Mekanisme Terjadinya Penuaan
Mekanisme Terjadinya Penuaan
Penuaan merupakan proses perubahan fisiologis yang tidak dapat dihindari oleh setiap
organisme. Dalam proses penuaan, terjadi penurunan fungsi organ-organ secara bertahap
yang terjadi pada manusia, tumbuhan, hewan, dan juga organisme bersel satu. Penuaan telah
terjadi pada saat manusia baru sajalahir. Tanda-tanda fisiologis yang terjadi ialah
terjadinya penyakit. Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi penuaan seperti stress,
olahraga berlebihan, merokok, dan adanya radiasi sinar ultraviolet. (Pangkahila, 2011).
Ada beberapa teori penuaan, pertama yaitu teori program genetik (genetic
programming theory) dimana teori ini berpendapat bahwa penuaan dan usia hidup organisme
ditentukan oleh faktor genetik. Yang kedua adalah teori kerusakan primer (primary damage
theory) yang menyebutkan bahwa penuaan terjadi oleh karena akumulasi kerusakan pada
organisme akibat faktor-faktor perusak yang multipel. Termasuk didalamnya adalah teori
wear-and-tear, teori error catastrophe, teori radikal bebas, teori kerusakan DNA, teori
Pada dasarnya, semua teori itu dibagi menjadi dua kelompok yaitu teori wear and
tear dan teori program. Hipotesis kerusakan DNA, glikosilasi, dan radikal bebas termasuk
dalam teori wear and tear, sedangkan teori program diantaranya terbatasnya replikasi sel,
Menurut teori ini, penuaan terjadi jika sel ataupun jaringan tubuh yang dipakai atau
disalahgunakan secara terus menerus menjadi rusak atau habis. Teori“pakai” dan “rusak”
ini diperkenalkan oleh Dr. August Weismann, biologis dari Jerman tahun 1882
organisme hidup. Sebagian dapat diperbaiki, tetapi sebagian lagi terakumulasi pada
kerusakansama atau secepat waktu kerusakan itu muncul pertama kali. Kerusakan
DNA yang terus menerus ini terjadi juga pada sel mamalia yang tidak dapat
membelah. Seiring bertambahnya usia mutasi genetik mulai terjadi, menyebabkan sel
hewan coba sejak tahun 1930 (Park dan Yeo, 2013; Jin, 2010).
b. Glikosilasi
Glikosilasi merupakan ikatan kovalen antara gula darah dan hemoglobin pada sel
seperti diabetes. Pada kondisi normal tanpa diabetes, hanya sekitar 4,5% sampai 6%
gula darah yang berikatan dengan hemoglobin. Banyaknya ikatan kovalen ini dapat
diketahui dengan mengukur Hemoglobin A1c (HbA1c). Jika kadar HbA1c ini terlalu
tinggi maka akan memperburuk struktur dan fungsi sel. Pada organ-organ yang tidak
tergantung insulin, seperti ginjal, pembuluh darah, saraf perifer, dan lensa mata,
glukosa akan diabsorbsi dengan mudah sehingga terjadi kekakuan arteri, hilangnya
fungsi saraf, dan katarak. Pada diabetes proses penuaan ini merupakanrole model dari
Teori ini dikenalkan oleh Dr.Gerschman pada tahun 1954,lalu dikembangkan oleh Dr.
Denham Harman yang menegaskan bahwa superoksida dan radikal bebas lain
bebas merupakan molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan. Makromolekul seperti gula, asam nukleat, protein, dan lipid mudah
diserang radikal bebas. Ikatan single- dan double- asam nukleat dapat berikatan
dengan molekul lain karena rusak, dan dapat berikatan dengan basa atau kelompok
2. Teori Program
Teori ini mengemukakan bahwa penuaan mengikuti suatu jam biologik, kemungkinan
merupakan lanjutan dari sistem yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan masa
kecil. Pengaturan ini bergantung pada perubahan ekspresi gen yang berpengaruh pada
Panjang telomere (enam nukleotida sekuen DNA yaitu TTAGGG) yang terletak pada
fungsi sel punca pada organ yang pergantian selnya tinggi. Pada replikasi sel,
telomere mengalami pemendekan setiap kali terjadi pembelahan sel. Setelah beberapa
kali pembelahan sel, telomere telah dipakai dan pembelahan sel berhenti. Proses
telomere ini menentukan rentang usia sel yang pada akhirnya juga rentang usia pada
b. Teori Immunologi
Sistem imun akan mengalami penurunan dengan berjalannya waktu, hal ini
maksimal dari sistem imun ialah sewaktu pubertas dan akan menurun seiring
Hormon dihasilkan oleh beberapa organ yang dikontrol oleh hipotalamus di otak.
Hipotalamus membentuk poros dengan hipofise dan organ tertentu, contohnya poros
Fungsi hormonal lebih optimal saat usia muda dibandingkan dengan usia tua
(Pangkahila, 2011).