NIM : 180103047
KELAS : S1 KEPERAWATAN
Jawaban: Vitamin C dapat meningkatkan kadar antibodi (zat pembentuk kekebalan tubuh)
sehingga memperbaiki respons kekebalan tubuh. Selain itu, vitamin yang memiliki efek
antioksidan ini juga membantu penyembuhan luka dan mengoptimalkan aktivitas sel darah
putih. Vitamin C dapat peroleh dengan mengonsumsi paprika, stroberi, bayam, brokoli, kiwi,
mangga, dan buah jeruk.
Vitamin A
Selama ini kita mengenal vitamin A sebagai senyawa yang penting bagi sistem penglihatan
manusia. Padahal vitamin A juga berperan penting dalam menjaga sistem imun tubuh,
terutama dalam hal pembentukan sel darah putih. Sel darah inilah yang berfungsi melawan dan
memberantas bakteri atau virus di dalam tubuh kita. Untuk mendapatkan vitamin A,
konsumsilah hati sapi, ubi jalar (dengan kulit), serta buah dan sayuran berwarna terang
termasuk wortel, brokoli, labu, tomat, dan semangka.
Vitamin D
Studi laboratorium menunjukkan bahwa vitamin D berperan dalam memicu dan memperkuat
sistem kekebalan tubuh serta membantu melawan infeksi. Selain dengan berjemur,
pemenuhan vitamin D juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi minyak ikan, telur, sereal,
margarin yang diperkaya vitamin D, dan suplemen vitamin D.
Jawaban: Sistem imun alamiah (Innate immunity) adalah pertahanan tubuh yang mempunyai
sifat tidak spesifik dan merupakan pertahanan pertama. Imunitas alami berfungsi sebagai
system pertahanan terdepan pada awal terjadinya infeksi penyakit. Secara umum imunitas
alami berfungsi untuk:
(i)menjadi penghadang terdepan terhadap antigen. Jaringan epitel dan selaput
mukosa merupakan pelindung tubuh dari kemungkinan masuknya berbagai
pathogen
(ii) Mengidentifikasi dan memusnahkan pathogen. Berbagai sel fagosit yang tersebar
pada berbagai jaringan senantiasa siap memusnahkan setiap pathogen yang
menginfasi jaringan.
(iii)Mengawali reaksi inflamasi. Setiap ada kerusakan jaringan baik oleh karena
infeksi pathogen maupan trauma akan membangkitkan reaksi inflamasi
sebagai respon imun alami agar kerusakan tidak meluas.
(iv) Membangkitkan respon imun adaptif. Reaksi inflamasi membangkitkan aktifitas
sel proinflamasi. Sel proinflamasi yang aktif kemudian sel2 tersebut
mengeluarkan sitokin antara lain TNF-a, IL-12 maupun IL-1 yang dapat
membangkitkan respon imun adaptif melalui aktifasi sel Th maupun sel
TCD8.
4. Ketika mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, jelaskan bagaimana peran system imun?
Jawaban: Mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang tubuh disebut sebagai antigen
alias bibit penyakit. Saat antigen terdeteksi, serangkaian respon imun akan terjadi untuk
melindungi tubuh dari terinfeksi. Pada proses tersebut, beberapa macam sel bekerja sama
untuk mengenali antigen dan memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B
untuk menghasilkan antibodi. Antibodi adalah protein yang didesain khusus untuk menempel
pada antigen tertentu. Setelah itu, sel T mencari antigen yang telah ditumpangi dan
menghancurkannya. Sel T juga membantu memberi sinyal pada sel-sel lain (seperti fagosit)
untuk melakukan tugasnya. Begitu dihasilkan, antibodi akan berada dalam tubuh seseorang
selama beberapa waktu, sehingga apabila antigen atau bibit penyakit kembali, antibodi sudah
tersedia untuk melakukan misinya. Antibodi juga dapat menetralkan racun yang dihasilkan oleh
organisme dan mengaktifkan sekelompok protein yang disebut komplemen. Komplemen adalah
bagian dari sistem imun yang membantu membunuh bakteri, virus atau sel-sel yang terinfeksi.
Bersama, semua sel-sel khusus dan bagian sistem imun menghasilkan perlindungan bagi tubuh
terhadap penyakit. Proteksi inilah yang disebut imunitas.
5. Apa yang anda ketahui tentang pengaruh obat terhadap system imun, jelaskan dan berikan
contohnya?
Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat karena menghasilkan 4 kalori/g
protein.
Tahap-Tahap HIV
infeksi HIV muncul dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah serokonversi (Periode waktu
tertentu di mana antibodi HIV sudah mulai berkembang untuk melawan virus.). Tahap kedua
adalah masa ketika tidak ada gejala yang muncul. Dan tahap yang ketiga adalah infeksi HIV
berubah menjadi AIDS. Pada Tahap seratokonversi ini berlaku selama beberapa minggu hingga
beberapa bulan. Semasa fasa asimtomatik infeksi HIV, penderita tidak menunjukkan simptom
atau tanda selama beberapa tahun hingga beberapa dekad. Replikasi virus tetap berterusan
dan respon imun sangat efektif semasa fasa ini. Belum adanya bukti yang dapat menunjukkan
terapi pada masa awal fasa ini efektif walaupun keterlambatan pengobatan akan menghasilkan
respon yang kurang efektif. AIDS merupakan fase terakhir yang menunjukkan sistem imunsudah
sangat menurun di mana infeksi opportunistik akan mula terinfeksi. (WHO, 2008)
7. Apa yang anda ketahui tentang tanda dan gejala HIV/AIDS dan jelaskan masalah keperawatan yang
dapat muncul?
Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi,
selama satu hingga dua bulan.
Tahap Kedua:
Tahap Ketiga:
Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisidan pola hidup yang
beresiko.
2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksiHIV, adanya infeksi
nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
3. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaranoksigen, malnutrisi,
kelelahan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganintake yang kurang,
meningkatnya kebutuhan metabolic, danmenurunnya absorbsi zat gizi.
5. Diare berhubungan dengan infeksi GI
6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentangkeadaan yang orang dicinta
8. Norwegia dan Swedia adalah negara yang tidak ketat/ tidak melaksanakan lockdown atau
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam penanganan PANDEMI COVID 19. Sementara Indonesia
harus melakukan PSBB. Salah satu alasan kenapa Norwegia dan Swedia tidak melakukan lockdown
adalah karena masyarakat disana memiliki asupan protein yang tinggi, sementara asupan protein pada
masyarakat Indonesia tidak dapat dipastikan mereka memiliki asupan protein yang tinggi, bahkan untuk
social ekonomi menengah ke bawah tidak setiap hari mereka mengkonsumsi protein. Pertanyaannya:
jelaksan mengapa protein menjadi salah satu alasan dalam penanganan COVID 19? Jelaskan kaintanya
dgn system imun.
Jawaban: Protein mempunyai fungsi bermacam-macam bagi tubuh, yaitu sebagai enzim, zat
pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Sebagai zat-zat pengatur, protein
mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. Proses metabolik
(reaksi biokimiawi) diatur dan dilangsungkan atas pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim
diatur lagi oleh hormon, agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang
satu dengan yang lain.
intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/ interselular (di luar sel), intravaskular (di dalam
pembuluh darah).
Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu bereaksi
Pembentukan anti bodi, kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi bergantung pada
Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-