Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN METODOLOGI, PENELITIAN DAN EKONOMI ISLAM

Dibuat untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Chuzaimah Batubara, MA

DISUSUN OLEH :

Muhammad Reza

Nim: 0502182098

Akuntansi Syariah-VB

JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

A. PENGERTIAN METODOLOGI
Metodologi dapat diartikan sebagai pengetahuan atau ilmu tentang metode. Metodologi
adalah istilah yang diadaptasi dari bahasa Inggris, methodology, berasal dari kata
methodos (Yunani) atau methodus (Latin) yang berarti cara yang didefinisikan secara
jelas dan sistematik untuk mencapai suatu tujuan. Dapat pula berasal dari kata meta
yang diartikan dengan "setelah" atau "mengikuti", hodos diartikan dengan "jalan".
Kata kedua setelahnya adalah logos yang berarti kata, ujaran, rasio, atau ilmu. Menurut
salah satu pengertian yang diberikan Lorens Bagus, metodologi adalah studi mengenai
metode-metode (prosedur, prinsip) yang digunakan dalam disiplin yang teratur atau
yang digunakan untuk menata ilmu yang teratur tersebut. Sementara metode
menggambarkan jalan atau cara suatu totalitas dicapai dan dibangun. '3 Berdasarkan
pendapat ini, terdapat istilah teknis terkait, yaitu metodologi dan
metode.
Sekalipun memiliki akar pengertian yang sama, metodologi bukan metode. Dalam
kegiatan ilmiah, keduanya memiliki wilayah yang berbeda. Metode merupakan proses
dan Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia, 1996), 635,
648.
prosedur (process and procedure) penelitian sementara metodologi dipahami sebagai
logika penemuan (logic of discovery) yang lebih terkait dengan kerangka dasar dari
kerja ilmiah atau theoretical framework. Kerja metodologi bergantung pada teori atau
pendekatan yang digunakan. Apabila teorinya berbeda, kerangka kerjanya akan berbeda
dan berbeda pula corak keilmuan yang dihasilkannya. 14
Secara singkat, metodologi dapat diartikan ilmu mengenai metode. Sementara metode
merupakan uraian teknis- prosedural mengenai metode itu sendiri. Pengertian tersebut
dapat dipermudah dengan melihat aplikasinya pada penelitian. Noeng Muhadjir
mengemukakan bahwa metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang
metode-metode yang digunakan dalam penelitian. 15 Penelitian yang dimaksud Noeng
Muhadjir di atas adalah penelitian ilmiah. Pemahaman balik dari istilah penelitian
ilmiah, tentu saja menunjuk pada penelitian non ilmiah. Penelitian sendiri merupakan
upaya kumulatif manusia untuk menemukan kebenaran yang merupakan salah satu
kebutuhan

Dalam Islam, istilah metodologi digunakan dalam berbagai konteks. Apabila dirunut
berdasarkan perspektif sejarah, istilah metodologi berasal dari ilmu ushul yang membahas
metode istinbath hukum dari sumber asasi Islam. Fazlur Rahman mengidentifikasi
metodologi Islam antara lain sebagai ijtihad. Lihat Fazlur Rahman, Islamic Methodology in
History (Delhi: Chitti Qobar, 1994), 6-24.

2
Kata “metodologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, yang berarti cara atau
jalan. Dalam bahasa Inggris kata ini ditulis method, dan bangsa Arab menerjemahkannya
dengan thariqat dan manhaj. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut megandung arti : cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai suatu yang ditentukan. Pegertian serupa ini juga dijumpai dalam kamus Webster.

Metodologi diartikan sebagai kajian atau pemahaman tentang metode-metode. Di


dalam pengertian itu sudah terkandung pengertian teknik. Namun secara keilmuan metode itu
diartikan sebagai cara berfikir, sedangkan teknik diartikan sebagai cara melaksanakan hasil
berfikir itu. Jadi dengan demikian metodologi penelitian itu diartikan sebagai pemahaman
metode-metode penelitian dan pemahaman teknik-teknik penelitian.1

Cholid Narbukoetc (2010), lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa metode penelitian
adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat
secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun
serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan
bimbingan Tuhan.2

Dalam Metodologi, peneliti selalu berusaha untuk mencari pertanyaan yang diberikan
dengan cara-cara yang sistematis yang digunakan dan berupaya untuk mengetahui semua
jawaban sampai dapat mengambil kesimpulan. Jika penelitian tidak dilakukan secara
sistematis pada masalah, akan lebih sedikit kemungkinannya untuk dapat mengetahui hasil
akhir. Untuk menemukan atau menjelajahi pertanyaan penelitian, peneliti akan menghadapi
berbagai permasalahan,  dimana semua itu baru dapat diselesaikan secara efektif jika
menggunakan metodologi penelitian yang benar (Industrial Research Institute, 2010). Dengan
menggunakan metodologi penelitian, peneliti akan dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan
sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan. Serta kesimpulan-kesimpulan tersebut
dapat dipercaya, sebab menggunakan pengukuran-pengukuran secara scientific.

1
MustopaMarli Batubara, MetodologiPenelitianSosialEkonomi, Palembang: Universitas
Muhammadiyah Palembang, 2011, hal. 1.
2
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara,
2012, hal. 1-2.

3
Metodologi adalah bidang penelitian ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan
tentang metode-metode yang digunakan dalam mengkaji gejala-gejala yang terjadi pada alam
atau manusia. Suatu metode ilmiah adalah aturan-arutan yang ‘harus’ diikuti oleh peneliti
dalam melakukan kajian terhadap pokok persoalan yang dikajinya. Metodologi sangat
berhubungan erat dengan teori-teori tentang kebenaran dan kesalahan atau tentang kebaikan
dan keburukan yang dijadikan pijakan dalam merumuskan metodologi, disebut dengan
worldview. Dalam metodologi islam, mempunyai worldview tersendiri dan berawal dari
suatu ajaran agama, sehingga konsep kebenarannyapun berawal dari system ajaran agama.

Metodologi penelitian ekonomi Islam, secara sederhana, adalah ilmu tentang cara-cara
atau metode-metode yang digunakan secara runtut dalam meneliti, memahami dan menggali
ajaran-ajaran atau pengetahuan-pengetahuan dari sumber-sumber yang diakui oleh pedoman
otoritas, Al-Qur’an. Dalam skema Al-Qur’an, pengetauan itu dapat diperoleh melalui wahyu
(haqq al-yaqin), imperisisme dan melalui persepsi, yakni dengan observasi, eksperimen,
laporan sejarah, deskripsi pengalaman (‘ain al-yaqin).

B. PENGERTIAN PENELITIAN

Penelitian adalah padanan kata dari bahasa Inggris yakni “research”. Selanjutnya banyak
yang menerjemahkan sebagai “riset”. Kata “research” berasal dari kata “re” yang berarti
“kembali” dan “to search” yang berarti “mencari atau menyelidik”. Sehingga arti research
atau riset adalah mencari kembali.

MenurutNanangMartono, penelitian (research) sebagai proses


mencarijawabanatassuatumasalahdenganmetodeilmiah; sekumpulanmetode yang
digunakansecarasistematisuntukmenghasilkanpengetahuan;
aktivitaskerjasamauntukmempelajarifenomena yang adadalamrealitas yang
adadalamrealitasdipelajarisecaraobjektifdenganmaksudmembangunpemahaman yang valid
mengenaifenomenaitu

Menurut Sutrisno Hadi MA Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan


sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan.3

Tujuan umum dari penelitian adalah usaha untuk mengerti, memahami dan memecahkan
masalahmasalah yang dihadapi oleh manusia dengan memakai cara-cara ilmiah yang
3
CholidNarbuko dan Abu Achmadi, MetodologiPenelitian, Jakarta :BumiAksara, 2012,
hal. 3.
4
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis ataupun kebutuhan pengembangan dan
penemuan ilmu pengetahuan. MenurutSugiyono, “Tujuan penelitian ada tiga macam yaitu
bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan”.
Maksuddarimasingistilahpenemuanadalah data, yaituaktivitaspeneliti yang di dapatkanbenar-
benarbaru dan tidakadasebelumnya. Pembuktian, data yang
diperolehbisadibuktikankebenarannyaterkaitperkembanganilmupengetahuan dan teknologi.
Pengembangan, memperdalam dan memperluasilmupengetahuan, aktivitas dan produk yang
sudahada.

Dampak dari pencapaian tujuan penelitian adalah adanya manfaat penelitian. Apabila
dalam penelitian telah tercapai dari tujuan dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara
tepat dan akurat, maka akan dibedakan manfaatnya secara praktis dan teoritis. Pendapat yang
disampaikan oleh Moehar Daniel, manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang
dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen.

Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan


(secara teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada
pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan sarana-sarana yang
diajukan setelah kesimpulan.

C. PENGERTIAN EKONOMI ISLAM

Ekonomi Islam dalam bahasa arab diistilahkan dengan al-iqtishad al-islami. Al-


iqtishad secara bahasa berarti al-qhasdu yaitu pertengahan dan keadilan. Pengertian
pertengahan dan keadilan ini banayak ditemukan dalm Al-Quran diantaranya “dan
sederhanakanlah kamu dalam berjalan” (Luqman: 19) dan “diantara mereka ada golongan
yang prtengahan” (al-Maidah: 66) maksudnya, orang yang berakata jujur, lurus, dn tidak
menyimpang dari kebenaran.4

Kata Islam setelah “Ekonomi” dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai
identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya
lebih ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang digunakan sebagai
landasan nilai. Sedang ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara
manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah

4
Mahmud, Ali Abdul Halim, MetodologiRiset Islam (darikumpulantulisan di buku
“TradisiBaruPenelitian Agama Islam: TinjauanAntarDisiplinIlmu), Bandung: Nuansa, 2001,
hal. 136-175.
5
untuk mencapai falah di dunia dan akherat (hereafter). Ekonomi adalah aktifitas yang
kolektif..
Hanya dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai Islam menjadi landasan dan dasar dalam
setiap aktifitasnya. Yang di maksud adalah “ilmu ekonomi” yang berdasarkan nilai-nilai atau
ajaran Islam. Beberapa ahli ekonomi Muslim memberanikan diri dalam mendefinisikan
tentang ekonomi Islam, yang beberapa sub-bahagian ini akan menyajikan secara kritis dan
paling popular. Ada dua kategori utama daripada definisi. Kategori pertama terdiri daripada
definisi yang menumpu pada prinsip-prinsip syariah yang membentuk rangka kerja atau
persekitaran perilaku ejen ekonomi, manakala kategori kedua berfokus pada perilaku pelaku
sendiri.
Zaman Hasanuzmentakrifkan ekonomi Islam sebagai “pengetahuan dan pelaksanaan
perintah-perintah dan peraturan syariah yang menghalang ketidak adilan dalam pengambil
alihan dan membolehkan mereka untuk melakukan kewajipan mereka kepada Allah dan
masyarakat.
   Ekonomi Islam itu dalam artian “sistem ekonomi” (Islam). Sistem menyangkut
pengaturan, iaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara
berdasarkan suatu cara metode tertentu. Misalnya, bank Islam dapat disebut sebagai unit
(terbatas) dari beroperasinya suatu sistem ekonomi Islam, bisa dalam ruang lingkup makro
atau mikro. Bank Islam disebut unit sistem ekonomi Islam, khususnya doktrin larangan riba.
Dan ketiga, ekonomi Islam itu bererti perekonomian umat Islam atau perekonomian di dunia
Islam, maka kita akan mendapat sedikit penjelasan dan gambaran dalam sejarah umat Islam
baik pada masa Nabi sampai sekarang. Hal ini bisa kita temukan, misalnya, bagaimana
keadaan perekonomian umat Islam di Arab Saudi, Mesir, Irak, Iran, Malaysia, Indonesia, dan
sebagainya, atau juga perekonomian umat Islam di negara non-Islam seperti Amerika, Cina,
Perancis, dan sebagainya.5
Berbeda dengan ekonomi konvensional, yang lahir dari paradigma enlightenment  yang
ditandai dengan pendekatan utama untuk mewujudkan kesejahteraan manusia serta
analisisnya tentang problem-problem manusia yang bersifat sekular. Sekular di sini
dimaksudkan sebagai lebih mementingkan konsumsi dan pemilikan materi sebagai sumber
kebahagiaan manusia, tanpa mengindahkan peranan nilai moral dalam reformasi individu dan
sosial, terlalu berlebihan menekankan peranan pasar atau negara. Ia tidak memiliki komitmen
kuat kepada persaudaraan (brotherhood) dan keadilan sosio-ekonomi dan tidak pula
mempunyai mekanisme filter nilai-nilai moral.
5
EkoSuprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarta: GrahaIlmu, 2005, hal. 21.
6
Ekonomi Islam juga dikenal sebagai ekonomi etis iaitu ilmu ekonomi yang tidak
mengajarkan keserakahan manusia atas alam benda, tetapi justeru mampu mengajar manusia
untuk mengatur dan mengendalikan diri. Dengan perkataan lain, ekonomi etis berbeza
dengan ekonomi konvensional, tidak mengacu pada sifat manusia segai homo
economikus yang cenderung serakah, sebaliknya sebagai manusia seutuhnya.  Manusia yang
utuh selalu berusaha mengendalikan pencapaian  kebutuhan sampai batas-batas yang pantas
dan wajar sesuai ukuran-ukuran sosial dan moral.6
7

6
A. Dimyati, EkonomiEtis: ParadigmaBaruEkonomi Islam, JurnalEkonomi Islam,
La_Riba, Vol. I, No. 2, 2007, hal. 160.
7
Anto M B Handrie, PengantarEkonomikaMikro Islam, Yogyakarta: Ekonisa, 2003,
hal. 35.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ali Abdul Halim, Mahmud. 2001. Metodologi Riset Islam (dari kumpulan tulisan di buku
Tradisi Baru Penelitian Agama Islam: Tinjauan Antar Disiplin Ilmu). Bandung:
Nuansa.
Dimyati A. 2007. Ekonomi Etis: Paradigma Baru Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi Islam,
La_Riba. Vol. I. No. 2.
Marli Batubara, Mustopa. 2011. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Palembang:
Universitas Muhammadiyah Palembang.
M B Handrie, Anto. 2003. Pengantar Ekonomika Mikro Islam. Yogyakarta: Ekonisa.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai