DISUSUN OLEH :
KELAS / SEMESTER : PMM-1 / V
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
memberikan penulis rahmat, kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun
dan menyelesaikan Makalah Pembelajaran yang berjudul “Pendidikan dan
Kebudayaan” .Shalawat dan rangkaian kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita dari alam kegelapan menuju terang benderang. Tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Sosiologi
Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan tugas ini.
Pada makalah penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya. Atas semua itu dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalahini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana, sistematis, dan
berlangsung terus menerus dalam suatu proses pembelajaran untuk
mengembangkan segenap potensi manusia baik jasmani maupun rohani dalam
tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga terwujud perubahan
perilaku manusia berkarakter kepribadian bangsa. Pendidikan merupakan faktor
penting dalam kehidupan dan kebudayaan manusia untuk kemajuan suatu
bangsa. Pada masa sekarang ini pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting untuk menunjang kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia
dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Sebab,
pendidikan berfungsi sebagai meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Namun
realitanya, masih banyak masyarakat yang buta pemikirannya betapa pentingnya
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika perkembangan kebudayaan ?
2. Bagaimana perubahan dan perkembangan pendidikan ?
3. Bagaimana perubahan pendidikan dan kebudayaan ?
4. Apakah pendidikan melahirkan kebudayaan ?
5. Apakah pendidikan dapat melestarikan kebudayaan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dinamika perkembangan kebudayaan.
2. Untuk memahami bagaimana perubahan dan perkembangan pendidikan.
3. Untuk memahami perubahan pendidikan dan kebudayaan.
4. Untuk mengetahui apakah benar pendidikan dapat melahirkan
kebudayaan.
1
5. Untuk mengetahui apakah benar pendidikan dapat melestarikan
kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ida Bagus Putra Yadnya, Dinamika Manusia Dan Kebudayaan Indonesia Dari Masa Ke Masa,
(Universitas Udayana : Pustaka Larasan, 2017, hlm.1-8)
2
dinamika masyarakat dan budaya nasional dan universal. Ida Ayu Wirasmini
Sidemen dalam tulisannya memaparkan masuk dan berkembangnya agama
Islam ke nusantara, lebih menonjol melalui perdagangan pelayaran dari pada
melalui penaklukan militer atau penyebaran oleh ulama dalam bentuk pesantren.
Para pedagang Islam dari Gujarat melakukan penyebaran agama Islam, untuk
mengisi waktu luangnya di bandarbandar perdagangan seperti di Malaka,
menunggu angin musim yang dapat mereka gunakan untuk kembali ke
barat,sehingga proses Islamisasi memiliki karakter yang lebih lembut, penuh
kedamaian dan toleransi. Corak karakter ini menjadi warna agama Islam
nusantara yang berkembang didasari oleh budaya dan peradaban milik sendiri.
Melalui penelusuran sejarah disajikan bahwa kalau Sriwijaya dengan
Nalandanya pernah menjadi pusat studi agama Buddha, Wilatikta pernah
menjadi pusat studi agama Hindu Siwa Sidhanta, seharusnya Nusantara juga
dapat menjadi pusat studi Islam, karena berhasil tercipta sebagai Islam bentuk
baru, sebagai perpaduan antara yang pendatang dengan yang didatangi.
Dalam perkembangannya, manusia dan kebudayaan Indonesia tidak
dapat dilepaskan dari pengaruh kolonialisme. Bagaimana dinamika masyarakat
dan budaya Indonesia pada masa lalu, terutama dalam kaitannya dengan
episode-episode sejarah sebelumnya yaitu pada masa kolonial Belanda di
Kepulauan Nusantara dipaparkan oleh I Ketut Ardhana. Dalam tulisannya
terungkap bahwa pemahaman tentang masyarakat dan budaya Indonesia di masa
kolonial Belanda, hendaknya dikaitkan dengan maksud dan tujuan kedatangan
penjajahan Belanda di Indonesia yang pada masa lalu dikenal sebagai
Nederlandsch Indies. Pada zaman kekuasaan kolonial Inggris dan Belanda peran
budaya Indonesia tidak banyak dibahas mengingat kepentingan kekuasaan
Inggris dan Belanda tampaknya tercurah pada masalah ekonomi, perdagangan
dan politik. Perhatian mereka terhadap kebudayaan Nusantara masih sangat
terbatas dan kebudayaan penduduk pribumi dibiarkan berlangsung dan
berkembang, sepanjang tidak mengganggu, mengancam eksistensi kekuasaan
mereka di tanah jajahan. Bagi mereka perkembangan kebudayaan masyarakat
pribumi harus dibiarkan berkembang secara alami, sepanjang dalam
3
pengembangan aspek-aspek sosial budaya itu tidak mengarah untuk
membangkitkan semangat atau ideologi politik. W
Kebudayaan akan mengalami perubahan agar dapat menyesuai kan diri
dengan keadaan yang berubah. Kebudayaan berubah karena perubahan ling
kungan yang menuntut perubahan kebudayaan bersifat adaptif. Adapun
mekanisme dinamika kebudayaan, yaitu:
1). Evolusi
Evolusi sosial adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi
dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada
kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.2 Contohnya, pada
awalnya orang Indonesia memiliki kepercayaan Animisme dan
Dinamisme, kemudian mulai percaya dengan agama Hindhu-Budha,
hingga pada akhirnya mengenal agama Kristen dan Islam.
2). Difusi
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
dari suatu kelompok ke kelompok lain atau dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Dengan proses tersebut manusia mampu menghimpun
penemuan-penemuan baru yang dihasilkan.3 Teori difusi kebudayaan
dimaknai sebagai persebaran kebudayaan yang disebabkan adanya
migrasi manusia. Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain akan
menularkan budaya tertentu. Setiap ada persebaran kebudayaan, terjadilah
dua penggabungan kebudayaan atau lebih. Keadaan ini memungkinkan
kebudayaan menjadi kompleks dan bersifat multikultural.4
3). Discovery
Discovery adalah penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru
baik berupa alat baru maupun berupa ide baru. Beberapa faktor
2
Emmy Indriyawati, Antropologi Jilid I, (Jakarta: Penerbit Pusat Perbukuan, Depdiknas,
2009), hlm. 68.
3
Ibid, hlm. 72.
4
Sulasman, Setia Gumilar. Teori-Teori Kebudayaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 156.
4
pendorong bagi penemuan-penemuan baru dalam masyarakat, antara lain
sebagai berikut:5
- Kesadaran dari perorangan adanya kekurangan dalam kebudayaan.
- Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
- Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
4). Invention
Invention adalah suatu penemuan baru yang menimbulkan
pengaruh yang bermacam-macam di masyarakat. suatu penemuan yang
benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Suatu penemuan baru
dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam bidang lain, seperti:
politik, agama, pendidikan, kesenian, adat istiadat, dan sebagainya.6
5). Inovation
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-
sumber alam, energi, modal, pengaturan tenaga kerja, dan penggunaan
teknologi, yang menyebabkan adanya sistem produksi dan produk-produk
baru. Usaha untuk mencapai dan menciptakan penemuan baru didorong
oleh sistem perangsang, antara lain nama baik, kedudukan tinggi serta
keuntungan.7
6). Akulturasi
Akulturasi adalah proses perubahan yang di dalamnya terjadi
penyatuan budaya-budaya yang berbeda. Hal itu terjadi apabila suatu
unsur kebudayaan tertentu dari masyarakat berhadapan dengan unsur
kebudayaan dari masyarakat lain, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing
itu diserap ke dalam kebudayaan penerima.
7). Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai
golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda
setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-
5
Emmy Indiriyawati, Op.Cit, hlm. 69.
6
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), hlm. 44.
7
Emmy Indiriyawati, Op.Cit, hlm.71.
5
unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah
menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
8
http://eprints.ums.ac.id/30131/3/BAB_I.pdf
6
Dengan proses pembelajaran yang baik, maka tujuan pembelajaran dapat
tercapai sehingga siswa mengalami perubahan perilaku melalui kegiatan belajar.
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditunjukkan kepada peserta didik
agar menjadi manusia yang berkepribadian yang kuat dan utuh serta bermoral
tinggi. Pendidikan sangat mempengaruhi proses perubahan sosial suatu individu
dalam bermasyarakat dan akhirnya pendidikan akan dapat membangun bangsa
dan negara di era globalisasi ini. Pendidikan juga merupakan agen atau lembaga
yang membawa pembaharuan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Perubahan terus terjadi dan akan tetap terjadi, diminta atau tidak, kita mau
ataupun menolak, perubahan terus berjalan bersama waktu yang terus berputar.
Sekolah atau lembaga pendidikan sebagai suatu sistem terbuka, tidak bisa
menutup diri dari perubahan yang ada di sekitarnya. Dia harus adaptif terhadap
perubahan, mengelola perubahan, dan memberdayakan potensi internal untuk
terus meningkatkan kapasitas dirinya sehingga keunggulan sekolah atau lembaga
sebagai cita-cita bersama dapat terwujud. Era pengetahuan telah mengubah
tatanan sistem pendidikan dan pengajaran.
Di masa lalu, peserta didik maupun dosen, untuk mendapatkan informasi
pengetahuan hanya mengadalkan sumber buku manual, namun di masa kini
justru kebajiran informasi pengetahuan sehingga peserta didik dan dosen
mengalami kebingungan. Perkembangan pendidikan di era milenial guru dituntut
harus mahir terhadap kecanggihan teknologi yang ada pada saat ini. Karena
metode pembelajaran sekarang ini sangat berbeda dengan zaman dahulu yang
hanya cukup mengandalkan kapur dan papan tulis dalam proses belajar mengajar.
Guru harus memiliki kemampuan dalam menggunakan alat-alat berupa
elektornik, dan kecakapan perilaku dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Diharapkan perkembangan pendidikan di era milenial dapat membangkitkan
semangat belajar siswa, karena sesuai dengan perkembangan zaman karakteristik
siswa dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi saat ini. Agar guru
bisa lebih kreatif, dapat menggunakan strategi, metode, dan media pembelajaran
yang tepat dalam proses pengajaran. Kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan Inovasi dan perubahan dalam pendidikan pada dasarnya sudah ada sekian
7
banyak yang pernah dilakukan antara lain seperti : Cara Belajar Siswa Aktif,
Sekolah Persiapan Pembangunan, Sekolah Kecil, Sistem Pengajaran Modul,
Sistem Belajar Jarak Jauh, penetapan Standar Nasional Pendidikan, dan juga
Pengembangan karier Guru (Sertifikasi).
Kebudayaan bersifat konstan tetapi juga selalu berubah, tetap dalam arti
elemennya seperti bahasa dan hukum berlanjut terus tanpa perubahan besar
selama waktu yang panjang. Dikatakan berubah karena semua elemen-elemennya
secara perlahan mengalami perbahan. Perubahan kebudayaan mencakup tiga
proses utama yaitu: originasi, difusi dan reinterpretasi.9
a. Originasi adalah penemuan elemen-elemen baru dalam satu budaya;
b. Difusi adalah peminjaman elemen-elemen budaya baru dan kebudayaan
lain;
c. Reinterpretasi adalah modifikasi elemen-elemen budaya yang ada untuk
memenuhi tuntutan zaman.
Pendidikan merupakan suatu kondisi yang perlu untuk kelanjutan suatu
budaya. Pendidikan juga alat yang penting untuk kerjasama yang intelegen
dengan perubahan budaya. Demikianlah salah satu cara sebuah masyarakat
berusaha tetap seirama dengan perubahan ialah dengan merubah pada setiap
generasi warisan budaya yang diajarkan di sekolah. Untuk mencapai tujuan ini
para pendidik menafsirkan kembali pengetahuan dan nilai-nilai lama untuk
menghadapi situasi-situasi baru. Sebuah kebudayaan juga mungkin melakukan
antisipasi masa depan dengan menyiapkan generasi muda dengan informasi,
sikap-sikap, dan ketrampilan tertentu yang direncanakan untuk menghadapi
situasi tertentu yang direncanakan untuk menghadapi situasi yang akan datang.
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,(1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai
Pustaka
8
Selanjutnya, pendidikan mungkin secara tidak sengaja bisa menjadi sumber
perubahan kebudayaan. Masing-masing kebudayaan telah mempersiapkan
anggota-anggotanya untuk bertindak, berfikir, dan memandang dalam apa yang
dinamakan antropolog “a culturally delimited universe” yang terdiri dari dunia
yang telah diciptakan oleh budaya tersebut dan aspek-aspek alam semesta yang
telah dipilih mereka untuk menjadi sesuatu yang bermakna. Jules Hendry
mengatakan: kita boleh berspekulasi bahwa kebudayaan yang stabil telah
menyempurnakan atau hamper menyempurnakan, proses mempersempit bidang
persepsi anak-anak dengan melatih anak-anak untuk membebaskan fikiran
mereka dari apa-apa yang dipilih bagi persepsi mereka oleh kebudayaan tersebut.
10
http://muisuho.blogspot.com/2016/06/pendidikan-dan-kebudayaan.html.
9
di dunia selalu berusaha untuk menghasilkan sebuah kebudayaan. Untuk itulah
disebutkan bahwa pendidikan dapat melahirkan kebudayaan.
Konsep kebudayaan itu dalam arti yang terbatas ialah pikiran, karya, dan
hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan. Dengan singkat:
kebudayaan adalah kesenian. Dalam arti seperti itu konsep itu memang
terlampau sempit. Sebaliknya, banyak orang terutama para ahli ilmu sosial,
mengartikan kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yaitu seluruh total dari
pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan
yang karena itu bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar
(Koentjaraningrat, 1974: 11). Kebudayaan lahir karena kebiasaan dari
10
masyarakat. Dari kebiasaan tersebut akan menjadi hal yang secara turun temurun
dalam kehidupan sehari- 2 hari. Hal inilah yang menjadi tradisi dan tidak bisa
dihindarkan oleh masyarakat karena kebiasaan tersebut tidak bisa dihilangkan
karena telah melekat dan mempunyai makna tersendiri bagi suatu masyarakat.
Seperti tradisi slametan merti dusun di daerah Kabupaten Semarang, Kabupaten
Magelang, Kabupaten Boyolali, Solo ataupun Yogyakarta, tradisi ini masih
dilaksanakan untuk sarana membersihkan dusun. Masyarakat masih
melaksanakan kegiatan ini hingga saat ini. Dalam bermasyarakat terdapat
banyak nilai yang dianut dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa
disadari.
Hal ini berkaitan dengan tradisi merti dusun sebagai tradisi yang selalu
diadakan oleh masyarakat setiap tahunnya. Ada nilai-nilai pendidikan yang
terkandung dalam merti dusun yang dapat diwariskan kepada warga masyarakat
karena berfungsi sebagai wujud rasa syukur, rasa hormat, kerukunan dan
keselarasan antara Tuhan Yang Maha Esa maupun antar sesama manusia juga
dengan alam sekitar. Hal ini penting untuk diteliti sebab masyarakat, khususnya
generasi muda, selalu berfikir untuk terus maju ke arah yang lebih modern
seiring berkembangnya zaman. Selain itu masyarakat, juga perlu tahu bagaimana
pentingnya tradisi merti dusun agar selalu menjaga warisan budaya nenek
moyang kepada generasi selanjutnya yang di dalamnya terdapat nilai-nilai
pendidikan karena tradisi semacam ini dikhawatirkan dapat luntur dan
diremehkan oleh generasi muda seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.11
11
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/1/T1_152012002_BAB%20I.pdf
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata dinamika yaitu mengandung nosi tenaga kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan,
mengikuti pengaruh dan kondisi lingkungan di sekitarnya. Dapat dikatakan
bahwa dinamika kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu
bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dinamika
dan adaptasi budaya berlangsung karena adanya perubahan-perubahan yang
melingkupi kehidupan manusia secara antropologis melalui proses belajar
kebudayaan sendiri (yakni internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi), proses
pengenalan kebudayaan asing (seperti akulturasi dan asimilasi), evolusi dan
difusi kebudayaan, dan proses inovasi atau penemuan kebudayaan baru.
Pendidikan bertujuan membentuk agar manusia dapat menunjukkan
perilakunya sebagai makhluk yang berbudaya yang mampu bersosialisasi dalam
masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidup, baik secara pribadi, kelompok, maupun
masyarakat secara keseluruhan. Manusia akan bisa menjadi manusia yang
berbudaya melalui proses pendidikan dan manusia yang terdidik akan
melahirkan kebudayaan. Pendidikan sebagai alat untuk mengubah pola pikir
masyarakat yang berdasar pada kebudayaan.
12
sebagai local genius yang masih berlangsung dan berkembang seirama dengan
dinamika masyarakat dan budaya nasional dan universal.
Dalam mengembangkan dan melestarikan budaya daerah, masyarakat
perlu memiliki usaha agar generasi yang pada selanjutnya bisa merasakan
bagaimana budaya itu berjalan dengan seiring waktu. Banyak masyarakat yang
telah meninggalkan budayanya karena faktor hidup yang modern dan serba
praktis. Perlu diketahui bahwa suatu budaya adalah suatu identitas ataupun
kebanggaan suatu bangsa. Budaya daerah merupakan budaya yang mendorong
budaya nasional. Budaya daerah pada masa sekarang ini mulai dikembangkan
kembali agar anak cucu bisa merasakan dan melihat sendiri kekayaan daerahnya
masing-masing.
13
DAFTAR PUSTAKA
Putra Yadnya , Ida Bagus. 2017. Dinamika Manusia Dan Kebudayaan Indonesia Dari
Masa Ke Masa. Universitas Udayana : Pustaka Larasan.
14