Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL OPSI 2019

Disusun oleh :

Abisha Yoofi Yudhatama( )

Septyan Jaya Saputra ( )

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 YOGYAKARTA

YOGYAKARTA JL. Cornellius Simanjutak 2, Yogyakarta


55223,Telp(0274)513335

2019
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pohon pisang merupakan salah satu pohon endemik wilayah tropis. Itulah alasan
pohon pisang sangat mudah dijumpai di wilayah wilayah seperti Indonesia. Pada
habitatnya, pohon ini tersiklus unuk menghasilkan tunas tunas baru sebelum mati.
Proses ini berlangsung selama terus menerus selama kurang lebih 10 tahun. Pohon
pisang merupakan pohon yang sangat toleran dengan kondisi fisik alam, dan biasnya
ditemukan hidup bergerombol di alam. Karena itulah pohon pisang tidak memerlukan
perawatan intensif apabila dibudidayakan.
Pohon ini merupakan bagian dari famili Musaceae dan masih terbagi lagi menjai
4 empat jenis yaitu Musaceae Acuminata, Musaceae Balbisiana, Musaceae
Paradisiaca, dan Musaceae Sapientum. Bentuk fisik pohon ini terdiri dari akar
tunggang, batang berpori dan berlapis, serta daun menyirip. Pohon ini memiliki tinggi
sekitar 4-6 meter. Memiliki buah yang tersusun dalam perpanjangan pelepah yang
disebut tandan dan berkelompk dalam satu formasi menjari yang disebut sisir.
Meskipun ada beberapa varietas pisang yang tidak menghasilkan buah seperti pisang
hias(Heliconia)
Pohon pisang merupakan pohon seribu manfaaat. Akarnya berfungsi sebagai
antiradang, peluruh kancing, hingga penawar racun. Daunnya mengandung
antioksidan alami, mengatasi radang tenggorokan. Batangnya mampu mengatasi
penyakit (sembelit, dan batu ginjal), mampu diolah menjadi kerajinan tangan, bahkan
bisa dijadikan bahan pangan.
Meskipun banyak manfaatnya, pemanfaatan batang pisang terbukti belum optimal
dan dibiarkan membusuk. Padahal serat batang pisang terbukti kuat dan tahan air.
Selama ini pun, masih sedikit orang yang memanfaatkan batang pisang untuk hal-hal
selain dijadikan kompos dan lain-lain.
Keadaan inilah yang membuat kami terdorong untuk memanfaatkan potensi yang
dimiliki oleh batang pisang agar tidak sia-sia. Terutama bagian batang yang sebenarnya
memiliki serat yang cukup kuat untuk dibentuk menjadi benda lain. Kami melihat
bahwa serat pisang juga dapat dijadikan rompi anti begal dengan cara dianyam menjadi
serat yang kuat dan tahan air.
B. Rumusan Masalah
1. Penganyaman serat batang pisang pada rompi anti begal harus tepat dan akurat
sehingga membuat rompi bersifat awet dan kuat
2. Serat batang pisang yang digunakan haruslah kuat dan lentur, she ingga mudah
dibentuk.
C. Manfaat Penelitian
-Memanfaatkan limbah batang pisang yang belum digunakan secara optimal
-Menciptakan solusi dalam mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas akibat aksi
pembegalan maupun karena kecelakaan lalu lintas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Rompi Anti Begal
Merupakan rompi khusus yang prinsipnya lebih sederhana daripada rompi anti peluru
yang berfungsi untuk melindungi batang tubuh dari sayatan senjata tajam. Rompi ini
dibentuk dari Bahan bahan seperti nilon, polimer, dan komposit. Prinsip kerja rompi
ini adalah dengan menahan kerusakan dari senjata tajam seefisien mungkin
menggunakan bahan dasar rompi tersebut.

B. Batang Pisang
Meupakan salah satu bagian tubuh pisang. Meliputi sekitar 63% dari keseluruhan
tanaman. Sifat alaminya yaitu kuat, berserat, dan menyerap air(sekaligus tahan air). Sejauh
ini batang pisang dimanfaatkan sebagai pupuk, kertas dan tali. Namun hal itu memiliki
kesamaan yaitu memanfaatkan kekuatan serat dari batang. Serat pelepah pisang merupakan
serat yang mempunyai sifat mekanik yang baik. Sifat mekanik dari serat pelepah pisang
mempunyai densitas 1,35 gr/cm3, kandungan selulosanya 63-64%, hemiselulosa (20%),
kandungan lignin 5%, kekuatan tarik rata-rata 600 Mpa, modulus tarik rata-rata 17,85 Gpa
dan pertambahan panjang 3,36 % (Lokantara, 2007).

C. Komposit
Merupakan material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yag tetap terpisah dan
berbeda dalam level mikroskopik selagi membentuk komponen tunggal(google.com).
Material ini cocok digunakan untuk menjadi pelindung atau sesuatu yang memiliki
daya tahan tinggi.

D. Hipotesis

Batang pisang tidak efektif dalam dijadikan sebagai bahan baku rompi anti begal
H 1= Serat batang pisangefektif dalam dijadikan sebagai bahan baku rompi ati begal

E. Penelitian Serupa

1. Pemanfaatan Serat Pelepah Pisang Sebagai Bahan Tali Anti Air( Hasri Arlin Wuriyudani,
Sulhadi, Teguh Darsono, Semarang 2017)

2. Analisa Kekuatan Pipa Komposit Serat Batang Pisang Polyester Yang Disusun Dua Lapis
Serat 25 0/25 0 TErhadap Pengujian Tarik Dengan Variasi Temperatur Ruang Uji( Ervan
Effendi, Surakarta 2015)

3. Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber( Aristio Kevin A P & M Iqbal
Fauzi, Semarang 2014)

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelelitian
Metode penelitian kami berupa metode eksperimen karena kami mencari pengaruh
variable tertentu terhadap variable lain dalan kondisi terkontrol dengan menentukan
ketebalan dan kekuatan dari olahan pelepah pisang.
B. Variabel
Bebas : Batang pisang (Serat batang pisang)
Terikat : Kualitas rompi sebagai alat perlindungan
Kontrol : Ketebalan pada serat untuk dijadikan rompi
C. Alat dan Bahan
Alat : -Mesin press
-Kitosan
-Golok
-Lem
-Cutter
Bahan : -Batang pisang
-Komposit
-Lilin
D. Desain Alat

E. Langkah-Langkah Penelitian

1. Pembuatan
a.
b.
2. Pengujian
a. Uji Daya Tahan
b. Uji Elastistias
c.

F. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara
1. Eksperimen
2. Observsasi
3. Dokumentasi
4. studi pustaka yaitu mengkaji literatur, buku, dan makalah tentang kualitas pada serat
pelepah pisang.

G. Metode Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif,
dimana hasil penelitian nanti berupa angka dan statistik
H. Metode Penarikan Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Anda mungkin juga menyukai