersangkutan.· Berhubung dengan itu, dida1am naske..h jang baru ini dipu-
tuskan antuk mengizinkan penggunaan ta1ang miring diserahken kepada
judgement Pengawas Ahli, sete1ah ia mempeladjari situasi dan kondisi
setempat.
Ajat (1). Sarna dengan naskah asli, hanja 2 ka1ioat terachir dihapus,
. .
karena mengenai ke1antjaran pengetjoran sudah tertjakup dalam pasal
6.3 ajat (2) den p~njingkiran adukan jang st,1cah nengeras .sebagian atau
jang tertjal!l!?ur dengan bahan2 asing sudah tertj akup dalac pasal 6. 2
ajat (4).
Ajat (2). Redaksi naskah as1i dirubah sedjalan dengan usu1 Ir.Hamid
Shahab da1am Workshop Beton.
Ajat (3). Sage dengan naskah as1i, dengan tasbahan bahwa diandjurkan
untuk senantiasa·menggunaka n a1at2 penggate.r~ sedjalan dengan pandangan
Ir.Hamid Shahnb dalam Workshop Beton.
- 5 -
Ajat (4). H~~ja a~~ peruhahan dalam sub ajat c dan e. Dalam sub ajat
c, djarum ?enggetat sekerang harus diusahakan tidak rnengenni tulangan
(dalam nask~.h csli dilarang mcngenai tul:?.ng~n) s mengingat dalam prak'"·
tek sangat sulit untuk tidak ~njentuh tulangan tsb. (pandangan Ir.P~mid
Sh,1.hab dalam r'7orkshop Beton). Dalam sub ajat e sekt>.rang didjelaskan
bahwa mengkilc.~nja aduken sekitnr djarum disebabkan karena air scnen
mulai memisa~kan diri dari agrcgatnja (taribahan dari Ir.Hamic Shahab
dalam tJorkshop 3eton), sedangkan sub 'ajat s C.ih,!'.puskan dan digabung-
kan dengan sub ajct e ini.
Ajat (1). Dalam naskah baru dari ajat ini sekarang hanja ditetapkan
sjarat dari tempat siar pelaksa~aan, dimana otoritas dari Pengawas
Ahli djuga disinggung, sesuai dengan saran deri Ir.Hamid Shahab dalam
Workshop B~ton.
Sebagian besar dari isi naskah asli dihapus, karena
sudah tertjakup dalam pasal 6.1 ajat (1).
Ajat (3). S.mna seperti naskah asli, hanja redaksi disempurnakan. Dalam
t-lorks~op Beton Ir.J.H.;Simandjuntak mengusulkan agar pada lantai2 siar
6.6. Perawatan.
Ajat (1). l1angenei ajat ini telah diadakan diskusi jang pandjang lebar
dalam Works~op Beton. Achirnja ,diperoleh kata sepakat, bahwa 2 minggu
harus dianggap sebegai djangka waktu minimum untuk mernbasahi beton se-
sudah pengetjoran selesai. Selandjutnja, diangg~p perlu djuga mensja-
ratkan setjara imperatif pelat2 atap direndem s2lama paling sedikit 2
minggu sesudah selesai pengetjoran sesuai dengan jang diusulkan oleh
Ir. Sudarto.
Walaupun pelat2 atap pada umumnja tetap akan botjor, biarpun telah
direndam (bila tidak memakai water proofing) akan tetapi perendaman ini
dapat banjak mengurangi rengat2 susut. sehingga nanfaatnja thd. keke-
dapan njata ada.
PENDJELASAN DAN PEMBAHASAN KE - IX
o I e g
lr.Wlratman Wangsadinata
25 Djunl 1971
- 1 -
Oleh :
Ir.Wiratr:ta.n Wangsadinata
1.1.
. -. Didalam .pasal ini
Umum
ditetapka~; sjarat2 jang harus dipenuhi oleh
penutup beton dan pelindung tulangan setjara umum. lsinja sama
~eperti pada naskah asli, hanja susunannja dirubah. ~agian ter·-
achir dari ajat (1)· dan seluruh ajat · (3) naskah asli · sekarang
dipi.ndahkan kepasal 7.2, ka.rena ketentuan tsb. berhubungan de~
ngan -~~eadaan keliling. Ajat (2) ·naskah asli dipindahkan kepasal
3.7· ajat (6),·karena keterangan2 mengenai berkas tulangan memang
seharusnja ditampung dalam pasal 3.7. Ketentnan mengenai keharu-
san memasang djaring tulangan pada penutup beton jang lebih te-
bal dari 5 em, dari pasal 7.2 dan 7.3 naskah asli sekarang di-
pi!\dal'J<an kesatu pasal jaitu pa[;al, 7.1 ajat (5), karena ketentu:-
an tsb. bersifat umum.
kap dari pacla dalam CUR, maka seluruh !.:etentuan CP 114 dioper dalam
ajat (4) naskah baru ini.
Dalam hd ini, kita tidak perlu terlalu mengusahakan angka~ jang sa-
ngat teliti didalam ajat (4) ini, sebab dje1as ditegaskan balma angka2
tsb. hanja·dimaksudkan sebagai p~tun,fjuk s~dja untuk nemperkirakan ke-
tahanan O.almn kebakaran.
Sua.tu studi mengenai· nasa1&l k~bakaran pada bangunan industri
dapat di~ct9n.."ltlkan dalam Ref. 6.
- 4 ·-
Bab 3 - Tulangan.
3.1. u il u 1!1.
Pasal ini tidak ada dalan nas~ah asli dan perlu kirenja di~
adakan untuk ~enegaskan bahwa ket~ntuan2 lain rnengenai tulang3u jang
ditentukan c:!a1am bab dan bagian ~aindari.Peraturl'!n ini djuga hares
dipcnuhi, :~sagan demikian da?at di~indarkan adanja kesan, bahwn ke-
ja~g ba.ru (Ref. 1, 2) dan DIH 1045 jang baru (Ref. 5) serta dg-
lam rekomendasi CEB ~ pasal 4.2.33 (Ref. 6), pergeseran bidang
nor..1e11 ini (jang perlu diperhitungkan sehubungan dengan penjalu~
Jang terachir ini diperintji lebih landjut dalam ajat (4). Tula-
ngan tarik lentur jang berhubungan dengan djalannja bidang ~omen
:~cfere~1.ce : 1. ACI ~
"Proposed \.evision of ACI 318-63 Building .
Code Requirements for Reinforced Concrete (be-
rikut Explanation of :tevision), b.CI Journal, Febr.
1970.
4. Dilger, w. :
"Veranderlichkeit der Biege - und
Schubsteifig!::ait bei Stahlbetontrag'",Jerken und ihr
Einflusz auf Sc:i.::.:ittkraftverteilun g und Traglast
bei statisc~• unbcstimmter Lagerung", Deutscher
Ausschuss fur Sta~lbeton, Heft 179, Ernst & S.l966.
5. DIN 1045 (Ernt'irur£ Marz 1968) 11 , Be ton Kalender
11
!Iai ini ditetapkan dalam ajat (2). Konsekwensi dari ajat (2) ini
ialah, bahwa penampang2 balok diutumpuan2nja jang menerus senan-
tiesa harus diberi tulangan rangkap untuk me~ikul momen tUl!lpuan
negatif dengan tulangan tekan minimum sebesar seperempat dari
tulan~an momen lapangan. F~l ini ditjantumkan dalam nasl~h asli,
tetapi sekarang dihapus. Dengan demikian, perentjana sekarang ti-
d&< ctitlak terikat untuk me~perhitungkan adanja sedjumlah tulang-~
an bel:es dan pada titik balik. Dalam peraturan2 jang lama pernca·-
tasan i~i ditetapkan celalui ·peubatasan tegangan lekat (flerJral
bond stress), diman~ djumlah keliling batang2 tulangan harus se-
demi.kian rupa, hingga tegangcn lekat tersebut tidak melampaui te-
gangau lekat jang diidjinksn. Sel·:arang pcmbatasan diameter tulang-
an ini dinjatakan sebagai fungsi dari pandjang penjalure.n. Penuru-
nam.:j a adalah sbb. : Apabila berdasarkan tulangan I!lomen posi tif
jang diteruskan k~tumpuan2, penampang pada· tumpuan bebas r.2npunjai
kckuatan batas 11 sedangkan gaja melintang batas maksimua akibat
u
beban batas
. adalah Qu , maka l:.eadaan ini dapat dianggap ekivalen
dengan adanja suatu beban batas terpusat disekitar tumpuan de-·
L.gan shear span Hu/Qu (Lih.:':'.ef. 1 pendjelasan ps. 8.3).
Pada permulaan shear. SJ'an inilah (dlm.Gambar 1 ·: titik C),
J. B
"·
' i
'''- T~
I
I
---------,
l
Gambar 1
Penurunan sjarat pandjs.ng penjaluran
pada tumpuan bebao.
dan dalar::t SM-code jang baru (~ef.3 pendjelasan ps. 8.3). ACI··
Code henja memberikan rumus7.. untuk batang jang diprofilkan, ka-
ren.s
. .
di Amerika
.
8erikat batang2 ?Olos sude.h. tid~k. dipakai.. l,agi.,
· .. •,
Seluruh pasal 8.6 ini diambil dari ACI~Code jang b~ru (Ref.
1 dan 2 pendjelasan ps. 8.3), dengan tjatatan bah~a untuk batang
polos pendjang penjaluran diambil dua kali.untuk batang jang di
prof i U:a:n.
lljat (1} adalah sama sepcrti naskah asli. Didalam ajat (2)
rumuo pandjang penjaluran untw~ batang·jang diprofilkan didapat
dari rumus ACI jang dikonversiken kedalam satuan·metrik, k~audian
mengisikan f • 1,15 a* dan f' a 0,83 ab'k. Didalarn naskah asli
y au c
- 10 -
I
ad~ sedikit kesalaharl dala~ transfornasi ini dan sekarang au-
dah dibetulkan.; Ruttus jang ditjanturnkan sekarang hanjauntuk dia-
meter (pengenal) s~ai dengnn 3S on~ sebab. diaoeter2 jang lebih
besar di Indonesia praktis tidal:-: dipakai. Sub ajat c naskah as1i
dihapus, karena sudah ditampucg oi~h· ~~~-~1 3. i ajat (3). S21an-
djutnja sekarang dimuat Tabel 8~~.1 da~ 'or~bel 8.6;2 sebagai ke-
putusan dari Workshop Beton, jaitu untuk memudahkan penentuan pan-
djang penjaluran dalam praktek. Diameter2 batang jang ditjantum-
kan da.lam tabel2 ini adalah jang lazim diketeciukan dipasaran In-
donesia. Ajat (3) adalah same seperti naskah asli hanja reoaksi
disempurnakan.
Aj~t (4) sarna seperti naskah es1i hanja redaksi disempurnakan dan
dicdal:..::J...Tl perubahan rumus, s.e.su~i dengan perubahan di.4alam ACI-code
njo (~ef. 2 pendjelasan ps. 3.3).
~umus jang ditjantumkan dalam ajat (2) didap.at· dari- -rumus .ACI
untul~ batang jang diprofilk~n jang dikonversikan kedalam satuan ~etrik,
kemudian mengisikan f • 1~15<1* dan f' ·o,83 crb'·1.• Didalam nas-
y · au c = .:
kah asli ada sedikit kesalahen dalam transformasi irii, dan sekarang
sudo~ dibetulkan.
Tidak dirubah.
tulang akan terdj idi. Hemaksa retak potensinl mengik•1ti suatu ga-
ris zigzag dengan arab 1 : 5 dianggap sebagni tindakan pengame'.la'1.
jang minimal. Djarak ~ksimuc 15 em didapat dari hasil2 pertjobaan
- 12 -
Ajat· (5) djuga tidak ada da1arn naskah asli dan sifatnja hanja
andjura~. Dalam hubungan ini,~~stek2 dalam ko1o~e~~R~in harus
dibatasi.
Ajat (2) adalah ajat (/:.) naskah asli, hanja redaksi disem~
purnal-:.an~ sedangltan ajat (2) dan (3) naskah asli dihapua karena ·
sudc~_'!. tertjakup oleh ajat (1).
}_jat (3) adalah s~ma dengan ajat (5) naskah asli, deagan
tjetata~ bahwa ?ersjaratannja sekarang dipermudah, jaitu kira2
menurut ACI-Code (naskah asli menurut SAA-Code). Stek2 kolom
jang memikul tegangan taril~ terkena oleh ketentuan ajat ini.
.Ajat (4) tidak ada dalan naskah asli dan perlu kiranja
diaa~l·~an untuk menat!lpung sambungan2 lewatan dari bagiJtr.Z !tons-
trul':si jang berfungsi 'sebagai betang tarik.
- 13 -·
minimum.
Ajat (2) ·:tiaskah aS1il.dihapus ~::.arena otomatia· tertampung oleh k~
. tentuan n'ierigenai. Ld menuru·t· pasa1 8.7. Ajat ~3) naskah asli di~·
. .. ~
A1at (2)adalah ajat (4) naskah asli dengan redakd jang di-
sempurnakan. Ajat (5). naskah as1i dihapufl'. ka.t:(;J.!.li" isinja merupa-:
kari." ·aaatiti :k.etentuan jang tidak perlu ditJa~tuml~CJ.n.
1
§jat (3) acialah sama 'niaterinja dengan ajat (6) rt~skah asH?
,·. . . •.. .
hanj"a rec'laksinja dirubah sama sekali _·agar lebih djelas. apa jang
dimaksud. Besarnja gaja dorong me1intarig jang haru.s diperhitung-
• fl • •. . • .... • •
kan pada t1t1k pembengkokan sekarang d1hapus, karena dalam prak-
tek gaja ini praktis tidak pernah diperhitungkan, maka dengan me-
nentukan sjarat minimum mengenai sengkang dan lilitan spirel~
Tidak cl.irubah.
- 1/~ -
Pasal ini didalam naskah asli adalah pasal 9.10, dan seka-
rang ditjantumkan dalam Bat; 8 ('l'ulangan) karena tempatnja disi-
ni l:iranja lebih tepat. Ajet2 pasal ini diambil dari ACI-Gode
· dan sema seperti da1am aaskah asli, hanja redaksi disempurnakan.
Ketjuali itu ajat (6) naskan asli dihapus, karena tidak perlu.
PENDJELASAN DAN PEMBAHASAN KE-X
o I e h :
5 Dj u I i 1971
- 1 -
9.1. P e I at
0 .
dlbertasl sampal 10 /oo. Jang dlp~soalkan pada wak-tu ltu fafah,
apakah pembatasan regangan badja menentukan tulangan m~nJmllm 1
SelandJu+nJa epakah benar regangan badja harus-d!batasl, sebab
dengan membatasl regangan badja'.klta tldak senanttasa dapat meng-
'ftiftakan blok tegangan persegt e:dvalen (karena regangan beton
tldak selalu mentjapat regangan batas),sedangkan dalam ACI-code
dan CP 114 mlsalnja djelas dlsebut bahwa blok tegangan per~egt.
senantlasa dapat dlpakal. Sebal lknja, dldalam peraturan beto'n
dl Djerman jang baru (DIN 1045), regangan badja dlbatasl rendah
sekall, jalt~ hanja sampal 5 0 /oo. Berhubung data untuk dfskust
leblh landjut dldalam Workshop Beton sangat terbatas, maka mas~
lah lnl dlkemballkan kepada Panitla untuk dltelltl .leblh landjut.
Segera setelah Workshop Beton berachlr, kaml sendlrl me-
ngambll prakarsa menelltl. masalah dlatas. Kaml menurunkan rumus2
umum ~ntuk lentur dalam keadaan batas beroasarkan blok tegangan
beton jang:ses~ngguhnja, jaltu jang berupa parabola-garls Jurus
sebagal fungs~ dart regangan beton (sesual pasal 14.1 ajat 2).
dengan sembarang·regangan badja. Tudjuan dart penelltlan ini ada-
lah·: (l) menjusun suatu teorl jang Jeblh umum mengenal lentur
datam keadaan batas, (2) menelltl pengaruh reganga1 badja thd.
dj um I~h tu Iangan ( sehubungan dengan tu Iangan min Imum), ( 3 )... me-
njadj i kan tabe 12 untuk praktek jang ber.s I fat Ieb I h uMum; jang
mentjakup djuga penampang2 dengan tulangan tekan jang I~
bl~ kuat.darl pada tulangan t3rlk (masalah ini ttdak dapat df-
tnt p·ada saat tulfsan fnl dftufts sedang dfpersfapkan untuk publt-
kasl, tetapt ·kamt" lngfn memberfkan keslmp1Jian2nja dlsfnl.
Keslmpulan2 lnt pentlng sekalf, karena memberl. gam-
baran jang leb·fh djelas dart kelakuan balok pada keadaan batas dan
sekal tgus mendjawab masi:dah2 jang maslh pending dalam Work~hop Be-
ton. Kestmpulan2 tersebut adalah sbb. :
1. R~gangan badja ·praktfs tldak·mempengaruhl djumlah tutangan jang
diperlukan· untuk memlkul suatu momen batas tertentu, djadl p~n
dimenslan tulangan dapat d"f lakukan. berdasa~kan--regangan badja
d I daerah p last"l s ·Jang. sembarang. Ha I 1n·r berartf pu Ia, bahwa
sebelum kita mendlmensl tulangan dart suatu penampang krltts,
kfta ttdak perlu menelltJ· ter.leblh dahulu sendf plastfs.kebera-
pa penampang kritls lfu. Apakah sendf plastls t~u adalah jang
terachlr dfmana regangan badja baru sadja mentjapa'f perthulaan
regangan leleh, ataukah sendl plastls ttu adalah jang perta-
ma2 terdjadi sehingga regangan badja sudah sedemlkfan_ rupa be-
sarnja htngga kapasttas rotasl hampfr.,tertjapaf, untuk pendf-
mensian·tulangan tldak mendjadt soal.
2. Pembatasan regangan badja, sepertl jang diusulkan oleh Rusch
(Ref. 1) dan Pucher (Ref.2) dan jang d I teta.pkan da I am peratu-
ran beton di Djerman DIN 1045:(Ref.3) dan df Austria Ononn B
.4200 (Ref. 2), dapat sadja dtadakan tetapf tfdak perlu. Dengan
tidak membatasl regangan badja, ·maka dfperoleh keuntungan bahwa
pendlmenslan tulangan senanttasa dapat·dldasarkan pada keadaan,
. . 0
dfmana regangan beton mentjapaf
, regangan batas 3,5 /oo dengan.
regangan badja jang sembarang. Yal lni berartf pula, bahwa untuk
pendlmensian tulangan, blok tegangan persegl ekfvalen senantfasa
. .
dapat dlpakal, ketjuall pada tulangan tekan jang leblh kuat dart
pada tulangan tarik. lnllah sebabnja mengapa ACI-Gode, CP 114,
SAA-Code, dll., menentukan blok tegangan beton Jang persegf tan-
pa pembatasan regan~an badja. Daiam hal. fnl maslh perlu dltjatat,
bahwa walaupun regangan badja tfdak perlu dlbatasl, tetapl karena
pada saat lnl anatlsa konstruksf rriasfh akan sertng dllakukan de-
ngan teorf2 elastlsltas, sehlngga kapasftas. rotasf se"dl plastls
- 4 -
9,2. D I n d l n Q
A.Jat ( 1) naskah baru ada Iah gabungan dart ajat2 <1)·, ( 11)
dan (12) naskah aslt. Kettga ajat fnl selajaknja dislngkat da-
lam satu ajat sadja.
Ajat (2) naskah baru adalah gabungan antara baglan ter-
achfr ajat (1) naskah lama dan ajat (7) naskah lama, sehlngga
ketentuan2 jang menjangkut per.1asangan tulangan selajaknja se-
karang dtsingkat dalam satu ajat.
A.jat (3) naskah baru ada lah gabungan antara ajat2 (2),
(3) dan (5) naskah asll, jang ke-tlga2nja menjangkut tulangan mi-
nimum. Sjarat luas tulangan minimum sebesar 0,25% dlambf I dart
GBV 1962 dan sepertf pada pelat adalah untuk menghfndarl kerun-
tuhan mendadak (brittle-fractu re> pada overloading (llhatpen-
djelasan pasal 9.1 ajat 2).
A.Iat (4) adalah sama dengan ajat (6) naskah aslf, hanja
redaksl dfsempurnakan, jaltu dtseragamkan dengan ajat (3) pasal
9.1.
A,jat (5) adalah sama dengan ajat (4) naskah aslf, hanja
redal<sl dlsempurnakan.
Ajat (6) adalah sama dengan ajat (9) naskah asll. Ajat2
(8) dan(11) naskah aslt dlhapus, karena sudah tertjakup dafam
pasal 8.4 dan 8.5.
9.3. 8 a r 0 k.
suatu steel detail jang 'aln darlpada menurut peraturan2 jang Ia~~
r~aslh djadl persoalan klranja, apakah .Iebar manf~at flens dalam ta-
rlkan dapat dlanggap sama dengan Iebar manfaat flens dalam tekanc;~n1
Berhubung mungkln hast 12 penellttan mengenal Iebar manfaat flens da-
lam tarJkan maslh sangat terbatas, maka ACI-Gode memganggapnja sama
deng~n Iebar manfaat flens dalam tekanan (dalam PSI menur.ut pasal
o I e h
lr.Wiratman Wangsadinata
5 Djuli 1971.
- I -
Djadl apabila dapat dtbukttkan, bahwa blok tegangan tekan beton perse-
gl eklvalen.berlaku untuk daerah tekan jang berbentuk persegl dan ber-
bentuk segttiga, maka seka I igus terbukti bahw.a djuga berlaku untuk
daerah tek~n dengan bentuk sembarang.
Perhatlkan dulu ~aerah tekan jang berbent.uk persegl
::.bu=0,0035 U.* *
if- ~ 1'- bu~ t- (fb~
~
3/7yu
"'~'yo-1·::0·,::416y·u- - -- " f .
a 1----;-~~
l "v o2=O ' 5a
j. ~==:to-;;b.....l~·=o ,809yu_b u~u ob 2 =ab {)*
~u
4
0 , 002 /7y U
- - - - ..:lc -
___\ _______ _ ' I J--------l .
/ · garl s netra I
(I)
(II>
Gam bar I.
Blo k tegangari (I} adalah eklvalen dengan b lok tegangan < I I > ,
apabi I a letak dan besarnj~ resultante s~ma, djadt bita ·-
dan Db = Db . H.al tnt terpenuhl apabt Ia ~ = 0,8 Yu , sebab
I 2
,1I l -- - - - ·- .- T·· t 2
y =0,566y y 4- 3 a
. o3 u ~~
~----~~
0 336 bG'¥.
1a. 1-----+-~
D,. ~ a bU*
.
__ bf\__
D
Y_l;l_ ~ ___ -~--~__........ b4 2
Yu .bu
_gart s netra I ··
(II I) (IV)
Gamba·r 2.
Dalam hal tnt, untuk penggunaan blok tegangan tekan beton persegi
ekfvalen, ttdak berlaku lagf a = 0,8 yu • Tentu sadja dapat di-
turunkan setjara eksakt teoretis hubungan e-nt:=>ret a dan y u Tnt,
·- 5' -
.
kal I dlberlkan olen Leonhardt dalam Ref.l2. Ketjual J ltu,rekomen·
dast CEB mengenaJ perhltunganbalok tlnggf janq dfresmlkan dalam
sldang plene ke-12 df Lausanne Aprf I 1968 (Ref. 13) djuga dapat
memberl pegangan untuk perhttungan2 balok2 tlnggf, sebe'lum hal r~.
diatur ·
nl dalam P.B. 1•• Sebenarnja rekomendast C.E.B. dlatas dapat sadja
dfoper langsung kedalam· P~l, tetapl menglngat hal Jnl baru mun-
tjul sesudah l~orkshop Beton j.l. make menurut karnl perhltungan
-
p
.
balok ttnggf tnt ktta tangguhkan sodja dulu. ~1ungkln nantf.nja da-
pat klta susulkan sebagat tambahan2 dart P.B.I.
dfpul:ll.tkc.slkcn (R€f.J5).
Sepertl halnja Di"d~ kolom persegi, djuga pada kolom
bulat inf pE)mi I than parameter eu/ht .sebag~l absts dan para-
meter 2k0 Cl'bk/ vrr' ou seb2qat
' ordlnat,
: serta variabel2
qtot dan ~ u sebC\qal garis2 jang dlplot. menghnst lkan nomo-
. aud mutu bodj' 3 r.-*
~ v au.
- 13 -
(Ret'. 20 >, dan pa I l nr recent ada I ah dar I Regan dan PI a cas <Ref. 2 I ) .
Dalam suasana perkemb~ngan tjepat dalarn hasfl2 penelf-
tlan keruntuhan geser lnl, sementara lnl muntjul peraturan2 beton
jang baru jang sudah memuat hasll2 perkemban~an baru tsb, ~.1. ACt-
Code jang baru (ref. 8.9).
Peraturan2 tsb. pada umumnja berorlentasi pada has112 research da~
lam llngkungan maslng2 • ACI-r.ode ja~9 baru mlsalrja, praktls hanja
dldasarkan pada hasl12 penelftian dar! ACI sadja , a.J. jang dlpelo-
porl oleh Moodyp Vfest, Elstner dan Hognestad (ref.22). Oengan de-
miklcn , make antara peraturan beton J~ng sctu dPngan jnng fafnnja
dapat dlharapkan adanja perbedaan2 janeJ tjukup menjolok.
Dalam suasana demlklan,mak~ kiranja sangct sulit bag!
kita untuk menentukan sfkap dalam mP-njusun PRI kita jang baru.
Apakah klta oper sadja ACI-Code (Ref. 8.9) ataukah 8S-Code (Refl8)1
Serhubung klta belum mampu menjediakan hcsll2 penelltian send.lrl da-
lam bldang ini sebagai evaluasf terachir, mak~ seperti dlmaklumip ka ...
ml telah mengusulkcn a9ar PBI ~elum ~0ntjantumkan ketentuan2 tentang
geser berdasarkan teori2 keruntuhan geserp tetapi untuk sementara
tetap berorlentasl sadjc kepada truss-analogy klasik durl Morsch.
Seperti diketahul usul ini diterima oleh Workshop 8P.ton J.l.
Demikianlah , pasal 12.7.telah disusun dP-ngan berorien-
tasi pada !russ··anclogy dari ~orsch. Ojr.di teqangan2 geser jang dl-
tentukan dalam pasal inl bukan merupakan tegangan qeser jang sesung-
guhnja, tetapi sekedar suatu indikator dart bahaja geser jang se -
sungguhnja. Dalam hal ini, klta tidak perlu berketjil hatf, karena
Djepang djuga sampat sekarang masih menggunakan truss-analogy fnfp
dan untuk doerah gempa jano berat sepertf Djepang terbukti tjukup
aman.
Sehubungan eengan ftu maka ketentuan _aj1'!t(2)telah dloper dari
AIJ-St~ndard CRef.23).
- 15 -
N:=.~sk~h jc:mg .baru lnf lslnja scoma sepertt n!'!skah ast l; hc-:-
nja redaksl dlsempurnakan dan perumusan dlsederh~nak?.n. Se1andjut-
nJ,a ajat(6) dlhopus dan dldjcadfkan pasaf chusus, jaffu pas&l 12. 10.
Reference 17. Bra ke·l, · J; Warmenhoven, P~: ·~oe· e I fde pI ena Ire
zfttlng van het Comlt~ Europ~en du &!lton <Brussel,
Oktober 1966), Dwarskracht (CEB-Cornmissle V)",
De lng. Jrg.80, Nr.l2, Beton en Retonconstructles 2,
Maart t 968.
maka telah dladeken komparative study jang tjukup mend~lam (Ref •.2.8)
Jangterutamadlsoroti adala'h·4 tjara, jnknf dart Pucher (Ref.29~,
A :a
s
Puc her I
I
I bet on tfdak bekerdjC~
Cowan
Andersen
I 0,8
0,665
be ton Jkut bekerdja
beton fkut bekerdja
I
Dap~t
.
dfl that bahwa tjcra Pucher dan Reusch memberfkan hast I jang
tepat sama, tetapf djuga tjara Cowan ternjflta .memberfkan hasf I jang
praktls sama dengari kedua tjara pertam?~. Pada tj~ra Cm•mn, koeff-:
slen ~ jang lebfh ketjfl dffmb(lngt oleh an9qapan bahwa beton tkut
· bekerdja. Tjara Andersen memberfk;=m hast I j;=mg pn I fn9 konservatff.
S8pertl dimeklumi, usul kami unt.uk meQ2t~pkan tjara
Pucher dldalam PSI dtterima oleh \·lorkshop Beton j.l.
- 18 -
Ala~annja fAfali~ bahwa anta~e tjarn lnl dan tjara perhltungan tulang-
. .
an geser leh'I"Uf" te~dep;:,t parsesuat~n. (analogi) jang mlrlp .sekall, se-
h lngga sederhane den mudah pe•.v.. ka I annj('l.
Suatu hr.d jan~ perlu klranja kamf kemuki"'kan dlstnl; tal~h
m~sa•ah fulangan mqmandjang. 8arl truss-analo gy (analog dengan geser
'entur) t~langan memandjang ttdak bekerdja melaw~n punttr, sebab 9?-
Ja lnduk tarlk miring tjukup .dtlmbangt oleh qaja tulangan sengkang
dan tamb:::~han gaja lnduk tekan miring dart beton. Namun. demt.klan ber-
bagal2 penul Is d·an peraturan mensjaratka n adanja tulangan memandjang.
untuk menahan puntlr. Oldalam llteratur j~ng aqak lama, hanja
Sal Jger (Ref.31) jang tegas mengatak~n b8hwa tulangan memandjang .. tl-
dak dlperlukan. ~.t1enurut penjelldlka n2 jang leblh ·baru, efektfvltas
tulangan memandjans djuga maslh belum djelas betul (Ref.24).
Jang djelas lalah, bahwa pal fnq sedfklt tul~ngan memandjang bekerdjc
sebagal dowels, sehfngga man.faatnja djelas ada.
Mengingat masalah tulanqan memandjang tnt maslh. problema-·
tis, mf;!kc' walaupun df I that dart konseosf pemetjahan mascdahnja (truss-
.
. :.'! .
action.
- 21 -
i
ji-t~
"f n
t I l~.o--------,
~u- rr(I-K) _t t
Gi"~mb:otr I.
ldeal!sasT pnrniJ?lglrn gaj-" mellntr•no
pl'!ld:• penahanc='n geser f'l"~d""' ko-~dc:'ln t,atas.
- 22 .•
1
= 8
p
u [ t + k <I .
p
- !a>]
1 p K
M = (I - !a)
su 8 u p
Pasal fnl tidak ada d~l~m n~~~~h ~sl t , dan sekarang dia-
d~kan atas usu I Workshop Beton ( se.hubungan dengan usu I I r •.Suwarno).
S~luruh p::-sal ini dlambrJ d~ri .1.\ci'-c~d~ (Ref.9 .)
Tegang~n perletakan jrng dltentuke:n d;::llam aj;Jt (1) berla-
ku untuk perlet9kan2 beton jnng.tldak dlberl tulangcn lateral 'untuk
men~han splitting stresses.
!\jaf(2) d I adaknn untuk menampung bl danq2 per'letakan jang
leblh_besar dcrlpada bldang tekanan. Da1cm· hal lnl ·beton sekel11tng-
nj~ mengekang b 1dang tekanan, jcing mengh~s 11 kan kena.l'k~n dar I ke-
kuatannja ( keadaan teg<"ngan ruang). H~ I I n·T. d 1tundj ukk8n · o I eh
.. . .·.
Hawkins (Ref. 36).
-".iat (3) mennmpung· btdang2 pei-letaknn Jang teplnja ml-
rlnrt 21tau bertcmgga. Selam"' kemirtngi='ln tept tsb. tldak terlalu be-
sar, m"'ka kenjatacn bahwa blda'ng pei-letak2n ~dalnh leblh besar d~ ..
rt bldang tekanan dapat dlmanf~r!Tkan· •. B?fas k9mi r'ingan 1:2 djangc.n
dlkctjaukan dengan djalan penjPbcr~n 9~j~. 8-trs kemirin9Pn lnT
- 25-
menentukan volume beton mtntmum jang !-,c.irus ada d·fsekel I I lng bid~ng
o I e h
12 Agustus 1971
- 1 -
Tegangcn kerdja d,rl beberapa penamp~ng krltls d~p~t tepat sama, teta-
pl regangannja pada keadaan bat~s p2dc umumnja ~k~n berbedn, sesual de-
ngan urutc.n beraJJhnja penampang krltls ltu mendj3dl send! plastls. Dju-
"c tintuk menpevaluasl keadaan2 te§angan dal3m eksperlmen2 dil~b6r~tori
um, klranja teorl elostfslt0s tetap ok?n memeg~ng peranan jang pentlng ••
D:::rl uraian dlatas djelaslah, bahw? apcbi Ia teorl elostlsi-·
tas untuk lentur toch akah dlpertah~nk~n d~lam per~turah2 baton, m~k~
hal lnl leblh diorientaslkan p::-da pemeriks:vm konstruksi poda beben ker,..
dja, d:'!n buk~:~n sebagai dasar untuk perentjanaan. Berhubung dengan itu,
makA teort elastlsltas beton bertut~n0 hcrusiC!h dldudukk:m kep~da pro-
_porsf jang sebenarhja, sehfngg"l dapat dlpr>k;:!l setje!ra umum d?n tfdak
terikat oleh pembetasan2 tertentu (mis~lnja n h2rus varinbel}. Mak~
dalam djfw~ lnllah harus dillhat keputusan kfta mempertahankan t~ori
I
Del"! I k tan dI kemukakan·da I am \~orkshop B0ton, Apab II a ,J< Ita per hat i kan. n II a J2
n datam Tabe I II. I. I , mak>a ter II hat bahwa n =- 15 peda umumnja. I eb Jh
rendah dart~da nt1ai2 jang tertjan1'um dalam tabel, sehlngga memang be-
nar bahwa n~= 15: adalah diplhak jan~ aman~> tetapl ka,•ang2 ter:Jalu kon-
servatlf (I I hat Ref. 7).
Untuk.mereka jang tet~p lngin men9gunakan n = 15 untuk semua
keadaan, redaksl baru earl ajat (3) Jnl maslh r~Pmungklnkannja. ·.D.idalam
ajat lnl ditetapkan, bahwa nlla12 n jang tertjantum dalam Tabel 11.1.1
adalah nl lai2 maksimum (modulus sekan manurut ajat t a~a.~ah minimum).
Artinja, bl Ia ·di lnglnkan boleh -~adJa diambll n jano lebih rendah, ter-
masuk n = I 5. Den!)an redaks I Janq baru in I; keberatan2 jang d 1kemuka-
kan dalam \~orkshop Beton klranja sudah dapat dlatasl. Agar P.B.I. jang
baru langsung dapat dipukal, kami sendlrl telah menjusun tabel2 dan
nomo~ram2 (Ref.8,9 ) berdasarkan nl lal n jang varlabel.
Ajat (4) menent~kan, bahw~ bila dllnginkan dapat diounakan
moc;l if I kas t dar I teor I e I ast 1· s J tas, Ja 1tu d i mana untuk. tu I anaan tekan
daoat dipakai angka eklvalensl jana leblh besar dart n, denaan maksi-
mum 2n.
Didalam ACI··Code jang lama kotentuan lni dlsjaratkari, tetap1 dalam
P.B. I. ditentukcn sebagal alternatif. Hal ini klranja leblh tepa·t,
sebab penghematan dalam tulangan tekan den9an mPnggunakah mod1flkasl
teori elastisitos inl ternjata tldak seb.erapa besarnjr:~, sepertl kaml
tun6jukkan dclam Ref. 8.
el~stls. ,l},j~t fnl adal~h counterpart d""ri cjat (I) p;3Sfll 12.2 jrng
~emberlk~n definisi d~r1 keadaan selmbr.ng batas. Perlu.dlpering3tkan
bahwa k:~'::!dacn seinb=:!nq elast1s adalah tld:::~k s~m:1 denr.~an kenda?.n seimbcng
bates.
Berhubung didalaM pascl 12.2 njat (2) dltet~pk1n pemb~-
tcscn tulang0n 1 mcka didalam p1sal 11.2 lni djuga hi'lrus ada keten-
tuan mengen"" i pembfltas~m. tu I <ma0n, sebaga I konsekw~ns i.. dc>r I d 1tetapkan-
nja tjcrc 8IGstis dan tjarc keku""tan b~t~s seb~q~l tjar~2 altern2tlf.
- 5 -
'.Jl 0 =
-
(ja
2 ( I + _ __;;._
n a:•
b
if:_•
b
= 2940 o;,k
7350 + GF.IU* (j
*3U
- 6 -
Wo
-·
pemb, tetnp. f.l9mb~ sement~ri'!
wb
K 125
u 22 0,0078 0,0085 .0,021.
K 175
u 24 0,0109 0,0 Ill 0,026
K 225
u 39 0,0069 0,0069 0,0.18
I
K 175 I 0,0038 0,0036
!! 0,011
u 48 l .•
praktek.
Ref.9.
Oidalam llteratur ·dapat dtketemukan berbagal matjam bentuk
nomogram u~tuk perhltungan penampang kolom dengan tjara n, seperti
nomogram Morsch, Pucher, Plantema, dll. K~tjualt bahwa nomogram2 tnl
hanja berlaku untuk n = 15, djuqa pada umumnja membedakan antara Sta-
diu~ Retak dan Stadium Utuh, sehingga ·pada pendemenstan pBnampang ko-
<artlnja stadium jang dlhadapl adalah tldak sesual den~an stadium jan~
dlperklrakan sebelumnja), m~ke perentjana harus plndah nomogram.·
I
Pasa I In i ada Iah counterp<:~rt dar i paso I 12.7 dan karl3na pasa I
12.7 adalah djuga berdasarkan truss~=naloqv, maka pendjelas2n pasal
11.7 ?.!dalch sama denr.mn pendjelasan pi"sc•l 12.7.
- 9 ..
f = f
e
a + p
- I 2 ·-
dengan
0,6
d I mana
f
e =
lendutan elastls akfbat b(? ban kcrdj a.
g = bcban matl terbagl rata per M2 pada pelat dan
perm' pada balok.
p ::r beban terbagl rata per m2 pada pe Iat dan
per ·m' pada balok.
g' = beban dJanQka pandjang ~erbagl rata per m2 pada
pelat dan per m' pada balok, jaltu beban matl
+ baglan darl beban hldup jang berslfat tetap.
p' = beban djangka pendok terbagl rata per m2 pada
pelat dan per m1 pada balok, jaitu baglan dari
beban hldup jang berslfat.sem~ntara, jaitu bekerdja
kontlnu selarna kurang dari 24 djam dan dltentukan
leblh landjut sbb :
- pada bangunan2 rumah t I ngga _I , kantor, hote I ,
m~snjld, dan bangunan2 sAdjenls, seluruh beban
bentuk. penampanq kl
=
+ : A I /A
Apabi 1:- tid.ak dl!'lltung dAnqan tjara .lain, lendutan elastt.s f 9 aklbat
babari kerdJa ·dapat d I hI tung d€inqan rumus ·bert kut ·:
2
{/a I
f = 0 I0- 6 [em]
·e
a ( I - ~ ) h.
dfmana :
+ fvl,
p
dlman~ m~slnc2 suku dldclam penjebut d::!n pembi lang diat"'s mcnundjuk~
ken momen Ientur d I temp fit IPndutcm Ak I b?t b8ban ·}'lM9 berscngkutan.
Lendutsn Elastls.
Untuk mPnRh i tuno :·J endutan r-- Iast is dar i ba Iok2 be ton
bertulang terd:=~pat ber-baqai2 tj'"-r~ {Rd.l ). Tjnra j~ng direkomen-
daslkan oleh CEB adalah tjara dart Borges (Ref.2), jang berdasarkan
prlnsip double lnte~ration dart moment curvature diagram. Didalam
A.CI···Code jarig baru <Ref •. 3,4) lendutC~ri efasfls {immediate deftectlon)
hcrus dlhftung berdasarkan ·suatu momen inersl~ balok efektlf jang
merupakan fungsl dr.~rl perb?ndlngan ~ntari::i rromen retak <crf'cklng moment)
dan momen makslmum dar! balok. Penulis2 lain membertkan tjcrc2 lain
pul8 untuk menghltung lendutan eiAstis lni. P~da umumnj?,rumus2 tsb.
telah dlperiksa keben~rannja deng~n h?.si 12 penaukuran lendutan jan~
sesungguhnja, dlm,.na n~da umu~~j~ terdfp~t persesu~lan j~ng memuaskan.
15 -
f
X
= f
maks
sin
1T X
I
.......... . .. . .... . .. ( .u.·,
4 2
16 X 24 X
I ) •. • • (bj
f
X
= f
maks
(--
5 -r -5- 2 +
I I
0 0
3 x·
2
X
f
.X
= f
maks
( 4
13
- ·- 6
2 + I ) • ... ( c ~
I
0
Bila untuk beberapa harga x/1 kl~t hltung- f x/f rna ks menur~; ~e~i-
0 ..
ga rumus dlatas, maka klta mondapa-r q::·.1bara:" ~tb :
- 16 -
I
f /f
X maks
x/1 0 0 0 1 10 0,20 0,30 0,40 0,50.
-
a,,,309 0,809 0,957 I ,000
ge1ombang sinus
beban merata penuh
beban terpusat
0
0 0,314
0,588
0,593 0,812' 0,952 I ,000 I
d l·-tengah2 bentang 0 0,296 0,568 0,792 0,945 I ,000
.
D~rl tabe1 dlatas dJelas terllhot, bchw~ anqgapan ~rls efastls ba-
lok sebagal gelombang sinus dapat dlpertanggung djawabkan untuk sega-
fa matjam pembebanan.
~ ~ d ~X
I \
\
\
t
1"1 J
-n·
sint-x-
I0
T TV netr""l
- - .L h --t
h··v
_l _•k
i
Gambar I.
.. t7 -
11"x
f)t • f
1ft
sm 'OW
I0
~fx T( ~
• ax • X
··~
f eos
!'1'1
'o 'o
• .- fm { 7 0 .
~2 . ~ln.. 'I 0
X
, d
dx
4> X
x= 1/2• t
= - f
m
(
1f
to
>2
0
at~u
d~ )(, ,2
f
m • • ••••••• ••••• (d)
dx x-1/2 r0 0
2'
12
Uar 0 {1 ar 0
f ll:
= ro -6 ••• <f>
m
··,1 2 E <h - y ) Z; I 1~ 2 Ch-llh
a .-
2
e
f
e
= ----·--
~ ) h
4 , • - •••••••••••••••
(g)
a ( I - ..> .
Lenduten plastis.
Beban djan~ka pandjnng menjebabk8n ran9kak dldtlcm beton
1 sehlngga lendutan elastis semula dltambeh laoi o!eh lendutan ekfbat
rangkak lnl C= lendutan pfastis).
Lenduten plast1s ternjata dapat dinjatakan sebagal kellpat-
an darf lendutan elastis jang bersangkutan.
Djad I :
k D-a 12
f plastls = k.f e
= 0 lf)-6
...... ·' ., ...... (h)
a( I ·- s ) h
k = k I k2 • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •. • •. •. • (i )
A;
k = 2 < I - 0,6 -~A~-. ) .•...•..• • •. • • • (J).
- 20 -
a tau
k = kl k2 = 2 k2 •••••••t:aeoe•,..~••"•••••••••••••
( k)
dengan
f, l
k2 = I - 0,6 -----
~
................... <I )
"
____ I
k = 2 ( Al • • • • • • • • • • • • • ( m)
+ C A
a tau
k = = 2 k2 .••••••••••••.•.•.••• ( n)
dengp,n
Lendutan achlr.
Lendutan achir suatu balok adalah djumlah dari lencutan
elastls aklbat beban djangka pendek dan lendutan plastis akibat beban
djangka .pandjang. Mlsalnja tegengan badja tarlk akfbat beban djangka
pendek adalah (~p' dan aklbat beban djQngkn pandjang adalr.h (~q',
12 k 12
C'
laQ
(!"
as '
0
··6
t • 0 I0- 6 +
aU - ~
)
) h a ( I - )h 10
I 2
0
= a( 1-~ )h
to"' 6 ( k G I
ag
+ ,__,. ' ) • • • • ( q )
U
ap
12
D~ 0 o1 k + p'
~·
f =
a< 1- ~
~
1
) h g + p
f = f
e • • • • •• • • ••••••• ' • • • • • • ( r)
lnflah rumus PBI untuk menghitung lendutan, dlmana sesual dengan me-
nurut ACI··Code jang baru multiplier dlbatasi sampat
k z kl~ -'·· 0,6.
- 23 -
d
'~I = + •.••.•.•.• • . . . • . . . • . • ( I )
. CEB kemudian mengevaluasl lebih landjlJt nllai koefislen ·c4 ,tnt dan
menetapkan nilal2 sepertl tertjantum dalam Tabel 10 7. I.
Apablla (~ adalah tegangan badja ditempat retak, maka dart
Gambar 2 dimuka dapat dil that bahwa tegangan rata2 (~ar adalah le-
blh rendah dad ;\· Bo: ges '!lenjatakan -:-egan9an rata2 In! dalam per-
samaan :
c 5
(.
'·'ar
(Ia • • • • • • • • • • • • • • • • • ( 2)
(_;' p
jang mudah dapat dillhat kebe~erannja. Pada ~~1tur murPI dengan ba=!-
tang-batang jang diprbfi lkan Borges menemukan c5 = 7,5 kg/cm2.
- 2~ -
,. Jl_.
'---'ar c. 5
.-=. . a ::
= (/"
.. a } I0- 6
E •Jp
a 2,1
•••••••••••••••••••••••• !~ 3)
(
Dengan mengabalkan regangan tarlk dert beton, make Iebar retak rata2
mendjad I :
w = .~I. ...' a v- c5
--) 10
-6
em
a 1.1 ·p
••••••••••••••••••••••••• ( 4)
Perb~ndingan antara Iebar retak .rata2 jang diukur dan jang dihttung
lnl menundjukkan suatu distrlbusi darl Gauss dengan harga ra!a2 1,03
dan koefislen varlasi 0,32 dalam daerc:h tegangan badj<:l r:~; antara
2100 kg/cm2 dan 4000 kg/cm2. Hasil lni merupaknn buktl jang balk
dari ketetapan rumus tsb.
Jang lebih pentlnq baql konstruksi ~dalah Iebar retak
maks imum; bukan Iebar retak rata2. Djod I pe_rl u d I ketahu I hubungan
an tara Iebcor retak rat?.2 w
dan Iebcr retak maks imum w.•
Untuk itu Borges telah mengukur semua Iebar retak balok dl-daerah2
dengan momen konstan. Ia mend:=Jpatkan bahwa lebar.retak tsb. memun-
djukk:'ln dlstrlbusl dart G~uss dengan koeflsl_en variasi 0,4 jang praktls
tl dak bergantung pr.da teganqan badj~. Den~Jan menetapkan sebage i" le-
bar retak maksimum ltu , Iebar retak dlm~na kemungklnan ~danja Iebar
jang lebih besar terbatas S:"'mp31 5% C'upper tall~;), maka Iebar retak
makslmum mendjJdl :
~ 26 ~
w = ( I + J • 64 5 X 0 1 4) W ... t ,66 -w
Seba9ai perbandln9~n,balklah dlkemukak~n hubungan antara
w dan w jrmg dldRpat oleh penjelldlk2 tatn;
Clark (Ref.3 mendapatkan 1,18~ w I w ~ 2,77, sedangkan
Broms (Ref.4 mendapatkan 1,2~ w I w ·~ 2,4 . CEB ternjata
menetapkan w I .W... ~ 2 1 ~ sehlngga dengan memperhatlkan persamaan
(4} dldapat rumus Iebar retak makslmum :
d (J ~
·-6
w -~- )( 10 em
a
•••••••••••••••••••••• ( 5) •
lnllah rumus CEB jang diaper oleh PBI. Perlu ditjatat, bahwa rumus tsb.
berlaku untuk batang tulangan jang diprofl lkan. Bagalmana sekarang
Iebar retak untuk batang tulan9an palos ? Penjel ldlkan2 komparatlf
mengenai Iebar retak pada batan~ palos dan eatan~ jang diprofi lkan
relat:fffs~dlklt sekall, karena batang palos diluar negerl praktis e.u-
,'
dah tfdak dlpakai l~gl. Jang past! diketah~i l~lah, bahwa djarak an-
-: .
tara retak2 pada badja palos adalah lebih' besar darlpada pada badja
jang diprofllkan dlsebabkan oleh gedjala gellntjir (= 51 ip).
Hal lni djelas ditundjukkan oiAh hasll2 pertjobaan dari Maldague
(Ref.5). Denga~ memoeladjari hasll2 pertjobaari Maldague lni
(Fig 4-4, halaman 627 dar! Ref.5 >, dapat diperkirakan bahwa pada
prosentase tu lan9an joo9 sa!"'la, dj::1rc-k antara retak pada batang p.olos
adalah kira2 20% lebih besar darip~d~ pada bat8ng jang diprofi lkan,
djadi djuga Iebar retak pada batang polo~ ad~lah klra2 20% lebih
besar. H31 ini ditetapkan dalam PBI, jaltu bahwa untuk batang palos
ruas kanan dari persamaan (5) harus dikclikan den9~n faktor 1,2.
- ~7 ..
lam; dimana djuga terbuktl bahwa rumus tsb. adalah tjukup tepat untuk
praktek (Ref.8 ).
Reference
Reference I. Draqosavic/1:.Tie nleuwe scheurwljdte-fo rmule
CCEB-Commlssie IV-SchGurvorming, Doorbuiglng;
Subcommissie IV::~: Schi:;urvorming);', f'A lnq,
BAton ~n Betonconstr, 22 Maart 1968.
3. Bab 14- Slstlm Lantal M0nerus denoan atnu tanpa balok pGmikul.
bab lnl dltetapkan tjar~2 perhltungan sistlm2
Dldala~
lantai mGnerus, balk jang diplkul oloh balok + kolom <two-way slabs)
maupun jang hanja dipikul o!Gh koloro2 sadja tanpa balok·(flat slabs,
lantai djcndawan). P9b lni telah di~mbll dar! ACI Codo jang baru
(Ref. I , 2 ) ,
Untuk pArt~ma kali ~alam sndj~r?h perkembangan peratur~n2
beton dldunia ini, lcnt~i tjr:nd~w""n dan lontai donqan balok pemlkul
tol3h dltjakuo dalam satu kelu~r~e slstim lantal2 menerus. Karena
keunlken ini mak~_kami meras3 perlu memberikan sedikit pendjelasan
dan latar belakang dart tjara perhltunqan ini.
Tjara oerhitunqan ini telah dikembangkan sedjak tahun
1957 di lingkungan Department of Clvi I En9ineering University of
II linois, dlmana telah dllakukan penelltian2 eksperimentl I dan ana·
litis ja~q sanqat ekstensif (a. t. oleh : Sozen, Siess, G~mble,
.'\pp Ieton, Jirsa, S i r.~monds , Cor Iey). f•,C I te Iah membentuk Committee
421 jang ditugaskan merumusken dan meng~djukan konsep pengaturan
perh i tungan in i d ida Iam .l\C I··Code ( d t susun o Ieh Committee 318).
Sedjak 1964 empat konsep ~cr. Committee 421 telah dlkembalikan oleh
ACI Committee 318 untuk dlsemournakan IAblh landjut, karena dlang-
gap belum matang untuk peraturan. 8aru konsep kellma. . ditArima dan
.
dlmasukkan dalam ACI- Code 1971 dan janq sekaran9 dioper oleh P.B. I.
D~lam prinslonja tjara nerhitungan jang ditetapkan me-
o I e h :
5 April 1971
- 1 -
PEDOMAN - PENJUSUNAN.
3. 15 muatan * b.eban
3.17 sengkang beget beugei
i katan kat tan
: I
3.19 ku I It g i II ng ku II t g II as
karatan Iepas karat lepas
3.20 pipa badja berbungkus plpabadja terbungkus <galvanized)
3.25 plastis plastik
3.26 mekan Is mekan1 k
alat penggetar panggetar vibrator
3.27 voute (=pertebalan ml-) pertebalan miring voute
ring) siar pelaksanaan sambungan pengetjoran
kepa I a ko I om kepala tlang column head
4 • 1 deta II deta II
penutup beton I indungan beton
~aplsan penutup lapis pellndung protective coating
4 • 2 poles poles poll sh
umar i t amrll
laplsan penjelesalan lapis penjelesalan flnlshing
ditjor setempat d Itjor I angs'ung cast-in-place
4 • 3 prefab, precast prafabr1kas1, pratjetak
4. 5 baton vermiculite beton verm 1ku I It
plesteran gips plesteran glps vermlkul It
venmlcul ite asbestos
asbes
4 • 6 pandjang penjalur pandjang pengembangan develop~ent length
pandjcng penanaman pandjang penanaman embedment le~gth
4 • 8 kantllever konsol
gaja me II ntang gaja 11 ntang
•••================================================================================
Halaman RTer~~lis ~a~al Panitya lstilah Alternatff Keterangan
en Jana • • • Teknfk lain Berasal
4.9 tltik belok titik lentur ba- Inflection point
1i k (momen) (point of Inflection>
4.10 tegangan leleh tegangan luluh
4.13 k i saran djarak u II r
4. 16 sumbu ke sumbu pusat ke pusat centre to centre
(centres)
4.18 sambungan overlap sambungan lewatan
4.20 stek tu Iangan stek tulangan
4.24 pengelasan tern- pengelasan tempel tack welding hard-
pel badja kwalitas keras grade steel struc-
badja keras badja kwalltas kons- tural grade steel
badja Iunak truksl butt-welding
las udjung las tumbuk
pertjobaan tarik pengudjian tarik
4.25 pengelasan dengan pengelasan tumbuk taha- werestands-stomples
tekanan memandjang nan methode
pengelasan busur pengelasan busur njala electric arc-weldin~
I lstrik I istrik
pengelasan api pengelasan otogen .a~ttogenouswelding
4.26 tulangan lemah penu Iangan I i at underrein forcement
4.27
4.28 ben tang bentangan
set jara analog analog
4.29 reserve! r tandon air, reservoar
4.30 pi laster pi laster
basement ruang bawah tanah
4.31 pinggul balok badan balok
4.32
4.33 pelat berusuk lantal berusuk ribbed floor
4. mono I itls monolltik
4. balok tinggi balok langsing deep been
4. siar delatasi sambungan muai
4. kehantjuran oleh rusak benturan
benturan
5. 1 rangkak rajapan creep
5.4 elastls elastik
muatan beban
5.5 keteguhan batas kuat-batas
teori keruntuhan anallsa runtuh konstruksi col lepse analysis
konstruksi teori garis luluh yield line theory.
- 5 -
===z==============::============================~=====-=========================::::=,.- ......
Halarnan Jertu I Is pada
R._.nt j:Jn;: P .B.I.
Panitya lsti lah Teknik
i\ I t·~rn~t t f Keterangarr·
lain berasal det
---------------------------------------------------~ --------~--------~
5.9 tekuk part ill td<uk p2rs i u I part i a I buct~·
eksentrlsltas mula exsentrisitas ~war I i ng
==================================================•==~=====~=======================
...
Tertu II s pada Pan ltya Istl lah Alternatlf KeterClngan ber-
Hafeman Rontjana PBI. Teknlk lain asa I dart
-·------------.......---------------------,... ----------------------------·-----------·-··-----
Ha 12 tal n :
o I e h
17 April 197~.
TANGGAPAN ATAS USUL2 PANITIA ISTILAH TEKNIK PUT-UGH
TENT~G ISTILAH2 DALAM PBI.
oleh
Ir. ~Hr atnan T·Tangsad inata
Pendjelasan.
Seperti telah kami djelaskan dalarn surat pengantar kami tgl. 5 April 1971,
istilah2 didalam PBI akan ditindjau setjara keseluruhan sebagai tara£ ter··
.
achir dari penjempurnaan
- naskah PBI 1970, jaitu .•setelah nateri dan redaksi
~
Tanggapan.
man ~npunjai 3 arti, j aitu (a) kulit a tau scla;;>ut tip is, (b) tjal-mn a tau
pinggan dan (c) rur<~ah kerang, siput, lokrm dan binetang sedjcnis. Djelas-
lah bahwa istilah asing untuk konstruksi jang disebut diatas ncngandung
arti jang pertal'.l8 (a) dan buknn arti jane k~dua (b) atau ketiga (c).
Dene~n denikinn kedur. istilah bahasa Iridon~sie ;;tjawan 11 dan "kulit kerangH
adalah tidak tepf!t. Bcrhubung konstruksi j~n0 diooksud adalah benar2 tipis
dan melengkung seperti selaput dan perhitungannjapun didasarken pada tco-
ri selaput (ncEJbra.nc th<!ory) , t!mka kani rengusulkan untuk ~enctapk.•.m is-
tilah "konstruksi S(;:!laput" untuk djenis konatruksi ini.
- 2 -
pasir = agregat
halus atau butiran halus (fine aggregates)
kerikil, batu petjah = agregat kasar atau butiran kasar
(course aggregates)
10. badja bersepuh seng (naskah PBI), badja galvnni (J;>anitia ·I. T)
Galvani adalah nama sardjana Italie janz dalan tahun 1789 untuk
perta~ kali ~neoukan gedjala kelistrikan akibat reaksi dari dua
djenis bahan jang berlainan (logan dan asan), gedjala mana keoudian
dinanakan galvanisne.
- 5 -
Dari Galvani dalan bahasa asing timbul kata kerclja ''to gal•Janize"
D\\118
11. bahan penaQbah (naskah PBI), zat pendorong dispersi (Panitla I.T)
sistentie:; (Belanda).
"Lintang" adalah kata dasar dan c:dalah kata benda. Unt•.tk t!lenga-
takan arab atau tudjuan jang dinjatakan oleh kata dasar hRrus di-
pakai awalan me. Dja1i, gaja j ang nen:?unjai arahkedju~·u 3 an lin tang
adalah gaja melintang. Tjontoh lain: !'lenjeberang, r:;enghilir, ne-
rantau, mei!lbarat, menepi, mendarat, dll. Djadi, nenurut pendapat
kami, istilah jang tepat adalah "gaja I!lelintanga
28. Titik belok (naskah PBI), titik lentut balik (Panitia I.T)
(alternadf).
31. badja lunak (naskah PBI), badja kwalitas konstruksi (Panitia I.T)
34. peng ·elasan dengan tekanan memndjang (naskah PBI), pengelasan tun-
buk tahanan (Panitia I.T)
Istilahnja daU.o bahasa Belanda : ::weerstands-stompla snethode;:.
Apabila ingin diterdjemahkan langsung, nungkin jang tepat adalah
"tjara las tut!lpul tahanan".
- 11 -
35. pengelasan busur listrik (naskah PEI), peng~~asan busu~ njala lis-
trik (Panitia I. T) o
Bandung 8 17 - 5 - 1971
ttd.