Materi Dasar Mekatronika
Materi Dasar Mekatronika
PENGANTAR MEKATRONIKA
1. Meningkatkan fleksibilitas
2. Meningkatkan kehandalan
1
lagi sampai batas tertentu. Batas ini misalnya adalah rigiditas mesin yang
menghalangi kecepatan lebih tinggi karena munculnya getaran
Elemen-elemen mekatronika:
Mekanisme mesin
adalah obyek kendali yang bias berupa lengan robot, mekanisme penggerak
otomotif,generator pembangkit listrik dan sebagainya.
Sensor
2
Gambar I.4 Diagram blok sensor efek hall
Kontroler
3
Gambar I.7 Rangkaian motor penggerak miniatur lift untuk perintah naik-
turun dengan menggunakan plc
Aktuator
Sumber Energi
adalah elemen yang mencatu daya energi listrik kesemua elemen yang
membutukan nya. Salah satu bentuk kongkrit sumber energy adalah batere
untuk system yang berpindah tempat,atau adaptor AC-DC untuk system
stasionari(tetap di tempat)
4
Gambar I.9 Skema Power SuplyAplikasi/penerapan mekatronika antara lain:
Peralatan rumah tangga: mesin cuci, mesin penghisap debu, microwave,
remotecontrol, dll.
Berbagai piranti pada komputer: mouse, printer, disk drive, keyboard, dll.
6
Gambar I.17 Pesawat Siluman
1.1 MEKANIKA
.
Gambar I.18 Mesin Bubut
7
Gambar I.19 Mesin Frais
1.2 ELEKTRONIKA
adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu
alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu
fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian
dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
8
Gambar I.21 Micro processor
1.3 Informatika
9
Gambar I.22 Laptop
10
Open Loop CS
Control System
Closed Loop CS
Mekatronika Discrete
Automatic System
Continuous
Sistem
Kontrol
Output
Plant
11
Contoh Sistem Kontrol – Elevator
a. Elevator/lift jaman dulu, dikendalikan oleh pemegang tali atau operator lift,
pada gambar tali dipotong untuk menunjukkan sebuah rem yang aman,
inovasi dari lift jaman dulu.
Input : lantai 4
1.
Keterangan: input biasanya berupa sinyal atau sejenisnya masuk dan kemudian
diproses oleh sistem menghasilkan output berupa suatu mekanisme mesin.
2.
Keterangan: input yang berupa sinyal masuk menuju eror detector sebagai
pembanding, kemudian masuk ke dalam proses dan keluar melalui output,
tetapi sebelumnya sinyal yang keluar dari proses kembali lagi menuju eror
detector (feedback).
3.
Gambar I.29 diagram blok close loop control system with sensor
13
4.
14
Gambar I. 31 Diagram blok lengkap control system
15
Keterangan komponen komponennya:
Variabel aktual yang diawasi dan dijaga pada nilai tertentu yang
diinginkan di dalam proses.
Sensor
Sinyal feedback
Set Point
Error detector
Sinyal error
Kontroler
Aktuator
“Otot” dari sistem. Ia adalah alat yang secara fisik melakukan keinginan
kontroler dengan suntikan energi tertentu
Besaran fisik yang merupakan hasil dari kerja yang dilakukan aktuator.
Plant/proses
Disturbances/gangguan
15
1.4.1.1 Open Loop Control System
Dalam suatu sistem kendali loop terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan
dengan masukan acuan. Jadi setiap masukan acuan berhubungan dengan operasi
tertentu, sehingga ketetapan dari sistem tergantung pada kalibrasi. Kelemahan
sistem kendali ini adalah jika ada gangguan, maka sistem kendali loop terbuka tidak
dapat melaksanakan tugas seperti yang diharapkan. Sistem kendali loop terbuka
dapat digunakan hanya jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui
dan tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal.
Contoh dari sistem kendali loop terbuka ini adalah mesin cuci, dimana
perendaman, pencucian dan pembilasan dalam mesin cuci dilakukan atas basis
waktu. Mesin ini tidak mengukur sinyal keluaran, yaitu tingkat kebersihan
pakaian.
Input berupa kedalaman gas pada stang becak motor, input dikendalikan oleh
manusia, proses/plant berupa mekanisme motor bakar, output berupa gerak roda.
Disini tidak ada feed back jadi, kita tidak tahu apakah terjadi eror antara input yang
berupa gas pada stang dan juga perputaran gerak roda.
16
1.4.1.2 Close Loop Control System
Sistem kendali umpan balik sering disebut sebagai sistem kendali loop
tertutup. Pada sistem kendali umpan balik, sistem mempertahankan hubungan yang
ditentukan antara keluaran dengan beberapa masukan acuan, dengan cara
membandingkan mereka dan selisih yang dihasilkan akan digunakan sebagai
alat kendali.
Pada sistem kendali loop tertutup, sinyal kesalahan yang bekerja, yaitu
perbedaan antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik ( yang mungkin sinyal
keluarannya sendiri atau fungsi dari sinyal keluaran dan turunannya ), disajikan ke
kontroler sedemikian rupa untuk mengurangi kesalahan dan membawa keluaran
sistem ke nilai yang dikehendaki. Istilah kendali loop tertutup selalu berarti
penggunaan aksi kendali umpan balik untuk mengurangi kesalahan sistem.
Sebagai contoh dari sistem kendali loop tertutup ini adalah sistem
kendali suhu ruangan. Dengan mengukur suhu ruangan yang sebenarnya dan
membandingkannya dengan suhu acuan (suhu yang dikehendaki), thermostat
menjalankan alat pemanas atau pendingin, atau mematikannya sedemikian rupa
sehingga memastikan bahwa suhu ruangan tetap pada suhu yang nyaman tidak
tergantung dari keadaan di luar.
17
Ketepatan hasil bergantung pada kalibrasi.
Gambar (a) diagram blok open loop control sytem, (b) diagram blok close loop
control system
Sistem otomatis adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis tanpa
harus dikendalikan oleh sesuatu. Juga dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi
yang berkaitan dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis
komputer (komputer, PLC atau mikro). Semuanya bergabung menjadi satu untuk
memberikan fungsi terhadap manipulator (m Elemen dasar sistem otomasi
Terdapat tiga elemen dasar yang menjadi syarat mutlak bagi sistem otomasi,
yaitu power, program of instruction, kontrol sistem yang kesemuanya untuk
mendukung proses dari sistem otomasi tersebut.
a. Power
18
Power atau bisa dikatakan sumber energi dari sistem otomasi berfungsi untuk
menggerakan semua komponen dari sistem otomasi. Sumber energi bisa
menggunakan energi listrik, baterai, ataupun Accu, semuanya tergantung dari tipe
sistem otomasi itu sendiri.
b. Program of instruction
Proses kerja dari sistem otomasi mutlak memerlukan sistem kontrol baik
menggunakan mekanis, elektronik ataupun komputer. Untuk program instruksi /
perintah pada sistem kontrol mekanis maupun rangkaian elektronik tidak
menggunakan bahasa pemrograman dalam arti sesungguhnya, karena sifatnya yang
analog. Untuk sistem kontrol yang menggunakan komputer dan keluarganya (PLC
maupun mikrokontroler) bahasa pemrograman merupakan hal yang wajib ada.
c. Sistem kontrol
Sistem kontrol sederhana dapat ditemukan dari berbagai macam peralatan yang kita
jumpai, diantaranya
- Setiap toilet memiliki mekanisme kontrol untuk mengisi ulang tangki air dengan
pengisian sesuai dengan kapasitas dari tangki tersebut. Mekanisme sistem kontrol
tersebut menggunakan peralatan mekanis yang disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk sistem otomasi.
- Robot assembly contoh sistem otomasi yang menggunakan klntrol sistem komputer
atau keluarganya. Sistem control tersebut akan memberikan pengaturan pada
gerakan-gerakan tertentu untuk menyusun suatu peralatan pada industri.ekanik)
sehingga akan memiliki fungsi tertentu.
1.4.2.1 Discrete
Adalah sistem otomatis yang hanya mengenal batasan minimal dan maksimal,
tidak ada nilai diantaranya. Contoh: on/off, 0/1.
1.4.2.2 Continuous
Adalah sistem otomatis yang mengenal lebih dari 2 nilai, bukan hanya nilai
maksimal dan minimal. Contoh: mati, kecepatan 1, kecepatan 2, kecepatan 3.
19
AUTOMATIC WIRELESS SCORING BOARD FOR TAEKWONDO
PLC
WASTAFEL OTOMATIS
Sistem kendali otomatis adalah suatu sistem yang memiliki sensor, aktuator
dan kontroler. Pada sistem ini mencakup gabungan antara control system dan
automatic system.
PRINTER
KAMERA
LIFT
20
BAB 2
Macam-macam arus :
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, artinya dimana pun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama
2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu
dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai
perida waktu : T).
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa
Inggris voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda
21
potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari
satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan
sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat
dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan.
Secara dw
matematis :
v
dq
A. Rangkaian 3 fase
Tiga-fase tenaga listrik adalah metode umum arus bolak tenaga listrik
pembangkit , transmisi , dan distribusi .Ini adalah jenis sistem polyphase dan
merupakan metode yang paling umum digunakan oleh grid di seluruh dunia untuk
mentransfer daya. Hal ini juga digunakan untuk daya yang besar motor dan beban
besar lainnya. Sebuah 3 fase umumnya lebih ekonomis daripada yang lain, karena
menggunakan bahan konduktor kurang untuk mengirimkan tenaga listrik dari setara-
fase tunggal atau dua fase pada saat tegangan sama.
22
Gambar 2.2 3 fase
Dalam sistem fase tiga, tiga konduktor membawa tiga rangkaian arus bolak
(dari frekuensi yang sama) yang mencapai puncak sesaat nilai pada waktu yang
berbeda. Mengambil satu konduktor sebagai acuan, dua lainnya arus yang tertunda
dalam waktu dengan sepertiga dan dua pertiga dari satu siklus arus listrik.
Penundaan antara fase ini memiliki pengaruh pemberian transfer daya konstan setiap
siklus arus dan juga memungkinkan untuk menghasilkan medan magnet berputar
dalam motor listrik .
Tiga-fasa sistem mungkin memiliki netral kawat. Sebuah kawat netral
memungkinkan sistem tiga fase menggunakan tegangan yang lebih tinggi sementara
masih mendukung lebih rendah-tegangan fase-tunggal peralatan. Dalam situasi
distribusi tegangan tinggi, biasanya tidak memiliki kawat netral sebagai beban yang
hanya dapat dihubungkan antara fase (fase-fase koneksi).
Tiga tahap memiliki sifat yang membuatnya sangat diinginkan dalam sistem tenaga
listrik:
Arus fasa cenderung membatalkan satu sama lain, penjumlahan ke nol dalam
hal beban seimbang linier. Hal ini memungkinkan untuk menghilangkan atau
mengurangi ukuran konduktor netral; semua konduktor fasa membawa yang
sama saat ini dan sehingga dapat menjadi ukuran yang sama, untuk beban
seimbang.
mentransfer Power menjadi beban seimbang linier adalah konstan, yang
membantu untuk mengurangi getaran generator dan motor.
Tiga fase sistem dapat menghasilkan medan magnet yang berputar ke arah
tertentu, yang menyederhanakan rancangan motor listrik.
B. Rangkaian 1 fase
Dalam teknik elektro, fasa-tunggal tenaga listrik mengacu pada distribusi arus
bolak tenaga listrik menggunakan sistem di mana semua tegangan pasokan
bervariasi serempak. Single-fase distribusi digunakan ketika beban sebagian besar
pencahayaan dan pemanasan, dengan beberapa motor listrik besar. A-fase pasokan
tunggal yang dihubungkan ke arus bolak motor listrik tidak menghasilkan medan
magnet bergulir;-motor fase tunggal membutuhkan sirkuit tambahan untuk memulai,
dan motor tersebut jarang di atas 10 atau 20 kW pada rating.
Sebaliknya, dalam tiga-fasa sistem, arus di masing-masing konduktor seketika
mencapai puncak nilai-nilai mereka secara berurutan, tidak secara bersamaan, dalam
setiap siklus frekuensi daya, pertama satu, maka, maka ketiga saat ini mencapai nilai
23
maksimum kedua. Bentuk gelombang dari tiga konduktor pasokan dikurangkan dari
satu sama lain dalam waktu (tertunda dalam fase ) oleh sepertiga masa mereka.
Standar frekuensi daya sistem fase-tunggal baik 50 atau 60 Hz . Khusus fasa-
tunggal daya jaringan traksi dapat beroperasi pada 16,67 Hz atau frekuensi lain
untuk listrik kereta api listrik.
Single-fase distribusi daya banyak digunakan terutama di daerah pedesaan, di mana
biaya jaringan distribusi tiga fasa yang tinggi dan beban motor kecil dan jarang.
24
Untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan beberapa penjelasan tersebut,
maka dibuatlah komponen-komponen elektronika, diantaranya yang akan di jelaskan
berikut ini.
2.1 DIODA
Banyak sekali penggunaan diode dan secara umum diode dapat digunakan antara
lain ntuk pengaman, penyearah, Voltage Regulator, Modulator, Pengendali Frekuensi,
Indikator, Switch.
1. Titik
Kaki yang dekat dengan tanda titik merupakan sisi katoda, sedangkan yang
lainnya adalah anoda
25
Gambar 2.8 diode dengan pita berwarna
26
Gambar2.10 proses reverse bias
Dioda hanya bias dialiri arus DC searah saja, pada arah sebaliknya arus DC tidak
akan mengalir. Apabila diode silicon dialiri arus AC (arus listrik dari PLN), maka yang
mengalir hanya satu arah saja sehingga arus output diode berupa arus DC.
Dioda dinyatakan dalam ukuran menurut kemampuan kuat arus yang mampu
dilewatkan. Ukuran arus tersebyt merupakan nilai maksimal yang tidak boleh
dilampaui, jika dilampaui maka diode akan rusak. Khusus bagi diode dengan
kemampuan arus besar harus dilengkapi dengan plat pendingin,disamping harus
diperhatikan pula batas tegangan kerja dan frekuensinya.
27
Gambar 2.12 Symbol untuk diode zener
2. LED (Light Emiting Dioda)
LED adalah komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED dapat
mengeluarkan cahaya bila diberikan Forward Bias. Dioda jenis ini banyak
digunakan sebagai indicator dan display.
Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan LED adalah Galium
Arsenida (GaAs), yang dapat memancarkan cahaya dengan warna yang
bermacam- macam.
Standar arus maju LED adalah 20 mA, oleh karena itu dalam penggunaan
LED biasanya dihubungkan secara seri dengan hambatan (Resistor).
Ciri- cirri LED:
- Terbuat dari bahan semikonduktor campuran : Galium, Phospor, Indium
- Dapat meancarkan cahaya jika dikenai tegangan listrik
- Tegangan kerja berkisar antara 1,4 V – 3 V
- Memerlukan arus antara 30 mA – 100 mA
- Intensitas cahaya berbanding langsung dengan arus maju yang
mengalir
28
Gambar 2.15 Dioda Penyearah
4. Dioda Detektor
Ciri- Ciri Dioda Detektor diantaranya adalah:
- Terbuat dari Germanium
- Mendeteksi sinyal- sinyal kecil pada pesawat penerima radio
- Terdapat dalam berbagai tipe
6. Dioda Bridge
Dioda Bridge merupakan diode yang digunakan untuk membuat penyearah
pada Power Supply. Dioda ini termasuk yang banyak dijual di pasaran.
29
Dioda Bridge Tersusun atas diode silicon yang dirangkai menjadi suatu
bridge dengan berbagai macam kapasitas. Ukuran diode bridge yang utama
adalah Voltage dan Ampere maximumnya.
30
Macam- macam pengkodean diode
Ada tiga system pengkodean untuk diode, yaitu:
1. Sistem Amerika
Sistem pengkodean diode pada system inji yaitu dimana diode- diode
ditandai dngan angka dan huruf 1N dan diikuti dengan nomer tipenya.
Contoh 1N4001, dsb.
2. Sistem Jepang
Sistem ini hamper sama seperti system Amerika, tetapi disini ditandai
dengan huruf 1S, dan diikuti dengan angka dan huruf lainnya.
3. Sistem Eropa
Sistem Eropa ini berbeda dengan dua system yang sebelumnya, disini
terdiri dari dua atau tiga huruf dan diikuti dengan nomer seri, dimana
huruf pertama menunjukkan bahan dasar dari diode tersebut. Contoh: A=
Germanium, B= Silikon
Sedangkan huruf kedua menyatakan fungsinya,Contoh: A= Dioda Umum,
Z= Dioda Zener, P= Dioda Cahaya, dsb.
2.2 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kapasitor memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Karena
kapasitor juga tidak dapat menguatkan, menyearahkan dan mengubah suatu energi
ke bentuk lainnya sama seperti resistor, maka kapasitor juga termasuk komponen
pasif elektronika. Kapasitor juga sering disebut kondensator atau kapasitansi.
Pada kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya
terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf
yang menyatakan toleransinya. 3 digit pertama angka yang terakhir berfungsi untuk
menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel.
31
3rd Digit Multiplier Letter Tolerance
0 1 D 0.5 pF
1 10 F 1%
2 100 G 2%
3 1000 H 3%
4 10000 J 5%
5 100000 K 10%
6-7 Not Used M 20%
8 .01 P +100-0%
9 .1 Z +80-20%
1. Electrolytic Capacitor
2. Tantalum Capacitor
32
3. Ceramic Capacitor
6. Polypropylene Capacitor
33
Gambar 2.26 Polypropylene Kapasitor
Kapasitor ini bertoleransi lebih tinggi dari polyester film capacitor. Nilai kapasitansi
dari komponen ini tidak akan berubah bila dirancang dengan sistem frekuensi
yang melaluinya lebih kecil atau sama dengan KHz.
7. Kapasitor Mika
34
10. Trimmer Capacitor
2.3 RESISTOR
Resistor sering juga disebut dengan tahanan, hambatan atau resistansi.
Dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus, dan
pembagi tegangan.
a) Fixed resistor
Merupakan resistor yang mempunyai nilai tetap. Ciri fisik dari resistor
ini adalah bahan pembuat resistor terdapat ditengah-tengah dan pada
pinggirnya terdapat 2 conducting metal, biasanya kemasan seperti ini disebut
dengan axial. Ukuran fisik fixed resistor bermacam-macam, tergantung pada
daya resistor yang dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 Watt
pasti mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
fixed resistor yang mempunyai daya ¼ Watt.
Contoh gambar resistor :
35
Gambar 2.32 Fixed Resistor
Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIP (
single in line ) biasa disebut juga dengan R-Pack. Didalam kemasan ini
terdapat lebih dari 1 resistor yang biasanya disusun parallel dan mempunyai
pusat yang dinamakan common. Untuk contoh dapat dilihat pada gambar
berikut :
Berikut ini akan dijelaskan sedikit tentang penggunaan resistor
berdasarkan tipe atau jenisnya :
Precision Wirewound Resistor
Merupakan tipe resistor yang mempunyai tingkat keakuratan sangat
tinggi sampai 0.005% dan TCR (Temperature Coefisient of Resistance)
sangat rendah. Sehingga sangat cocok digunakan untuk aplikasi DC yang
membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi. Tetapi jangan menggunakan
jenis ini untuk aplikasi rf ( radio frequency) sebab mempunyai Q resonant
frequency yang rendah.
36
Gambar 2.34 Power Wirewound Resistor
Fuse Resistor
Komponen ini selain berfungsi sebagai resistor, juga berfungsi sebagai
sekering. Resistor ini didsesain sedemikian rupa sehingga bila ada arus
yang sangat besar melaluinya maka hambatannya menjadi tidak terhingga.
Pada kondisi normal suhu dari resistor ini akan panas ketika ada arus yang
melaluinya.
Contoh dari fuse resistor :
Carbon Composition
Resistor ini memiliki koefisien temperature dengan batas 1000 ppm/◦C
terhadap nilai hambatannya, dimana nilai hambatannya akan turun ketika
suhunya naik.
Selain itu resistor juga memiliki koefisien tegangan, dimana nilai
hambatannya akan berubah ketika diberi tegangan. Semakin besar
tegangan maka semakin besar perubahannya. Voltage rating dari resistor
carbon composition ditentukan berdasarkan ukuran fisik, nilai, dan
dayanya.
37
dengan wirewound dan lebih bagus lagi dibandingkan dengan carbon
composition. Dimana wirewound akan menjadi suatu induktansi ketika
frekuensinya rendah dan akan menjadi kapasitansi apabila frekuensinya
tinggi. Dan untuk carbon composition hanya menjadi kapasitansi apabila
dilalui frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.
Gambar carbon film resistor :
Foil Resistor
Resistor ini mempunyai karakteristik yang sama dengan jenis metal
film. Kelebihan utama dibandingkan dengan metal film adalah tingkat
kestabilannya yang lebih tinggi, TCR paling kecil, dan frekuensi respon
tinggi. Selain kelebihan terdapat pula kelemahan yaitu nilai maksimum dari
resistor ini lebih kecil dari nilai resistor metal film. Resistor ini biasanya
dipakai didalam stain gauge, nilai strain dapat diukur berdasarkan
perubahan nilai resistansinya. Ketika digunakan sebagai strain gauge, foil-
nya dipasang disuatu substrate fleksibel sehingga dapat dipasang didaerah
tempat pengukuran strain dilakukan.
Power Film Resistor
Material yang digunakan untuk membuat resistor ini sama dengan jenis
metal film. Tetapi karakteristik dayanya lebih tinggi. Power film resistor
38
mempuyai nilai yang lebih tinggi dan respon frekuensinya yang lebih baik
dibandingkan power wirewould resistor. Resistor ini banyak digunakan
untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang baik,
daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewould
resistor. Biasanya komponen ini memiliki toleransi yang cukup besar.
b) Variable resistor
Untuk kelas resistor yang keduaini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama
dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan
mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll.
Sedangkan yang kedua adalah semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya
hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semi-fixed
resistor adlah tegangan referensi yang digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll.
Ada beberapa model pengaturan nilai variable resistor, yang sering digunakan
adalah dengan cara memutar. Pengubahan nilai dengan cara memutar biasanya
terbatas sampai 300 derajat putaran. Ada beberapa model variable resistor yang
harus diputar berkali-kali untuk mendapatkan semua nilai resistor. Model ini
dinamakan “Potentiometers” atau “Trimmer Potentiometers”.
Pada gambar diatas, terdapat contoh salah satu bentuk CDS Photocell. CDS ini
mempunyai diameter 8 mm, tinggi 4 mm, dengan bentuk silinder. Pada kondisi
39
ruangan yang terang nilai hambatannya adalah 200 Ω, sedangkan saat kondisi
ruangan gelap maka nilai hambatannya 2 MΩ.
40
d) Termistor ( Thermally Sensitive Resistor )
Resistor ini nilai hambatannya berubah berdasarkan temperature dan biasanya
digunakan untuk sensor suhu. Ada tiga tipe termistor antara lain :
NTC (Negative Temperature Coefisient Thermistor)
Pada saat suhu disekitarnya naiknilai hambatannya menurun.
PTC (Positive Temperature Coefisient Thermistor)
Pada saat suhu disekitarnya naik nilai hambatannya naik.
CTR (Critical Temperature resistor)
Nilai hambatannya akan menurun dengan cepat ketika suhu
disekitarnya naik diatas suhu yang spesific point.
2.4 TRANSISTOR
41
Transistor merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor
yang merupakan jenis bahan yang tidak sepenuhnya konduktor atau isolator, namun
memiliki sifat keduanya, dan memegang peranan penting dalam suatu rangkaian
elektronika. Pada umumnya transistor digunakan sebagai penguat ( amplifier) dan
transistor juga dapat berfungsi sebagai sakelar. Komponen ini boleh dikata termasuk
komponen yang susunannya sederhana bila dibandingkan dengan Integrated Circuit.
Transistor berasal dari kata transfer resistor. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip
kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus.
Menurut dari prinsip kerjanya transistor dibagi menjadi dua jenis yaitu; Transistor
Bipolar (dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor).
1. BJT
NPN PNP
2. FET
42
P-Channel N-Channel
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode.
Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat
FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam
depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam
enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate
dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-
channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe
enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
Suatu arus listrik yang kecil pada basis akan menimbulkan arus yang jauh yang
lebih besar diantara kolektor dan emitornya, maka dari itu transistor digunakan untuk
memperkuat arus.
43
Gambar 2.46 rangkaian Transistor
Terdapat dua jenis transistor ialah jenis NPN dan PNP. Pada transistor jenis NPN
tegangan basis dan kolektornya positif terhadap emitor, sedangkan pada transistor
PNP tegangan basis dankolektornya negatif terhadap tegangan emitor.
2.5 Induktor
44
Gambar 2 47 Induktor
λ = LI
v= =L
Dari karakteristik v-I, dapat diturunkan sifat penyimpan energy pada inductor
Merupakan energy yang disimpan pada inductor L dalam bentuk medan magnet.
Jika inductor dipasang arus konstan / DC, maka tegangan sama dengan nol.
Sehingga inductor bertindak sebagai rangkaian hubungan singkat (short circuit).
Tetapi bagi arus AC inductor bersifat menghambat.
45
Kita dapat mendifinisikan rangkaian terintegrasi (integrated circuit - IC) sebagai
“komponen atau elemen mandiri di atas permukaan yang kontinu membentuk
rangkaian yang terpadu”. Komponen atau elemen tersebut dapat berupa diode,
transistor, resistor, kapasitor dan lain-lainya terdifinisi di atas wafer silikon atau
bahan semikonduktor yang lain. Setelah melalui proses pabrikasi yang kompleks
akhirnya IC digunakan dalam rangkaian dalam bentuk yang terbungkus rapi dan
mudah untuk digunakan.
46
Bentuk lain adalah IC hybrid dimana komponen-komponen dibuat di atas
substrat keramik, dihubungkan satu-dengan lainnya dengan kawat halus membentuk
rangkaian.
Kapasitansi : merupakan ukuran energi yang tersimpan dalam medan listrik yang
mengelilingi muatan konduktor. Kapasitor diskrit terbuat dari dua
keping konduktor yang dipisahkan oleh bahan isolator. Pada
elektronika-mikro kapasitor dibuat pada permukaan kristal
semikonduktor dilapisi isolator tipis kemudian di atasnya dibuat lapisan
logam.
Induktansi : merupakan ukuran energi yang disimpan dalam medan magnet yang
dikontrol oleh arus listrik. Induktor diskrit dibuat dari kumparan kawat
dan di dalamnya kadang-kadang diisi dengan bahan feromagnetik.
Belum ada induktor yang baik pada elektronika-mikro.
2.6 Transformator
48
hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh
perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.
2.6.4 Efisiensi
Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus
49
Karena adanya kerugian pada transformato, maka efisiensi transformator
tidak dapat mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi
bisa mencapai 98%.
50
2.6.5 Jenis-jenis transformator
2.6.5.1 Step-Up
51
2.6.5.4 Autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang berubah-ubah.
52
BAB 3
PEMROSESAN SINYAL
Dalam dunia elektronika, dikenal dua macam sinyal yaitu sinyal analog dan
sinyal digital. Secara umum, sinyal didefinisikan sebagai suatu besaran fisis yang
merupakan fungsi waktu, ruangan atau beberapa variabel.
Sinyal adalah awalnya dalam bentuk analog tegangan atau arus listrik,
misalnya yang dihasilkan oleh mikrofon atau beberapa jenis transduser. Dalam
beberapa situasi, seperti output dari sistem pembacaan CD (compact disc) player,
data yang sudah dalam bentuk digital. Sinyal analog harus dikonversi ke dalam
bentuk digital sebelum teknik DSP (Digital Signal Processing) dapat
diterapkan.Tegangan listrik analog sinyal, misalnya, dapat didigitalkan menggunakan
sirkuit elektronik yang disebut analog-ke-digital converter atau ADC (Analog Digital
Converter). Ini menghasilkan keluaran digital sebagai aliran bilangan biner nilai-nilai
yang mewakili tegangan listrik ke perangkat input pada setiap sampling instan.
Sinyal umumnya harus diproses dalam berbagai cara. Sebagai contoh, sinyal
output dari sebuah transduser mungkin terkontaminasi dengan listrik yang tidak
diinginkan “noise”. Elektroda menempel pada dada pasien ketika EKG diambil
mengukur perubahan tegangan listrik kecil karena aktivitas jantung dan otot-otot
lain. Sinyal sering sangat dipengaruhi oleh “induk pickup” karena gangguan listrik
dari suplai utama. Pengolahan sinyal menggunakan rangkaian penyaring dapat
menghapus atau setidaknya mengurangi bagian yang tidak diinginkan dari sinyal.
Semakin dewasa ini, yang menyaring sinyal untuk meningkatkan kualitas sinyal atau
untuk mengekstrak informasi penting yang dilakukan oleh DSP teknik bukan oleh
analog elektronik.
Pada sinyal kontinyu, variable independent (yang berdiri sendiri) terjadi terus-
menerus dan kemudian sinyal dinyatakan sebagai sebuah kesatuan nilai dari variable
53
independent. Sebaliknya, sinyal diskrit hanya menyatakan waktu diskrit dan
mengakibatkan variabel independent hanya merupakan himpunan nilai diskrit.
Unjuk kerja dari suatu ADC bergantung pada beberapa parameter, parameter
utama yang menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut :
Resolusi dari quantiser, misal 8 bit akan mengubah menjadi 256 tingkatan
nilai.
54
Untuk mengurangi kesalahan cuplik maka lazimnya digunakan filter anti-
aliasing sebelum dilakukan proses pencuplikan. Filter ini digunakan untuk
meyakinkan bahwa komponen sinyal yang dicuplik adalah benar-benar yang kurang
dari batas tersebut. Sebagai ilustrasi, proses pencuplikan suatu sinyal digambarkan
pada gambar berikut ini.
Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi
kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah
terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi
transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang
relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang
mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas
55
pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai
untuk sebuah bit adalah 2 buah (2^1). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah
sebanyak 4 (2^2), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan
nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2^n buah.
System digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada
dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu system
digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat
mempengaruhi nilai akurasi system digital.
Signal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat
ditemukan pada teknologi analog yaitu :
56
Gambar 3.2.5 Bentuk sinyal pada proses konversi sinyal Analog ke Digital
Saat ini pengolahan sinyal banyak dilakukan secara digital, karena kelebihannya
antara lain :
1. Kualitas suara lebih jernih, selain lebih jelas signal digital memiliki sedikit
kesalahan
2. Kecepatan lebih tinggi
5. lebih kebal terhadap noise karena bekerja pada level ‘0′ dan ‘1′.
Sinyal digital inilah yang bisa dibaca oleh perangkat digital kita
(mikrokontroler,komputer). Agar sinyal analog dapat diolah oleh komputer, maka
harus dirubah dulu menjadi sinyal digital.
3.2.2 Pemrosesan sinyal digital
57
gambar digital, pemrosesan sinyal untuk komunikasi, biomedis pemrosesan sinyal,
pengolahan data seismik, dll
Karena tujuan DSP biasanya untuk mengukur atau menyaring dunia real yang
kontinu, sinyal analog, langkah pertama biasanya untuk mengubah sinyal dari
analog ke bentuk digital, dengan menggunakan analog-ke-digital converter (ADC).
Sering kali, sinyal keluaran yang diperlukan adalah sinyal keluaran analog lain, yang
memerlukan digital-to-analog converter (DAC). Bahkan jika proses ini lebih kompleks
daripada analog pengolahan dan memiliki rentang nilai diskrit, stabilitas pemrosesan
sinyal digital berkat deteksi dan koreksi kesalahan dan menjadi lebih rentan
terhadap kebisingan menjadikannya menguntungkan atas pemrosesan sinyal analog
bagi banyak orang, walaupun tidak semua, aplikasi.
DSP algoritma telah lama dijalankan pada komputer standar, pada prosesor
khusus yang disebut prosesor sinyal digital, atau tujuan-dibangun pada perangkat
keras seperti aplikasi-spesifik sirkuit terpadu (Asics). ini ada tambahan teknologi
yang digunakan untuk pemrosesan sinyal digital termasuk lebih kuat tujuan umum
mikroprosesor, lapangan gerbang programmable array (FPGAs), sinyal digital
controller (sebagian besar untuk aplikasi industri, seperti kontrol motor), dan stream
prosesor.
3.2.3 KELEBIHAN PEMROSESAN SINYAL DIGITAL
Masalah ketelitian atau akurasi juga memainkan peranan yang penting dalam
menentukan bentuk dari pengolah sinyal. Pemrosesan sinyal digital menawarkan
pengendalian akurasi yang lebih baik. Faktor toleransi yang terdapat pada
komponen-komponen rangkaian analog menimbulkan kesulitan bagi perancang
dalam melakukan pengendalian akurasi pada sistem pemrosesan sinyal analog. Di
lain pihak, sistem digital menawarkan pengendalian akurasi yang lebih baik.
Beberapa persyaratan yang dibutuhkan, antara lain penentuan akurasi pada
konverter A/D (analog ke digital) serta pengolah sinyal digital, dalam bentuk panjang
word (word length), floating-point versus fixed-point arithmetic dan faktor-faktor
lain.
Sinyal-sinyal digital dapat disimpan pada media magnetik (berupa tape atau
disk) tanpa mengalami pelemahan atau distorsi data sinyal yang bersangkutan.
Dengan demikian sinyal tersebut dapat dipindah pindahkan serta diproses secara
offline di laboratorium. Metode-metode pemrosesan sinyal digital juga membolehkan
implementasi algoritma-algoritma pemrosesan sinyal yang lebih canggih. Umumnya
sinyal dalam bentuk analog sulit untuk diproses secara matematik dengan akurasi
yang tinggi.
58
Implementasi digital sistem pemrosesan sinyal lebih murah dibandingkan
secara analog. Hal ini disebabkan karena perangkat keras digital lebih murah, atau
mungkin karena implementasi digital memiliki fleksibilitas untuk dimodifikasi.
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang
kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang.
Sinyal analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk
gelombang kontinu (continous varying). Dua parameter/karakteristik terpenting yang
dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya
dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar
untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa
berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan
sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan
transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh
oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang
sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu:
Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Salah satu contoh sinyal analog yang paling mudah adalah suara. Contoh
Sinyal Analog yang lainnyklll seperti : Sinyal Elektrik yang dihasilkan oleh peralatan
elektrik non-digital sinyal suara pada radio konvensional, sinyal gambar (foto) pada
kamera konvensional, sinyal video pada televisi konvensional:
Gambar 3.3.1 Proses Sinyal Suara yang diubah Menjadi Sinyal Digital
Penjelasan:
1. Suara manusia berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara
kontinyu terhadap waktu ( sinyal akustik ) yang ditangkap oleh mikrofon (Mic)
59
diubah kedalam bentuk sinyal listrik, karena fungsi dari mikrofon sendiri
merupakan transduser dari sinyal akustik menjadi sinyal listrik.
2. Suara yang telah dirubah menjadi sinyal listrik dari mikrofon selanjutnya
diproses dengan mengubah ampilitudo gelombang suara/bunyi kedalam
waktu interval tertentu (sampling) sehingga menghasilkan representasi digital
dari suara, yang dikenal dengan proses Analog To Digital Conversion (ADC).
3.4 Matlab
PID Controller
PID Controller merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan.
Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain
seperti Fuzzy dan Robust. Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang
semakin baik Tulisan ini dibatasi pada sistem dengan Unity Feedback System, yang
gambarnya sebagai berikut
C Plant
o
+ n
t
r
o
l
l
e
r
Gambar 3.4.1 Blok diagram untuk Unity Feedback System
K D s 2 K P s K I
H ( s) 3 (1)
s K D s 2 K P s K I
PID Controller sebenarnya terdiri dari 3 jenis cara pengaturan yang saling
dikombinasikan, yaitu P (Proportional) Controller, D (Derivative) Controller, dan I
(Integral) Controller. Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus diset
60
untuk dapat beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis,
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Dahulu untuk melihat respon suatu sistem dengan berbagai macam kombinasi
sinyal input dan aksi pengontrolan merupakan hal yang sulit dan membosankan.
Adapun prosedur yang harus dilalui adalah sebagai berikut [2]:
61
perancang ingin mengamati respon sistem terhadap sinyal input yang lain, maka
proses-proses tersebut sebagian besar akan diulang kembali. Hal ini bertambah
kompleks jika perubahan yang dilakukan tidak terbatas pada sinyal input, tetapi juga
pada jenis aksi pengontrolannya.
Sebagai contoh, suatu sistem kontrol memiliki transfer function sebagai berikut :
1
H (s) (2)
s 10 s 20
2
62
Langkah kedua yang perlu dilakukan adalah memilih jenis input yang akan
dimasukkan ke dalam sistem. Input ini bisa berupa step, pulse, ramp, sinus, dan
sebagainya. Sebagai dasar analisa akan diperlunakan fungsi step. Sedang
penggunaan jenis input yang lain akan dibicarakan pada bagian akhir tulisan ini.
Fungsi dasar yang akan sering dipergunakan adalah step, dengan syntax :
step(num,den,t) untuk s-domain atau step(A,B,C,D) untuk state space. Fungsi ini
menghasilkan gambar respon sistem bila diberi input unit step dalam t-domain.
num = [1];
den = [1 10 20];
step(num,den)
Respon sistem terbuka (open loop response) dapat dilihat pada gambar di bawah ini
:
Propotional Controller
63
KP
H ( s) (3)
s 10s (20 K P )
2
Kp = 300;
num = [Kp];
den = [1 10 20+Kp];
t = 0 : 0.01 : 2;
Proportional-Derivative Controller
KDs KP
H (s) (4)
s (10 K D ) s (20 K P )
2
64
Kp = 300;
Kd = 10;
t = 0 : 0.01 : 2;
step(num,den)
Proportional-Integral Controller
KPs KI
H ( s) (5)
s 10s (20 K P ) s K I
3 2
Kp = 300;
65
Ki = 70;
t = 0 : 0.01 : 2;
step(num,den)
P dan I Controller memiliki karakteristik yang sama dalam hal rise time dan
overshoot. Oleh karena itu, nilai Kp harus dikurangi untuk menghindari overshoot
yang berlebihan. Nilai Ki diambil lebih besar dari Kp, karena diinginkan untuk
meniadakan steady state error. Jika Kp > Ki, maka steady state errornya tidak dapat
dihilangkan.
Dari gambar di atas terlihat bahwa rise time sistem menurun, dengan
overshoot yang kecil, serta steady state errornya dapat dihilangkan.
Proportional-Integral-Derivative Controller
Bagian akhir dari simulasi ini adalah PID Controller, yang memiliki transfer function
untuk sistem di atas adalah :
KDs2 KPs KI
(6)
s 3 (10 K D ) s 2 (20 K P ) s K I
Kp = 350;
Ki = 300;
66
Kd = 50;
t = 0 : 0.01 : 2;
step(num,den)
Dari gambar di atas terlihat bahwa kriteria sistem yang diinginkan sudah
terpenuhi, yaitu tidak memiliki overshoot, rise time yang cepat, dan tidak memiliki
steady state error.
Nilai-nilai konstanta yang terdapat pada tulisan ini diperoleh dari percobaan
(trial and error). Sehingga perancang yang berbeda akan mendapatkan nilai yang
berlainan untuk memenuhi kriteria di atas. Hal itu terjadi karena perubahan pada
salah satu konstanta akan berpengaruh pada konstanta yang lain. Artinya tidak akan
didapatkan hasil sesuai dengan tabel 1. Tabel tersebut hanya dipergunakan sebagai
pedoman.
Berikut ini beberapa tips yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan respon yang
diinginkan :
67
Dalam mengimplementasikan sistem kontrol, sebenarnya tidak perlu
menggunakan PID Controller. Jika sistem sudah memberikan responyang cukup baik
hanya dengan PI Controller, maka tidak perlu menambahkan D Controller ke
dalamnya. Sehingga sistem menjadi lebih sederhana (kombinasi yang main banyak
membuat sistem menjadi makin kompleks)
Analisa pada contoh di atas, dilakukan dengan input unit step. Apabila
diinginkan analisa dengan input yang berbeda, maka harus dilakukan modifikasi
transfer function.
3.5 Filter
Filter analog dirancang untuk memproses sinyal analog, sedang filter digital
memproses sinyal analog dengan menggunakan teknik digital. Filter tergantung dari
tipe elemn yang digunakan pada rangkaiannya, filterakan dibedakan pada filter aktif
dan filter pasif. Elemen pasif adalah tahanan, kapasitor dan induktor. Filter aktif
dilengkapi dengan transistor atau op-amp selain tahanan dan kapasitor. Tipe elemen
ditentukan oleh pengoperasian range frekuensi kerja rangkaian . Misal RC filter
umumnya digunakan untuk audio atau operasi frekuensi rendah dan filter LC atau
kristal lebih sering digunakan pada frekuensi tinggi.
Pertama tama pada bagian ini menganalisa dan merancang filter analog aktif RC
menggunakan op-amp. Pada frekunsi audio, induktor tidak sering digunakan
karenabadannya besar dan mahal serta menyerab banyak daya. Induktor juga
menghasilkan medan magnit.
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :
1. Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih
memberikan penguatan dan sinyal input tidak sekaku seperti pada filter pasif.
Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur.
2. Tidak ada masalah beban, karena tahanan inputtinggi dan tahanan output
rendah. Filter aktif tidak membebani sumber input. ROM
68
3. Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif, karena
pemilihan variasai dari op-amp yang murah dan tanpa induktor yang biasanya
harganya mahal.
Filter aktif sangat handal digunakan pada komunikasi dan sinyal prosesing,
tapi juga sangat baik dan sering digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio,
televisi, telepon ,radar, satelit ruang angkasa dan peralatan biomedik.Umumnya
filter aktif digolongkan menjadi :
1. Low Pass Filter (LPF)
2. High Pass Filter (HPF)
3. Band Pass Filter (BPF)
4. Band Reject Filter (BPF)
5. All Pass Filter (APF)
Pada masing masing filter aktif menggunakan op-amp sebagai elemen
aktifnya dan tahanan,
kapasitor sebagai elemen pasifnya. Biasanya dan pada umumnya IC 741 ckup baik
untuk rangkaian filterv aktif, namun op-amp dengan high speed seperti LM301,
LM318 dan lain lainnya dapat juga digunakan pada rangkaian filter aktif untuk
mendapatkan slew rate yang cepat dan penguatan serta bandwidth bidang kerja
lebih baik.Gambar output dari filter aktif seperti tampak pada gambar berikut ini,
sebagai karakteristik responsi frekuensi dari 5 filter aktif. Responsi idealnya
ditunjukkan dengan garis terputus putus. Low Pass Filter mempunyai penguatan
tetap dari 0 Hz sampai menjelang frekuensi cut off fH. Pada fH penguatan akan
turun dengan – 3dB, artinya frekuensi dari 0 Hz sampai fH dinamakan pass band
frekuensi dengan batas 0,707 tegangan output. Sedang frekuensi yang diredam
dibawah –3dB atau 0,707 Vo dinamakan stop band frekuensi. Perubahan naik
turunnya grafik karakteristik tersebut tergantung dari kualitas komponen selain
bentuk rangkaiannya.
Pada gambar b terlihat karakteristik dari high pass filter, artinya adalah
frekuensi yang rendah
diredam sampai pada frekuensi cut on yang dianggap sebagai batas frekuensi
rendahnya sehingga diberi nama fL. Batasan stop band adalah 0 < f <fL dan untuk
pass bandnya adalah f > fL. Untuk menghasilkan bad pass filter dan band reject
filter adalah kombinasi antara LPF dan HPF. Bila HPF dirangkai serie dengan LPF
maka akan mendapatkan BPF (Band Pass Filter). Sedangkan kombinasi paralel
antara LPF dan HPF akan mendapatkan BRF (Band Reject Filter). Gambar rangkaian
bisa dilihat dibagian BPF dan BRF untuk pembahasan lebih lanjut. Gambar ,,,
menerangkan output fasa geser yang dihasilkan oleh All Pass Filter (APF). Pada
rangkaian ini sebenarnya bukan termasuk filter tapi juga bisa digolongkan kefilter
aktif.
3.5.1 Low Pass Filter (LPF)
Low pass filter yang dibahas disini adalah model butterworth dan beberapa
model lainnya
antara lain adalah model buffer model inveting. Seperti tampak pada gambar ini
adalah gambar Low Pass Filter Butterworth dengan perhitungan sebagai berikut :
69
dimana :
didapat :
Jadi persamaannya :
Dimana :
70
Gambar 3.5.1 Rangkaian Low Pass Filter 20 dB
2. Pada f = fH , F
3. Pada f > fH ,
71
Jadi Low Pass Filter akan konstans darin input 0 Hz sampai cut off frequensi
tinggi H f . Pada H f penguatannya menjadi 0.707 AF dan setelah melewati H f maka
akan menurun sampai konstan dengan seiring penambahan frekuensi. Frekuensi
naik 1 decade maka penguatan tegangan dibagi 10. Dengan kata lain, penguatan
turun 20 dB (=20 log 10) setiap kenaikan frekuensi dikali 10. Jadi rate dari
penguatan berulang turun 20dB/decade setelah H f terlampuai Saat in f = H f ,
dikatakan frekuensi cut off yang saat itu turun 3dB (=20 log 0.707) dari 0 Hz.
Persamaan lain menyatakan untuk frekuensi cut off terjadi –3 dB, break frekuensi,
ujung frekuensi.
Contoh soal :
Rancanglah LPF dengan cut off 1KHz dan penguatan passband = 2
Penyelesaian :
Langkah :
1. H f = 1 KHz
2. Misal C = 0.01 m F
3. Maka R = 1/(2p )(103)(10-8)= 15.9 K(menggunakan potensio 20K)
4. Karena Av= 2, maka R1 dan RF harus sama, maka R1 = RF = 10K
5. Gambar rangkaian adalah sebagai berikut :
72
Gambar 3.5.3 Rangkaian LPF hasil perhitungan
Contoh soal :
Rancanglah LPF dengan order kedua (-40dB) dengan H f = 1 KHz. Gambarkan
rangkaiannya
Penyelesaian :
Langkah langkah :
1. H f = 1 KHz
2. Misal C2 = C3 = 0.0047 mF
3. , digunakan 33KHz
4. Menurut responsi teori Butterworth , bahwa AF = 1,586 untuk order kedua, maka
nilai RF dan
Ri adalah : Misal RI = 27 K, maka
73
sehingga RF menjadi RF = (0.586)(27K) = 33.86 K
RF dipasang potensiometer sebesar 20K.
5. Rangkaian LPF yang dimaksud adalah
Dimana,
74
Gambar 3.5.6 Rangkaian High Pass Filter –20 dB
75
Gambar 3.5.8 High Pass Filter order kedua (-40dB)
Untuk mendapatkan order dalam filter yang lebih tinggi didapat dari serie dari
order satu dengan
order dua yang menghasilkan order ketiga. Sedangkan order dua diserie dengan
order dua, maka
menghasilkan filter dengan order keempat.
Sedangkan
76
Gambar 3.5.9 Rangkaian BPF bidang lebar
Nilai penguatan tegangan absolutnya adalah :
77
Gambar 3.5.10 Rangkaian Band Pass Filter Bidang Sempit
dan
Ada keuntungan rangkaian ini adalah bila ingin mengganti frekuensi centernya C f ,
maka tinggal mengganti nilai R2 saja. Nilai yang baru adalah '
78
3.5.6 Band Reject Filter
Rangkaian Band Reject Filter ada 2 macam yaitu
BRF bidang lebar
BRF bidang sempit
79
Gambar 3.5.12 Responsi output Band Reject Filter Bidang Lebar
Rumus rumus untuk LPF dan HPF serta rangkaian penjumlah berlaku untuk
menentukan nilai nilai komponen atau elemen pasif yang digunakan untuk rangkaian
band reject filterbidang lebar ini.
80
Gambar 3.5.14 Rangkaian All Pass Filter
Perhitungan rumusnya:
Dengan menyamakan R RF 1 tegangan outputnya diperoleh dari teori
superposisi seperti :
atau
dimana f adalah frekuensi input
Sudut fasanya adalah
3.6 Op – Amp
3.6.1 Inverting
Inverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada
tanda minus
pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih kecil nilai
besaran dari 1,
misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif. Rumus nya :
81
Gambar 3.6.1 Rangkaian inverting Amplifier
3.6.2 Non-Inverting
Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya
perbedaannya
adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting.
Rumusnya seperti berikut :
Hasil tegangan output noninverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif.
Rangkaian nya adalah seperti pada gambar berikut ini :
3.6.3 Buffer
82
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil
outputnya. Dalam
hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1.
Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini
83
Gambar 3.6.4 Rangkaian penjumlah dengan hasil negatif
84
Gambar 3.6.5 Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp
b. Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu
opamp, yaitu salah satu input dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke
rangkaian pengurang, seperti gambar dibawah ini. Perhitungan rumus yang
terjadi pada titik Vz adalah :
85
Gambar 3.6.6 Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp.
c. Rangkaian pengurang dengan 3 op-amp sangat lah beda dengan yang
lainnya. Ada 3macam proses yang terjadi disini seperti pada gambar dibawah
ini.
86
Gambar 3.6.7 Rangkaian pengurang dengan 3 op-amp.
87
Gambar 3.6.9 Rangkaian pengurang 3 op-amp dengan buffer
88
2. Sedangkan untuk komparator dengan 2 op-amp ada 3 macam variasi seperti
gambar berikut:
89
Gambar 3.6.12 Rangkaian komparator 2 op amp dengan output negatif
90
Gambar 3.6.13 Rangkaian komparator 2 op-amp dengan output campuran
3.6.8 Differensiator.
Rangkaian differensiator adalah rangkaian aplikasi dari rumusan matematika
yang dapat
dimainkan (dipengaruhi) dari kerja kapasitor. Rangkaian nya seperti pada gambar
2.25 dengan rangkaian sederhana dari differensiator. Untuk mendapatkan rumus
differensiator, urutannya adalah sebagai bagai berikut : C B F i i i dan
selama nilai 0 B i maka C F i i selisih dari inverting input dan noninverting
91
input (v1 dan v2) adalah nol dan penguatan tegangannya sangat besar, maka
didapat persamaan pengisian kapasitor sebagai berikut :
Bila sinyal input melebihi frekuensi fa maka hasil output akan sama dengan
hasil input, alias fungsi rangkaian tersebut tidak lagi differensiator lagi tapi sebagai
pelewat biasa. Sedangkan untuk gambar 3.6.15 biasanya digunakan untuk rangkaian
aplikasi yang di integrasikan dengan rangkaian lain. Syarat perhitungan nilai nilai R1,
C1, RF, CF adalah sesuai dengan syarat sebagai berikut :
fa<fb
sehingga frekuensi input dilewatkan terlebih dahulu ke R1, C1 , RF, kemudian lewat
keR1, C1 , CF bila frekuensinya melebihi fa.
92
Gambar 3.6.16 Rangkaian praktis (aplikasi) differensial op-amp
Contoh perhitungan rangkaian differensial Differensiator op-amp dari rangkaian
seperti gambar 2.25 dengan nilai C 1mF 1 dan R KF 1 . Sumber
tegangan 15Volt > Awal sinyal adalah 0 Volt. Tentukan tegangan output :
a. Vin = 1 Volt (sinyal dc) saat 10 detik.
b. Vin = 20 Volt (sinyal dc) saat 1 detik saat
Jawab:
93
Gambar 3.6.17 Output dari rangkaian differensiator Op-amp dengan input
sinyal dc
Gambar sinyal output untuk differensiator op-amp dari sinyal sinus dan segi empat
adalah seperti pada gambar 2.28.
Penyelesaian :
a. Karena input berkisar 10 sampai 1 KHz, maka di ambil frekuensi tertingginya. Jadi
fa = 1 KHz
dan rumusnya :
dan ditentukan
94
Bila fb = 20 fa , maka fb = 20 KHz , maka nilai
(disesuaikan nilai
tahanan yang ada).
Selama nilai R1.C1 = RF.CF ,maka nilai CF adalah :
3.6.9 Integrator
Rangkaian integrator op-amp ini juga berasal dari rangkaian inverting dengan
tahanan
umpan baliknya diganti dengan kapasitor. Proses perhitungannya sebagai berikut:
B F i I i 1 , B I diabaikan karena sangat kecil nilainya sehingga : F i i 1 .
Batas frekuensi yang dilalui oleh capasitor dalam rangkaian integrator adalah
95
Biasanya rangkaian untuk aplikasi ada penambahan tahanan yang diparalel
dengan kapasitor dengan dimana RF. Seperti pada gambar 2.29 rangkaian integrator
yang belum di tambah tahanan yang diparalel dengan kapasitor. Nilai ROM adalah
antara nol sampai dengan R1.
Perhitungan nilai untuk RF berkaitan dengan komponen lainnya yaitu fa< fb dimana
rumus fa adalah :
96
Gambar 3.6.20 Rangkaian integrator op-amp untuk aplikasi (praktis)
3.7 Konverter
Sistem tenaga konversi yang dapat diklasifikasikan menurut jenis daya input dan
output
AC ke DC ( penyearah )
DC ke AC ( inverter )
DC ke DC ( DC ke DC converter )
AC ke AC ( AC ke AC converter )
97
Sinyal telepon/ suara adalah sinyal yang berbentuk analog dan metode
multipleksing pertama kali adalah dengan melakukan pemisahan frekuensi (FDM),
yakni dengan melakukan modulasi pada sinyal-sinyal informasi dengan frekuensi
yang berbeda. Selanjutnya dilakukan penggabungan dan ditransmisikan.
Metode SAR memiliki kelebihan dari teknik lain, yakni waktu konversi yang
tetap, yakni sesuai dengan jumlah bit yang diinginkan. Biasanya untuk sistem
komunikasi telepon digunakan 8 bit, sehingga waktu konversi adalah 8 kali sinyal
clock.
Ada dua jenis komparator tegangan, yaitu komparator tegangan sederhana, dan
komparator tegangan dengan histerisis.
98
tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp
adalah sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan
menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan
menjadi + Vsupply.
Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk
komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM339 yang banyak di
pasaran.
99
reset"), D ("data" atau "penundaan" ), T ("toggle "), dan JK (“Master-Slave”) adalah
jenis yang umum, semua yang dapat dibuat dari (sebagian) jenis lainnya oleh
beberapa gerbang logika. Perilaku tipe tertentu dapat dijelaskan oleh apa yang
disebut persamaan karakteristik (tabel kebenaran).
Tabel Kebenaran
R S D CK Q
0 1 X X 0
1 0 X X 1
1 1 1 ↑ 1
1 1 0 ↑ 0
Flip-flop jenis lain adalah JK flip-flop atau yang biasa dikenal dengan Master-
Slave flip-flop. Untuk jelasnya dapat dilihat berikut ini :
INPUTS OUTPUTS
0 0 X X X 1 1
0 1 X X X 1 0
1 0 X X X 0 1
1 1 ↓ 0 0 0 Q'
1 1 ↓ 1 0 1 0
100
1 1 ↓ 0 1 0 1
1 1 ↓ 1 1 TOGLE
1 1 0 X X Q Q'
RingCounter
Ring counter seperti sebuah register geser, dimana nilai logik 1 bergeser secara
bergantian dari satu flip-flop ke flip=flop yang lain. Unpan balik nilai akhir
menjadikan kondisi awal terjadi lagi. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut
101
Gambar 3.7.7 Ring Counter
102
Gambar 3.7.9 Analog to Digital Converter Metode R/2R
MSB atau Most Significant Bit, adalah bit yang paling besar nilainya, yakni
setengah dari tegangan input maksimum. Sedangkan LSB atau Least Significant Bit
adalah bit yang nilainya terkecil atau setara dengan 1/255 dari nilai tegangan input
(28 = 256).
Seperti telah disinggung diatas, bahwa terdapat beberapa macam teknik ADC.
Teknik ADC yang paling sederhana yakni dengan metode counter. Sebuah sinyal
dimasukkan ke sebuah comparator selanjutnya counter akan mulai menghitung
maju. Bit-bit couter diumpankan ke subuah DAC dan keluaran DAC tadi akan
dikoparasi dengan sinyal input. Apabila keluaran komparator belum berubah,
maka sinyal clock terus bekerja.
Misalkan range Vin input adalah 0-5 Volt, maka nilai 1 bit (LSB) adalah 5/255 volt
= 0,019 Volt. Apabila nilai Vin 2 volt, maka jumlah clock = 2/0,019 = 102 pulsa
clock. Pada nilai puncak, maka jumlah clock adalah sebanyak 255 pulsa clock.
Menurut teorema nyquist, nilai pemodulasi minimum 2 kali frekuensi informasi.
Frekuensi maksimum sinyal suara adalah 4 kHz, sehinga frekuensi sampling
sebesar 2 x 4 kHz = 8 kHz. Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan konversi adalah 1/8000 = 125 μs. Frekuensi clock maksimum adalah
sebanyak 255 pada tegangan maksimum, sehingga frekuensi clock minimum
yang dibutuhkan adalah = 255 pulsa dalam 125 μs atau 2040 kHz.
Konfigurasi umum adalah sebagai berikut :
103
Gambar 3.7.11. Blok Diagram ADC dengan Teknik Counter
Teknik lain adalah dengan metode Ramp, dimana pada teknik ini
dimanfaatkan sifat dari kapasitor yang dapat mengisi dan mengosong. Dengan
frekuensi tertentu, maka kapasitor akan terus mengisi selama sinyal clock ada, dan
akan berhenti pada saat nilai komparator berubah.
Pada metode SAR, input DAC diumpankan MSB, atau setara dengan setengah dari
nilasi maksimum. Apabila nilai tersebut terlalu besar terhadap Vin atau komparator
berubah, maka MSB akan direset dan MSB kedua (2’nd MSB) akan diset atau setara
dengan ¼ nilai maksimum. Selanjutnya apabila nilai tersebut lebih kecil dari Vin,
maka MSB kedua dipertahankan, selanjutnya bit ketiga akan diset 1. Begitu
seterusnya hingga pada bit terakhir atau LSB.
Contoh, nilai Vin = 3 Volt, maka proses yang berjalan adalah sebagai berikut :
Secara sederhana, blok diagram ADC dengan teknik SAR adalah sebagai berikut:
Apabila data output diserikasn, maka bit rate dari hasil konversi analog ke
digital 8 bit dengan frekuensi sinyal input maksimum 4 kHz adalah sebesar 64 kbps.
Ketelitian sebuah konverter analog ke digital adalah 1 LSB. Apabila sinyal digital
dikonversi kedalam 8 bit, dan tegangan input masimum 5 Volt, maka faktor
kesalahan terbesar adalah sebesar 5/255 = 0,0196 volt.
Pada sinyal-sinyal input yang kecil, sinyal to noise ratio (SNR) akan lebih besar. Hal
ini biasanya diatasi dengan menggunakan penguat logaritmis. Sebuah algoritma A-
Law -adalah algoritma companding standar, digunakan di Eropa sistem komunikasi
digital untuk mengoptimalkan, yaitu, memodifikasi, rentang dinamis sebuah sinyal
104
analog untuk digitasi. Hal ini mirip dengan algoritma μ-hukum yang digunakan di
Amerika Utara dan Jepang.
Untuk masukan yang diberikan x, persamaan untuk encoding A-hukum adalah
sebagai berikut:
Dimana A adalah sebuah parameter kompresi. Di Eropa nilai A = 87.7; kadang nilai
87.6 juga digunakan.
Fungsi invers A-law diberikan pada persamaan berikut ini,
3.7.5 Rectifier
Penyearah adalah alat yang mengubah listrik arus bolak (AC), yang secara
periodik berbalik arah, untuk arus searah (DC), yang hanya satu arah, suatu proses
yang dikenal sebagai perbaikan. Rectifier memiliki banyak kegunaan termasuk
sebagai komponen pasokan listrik dan sebagai detektor dari radio sinyal. Rectifier
dapat dibuat dari solid state dioda , rectifier yang dikendalikan silikon , tabung
vakum dioda, busur katup merkuri , dan komponen lainnya.
105
3.7.5.2 Pelurusan Penuh
Sebuah penyearah gelombang penuh mengubah seluruh input bentuk
gelombang ke salah satu polaritas konstan (positif atau negatif) pada output.
Kendali-gelombang perbaikan mengkonversi kedua polaritas dari gelombang input
ke DC (arus searah), dan lebih efisien. Namun, dalam rangkaian dengan non- pusat
mengetuk transformator , empat dioda diperlukan bukan satu-gelombang yang
diperlukan untuk perbaikan setengah. (Lihat semikonduktor , dioda ). Empat dioda
diatur dengan cara ini adalah disebut jembatan diode atau penyearah jembatan.
106
Gambar 3.7.16 Sebuah penyearah tiga-fasa jembatan.
3.7.6 INVERTER
Inverter adalah sebuah alat yang mengubah listrik arus searah (DC) untuk
alternating current (AC), AC dapat dikonversi pada setiap tegangan yang diperlukan
dan frekuensi dengan penggunaan yang tepat transformer , switching, dan sirkuit
kontrol.
Ada dua tipe utama inverter. Output dari gelombang sinus inverter diubah
serupa dengan gelombang persegi output kecuali bahwa output pergi ke nol volt
untuk sementara waktu sebelum beralih positif atau negatif. Hal ini dan rendah
biaya sederhana (~ $ 0.10USD/Watt) dan kompatibel dengan perangkat elektronik
kebanyakan, kecuali untuk peralatan yang sensitif atau khusus, misalnya tertentu
printer laser . Sebuah gelombang sinus murni inverter menghasilkan gelombang
output sinus hampir sempurna (<3% distorsi harmonik total ) yang pada dasarnya
sama seperti tersedia jaringan listrik-utilitas. Jadi itu adalah kompatibel dengan
semua perangkat AC elektronik. Ini adalah tipe yang digunakan di grid-tie inverter.
Desain yang lebih kompleks, dan biaya 5 atau 10 kali lebih per satuan daya (~ $
0.50 sampai $ 1.00USD/Watt). The inverter listrik berdaya tinggi osilator elektronik .
Hal ini dinamakan demikian karena awal AC mekanik untuk konverter DC dibuat
untuk bekerja secara terbalik, dan dengan demikian adalah "terbalik", untuk
mengkonversi DC ke AC.
107
3.7.6.1 Aplikasi
Gambar 3.7.18
Inverter dirancang untuk memberikan 115 VAC dari sumber 12 VDC
disediakan di mobil. Unit ditampilkan menyediakan hingga 1,2 ampere arus bolak
balik, atau cukup untuk kekuatan dua bola lampu enam puluh watt.
Sebuah inverter mengubah listrik DC dari sumber seperti baterai , panel surya
, atau bahan bakar sel ke listrik AC. Listrik dapat setiap tegangan yang diperlukan,
secara khusus bisa mengoperasikan peralatan AC yang dirancang untuk operasi
induk, atau diperbaiki untuk menghasilkan DC pada setiap tegangan yang
diinginkan.
Inverter dasi Grid dapat memberi makan energi kembali ke jaringan distribusi
karena mereka menghasilkan arus bolak-balik dengan bentuk gelombang yang sama
dan frekuensi yang disediakan oleh sistem distribusi. Mereka juga dapat mematikan
secara otomatis dalam hal terjadi pemadaman .
Pemanasan Induksi
AC Inverter mengubah frekuensi daya utama rendah ke frekuensi yang lebih
tinggi untuk digunakan dalam pemanasan induksi . Untuk melakukan ini, listrik AC
pertama diperbaiki untuk memberikan daya DC. Inverter kemudian mengubah daya
DC menjadi arus listrik AC frekuensi tinggi.
108
inverter Sebuah menyediakan kekuatan dikendalikan. Dalam kebanyakan kasus,
drive frekuensi variabel termasuk penyearah sehingga daya DC untuk inverter dapat
diberikan dari listrik AC utama. Karena inverter merupakan komponen kunci,
frekuensi variabel-drive kadang-kadang disebut drive inverter atau hanya inverter.
Penyejuk udara
Sebuah AC bantalan tag inverter menggunakan frekuensi drive variabel untuk
mengontrol kecepatan motor dan dengan demikian kompresor.
Kasus umum
Sebuah transformator memungkinkan daya AC yang akan dikonversi ke
tegangan yang diinginkan, namun pada frekuensi yang sama. Inverter, rectifier plus
untuk DC, dapat dirancang untuk mengkonversi dari AC, tegangan atau DC, ke
tegangan lain, juga AC atau DC, pada setiap frekuensi yang dikehendaki. Daya
keluaran tidak pernah bisa melebihi daya input, tetapi efisiensi bisa tinggi, dengan
proporsi kecil dari daya hilang sebagai panas limbah.
109
Gambar 3.7.20 Gelombang Square dengan komponen gelombang sinus
fundamental, harmonik ke-3 dan 5 harmonik
3.7.6.2 Desain Dasar
Dalam satu rangkaian inverter sederhana, daya DC dihubungkan ke
transformator melalui keran tengah gulungan primer. Suatu saklar adalah cepat
diaktifkan bolak-balik untuk memungkinkan arus mengalir kembali ke sumber DC
berikut dua jalur alternatif melalui salah satu ujung gulungan primer dan kemudian
yang lain. Silih bergantinya arah arus pada gulungan primer dari transformator
menghasilkan arus bolak balik (AC) pada sirkuit sekunder.
110
Desain Advanced
Tabel 3.7.22
2 - - 2-tingkat ~ 45%
gelombang
persegi
111
4 3, 9, - 3-tingkat >
27, ... "Gelombang 23,8%
persegi
dimodifikasi"
3.7.7 AC / AC converter
Matrix Converters.
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. Untuk konversi AC-AC seperti hari ini
biasanya converter sistem dengan tegangan (Gbr. 2) atau saat ini (Gbr. 3) DC-link
dipekerjakan. Untuk link-tegangan DC, kopling listrik dapat diterapkan oleh jembatan
dioda. Untuk mencapai pengereman pengoperasian motor, sebuah resistor
pengereman harus ditempatkan dalam link-DC. Atau, sebuah jembatan thyristor
112
anti-paralel harus disediakan di sisi listrik untuk makan kembali energi ke listrik.
Kelemahan dari solusi ini adalah distorsi listrik yang relatif tinggi dan kebutuhan
daya reaktif yang tinggi (terutama selama operasi inverter).
Dalam rangka mencapai densitas daya yang lebih tinggi dan kehandalan,
adalah masuk akal untuk mempertimbangkan Converter Matrix yang mencapai tiga-
fasa AC / AC konversi tanpa ada unsur penyimpanan energi menengah. Langsung
Konvensional Matrix Converter (Gbr. 4) melakukan konversi tegangan dan arus
dalam satu panggung tunggal.
113
3.7.8 DC-to-DC converter
Sebuah DC-DC konverter-adalah sebuah sirkuit elektronik yang mengubah
sumber arus searah (DC) dari satu tegangan tingkat yang lain. Ini adalah kelas
konverter daya .
Penggunaan
Metode Konversi
Linear
regulator linier dapat hanya output pada tegangan yang lebih rendah dari
input. Mereka sangat tidak efisien ketika drop tegangan besar dan saat ini tinggi
karena mereka mengusir panas sama dengan produk dari keluaran arus dan drop
tegangan, akibatnya mereka biasanya tidak digunakan untuk-drop tinggi-saat ini
aplikasi yang besar.
Mereka praktis jika saat ini rendah, daya hilang yang kecil, meskipun mungkin
masih sebagian besar dari total daya yang dikonsumsi. Mereka sering digunakan
sebagai bagian dari power supply sederhana diatur untuk arus yang lebih tinggi:
sebuah transformator menghasilkan tegangan yang, ketika diperbaiki, sedikit lebih
tinggi daripada yang diperlukan untuk bias regulator linier. Linear regulator
menjatuhkan kelebihan tegangan, mengurangi hum-menghasilkan riak arus dan
memberikan tegangan output yang konstan independen dari fluktuasi normal dari
tegangan input tidak diatur dari trafo / rangkaian jembatan penyearah dan arus
beban.
114
regulator linier murah, dapat diandalkan jika tenggelam panas yang baik
digunakan dan lebih sederhana daripada regulator switching. Sebagai bagian dari
catu daya mereka mungkin memerlukan transformator, yang lebih besar untuk
tingkat daya yang diberikan daripada yang dibutuhkan oleh power supply switch-
mode. linear regulator dapat memberikan tegangan yang sangat rendah noise
output, dan sangat cocok untuk menyalakan analog noise-sensitif berdaya rendah
dan sirkuit frekuensi radio. Suatu pendekatan desain yang populer adalah dengan
menggunakan LDO, Rendah Drop-out Regulator, yang menyediakan suatu "titik
beban" pasokan lokal DC ke sirkuit daya rendah.
konversi Switched
Magnetic
115
tegangan pengisian (yaitu, perbandingan on / off time), jumlah daya yang ditransfer
dapat dikendalikan. Biasanya, ini diterapkan untuk mengontrol tegangan output,
meskipun dapat digunakan untuk mengendalikan arus masukan, keluaran arus, atau
menjaga daya konstan. konverter Transformer berbasis dapat memberikan isolasi
antara input dan output. Secara umum, istilah "DC ke DC konverter" merujuk ke
salah satu konverter switching. Sirkuit ini adalah jantung dari mode power supply-
switched .
Hard diaktifkan - transistor beralih cepat saat terkena baik tegangan penuh
dan penuh saat ini
Resonansi - sebuah sirkuit LC membentuk transistor tegangan dan arus yang
melalui sehingga transistor switch saat baik tegangan atau arus adalah nol
Continuous - yang berfluktuasi saat ini tetapi tidak pernah turun ke nol
Terputus-putus - yang berfluktuasi saat ini selama siklus, turun ke nol pada
atau sebelum akhir setiap siklus
The Half jembatan dan Flyback topologi yang sama dalam energi yang
tersimpan dalam inti magnetik perlu terdisipasi sehingga inti tidak jenuh. Transmisi
tenaga listrik dalam rangkaian flyback dibatasi oleh jumlah energi yang dapat
disimpan dalam inti, sedangkan sirkuit maju biasanya dibatasi oleh I / karakteristik V
dari switch.
Meskipun MOSFET switch dapat mentolerir simultan penuh arus dan tegangan
(walaupun tegangan termal dan ELEKTROMIGRASI dapat mempersingkat masa
MTBF), switch bipolar umumnya tidak bisa begitu memerlukan penggunaan snubber
(atau dua).
3.8 Multiplexer
Jumlah data input maksimum pada multiplexer adalah 2 jumlah Select line.
116
Gambar 3.8.1 Multiplexer
Enable = 1, keluaran selalu bernilai nol. Tetapi ketika saluran Enable = 0, keluaran F
Enable K2 K1 F
1 X X 0
0 0 0 X0
0 0 1 X1
117
0 1 0 X2
0 1 1 X3
Jika E mewakili saluran Enable, maka berdasarkan tabel kebenaran tersebut
keluaran F
Multiplexing : rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan
dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input
tertentu kepada outputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal
yang banyak melalui media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk
disalurkan ke dalam 1 saluran komunikasi).
Keuntungannya :
118
- hanya satu line transmisi yang dibutuhkan
Teknik Multiplexing :
- Frequency-division multiplexing (FDM)
- harga peralatan
- konfigurasinya.
Frequency Division Multiplexing (FDM) : mux yang paling umum dan banyak dipakai,
dengan menumpuk sinyal pada bidang frekuensi. Data yang dikirimkan akan
dicampur berdasarkan frekuensi. Banyak digunakan pada pengiriman sinyal analog.
Data tiap kanal dimodulasikan dengan FSK untuk voice grade channel.
119
Gambar 3.8.6 Time-division multiplexing (TDM)
Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan
karena tidak akan mempengaruhi peralat-an yang sudah ada sampai pada batas-
batas tertentu. TDM lebih efisien daripada FDM karena 1 saluran komunikasi telpon
misalnya, dapat dipakai sampai dengan 30 terminal sekaligus. TDM yang umum
dikenal adalah PCM. Terdapat 4 metode untuk coding amplitudo yaitu :
Yang paling umum digunakan adalah PCM. Perkembangan terakhir dari tehnik
multiplexing ialah Statistical Time Division Multiplexing (STDM) yang mempunyai
keuntungan dalam efesiensi penggunaan saluran secara lebih baik.
Gambar3.8.7 Transmiter
120
Gambar 3.8.8 frame –frame TDM
DEMULTIFLEXER
Sebuah Demultiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input data
dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia. Seleksi data-
data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari
demultiplexer tersebut. Blok diagram sebuah demultiplexer ditunjukkan pada
gambar
121
BAB IV
4.1. Sensor
adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu besaran fisis, kimia maupun
biologi menjadi sinyal besaran fisis yang lain yang dapat diukur. Dengan
demikian sensor digunakan sebagai indera suatu alat (instrument). Sensor
merupakan elemen pertama yang bersentuhan langsung dengan obyek uang
akan diukur. Sinyal dari sensor akan diteruskan ke unit proses selanjutnya untuk
diolah sehingga menghasilkan output sesuai keinginan. Suatu sensor harus
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, guna menentukan kualitas dari sebuah
sensor. Kriteria yang harus dimiliki sensor, antara lain:
Dalam memilih peralatan sensor yang tepat dan sesuai dengan sistem
yang akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor
berikut ini : (D Sharon, dkk, 1982)
a. Linearitas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah
secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah
secara kontinyu. Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat menghasilkan
122
tegangan sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam kasus seperti ini,
biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana perubahan keluaran
dibandingkan dengan masukannya berupa sebuah grafik. Gambar 1.1
memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor panas yang berbeda.
Garis lurus pada gambar 1.1(a). memperlihatkan tanggapan linier,
sedangkan pada gambar 1.1(b). adalah tanggapan non-linier.
b. Sensitivitas
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor
terhadap kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan
bilangan yang menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit
perubahan masukan”. Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan
yang dinyatakan dengan “satu volt per derajat”, yang berarti perubahan
satu derajat pada masukan akan menghasilkan perubahan satu volt pada
keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan “dua volt
per derajat”, yang berarti memiliki kepakaan dua kali dari sensor yang
pertama. Linieritas sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari sensor.
Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk
jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor dengan tanggapan paga
gambar 1.1(b) akan lebih peka pada temperatur yang tinggi dari pada
temperatur yang rendah.
c. Tanggapan Waktu
Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat
tanggapannya terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen
dengan tanggapan frekuensi yang jelek adalah sebuah termometer
merkuri. Masukannya adalah temperatur dan keluarannya adalah posisi
123
merkuri. Misalkan perubahan temperatur terjadi sedikit demi sedikit dan
kontinyu terhadap waktu, seperti tampak pada gambar 1.2(a).
Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam
satuan hertz (Hz). { 1 hertz berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti
1000 siklus per detik]. Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat temperatur
berubah secara lambat, termometer akan mengikuti perubahan tersebut
dengan “setia”. Tetapi apabila perubahan temperatur sangat cepat lihat
gambar 1.2(b) maka tidak diharapkan akan melihat perubahan besar pada
termometer merkuri, karena ia bersifat lamban dan hanya akan
menunjukan temperatur rata-rata.
Gambar 4.2. Temperature berubah secara kontinyu (D. Sharon dkk, 1982)
124
4.1.2. Jenis Sensor
2) Untuk penuntun.
125
Meskipun tidak terjadi kerusakan, tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang
diharapkan terjadi pada suatu pabrik.
b. sensor mekanis
Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo
multiplier, pyrometer optic
126
4.2. Sensor Thermal
Pergerakan partikel substrat dapat terjadi pada tiga dimensi benda yaitu:
1. Benda padat,
Aliran kalor substrat pada dimensi padat, cair dan gas dapat terjadi secara :
Pada aplikasi pendeteksian atau pengukuran tertentu, dapat dipilih salah satu
tipe sensor dengan pertimbangan :
1. Penampilan (Performance)
127
Pemilihan Jenis Sensor Suhu
1. Level suhu maksimum dan minimum dari suatu substrat yang diukur.
2. Jangkauan (range) maksimum pengukuran
3. Konduktivitas kalor dari substrat
4. Respon waktu perubahan suhu dari substrat
5. Linieritas sensor
6. Jangkauan temperatur kerja
Selain dari ketentuan diatas, perlu juga diperhatikan aspek phisik dan kimia
dari sensor seperti ketahanan terhadap korosi (karat), ketahanan terhadap
guncangan, pengkabelan (instalasi), keamanan dan lain-lain.
4.2.1. Bimetal
128
Gambar 4.3. Kontruksi Bimetal ( Yayan I.B, 1998)
4.2.2. Termistor
129
Dalam operasinya termistor memanfaatkan perubahan resistivitas
terhadap temperatur, dan umumnya nilai tahanannya turun terhadap
temperatur secara eksponensial untuk jenis NTC ( Negative Thermal Coeffisien)
130
Gambar 4.5. Rangkaian uji termistor sebagai pembagi tegangan
131
Untuk teknik kompensasi temperatur menggunakan rangkaian penguat
jembatan lebih baik digunakan untuk jenis sensor resistansi karena rangkaian
jembatan dapat diatur titik kesetimbangannya.
132
RTD adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang sering
digunakan. RTD dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan
pada bahan keramik isolator. Bahan tersebut antara lain; platina, emas, perak,
nikel dan tembaga, dan yang terbaik adalah bahan platina karena dapat
digunakan menyensor suhu sampai 1500 o C. Tembaga dapat digunakan untuk
sensor suhu yang lebih rendah dan lebih murah, tetapi tembaga mudah
terserang korosi.
3. Tegangan output yang dihasilkan 500 kali lebih besar dari termokopel
4. Dapat digunakan kawat penghantar yang lebih panjang karena noise tidak
jadi masalah
133
Gambar 4.10. Resistansi versus Temperatur untuk variasi RTD metal
Gambar 4.11. Jenis RTD: (a) Wire (b) Ceramic Tube (c) Thin Film
Rangkaian Penguat untuk three-wire RTD
134
Gambar 4.12.
(a) Three Wire RTD (b) Rangkaian Penguat
Ekspansi Daerah Linier
Gambar 4.13. Kompensasi non linier (a) Respon RTD non linier; (b) Blok
diagram rangkaian koreksi
4.2.4. Termokopel
135
menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan
bergerak ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada
ujung batang yang dipanaskan akan terjadi muatan positif.
136
(b) daerah pengukuran dan titik referensi
137
Gambar 4.20. Rangkaian peubah arus ke tegangan untuk IC termo sensor
138
posisi lain, kecepatan mobil di jalan raya, dongrak mobil yang dapat mengangkat
mobil seberat 10 ton, debit air didalam pipa pesat, tinggi permukaan air dalam
tanki.
Semua gerak mekanis tersebut pada intinya hanya terdiri dari tiga macam,
yaitu gerak lurus, gerak melingkar dan gerak memuntir. Gerak mekanis
disebabkan oleh adanya gaya aksi yang dapat menimbulkan gaya reaksi. Banyak
cara dilakukan untuk mengetahui atau mengukur gerak mekanis misalnya
mengukur jarak atau posisi dengan meter, mengukur kecepatan dengan
tachometer, mengukur debit air dengan rotameter dsb. Tetapi jika ditemui
gerakan mekanis yang berada dalam suatu sistem yang kompleks maka
diperlukan sebuah sensor untuk mendeteksi atau mengimformasikan nilai yang
akan diukur. Berikut akan dijabarkan beberapa jenis sensor mekanis yang sering
dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari.
Pengukuran posisi dapat dilakukan dengan cara analog dan digital. Untuk
pergeseran yang tidak terlalu jauh pengukuran dapat dilakukan menggunakan
cara-cara analog, sedangkan untuk jarak pergeseran yang lebih panjang lebih
baik digunakan cara digital. Hasil sensor posisi atau perpindahan dapat
digunakan untuk mengukur perpindahan linier atau angular. Teknis perlakuan
sensor dapat dilakukan dengan cara terhubung langsung ( kontak ) dan tidak
terhubung langsung ( tanpa kontak ).
Secara konstruksi SG terbuat dari bahan metal tipis (foil) yang diletakkan
diatas kertas. Untuk proses pendeteksian SG ditempelkan dengan benda uji
dengan dua cara yaitu:
139
1. Arah perapatan/peregangan dibuat sepanjang mungkin (axial)
Faktor gauge (Gf) merupakan tingkat elastisitas bahan metal dari SG.
• metal incompressible Gf = 2
• piezoresistif Gf =30
Untuk melakukan sensor pada benda uji maka rangkaian dan penempatan
SG adalah
140
4.3.1.2. Sensor Induktif dan Elektromagnet
Gambar 4.24. Sensor posisi: (a) Inti bergeser datar (b) Inti I bergser
berputar,
(c) Rangkaian variable induktansi
141
Gambar 4.25. Rangkaian uji sensor posisi induktif
Sensor elektromagnetik memanfatkan terbangkitkannya gaya emf oleh pada
koil yang mengalami perubahan medan magnit.
Gambar 3.5. Pemakaian sensor posisi: (a) pada microphone, (b) pada
loudspeaker
142
– dalam keadaan setimbang, inti magnet terletak ditengah dan kedua
kumparan sekunder menerima fluks yang sama.
– dalam keadaan tidak setimbang, fluks pada satu kumparan naik dan
yang lainnya turun.
Gambar 3.6. LVDT sebagai sensor posisi: (a) konstruksi LVDT, (b) Rangakaian
listrik, (c) rangkaia uji LVDT, (d) Karakteristik LVDT
– rangkaian detektor sensitif fasa pembaca perpindahan dengan LVDT
143
Gambar 3.7. Rangkain uji elektronik LVDT
(a) saklar reed yang memanfatkan saklar yang terhubung atau terlepas
berdasarkan medan magnet.
(b) RF-lost akibat adanya bahan metal yang menyerap medan magnet
(frekuensi 40-200 kHz) yang mengakibatkan detector RF turun
akibat pembebanan rangkaian resonansi LC pada osilator.
144
Gambar 3.18. Beberapa sensor proximity
4.3.1.5. Potensiometer
145
Gambar 3.19 Macam Potensiometer
2. Sering timbul noise terutama saat pergantian posisi dan saaat terjadi
lepas kontak
146
Gambar 3.20. Rangkaian uji Potensiometer
147
4.3.2.1. Tacho Generator
Rotor magnet
permanent
diiputar
U S
Tegangan
keluaran AC
Kumparan stator
Rotor
U bergerigi
U S
Tegangan
keluaran AC S
Kumparan stator
magnit permanen
149
Magnit
Permanen
memerlukan kopling mekanik yang rumit, serta memiliki kehandalan yang
tinggi, tetapi kelemahannya tidak dapat digunakan untuk mengukur
kecepatan rendah dan tidak dapat menampilkan arah putaran.
Tipe lain sensor kecepatan adalah cara Optik. Rotor dibuat dari bahan
metal atau plastik gelap, rotor dibuat berlubang untuk memberi tanda kepada
sensor cahaya. Bila diinginkan informasi arah kecepatan, digunakan dua buah
sensor yang dipasang berdekatan. Informasi arah gerah dapat diperoleh
dengan cara mendeteksi sensor mana yang lebioh dahulu mendapat sinar
(aktif). Sensor cahaya sangat peka terhadap pengotor debu, olej karena itu
keselurujan bagian sensor (stator dan rotor) harus diletakkan pada kemasan
tertutup. Kelebihan sensor ini memiliki linearitas yang sangat tinggi untuk
daerah jangkauan yang sangat luas. Kelemahannya adalah masih diperlukan
adanya kopling mekanik dengan sistem yang di sensor.
Elemen sensor
cahaya
150
dan stator karena putaran rotor tidak simetris. Penerapan dari sensor ini
teruatama jika diperlukan pemasangan sensor kecepatan yang berada
dilingkungan fluida.
Isolator
Sumbu
rotor
Gambar 3.28. Sensor tekanan diafragma: diafragma tipe datar, (b) diafragma
bergelombang, (c) media kapasistansi
151
• sensor tekanan dengan diafragma reliable, sukar dibuat,
reproducible.
Gambar 3.29. Rangkaian uji sensor tekanan strain gauge: (a) rangakaian jembatan
tanpa kompensator, (b) rangakaian jembatan dengan kompensator
152
– lebih sensistif dari metal karena strain (displacement) dan sifat
piezoresistif muncul bersamaan
– alternatif solusi:
• eksitasi arus
(c)
Gambar 3.30. Straingage piezoresistif: (a) phisik peizoresistif straingage,
(b) karakteristik peizoresistif sg, (c) respon temperatur pada konfigurasi jembatan
153
Gambar 3.31. Sensor tekanan jenis diafragma silicon: (a) diafragma datar, (b)
diafragma melingkar lebih sensitif
154
Gambar 3.32. Sensor tekanan semikonduktor: (a) konstruksi sensor, (b)blok
diagram rangkaian sensor
4.3.3.2. Sensor Tekanan Tipe Bourdon dan Bellow
Gambar 3.33. Sensor tekanan tipe lain: (a) dan (b) tipe Bourdon,
(c) dan (d) tipe bellow
4.3.3.3. Load cell
– cara kerja mirip dengan sensor tekanan yaitu mengubah gaya menjadi
perpindahan.
155
Gambar 3.34. Beberapa Contoh Konfigurasi Load Cell
Pengukuran aliran mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot
mengatur jumlah fluida yang mengalir. Dalam pengukuran fluida perlu
156
ditentukan besaran dan vektor kecepatan aliran pada suatu titik dalam fluida
dan bagaimana fluida tersebut berubah dari titik ke titik. Pengukuran atau
penyensoran aliran fluida dapat digolongkan sebagai berikut:
1.Pengukuran kuantitas
Pengukuran ini memberikan petunjuk yang sebanding dengan kuantitas
total yang telah mengalir dalam waktu tertentu. Fluida mengalir melewati
elemen primer secara berturutan dalam kuantitas yang kurang lebih terisolasi
dengan secara bergantian mengisi dan mengosongkan bejana pengukur yang
diketahui kapasitasnya.
Q = A.V
tetapi dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat. Jadi
kecepatan terukur rata-rata dari cairan atau gas dapat berbeda dari
kecepatan rata-rata sebenarnya. Gejala ini dapat dikoreksi sebagai berikut:
Q = K.A.V
157
- jenis termal
-
3.Pengukuran metoda diferensial tekanan
Jenis pengukur aliran yang paling luas digunakan adalah pengukuran
tekanan diferensial. Pada prinsipnya beda luas penampang melintang dari
aliran dikurangi dengan yang mengakibatkan naiknya kecepatan, sehingga
menaikan pula energi gerakan atau energi kinetis. Karena energi tidak bisa
diciptakan atau dihilangkan ( Hukum perpindahan energi ), maka kenaikan
energi kinetis ini diperoleh dari energi tekanan yang berubah..
di mana :
ρ = kerapatan fluida
V = kecepatan fluida
Batas kecepatan kritisuntuk pipa biasanya berada diantara 2000 dan 2300.
158
2 2
P1 12 1 .g.h1 P2 12 2 .g.h2
Alat ukur terdiri dari pipa dimana dibagian dalamnya diberi pelat
berlubang lebih kecil dari ukuran diameter pipa. Sensor tekanan diletakan disisi
pelat bagian inlet (P1) dan satu lagi dibagian sisi pelat bagian outlet (P 2). Jika
terjadi aliran dari inlet ke outlet, maka tekanan P 1 akan lebih besar dari
tekanan outlet P2.
159
Keuntungan utama dari Orfice plate ini adalah dari :
1. Konstruksi sederhana
1. Jika terdapat bagian padat dari aliran fluida, maka padat bagian tersebut
akan terkumpul pada bagian pelat disisi inlet.
2g
Q KA2 P1 P2
K = konstanta pipa
160
g = gravitasi bumi
Bentuk lain dari pengukuran aliran dengan beda tekanan adalah pipa
venture. Pada pipa venture, pemercepat aliran fluida dilakukan dengan cara
membentuk corong sehingga aliran masih dapat dijaga agar tetap laminar.
Sensor tekana pertama (P1) diletakkan pada sudut tekanan pertama dan sensor
tekanan kedua diletakkan pada bagian yang plaing menjorok ke tengah. Pipa
venturi biasa dipergunakan untuk mengukur aliran cairan.
Kerugiannya adalah:
3. Beda tekanan yang ditimbulkan menjadi lebih kecil dari orifice plate.
161
1. Masih dapat melewatkan padatan
162
P1 P2
P1 > P 2
Aliran
fluida
Konstruksi pipa ini adalah berupa pipa biasa sedang di bagian tengah
pipa diselipkan pipa kecil yang dibengkokkan ke arah inlet. Jenis pipa ini jarang
dipergunakan di industri karena dengan adanya pipa kecil di bagian tengah
akan menyebabkan benturan yang sangat kuat terhadap aliran fluida. Alat ini
hanya dipergunakan untuk mengukur aliran fluida yang sangat lambat.
P1 P2
P1 > P 2
Aliran
fluida
163
Gambar 3.41. Rotameter
I 2 Rw K c hc A Tw Tt
Rw = resistansi kawat
164
Kc = faktor konversi, panas ke daya listrik
Tw = temperatur kawat
Sensor suhu yang digunakan dapat berupa sensor resistif tetapi yang
biasa terpasang adalah thermokopel karena memiliki respon suhu yang cepat.
165
Sensor aliran perambatan panas tipe lama, memanaskan seluruh bagian dari
saluran udara, sehingga dibutuhkan pemanas sampai puluhan kilowatt, untuk
mengurangi daya panas tersebut digunakan tipe baru dengan membelokkan
sebagian kecil udara kedalam sensor.
Teknik lain yang masih menggunakan teknik radio aktif adalah dengan
cara mencampurkan bahan radio aktif kedalam fluida kemudian pada bagian-
bagian tertentu dipasang detector. Teknik ini dilakukan bila terjadi kesulitan
mengukur misalnya karena bahan aliran terdiri dari zat yang berada pada
berbagai fase. Teknik radio aktif ini juga biaa dipergunakan pada pengobatan
yaitu mencari posisi pembuluh darah yang macet bagi penderita kelumpuhan.
Bila terjadi aliran fluida, maka ion-ion posistif dan ion-ino negatif
membelok ke arah elektroda. Dengan demikian terjadi beda tegangan pada
elektroda-elektrodanya. Untuk menghindari adanya elektrolisa terhadap
larutan, dapat digunakan arus AC sebagai pembangkit medan magnet.
166
Gambar 3.45. Prinsip Pengukuran Aliran menggunakan Efek Hall
Cara yang paling sederhana dalam penyensor level cairan adalah dengan
menggunakan pelampung yang diberi gagang. Pembacaan dapat dilakukan
dengan memasang sensor posisi misalnya potensiometer pada bagian engsel
167
gagang pelampung. Cara ini cukup baik diterapkan untuk tanki-tanki air yang
tidak terlalu tinggi.
168
4.3.5.3. Menggunakan Cara Thermal
Teknik ini didasarkan pada fakta penyerapan kalor oleh cairan lebih
tinggi dibandingkan penyerapan kalor oleh uapnya, sehingga bagian yang
tercelup akan lebih dingin dibandingkan bagian yang tidak tercelup. Kontruksi
dasar sensor adalah terdidiri dari sebuah elemen pemanas dibentuk berliku-liku
dan sebuah pemanas lain dibentuk tetap lurus. Dua buah sensor diletakkan
berhadapan dengan bagian tegakdari pemanas, sebuah sensor tambahan harus
diletakkan selalu berada dalam cairan yang berfungsi untuk pembanding.
Kedua sensor yang berhadapan dengan pemanas digerakkan oleh sebuah
aktuator secara perlahan-lahan dengan perintah naik atau turun secara
bertahap. Mula-mula sensor diletakkan pada bagian paling atas, selanjutnya
sensor suhu digerakkan ke bawah perlahan-lahan, setiap terdeteksi adanya
perubahan suhu pada sensor yang berhadapan pada pemanas berliku, maka
dilakukan penambahan pencacahan terhadap pencacah elektronik. Pada saat
sensor yang berhadapan dengan pemanas lurus mendeteksi adanya perubahan
dari panas ke dingin, maka hasil pencacahan ditampilkan pada peraga.
Sensor level cairan dengan cara thermal ini biasanya digunakan pada
tanki-tanki boiler, karena selain sebagai sensor level cairan, juga dapat
dipergunakan untuk mendeteksi gradien perubahan suhu dalam cairan.
169
Gambar 3.50. Blok Diagram Pengolahan dan Pendisplayan Sensor Level
Menggunakan Cara Thermal
2. Menggunakan prisma
Pemanca Penerima
r
Sinar laser
170
Gambar 3.51. Sensor Level menggunakan Sinar Laser
Teknik ini memanfaatkan harga yang berdekatan antara index bias air
dengan index bias gelas. Sifat pantulan dari permukaan prisma akan menurun
bila prisma dicelupkan kedalam air. Prisma yang digunakan adalah prisma
bersudut 45 dan 90 derajat. Sinar diarahkan ke prisma, bila prisma
ditempatkan di udara, sinar akan dipantulkan kembali setelah melewati
permukaan bawah prisma. Jika prisma ditempatkan di air, maka sinar yang
dikirim tidak dipantulkan akan tetapi dibiaskan oleh air, Dengan demikian
prisma ini dapat digunakan sebagai pengganti pelampung. Keuntungan yang
diperoleh ialah dapat mereduksi ukuran sensor.
air
Prisma di udara
Prisma di air
171
Jalan sinar dalam serat
optic
a
i
r
Energi cahaya bila diolah dengan cara yang tepat akan dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk teknik pengukuran, teknik pengontrolan
dan teknik kompensasi.
172
Sel-sel foto tegangan (photovoltatic cells), adalah alat
semikonduktor untuk mengubah energi radiasi daya listrik. Contoh
yang sangat baik adalah sel matahari (solar cell) yang digunakan
dalam teknik ruang angkasa.
Energi photon (Ep) setiap warna dalam spektrum cahaya nilainya adalah:
hc
Wp hf
Dimana :
f = frekuensi (Hz)
Frekuensi foton bergantung pada energi yang dilepas atau diterima saat
elektron berpindah tingkat energinya. Spektrum gelombang optis diperlihatkan
pada gambar berikut, spektrum warna cahaya terdiri dari ultra violet dengan
panjang gelombang 200 sampai 400 nanometer (nm), visible adalah spektrum
warna cahaya yang dapat dilihat oleh mata dengan panjang gelombang 400
sampai 800 nm yaitu warna violet, hijau dan merah, sedangkan spektrum
Green
Violet
Red
4 2 1
Photon energy, eV
173
warna infrared mulai dari 800 sampai 1600 nm adalah warna cahaya dengan
frekuensi terpendek.
Bahan-bahan yang dapat dijadikan sumber energi selain mata hari adalah
antara lain:
174
4.4.2. Photo Semikonduktor
(a) (b)
(c)
Gambar 4.3. Konstruksi Dioda Foto (a) junction harus dekat permukaan (b) lensa
untuk memfokuskan cahaya (c) rangkaian dioda foto
175
Ada beberapa karakteristik dioda foto yang perlu diketahui antara lain:
Gambar 4.4. Karakteristik Dioda Foto (a) intensitas cahaya (b) panjang gelombang
(c) reverse voltage vs arus dan (d) reverse voltage vs kapasitansi
176
Gambar 4.5. Rangkaian pengubah arus ke tegangan
Sama halnya dioda foto, maka transistor foto juga dapat dibuat sebagai
sensor cahaya. Teknis yang baik adalah dengan menggabungkan dioda foto
dengan transistor foto dalam satu rangkain.
177
Collector Current (mA)
28
Intensity
(W/m2)
20
40
30
12
20
2 4 6 8 10 12 14 16
Collector-Emitter Voltage 10
8
Gambar 4.6. Karakteristik transistor foto, (a) sampai (d) rangkaian uji transistor foto
178
beban maka arus listrik dapat dihasilkan adalah tergantung dari intensitas
cahaya yang mengenai permukaan semikonduktor.
Selenium Cessium
- Electron keluar +
dari permukaan Tabung
Tegangan keluaran Hampa
Gambar 4.8. (a) & (b) Karakteristik Intensitas vs Arus dan Tegangan dan (c)
Rangakain penguat tegangan.
179
4.4.5. Light Emitting Diode (LED)
180
Gambar 4.9. Karakteristik LED
4.4.6. Photosel
181
Gambar 4.10. Konstruksi dan Karakteristik Fotosel
4.4.7. Photomultiplier
182
Gambar 4.11. Konstruksi Photomultiplier
• Pemanfaatan
• Kerugian
183
– Perlu catu tegangan tinggi
– Mahal
184
Gambar 4.14. Instalasi Pyrolektrik
– Cahaya dari LED dan diterima oleh dioda foto digunakan sebagai
pembawa informasi
185
• Rangkaian untuk isolasi elektrik
Untuk komunikasi dengan serat optik media antara LED dan dioda foto
dihubungan dengan serat optik
4.5. Aktuator
Aktuator adalah elemen yang mengkonversikan besaran listrik analog menjadi
186
besaran lainnya misalnya kecepatan putaran dan merupakan perangkat
elektromagnetik yang menghasilkan daya gerakan sehingga dapat menghasilkan
gerakan.
Penghasil gerakan
Gerakan rotasi dan translasi
Mayoritas aktuator > motor based
Aktuator dalam simulasi cenderung dibuat linier
Aktuator riil cenderung non-linier
a. Aktuator elektris.
187
b. Aktuator fluida.
c. Aktuator mekanik.
d. Aktuator smart.
4.5.1. aktuator tenaga elektris
Aktuator tenaga elektris meerupakan actuator yang berdasarkan tenaga
listrik yang diterima kemudian dirubah menjadi gerakan mekanis. Actuator ini
biasa digunakan pada solenoid, motor, dan relay.
4.5.1.1. selenoida
188
Gambar 4.18. Selenoida
4.5.1.2.1. Motor DC
189
Gambar. 4.20. Motor DC
4.5.1.2.2. Motor Stepper
190
Gambar.
4.24. Amplified
Piezoelektrik Aktuator
Screw : Screw jack , bola sekrup dan rol sekrup aktuator semua
beroperasi pada prinsip mesin sederhana yang dikenal sebagai sekrup.
Dengan memutar mur aktuator itu, bergerak poros sekrup di baris.
Roda dan gandar : Hoist , winch , rak dan pinion , rantai drive , drive
belt , rantai kaku dan sabuk kaku aktuator beroperasi pada prinsip roda
dan poros. Dengan memutar roda / axle (misalnya drum , gear , pulley
atau poros ) seorang anggota linear (misalnya kabel , rak, rantai atau
ikat pinggang ) bergerak.
Cam : Cam actuator fungsi pada prinsip yang sama dengan yang ada
pada baji , tetapi menyediakan perjalanan yang relatif terbatas.
Sebagai cam berputar seperti roda, bentuk eksentrik memberikan
dorong di dasar poros.
Beberapa aktuator linier mekanik hanya menarik (hoist misalnya, drive
rantai dan belt drive) dan lain-lain hanya push (aktuator cam misalnya).
191
actuator mekanis biasanya mengkonversi gerak rotasi dari sebuah kenop
kontrol atau menangani ke perpindahan linear melalui sekrup dan / atau
roda gigi yang tombol atau menangani terpasang. Sebuah jackscrew mobil
jack atau merupakan mekanis aktuator akrab. Lain keluarga aktuator
didasarkan pada poros tersegmentasi . Rotasi jack pegangan dikonversi
menjadi gerakan mekanis linear kepala jack. actuator mekanis adalah juga
sering digunakan dalam bidang laser dan optik untuk memanipulasi posisi
tahap linear , tahapan putar , cermin gunung , goniometers dan instrumen
posisi lainnya. Untuk posisi yang akurat dan berulang, tanda indeks dapat
digunakan pada tombol-tombol kontrol. Beberapa aktuator bahkan
mencakup encoder dan pembacaan posisi digital. Ini mirip dengan
penyesuaian tombol-tombol yang digunakan pada mikrometer kecuali
bahwa tujuan mereka adalah penyesuaian posisi daripada pengukuran
posisi.
a. Motor stepper
Sebuah motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang
mengubah pulsa listrik menjadi gerakan mekanis diskrit. Batang atau
gelendong dari motor stepper berputar secara bertahap langkah diskrit
ketika perintah pulsa elektrik yang diterapkan dalam urutan yang
tepat. Rotasi motor memiliki hubungan langsung beberapa input pulsa
ini diterapkan. Urutan pulsa yang diterapkan secara langsung berkaitan
dengan arah putaran motor shaft. Kecepatan rotasi poros motor secara
langsung berhubungan dengan frekuensi pulsa masukan dan panjang
putaran secara langsung berhubungan dengan jumlah pulsa input yang
diterapkan.
192
masukan.
2. Motor ini memiliki torsi tidak mudah untuk
penuh pada berdiri-masih beroperasi pada kecepatan
(jika lilitan energi). sangat tinggi.
3. Tepat posisi dan kemampuan
untuk mengulangi gerakan
sejak motor stepper yang
baik memiliki akurasi 3 - 5%
dari langkah dan kesalahan
ini adalah non kumulatif dari
satu langkah ke depan.
4. Respon Excellent untuk me-
mulai/berhenti
/membalikkan.
5. Sangat handal karena ada
kuas tidak ada kontak di
motor. Oleh karena itu ke-
hidupan motor hanya ter-
gantung pada kehidupan
bantalan.
6. respon motor untuk pulsa
input digital memberikan
kontrol loop terbuka,
membuat motor lebih
sederhana dan lebih murah
untuk mengendalikan.
7. kemungkinan untuk
mencapai kecepatan putaran
rendah sangat sinkron
dengan beban yang
langsung digabungkan pada
poros.
8. berbagai kecepatan rotasi
dapat direalisasikan sebagai
kecepatan sebanding dengan
frekuensi pulsa masukan.
Tabel 4.2. Kelebihan dan kekurangan dari motor stepper
193
a) Permanen magnet (PM).
b) Variable reluctance (VR).
c) Permanent magnet-hybrid (PM-H).
A. Magnet Permanen.
sering disebut sebagai "kaleng" atau "canstock" motor
motor magnet permanen langkah adalah biaya rendah dan
motor jenis resolusi rendah dengan langkah khas / revolusi) AM
motor seperti namanya magnet permanen telah ditambahkan ke
dalam struktur motor. rotor tidak lagi memiliki gigi sebagai
dengan motor VR. Sebaliknya rotor magnet dengan bolak utara
dan kutub selatan memberikan peningkatan intensitas fluks
magnetik dan karena ini pameran motor PM memperbaiki
karakteristik torsi jika dibandingkan dengan tipe VR.
194
C. Permanent Magnet – Hybrid (PM – H)
stepper motor hibrida lebih mahal daripada motor stepper
PM tetapi memberikan kinerja yang lebih baik sehubungan
dengan langkah resolusi, torsi dan kecepatan. Khas curam
malaikat untuk stepper motor berbagai bentuk HB 3,60 hingga
0,90 (100 - 400 curam per putaran). Stepper motor hybrid
menggabungkan fitur terbaik dari kedua PM dan motor stepper
jenis VR. Rotor berbentuk multi-bergigi seperti motor VR dan
berisi magnet konsentris aksial magnet di sekitar poros nya. gigi
pada rotor memberikan jalur yang lebih baik yang membantu
memandu fluks magnetik ke lokasi disukai di airgap tersebut. ini
lebih lanjut meningkatkan detent, memegang dan karakteristik
torsi motor dinamis bila dibandingkan dengan kedua VR dan
jenis PM.
Dua jenis yang paling umum digunakan adalah motor
stepper magnet permanen dan jenis hibrida. Jika seorang
desainer tidak yakin jenis akan paling sesuai persyaratan
aplikasinya, ia pertama kali harus mengevaluasi jenis PM seperti
yang biasanya beberapa kali lebih murah. jika tidak maka motor
hybrid mungkin merupakan pilihan yang tepat.
ada juga excist beberapa desain motor stepper khusus. Satu
adalah magnet motor disk. Berikut rotor dirancang disk dengan
magnet bumi yang langka. Motor jenis ini memiliki beberapa
keunggulan seperti inersia sangat rendah dan jalur aliran
magnetik dioptimalkan tanpa penghubung antara dua belitan
stator, kualitas ini. sangat penting dalam beberapa aplikasi.
195
peralatan kantor highend, hard disk drive, peralatan medis,
mesin fax, otomotif dan banyak lagi.
a. Pneumatik
Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplai
menjadi energi kerja yang dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol
oleh sistem kontrol dan aktuator bertanggung jawab pada sinyal
kontrol melalui elemen kontrol terakhir.
196
Tabel. 4.3 Simbol-simbol aktuator linear
197
di dalam piston dari logam atau plastik. Selama bergerak
permukaan seal bergeser dengan permukaan silinder.
GAMBAR KETERANGAN
1. RUMAH
SILINDER
2. LUBANG
MASUK
UDARA
BERTEKANA
N.
3. PISTON
4. BATANG
PISTON
5. PEGAS
PENGEMBAN
G
b. Prinsip Kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi
permukaan piston, sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya
bisa memberikan gaya kerja ke satu arah . Gerakan piston kembali
masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam silinder
direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi awal
dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa
beban.
c. Kegunaan
Menurut konstruksinya silinder kerja tunggal dapat
melaksanakan berbagai fungsi gerakan , seperti :
pemotongan
pengeluaran
pengepresan
198
pemberian dan pengangkatan.
b. Silinder Ganda
a). Konstruksi
199
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi
permukaan piston (arah maju) , sedangkan sisi yang lain (arah
mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi
permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan terdorong
keluar sampai mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan
silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan
batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju)
udaranya terbuka ke atmosfir.
200
Tekanan samping pada batang piston akan mengikis bantalan.
201
Alternatif pembuatan material seperti plastik
202
f.) Macam-Macam Silinder Kerja Ganda
203
Tabel 4.5. Silinder kerja
204
BAB 5
PENGENALAN PLC
Sistem PLC memiliki tiga komponen utama yaitu unit prosesor, bagian
masukan/keluaran, dan perangkat pemrograman. Fungsi kerja dari ketiga komponen
tersebut digambar secara diagram pada gambar berikut
205
Urutan kerja dari gambar diagram blok diatas dimulai dari perangkat masukan
yang akan memberikan sinyal pada modul masukan. Sinyal tersebut diteruskan ke
prosesor dan akan diolah sesuai dengan program dibuat. Sinyal dari prosesor
kemudian diberikan ke modul keluaran untuk mengaktifkan perangkat keluaran
5.1.2 PROSESESOR
Prosesor adalah bagian dari Central Processing Unit (CPU) dari PLC
yang akan menerima, menganalisa, memproses dan memberikan informasi kemodul
keluaran.
206
merupakan bagian dari unit PLC itu sendiri sedangkan catu daya luar yang
memberikan catu daya pada keseluruhan bagian dari sistem termasuk didalamnya
untuk memberikan catu daya pada catu daya dalam dari PLC. Catu daya dalam akan
mengaktifkan proses kerja pada PLC. Besarnya tegangan catu daya yang dipakai
disesuaikan dengan karakteristik PLC. Bagian catu daya dalam pada PLC sama
dengan bagian-bagian yang lain dimana terdapat langsung pada satu unit PLC atau
terpisah dengan bagian yang lain. Catu daya dalam PLC adalah menggunakan.
Di PLC dikenal 2 sinyal yaitu: sinyal diskrit dan analog. Sinyal Discrete
adalah sinyal yang menghasilkan 2 sinyal yakni 0 dan 1, sedang sinyal analog adalah
sinyal yang menghasilkan range tertentu seperti 0, 1, 2, 3, 4, …dst.
5.2 RELAY
kontak saklar.
• Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh
PRINSIP KERJA
Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar 2.2, coil adalah
gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar
yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2
jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed
(kondisi awal sebelum diaktifkan close).
207
Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat
energi
listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature
yang
Keuntungan:
masih bisa bekerja pada temperature 233 K (-40o C) sampai 353 K (80o C)
Oleh karena keuntungan-keuntungan di atas maka penggunaan relay sampai saat ini
masih
dipertahankan.
208
Kerugian:
Pada prakteknya relay ini digunakan bila energi yang diperbolehkan untuk
dipakai sangat kecil. Adapun energi listrik yang diperlukan yaitu sekitar 0,1 – 0,5
mW. Metoda operasinya ada beberapa macam, diantaranya:
Posisi sambungan relay ini akan tetap pada posisi yang sama, baik itu
sebelum ataupun sesudah diaktifkan. Bila energi listrik dialirkan maka medan
magnet yang terjadi diintensifkan oleh medan magnet permanen. Begitu pula bila
arus dialirkan hanya sebentar saja maka posisi kontak akan kembali ke tempat
semula begitu arus diputuskan.
Posisi sambungan yang aktif tidak tetap, tergantung dari posisi terakhir
disambungkan. Relay ini bekerja bila arus listrik disalurkan, maka sambungan
kontaknya akan berpindah ke sambungan yang lainnya. Selanjutnya bila arus listrik
diputus maka posisi sambungan yang menyambung adalah posisi akhir setelah
diaktifkan.
Apabila relay ini tidak diaktifkan maka tidak ada satu saluran pun yang
menyambung karena posisi lengan kontak ada di tengah-tengah. Apabila arus listrik
disalurkan maka posisi kontak akan ditentukan oleh arah arus yang disambungkan.
Dan bila arus diputus, posisi lengan kembali ke tengah.
209
Relay Mengunci (Latching relays)
Remnant Relay
Relay ini disainnya khusus, maksudnya adalah bila relay ini diaktifkan maka
akan terjadi elektromagnet. Elektromagnet ini akan tinggal dan tetap ada walaupun
sumber energinya telah dihilangkan. Atau dengan kata lain relay ini dikunci pada
posisi akhir. Untuk menyalakan relay ini maka arus yang dipakai adalah arus positif,
sedangkan untuk mematikannya mempergunakan arus negatif.
Bila sakelar S diaktifkan maka relay tunda waktu mulai bekerja. Ketika waktu
yang ditentukan tercapai maka terminal 18 akan tersambungkan. Sinyal output
(keluaran) akan ada selama sinyal input ada. Elemen tunda waktu digambarkan
pada kotak yang dibatasi dengan garis strip.
210
Proses bekerjanya tunda waktu:
Bila sakelar S diaktifkan maka arus listrik akan mengalir melalui tahanan R1,
yang besarnya
bisa diatur. Arus ini tidak mengalir ke relay K1 melainkan akan mengalir ke terminal
K1 NC,
C tidak bisa menampung arus listrik lagi (tegangan yang diijinkan telah tercapai)
maka arus
listrik akan mengalir ke relay K1. Lamanya mengisi kapasitor ini tergantung pada
besarnya R1.
Selanjutnya bila relay K1 sudah aktif maka terminal 18 akan tersambung dengan
terminal 15. Di
sini bisa kita bandngkan dengan katup tunda waktu hidup pada rangkaian pneumatik
Bila sakelar S diaktifkan maka relay tunda waktu mulai bekerja. Sinyal output akan
ada
selama sinyal input ada. Tapi bila sinyal input diputus maka sinyal output tidak akan
langsung
211
hilang, melainkan tetap ada sampai batas waktu yang telah ditentukan. Elemen
tunda waktu
Bila sakelar S diaktifkan maka arus listrik akan mengalir ke relay K1 dan relay K1
langsung
relay K1 maka switch K1 aktif sehingga arus listrik yang tertampung di kapasitor C
akan
tergantung pada besaran R1. Bila tegangan di C sudah tidak ada maka terminal 16
akan
tersambung lagi dengan terminal 15. Di sini bisa kita bandingkan dengan katup
tunda waktu mati
Kontaktor
212
Kontaktor banyak digunakan untuk keperluan yang bermacammacam. Misalnya
digunakan untuk menyalakan motor, sistem pemanas, alat pengatur temperatur
ruangan, keran, dll.
Tipe-tipe kontaktor:
- Sedikit perawatannya
Kerugiannya:
- Mudah aus
- Ukurannya besar
- Menimbulkan suara
213
- Kecepatan menyambung terbatas
♦Suatu keadaan tidak dapat dalam keduanya benar dan salah sekaligus
Dalam ajabar boolean keadaan ini ditunjukkan dengan dua konstanta : LOGIKA ‘1’
dan ‘0’
DALIL BOOLEAN ;
2. 0 . 0 = 0
3. 1 + 1 = 1
4. 0 + 0 = 0
5. 1 . 1 = 1
6. 1 . 0 = 0 . 1 = 0
7. 1 + 0 = 0 + 1 = 0
TEOREMA BOOLEAN
1. HK. KOMUTATIF
A+B=B+A
214
A.B=B.A
2. HK. ASSOSIATIF
(A+B)+C = A+(B+C)
(A.B) . C = A . (B.C)
3. HK. DISTRIBUTIF
4. HK. IDENTITAS
A+0=A
A.1=A
5. HK. NEGASI
A’ + A = 1
A’ . A =0
6. HK. IDEMPOTEN
A+A=A
A.A=A
7.HK, IKATAN
A+1=1
A.0=0
8. HK. ABRSORPSI
(A.B) + A = A
(A+B) . A = A
9. DE MORGAN’S
( A . B )’ = A’ + B’
( A + B )’ = A’ . B’
10. A + A’ . B = A + B
A’ + A . B = A’ + B
215
RANGKAIAN LOGIKA DASAR
♦ Rangkaian satu atau lebih sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu
sinyal keluaran.
Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan
matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi
sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara
elektronis menggunakan dioda atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun
menggunakan susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat
elektromagnetik (relay), cairan, optik dan bahkan mekanik.
Dalam logika dan bidang teknik yang memakainya, konjungsi, atau dan,
adalah operator logika dalam kalkulus proposisional. Hasil dari dua proposisi juga
disebut konjungsi mereka. Hasil konjungsi adalah benar jika kedua proposisinya
benar; jika tidak, hasilnya adalah salah
Dalam logika dan bidang teknik yang memakainya, disjungsi, atau atau,
adalah operator logika dalam kalkulus proposisional. Hasil dari dua proposisi juga
disebut disjungsi mereka. Hasil disjungsi adalah salah jika kedua proposisinya salah;
jika tidak, hasilnya adalah benar.
Dalam logika dan bidang teknik yang memakainya, negasi, atau tidak, adalah
operator logika dalam kalkulus proposisional. Hasil dari dua proposisi juga disebut
negasi mereka. Hasil negasi adalah benar jika proposisinya salah; jika tidak, hasilnya
adalah salah.
216
sumber: ebook rangkaian logika
1. Diagram Ladder
Diagram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang
disebut bus bar, dengan garis bercabang ke kanan yang disebut rung.
Sepanjang garis instruksi, ditempatkan kontak-kontak yang
mengendalikan/mengkondisikan instruksi lain di sebelah kanan. Kombinasi
logika kontak-kontak ini menentukan kapan dan bagaimana instruksi di
sebelah kanan dieksekusi. Contoh diagram ladder ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
217
0.00 0.01 TIM0 10.01
10.01 TIM0
#50
10.01 10.00
10.00
END(01)
218
1. Ladder diagram tersusun dari dua garis vertical yang mewakili rel daya
2. Diantara garis vertikal tersebut disusun garis horizontal yang disebut rung
(anak tangga) yang berfungsi untuk menempatkan komponen kontrol sistem.
C. Sebuah diagram tangga dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
Anak tangga teratas dibaca dari kiri ke kanan. Berikutnya anak tangga
kedua dibaca dari kiri ke kanan dan demikian seterusnya. Ketika PLC berada
dalam keadaan bekerja, PLC membaca seluruh program tangga dari awal
sampai akhir, anak tangga terakhir ditandai dengan jelas, kemudian memulai
lagi dari awal.
D. Tiap- tiap anak tangga harus dimulai dengan sebuah input atu sejumlah
input dan harus berakhir dengan setidaknya sebuah output. Itilah input
digunakan bagi sebuah langkah kontrol, seperti misalnya menutup kontak
sebuah saklar, yang berperan sebagai sebuah input ke PLC. Istilah output
digunakan untuk perangkat yang tersambung ke output sebuah PLC.
F. Sebuah perangkat tertentu dapat digambarkan pada lebih dari satu anak
tangga. Sebagai contoh, kita dapat memiliki sebuah relay yang menyalakan
satu buah perangkat listrik atau lebih. Huruf- huruf dan nomor dipergunakan
untuk memberi label bagi perangkat tersebut pada riap- tiap situai kontrol
yang dihadapinya.
219
Instruksi diagram ladder adalah instruksi sisi kiri yang mengkondisikan
instruksi lain di sisi kanan. Pada program diagram ladder instruksi ini
disimbolkan dengan kontak-kontak seperti pada rangkaian kendali
elektromagnet.
Instruksi diagram ladder terdiri atas enam instruksi ladder dan dua
instruksi blok logika. Instruksi blok logika adalah instruksi yang digunakan
untuk menghubungkan bagian yang lebih kompleks.
Instruksi LOD dimulai dengan barisan logic yang dapat diteruskan menjadi
ladder diagram rung. Instruksi LOD digunakan setiap kali rung baru dimulai.
0 0
List Program
0 LOD 0
1 - -
1. Instruksi AND
220
Tabel Kebenaran gerbang AND
ON OFF OFF
OFF ON OFF
ON ON ON
0 1 0 1
List Program
0 LOD 0
1 AND 1
Instruksi OR
221
Gerbang Logic OR
ON OFF ON
OFF ON ON
ON ON ON
0 0
1 1
List Program
0 LOD 0
1 OR 1
222
2. Instruksi AND LOD
AND LOD
AND LOD
List Program
0 LOD 1
1 LOD 2
2 OR 3
3 AND LOD
223
Key Operation
Instruksi OR LOD
OR LOD
List Program
0 LOD 1
1 AND 2
2 LOD 3
224
3 AND 4
4 OR LOD
3. Instruksi NOT
INPUT OUTPUT
OFF ON
ON OFF
List Program
0 LOD NOT 0
1 - -
225
5.4 SISTEM HIDROLIK
Hidrolik adalah ilmu pergerakan fluida, tidak terbatas hanya pada fluida air.
Jarang dalam keseharian kita tidak menggunakan prinsip hidrolik, tiap kali kita
minum air, tiap kali kita menginjak rem kita mengaplikasikan prinsip hidrolik.
KEUNTUNGAN
a. Ringan
c. Sedikit perawatan
Motor Hidrolik
Pompa Hidrolik.
Katup (Valve)
Katup pada sistem dibedakan atas fungsi, disain dan cara kerja katup.
226
5.5 ELEKTRO PNUMATIK
Bila energi listrik tersedia dan akan dipakai maka perlu diproses dan
didistribusikan oleh komponen utama. Untuk mempermudah penunjukkannya maka
komponen itu digambarkan dalam bentuk simbol pada diagram rangkaiannya.
Bila energi listrik tersedia dan akan dipakai maka perlu diproses dan
didistribusikan oleh komponen utama. Untuk mempermudah penunjukkannya maka
komponen itu digambarkan dalam bentuk simbol pada diagram rangkaiannya.
Sinyal masukan listrik kerjanya tergantung kepada fungsi sinyal itu. Ada yang
disebut
“Normally open” (NO, pada kondisi tidak aktif sambungan tidak tersambung),
“Normally closed” (NC, kondisi tidak aktif sambungan tersambung) dan “Change
Over” (tersambung bergantian, kombinasi dari NO dan NC).
227
Elemen sinyal masukan diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem
kontrol dinyalakan. Yang paling umum dipakai adalah sakelar tekan (Push-button
switch). Disebut sakelar tekan karena untuk mengalirkan sinyal, mengaktuasikannya
dengan menekan tombol atau sakelar
228
Penunjukkan sistem ini berdasarkan standardisasi Jerman, diatur dengan
nomor DIN 43 065. Penunjukkan aktuasi: I tanda mengaktifkan, O tanda untuk
mengembalikan ke posisi sebelum bekerja. Posisi penempatan sakelar:
a). Berjajar ke pinggir: pada posisi ini perlu diperhatikan bahwa tanda untuk
mengaktifkan
b). Berjajar ke bawah: pada posisi ini tanda untuk mengkatifkan berada pada posisi
atas.
Sumber; www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
229
cara ditarik untuk kontak NC
Sakelar pembatas ini dipakai sebagai indikasi dalam kontrol otomasi yang
menyatakan
bahwa posisi ini merupakan posisi akhir baik itu untuk mesin ataupun untuk silinder.
Biasanya sistem kontak yang dipakai adalah sistem tersambung bergantian (Change
over). Sakelar
sumber: www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
pembatas ini akan bekerja bila tuas sakelar tertekan. Contoh konstruksi dan simbol
sakelar
pembatas mekanik:
Sakelar pembatas tipe ini biasanya dipakai bila sakelar pembatas mekanik
tidak dapat digunakan. Macam sakelar pembatas tipe ini antara lain:
230
a. Sakelar Pembatas (sensor) Buluh
Digunakan bila sakelar pembatas mekanik ataupun buluh tidak dapat digunakan.
Biasa dipakai untuk sensor penghitung benda kerja yang terbuat dari logam,
pada suatu mesin atau ban berjalan. Sakelar pembatas ini hanya akan beraksi
atau terpakai untuk logam. Sakelar pembatas atau sensor ini biasanya terdiri dari
oscillator, pemicu tegangan dan penguat. Biasanya ada dua macam, yaitu yang
dialiri arus bolak-balik dan arus searah, tapi keduanya mempunyai tegangan
operasi antara 10–30 volts.
Sensor kapasitif ini mempunyai respons terhadap segala material, metal maupun
non-metal. Tapi sensor ini terpengaruhi oleh adanya perubahan-perubahan yang
diakibatkan keadaan sekelilingnya, misalnya dengan debu logam.
Sensor ini memberi respons pada semua benda kerja. Sinyal masukannya berupa
sinar.
Solenoid
Di lapangan kita bisa menemukan solenoid dengan arus searah (DC) ataupun
arus bolak balik (AC). Sedangkan yang sering digunakan pada Electro-pneumatik
adalah Solenoid DC. Solenoid DC secara konstruktif selalu mempunyai inti yang pejal
dan terbuat dari besi lunak. Dengan demikian mempunyai bentuk yang simple dan
kokoh. Selain itu maksudnya agar diperoleh konduktansi optimum pada medan
magnet. Bila ada kelonggaran udara, tidak akan mengakibatkan kenaikan
temperature operasi, karena temperature operasi hanya akan tergantung pada
besarnya tahanan kumparan serta arus listrik yang mengalir. Bila solenoid DC
diaktifkan (switched on) maka arus listrik yang mengalir meningkat secara perlahan.
Ketika arus listrik dialirkan ke dalam kumparan akan terjadi elektromagnet. Selama
terjadinya induksi akan menghasilkan gaya yang berlawanan dengan tegangan yang
digunakan. Bila solenoid dipasifkan (switched off) maka medan magnet yang pernah
terjadi akan hilang dan dapat mengakibatkan tegangan induksi yang besarnya bisa
beberapa kali lipat dibandingkan dengan tegangan yang ada pada kumparan.
Tegangan induksi ini dapat mengakibatkan rusaknya isolasi pada gulungan koil,
231
selanjutnya bila hal ini terjadi terus akan terjadi percikan api. Untuk mengatasi hal
ini maka harus dibuat rangkaian yang meredam percikan api, misalnya dengan
memasang tahanan yang dihubungkan secara paralel dengan induktansi. Sehingga
bila terjadi. pemutusan arus listrik, energi akan tersimpan dalam bentuk medan
magnet dan dapat hilang lewat tahanan yang dipasang tadi.
sumber:www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
Pada prinsipnya katup ini mempunyai dua posisi dan dua saluran, konfigurasi
katup adalah NC. Bila katup ini akan diaktifkan maka arus listrik harus dialirkan ke
solenoid yang terpasang pada katup tersebut. Dengan diaktifkannya solenoid maka
saluran 1(P) bila dihubungkan dengan sumber energi akan menyalurkan sinyal
pneumatik ke saluran 2(A). Sedangkan kembalinya bila arus listrik ditutup
(dimatikan) maka katup akan kembali ke posisi semula karena katup terdorong
pegas yang dipasang berlawanan dengan solenoid. Dengan demikian saluran 1 (P)
ataupun saluran 2 (A) kedua-duanya tertutup dan udara yang ada di saluran 2(A)
tidak dapat keluar.
232
Katup 3/2 NC bekerja bila arus listrik dialirkan ke solenoid sehingga terbentuk
elektromagnet yang mengakibatkan bergesernya armature dan selanjutnya udara
dialirkan dari saluran masuk 1(P) ke saluran keluar 2(A). Sedangkan sakuran 3(R)
tertutup. Sebaliknya bila arus listrik diputuskan maka elektromagnet yang terbentuk
pada solenoid menghilang dan berakibat saluran 1(P) tertutup sedangkan udara
yang berada di saluran 2(A) akan dibuang melalui saluran buang
sumber: www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
Katup ini kebalikan dari katup 3/2 NC. Jadi bila arus listrik tidak ada maka
saluran 1(P) mengalirkan udara ke saluran 2(A) dan saluran 3(R0) tertutup. Tapi bila
solenoid dialiri arus
233
gambar 5.5.2 katup 3/2
sumber: www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
listrik, saluran 1(P) tertutup dan udara dari 2(A) dialirkan langsung ke 3(R).
Katup 3/2 diaktuasikan sinyal listrik dan kontrol Pneumatik, kembali dengan
Pegas.
234
Katup 4/2 pada prinsipnya terdiri dari 2 buah .
sumber: www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
katup 3/2. Biasanya digunakan untuk mengaktuasikan silinder kerja ganda. Sinyal
listrik digunakan seperti pada katup 3/2, berfungsi sebagai pembuka sumbat
sedangkan yang mengatur katup piston adalah sinyal kontrol pneumatik. Pada posisi
diaktuasikan saluran 1(P) dan saluran 4(A) tersambungkan sedangkan saluran 2(B)
dengan saluran 3(R). Apabila sinyal listrik diputuskan maka katup piston didorong
kembali ke posisi semula sehingga saluran 1(P) tersambungkan dengan 2(B) dan
saluran 4(A) dengan 3(R).
sumber: www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
235
yang telah ditetapkan/distandardisasikan. Diagram rangkaian ini merupakan
dokumen yang sangat penting, yang dibutuhkan oleh bagian perawatan, untuk
memperbaiki dan merawat sistem kontrol listrik. Ada beberapa cara untuk
menampilkan/menggambarkan fungsi, operasi peralatan serta instalasi rangkaian.
sumber: www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
Diagram Rangkaian
236
penggambaran untuk sambungan (NC dan NO) relay untuk keperluan latching
(mengunci sambungan) ataupun memutus sambungan akan digambarkan pada
rangkaian kontrol. Penggambaran rangkaian secara skematis biasanya
menggunakan garis lurus, dimana arus listrik mengalir dari atas ke bawah. Di bawah
ini ditampilkan gambar dengan fungsi yang sama
sumber: www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf
237
Beberapa contoh aplikasi PLC seperti:
Traffic light
Lift
Konveyor
Sistem pengemasan barang
Sistem perakitan peralatan elektronik
Sistem pengamanan gedung
Robot
Pemrosesan makanan
Programman PLC dasar merk OMRON menggunakan bahasa program dari OMRON
juga yaitu SYSWIN. Tampilan menu utama dari program SYSWIN dapat dilihat pada
gambar berikut
238
Sumber: http://nisguru.blogspot.com
Tampilan menu utama program SYSWIN (OMRON) Beberapa perintah program yang
penting dan perlu dipahami sebagai berikut:
Addressing adalah hal yang sangat penting dari pemrograman PLC, berikut ini
konvensi pemrograman yang digunakan pada PLC Omron. Setiap merk PLC
mempunyai konvensi yang berbeda.
IR 0 1 0 0 0
239
Gambar 5.6.2 memory plc omron
Sumber: http://nisguru.blogspot.com
e. Desain sistem baru mudah untuk dimodifikasi dan aplikasi PLC sangat
luas.
240
PENGALAMATAN PLC OMRON CJ1M (DIGITAL I/O)
Modul Digital I/O adalah salah satu modul yang paling hampir selalu
digunakan pada PLC. Penggunaan modul ini biasanya membutuhkan power supply
tambahan untuk men-drive input dan output.
Pada digital input, terminal dihubungkan dengan saklar, push button, atau relay
beserta power supply. Cara pemasangan rangkaian pada terminal ini dapat dilihat
pada gambar berikut.
Sumber: http://nisguru.blogspot.com
Setiap input terminal yang digunakan, dihubungkan dengan saklar atau relay. Lalu
saklar-saklar atau relay-relay ini dihubungkan ke power supply dan power supply itu
dihubungkan ke terminal COM. Gambar tersebut adalah contoh pemasangan
rangkaian input untuk modul CJ1W-ID211 DC Input Unit. Power supply yang
digunakan adalah 24 VDC dan pemasangannya boleh dibolak-balik.
Untuk digital output, ada 3 macam jenis output: Contact Output Unit, Triac Output
Unit, dan Transistor Output Unit.
241
Gambar 5.6.4 Contact Output Unit, Triac Output Unit, dan Transistor Output Unit
Sumber : : http://nisguru.blogspot.com
Contact output unit adalah output unit yang terbuat dari relay atau kontaktor. Ketika
energized atau aktif, relay/kontaktor di dalam terminal terhubung sehingga jalur dari
output terminal ke COM terhubung. Jenis output unit ini bisa digunakan tanpa power
supply. Biasanya power supply digunakan hanya untuk memberikan daya pada
rangkaian output seperti lampu.
Triac output unit mirip dengan contact output unit, yakni tidak membutuhkan power
supply untuk diaktifkan. Perbedaannya hanya pada komponen yang
menghubungkan terminal di dalamnya. Triac output unit menggunakan triac dengan
opto isolator sehingga penghubungan terminal terjadi secara solid state, bukan
mekanik.
Yang terakhir, transistor output unit, terbuat dari rangkaian transistor. Lain dengan
contact output unit dan triac output unit, transistor output unit membutuhkan power
supply untuk dapat diaktifkan.
Berikut ini adalah contoh pemasangan rangkaian output untuk CJ1W-OC211 Contact
Output Unit.
242
Sumber: : http://nisguru.blogspot.com
Power supply pada gambar di atas digunakan untuk menyalakan lampu-lampu yang
terhubung dengan terminal output. Besar daya power supply bebas, asal tidak
melebihi rating output unit.Untuk mengakses input dan output ini pada program
ladder di CX-Programmer, kita harus mengetahui letak pengalamatan modul
digital I/O unit. Pengalamatan ini dapat dilihat pada IO Table and Unit Setup.
Misalkan PLC yang kita gunakan terdiri dari: Power supply – CPU unit – Digital Input
– Digital Output. Maka pada IO Table and Unit Setup akan terlihat seperti ini setelah
diatur.
Terlihat bahwa input unit terletak pada alamat 00 dan output unit pada alamat 01.
Jika kita ingin mengakses input unit pin ke 1, maka kontaktor pada ladder diagram
diberi alamat 0.01. Jika kita ingin mengakses output unit pin ke 4, maka
relay/kontaktor pada ladder diagram diberi alamat 1.04. Contoh diagram ladder
dengan pin input 0.01 dan 0.03 serta output 1.04 bisa dilihat di gambar di bawah ini.
243
Gambar 5.6.6 digram leader pada plc
Sumber; : http://nisguru.blogspot.com
Pada suatu saat diperlukan input yang dapat mendeteksi pulsa digital yang
mempunyai durasi sangat pendek atau lebih kecil dari waktu telusuran (scan cycle)
dari CPU. Untuk itu diperlukan suatu fungsi khusus yang dapat mendeteksi transisi
naik (positive going) atau transisi turun (negative going) dan mempertahankan nilai
akhirnya sampai input yang bersangkutan dibaca oleh CPU. Fungsi ini disebut “pulse
catch” dan dapat diaktifkan secara individual untuk tiap digital input.
Gambar 1.4 : Kondisi kerja dengan dan tanpa pendeteksi pulsa (pulse catch).
Sebagai catatan anda harus memperhatikan fungsi filter pada input yang sama.
Pengaturan input filter ini tidak boleh menghilangkan pulsa yang akan dideteksi atau
dengan kata lain pengaturan waktu input filter harus lebih kecil dari lebar pulsa
minimum yang akan dideteksi.
Dalam blok diagram dibawah terlihat bahwa input filter akan memproses sinyal
digital sebelum pendeteksi pulsa. Contoh praktis dari pemakaian pendeteksi pulsa ini
dapat dilihat pada gambar berikut
244
Gambar 5.7: Contoh pemakaian pendeteksi pulsa.
Sumber: : http://nisguru.blogspot.com
Untuk mengaktifkan fungsi pendeteksi pulsa ini dapat dilakukan pada menu
command View > System Block dan klik pada menu “Pulse Catch Bits”.
245
Siemens S7-200 mempunyai kemampuan untuk mengatur status dari digital output
setelah transisi CPU dari Run ke Stop. Status dari digital output akan tetap setelah
CPU berhenti sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan pada “output table”. Status
output ini dapat dipilih untuk mengikuti status sebelumnya atau mengikuti tabel
output (lihat gambar berikut).
Sumber: : http://nisguru.blogspot.com
Simatic
IEC 1131-3
246
Biasanya lebih mudah belajar membuat program untuk berbagai jenis PLC.
Instruksi yang dipakai lebih sedikit sehingga lebih mudah mempelajarinya.
Beberapa instruksi bekerja berlainan dengan instruksi yang sama pada Simatec.
Instruksinya kemungkinan mempunyai waktu eksekusi yang lebih lama.
Instruksi ini hanya bisa digunakan dengan editor LAD dan FBD
IEC 1131-3 memberikan spesifikasi bahwa variabel-variabel harus dideklarasikan
dengan jenis dan sistem pengecekan dari tipe datanya.
Sumber: : http://nisguru.blogspot.com
247
Tabel 5.7.4 : Tipe data complex
Sumber: : http://nisguru.blogspot.com
Kesimpulannya, dalam mode editor untuk instruksi IEC 1131-3, “strong data
checking” menolong anda untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan tersebut
selama proses kompilasi, yaitu dengan menghasilkan kode-kode kesalahan untuk
tipe-tipe data yang tidak diijinkan untuk instruksi tersebut. Kemampuan untuk
melakukan pendeteksian atau pemeriksaan kesalahan jenis ini tidak terdapat pada
editor untuk instruksi SIMATIC.
248
Karena mode pemrograman IEC 1131-3 adalah “strongly data type” dan SIMATIC
adalah bukan “strongly data type”, maka tidak diijinkan untuk melakukan
pemindahan pogram antar kedua bahasa ini.
249
Kelompok 1
Daftar Pustaka
Daftar Gambar
250
1. Gambar I.1 Diagram Sederhana Pembentukan Ilmu Mekatronika
2. Gambar I.2 mekanisme mesin pengerak piston
3. Gambar I.3 Sensor Efek-Hall
4. Gambar I.4 Diagram blok sensor efek hall
5. Gambar I.5 Sensor ultrasonik
6. Gambar I.6 Diagram Blok
7. Gambar I.7 Rangkaian motor penggerak miniatur lift untuk perintah naik-
turun dengan menggunakan plc
8. Gambar I.8 Konstruksi Silinder Kerja Tunggal
9. Gambar I.9 Skema Power Suply
10.Gambar I.10 Microwave
11.Gambar I.11 Mesin Cuci
12.Gambar I.12 Mouse
13.Gambar I.13 Printer
14.Gambar I.12 X-Ray
15.Gambar I.12 Alat pencuci darah
16.Gambar I.14 Robot
17.Gambar I.15 Robot Burung Hantu
18.Gambar I.16 Pabrik Pembuatan Mobil
19.Gambar I.17 Pesawat Siluman
20.Gambar I.18 Mesin Bubut
21.Gambar I.19 Mesin Frais
22.Gambar I.20 Sirkuit komputer
23.Gambar I.21 Micro processor
24.Gambar I.24 Diagram pembagian mekatronika
25.Gambar I. 25 a). elevator jaman dulu, I.25 b). elevator zaman sekarang.
26.Gambar I.26 diagram floor versus time
27.Gambar I.27 Diagram blok open loop control system
28.Gambar I.28 Diagram blok close loop control system
29.Gambar I.29 diagram blok close loop control system with sensor
30.Gambar I.30 diagram blok control system lengkap
31.Gambar I. 31 Diagram blok lengkap control system
32.Gambar I.32 diagram blok dasar open loop control system
33.Gambar I.33 Becak motor
34.Gambar I.34 Air Conditioner with inverter
35.Gambar I.35 Diagram blok close loop control system
36.Gambar I.36(a) diagram blok open loop control sytem, I.36(b) diagram blok
close loop control system
37.http://static.wix.com/media/ab495f34fda9e21c9964fdadca5b7753.wix_mp
38.http://2.bp.blogspot.com/-oz-jqQLs-cs/TaaZaJ9b-
UI/AAAAAAAAAGA/ZfR7we5KwmQ/s1600/kutub+dioda.jpeg
39.http://upload.wikimedia.org/wikibooks/en/thumb/1/12/SE_Forward_Biased_Di
ode.svg/375px-SE_Forward_Biased_Diode.svg.png
40.http://upload.wikimedia.org/wikibooks/en/thumb/6/61/SE_Reverse_Biased_Di
ode.svg/375px-SE_Reverse_Biased_Diode.svg.png
41.http://1.bp.blogspot.com/_kXKAGKpE_xw/TKvXe2dSnyI/AAAAAAAAASQ/9NW
yyZKfhss/s1600/led_1.jpg
251
42.http://1.bp.blogspot.com/_kPlYREPdiNk/S67MYwfNSrI/AAAAAAAAAAw/tz3f_Li
ZgCw/s320/180px-Photodiode-closeup.jpg
43.http://pigment7up.com/images/large/Dioda%20Bridge%2035A_LRG.jpg
44.http://1.bp.blogspot.com/_u6KHA4cq1TU/S_Np0Pg3-
KI/AAAAAAAAACM/ouT7WH5OUCc/s1600/DiodePic.jpg
45.http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d5/Diode-
closeup.jpg/200px-Diode-closeup.jpg
46.http://www.radio-electronics.com/info/data/capacitor/electrolytic-
capacitors.jpg
47.http://1.bp.blogspot.com/_-SK1sLs-12g/S6yt-
IP6YII/AAAAAAAAAEg/AQG_Bo8ueLo/s320/cond5000+copy.jpg
48.http://www.clickpartelectronics.com/images/TS15_Ceramic_Capacitor.gif
49.http://theonlinetutorials.com/theonlinetutorials_files//2011/04/multilayer-
ceramic-capacitor.gif
50.http://www.bombayharbor.com/productImage/0770619001256287939/Elecso
und_Cl21_Metallized_Polyester_Film_Capacitor.jpg
51.http://www.bombayharbor.com/productImage/0770619001256287939/Elecso
und_Cl21_Metallized_Polyester_Film_Capacitor.jpg
52.http://2.bp.blogspot.com/_B1Nxi5MaZSI/TM6EQfNpGGI/AAAAAAAAADo/1shfG
3AMth4/s1600/mika+milar.jpg
53.http://img.diytrade.com/cdimg/194418/1131580/0/1230031395/Polystyrene_
Film_Capacitor-Radial_Lead.jpg
54.http://www.sayelectric.com/wp-content/uploads/2011/02/trimmer-
kapasitor.gif
55.http://www.o-digital.com/uploads/2179/2184-
2/Electric_Double_Layer_Super_Capacitor_SCCG_850.jpg
56.http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1d/Tuning_capacitor.jpg
57.http://i00.i.aliimg.com/photo/202500014/Carbon_Film_Resistor.jpg
58.http://1.bp.blogspot.com/_0XY2LkNiSR0/TRN_VLEmi7I/AAAAAAAAACM/-
_fkSEUZlXY/s1600/precision+wirewound+resistor.jpg
59.http://www.binbin.net/photos/truohm/1k-/1k-5w-axial-wirewound-resistor-
rc.jpg
60.http://emsadesign.files.wordpress.com/2010/06/fuse-resistor.jpg
61.http://img.en.china.cn/0/0,0,425,971,360,360,dcd4083b.jpg
62.http://image.made-in-china.com/4f0j00zCBTkpHPaQiw/Fixed-Metal-Film-
Resistor.jpg
63.http://www.binbin.net/photos/arcol/1k-/1k-0.5w-carbon-comp-resistor-rc.jpg
64.http://electronics-diy.com/store/CDS_Photoresistor.gif
65.http://www.piclist.com/images/www/hobby_elec/picture/resistvr.jpg
66.http://img.alibaba.com/photo/202510193/MF72_Power_Thermistor.jpg
67.http://4.bp.blogspot.com/_B8Dh2WXNvg0/SteJm8O_fuI/AAAAAAAADew/x3ua
VCukBSI/s400/Lay+out+transistor+bc+547.bmp
68.http://1.bp.blogspot.com/_D79gV2zWq4M/S40dNpUnmXI/AAAAAAAAAAU/8Ku
L_zyZ-no/s320/induktor+setengah+lingkaran.jpg
69.http://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_terpadu
252
70.http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Inverter_%28electrical
%29&ei=SfDqTfC1Ho30vQO_z5TCDw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum
=1&ved=0CDkQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dinverter%26hl%3Did
%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw
%3D1280%26bih%3D683%26prmd%3Divnsr
71.http://syahwilalwi.blogspot.com/2011/04/pemrosesan-sinyal-suara-dengan-
sistem.html
72.http://www.scribd.com/doc/17429886/Dasar-Mekatronika-by-
AmirinkingYahoocoId
73.http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Inverter_%28electrical
%29&ei=SfDqTfC1Ho30vQO_z5TCDw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum
=1&ved=0CDkQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dinverter%26hl%3Did
%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw
%3D1280%26bih%3D683%26prmd%3Divnsr
74.http://brightsiteofmylife.blogspot.com/2011/01/konverter-analog-ke-
digital.html
75.http://tutorial-pdf.tp.ac.id/bank/2_Op-amp.pdf
76.http://syahwilalwi.blogspot.com/2011/04/pemrosesan-sinyal-suara-dengan-
sistem.html
77.http://www.scribd.com/doc/17429886/Dasar-Mekatronika-by-
AmirinkingYahoocoId
78.http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Inverter_%28electrical
%29&ei=SfDqTfC1Ho30vQO_z5TCDw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum
=1&ved=0CDkQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dinverter%26hl%3Did
%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw
%3D1280%26bih%3D683%26prmd%3Divnsr
79.http://brightsiteofmylife.blogspot.com/2011/01/konverter-analog-ke-
digital.html
80.http://tutorial-pdf.tp.ac.id/bank/2_Op-amp.
253
95.Gambar 5.6.5 rangkaian GJ1W-OC211
96.Gambar 5.6.6 diagram ladder PLC omron
97.Gambar 5.7 contoh pemakaian pendeteksi pulsa PLC Siemens
98.Gambar 5.7.1 konfigurasi PLC Siemens
99.Gambar 5.7.2 menu konfigurasi status output PLC Siemens
100. Gambar 5.7.3 tipe data elementary
101. Gambar 5.7.4 tipe data kompleks
254