Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional Manajemen,

Desain & Aplikasi Bisnis Teknologi (SENADA)


p-ISSN 2655-4313 (Print), e-ISSN 2655-2329 (Online)
SENADA, Vol.5, Maret 2022, http://senada.idbbali.ac.id

POTENSI LIMBAH SERAT NANAS MENJADI MATERIAL PENGGANTI


KEMASAN
Hartanto, Susi1, Gloriana, Clemencia2

1
Departemen Desain Produk, Fakultas Desain, Universitas Pelita Harapan
Lippo Village, Banten, Indonesia
2
Departemen Desain Produk, Fakultas Desain, Universitas Pelita Harapan
Lippo Village, Banten, Indonesia

e-mail: susi.fdtp@uph.edu1, clemenciaglorianas@gmail.com2

Received : February, 2022 Accepted : February, 2022 Published : March, 2022

Abstract
Pineapple is one of Indonesian most favorable tropical fruit, and the plant itself can produce more than
70 leaves per fruit (Hidayat, 2008). Pineapple leaves are the main waste as people have only
commercially make use of the fruits. Pineapple leaves are currently extracted as fibers, used for woven
fabrics or other unpopular crafts. This research aims to explore pineapple fibers to be made for
disposable but eco friendly packaging. The main material used in this research is Cayenne (honey
pineapple). This experiment used simple tools at home with material driven design method. The result of
this research is to provide general recommendation of pineapple fibers processing techniques on bakery
packaging.

Keywords: pineapple, leaf, fiber, waste, packaging

Abstrak
Nanas merupakan salah satu buah yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia dan tanaman nanas
dapat menghasilkan lebih dari 70 helai daun (Hidayat, 2008). Daun nanas memiliki jumlah limbah
terbanyak dari total tanaman nanas karena pemanfaatan tanaman nanas selama ini hanya pada buah
dan kulitnya. Daun nanas masih sekedar diekstrak seratnya untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku
kerajinan, kain tenun, bahan baku yang belum diolah, dan kesemuanya belum populer secara komersial.
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi serat nanas untuk dijadikan material pengganti kemasan sekali
pakai dan ramah lingkungan. Material utama yang digunakan adalah serat nanas dari tanaman
Cayenne (nanas madu). Teknik eksperimen dan produksi yang digunakan hanya menggunakan alat-alat
sederhana di rumah. Hasil rancangan akan dijadikan sebagai kemasan untuk pengiriman kue (delivery
box). Penelitian ini menggunakan metode perancangan Material Driven Design Method. Adapun hasil
akhir penelitian adalah berupa rekomendasi pengolahan serat nanas menjadi kemasan secara
sederhana.

Kata Kunci: nanas, daun, serat, limbah, kemasan

1. PENDAHULUAN tanaman nanas merupakan tanaman xerofit


Tanaman buah tropika menjadi salah satu atau tanaman yang dapat hidup dan tahan di
tanaman endemik yang dapat ditemui di daerah dengan kondisi yang kering karena
daerah iklim tropika seperti Indonesia. Oleh tergolong dalam golongan Crassulacean Acid
karena kondisi iklim di Indonesia yang demikian, Metabolism. Terdapat lebih dari 50 kelompok
buah nanas dapat hidup dengan baik karena tanaman nanas yang ada di dunia. Di Indonesia,

SENADA | 321
ada 5 kelompok tanaman nanas yang adalah salah satu jenis serat yang berasal dari
dibudidayakan. Menurut Sari (2002), nanas tumbuhan dan termasuk sebagai vegetable
atau Ananas comosus L. Merr. merupakan fibre dan diambil dari daun tumbuhan nanas.
tanaman dari keluarga Bromeliaceae yang Secara kimiawi, serat yang berasal dari
dapat dibedakan menjadi lima kelompok tumbuhan memiliki unsur utama dalam
dengan ciri masing-masing. seratnya yaitu selulosa dengan unsur-unsur
Di Indonesia, tanaman nanas sudah banyak lainnya didalamnya seperti hemi selulosa, lignin,
dibudidayakan dan banyak diminati oleh pektin, abu, waxes, dan zat-zat lainnya (Hidayat,
masyarakat Indonesia. Tanaman nanas 2008).
memiliki tinggi 50-150 cm dengan daun yang
memanjang seperti pedang, ada yang berduri
maupun tidak berduri, dengan panjang sekitar
55-75 cm, lebar 3,1-5,3 cm, dan tebal sekitar
0,18-0,27 cm. Pertumbuhan panjang daun dan
sifat dari serat yang dihasilkan dipengaruhi oleh
jarak tanam dan intensitas sinar matahari, jika
intensitas sinar matahari yang tidak terlalu
banyak akan menghasilkan serat yang kuat dan
halus seperti sutera, sedangkan jika intensitas Gambar 2. Serat Daun Nanas
sinar matahari cukup tinggi tanpa pelindung [Sumber: Klik Hijau, 2019]
akan menghasilkan serat yang pendek, kasar,
dan mudah rapuh. Dalam pemisahan atau pengambilan serat
Daun nanas memiliki lapisan luar yang terdiri nanas dari daun nanas dilakukan dengan dua
dari lapisan atas dan bawah dan diantara cara, yaitu dengan tangan atau manual atau
lapisan tersebut terdapat helai-helai serat yang dengan mesin Decorticator. Cara manual
terikat satu dengan yang lainnya oleh zat adalah cara yang paling umum dilakukan yaitu
perekat yang ada di dalam daun. Adanya serat- dengan proses water retting dan scraping.
serat ini memperkuat daun nanas saat Water retting adalah proses yang dilakukan
pertumbuhan karena tidak adanya tulang pada oleh micro-organisme untuk memisahkan atau
daun nanas. Daun nanas dapat menghasilkan membuat busuk zat-zat perekat yang berada
kurang lebih sebanyak 2,5%-3,5% serat daun disekitar serat daun nanas agar serat mudah
nanas. Untuk mendapatkan serat yang kuat, terpisah dan terurai dengan cara memasukkan
halus, dan lembut perlu dilakukannya daun nanas kedalam air selama waktu tertentu.
pemilihan pada daun-daun nanas yang sudah Setelah itu dilakukannya proses scraping atau
cukup dewasa dan pertumbuhannya terlindung pengikisan dengan menggunakan plat atau
dari sinar matahari (Hidayat, 2008). pisau tajam untuk menghilangkan zat-zat
perekat yang tersisa pada serat (Hidayat, 2008).
Selain secara manual, ada juga cara dengan
menggunakan alat yaitu mesin Decorticator
dengan proses dekortikasi. Mesin ini terdiri dari
suatu silinder atau drum yang berputar pada
porosnya. Permukaan silinder terpasang plat
atau jarum-jarum halus yang akan
menimbulkan proses pemukulan pada daun
nanas saat silinder itu berputar. Saat silinder
Gambar 1. Limbah Daun Nanas berputar, daun nanas diletakkan diantara
[Sumber: DW, 2021] silinder dan akan mengalami proses
pengelupasan, pemukulan, dan penarikan yang
Serat nanas merupakan bagian dari daun nanas dilakukan oleh jarum-jarum halus di permukaan
yang termasuk pada serat alami. Serat alami silinder, zat-zat perekat yang ada pada daun
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa akan terpisah dari serat (Hidayat, 2008).
kelompok yaitu serat yang berasal dari
binatang atau animal fibre, bahan tambang Proses Produksi Serat Daun Nanas
atau mineral fibre, dan tumbuhan atau Secara singkat berikut proses produksi serat
vegetable fibre. Serat daun nanas sendiri daun nanas:

SENADA | 322
1. Proses penyortiran daun nanas: Penyortiran pengolahan serat nanas dan produk kerajinan
dilakukan untuk mendapatkan serat daun yang telah dikembangkan oleh Alfiber.
nanas yang berkualitas yaitu serat daun Salah satu yang membedakan serat alam lain
yang sudah matang dan panjang. adalah mereka harus dibudidayakan secara
khusus tetapi serat daun nanas merupakan
limbah dari buah nanas yang sudah dipanen.
Secara visual warna dari serat nanas adalah
putih gading, serat lebih lembut, dan lebih
kuat. Untuk pemberdayaan petani nanas
Gambar 3. Proses 1&2 Produksi Serat Daun Nanas sekitar, daun nanas dibeli dari petani dan
[Sumber: Alfiber, 2014] dikirim sebanyak 0,9-1 ton per hari. Dalam
2. Proses ekstraksi serat: Daun nanas yang sehari, Alfiber mengolah daun nanas sekitar 5
terpilih lalu dimasukan ke dalam mesin kwintal dan menghasilkan kisaran 7-9 kg serat
Dekortikator untuk digiling, dengan cara kering per hari. Pengolahan limbah daun nanas
menarik-ulur daun nanas ke dalam mesin menjadi serat nanas dimulai dari menyediakan
setiap ujungnya untuk memisahkan daging bahan baku, menyortir daun, mengekstraksi
daun dan serat. serat, pembersihan serat menggunakan mesin
3. Proses pembersihan serat daun nanas: Dekortikator dari air biasa tanpai bahan kimia
setelah diekstraksi, masih terdapat sisa-sisa apapun, lalu dijemur dibawah sinar matahari
daging daun yang menempel sehingga hingga benar-benar kering. Untuk memastikan
dilakukan pengerokan dan pencucian pada serat tidak berjamur harus memastikan bahwa
serat dengan menggunakan pisau tumpul serat benar-benar kering dengan kadar air
atau kape. dibawah 13% dan menghindari kondisi yang
lembab dan tempat penyimpanan kotor pada
serat. Setelah semua proses itu, serat dapat
diolah menjadi kain tenun atau kerajinan
lainnya.

Gambar 4. Proses 3&4 Produksi Serat Daun Nanas


[Sumber: Alfiber, 2014]
4. Proses pengeringan: serat yang sudah
bersih lalu dijemur/ dikeringkan dibawah
sinar matahari selama 1 hari tergantung
cuaca
5. Finishing serat daun nanas: serat yang telah
kering, siap untuk diolah menjadi produk-
produk berbahan serat

Gambar 6. Serat Nanas Olahan Alfiber


[Sumber: Alfiber, 2021]

Wawancara dengan Pinalo


Gambar 5. Proses 5&6 Produksi Serat Daun Nanas Peneliti mewawancarai Ibu Aisyah Odist selaku
[Sumber: Alfiber, 2014] pendiri Pinalo, sebuah brand yang memberi
6. Hasil dari serat daun nanas: serat daun petani nanas lokal peluang untuk ekonomi baru
nanas bisa digunakan sebagai bahan baku dengan memanen daun nanas, mengikisnya
tekstil, kerajinan tangan, dan banyak lagi. dan mengambil seratnya dan ditenun menjadi
kain. Wawancara ini bertujuan untuk
Wawancara dengan Alfiber mengetahui proses pengolahan serat nanas
Peneliti mewawancarai Bapak Alan Sahroni, dan produk yang telah dikembangkan oleh
selaku pendiri Alfiber, sebuah industri kecil Pinalo. Pinalo baru didirikan selama satu tahun
yang bergerak dalam bidang produksi namun sebelumnya, Ibu Aisyah melakukan riset
pengolahan limbah daun nanas. Wawancara ini selama 2 tahun. Selama ini, Ibu Aisyah bekerja
bertujuan untuk mengetahui proses mengolah sampah dan melihat bahwa limbah

SENADA | 323
daun nanas bisa menjadi potensi untuk Konsep Rustic dengan setrika
mendapatkan penghasilan sambil menunggu (Millati, 2018)
panen dan bukan hanya dari buahnya. Pemanfaatan Daun Serat nanas disusun
Warga Lombok turun menurun sudah banyak Nanas Sebagai Bahan ke dalam cetakan
memanen tenaman nanas, setiap dua hari atau Alternatif Dalam kaca dan lalu
sebulan sekali tanaman nanas dibersihkan dan Pembuatan Komposit ditambahkan resin
daun yang paling tua diambil untuk diambil Fiberglass Reinforced
seratnya. Dengan menggunakan mesin Plastic (Marina, et al.,
dekotikator, 1 kwintal daun nanas dapat 2018)
menghasilkan 1 kg serat dan segala proses
dilakukan tanpa adanya penggunaan bahan Dari penelitian terdahulu dan penemuan yang
kimia sehingga sangat ramah lingkungan. Serat terkumpul, dapat dianalisa bahwa lebih banyak
nanas ini memiliki tekstur yang keras, kuat, dan yang menggunakan lem putih, lem kayu, resin
tipis tetapi masih bisa dan paling baik atau jenis lem lainnya sebagai pengikat serat.
digunakan sebagai bahan dasar dari benang. Penemuan ini dinilai masih kurang ramah
Pada saat ini, Pinalo sudah menghasilkan lingkungan.
beberapa produk seperti kain tenun, sarung
bantal, alas piring, dan taplak meja dan belum Eksperimen Sebelumnya dengan Resep Alami
ada kemungkinan membuat produk lain. Untuk Tabel 2. Penelitian Sebelumnya dengan Resep Alami
menghindari jamur atau kerusakan, serat nanas [Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]
dan produk dari serat nanas jangan disimpan Palabok Express (Cornstarch Paste)
ditempat yang lembab dan kotor. Bahan-bahan:
- 1 sendok makan tepung jagung
- 150 ml air
- Masukkan kedua bahan (tepung jagung dan
air) ke dalam panci.

Metode:
- Masukkan kedua bahan (tepung jagung
dan air) ke dalam panci.
Gambar 7. Produk Pinalo - Campur kedua bahan hingga larut.
[Sumber: Pinalo, 2021] - Masak dengan suku rendah.
- Rebus larutan dan sering diaduk sampai
Penelitian Sebelumnya mengental.
Tabel 1. Penelitian Sebelumnya dengan Serat Nanas
- Tambahkan air jika larutan tidak ingin
[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]
terlalu kental.
Penelitian Hasil Penelitian
- Jika sudah selesai, masukkan adonan lem
Eksplorasi Sabut kelapa dengan
kedalam toples yang bersih dan siap
Pemanfaatan Sabut lem putih dan lateks
digunakan.
Serat Kelapa Untuk digunakan sebagai
Francisca Taira & Gutierrez Urra
Perancangan Furnitur pengikat sabut
Coconut Fiber – Agar Bioplastic CoF 01
(Febriyanti, 2020) kelapa
Bahan-bahan:
Pengembangan Serat daun nanas
- 16 gr sabut kelapa
Material Berbahan dengan pengikat lem
- 8 gr agar-agar
Serat Daun Nanas kayu dan pengikat
- 15 gr gliserol
untuk karet alam olahan
- 200 ml air
Pengembangan
Desain Produk Siap
Metode:
Pakai (Khagi, et al.,
- Pertama, disiapkan air dan sabut kelapa
2019)
basah dan dicairkan didalam prosesor.
Pengembangan Serat direkatkan - Kemudian cairan yang dihasilkan dicampur
Material Komposit menjadi lembaran dengan gliserol dan agar-agar dalam panci di
Serat Nanas Sebagai dengan atas api sedang hingga larut.
Desain Produk menggunakan lem - Campuran terus diaduk sampai mendidih
Furnitur Dengan putih dan diratakan dan mengental. Ketika campuran kental,

SENADA | 324
matikan panas dan ditempatkan di cetakan dan aduk. Lalu tambahkan bubuk cangkang
selama 4 jam. telur kedalam sampai kental
- Setelah itu dilepaskan dari cetakan dan - Campurkan campuran kedalam cetakan
dikeringkan dalam waktu kurang lebih 2 - Biarkan cetakan mengering
minggu.
Nature Lab (Quick Concrete) Dari beberapa eksperimen sebelumnya,
Bahan-bahan: peneliti mengadaptasikan metode yang
- 25 gr tepung jagung digunakan pada material serat nanas. Pada
- 125g pasir tabel diatas, perekat utama yang digunakan
- 22,5 ml air oleh peneliti untuk dieksperimen adalah
perekat dari tepung jagung yang ada pada
Metode: nomor pertama. Pada nomor kedua, peneliti
- Campur tepung jagung dan pasir mengadaptasikan metode dengan
- Tambahkan air (campuran akan kering mencampurkan serat nanas dengan tepung
dan membentuk gumpalan kecil) jagung dan air dan dimasak dengan api sedang
- Masukkan campuran ke dalam cetakan hingga mengental. Pada nomor ketiga, peneliti
- Masukkan ceatakan kedalam microwave mengadaptasi penggunaan microwave/oven
selama 3-5 menit pada campuran serat nanas dengan tepung
- Biarkan campuran menjadi dingin, lalu jagung dan air. Pada nomor keempat, peneliti
keluarkan dari cetakan mengadaptasi ide metode pencampuran
- Ini menciptakan bahan seperti beton yang cangkang telur dengan gelatin dan air tetapi
sangat keras disini penulis menggunakannya pada serat
Sofia Perales (Eggshell Biocomposite) nanas dengan tepung jagung dan air tanpa
Bahan-bahan: dimasak atau di masukkan microwave/oven.
- 12 ml air Metode-metode ini menjadi referensi penulis
- 24 gr cangkang telur untuk mencari proses dan teknik untuk
- 5 gr gelatin mendapatkan hasil yang terbaik setelah serat
nanas menjadi pulp. Hasil bisa dilihat pada
Metode: tabel 1.
Giling cangkang telur dan ayak untuk
mendapatkan bubuk yang halus
- Campur air dan bubuk gelatin kedalam panci

2. METODE PENELITIAN diterapkan pada serat nanas yang sudah


Dalam penelitian ini, metode perancangan yang dijadikan pulp.
digunakan adalah Material Driven Design D. Eksperimen lanjutan, dengan tujuan untuk
Method. MDD Method memiliki empat langkah mengetahui tingkat coating pengikat terbaik
utama yaitu: yang dapat diterapkan pada serat sebagai
1. Understanding The Material: Technical and material kemasan.
Experiential Characterization E. Eksperimen molding, mengeksplorasi bentuk
2. Creating Materials Experience Vision cetak sebagai kemasan.
3. Manifesting Materials Experience Patterns F. Studi-studi yaitu studi kekuatan meliputi uji
4. Designing Material/Product Concepts tarik, uji beban, dan uji ketahanan air dan studi
warna.
Dalam proses eksperimen pribadi yang
dilakukan, digunakan serat nanas dari limbah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
daun tanaman nanas dari kelompok tanaman 3.1 Percobaan Pelunakan Serat Nanas
Cayenne/Madu. Berikut adalah alur Menurut HydrogenLink (2011), H2O2 dapat
eksperimennya: digunakan untuk mendapatkan serat alami
A. Percobaan pelunakan serat nanas. yang berwarna putih (bleaching) dan
B. Pembuatan lembaran serat nanas potongan menghaluskan serat. Oleh karena itu, peneliti
kecil dan lembaran pulp serat nanas. mencoba untuk merendam serat nanas
C. Eksperimen awal, dengan tujuan untuk kedalam larutan H2O2 untuk melihat
mengetahui proses terbaik yang dapat perubahan pada serat dan apakah serat dapat

SENADA | 325
diolah menjadi pulp atau bubur dengan cara di-
blender setelah perendaman.

Gambar 9. Proses Pembuatan & Hasil Lembaran


Serat Nanas Potongan Kecil
[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]
Gambar 8. Hasil Perendaman Serat Nanas di Larutan
H2O2
[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]

Peneliti mencoba merendam serat nanas


selama 1 jam dan seperti pada Gambar 5, serat
menjadi putih bersih setelah melalui proses
bleaching. Setelah proses ini, serat nanas
dimasukkan kedalam blender tetapi serat tidak
bisa diolah menjadi pulp sehingga proses
menggunakan H2O2 tidak dilanjutkan. Selain
mencoba menggunakan bahan kimia, dicoba
jalur yang lebih ramah lingkungan yaitu dengan
merebus serat nanas menggunakan baking
soda selama 1 jam. Proses ini tidak dapat
memutihkan seperti larutan H2O2 dan juga
tidak dapat mem-blender serat menjadi pulp
Gambar 10. Proses Pembuatan & Hasil Lembaran
tetapi hasil serat setelah direbus lebih lunak
Pulp Serat Nanas
sehingga mudah untuk dipotong dan dicacah, [Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]
halus, dan bersih. Oleh karena itu, proses ini
dipakai pada proses pelunakan serat nanas
Dari hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan
sebelum diolah.
bahwa hasil yang terbaik adalah lembaran pulp
serat nanas karena setelah kering, lembaran
3.2 Proses Pembuatan Lembaran Serat
pulp serat nanas lebih kuat dan tidak mudah
Nanas Potongan Kecil dan Lembaran Pulp robek, sedangkan lembaran serat nanas yang
Serat Nanas dipotong kecil ataupun serat yang masih
Peneliti mencoba untuk membuat lembaran panjang atau tidak dipotong sama sekali lebih
serat nanas dengan potongan kecil dan yang gampang lepas dan tidak menyatu satu sama
diolah menjadi pulp untuk mengetahui proses lain. Oleh karena itu proses pulping digunakan
yang terbaik untuk dikembangkan. Berikut untuk dikembangkan.
adalah proses dan hasil dari pembuatan
lembaran serat nanas setelah proses pelunakan
3.3 Hasil Eksperimen Awal
serat nanas.
Sebelum mengolah serat nanas dengan
beberapa proses, dilakukan proses awal yaitu
mengolah serat nanas menjadi pulp atau bubur.
Serat nanas dilunakkan terlebih dahulu dengan
cara serat nanas direndam selama semalam
dan dibiarkan hingga keesokan harinya.
Keeseokkan harinya, siapkan panci dengan air
yang ditambahkan baking soda sebanyak 3
sendok makan lalu direbus. Setelah itu serat
nanas yang direndam semalam dimasukan

SENADA | 326
kedalam panci dan direbus bersama-sama
selama satu jam. Setelah satu jam, serat akan
menjadi lebih lunak dan mudah untuk
digunting. Kemudian, serat nanas dibilas
dengan air mengalir lalu digunting menjadi
ukuran kecil. Lalu, cacah serat nanas
menggunakan pisau hingga menjadi halus
seperti bubur dan direndamkan didalam air.

Tabel 1. Hasil Eksperimen Awal


[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]

Gambar 11. Proses Pembuatan & Hasil Lembaran


Dari hasil eksperimen awal dan QFD,
Pulp Serat Nanas
disimpulkan analisa sebagai berikut: [Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]
- Pulp serat nanas tidak dapat menyatu
sepenuhnya satu sama lain hanya dengan air Dari hasil tingkat pengolesan perekat alami dari
dan membutuhkan perekat tambahan. tepung jagung, disimpulkan bahwa semakin
- Proses memasak atau menggunakan oven banyak coating yang diberikan kepada
akan mengeraskan serat yang menyatu dengan lembaran serat akan menghasilkan lembaran
perekat dan waktu pengeringan sangat lama. yang kering, permukaan semakin kasar atau
- Setelah ditinggal 1 minggu setelah keriput, dan semakin menyusut, tetapi
pengeringan, proses dengan memasak, lembaran juga semakin keras, kuat, tidak
mencampur, dan mengovenkan serat dengan mudah robek, serat lebih menyatu satu sama
perekat dari tepung jagung menghasilkan jamur. lain, dan permukaan tidak terlihat seperti serat
- Proses yang terbaik dan sesuai dengan melainkan lebih seperti kertas. Dari hasil-hasil
material yang dapat digunakan sebagai pengolesan, tingkat pengolesan yang lebih baik
kemasan adalah proses setelah pulp dijadikan digunakan adalah 3 hingga 5 tingkat
lembaran dan dioleskan perekat alami dari pengolesan pada lembaran serat agar lembaran
tepung jagung dan air dengan cara keduanya tetap kuat, serat tetap menyatu satu sama lain,
direbus bersamaan hingga mengental. Proses tidak mudah robek, namun permukaan tetap
ini sama sekali tidak memperlihatkan tanda- halus dan tidak keriput.
tanda munculnya jamur. Pada eksperimen ini, ada pula percobaan
menggunakan metode lain untuk
3.4 Hasil Eksperimen Lanjutan mengaplikasikan perekat ini pada serat nanas.
Eksperimen lanjutan dilakukan dengan Konsistensi campuran tepung jagung dibuat
menggunakan proses terpilih pada eksperimen agar lebih cair dengan menggunakan lebih
awal, yaitu proses setelah pulp dijadikan sedikit tepung jagung dan lebih banyak air lalu
lembaran dan dioleskan perekat alami dari direbus hingga sedikit kental dan lalu campuran
tepung jagung. Kuas dipakai untuk ini dimasukkan kedalam botol semprotan.
mengoleskan perekat alami ini pada lembaran Hasilnya, metode ini lebih memudahkan namun
serat. Setelah dioleskan, serat dikeringkan masih perlu bantuan kuas untuk meratakan
dibawah sinar matahari, lalu disetrika agar rata perekat pada permukaan serat nanas.
kembali sebelum dioleskan lagi. Pada
eksperimen ini, ada uji berapa tingkat
pengolesan/coating pengikat terbaik yang
dapat diterapkan pada serat nanas sebagai
material kemasan.

SENADA | 327
3.5 Hasil Eksperimen Molding
3.5 Hasil Uji Tarik, Uji Beban, dan Uji
Ketahanan Menampung Air
Tabel 2. Hasil Uji Tarik & Beban
[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]

Tabel 3. Hasil Uji Ketahanan Menampung Air


[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]

Dari hasil uji tarik, uji beban, dan uji ketahanan


menampung air diatas, dapat disimpulkan
bahwa tingkat pengolesan yang paling efektif
dan kuat adalah 4 atau 5 kali. Ketiga tingkat
olesan memiliki tingkat ketahan terhadap air
yang rendah, tetapi jika hanya terkena sedikit
air, material hanya perlu dikeringkan dengan
cara dilap lalu dijemur sampai benar-benar
kering. Tingkat olesan sebanyak 4 kali dalam
proses pembuatan kemasan kedepannya dipilih
dengan pertimbangan hasil tekstur permukaan
yang lebih halus dan waktu pengeringan yang
lebih cepat yang dihasilkan oleh olesan perekat
alami.

Gambar 12. Hasil Eksperimen Cetakan


3.6 Hasil Studi Warna
[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021] Dilakukan studi warna kepada pulp serat nanas
dengan menggunakan berbagai macam
Dari hasil-hasil cetakan, dapat disimpulkan pewarna alami. Proses mewarnai dimulai
bahwa hasil cetakan sangat kuat setelah dengan menyaring dan memisahkan serat
dioleskan dengan perekat alami dari tepung nanas yang sudah dicacah terlebih dahulu.
jagung sebanyak 3-5 kali. Hasil eksperimen Sebanyak 9 kelompok pulp serat nanas dengan
dengan dimensi terbesar yaitu bentuk persegi berat masing-masing sebanyak 50 gr dipisahkan
dengan ukuran 25x25x5cm. Bagian yang harus untuk masing-masing warna. Proses
lebih diperhatikan saat mencetak adalah bagian selanjutnya adalah dengan melarutkan bubuk
ujung-ujung dari bentuk yang ingin dicetak, pewarna alami dengan cara direbus selama 5
karena saat kering bagian tersebut cenderung menit dan disaring sisa ampasnya. Setelah itu, 1
lepas dan robek sehingga harus lebih kelompok serat nanas dimasukkan kedalam
ditebalkan lagi agar mengurangi kemungkinan larutan pewarna alami dan direbus selama 15
lepas dan robek saat kering. Secara menit. Setelah 15 menit, campuran di saring
keseluruhan, cetakan memiliki permukaan yang dan dikeringkan selama sehari tergantung
halus, kaku, tidak mudah robek, dan kuat untuk cuaca. Berikut hasil dari studi warna dengan
membawa produk yang ada didalamnya. pewarna alami.

SENADA | 328
setuju jika apapun lingkungan karena
bentuk yang dibuat terlihat dari bentuk,
dengan menggunakan warnanya yang earthy,
material ini akan cocok. dan material yang
- Warna yang paling digunakan.
diminati adalah warna - Produk jadi yang paling
natural dari materialnya banyak diharapkan dari
sendiri, warna material material ini adalah
sudah bagus dan lebih wadah makanan dan
baik diekspos dan tidak home décor, seperti
Gambar 13. Hasil Eksperimen Serat Nanas dengan berikan pewarna. tempat penyimpanan
Pewarna Alami - Tekstur yang paling untuk aksesoris, bahan
[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021] diminati adalah tekstur makanan, atau
yang halus hingga sedikit kebutuhan sehari-hari.
kasar dan bergelombang - Responden
3.7 Proses Produksi Material secara agar dapat barang yang mengatakan jika
Sederhana ada didalamnya. material ini dijual
Proses produksi material dimulai dengan - Finishing kepada harganya tidak mahal
merendam serat nanas selama semalam lalu material ini dengan kisaran harga
serat nanas direbus dengan baking soda selama menggunakan olesan kurang dari Rp 1.000 –
satu jam. Kemudian, serat nanas dibilas dengan perekat alami serat Rp 15.000.
nanas sudah cukup
air mengalir lalu digunting menjadi ukuran kecil.
bagus karena terlihat
Lalu, serat nanas dicacah menggunakan pisau licin dan sedikit
hingga menjadi halus seperti bubur dan mengkilap.
direndamkan didalam air. Setelah AFEKTIF PERFORMATIF
mendapatkan pulp serat nanas, jika pulp ingin Emosi yang muncul Tindakan yang banyak
diberi warna, pulp dapat direbus bersama ketika melihat material dilakukan oleh
pewarna alami selama 15 menit. Setelah itu, ini adalah adanya responden kepada
pulp dapat direndam kembali didalam air dan ketertarikan dengan sampel material adalah
disaring sesuai cetakan. material karena ramah setiap sisi material
Pulp serat nanas yang telah dicetak dikeringkan lingkungan, senang dilihat secara detail dan
melihat bahan daur permukaan tesktur di
kurang lebih selama semalam tergantung
ulang, dan penasaran pegang,
dengan kondisi cuaca. Siapkan perekat alami dengan material ini
dari tepung jagung dan air dengan cara karena tidak terlihat
merebus keduanya hingga menjadi kental dan seperti serat nanas.
lengket. Jika cetakan pulp sudah kering, lalu
dioleskan dengan perekat alami yang telah
4. KESIMPULAN
dibuat sebanyak 4 kali. Hasil cetakan dibiarkan
Dari data-data dan eksperimen yang telah
mengering sepenuhnya.
dikumpulkan, kesimpulan yang dapat ditarik
adalah:
3.8 FGD 1. Tanaman nanas adalah tanaman xerofit yaitu
Pada 17 November 2021, dilakukan Focus tanaman yang dapat hidup dan tahan di daerah
Group Discussion (FGD) kepada 8 orang dengan dengan kondisi yang kering seperti di Indonesia.
pekerjaan yang berbeda-beda dengan tujuan Setiap tanaman nanas panen dapat
untuk mengetahui pendapat dan gambaran menghasilkan limbah daun yang banyak karena
persepsi pasar terhadap kemasan yang ramah masyarakat lebih sering mendaur ulang atau
lingkungan dan juga potensinya dari sudut memanfaatkan limbah dari buah dan kulitnya
pandang mereka. Berikut hasil FGD yang saja.
didapatkan dan penulis rangkum dalam 4 aspek. 2. Daun nanas yang sudah cukup dewasa dan
pertumbuhannya terlindungi dari sinar
Tabel 4. Hasil FGD
matahari dapat menghasilkan kurang lebih
[Sumber: Dokumen Pribadi, 2021]
SENSORIAL INTERPRETASI
sebanyak 2,5% - 3,5% serat nanas dengan cara
- Bentuk yang paling - Hasil dari eksperimen diekstraksi menggunakan mesin dekortikator
diminati tergantung material ini membawa atau secara manual dengan tangan.
pada preferensi setiap kesan natural, 3. Dari sifat-sifat serat nanas yang lembut,
individu tetapi semua sederhana, dan ramah keras, kuat, dan tipis sangat baik digunakan

SENADA | 329
untuk industri tekstil dan juga dapat [3] Hadiati, S., dan Indriyani. (2008). Petunjuk
dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, tisu, Teknis Budidaya Nenas. Solok: Balai
filter rokok, atau bahan komposit, dan sangat Penelitian Buah Tropika.
cocok untuk produk dengan permukaan yang [4] Hidayat, P. (2008). Teknologi Pemanfaatan
halus. Serat Daun Nanas Sebagai Alternatif
4. Untuk mendapatkan bentuk yang kuat, stabil, Bahan Baku Tekstil. Teknoin, 13(2).
menyatu dengan tekstur yang halus, serat doi:10.20885/teknoin.vol13.iss2.art7
nanas lebih baik diolah menjadi pulp atau [5] Irianti, A. H. (2019). Efektivitas Proses
bubur terlebih dahulu. Pengambilan Serat Daun Nanas (Ananas
5. Dari penelitian terdahulu menggunakan Comosus Merr) dengan Metode
berbagai serat lainnya, terlihat bahwa proses Pengeratan. doi:10.31227/osf.io/a4nrj
yang dilakukan masih menggunakan perekat [6] Kathomdani, P. D. (2018). Pulp Kraft Dari
yang kurang ramah lingkungan sehingga Kapuk Dan Serat Daun Nanas Sebagai
peneliti menggunakan perekat alami yang Bahan Baku Kertas Khusus. Jurnal
terbuat dari tepung jagung dan air yang direbus Dinamika Penelitian Industri, 29(2), 108.
hingga mengental. doi:10.28959/jdpi.v29i2.4313
6. Dalam proses pencetakan lebih baik [7] Kirby. (1963). Vegetable Fibres. Leonard
menggunakan cetakan berjaring agar pulp serat Hill: London.
nanas dapat menyaring air keluar dan proses [8] Material Driven Design (MDD): A Method
pengeringan lebih cepat. to Design for Material Experiences. (n.d.).
7. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa Retrieved from http://www.ijdesign.org/
material ini dapat menahan beban sebanyak 3 - [9] Millati, R., & Estiyono, A. (2019).
4 kg. Pengembangan Material Komposit Serat
8. Pulp serat nanas memiliki warna yang cerah Nanas sebagai Desain Produk Furnitur.
sehingga sudah cukup baik bila tidak diberikan Jurnal Sains Dan Seni ITS, 7(2).
pewarna. doi:10.12962/j23373520.v7i2.35318
9. Dari hasil eksperimen, serat nanas adalah [10] Natural Cellulose Fibers Upgrading. (n.d.).
salah satu material yang cocok digunakan Retrieved from
sebagai pengganti material kemasan sekali https://www.hydrogenlink.com/cellulosef
pakai. ibers
10. Kemasan yang dibuat bisa digunakan untuk [11] Rakhmat. F dan H. Fitri. (2007). Budidaya
Secondary Packaging karena belum dilakukan dan Pasca Panen nanas. Balai Pengkajian
eksperimen untuk food grade. Teknologi Pertanian. Kalimantan Timur.
11. Kemasan dapat dirancang dengan mendaur [12] Sari, R. N. (2002). Analisa Keragaman
ulang serat nanas dengan teknik molded pulp Morfologis dan Kualitas Buah Nenas
fiber dengan menggunakan perekat alami dari (Ananas comosus (L.)Merr) Queen di
tepung jagung Empat Desa Kabupaten Bogor. Skripsi.
12. Adanya kesulitan menghasilkan kemasan Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
yang presisi dan rapih dikarenakan eksperimen Bogor.
tradisional di rumah [13] Serat Daun Nanas Subang. (2013). Proses
13. Diperlukan eksperimen lebih lanjut dengan Produksi Serat Daun Nanas. Retrieved
mesin dan teknologi industri agar hasilnya lebih from http://www.seratalfiber.com/
massal dan rapih [14] Sistem Informasi Pengelolaan Sampah
Nasional. (n.d.). Retrieved from
DAFTAR PUSTAKA https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/
[1] Doraiswarmy et al. (1993). Pineapple Leaf [15] Wever, R., & Twede, D. (1970, January
Fibres. Textile Progress Vol. 24 Number 1: 01). The history of molded fiber
Textile Institute packaging: A 20th century pulp story.
[2] Five Advantages of Molded Fiber Retrieved from
Packaging. (n.d.). Retrieved from https://repository.tudelft.nl/islandora/obj
https://www.goldenarrow.com/blog/five- ect/uuid:2a609ad6-e152-44eb-b771-
advantages-molded-fiber-packaging d821dadc8add?collection=research

SENADA | 330

Anda mungkin juga menyukai