Anda di halaman 1dari 12

Aplikasi Getah Buah Nangka Sebagai Bahan

Perekat Alami Pada Material Kayu

Oleh:

Christopher Farrell Sutanto

Electra Jaycee Susanto

Kaylin Audrey Tanoto

Penabur Secondary Kelapa Gading


Jakarta 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Buah nangka merupakan buah yang banyak terdapat di Indonesia. Sebagian besar
orang menggunakan buah nangka untuk diolah menjadi lauk, makanan ringan, serta dimakan
langsung. Tidak hanya itu, buah nangka ternyata sangat baik untuk kesehatan tubuh yang
dapat dimanfaatkan sebagai anti kanker. Kandungan di dalam buah nangka dipercaya dapat
menangkal radikal bebas yang menyebabkan kanker. Buah nangka juga bisa digunakan
untuk penyakit anemia karena buah nangka mengandung zat besi yang membantu
memperlancar sirkulasi darah di dalam tubuh dan bisa memperkuat tulang serta melancarkan
pencernaan karena serat dari buah nangka yang sangat banyak. Daun nangka juga memiliki
manfaat tersendiri. Salah satu cara untuk mengonsumsi daun nangka adalah direbus daunnya
terlebih dahulu, lalu diminum. Biji nangka juga bisa digunakan untuk masker wajah. Cara
pemanfaatan biji nangka tersebut adalah dengan merendam dalam susu dingin selama
beberapa saat, kemudian campuran tersebut bisa digunakan sebagai masker terutama untuk
menghilangkan kerut pada wajah. Pemanfaatan tersebut juga dapat ditambahkan dengan
minyak zaitun dan lemon.
Selain buah, daun, dan biji nangka, ada juga salah satu bagian dari nangka yang
biasanya dilupakan atau tidak digunakan ataupun dianggap tidak memiliki manfaat oleh
banyak orang, yaitu getah buah nangka. Getah buah nangka jika dilihat dari sifatnya
memiliki sifat lengket seperti lateks. Penelitian mengenai kegunaan getah buah nangka
belum banyak dilakukan. Adapun penelitian yang pernah dilakukan adalah kegunaan getah
buah nangka sebagai bahan perekat pada kertas. Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti
merasa bahwa sebenarnya kegunaan getah buah nangka tidak hanya sebagai lem kertas
tetapi juga dapat digunakan sebagai lem kayu. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui
lebih banyak tentang kegunaan getah buah nangka sebagai bahan perekat alami dan
sederhana pada material kayu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut.
1. Apakah getah buah nangka dapat digunakan sebagai bahan perekat pada material kayu?
2. Bagaimana daya rekat yang mampu dihasilkan oleh getah buah nangka pada material
kayu?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan masalah yang telah diungkapkan, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kegunaan getah buah nangka sebagai bahan perekat pada material kayu.
2. Mengetahui kekuatan daya rekat getah buah nangka pada material kayu.

1.4 Metode Penelitian


Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengujian langsung sampel getah
buah nangka yang diaplikasikan pada material kayu. Sampel ini kemudian diberi beban
gantung untuk menguji daya rekat yang dihasilkan.

1.5 Kegunaan Penelitian


1. Bagi peneliti:
Peneliti dapat mengetahui kegunaan getah buah nangka sebagai bahan perekat pada
material kayu.
2. Bagi masyarakat:
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat, khususnya
masyarakat pengolah buah nangka dalam jumlah besar yang kurang memanfaatkan getah
buah nangka dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN

Zaman dahulu orang terbiasa menggunakan bahan perekat alami yang ada di sekitar
mereka khususnya bahan perekat yang mudah didapatkan seperti nasi. Orang terbiasa
merekatkan amplop dengan mengoleskan beberapa tumbukan butir nasi. Ide ini tercetus karena
nasi memiliki sifat lengket yang menjadi dasar penggunaannya sebagi bahan perekat sederhana.
Jenis perekat berbahan dasar karbohidrat ini dinamakan lem kanji yang juga bisa didapatkan dari
jagung, gandum, dan kentang. Selain lem kanji, ada beberapa jenis perekat lainnya seperti lem
binatang, lem protein, lem kasein dan lem getah dari polimer alamiah yang terdapat pada getah
tanaman seperti tanaman nangka.
Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) merupakan tanaman buah yang berasal dari
India dan menyebar luas ke berbagai daerah tropis, terutama Indonesia. Tanaman ini memiliki
nama yang berbeda–beda dan bervariasi tergantung wilayah maupun daerahnya. Tanaman
nangka ini merupakan tanaman yang tergolong ke dalam jenis buah tahunan yang masih
berfamili dengan Malvales dan juga termasuk ke dalam ordo Urticales. Selain itu, tanaman ini
dapat dengan mudah tumbuh dan berkembang di daerah tropis, serta ketinggian berapa pun.
Penelitian terhadap getah nangka yang pernah dilakukan memberikan informasi bahwa
getah nangka larut dengan baik dalam aseton. Getah nangka juga mengandung polimer seperti
poliisoprena dan polisakarida yang dapat digunakan sebagai campuran bahan perekat.
Berdasarkan informasi ini, dapat diketahui bahwa getah buah nangka bukanlah bagian yang
kurang berguna.

Gambar 1.1 Getah nangka yang memiliki tekstur seperti lateks.


Dengan pengolahan yang baik, getah buah nangka dapat dijadikan bahan perekat alami.
Namun studi lanjutan tentang daya rekat getah buah nangka pada material tertentu perlu
dilakukan sehingga memberikan gambaran yang jelas. Pada penelitian ini, peneliti melakukan
pegamatan terhadap kemampuan getah buah nangka untuk merekatkan material kayu serta
menguji daya rekatnya.
Adapun prosedur yang dilakukan adalah dengan pengambilan getah dari buah nangka
yang kemudian dipanaskan dan diaplikasikan pada material kayu. Getah nangka diambil dari
buah nangka muda yang memiliki jumlah getah yang banyak. Berikut ini adalah prosedur
pengambilan getah buah nangka:
1. Memotong buah nangka muda secara melintang lalu menunggu beberapa saat sampai
potongan buah nangka mengeluarkan getah.
2. Mengambil getah yang dikeluarkan oleh potongan buah nangka mengunakan spatula.

Gambar 1.2 Siswa bekerja untuk melakukan ekstraksi getah dari buah nangka.

Getah buah nangka yang telah didapatkan tidak dapat langsung dipergunakan karena
mengandung bakteri yang dapat meyebabkan terjadinya proses pembusukan. Namun, proses
pembusukan dapat dicegah dengan cara pemanasan yang dapat juga mengurangi kadar air dalam
getah sehingga getah menjadi lebih awet dan tidak membusuk serta dapat meningkatkan daya
rekat dari getah. Proses pemanasan dengan teknologi modern dapat dilakukan dengan teknologi
pasteurisasi. Tetapi, penggunaan teknologi ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga
pada penelitian ini, proses pemanasan dilakukan dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan
menggunakan pembakar spiritus (Gambar 1.3) dimana getah yang telah diperoleh dipanaskan
dalam gelas beaker sampai mendidih untuk membunuh bakteri yang menyebabkan proses
pembusukan. Setelah dipanaskan getah didiamkan sampai berbentuk seperti permen karet.

Gambar 1.3 Pemanasan getah buah nangka menggunakan pembakar spiritus.

Proses selanjutnya adalah pembuatan dua buah sampel kayu berukuran 4.5 cm x 5.5 cm
yang dipasangkan penggantung (Gambar 1.4).

Gambar 1.4 Kayu yang akan diberikan getah buah nangka


Sampel yang telah dibuat direkatkan pada papan kayu menggunakan getah buah nangka
yang sudah didapatkan. Getah ini diambil menggunakan spatula lalu dioleskan pada sampel kayu
sampai merata (Gambar 1.5). Sebelum direkatkan pada papan kayu, sampel kayu yang telah
dioleskan getah dipanaskan terlebih dahulu diatas alat pembakar spiritus untuk membuat tekstur
getah yang lebih cair sehingga dapat mengisi pori sampel kayu maupun pori papan kayu dalam
proses perekatan. Pori yang terisi getah dengan baik dapat meningkatkan daya rekat getah.

Gambar 1.5 Pemberian getah buah nangka pada kayu.

Setelah direkatkan, sampel kayu didiamkan selama tiga hari sebelum dilakukan pengujian
daya rekat. Pengujian dilakukan dengan menggantungkan pemberat besi sebesar 200 g yang
terus ditambahkan setiap harinya selama tujuh hari. Pada hari kedelapan, pemberat yang
digantungkan ditambahkan sebesar 1 kg setiap harinya selama 2 hari lalu sampel uji dibebani
sampai mengalami kegagalan daya rekat.
Berdasarkan pengujian, didapatkan hasil :

1. Kedua sampel uji dapat menahan dengan baik beban yang digantungkan selama 9 hari
(Gambar 1.6)
Gambar 1.6 Kedua sampel sedang diuji dengan menggantungkan beban selama 9 hari.

2. Sampel uji 1 dapat menahan beban sebesar 14 kg sebelum mengalami kegagalan daya rekat
sedangkan sampel uji 2 dapat menahan beban sebesar 10 kg sebelum mengalami kegagalan
daya rekat.

Gambar 1.7 Sampel uji 1 yang mampu menahan beban hingga 14 kg.
Adhesi adalah serangkaian proses fisika yang terjadi pada bagian antar muka
dari dua bagian bahan yang disambung, yang menghasilkan gaya tarik menarik antara dua bagian
bahan tersebut. Kekuatan adhesi adalah gaya yang dibutuhkan untuk melawan gaya pemisah
bidang kontak pada bahan yang akan disambung.
Adapun faktor-faktor yang menentukan kekuatan ikatan perekat adalah sebagai berikut:
1. Faktor mekanis
Faktor ini dapat menyediakan ikatan adhesi yang kuat karena area antar muka yang lebih luas
dan interlocking bahan pada permukaan micro-void.
2. Faktor kimia
Faktor ini dapat berupa ikatan ion dan ikatan kimia.
Dari hasil penelitian dan pengujian ini dapat dilihat bahwa getah buah nangka yang
diaplikasikan pada kayu memiliki daya rekat yang baik. Hal ini ditunjukkan dari kemampuan
getah dalam merekatkan kayu yang dibebani secara terus-menerus selama 9 hari tanpa
mengalami kegagalan yang menandakan adanya kekuatan adhesi yang baik.
Untuk pembebanan penuh, analisa terhadap jenis kegagalan daya rekat perlu dilakukan.
Adapun jenis-jenis kegagalan daya rekat yang dapat terjadi adalah kegagalan struktur, kegagalan
adhesif, dan kegagalan kohesif (Gambar 1.8)

Kegagalan struktur Kegagalan adhesif Kegagalan kohesif


Sumber: www.subtech.com
Gambar 1.8 Mekanisme kegagalan daya rekat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji pembebanan


penuh, didapatkan bahwa sampel uji 1 dapat menahan beban sesaat sebesar 14 kg dan sampel uji
2 dapat menahan beban sesaat sebesar 10 kg yang kemudian mengalami kegagalan daya rekat.
Melalui gambar 1.9 dan 1.10, dapat dilihat adanya kegagalan campuran antara kegagalan
struktur, adhesif, dan kohesif getah buah nangka dengan kayu dimana ada bagian sampel uji
yang terlepas dan menempel pada papan kayu (kegagalan struktur), bagian getah yang
sepenuhnya menempel pada sampel kayu tanpa meninggalkan bekas pada papan kayu
(kegagalan adhesif), serta bagian getah yang merekat pada sampel uji dan papan kayu (kegagalan
kohesif).

Gambar 1.9 Kegagalan pada kayu.

Gambar 1.10 Kegagalan pelakatan pada kayu dan papan kayu.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Getah buah nangka dapat digunakan sebagai bahan perekat alami pada material kayu
2. Penggunaan getah buah nangka sebagai bahan perekat pada material kayu memberikan
daya rekat yang dapat menahan beban gantung sebesar +/- 8 kg.

3.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, pengunaan getah dapat dicampurkan zat tambahan
sehingga getah memiliki daya rekat yang lebih kuat dan tahan lama.
2. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui kegunaan lain dari getah buah
nangka selain sebagai perekat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Polimer dan Resin. [terhubung


berkala].http://bilangapax.blogspot.co.id/2011/02/polimer-dan-resin.html. [18 Okt 2016].
Anwar C. 2009. Kajian Polimer Dalam Getah Nangka Artocarpus heterophyllus. [terhubung
berkala].http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=42270. [17
Okt 2016].
Aritonang KT. 2009. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Indonesia :Gramedia Pustaka
Utama.
Buchori A. 2012. Adhesive Joint – Sambungan Adhesive. [terhubung berkala]. http://ahmad-
buchori.blogspot.co.id/2012/09/adhesive-joint-sambungan-adhesive.html. [17 Okt 2016].
Sumbono A. 2010. Kimia Lem dan Perekat. [terhubung berkala].
http://aungsumbono.blogspot.co.id/2010/05/kimia-lem-dan-perekat.html. [18 Okt 2016].
Suryana D. 2013. Membuat Lem. US : CreateSpace Independent Publishing Platform.

Anda mungkin juga menyukai