Anda di halaman 1dari 3

Rojo Keling

Berbicara tentang limbah kayu, kebanyakan orang awam pasti melihatnya


sebagai hal yang tidak berguna dan dibiarkan menumpuk begitu saja. Akan tetapi, di
tangan orang yang kreatif, limbah kayu dapat diolah menjadi barang yang bernilai
ekonomis. Terdapat berbagai produk yang dapat diolah dari limbah kayu tersebut,
seperti aksesoris fashion, kandang burung hingga furniture unik yang dapat menarik
minat banyak konsumen.

Di Kota Malang, lebih tepatnya di Jl.Kemantren 1 no. 11, Bandungrejosari,


"Rojo Keling" merupakan usaha mikro dalam bidang handycraft / kerajinan berbahan
dasar kayu. Orang yang berada di balik “Rojo Keling”, bisnis yang menyulap limbah
kayu tersebut menjadi hal yang menguntungkan, yaitu Mario Corpiony Bennet atau
yang lebih akrab di panggil dengan Bennet. Beliau merupakan owner atau pemilik
usaha dari Rojo Keling, sebuah bisnis atau industri kreatif di kota Malang yang
memproduksi banyak produk yang memiliki bahan baku dari limbah kayu. Beberapa
produk yang dihasilkan antara lain jam tangan kayu, kacamata kayu, lampu belajar
hingga perancangan cafe yang semuanya berbahan limbah kayu. Dengan kesabaran
dan kreativitas, produk yang ditawarkan oleh Rojo Keling tersebut mampu menarik
minat banyak orang karena produk tersebut terlihat unik dari pada yang lain.
Mario Corpiony Bennet mendapatkan keahliannya ketika masih berada di
lapas. Meskipun berada di dalam lapas, namun hal tersebut tidak menyurutkan
semangatnya untuk terus semangat bekerja dan berkarya. Dari keterampilan yang
didapatnya dari lapas Lowokwaru, Bennet mulai mengaplikasikan keterampilannya
tersebut mengolah limbah kayu menjadi peluang bisnis yang mampu untuk
mendapatkan keuntungan. Pada awalnya,SUPPLIERS
beliau hanya membuat miniatur kapal, akan
tetapi prospek yang dirasa kurang bagus karena pasarnya terbatas, Benner
memutuskan untuk mulai membuat kerajinan lain, seperti kacamata, lampu, interior,
furniture dan sebagainya.
SUBTITUTES RIVALS
Menurut Bennet, tantangan terbesar dalam membuat furniture yang berbahan
dasar limbah kayu ini adalah ukuran ROJO
dari limbahnya
KELING tidak selalu sama bahkan ada

banyak bekas paku yang masih menempel. Oleh karena itu, dalam mengolahnya
dibutuhkan kerja keras dan kreativitas agar mampu membuat ukuran limbah kayu
tersebut dapat sesuai dengan apa yang akan dibuat. Hal ini membuat setiap produk
yang dihasilkan oleh Roko Keling
BUYERSmemiliki ciri khas
NEWtersendiri
ENTRANTSdan tidak pernah sama
seperti produk yang sebelumnya telah dibuat.

Untuk harga yang ditawarkan oleh Rojo Keling cukup bervariasi, untuk satu
set lemari dihargai sekitar Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta, untuk satu set meja dan
kursi Rp 600.000–Rp 1,8 juta. Selain itu, untuk produk kacamata kayu, sang owner
memberikan branding dengan sebutan “Sahawood” yang juga bekerjasama dengan
yayasan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Sadar Hati yang berada di Kota Malang,
Jawa Timur. Karena keunikannya, terdapat banyak produk dari Rojo Keling yang
telah di ekspor hingga ke mancanegara, seperi Inggris dan Amerika.

EXTERNAL
IDENTIFICATION

ENVIROMENTAL ANALYSIS

 External :
1. Subtitutes : Jam tangan kayu digital, kacamata
plastik dan soft lens, lilin/ lampu minyak
2. Buyers : Masyarakat Kota Malang (khususnya
pengusaha cafe), Kolektor miniatur kayu, Pecinta aksesoris /
hiasan kayu
3. New Entrants : Kerajinan kayu Toraja, Kerjainan
Yogyakarta, Kerajinan Jepara
4. Rivals : Pusat kerajinan Ken Dedes,
Kaywoodwatch, Melwoodwatch, Kallestory, Eastwood,
Tesmak, Penoli, Seni Ukir Antik
5. Suppliers : Perusahaan pengrajin kayu, Toko
bahan bangunan, Pengepul kayu

Anda mungkin juga menyukai