Anda di halaman 1dari 9

TURBO Vol. 7 No. 2.

2018 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

KAJI EKSPERIMEN VARIASI JENIS SERAT BATANG PISANG


UNTUK BAHAN KOMPOSIT TERHADAP KEKUATAN MEKANIK
Asroni1, Sulis Dri Handono2

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro


Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung
Email: as.roni@aol.com1, esdehaa@gmail.com2

Abstrak
Komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material,
sehingga dihasilkan material yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda
dari material pembentuknya. Bahan komposit memiliki banyak keunggulan diantaranya: berat
jenisnya, kuat, tahan korosi, dan memiliki biaya pembuatan yang lebih murah. Bahan
komposit terdiri dari dua jenis, yaitu bahan komposit partikel dan bahan komposit serat [1].
Batang pisang dari limbah perkebunan pisang dipotong dengan ukuran 25 cm supaya proses
pengambilan serat yang lebih mudah. Batang pisang dijemur hingga kering sebelum diambil
seratnya, hal ini dilakukan agar kadar air yang ada di batang pisang hilang dan supaya mudah
pada saat pengambilan serat. Batang pisang disisir menggunakan sikat kawat untuk
memisahkan antara serat dengan partikel partikel-partikel yang ada pada pelepah pisang. Serat
yang sudah terpisah kemudian dijemur dalam waktu 2-3 hari, tetapi penjemuran dilakukan
tanpa kontak langsung dengan sinar matahari. Nilai hasil uji rata-rata kekuatan tarik dari
komposit serat batang pisang raja (19,88 N/mm2), pisang kepok (25,46 N/mm2), pisang raja
sereh (15,02 N/mm2) dan pisang jantan (22,96 N/mm2). Dapat diketahui bahwa komposit serat
batang kepok memiliki nilai kekuatan tarik yang paling besar dengan nilai hasil uji rata-rata
25,46 N/mm2. Nilai hasil uji rata-rata kekerasan dari komposit serat batang pisang raja, pisang
kepok, pisang raja sereh dan pisang jantan adalah 98,6 HRR; 83,4 HRR; 96,5 HRR; dan
101,75 HRR. Dapat diketahui bahwa komposit serat batang pisang jantan memiiki nilai
kekerasan yang paling tinggi dengan nilai hasil uji rata-rata 98,6 HRR. Tinggi rendahya nilai
hasil uji rata-rata kekerasan dan kekuatan tarik komposit serat batang pisang dapat
dipengaruhi oleh besar kecilnya serat yang dimiliki oleh batang pisang, susunan serat, dan
adanya void (kekosongan) pada masing-masing komposit serat batang pisang. Untuk
pengujian tarik didapat nilai terbesar pada serat batang pisang kepok dengan nilai 25,46
N/mm2. Kemudian untuk pengujian kekerasan didapat nilai pengujian terbesar pada jenis
batang pisang jantan dengan nilai kekerasan 98,6 HRR
Kata kunci: Komposit, Serat, Batang Pisang, Kuat Tarik, Kekerasan.

PENDAHULUAN banyak terdapat di lingkungan sekitar


adalah serat batang pisang, karena
Serat sacara umum terdiri dari dua
pemanfaatan batang pisang belum banyak
jenis yaitu serat sintetis dan serat alam.
yang mengolahnya dan hanya menjadi
Serat sintetis yaitu serat buatan dengan
limbah maka penulis akan mengembangkan
mengkombinasikan bahan-bahan kimia
potensi alam ini menjadi sebuah bahan
sehingga menghasilkan serat yang sesuai
campuran pada komposit sebagai penguat,
dengan kebutuhan, seperti contoh kaca,
selain itu dapat meningkatkan nilai
keramik, fiber glass dan lain-lain. Serat
ekonomis dari limbah perkebunan pisang
alami yaitu serat yang berasal dari tumbuh
ini.
– tumbuhan yang ada disekitar kita, seperti
Matrik adalah bahan yang
contoh serat kulit kelapa dan serat pelepah
memberikan rupa bentuk dan memegang
kelapa sawit. Salah satu serat alam yang

214
bahan pengukuh dalam komponen. juga TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum matrix jenis polimer terbagi
Batang Pisang
menjadi 2 yaitu matrix jenis thermoplastik Pada umumnya batang pisang
dan jenis thermoset. Thermoplastic adalah tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang.
polimer yang bercabang menjadi keras Setiap batang pisang hanya memiliki satu
apabila didinginkan, dan menjadi lunak bila titik tumbuh yang terletak di ujung batang,
dipanaskan. Thermoset merupakan bahan yakni yang membentuk daun-daun dan
yang tidak boleh dibentuk ulang setelah batang. Batang pisang semu adalah batang
struktu ahir dibuat. Keuntungan yang terbentuk dari pelepah daun yang
penggunaan bahan thermoset ialah membesar di pangkalnya dan mengumpul
mempunyai kesetabilan thermal yang membentuk struktur berselang-seling yang
tinggi, pengaruh terhadap perubahan terlihat kompak sehingga nampak seperti
bentuk dibawah tekanan dan kesetabilan batang. Sedangkan batang pisang yang asli
dimensi yang tinggi dan kekerasan yang berada di pangkal batang semu yang
tinggi [2]. tenggelam di bawah permukaan tanah. Pada
Pohon pisang memiliki ciri-ciri umumnya tinggi pohon pisang mencapai 3-
ujung daun yang berbentuk rompang dan 5 meter, dengan garis tengah antara 70-80
daging daunnya yang sangat tipis. cm tergantung pada keadaan iklim, tanah,
Pertulangannya daun berbentuk menyirip. dan lingkungan memiliki ukuran lingkar
Daun pisang ini berbentuk memanjang dan batang yang lebih besar dibandingkan
melebar berwarna hijau tua, tananam ini dengan pisang yang ditanam pada tanah
berakal serabut dan tidak memiliki akar yang tidak subur. Batang pisang hanya
tunggal bergerak menyamping sepanjang 4- berisi serabut-serabut yang lunak, sehingga
5 meter. Sedangkan untuk batangnya tidak dapat digunakan sebagai bangunan
dibedakan menjadi 2 macam yaiitu batang dan lain – lain. Namun batang pisang dapat
asli dan batang semu, batang asli ada di dimanfaatkan sebagai sayur.
pangkal batang semu yang memiliki banyak Batang pisang banyak
mata tunas, tumbuhan pisang juga memiliki dimanfaatkan masyarakat, terutama bagian
bunga, buah terdiri dari beberapa sisir yang yang mengandung serat. Setelah dikelupas
tergantung. Untuk umur panen pohon setiap lembar sering dimanfaatkan sebagai
pisang ini dari masa tanam sampai panen pembungkus untuk bibit tanaman sayuran,
rata–rata 9-12 bulan. Pohon pisang mulai dan setelah dikeringkan digunakan untuk
berbunga waktu umur 9 bulan dari waktu tali pada pengolahan tembakau, dan dapat
tanam setelah 3 bulan kemudian masuklah pula digunakan untuk kompos [4].
masa panen [3].
Melihat dari potensi tersedianya Komposit
bahan baku, maka penelitian ini diarahkan Komposit didefinisikan sebagai
untuk pemanfaatan serat batang pisang kombinasi antara dua material atau lebih
sebagai bahan penenguat komposit. Dari yang berbeda bentuknya, komposisi
berbagai jenis pisang, akan diteliti jenis kimianya, dan tidak saling melarutkan
serat batang pisang kepok, raja sereh (susu), antara materialnya dimana material yang
jantan, dan raja . Jenis batang pisang juga satu berfungsi sebagai penguat dan material
dibedakan dari perbedaan umur supaya bisa yang lainnya berfungsi sebagai pengikat
mengetahui seperti apa jenis serat pisang untuk menjaga kesatuan unsur-unsurnya.
yang baik dan mempengarui kualitas atau Secara umum terdapat dua kategori
tidak. dengan menggunakan penelitian uji material penyusun komposit yaitu matrik
tarik dan uji kekerasan. dan reinforcement [5].
Matriks dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu termoplastik dan
termoset. Beberapa jenis matrik polimer

215 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


termoset yang sering digunakan ialah Serat sintetis atau serat buatan
poliester, epoxy, phenolics, dan polyamids, adalah serat yang berasal dari bahan-bahan
sedangkan yang termasuk jenis matrik anorganik yaitu bahan buatan yang berasal
polimer termoplastik adalah polyethylene, dari penggabungan bahan-bahan kimia,
polypropylene, nilon, polycarbonate, dan contohnya fiberglass. Serat ini berasal dari
polyether-ether keton. Dalam penelitian ini campuran bahan silikondioksida (SiO2)
matriks yang digunakan adalah resin dan bahan oksida lain seperti Aluminium,
poliester. Kalsium , Natrium , Magnesium, dan unsur
oksida lainnya. Serat ini mempunyai
Serat
kekuatan yang lebih dibanding serat alami,
Serat atau fiber dalam bahan
namun untuk nilai ekonomisnya sangat
komposit berperan sebagai bagian utama
mahal untuk mendapatkan bahan-bahan
yang menahan beban, sehingga besar
tersebut.
kecilnya kekuatan bahan komposit sangat
tergantung dari kekuatan serat Tabel 1. Sifat Mekanik dari Beberapa
pembentuknya. Serat terdiri dari dua jenis Jenis Serat [6]
yaitu, serat alam dan serat sintetis. Serat Cotto
n
Flax
Jut
e
Kena
f
Rami
e
Sisa
l
alam adalah serat yang dapat langsung Diameter mm -
11-
200 200 40-80
50-
33 200
diperoleh dari alam. Biasanya berupa serat 10- 60-
Panjang mm 10-60 1-5 2-6 1-5
yang dapat langsung diperoleh dari 40 260
345- 393
Kekuatan 330- 400- 511-
tumbuh-tumbuhan dan binatang. Serat ini tarik
Mpa
585
103 - 930
1050 635
5 773
telah banyak digunakan oleh manusia Modulus 4,5-
27,6
26, 9,4-
Gpa - 53,0 61,5
diantaranya adalah kapas, wol, sutera, elastisitas 12,6
45,0
5 15,8
144
pelepah kelapa sawit, sabut kelapa, ijuk, Massa 𝑔
⁄𝑐𝑚2
1,5-
1,43
-
-
1,5
1,5- 1,16
jenis 1,54 1,5 1,6 -1,5
bambu, nanas, dan knaf atau goni. Serat 1,52
0
Regangan
sintetis adalah serat yang dibuat dari bahan- maksimu %
7,0-
8,0
2,7-
3,2
1,5-
1,8
1,6`
3,6-
3,8
2,0-
2,5
m
bahan anorganik dengan komposisi kimia Spesifik
52,
kekuatan Km 39,2 73,8 63,2 71,4 43,2
tertentu. Serat sintetis yang telah banyak tarik
5

digunakan antara lain serat gelas, serat Spesifik


kekuatan
Km 0,85 3,21
1,8
0
3,60 4,18 1,07

karbon, kevlar, nilon, dan lain-lain.


Serat alami merupakan serat yang Pengujian Tarik
mulai banyak digunakan saat ini. Hal ini Uji tarik merupakan pengujian yang
tidak lain bertujuan untuk meningkatkan bertujuan untuk mengetahui kekuatan suatu
nilai suatu bahan,sedangkan bahan yang bahan berdasarkan ketahanan suatu
digunakan adalah limbah pertanian. Di material terhadap beban tarik yang
samping itu demi kelestarian alam diberikan secara aksial. Dalam pengujian,
komposit ini mulai dikembangkan di spesimen uji dibebani dengan kenaikan
berbagai bidang penelitian yang tak lain beban perlahan-lahan hingga spesimen uji
tujuannya adalah untuk meminimalkan tersebut patah. Pengujian tarik yang
pencemaran alam. Seperti yang kita ketahui dilakukan suatu material padatan (logam
selama bahan yang kita gunakan alami dan non logam) dapat memberikan
maka bahan ini tidak akan memberi efek keterangan yang relatif lengkap mengenai
pencemaran yang besar bagi alam karena perilaku material tersebut terhadap
sifat renewble-nya, yaitu dapat pembebanan mekanis. informasi penting
diperbaharui. Disamping kelebihannya yang bisa didapat adalah :
pasti terdapat kekurangan pada bahan alam 1. Batas Proposionalitas
ini seperti kekuatan serat dan daya tahan (Proponalionnality Limit)
pada benturan karena itu penelitian ini Merupakan daerah batasan dimana
ditujukan untuk mengurangi kemungkinan- tegangan dan regangan mempunyai
kemungkinan tersebut. hubungan proporsionalitas satu dengan

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 216


yang lain. Setiap penambahan tegangan menahan deformasi hingga terjadinya
akan diikuti dengan penambahan regangan perpatahan. Sifat ini, dalam beberapa
secara proporsional dalam hubungan linier. tingkatan, harus dimiliki oleh bahan bila
ingin di bentuk (forming) melalui proses
2. Batas Elastis (Elastic Limit)
rolling, bending, stretching, drawing,
Daerah elastis adalah daerah
hammering, cutting dan sebagainya.
dimana bahan akan kembali kepada
Pengujian tarik memberikan dua metode
panjang semula bila tegangan luar
pengukuran keuletan bahan yaitu:
dihilangkan. Daerah proporsionalitas
merupakan bagian dari batas elastis ini. 1) Persentase perpanjangan (Elongation)
Selanjutnya bila bahan terus diberikan Diukur sebagai penambahan panjang
tegangan (deformasi dari luar) maka batas ukur setelah perpatahan terhadap
elastis akan terlampaui pada akhirnya panjang awalnya.
sehingga bahan tidak akan kembali kepada 2) Persentase pengurangan atau reduksi
ukuran semula. Dengan kata lain dapat penampang (Area Reduction).
didefinisikan bahwa batas elastis Diukur sebagai pengurangan luas
merupakan suatu titik dimana tegangan penampang (cross-section) setelah
yang diberikan akan menyebabkan perpatahan terhadap luas penampang
terjadinya deformasi permanen (plastis) awalnya.
pertama kalinya. Kebanyakan material 6. Modulus Elastisitas (E)
teknik memiliki batas elastis yang hampir Modulus elastisitas atau Modulus
berimpitan dengan batas Young merupakan ukuran kekakuan suatu
proporsionalitasnya.
material. Semakin besar harga modulus ini
3. Titik Luluh (Yield Point) dan Kekuatan maka semakin kecil regangan elastis yang
Luluh (Yield Strength) terjadi pada suatu tingkat pembebanan
Titik ini merupakan suatu batasan tertentu, atau dapat dikatakan material
dimana material akan terus mengalami tersebut semakin kaku (stiff), Dapat
deformasi tanpa adanya penambahan dihitung dari grafik tegangan-regangan.
beban. Tegangan (stress) yang
mengakibatkan bahan menunjukkan
mekanisme luluh disebut tegangan luluh
(yield stress).
4. Kekuatan Putus (Breaking Strength)
Kekuatan putus ditentukan dengan
membagi beban pada saat benda uji putus
(breaking) dengan luas penampang awal
Ao. Untuk bahan yang bersifat ulet pada
saat beban maksimum M terlampaui dan
bahan terus terdeformasi hingga titik putus
B maka terjadi mekanis ciutan (necking)
sebagai akibat adanya suatu deformasi yang Gambar 1. Diagram Tegangan Regangan
terlokalisasi. Pada bahan ulet kekuatan [7]
putus adalah lebih kecil dari pada kekuatan
maksimum sementara pada bahan getas METODE PENELITIAN
kekuatan putus adalah sama dengan
kekuatan maksimumnya. Tahapan-tahapan Penelitian
5. Keuletan (Ductility) 1. Pengambilan serat dari batang pisang
Keuletan merupakan suatu sifat 1) Batang pisang dari limbah
yang menggambarkan kemampuan logam perkebunan pisang dipotong dengan
ukuran 25 cm supaya proses

217 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


pengambilan serat yang lebih 3. Proses Pembuatan Komposit
mudah, Proses pembuatan komposit serat
2) Batang pisang dijemur hingga dari pelepah batang pisang dengan matrik
kering sebelum diambil seratnya, polyester adalah sebagai berikut:
hal ini dilakukan agar kadar air yang 1) Serat yang sudah diekstrat, kemudian
ada di batang pisang hilang dan direndam dan dicuci dari kotoran
supaya mudah pada saat dengan air. Serat diangin-anginkan
pengambilan serat, sampai kering ditempat teduh. Serat
3) Batang pisang disisir menggunakan yang sudah dibersihkan dari kotoran
sikat kawat untuk memisahkan kemudian direndam larutan alkali
antara serat dengan partikel NaOH selama 2 jam. Serat kemudian
partikel-partikel yang ada pada dibilas dengan air bersih, kemudian
pelepah pisang, serat dikeringkan di tempat yang tidak
4) Serat yang sudah terpisah kemudian terkena sinar mata hari langsung.
dijemur dalam waktu 2-3 hari, tetapi 2) Cetakan dibersihkan, kemudian
penjemuran dilakukan tanpa kontak dioleskan wak atau oli secara merata
langsung dengan sinar matahari. agar komposit tidak menempel pada
2. Pembuatan Cetakan Spesimen cetakan.
Bahan yang digunakan untuk 3) Membuat campuran resin dengan
cetakan ini adalah plat besi. Hal ini katalis dengan perbandingan 99:1,
dikarenakan hasil cetakan lebih mudah kemudian diaduk hingga merata
dalam pelepasan. Spesimen uji dbuat satu selama 4 menit.
persatu sebanyak 24 buah dengan perincian 4) Masukkan serat batang pohon pisang
12 buah untuk uji tarik dan 12 buah untuk kedalam cetakan, kemudian tuang resin
uji kekerasan. Adapun standar pengujian hingga penuh sambil ditekan-tekan
yang dilakukan adalah ASTM dengan untuk menghindari terjadinya
rincian sebagai berikut: gelembung udara.
1. Uji tarik menggukan standar ASTM D 5) Pasang tutup cetakan agar permukaan
638 - 03 komposit menjadi rata, kemudian
2. Uji kekerasan mengunakan standar diberi beban diatasnya.
ASTM 758 - 03 6) Biarkan hingga mengering selama 2
Agar tidak terjadi kesalahan dalam jam, kemudian komposit dikeluarkan
pembuatan benda uji, maka ukuran cetakan dari cetakan.
dibuat sedikit lebih besar yaitu 1-5 mm. 7) Benda uji komposit siap untuk
dipotong menjadi spesimen benda uji.
8) Lakukan langkah-langkah diatas untuk
setiap serat batang pohon pisang yang
akan digunakan untuk pengujian.
Gambar 2. Cetakan Spesimen Uji Tarik
ASTM D 638-03 Tabel 2. Jumlah Spesimen Uji
Jenis Serat Batang Pisang

Jenis Serat Serat


NO Serat Serat
Pengujian Batang Batang
batang Batang
Pisang Pisang
pisang Pisang
Raja Raja
Kepok Jantan
sereh

1 Uji Tarik 3 3 3 3

Uji
2 3 3 3 3
Kekerasan

Jumlah 6 6 6 6
Gambar 3. Cetakan Spesimen Uji
Kekerasan ASTM D 785-03

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 218


Waktu dan Tempat Penelitian Tabel 4. Hasil pengujian kekerasan dengan
Waktu pelaksanaan penelitian komposit serat batang Pisang
dimulai bulan Maret tahun 2018 sampai Kepok
dengan Oktober tahun 2018. Penelitian ini Metode
Parameter Hasil
dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknik No
Uji
Uji
Uji
Satuan
Mesin Universitas Muhamadiyah Metro. ASTM
1. 82,25
Pengujian 2. 92
Pelaksanan untuk masing-masing 3. Kekerasan D 785 92,5
jenis pengujian adalah sebagai berikut: 4. (Hardness) 71,25 HRB
1. Uji Tarik 5. 79
Benda uji dijepit pada mesin uji Rata-rata 83,4
kemudian beban statik diberikan secara
bertahap sampai benda uji putus, dari Tabel 5. Hasil pengujian kekerasan dengan
pengujian ini diperoleh tegangan luluh. komposit serat batang pisang Raja
Sebelum pengujian diukur panjang mula- Sereh
mula dan setelah pengujian diukur Parameter
Metode
Hasil
pertambahan panjang benda uji setelah No Uji Satuan
Uji Uji
putus, untuk mengetahui berapa persentase ASTM
elongation bahan. 1. 109,75
2. 106
2. Uji Kekerasan
3. Kekerasan D 785 69,5
Kekerasan merupakan kemampuan 4. (Hardness) 113,5 HRB
suatu material untuk bertaban dari proses 5. 83,75
abrasi (gesekan) atau takanan kedalam
Rata-rata 96,5
(idensitasi) oleh benda keras lain dengan
cara menekankan benda yang keras kepada Tabel 6. Hasil pengujian kekerasan dengan
spesimen menggunakan beban standar, dan komposit serat batang Pisang
besar dari indentasi (baik itu area ataupun Jantan
kedalaman) digunakan sebagai ukuran Metode
kekerasan material tersebut. Parameter Hasil
No Uji Satuan
Uji Uji
ASTM
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. 119,75
2. 106,5
Setelah melakukan uji kekerasan 3. Kekerasan D 785 108
dan uji tarik, didapat hasil sebagai 4. (Hardness) 74,75 HRB
berikut: 5. 99,75
Uji Kekerasan
Rata-rata 101,75
Tabel 3. Hasil pengujian kekerasan
komposit serat batang Pisang
Raja
Metode
Parameter Hasil
No uji Satuan
uji Uji
ASTM
1. 113
2. 101,75
3. Kekerasan D 785 91,5
4. (Hardness) 96,5 HRB
5. 90,25
Rata-rata 98,6

219 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


Tabel 8. Hasil pengujian tarik dengan
komposit serat batang Pisang
Kepok
Metode
Parameter Hasil
No Uji Satuan
Uji Uji
ASTM
1. 45,30
2. Kuat tarik 30,58
3. (Tensile D 638 18,32
4. strength) 18,13 N/mm2
5. 14,96
Rata-rata 25,46

Tabel 9. Hasil pengujian tarik dengan


komposit serat batang pisang Raja
Sereh
Gambar 4. Diagram Perbandingan Uji Metode
Parameter Hasil
Kekerasan Komposit dengan Variasi No
Uji
Uji
Uji
Satuan
Serat Batang Pisang ASTM
1. 11,81
Tingginya nilai uji rata-rata 2. Kuat tarik 12,01
kekerasan serat batang pisang jantan 3. (Tensile D 638 24,99
dibandingkan dengan komposit serat 4. strength) 12,89 N/mm2
batang pisang yang lain dapat dipengaruhi 5. 13,40
karena adanya perbedaan serat dari Rata-rata 15,02
keempat jenis batang pisang tersebut.
Dalam hal ini serat batang pisang jantan Tabel 10. Hasil pengujian tarik dengan
memiliki kekerasan yang paling kuat komposit serat batang Pisang
karena seratnya yang kecil dibanding serat Jantan
batang pisang yang lain sehingga memiliki Parameter
Metode
Hasil
daya tekan yang lebih besar. Sedangkan No Uji Satuan
Uji Uji
ASTM
adanya penurunan nilai uji rata-rata
kekerasan pada komposit serat batang 1. 16,73
2. Kuat tarik 27,68
pisang raja, raja sereh dan kepok dapat 3. (Tensile 23,82
D 638
disebabkan karena tidak meratanya susunan 4. strength) 25,24 N/mm2
serat dan adanya void (kekosongan) pada 5. 21,32
komposit serat batang pisang.
Rata-rata 22,96
Tabel 7. Hasil pengujian tarik dengan
komposit serat batang Pisang
Raja
Metode
Parameter Hasil
No Uji Satuan
Uji Uji
ASTM
1. 17,56
2. Kuat tarik 20,26
3. (Tensile D 638 18,97
4. strength) 24,08 N/mm2
5. 18,51
Rata-rata 19,88
Gambar 5. Diagram Perbandingan
Kekuatan Tarik Komposit dengan
Variasi Serat Batang Pisang

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 220


Dari hasil kekuatan tarik material paling besar dengan nilai hasil uji
komposit serat batang pisang yang rata-rata 25,46 N/mm2.
diperoleh dari penelitian ini, dapat dilihat 2. Nilai hasil uji rata-rata kekerasan dari
bahwa pisang kepok memiliki nilai kuat komposit serat batang pisang raja,
tarik yang paling besar yaitu 25,46 N/mm2 pisang kepok, pisang raja sereh dan
disusul dengan pisang Jantan 22,96 N/mm2 pisang jantan adalah 98,6 HRR; 83,4
dan pisang Raja 19,88 N/mm2 sedangkan HRR; 96,5 HRR; dan 101,75 HRR.
pisang raja sereh memiliki kuat tarik paling Dapat diketahui bahwa komposit
rendah yaitu 15,02 N/mm2. Tingginya kuat serat batang pisang jantan memiiki
tarik serat batang pisang kepok dikarenakan nilai kekerasan yang paling tinggi
besarnya serat yang dimiliki oleh batang dengan nilai hasil uji rata-rata 98,6
pisang, sehingga komposit serat batang HRR.
pisang kepok memiliki daya ikat yang lebih 3. Tinggi rendahya nilai hasil uji rata-
besar ketika dilakukan pengujian tarik. rata kekerasan dan kekuatan tarik
Serat batang pisang kepok memiliki komposit serat batang pisang dapat
kekuatan tarik yang besar dikarenakan dipengaruhi oleh besar kecilnya serat
memiliki ukuran serat yang paling besar yang dimiliki oleh batang pisang,
diantara keempat jenis serat batang pisang susunan serat dan adanya void
sehingga serat batang pisang kepok (kekosongan) pada masing-masing
memiliki kekuatan tarik yang paling besar. komposit serat batang pisang. Untuk
Sedangkan pada uji kekerasan memilki pengujian tarik didapat nilai terbesar
nilai yang kecil dalam satu spesimen pada serat batang pisang kepok
menjadi sedikit. Hal ini membuat spesimen dengan nilai 25,46 N/mm2. Kemudian
menjadi lebih lemah pada saat dilakukan untuk pengujian kekerasan didapat
pengujian kekerasan. nilai pengujian terbesar pada jenis
Serat batang pisang jantan memiliki batang pisang jantan dengan nilai
kekuatan tarik yang rendah karena serabut kekerasan 98,6 HRR
serat yang tipis membuat spesimen lebih
lemah saat dilakukan pengujian tarik. REFERENSI
Sedangkan pada uji kekerasan memiliki [1]. Hartono. (2016). Pengenalan
nilai yang paling besar karena serat batang Teknik Komposit.
yang tipis membuat jumlah serat dalam satu Yogyakarta: Deepublish.
spesimen menjadi lebih banyak. Jumlah [2]. Khotimah (2014). Komposit Serat
serat yang banyak ini menjadikan spesimen Batang Pisang (SBP) -
memiliki daya tekan yang lebih besar saat Epoksi Sebagai Bahan
dilakukan pengujian. Penyerap Bunyi. Natural,
322-326.
KESIMPULAN [3]. Nopriantina (2013). Pengaruh
Dari hasil penelitian komposit serat Ketebalan Serat Pelepah
batang pisang maka dapat diambil Pisang Kepok (Musa
kesimpulan bahwa: paradisiaca) Terhadap Sifat
1. Nilai hasil uji rata-rata kekuatan tarik Mekanik Material Komposit
dari komposit serat batang pisang raja Poliester-Serat. Jurnal Fisika
(19,88 N/mm2), pisang kepok (25,46 Unand, 195-203.
N/mm2), pisang raja sereh (15,02 [4]. Kaleka, N. (2013). Pisang-Pisang
N/mm2) dan pisang jantan (22,96 Komersial. Yogyakarta:
N/mm2). Dapat diketahui bahwa ARCITA.
komposit serat batang kepok [5]. Maryanti, B. (2011). Pengaruh
memiliki nilai kekuatan tarik yang Alkalisasi Komposit Serat
Kelapa-Poliester Terhadap

221 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


Kekuatan Tarik. Jurnal
Rekayasa Mesin, 123-129.
[6]. Müller, D. K. (2003). New
Discovery In The Properties
Of Composites Reinforced
With Natural Fibers. Journal
Of Industrial Textiles.
[7]. Young, H. D. (2002). Fisika
Universitas Jl. 1/10. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 222

Anda mungkin juga menyukai