Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN SERAT BATANG PISANG SEBAGAI BAHAN DASAR

PEMBUATAN TAS

Apfia Riana Devi

Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

devifia7@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara penghasil pisang terbesar di Asia. Iklim tropis yang dimiliki
Indonesia merupakan faktor mengapa pohon pisang dapat tumbuh subur di Indonesia. Pohon
pisang kebanyakan hanya dimanfaatkan daun dan buahnya saja, sedangkan batangnya ditinggalkan
membusuk saat panen. Batang pisang mempunyai serat yang berpotensi menjadi bahan berkualitas
jika diolah dengan baik dan benar. Semua jenis pisang berpotensi untuk dijadikan serat alam
sebagai bahan dasar kain yang natinya akan diolah lagi agar bernilai jual tinggi. Hal tersebut yang
mejadi pertimbangan penulis untuk melakukan penelitian agar menemukan cara mengolah limbah
ini. Namun, serat yang mempunyai kualitas dan kekuatan yang baik adalah serat pisang dari jenis
abaka (Musa textilis). Jenis pisang ini menghasilkan serat yang lebih panjang dan kuat daripada
jenis pisang lain. Selain memilih serat yang baik, proses pengolahan serat juga mempengaruhi
kualitas kain yang dihasilkan.

Kata Kunci: Serat Alam. Kain, Limbah Batang Pisang, Tenun,

PENDAHULUAN

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dikenal sebagai


negara dengan sumber daya hayati terbesar kedua di dunia. Sumber daya hayati
tersebar di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Di Indonesia, terdapat lebih
dari 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan salah satunya pisang. Tanaman yang
termasuk famili musaceae ini mempunyai ciri-ciri berupa batang yang basah,
berbunga semu, berdaun lebar, batangnya mempunyai mata tunas, serta buah yang
mayoritas berwarna kuning[ CITATION Nan04 \l 1033 ]. Pisang dapat tumbuh subur
di tempat beriklim tropis seperti Indonesia, tak heran jika banyak sekali
ditemukan tumbuh di Indonesia. Indonesia merupakan negara pemasok pisang
terbesar di Asia yaitu sekitar 50 %[ CITATION Suy00 \l 1033 ]. Selain karena iklim
yang cocok, pisang merupakan tanaman yang mudah dibudayakan.

Sebenarnya, semua bagian tanaman pisang dapat dimanfaatkan


oleh manusia dari mulai bunga, buah, daun hingga batangnya. Namun pada saat
panen, orang cenderung meninggalkan batang pisang membusuk begitu saja tanpa
pemanfaatan yang baik. Pisang mempunyai siklus hidup yang singkat. Batang
pisang akan langsung membusuk setelah pemanenan sehingga hanya menjadi
sampah. Batang pisang sendiri mempunyai karakteristik berlapis-lapis serta
berserat halus. Meskipun tersusun atas serat-serat, serat yang dapat diambil
merupakan serat dari lapisan pelepah yang sudah tua. Serat-serat tersebut
mempunyai banyak potensi untuk diolah lagi menjadi barang-barang yang
memiliki nilai seni maupun nilai ekomonis tinggi sehingga bukan hanya dapat
mengurangi limbah sisa hasil panen pisang, tetapi juga dapat menghasilkan
lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan ekonomi bagi warga sekitar.

Untuk dapat menjadi barang-barang yang mempunyai nilai jual tinggi,


serat batang pisang perlu diolah terlebih dahulu. Serat-serat terserbut harus
dipisahkan agar menjadi untaian benang lalu ditenun untuk menjadi lembaran kain
menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin atau ATBM. Lembaran kain inilah yang
akan dapat dikreasikan menjadi barang-barang bernilai seni dan jual tinggi seperti
baju, tas, sepatu dan barang-barang lain. Kain yang berasal dari serat alami yang
ditenun secara sederhana mempunyai karakteristik yang lebih tebal dan kuat serta
kaya dengan motif sehingga cocok digunakan untuk bahan dasar ataupun bahan
pelapis tas.

Semua jenis pisang mempunyai serat yang dapat ditenun untuk


menjadi lembaran kain, akan tetapi jenis pisang yang disarankan adalah pisang
abaka karena mempunyai kualitas yang baik serta kuat sehingga dapat digunakan
sebagai bahan dasar tas atau pun barang lain. Selain jenis pisang yang digunakan,
perbandingan campuran dalam kain juga mempengaruhi kualitas kain yang
dihasilkan. Penulis mempertimbangkan beberapa hal di atas untuk melakukan
analisis dari beberapa jurnal yang diguanakan mengetahui bagaimana cara
memilih dan mengolah serat dari batang pisang sebagai bahan dasar pembuatan
kain. Lembaran kain tersebut dapat digunakan untuk bahan dasar pembuatan tas
sehingga dapat bernilai jual tinggi dan menjadi sumber penghasilan bagi
masyarakat sekitar .

METODE PENELITIAN

Untuk mendapat data dan hasil pengamatan dalam karya tulis ilmiah ini,
penulis menggunakan metode studi pustaka. Penulis mencari dan mengumpulkan
data dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, maupun internet untuk mendukung
karya tulis ilmiah ini. Setelah semua data didapatkan, penulis menganalisis
beberapa dokumen dan data dari sumber tersebut untuk menyimpulkan hasil,dan
kesimpulan karya tulis ilmiah ini.

HASIL PENELITIAN

A. Cara memilih serat pelepah pisang untuk menghasilkan


kualitas kain yang baik
Serat pisang didapatkan dari batang semu pisang. Pisang mempunyai
batang semu berupa lapisan-lapisan yang saling menelungkup. Serat pisang yang
dapat ditenun didapatkan dari lapisan yang paling luar atau paling tua. Untuk
mendapat serat yang berkualitas baik, jenis pisang yang digunakan adalah jenis
pisang abaka atau biasa dikenal dengan pisang klutuk jawa dapat menghasilkan
serat yang baik. Pelepah pisang dari ini dapat menghasilkan serat yang panjang
dan kuat sehingga menghasilkan kain dengan kualitas yang baik Jenis pisang lain
juga bisa menghasilkan serat yang dapat ditenun agar menjadi lembaran kain akan
tetapi kualitas yang hasilkan akan lebih rendah dan kurang kuat karena pada
umumnya serat pisang mempunyai karakter yang mudah putus, Serat alam dari
batang biasanya digunakan untuk benang selipan atau yang bisa desebut sebagai
benag pakan, sedangkan benang lusinya atau benang yang disusun secara sejajar
sebagai benang pokok menggunakan serat jenis lain seperti kapas agar kain yang
dihasilkan berkualitas baik dan memperkuat hasil tenunan.
B. Proses pengolahan serat pisang menjadi kain
Sebelum menjadi kain untuk bahan dasar pembuatan tas, batang pisang
harus melalui berbagai proses pengolahan yaitu:

1. Pemilihan bahan baku


Serat untuk bahan bahan dasar harus memenuhi kriteria panjang serat,
kekuatan serat dan fleksibelitas serat. Pada serat batang pisang ini terhantung pada
jenis pisang yang digunakan, proses pengerokan dan penyambungannya sehingga
diperoleh serat dan kain dengan kualitas baik. Serat yang paling kuat dan ulet
digunakan adalah serat dari jenis abaka atau pisang klutuk sehingga disarankan
untuk memakai pisang jenis ini.

2. Pengerokan serat
Pengerokan serat alam menggunakan alat bernama hirus atau biasa
dikenal sebagai sembilu yaitu alat yang terbuat dari bambu yang dipotong tipis.
Batang pisang yang sudah disiapkan digosok-gosokan menggunakan sembilu
dengan gerakan searah. Setelah mejadi helaian, serat tersebut lalu dijemur dan
diangin-anginkan.

3. Penguraian dan penyambungan serat


Serat yang sudah dipisahkan per helai kemudian disambung dengan
teknik mengikat. Teknik ini digunakan agar tidak mengganggu proses penenunan
karena sering terhenti yang berakibat menjadikan serat pendek dan kusut. Adapun
cara penyambungan yang benar yaitu:
a. Ibu jari dan telunjuk memegang dua ujung serat lalu menyilangkan
serat tersebut.
b. Satu helai bagian bawah diangkat ke atas melewati ibu jari dan
serat bagian bawah menindih serat bagian atas.
c. Benang diikat satu sama lain dengan cara memasukkan ujung serat
bagian atas kelingkaran serat pada ibu jari lalu benag bagian bawah
ditarik hingga kencang dan terikat
Gambar 1. Benang dari serat alam

Selain proses tersebut, pencampuran dengan serat lain saat ditenun juga
menentukan kualitas yang dihasilkan kain tersebut. Serat alam lain yang dipilih
untuk campuran kain adalah kapas. Kapas mempunyai daya serap dan ketahanan
ikatan yang baik sehingga penambahan kapas akan memperkuat kain hasil
tenunan. Perbandingan yang menghasilkan kualitas baik adalah 50:50 sehingga
kain yang dihasilkan mempunyai ikatan yang kuat, tekstur yang pas dan dan tahan
lama.

C. Pengolahan kain menjadi tas


Kain yang dihasilkan dari proses penenunan dapat dibuat menjadi barang
kerajinan lain seperti tas baju dan lain lain. Pada tulisan ini, kami berfokus dalam
pembuatan tas. Pada jaman sekarang, tas seakan menjadi kebutuhan pokok
terutama untuk kaum wanita. Melihat peluang tersebut, kami memanfaatkan kain
dari serat pisang sebagai bahan dasar pembuatan tas. Cara dan proses pengolahan
kain dari serat alam ini sama seperti kain-kain lain.

Gambar 2. Kain hasil tenunan


KESIMPULAN

Berdasarkan pembahansan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Limbah batang pisang yang hanya dibirakan membusuk setelah


panen bisa dimanfaatkan sebagai serat alam untuk bahan dasar kain. Lembaran
kain yang dihasilkan dapat diolah menjadi banyak produk seperti tas, baju dan
sepatu. Pada masalah ini fokus penulis adalah tas karena produk tersebut banyak
diminati di pasaran. Serat alam ini diproses denagn cara ditenun menggunakan
Alat Tenun Bukan Mesin agar menjadi lembaran kain.
2. Serat pisang yang disaranka adalah serat pisang abaka karena
pisang jenis ini menghasilkan serat dengan panjang dan ketahan yang baik
sehingga kain yang dihasilkan juga berkualitas baik.
3. Adapun proses pembuatan serat menjadi kain melalui berbagi
tahap yaitu: pemilihan bahan, pengerokan, penguraian, serta pemyambungan.
4. Selain pemilihan jenis pisang dan cara pengolahan, campuran serat
lain juga mempengaruhi kualitas kain yang akan dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

CITATION Nan04 \l 1033 : , (Nani Rosana Erman, 2004),

CITATION Suy00 \l 1033 : , (Suyanti Satuhu, 2000),

Anda mungkin juga menyukai