Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

Y DENGAN
SKIZOFRENIA TAK TERINCI DI RUANG ARIMBI
RUMAH SAKIT HARAPAN BANGSA

OLEH :
BAMBANG YULI KRISNANTO
NIM : 180103070
S1 KEPERAWATAN 4A

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO


2019/2020
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

A. HALAMAN JUDUL
B. PENGERTIAN

1.    Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta
disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai
distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul
inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar.
2.    Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor
penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan ini sebagai
demensia precox (demensia artinya kemunduran intelegensi dan precox artinya muda/sebelum
waktunya).

C. PENYEBAB

Terdapat beberapa teori yang dikemukakan para ahli yang menyebabkan terjadinya skizofrenia. Teori
teori tersebut antara lain:

1.    Endokrin

Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu pubertas, waktu
kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

2.    Metabolisme

Teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena gangguan metabolisme karena
penderita tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat
badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa
ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik seperti meskalin dan asam lisergik
diethylamide (LSD-25). Obat-obat tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala yang mirip dengan
gejala-gejala skizofrenia, tetapi reversible.

3.    Teori Adolf Meyer

Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat ditemukan
kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada susunan saraf tetapi Meyer mengakui
bahwa suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya
Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi,
sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari
kenyataan (otisme).

4.    Teori Sigmund Freud


Teori Sigmund freud juga termasuk teori psikogenik. Menurut freud, skizofrenia terdapat:

1)    Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik

2)    Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta terjadi suatu
regresi ke fase narsisisme

3)    Kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

5.    Eugen Bleuler

Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah belah,
adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi
gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan
emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau
gangguan psikomotorik yang lain).

Teori tentang skizofrenia yang saat ini banyak dianut adalah sebagai berikut:

1.    Genetik

Teori ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia terutama
anak-anak kembar satu telur sehingga dapat dipastikan factor genetik turut menentukan timbulnya
skizofrenia. Angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %,  bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak
dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar
satu telur 61-86 % (Maramis, 2009). Pengaruh genetik ini tidak sederhana seperti hokum Mendel,
tetapi yang diturunkan adalah potensi untuk skizofrenia (bukan penyakit itu sendiri).

2.    Neurokimia

Hipotesis dopaminmenyatakan bahwa skizofrenia disebabkan overaktivitas pada jaras dopamine


mesolimbik. Hal ini didukung dengan temuan bahwa amfetamin yang kerjanya meningkatkan
pelepasan dopamine, dapat menginduksi psikosis yang mirip skizofrenia dan obat anti psikotik
bekerja dengan mengeblok reseptor dopamine, terutama reseptor D 2.

3.    Hipotesis Perkembangan Saraf

Studi autopsi dan studi pencitraan otak memperlihatkan abnormalitas struktur dan morfologi otak
penderita skizofrenia antara lain berupa berat orak rata-rata lebih kecil 6% dari normal dan ukuran
anterior-anterior yang 4% lebih pendek, pembesaran ventrikel otak yang nonspesifik, gangguan
metabolisme di daerah frontal dan temporal serta kelainan susunan seluler pada struktur saraf di
beberapa korteks dan subkortek. Studi neuropsikologis mengungkapkan deficit di bidang atensi,
pemilihan konseptual, fungsi eksekutif dan memori pada penderita skizofrenia.
D. FAKTOR PREDISPOSISI

Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres. Diperoleh baik dari klien maupun
keluarganya, mengenai faktor perkembangan sosial kultural, biokimia psikologis dan
genetik Iya itu faktor resiko mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres (Damayanti, 2012)

1) Faktor perkembangan.

Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu


maka individu akan mengalami stres dan kecemasan.

2) Faktor sosiokultural.

Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan


oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien dibesarkan.

3) Faktor biokimia.

Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan adanya stres yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang
dapat bersifat halusinogenik neuro kimia seperti buffofenon dan Dimetytranferase
(DMP).\

4) Faktor psikologis.

Hubungan interpersonal yang tidak harmonis Serta adanya peran ganda yang
bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stres dan kecemasan
yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.

5) Faktor genetik.

Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui ,tetapi Hasil studi
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit ini. (Yosep, 2009 dan Prabowo, 2014).

E. FAKTOR PRESIPITASI

Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan
ancaman / tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. Adanya
rangsangan lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam kelompok,
terlalu lama Diajak komunikasi, jadi yang ada di lingkungan juga suasana sepi /
isolasi adalah sering sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat
meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat
halusinogenik (Muhith, 2015). Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi
:
1) Berlebihnya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di talamus dan frontal otak.
2) Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu ( mekanisme abnormal).
3) Gejala-gejala pemicu kondisi kesehatan lingkungan, sikap dan perilaku
seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Gejala pencetus respon neurobiologis Stuar & Laraia (2005) dalam Muhith (2015).
Kesehatan - Nutrisi kurang.
- Kurang tidur.
- Ketidakseimbangan Irama sirkadian.
- Kelelahan infeksi.
- Obat-obatan sistem saraf pusat.
- Kurangnya latihan.
- Hambatan Untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
Lingkunagan - Lingkungan yang memusuhi kritis.
- Masalah di rumah tangga.
- Kehilangan kebebasan hidup, pola aktivitas sehari-
hari.
- Kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain.
- Isolasi sosial. Kurang dukungan sosial.
- Tekanan kerja ( kurang keterampilan dalam
bekerja). - Stigmasasi.
- Kemiskinan.
- Kurangnya alat transportasi.
- Ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
Sikap/Perilaku - Merasa tidak mampu / harga diri rendah.
- Putus asa / tidak percaya diri.
- Merasa gagal / kehilangan motivasi menggunakan
keterampilan diri.
- Kehilangan kendali diri / (Demoralisasi).
- Merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala
tersebut.
- Merasa Malang ( tidak mampu memenuhi kebutuhan
spiritual).
- Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan.
- Rendahnya kemampuan sosialisasi.
- Perilaku agresif.
- Perilaku kekerasan.
- Ke tidak ada kekuatan pengobatan.
- Tidak ada kekuatan penanganan gejala.
F. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA DAN GEJALA

1.    Gejala Primer
·         Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling menonjol adalah gangguan
asosiasi dan terjadi inkoherensi
·         Gangguan afek emosi
1)    Terjadi kedangkalan afek-emosi
2)    Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
3)    Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
4)    Emosi berlebihan
5)    Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
·         Gangguan kemauan
1)    Terjadi kelemahan kemauan
2)    Perilaku negativisme atas permintaan
3)    Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
·         Gejala psikomotor
1)    Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
2)    Stereotipi
3)    Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
4)    Echolalia dan echopraxia
·         Autisme.
2.    Gejala Sekunder
·         Waham
·         Halusinasi
Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin meliputi salah satu dari kelima
pancaindra. halusinasi pendengaran dan penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi penciuman,
perabaan, dan pengecapan juga dapat terjadi

G. PENATALAKSANAAN

1. Terapi Somatik (Medikamentosa)


Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut antipsikotik. Antipsikotik bekerja
mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin
dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat
antipsikotik yang benar-benar cocok bagi pasien. Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang
lalu dan merupakan terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia. Terdapat 3
kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik konvensional, newer atypical
antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine)

a.    Antipsikotik Konvensional

Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik konvensional. Walaupun
sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat
antipsikotik konvensional antara lain :

·         Haldol (haloperidol) 5. Stelazine ( trifluoperazine)

·         Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine ( chlorpromazine)

·         Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)

·         Prolixin (fluphenazine)

Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik konvensional, banyak ahli
lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical antipsycotic.

Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional). Pertama, pada pasien yang sudah
mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek
samping yang berarti. Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian
antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin
dan Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu
(disebut juga depot formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di
dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot formulation ini tidak dapat
digunakan pada newer atypic antipsychotic.

b.    Newer Atypcal Antipsycotic

Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya berbda, serta sedikit
menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Beberapa
contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain :

·         Risperdal (risperidone)

·         Seroquel (quetiapine)

·         Zyprexa (olanzopine)

c.    Clozaril

Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal yang pertama. Clozaril
dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional.
Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada
kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk
melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah
putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan. Clozaril bila paling sedikit 2 dari
obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.

Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

No   Nama Generik                           Sediaan                                               Dosis

1.     Klorpromazin                   Tablet, 25 dan 100 mg,                         150 - 600 mg/hari

   Injeksi 25 mg/ml

2      Haloperidol                      Tablet, 0,5 mg, 1,5 mg, 5 mg,               5 - 15 mg/hari

   Injeksi 5 mg/ml 

3      Perfenazin                       Tablet 2, 4, 8 mg                                 12 - 24 mg/hari

4      Flufenazin                       Tablet 2,5 mg, 5 mg                             10 - 15 mg/hari

5      Flufenazin dekanoat          Inj 25 mg/ml                                       25 mg/2-4 minggu

6      Levomeprazin                  Tablet 25 mg, Injeksi 25 mg/ml             25 - 50 mg/hari

7      Trifluperazin                    Tablet 1 mg dan 5 mg                          10 - 15 mg/hari

8      Tioridazin                        Tablet 50 dan 100 mg                          150 - 600 mg/hari

9      Sulpirid                           Tablet 200 mg                                     300 - 600 mg/hari


Injeksi 50 mg/ml                                 1 - 4 mg/hari

10    Pimozid                           Tablet 1 dan 4 mg                               1 - 4 mg/hari

11     Risperidon                      Tablet 1, 2, 3 mg                                 2 - 6 mg/hari

Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama


Newer atypical antipsycoic merupakn terapi pilihan untuk penderita Skizofrenia episode
pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan resiko untuk
terkena tardive dyskinesia lebih rendah. Biasanya obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa
saat untuk mulai bekerja. Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan
obat lain, para ahli biasanya akan mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih lama pada
Clozaril)

Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)

Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting untuk
mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang penderita berhenti minum
obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat
menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang
efek sampingnya lebih rendah. Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter
dapat mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4 minggu.
Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya. Terkadang pasien dapat kambuh
walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal ini merupakan alasan yang tepat untuk
menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan
newer atipycal antipsycotic atau newer atipycal antipsycotic diganti dengan antipsikotik atipikal
lainnya. Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas
gagal.

Pengobatan Selama fase Penyembuhan

Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun setelah sembuh.
Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang behenti minum obat setelah episode petama
Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia episode pertama
tetap mendapat obat antipskotik selama 12-24 bulan sebelum mencoba menurunkan dosisnya. Pasien
yang mendertia Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama
membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan
penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit.

Efek Samping Obat-obat Antipsikotik

Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang lama, sangat penting
untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul. Mungkin masalah terbesar dan tersering
bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional gangguan (kekakuan) pergerakan otot-
otot yang disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal (EEP). Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih
lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan
akhirnya mereka tidak dapat beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada
tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik (biasanya benztropine)
bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah atau mengobati efek samping ini. Efek samping
lain yang dapat timbul adalah tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat
dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan terjadinya efek samping ini dapat
dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari obat antipsikotik. Apabila penderita yang
menggunakan antipsikotik konvensional mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan
mengganti antipsikotik konvensional dengan antipsikotik atipikal.

Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual, sehingga
banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian obat-obatan tersebut. Untuk mengatasinya
biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan newer atypical
antipsycotic yang efek sampingnya lebih sedikit. Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada
penderita Sikzofrenia yang memakan obat. Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan
antipsikotik atipikal. Diet dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini. Efek samping lain
yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant syndrome, dimana timbul derajat kaku dan termor
yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa demam penyakit-penyakit lain.
Gejala-gejala ini membutuhkan penanganan yang segera.

A. Terapi Psikososial
a.    Terapi perilaku

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial


untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis,
dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat
ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan
demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara
sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.

b.    Terapi berorintasi-keluarga

Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam
keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat
dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan
segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya
lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong
sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat.
Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofreniadan
dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya. Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien
mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan
bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam penelitian terkontrol,
penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 %
dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.

c.    Terapi kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah,
dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku,
terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam
menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi
pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara
interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.

d.    Psikoterapi individual

Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam pengobatan
skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah membantu dan menambah efek terapi
farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut
dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan
keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien. Hubungan antara dokter dan pasien
adalah berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan
hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap
keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika
seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran,
ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang
prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau profesi
persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk
suapan, manipulasi, atau eksploitasi.

a) Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)


Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik, menstabilkan medikasi,
keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang sangat kacau termasuk
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar. Tujuan utama perawatan dirumah sakit yang harus
ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan
penyesuaian yang dilakukan pada perawatan rumahsakit harus direncanakan.

Dokter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga pasien tentang
skizofrenia. Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka
menyusun aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari keparahan
penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit
harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan,
dan hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan
fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang
membantu pasien dalam memperbaiki kualitas hidup.
H. PSIKOPATOLOGI/POHON MASALAH

I. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian keperawatan skizofrenia
a.    Identitas

Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas.
b.    Keluhan Utama

Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya akibat adanya kumunduran
kemauan dan kedangkalan emosi.

c.    Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni keturunan, endokrin, metabolisme,
susunan syaraf pusat, kelemahan ego.

d.    Psikososial

1)    Genogram

Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16 % skizofrenia, bila keduanya
menderita 40-68 %, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8 %, saudara kembar 2-15 %, saudara kandung 7-
15 %.

2)    Konsep Diri

Kemunduran  kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan mempengaruhi konsep
diri pasien.

3)    Hubungan Sosial

Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, berdiam diri.

4)    Spiritual

Aktifitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.

e.    Status Mental

5)    Penampilan Diri

Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resliting tak
terkunci, baju tak diganti, baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien.

6)    Pembicaraan

Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.

7)    Aktifitas Motorik

Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan mempertahankan pada satu posisi yang
dibuatnya sendiri (katalepsia).

8)    Emosi

Emosi dangkal
9)    Afek

Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.

10) Interaksi Selama Wawancara

Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, diam.

11) Persepsi

Tidak terdapat halusinasi atau waham.

12) Proses Berfikir

Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.

13) Kesadaran

Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan pembatasan dengan dunia luar
dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif).

14) Memori

Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang baik.

15) Kemampuan penilaian

Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu memberikan
alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak tepat.

16) Tilik diri

Tak ada yang khas.

f.     Kebutuhan Sehari-hari

Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin mundur dalam
pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sangat menurun
dalam hal makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.

2. Diagnosa Keperawatan Skizofrenia

a.    Isolasi sosial b.d harga diri rendah

b.    Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran b.d menarik diri


c.    Kurang Perawatam diri b.d menarik diri

3. Rencana Tindakan Keperawatan


a.      Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial b.d harga diri rendah

Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

Isolasi sosial b.d Tujuan umum


harga diri
Klien dapat melakukan - -
rendah
hubungan sosia secara
bertahap

Tujuan khusus 1 a.    Klien dapat a.    Bina hubungan saling percaya


mengungkapkan
Klien dapat membuna        Sapa klien secara ramah baik secara verb
perawaannya
hubungan saling maupun nonverbal
percaya b.    Ekspresi wajah
       Perkenalkan diri dengan sopan
bersahabat
       Tanya nama lengkap klien dan nama
c.    Ada kontak mata
panggilanyang disukai
d.    Menunjukkan rasa
       Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan
senang
menepati janji
e.    Mau berjabat tangan
       Tunjukkan sikap empati dan menerima
f.     Mau menjawab salam klien apa adanya

g.    Klien mau duduk        Beri perhatian kepada klien


berdampingan
b.    Beri kesempatan untuk mengungkapkan
h.    Klien mau perawaannya tentang penyakit yang dide
mengutarakan masalah
c.    Sediakan waktu untuk mendengarkan klie
yang dihadapi
d.    Katakana pada klien bahwa dia adalah
seorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri

Tujuan khusus 2 Klien mampu a.    Diskusikan kemampuan dan aspek positif


mempertahankan aspek yang dimilikiklien dan beri reinforcemen
Klien dapat
yang positif atas kemampuan mengungkapkan
mengidentifikasi
perasaannya
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki b.    Saat bertemu klien hindarkan memberi
penilaian negatif

c.    Utamakan memberi pujian yang realistis

Tujuan khusus 3 a.    Kebutuhan klien a.    Diskusikan kemampuan klien yang masih


terpenuhi dapat digunakan selama sakit
Klien dapat menilai
kemampuan yang datab.    Klien dapat melakukan b.    Diskusikan juga kemampuan yang dapat
digunakan aktivitas terasarah dilanjutkan penggunaan di rumah sakit d
di rumah nantinya

Tujuan khusus 4 a.    Klien mampu a.    Rencanakan bersama klien aktivitas yang


beraktivitas sesuai dapat dilakukan setiap hari sesuai
Klien dapat
kemampuan kemampuan, kegiatan mandiri, kegiatan
menetapkan dan
dengan bantuan minimal, kegiatan denga
merencanakan kegiatanb.    Klien mengikuti TAK
bantuan total
sesuai kemampuan
b.    Tingkatkan kegiatan klien sesuai tolerans
kondisi klien

c.    Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan


yang boleh klien lakukan  (sering klien t
melaksanakannya)

Tujuan khusus 5 Klien mampu a.    Berikan kesempatan kepada klien mencob


beraktivitas sesuai kegiatan yang telah direncanakan
Klien dapat melakukan
kemampuan
kegiatan sesuai dengan b.    Beri pujian atas usaha dan keberhasilan k
kondisi sakit dan
c.    Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di
kemampuannya
rumah

Tujuan khusus 6 a.    Klien mampu melakukan


a.    Beri pendidikan kesehatan kepada keluarg
Klien dapat apa yang diajarkan tentang cara merawat klien dengan isolas
memanfaatkan system social dan harga diri rendah
b.    Klien mau memberikan
pendukung yang ada
dukungan b.    Bantu kelluarga memberi dukungan selam
klien dirawat

c.    Bantu keluarga menyiapkan lingkungan


dirumah

b.     Diagnosa keperawatan: resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi pendenganran b.d menarik
diri

Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

Resiko Tujuan umum


perubahan
Klien dapat berinteraksi
persepsi sensori: - -
dengan orang lain
halusinasi
sehingga tidak terjadi
pendengaran b.d
halusinasi
isolasi sosial
Tujuan khusus 1 Klien dapat a.    Bina hubungan saling percaya
mengungkapkan
Klien dapat membuna        Sapa klien secara ramah baik secara verb
perasaan dan
hubungan saling maupun nonverbal
keberadaannya secara
percaya
verbal        Perkenalkan diri dengan sopan

a.    Klien mau menjawab        Tanya nama lengkap klien dan nama


salam panggilanyang disukai

b.    Klien mau berjabat        Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan


tangan menepati janji

c.    Mau menjawab        Tunjukkan sikap empati dan menerima


pertanyaan klien apa adanya

d.    Ada kontak mata        Beri perhatian kepada klien

e.    Klien mau duduk b.    Beri kesempatan untuk mengungkapkan


berdampingan dengan perawaannya tentang penyakit yang dide
perawat
c.    Sediakan waktu untuk mendengarkan klie
d.    Katakana pada klien bahwa dia adalah
seorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong diri sendir

Tujuan khusus 2 Klien dapat a.    Kaji pengetahuan klien tentang perilaku


menyebutkan penyebab menarik diri dan tanda-tandanya
Klien dapat
menarik diri yang
menyebutkan penyabab b.    Beri kesempatak kepada klien untuk
berasal dari :
menarik diri mengungkapkan perasaan penyebab
a.    Diri sendiri menarik diri atau tidak mau bergaul

b.    Orang lain c.    Diskusikan dengan klien tentang perilaku


menarik diri, tanda dan gejala
c.    Lingkungan
d.    Berikan pujian tentang kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya

Tujuan khusus 3 Klien dapat a.    Kaji pengetahuan klien tentang keuntunga


menyebutkan dan manfaat bergaul dengan orang lain
Klien dapat
keuntungan
menyebutkan b.    Beri kesempatan kepada klien untuk
berhubungan dengan
keuntungan mengungkapkan perasaannya tentang
orang lain, misalnya
bersosialisasi dengan keuntungan berhubungan dengan orang l
banyak teman, tidak
orang lain dan kerugian
sendiri, bias berdiskusi,c.    Diskusikan dengan klien tentang manfaat
todak bersosialisasi
terasa ramai, dapat berhubungan dengan orang lain
dengan orang lain
bercanda
d.    Kaji pengetahuan klien tentang kerugian
bila todak bergaul dengan orang lain

e.    Beri kesempatan kepada klien untuk


mengungkapkan perasaannya tentang
kerugian bila tidak  berhubungan dengan
orang lain

f.     Diskusikan dengan klien tentang kerugian


bila tidak berhubungan dengan orang lain

g.    Beri reinforcement positif terhadap


kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan deng
orang lain

c.      Diagnosa keperawatan: Kurang perawatan diri b.d menarik diri


Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

Kurang Tujuan umum


perawatan diri
Pasien mengungkapkan
b.d menarik diri - -
keinginan untuk
melakukan kegiatan
hidup sehari-hari

Tujuan khusus 1 Klien mampu


a.    Dukung pasien untuk melakukan kegiatan
melakukan aktivitas hidup sehari-hari sesuai tingkat kemamp
Klien mampu
sehari-hari pasien
melakukan kegiatan
hidup sehari-hari secara
a.    Pasien makan sendiri
b.    Dukung kemandirian pasien, tapi berikan
mandiri dan tanpa bantuan. bantuan saat pasien tidak dapat melakuka
mendemontrasikan beberapa kegiatan
b.    Pasien memilih pakaian
suatu keinginan untuk
yang sesuai, berpakaian
c.    Perlihatkan secara konkret, bagaimana
melakukannya
merawat dirinya tanpa melakukakn kegiatan yang menurut pasi
bantuan. sulit melakukannya

c.    Pasien mempertahankan
d.    Bantu dalam menyiapkan perlengkapan
kebersihan diri secara ADLs
optimal dengan mandi
e.    Berikan pengakuan dan penghargaan posi
setiap hari dan
untuk kemampuannya mandiri
melakukan prosedur
defekasi dan berkemih
tanpa bantuan.

J. DAFTAR PUSTAKA

Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed 2. Surabaya. Airlangga University Press

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5. Jakarta. EGC

Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 15 Oktober 2011

Schizophrenia. www.emedicine.com diakses tanggal 15 oktober 2011


FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan Ke ………
Strategi Pelaksanaan ..............
1. Kondisi klien : berisi data focus tentang kondisi klien baik data
hasil wawancara maupun data observasi
2. Diagnosa keperawatan
3. Tujuan (TUK / SP)
4. Strategi pelaksanaan
Fase Orientasi
 Salam
 Perkenalan
 Menanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
 Mengevaluasi masalah
 Memvalidasi kemampuan klien
 Menjelaskan tujuan
 Menyampaikan kontrak topik, tempat, dan waktu
Fase Kerja
 Sesuai tujuan
 Menggunakan kalimat terbuka
Fase Terminasi
 Evaluasi subjektif
 Evaluasi objektif
 Reinforcement positif
 Rencana tindak lanjut (memasukkan ke jadwal kegiatan harian klien)
 Kontrak pertemuan selanjutnya (topik, tempat, dan waktu)
 Salam
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. J


DENGAN ................................. DI RUANG ................... RS ............

I. IDENTITAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 30 Tahun
No CM :-
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan :
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan terakhir :
Tgl masuk RS :
Tgl masuk ruangan :
Tgl pengkajian :
Alamat :

B. Identitas penanggungjawab :
Nama : Ny. M
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dgn pasien : Ibu
Alamat :
No yg bisa dihubungi :

II. ALASAN MASUK


Mengamuk dan berkelahi dengan tetangganya setelah berebut tempat menjemur pakaian
disamping rumah

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Herediter
Adanya faktor genetik dapat berisiko terjadinya penyakit schizophrenia, dimana risiko
bagi masyarakat umum 1 % pada orang tua risiko schizophrenia 5 % pada saudara
kandung 8 % dan anak-anak 10 %. Gambaran terakhir ini menetap walaupun anak
telah dipisahkan dengan orang tua kandung sejak lahir, pada kembar monozigote 30 -
40%

2. Pola Asuh Keluarga


Banyak penelitian terhadap pengaruh masa kanak-kanak khususnya atas personalitas
orang tua tetapi belum ada hasil.

IV. FAKTOR PRESIPITASI


1. Lingkungan
Faktor lingkungan cukup berperan dalam menampilkan penyakit pada individu yang
memiliki predisposisi. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa schizophrenia bukan
suatu penyakit, tetapi suatu respon terhadap tekanan emosi yang dapat ditoleransi dalam
keluarga dan masyarakat.

2. Ekspresi Emosi Keluarga yang Berlebihan


Jika keluarga schizophrenia memperlihatkan emosi yang berlebihan seperti pasien dihina atau
terlalu banyak dikekang dengan aturan- aturan yang berlebihan, maka kemungkinan kambuh
lebih besar. Juga jika pasien tidak mendapatkan obat neuroleptik, angka kekambuhan di
rumah dengan ekspresi emosi rendah dan pasien minum obat teratur sebesar 12 % dengan
ekspresi emosi rendah dan tanpa obat 42 %, ekspresik emosi tinggi dengan tanpa obat angka
kekambuhan 92 %.

V. PERSEPSI DAN HARAPAN PASIEN DAN KELUARGA


1. Persepsi pasien atas masalahnya
...................................................................................................................................... ...
...................................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Persepsi keluarga atas masalahnya
...................................................................................................................................... ...
...................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Harapan pasien sehubungan dengan pemecahan masalah
...................................................................................................................................... ...
...................................................................................................................................
......................................................................................................................................
4. Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah
...................................................................................................................................... ...
...................................................................................................................................
......................................................................................................................................

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Tanda Vital : TD : 120/70 S : 36°C HR : 80x/m RR : 20x/m
B. Ukur : BB TB
C. Keluhan fisik
Sering merasa pusing dan sakit gigi

VII.GENOGRAM

: Meninggal

: Laki laki

: Perempuan

: Pasien

1. Pengambil Keputusan di Keluarga


……………………………………………….................................................................
.......................
…………………………………………....................................................
2. Pola Pengambilan Keputusan
……………………………………………….................................................................
.................................................................................................................................
……………………………………………….............................................................

VIII. KONSEP DIRI


1. Citra tubuh
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.......................
2. Identitas
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.......................
3. Peran
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.......................
4. Ideal diri
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.......................
5. Harga diri
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.......................

IX. HUBUNGAN SOSIAL


1. Orang yang berarti :
Klien mengatakan bahwa anaknya adalah orang yang paling berarti dalam hidupnya.

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:


Selama ini klien tidak terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan

3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :


Klien mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial dengan masyarakat
sekitar.

4. Spiritual :
Klien beragama Islam,

5. Nilai dan keyakinan :


Klien meyakini bahwa tuhan itu satu yaitu Alloh SWT

6. Kegiatan ibadah :
Klien mengakui jarang melakukan ibadah.

X. MASALAH BUDAYA
1. Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga,
uraikan.............................................................
..........................................................................................................................................
............
2. Masalah berhubungan dengan
lingkungan,uraikan.....................................................................
..........................................................................................................................................
............
3. Masalah dengan pendidikan,
uraikan ..........................................................................................
..........................................................................................................................................
............
4. Masalah dengan pekerjaan,
uraikan.............................................................................................
..........................................................................................................................................
............
5. Masalah dengan
perumahan .......................................................................................................
..........................................................................................................................................
............
6. Masalah dengan ekonomi,
uraikan...............................................................................................
..........................................................................................................................................
............
7. Masalah dengan pelayanan
kesehatan.........................................................................................
..........................................................................................................................................
............
8. Masalah dengan
lainnya...............................................................................................................
..........................................................................................................................................
............

XI. ASPEK MEDIS


Diagnosa medis :
F.20.3

Terapi yang diberikan : Lodomer 5mg, Diazepam 10mg, Stelosi 5mg, Trihexilpenidyl
2mg/12jam, Clozapine 25mg/12jam

XII.STATUS MENTAL
1. Penampilan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
................................................................................

2. Pembicaraan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................

3. Aktivitas motorik
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

4. Alam Perasaan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

5. Afek
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

6. Interaksi selama wawancara


..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

7. Persepsi
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

8. Isi pikir
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

9. Proses pikir
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

10. Tingkat kesadaran


..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

11. Memori
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

13. Kemampuan penilaian


..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................................................................................................................................

14. Daya tilik diri


........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
..

XIII. Mekanisme Koping


................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

XIV. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
( ) Makanan ( ) Keamanan ( ) Perawatan kesehatan ( ) Pakaian
( ) Transportasi ( ) Tempat tinggal ( ) Uang
Jelaskan :..........................................................................................................................
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri Bantuan Total Bantuan Minimal
( ) Mandi ............................ ............................
( ) Kebersihan ............................ ............................
( ) Makan ............................ ............................
( ) BAK/BAB ............................ ............................
( ) Ganti pakaian ............................ ............................
Jelaskan :....................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda? ( ) Ya ( ) Tidak
Frekuensi makan sehari :
Frekuensi kedapan sehari :
Nafsu makan : ( ) Meningkat ( ) Menurun ( ) Berlebihan ( ) Sedikit2
Berat badan : ( ) Meningkat ( ) Menurun
Jelaskan :....................................................................................................................
...................................................................................................................................
c. Tidur
Apakah ada masalah tidur : ...................................................................................
Apakah merasa segar setelah bangun tidur: ...........................................................
Apakah ada kebiasaan tidur siang : ....................................................................
Lama tidur siang : ................................................................................................
Apakah yang menolong tidur ....................................................................................
Tidur malam jam : ...............................................................................................
Jelaskan :....................................................................................................................

3. Penggunaan obat
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
4. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan : ya/tidak
Sistem pendukung : ya/tidak
5. Aktivitas didalam rumah
Mempersiapkan makanan : ya/tidak
Menjaga kerapian rumah : ya/tidak
Mencuci pakaian : ya/tidak.
Jelaskan :..........................................................................................................................
6. Aktivitas diluar rumah
( ) Belanja
( ) Transportasi
( ) Lain-lain :
Jelaskan :..........................................................................................................................
...................................................................................................................................... ...
...................................................................................................................................

ANALISA DATA

Nama : No. RM :
Umur : Diagnosa medis :
Ruang rawat : Alamat :

Tanggal / jam Data fokus Problem Paraf


DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. ……………......................................................................................................................
..................................................................................................................................
b. ……………......................................................................................................................
..................................................................................................................................
c. ...................................................................................................................................... ...
...................................................................................................................................
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tgl/jam Diagnosa Rencana Keperawatan


kep Tujuan Intervensi Rasional
CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi


jam
S :…………………
O : ……………….
A : ……………….
P : ……………….

Anda mungkin juga menyukai