Y DENGAN
SKIZOFRENIA TAK TERINCI DI RUANG ARIMBI
RUMAH SAKIT HARAPAN BANGSA
OLEH :
BAMBANG YULI KRISNANTO
NIM : 180103070
S1 KEPERAWATAN 4A
A. HALAMAN JUDUL
B. PENGERTIAN
1. Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta
disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai
distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul
inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar.
2. Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor
penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan ini sebagai
demensia precox (demensia artinya kemunduran intelegensi dan precox artinya muda/sebelum
waktunya).
C. PENYEBAB
Terdapat beberapa teori yang dikemukakan para ahli yang menyebabkan terjadinya skizofrenia. Teori
teori tersebut antara lain:
1. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu pubertas, waktu
kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.
2. Metabolisme
Teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena gangguan metabolisme karena
penderita tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat
badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa
ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik seperti meskalin dan asam lisergik
diethylamide (LSD-25). Obat-obat tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala yang mirip dengan
gejala-gejala skizofrenia, tetapi reversible.
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat ditemukan
kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada susunan saraf tetapi Meyer mengakui
bahwa suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya
Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi,
sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari
kenyataan (otisme).
1) Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik
2) Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta terjadi suatu
regresi ke fase narsisisme
3) Kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.
5. Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah belah,
adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi
gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan
emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau
gangguan psikomotorik yang lain).
Teori tentang skizofrenia yang saat ini banyak dianut adalah sebagai berikut:
1. Genetik
Teori ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia terutama
anak-anak kembar satu telur sehingga dapat dipastikan factor genetik turut menentukan timbulnya
skizofrenia. Angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak
dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar
satu telur 61-86 % (Maramis, 2009). Pengaruh genetik ini tidak sederhana seperti hokum Mendel,
tetapi yang diturunkan adalah potensi untuk skizofrenia (bukan penyakit itu sendiri).
2. Neurokimia
Studi autopsi dan studi pencitraan otak memperlihatkan abnormalitas struktur dan morfologi otak
penderita skizofrenia antara lain berupa berat orak rata-rata lebih kecil 6% dari normal dan ukuran
anterior-anterior yang 4% lebih pendek, pembesaran ventrikel otak yang nonspesifik, gangguan
metabolisme di daerah frontal dan temporal serta kelainan susunan seluler pada struktur saraf di
beberapa korteks dan subkortek. Studi neuropsikologis mengungkapkan deficit di bidang atensi,
pemilihan konseptual, fungsi eksekutif dan memori pada penderita skizofrenia.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres. Diperoleh baik dari klien maupun
keluarganya, mengenai faktor perkembangan sosial kultural, biokimia psikologis dan
genetik Iya itu faktor resiko mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres (Damayanti, 2012)
1) Faktor perkembangan.
2) Faktor sosiokultural.
3) Faktor biokimia.
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan adanya stres yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang
dapat bersifat halusinogenik neuro kimia seperti buffofenon dan Dimetytranferase
(DMP).\
4) Faktor psikologis.
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis Serta adanya peran ganda yang
bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stres dan kecemasan
yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.
5) Faktor genetik.
Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui ,tetapi Hasil studi
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit ini. (Yosep, 2009 dan Prabowo, 2014).
E. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan
ancaman / tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. Adanya
rangsangan lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam kelompok,
terlalu lama Diajak komunikasi, jadi yang ada di lingkungan juga suasana sepi /
isolasi adalah sering sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat
meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat
halusinogenik (Muhith, 2015). Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi
:
1) Berlebihnya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di talamus dan frontal otak.
2) Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu ( mekanisme abnormal).
3) Gejala-gejala pemicu kondisi kesehatan lingkungan, sikap dan perilaku
seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Gejala pencetus respon neurobiologis Stuar & Laraia (2005) dalam Muhith (2015).
Kesehatan - Nutrisi kurang.
- Kurang tidur.
- Ketidakseimbangan Irama sirkadian.
- Kelelahan infeksi.
- Obat-obatan sistem saraf pusat.
- Kurangnya latihan.
- Hambatan Untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
Lingkunagan - Lingkungan yang memusuhi kritis.
- Masalah di rumah tangga.
- Kehilangan kebebasan hidup, pola aktivitas sehari-
hari.
- Kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain.
- Isolasi sosial. Kurang dukungan sosial.
- Tekanan kerja ( kurang keterampilan dalam
bekerja). - Stigmasasi.
- Kemiskinan.
- Kurangnya alat transportasi.
- Ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
Sikap/Perilaku - Merasa tidak mampu / harga diri rendah.
- Putus asa / tidak percaya diri.
- Merasa gagal / kehilangan motivasi menggunakan
keterampilan diri.
- Kehilangan kendali diri / (Demoralisasi).
- Merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala
tersebut.
- Merasa Malang ( tidak mampu memenuhi kebutuhan
spiritual).
- Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan.
- Rendahnya kemampuan sosialisasi.
- Perilaku agresif.
- Perilaku kekerasan.
- Ke tidak ada kekuatan pengobatan.
- Tidak ada kekuatan penanganan gejala.
F. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA DAN GEJALA
1. Gejala Primer
· Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling menonjol adalah gangguan
asosiasi dan terjadi inkoherensi
· Gangguan afek emosi
1) Terjadi kedangkalan afek-emosi
2) Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
3) Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
4) Emosi berlebihan
5) Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
· Gangguan kemauan
1) Terjadi kelemahan kemauan
2) Perilaku negativisme atas permintaan
3) Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
· Gejala psikomotor
1) Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
2) Stereotipi
3) Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
4) Echolalia dan echopraxia
· Autisme.
2. Gejala Sekunder
· Waham
· Halusinasi
Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin meliputi salah satu dari kelima
pancaindra. halusinasi pendengaran dan penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi penciuman,
perabaan, dan pengecapan juga dapat terjadi
G. PENATALAKSANAAN
a. Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik konvensional. Walaupun
sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat
antipsikotik konvensional antara lain :
· Prolixin (fluphenazine)
Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik konvensional, banyak ahli
lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical antipsycotic.
Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional). Pertama, pada pasien yang sudah
mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek
samping yang berarti. Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian
antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin
dan Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu
(disebut juga depot formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di
dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot formulation ini tidak dapat
digunakan pada newer atypic antipsychotic.
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya berbda, serta sedikit
menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Beberapa
contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain :
· Risperdal (risperidone)
· Seroquel (quetiapine)
· Zyprexa (olanzopine)
c. Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal yang pertama. Clozaril
dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional.
Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada
kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk
melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah
putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan. Clozaril bila paling sedikit 2 dari
obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
Injeksi 25 mg/ml
Injeksi 5 mg/ml
Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting untuk
mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang penderita berhenti minum
obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat
menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang
efek sampingnya lebih rendah. Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter
dapat mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4 minggu.
Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya. Terkadang pasien dapat kambuh
walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal ini merupakan alasan yang tepat untuk
menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan
newer atipycal antipsycotic atau newer atipycal antipsycotic diganti dengan antipsikotik atipikal
lainnya. Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas
gagal.
Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun setelah sembuh.
Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang behenti minum obat setelah episode petama
Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia episode pertama
tetap mendapat obat antipskotik selama 12-24 bulan sebelum mencoba menurunkan dosisnya. Pasien
yang mendertia Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama
membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan
penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit.
Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang lama, sangat penting
untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul. Mungkin masalah terbesar dan tersering
bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional gangguan (kekakuan) pergerakan otot-
otot yang disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal (EEP). Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih
lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan
akhirnya mereka tidak dapat beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada
tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik (biasanya benztropine)
bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah atau mengobati efek samping ini. Efek samping
lain yang dapat timbul adalah tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat
dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan terjadinya efek samping ini dapat
dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari obat antipsikotik. Apabila penderita yang
menggunakan antipsikotik konvensional mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan
mengganti antipsikotik konvensional dengan antipsikotik atipikal.
Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual, sehingga
banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian obat-obatan tersebut. Untuk mengatasinya
biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan newer atypical
antipsycotic yang efek sampingnya lebih sedikit. Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada
penderita Sikzofrenia yang memakan obat. Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan
antipsikotik atipikal. Diet dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini. Efek samping lain
yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant syndrome, dimana timbul derajat kaku dan termor
yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa demam penyakit-penyakit lain.
Gejala-gejala ini membutuhkan penanganan yang segera.
A. Terapi Psikososial
a. Terapi perilaku
b. Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam
keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat
dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan
segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya
lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong
sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat.
Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofreniadan
dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya. Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien
mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan
bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam penelitian terkontrol,
penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 %
dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.
c. Terapi kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah,
dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku,
terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam
menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi
pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara
interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.
d. Psikoterapi individual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam pengobatan
skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah membantu dan menambah efek terapi
farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut
dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan
keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien. Hubungan antara dokter dan pasien
adalah berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan
hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap
keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika
seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran,
ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang
prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau profesi
persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk
suapan, manipulasi, atau eksploitasi.
Dokter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga pasien tentang
skizofrenia. Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka
menyusun aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari keparahan
penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit
harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan,
dan hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan
fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang
membantu pasien dalam memperbaiki kualitas hidup.
H. PSIKOPATOLOGI/POHON MASALAH
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan skizofrenia
a. Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya akibat adanya kumunduran
kemauan dan kedangkalan emosi.
c. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni keturunan, endokrin, metabolisme,
susunan syaraf pusat, kelemahan ego.
d. Psikososial
1) Genogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16 % skizofrenia, bila keduanya
menderita 40-68 %, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8 %, saudara kembar 2-15 %, saudara kandung 7-
15 %.
2) Konsep Diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan mempengaruhi konsep
diri pasien.
3) Hubungan Sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, berdiam diri.
4) Spiritual
e. Status Mental
5) Penampilan Diri
Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resliting tak
terkunci, baju tak diganti, baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien.
6) Pembicaraan
7) Aktifitas Motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan mempertahankan pada satu posisi yang
dibuatnya sendiri (katalepsia).
8) Emosi
Emosi dangkal
9) Afek
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, diam.
11) Persepsi
12) Proses Berfikir
13) Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan pembatasan dengan dunia luar
dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif).
14) Memori
15) Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu memberikan
alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak tepat.
16) Tilik diri
f. Kebutuhan Sehari-hari
Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin mundur dalam
pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sangat menurun
dalam hal makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.
Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
b. Diagnosa keperawatan: resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi pendenganran b.d menarik
diri
Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
c. Pasien mempertahankan
d. Bantu dalam menyiapkan perlengkapan
kebersihan diri secara ADLs
optimal dengan mandi
e. Berikan pengakuan dan penghargaan posi
setiap hari dan
untuk kemampuannya mandiri
melakukan prosedur
defekasi dan berkemih
tanpa bantuan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed 2. Surabaya. Airlangga University Press
Pertemuan Ke ………
Strategi Pelaksanaan ..............
1. Kondisi klien : berisi data focus tentang kondisi klien baik data
hasil wawancara maupun data observasi
2. Diagnosa keperawatan
3. Tujuan (TUK / SP)
4. Strategi pelaksanaan
Fase Orientasi
Salam
Perkenalan
Menanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
Mengevaluasi masalah
Memvalidasi kemampuan klien
Menjelaskan tujuan
Menyampaikan kontrak topik, tempat, dan waktu
Fase Kerja
Sesuai tujuan
Menggunakan kalimat terbuka
Fase Terminasi
Evaluasi subjektif
Evaluasi objektif
Reinforcement positif
Rencana tindak lanjut (memasukkan ke jadwal kegiatan harian klien)
Kontrak pertemuan selanjutnya (topik, tempat, dan waktu)
Salam
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 30 Tahun
No CM :-
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan :
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan terakhir :
Tgl masuk RS :
Tgl masuk ruangan :
Tgl pengkajian :
Alamat :
B. Identitas penanggungjawab :
Nama : Ny. M
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dgn pasien : Ibu
Alamat :
No yg bisa dihubungi :
VII.GENOGRAM
: Meninggal
: Laki laki
: Perempuan
: Pasien
4. Spiritual :
Klien beragama Islam,
6. Kegiatan ibadah :
Klien mengakui jarang melakukan ibadah.
X. MASALAH BUDAYA
1. Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga,
uraikan.............................................................
..........................................................................................................................................
............
2. Masalah berhubungan dengan
lingkungan,uraikan.....................................................................
..........................................................................................................................................
............
3. Masalah dengan pendidikan,
uraikan ..........................................................................................
..........................................................................................................................................
............
4. Masalah dengan pekerjaan,
uraikan.............................................................................................
..........................................................................................................................................
............
5. Masalah dengan
perumahan .......................................................................................................
..........................................................................................................................................
............
6. Masalah dengan ekonomi,
uraikan...............................................................................................
..........................................................................................................................................
............
7. Masalah dengan pelayanan
kesehatan.........................................................................................
..........................................................................................................................................
............
8. Masalah dengan
lainnya...............................................................................................................
..........................................................................................................................................
............
Terapi yang diberikan : Lodomer 5mg, Diazepam 10mg, Stelosi 5mg, Trihexilpenidyl
2mg/12jam, Clozapine 25mg/12jam
XII.STATUS MENTAL
1. Penampilan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
................................................................................
2. Pembicaraan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Aktivitas motorik
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
4. Alam Perasaan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
5. Afek
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
7. Persepsi
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
8. Isi pikir
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
9. Proses pikir
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
11. Memori
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
3. Penggunaan obat
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
4. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan : ya/tidak
Sistem pendukung : ya/tidak
5. Aktivitas didalam rumah
Mempersiapkan makanan : ya/tidak
Menjaga kerapian rumah : ya/tidak
Mencuci pakaian : ya/tidak.
Jelaskan :..........................................................................................................................
6. Aktivitas diluar rumah
( ) Belanja
( ) Transportasi
( ) Lain-lain :
Jelaskan :..........................................................................................................................
...................................................................................................................................... ...
...................................................................................................................................
ANALISA DATA
Nama : No. RM :
Umur : Diagnosa medis :
Ruang rawat : Alamat :