Tes Widal merupakan serologi baku dan rutin digunakan. Hasil positif Widal akan
memperkuat dugaan terinfeksi Salmonella typhi pada penderita. Saat ini walaupun telah
digunakan secara luas, namun belum ada kesepakatan akan nilai standar aglutinasi (cut-off
point). Beberapa keterbatasan uji Widal adalah:
1) Positif Palsu
Merupakan sebuah pengukuran untuk mengetahui probabilitas seorang pasien benar-
benar mengidap suatu penyakit. Nilai Positif palsu dihitung dengan membandingkan hasil
benar positif dengan seluruh hasil tes positif menurut uji skrining (True Positive dan False
Positive) dalam persen. Semakin tinggi kemampuan tes skrining memperkirakan seseorang
menderita penyakit akan membantu petugas kesehatan memberikan penanganan yang tepat
dan segera.
2) Negatif Palsu
Menggambarkan probabilitas seorang pasien benar-benar tidak mengidap suatu
penyakit. Nilai negatif palsu dihitung dengan membandingkan hasil benar negatif dengan
seluruh hasil tes negatif menurut uji skrining (True negative dan false negative) dalam
persen. Semakin tinggi kemampuan tes skrining memperkirakan seseorang tidak menderita
suatu penyakit akan sangat membantu petugas kesehatan menghindarkan penanganan atau
pengobatan yang tidak perlu sehingga terhindar dari efek samping pengobatan.
Metode Pemeriksaan : Widal Slide
Prinsip Pemeriksaan:
Adanya antibodi Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi dalam serum sampel akan bereaksi
dengan antigen yang terdapat dalam reagen Widal. Reaksi dengan adanya aglutinasi.
Alat :
1. Serum
2. Reagen Widal
3. Rotator atau batang pengaduk
4. Pipet tetes
5. Slide
Bahan :
1. Antigen Salmonella typhi ‘O’.
2. Antigen Salmonella typhi ‘H’
3. Antigen Salmonella paratyphi ‘AH’
4. Antigen Salmonella paratyphi ‘BH’
5. Kontrol positif
6. Kontrol negatif
Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pipet satu tetes serum (20µl) ke lingkaran yang teredapat pada slide dengan kode O, H, HA
dan CP dan CN
3. Tambahkan masing-masing satu tetes reagen widal sesuai dengan kode slide, begitu pula pada
CN dan CP
4. Campur antigen dan serum dengan batang pengaduk yang berbeda, dan lebarkan kemudian
goyang-goyangkan selama satu menit
5. Amati reaksi yang tejadi.
Interpretasi Hasil :
Pada saat terjadi infeksi bakteri Salmonella, tubuh manusia melakukan respons terhadap
stimulus antigen dan menghasilkan antibodi yang sesuai. Ketika sampel dicampurkan dengan
suspensi antigen Salmonella (telah dilemahkan dan diwarnai), maka antibodi yang ada di dalam
sampel akan bereaksi dengan suspensi antigen sehingga memberikan aglutinasi yang dapat
dilihat oleh mata telanjang.
Positif : Terjadi aglutinasi mengindikasikan adanya antibodi anti-salmonella di dalam
sampel.
Negatif : Tidak terjadi aglutinasi mengindikasikan tidak adanya antibodi anti-salmonella
di dalam sampel.
Daftar Pustaka :
Clinical Immunology and Serology – A Laboratory Perspective 3rd ed. Christine Dorresteyn
Stevens. 2009. F.A. Davis Company. Philadelphia.
HiPer® Widal Test Teaching Kit (Slide Test).
Teknik pemeriksaan langsung lainnya yaitu fluoresent antibodi yang akan menarget
Treponema pallidum sehingga dalam pemeriksaan mikroskopis lapang gelap, patogen akan lebih
mudah terlihat karena mereka memancarkan sinar fluoresens.
Jika lesi pada pasien tidak terlihat, seperti yang terjadi pada kasus sifilis sekunder atau
tersier, uji serologis untuk mendeteksi antibodi adalah diagnosis utama. Tes serologis dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu nontreponemal atau treponemal, tergantung reaktivitas
antibodi yang terdeteksi. Tes nontreponemal, yang mendeteksi antibodi terhadap cardiolipin,
secara tradisional digunakan untuk uji screening sifilis karena sensitivitas dan mudah dilakukan.
Namun, hasil positif palsu umum terjadi karena sifat antigen yang tidak spesifik. Oleh karena itu,
setiap hasil positif harus dikonfirmasi dengan tes treponemal yang lebih spesifik, yang
mendeteksi antibodi terhadap T. pallidum.
Uji RPR adalah tes nontreponemal yang dilakukan untuk menentukan adanya reagin.
Reagin merupakan antibodi yang terbentuk karena adanya cardiolipin, bahan lipid dari membran
sel bakteri yang rusak. Reagin ditemukan pada serum pasien penderita sifilis dan beberapa
penyakit lainnya. Antigen yang merupakan kombinasi kolesterol, lesitin, dan cardiolipin
digunakan dalam reaksi untuk mendeteksi antibodi reagin nontreponemal, (jenis IgG atau IgM).
Kata kunci:
Lesi: luka, khususnya pada kulit yang pecah atau terkena infeksi.
Treponema pallidum: bakteri berbentuk spiral penyebab sifilis
Riagin: antibodi yang ditemukan pada serum pasien penderita sifilis
Cardiolipin: sejenis lipid yang sering ditemukan pada membran bakteri
Daftar Pustaka :
Clinical Immunology and Serology – A Laboratory Perspective 3rd ed. Christine Dorresteyn
Stevens. 2009. F.A. Davis Company. Philadelphia.
RPR CARBON ANTIGEN, Fortress diagnostics. 2016.
Interpretasi Hasil :
1. Hasil positif ditandai dengan adanya 2 garis merah pada zona kontrol dan zona tes
2. Hasil negatif ditandai dengan adanya 1 garis merah pada zona kontrol
3. Hasil invalid ditandai dengan tidak adanya garis merah pada zona control