41-58 41
Jalan Walisongo No.3-5, Tambakaji, Ngaliyan, Kota Semarang 50185, Jawa Tengah, Indonesia
2Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Jalan Tentara Pelajar No. 3B, Bogor 16111, Jawa Barat, Indonesia
*Korepondensi penulis. E-mail: saptono_07@yahoo.co.id
Naskah diterima: 3 Mei 2019 Direvisi: 12 Juni 2019 Disetujui terbit: 27 September 2019
ABSTRACT
Changes in strategic environment of economic globalization including disruptive innovation require
agribusiness actors’ view adjustment. This paper discusses role of agri-entrepreneurs dealing with distrubictive
innovation in agriculture. There are three elements of disrupsi innovation, i.e. (i) improvement levels acceptable to
customer; (ii) improvement path when new agricultural commodities are introduced and refined through
technological innovations; (iii) importance of different understanding between continuous and disruption
innovations. Professional managers are encouraged to grow a new business expected to compete with the
established ones. Agricultural business models for the upper-middle class consumers run by young entrepreneur
produce new products with premium prices but the sale volume is limited. It is important to inspire young agri-
entrepreneurs who accustomed to disrupted innovation to develop business based on their goals and market
segments.
ABSTRAK
Perubahan lingkungan strategis berupa globalisasi ekonomi termasuk disrupsi inovasi memerlukan cara
pandang baru pelaku usaha agribisnis. Tulisan ini membahas peran kewirausahaan agribisnis menghadapi era
disrupsi inovasi. Ada tiga unsur disrupsi inovasi yang penting, yaitu: (i) tingkatan penyempurnaan yang dapat
diterima oleh pelanggan; (2) jalur untuk penyempurnaan melalui terobosan inovasi; (iii) pemahaman yang berbeda
antara inovasi berkelanjutan dan disrupsi inovasi. Para manajer profesional didorong untuk menumbuhkan bisnis
baru yang dapat bersaing dengan bisnis yang telah mapan. Para wirausahawan muda menjalankan model bisnis
pertanian dengan sasaran konsumen golongan ekonomi menengah-atas dengan introduksi komoditas kualitas
prima dan harga premium, namun volume pasar terbatas. Implikasinya adalah perlu menyiapkan wirausaha
pertanian muda yang memahami disrupsi inovasi untuk menghasilkan produk pertanian berdasarkan tujuan dan
segmen pasarnya.
social entrepreneurship) yang dapat kualitas Bulog dan beras di luar kualitas
membangkitkan kreativitas individu dan (Hermanto dan Saptana 2017). Inpres No. 5
kelompok dalam semangat perubahan yang Tahun 2015 menetapkan bahwa Harga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pembelian Pemerintah (HPP) beras sebesar
petani. Rp7.300 per kilogram di gudang Bulog dengan
kualitas kadar air maksimum 14%, butir patah
Pengertian Inovasi maksimum 20%, kadar menir maksimum 2%,
dan derajat sosoh minimum 95%. Munculnya
Rosenfeld (2002) mendefinisikan inovasi beras di luar kualitas mendorong pemerintah
sebagai transformasi dari pengetahuan mengeluarkan kebijakan baru. Dinyatakan
(knowladge) menjadi produk, proses dan jasa bahwa harga pembelian gabah/beras di luar
baru, serta tindakan menggunakan sesuatu kualitas sebagaimana dimaksud dalam Inpres
yang baru. Sementara menurut Fontana (2009), tersebut ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
inovasi adalah kesuksesan ekonomi dan sosial Sebagai tindak lanjut dari Inpres No. 5 Tahun
berkat diperkenalkannya cara baru atau 2015, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
kombinasi cara baru dari cara-cara lama dalam Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/Pp.200/
mentransformasikan input menjadi output yang 2/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
menciptakan perubahan besar dalam hubungan Menteri Pertanian Nomor 71/Permentan/
antara nilai guna dan harga yang ditawarkan Pp.200/12/2015 tentang Pedoman Harga
kepada konsumen, komunitas, masyarakat, dan Pembelian Gabah dan Beras di Luar Kualitas.
lingkungan. Sejalan dengan itu, inovasi Faktor pembeda mutu beras pada kelompok
organisasi menurut Sutarno (2012) adalah cara- beras di luar kualitas adalah besarnya
cara baru dalam pengaturan kerja yang persentase butir patah beras, sedangkan yang
dilakukan dalam sebuah organisasi untuk membedakan beras di luar kualitas dengan
mendorong dan mempromosikan keunggulan beras premium plus adalah pada derajat sosoh,
kompetitif. Inti dari inovasi organisasi adalah butir patah, dan butir menir. Pada beras di luar
kebutuhan untuk memperbaiki atau mengubah kualitas derajat sosoh minimum 95%, butir
suatu produk, proses atau jasa secara lebih patah maksimum 25%, dan butir menir
efisien. maksimum 2%. Pada beras premium plus
Kaya (2015) menyarikan secara singkat derajat sosoh minimum 100%, butir patah
inovasi sebagai upaya mentransformasikan maksimum 20%, dan butir menir maksimum 1%
pendapat menjadi produksi barang dan jasa. (Permentan No. 05/Permentan/Pp.200/2/2016).
Inovasi adalah suatu proses yang mengubah ide Selain itu, untuk komoditas padi dan produk
baru menjadi sesuatu yang baru dan berguna. beras di pasaran, telah beredar berbagai merk
Dengan demikian, kemampuan inovatif seorang dagang (branded rice), seperti Beras Rojolele,
wirausaha merupakan proses mengubah ide Beras Cianjur, Beras Mentik Wangi, Beras
menjadi peluang usaha. Sesuatu yang baru dan Pandanwangi, dan Beras Maros. Belakangan
berbeda merupakan nilai tambah (value added) juga telah beredar beras fungsional meskipun
yang menjadi sumber keunggulan untuk dalam jumlah yang terbatas, seperti beras
dijadikan peluang (opportunity). Inovasi dan rendah kalori, beras tinggi protein, serta beras
kekayaan intelektual (KI) berperan penting cerdas (beras ditambah aneka sayur).
dalam meningkatkan nilai tambah dan daya Inovasi pengembangan palawija khususnya
saing komoditas dan produk pertanian. Inovasi jagung dan kedelai telah mendapatkan prioritas
dan KI menjadi kunci ketahanan ekonomi suatu yang tinggi dari pemerintah. Penggunaan benih
negara mengingat bahwa perputaran jagung hibrida dan komposit telah mencapai
perekonomian dunia sejatinya lebih dikuasai pangsa (85-100%) dari jenis benih jagung yang
aset harta benda bergerak tak berwujud digunakan (Saptana et al. 2018). Tangendjaja
(intangible) dibandingkan aset harta benda tak dan Elizabeth (2016) serta Tangendjaja et al.
berbergerak (tangible). Dewasa ini aset dunia (2005) mengungkapkan bahwa jagung sebagai
didominasi aset tak berwujud atau sering bahan pakan memberikan kontribusi tertinggi
disebut intelectual property (intangible asests) dalam ransum ayam (lebih dari 55%), kemudian
dengan proporsi 70% dan aset berwujud diikuti oleh bungkil kedelai (sekitar 23%) dan
(tangible assets) hanya dengan proporsi 30% dedak/bekatul padi. Dewasa ini umbi dan
(Sadjoga 2018). tepung porang diburu pengusaha dan
Selama ini, inovasi di bidang pertanian telah konsumen Jepang sebagai makanan diet
berkembang dengan fenomena yang cukup (rendah kalori dan tinggi serat). Aneka produk
menarik. Inovasi di bidang perberasan misalnya makanan olahan berbahan tepung umbi-umbian
tergolong berkembang cukup cepat terutama lokal (baik tepung tunggal maupun komposit)
dengan munculnya beras sesuai spesifikasi
44 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58
telah berkembang cukup pesat sebagai bahan perikanan telah dikembangkan akuakultur yang
baku aneka kue. semakin variatif dan smart tambak yang dapat
menghubungkan industri perikanan dengan
Untuk komoditas buah-buahan, inovasi
industri digital.
pengembangan produk aneka buah juga telah
dikembangkan misalnya pepaya calina yang
Teori Inovasi Disrupsi
berukuran mini sehingga lebih siap saji dan
mudah dikonsumsi. Prihatiningtyas et al. (2015) Pada tahun 2003 istilah teknologi disrupsi
mengungkapkan bahwa prioritas tertinggi yang digantikan dengan istilah inovasi disrupsi oleh
dapat dipilih sebagai alternatif strategi Christensen dan Rynor (2003) dengan alasan
pengembangan pepaya kalina adalah bahwa fenomena disrupsi tidak hanya terjadi
peningkatan kapasitas produksi, kualitas pada produk tetapi juga terjadi pada jasa inovasi
produk, dan jaminan keamanan dengan model bisnis, seperti diskon pada departemen
memperluas jaringan distribusi menurut tujuan store, harga rendah (low price), penerbangan
dan segmen pasarnya. Mangga gedong gincu, langsung pada pesawat udara, dan bisnis
mangga alpukat/mangga avocado (persilangan pendidikan online. Christensen menyebut
mangga gadung, mangga arumanis dan disrupsi sebagai sebuah perubahan besar yang
mangga Jawa), mangga pisang (persilangan menyebabkan industri tidak berjalan
mangga arum manis dan mangga saigoon), sebagaimana biasanya, umumnya karena
buah manggis (quen fruits) merupakan buah- penemuan teknologi atau inovasi baru
buahan tropika yang sangat diminati konsumen (https://www.tugu.com/assets/uploads/Imagz_ed
domestik dan global. Pengembangan aneka isi_april_2018.pdf).
sayur telah digalakkan secara cukup intensif,
Hamid (2017) mengungkapkan inovasi
seperti bawang merah, cabai merah, sayur
dikatakan sebagai pengganggu (disruptive) jika
organik, sayuran hidroponik, menanam sayur
inovasi tersebut membawa teknologi baru yang
dengan cara vertikultur, serta sayuran cincang
lebih murah dan mudah dibandingkan teknologi
beku (frozen chopped vegetable).
yang telah eksis sebelumnya. Widyastutik
Tanaman perkebunan yang mengalami (2016) lebih lanjut menyatakan efisiensi yang
perkembangan sangat pesat adalah kelapa ditawarkan karena harga yang murah dan
sawit. Dewasa ini Malaysia telah berhasil mudah dalam penerapannya akhirnya
mengembangan 113 produk turunan dari kelapa mengganggu teknologi lama yang mahal dan
sawit (Said 2009). Indonesia perlu memacu tidak efisien. Gunawan (2016) menyarikan
teknologi hilirisasi jika ingin mengejar konsep distruptive innovation dimana “disrupsi”
ketertinggalannya dengan Malaysia dan menggambarkan sebuah proses, di saat
Tahailand. Jenis-jenis kopi Nusantara jumlahnya perusahaan yang lebih kecil dengan sumber
sangat banyak akan tetapi relatif terbatas yang daya yang lebih sedikit dapat berhasil
digemari oleh para pecinta kopi baik konsumen menantang perusahaan lama (incumbent) yang
domestik maupun global. Terdapat sembilan lebih besar dan sudah mapan. Perubahan yang
kopi yang diminati pencinta kopi adalah: kopi terjadi memunculkan pemain-pemain baru dan
gayo, kopi toraja, kopi kintamani, kopi flores, membuat pemain bisnis lama harus memikirkan
kopi jawa, kopi lanang, kopi luwak, kopi ulang strategi yang digunakan dalam
wamena, kopi sidikalang (https://hallo menghadapi era baru ini. Oktariani (2016)
yahya.com/jenis-jenis-kopi/). Inovasi tanaman mengungkapkan kekuatan inovasi disrupsi
rempah dan obat telah dikembangkan inovasi melalui kecanggihan teknologi informasi
budi daya lada perdu, jamu siap minum (kiranti), mengubah dunia tanpa batas dalam berbisnis,
minuman instan (wedang uwuh, bandrek instan, dimana produsen dan konsumen terkoneksi
jahe merah instan), serta bumbu masak instan. pada satu jaringan virtual yang membentuk
Inovasi pada tanaman aromatik telah pasar (marketplace) sehingga mampu
dikembangkan minyak essential untuk menjaga meningkatkan efisiensi jaringan perdagangan
kesehatan dan pengobatan alternatif (minyak dengan memangkas jaringan perantara.
kutus-kutus, botanina, belli to baby, cessa, peek
Hasil kajian King dan Baatartogtokh (2015)
me naturals, YLEO).
yang melakukan survei dan wawancara dengan
Inovasi pengembangan produk ternak telah para ahli dari 77 kasus, berhasil
dikembangkan telur organik, telur omega, dan mengidentifikasi empat elemen kunci dari teori
Hen's Instan Omellete. Pengembangan produk disrupsi inovasi (disrubtive innovation) yaitu: (1)
peternakan tersebut sangat bermanfaat untuk bahwa pemain lama yang telah menguasai
kesehatan dan memudahkan dalam pasar mengalami peningkatan kinerja usahanya
mengangkut atau membawa telur saat sepanjang mempertahankan jalur
perjalanan (travelling). Sementara itu, produk pengembangan inovasi secara tepat; (2) bahwa
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 45
Atika Dyah Perwita, Saptana
pengusaha lama dapat memenuhi bahkan Amerika Serikat benih hibrida dan komposit
melampaui kebutuhan pelanggan; (3) para telah digantikan dengan produksi benih
pemain lama memiliki kemampuan untuk transgenik. Hasil kajian empiris di lapang
menanggapi ancaman yang dapat mengganggu banyak peternak sapi potong yang awalnya
usahanya, namun dapat gagal memanfaatkan- sangat fanatik dengan bibit Sapi Peranakan
nya; dan (4) para pemain lama yang menguasai Ongole (Sapi PO) dan enggan menggunakan
pasar akhirnya mengalami kegagalan akibat bibit sapi ex-impor seperti Simental dan Limosin;
inovasi disrupsi tersebut. saat ini Sapi persilangan Simental - PO (Simpo)
dan Limosin – PO (Limpo) adalah jenis bangsa
Pemain lama di pasar yang sedang
sapi yang paling diminati peternak dan
mengalami peningkatan sepanjang para pelaku
mendominasi usaha ternak sapi potong baik
usaha tersebut mampu mempertahankan jalur
peternakan rakyat maupun perusahaan
inovasi secara tepat. Dalam solusi inovator, peternakan sapi (feedlotter) (Saptana dan Ilham
Christensen dan Raynor (2006) berpendapat 2017).
bahwa salah satu elemen kunci dari inovasi
disrupsi adalah bahwa di setiap pasar barang Elemen ketiga, pelaku usaha sebetulnya
dan jasa terdapat jalur perbaikan yang sangat memiliki kemampuan untuk merespons
berbeda yang diinvestasikan oleh perusahaan ancaman disrupsi pada usaha yang dijalaninya,
inovasi yang mengenalkan produk baru dengan namun gagal memanfaatkan. Christensen dan
kualitas yang lebih baik. Perbaikan bisnis Raynor (2006) mengklaim bahwa perusahaan
pertanian yang sedang berlangsung dapat lama yang menguasai pasar sering memiliki
terjadi jika perbaikan inovasi berada pada jalur kemampuan yang dibutuhkan untuk sukses,
inovasi di bidang pertanian yang berkelanjutan. namun para manajer gagal menggunakannya
Pada umumnya, inovasi pertanian yang secara efektif untuk melawan pengganggu
berkelanjutan mampu memperbaiki performa potensial (potential disrupsi). Selanjutnya
komoditas dan produk pertanian di beberapa dikemukakan inovasi disrupsi memiliki efek
segmen dan tujuan pasar secara stabil dan melumpuhkan terhadap pemimpin industri yang
berkelanjutan. Misalnya, perusahaan alat dan telah menguasai pasar dengan mapan. Bisa
mesin-mesin pertanian, seperti tractor, terjadi bahwa perusahaan lama sesungguhnya
transplanter, cultivator, power thresher, combine telah merancang dan menyempurnakan proses
harvester, rice milling unit (RMU), mungkin terus alokasi sumber daya untuk mampu mendukung
meningkatkan kapasitas mesinnya dengan pengembangan inovasi, namun manajer gagal
memperhatikan spesifik lokasi, perusahaan meresponsnya. Pesaing dengan inovasi disrupsi
benih/bibit yang terus memperbaharui performa mampu membuat perusahaan lama yang pada
produk benih hibridanya untuk memenuhi awalnya menguasai pasar, menghindari
tuntutan petani dalam mencapai produktivitas persaingan langsung dengan perusahaan
yang tinggi. Christensen dan Raynor (2006) disrupsi dalam merebut para calon pelanggan
mengemukakan manajer yang professional terbaik. Sebagai gantinya pemain lama
berusaha untuk terus membuat produk yang menargetkan pelanggan baru dengan segmen
lebih baik untuk bisa dijual ke pasar untuk pasar kelas bawah dengan produk dan layanan
mendapatkan margin keuntungan yang lebih yang terbaik, namun dengan fokus pada
tinggi kepada pelanggan yang belum puas menghasilkan produk dengan atribut lebih
terhadap produk yang ada. sederhana, lebih nyaman, dan lebih murah.
Elemen kedua teori Christensen dan Raynor Elemen keempat, para pemain lama di pasar
adalah bahwa laju inovasi yang berkelanjutan akhirnya mengalami kegagalan akibat inovasi
sepanjang berada pada jalur inovasi yang tepat disrupsi yang dihadapi di pasar. Para manajer
hampir selalu dapat melampaui kemampuan telah gagal untuk mengatasi ancaman disrupsi
pelanggan di tingkat pasar tertentu untuk potensial tersebut.
menggunakannya. Jadi, perusahaan haruslah
McGee (2012) dalam tesisnya menjelaskan
mampu memposisikan produk yang dihasilkan
paling tidak terdapat dua peran inovasi disrupsi
secara tepat menurut kebutuhan pelanggan,
dalam bidang agribisnis: (1) inovasi tersebut
bahkan jika mungkin dapat melampaui
sangat penting karena memiliki potensi untuk
kebutuhan pelanggan tersebut di masa depan.
memengaruhi jumlah populasi global yang saat
Dalam perspektif industri pertanian, benih
ini menghadapi kekurangan pangan dan sumber
unggul lokal bersari bebas (open polinated)
daya; dan (2) inovasi disrupsi pernah terjadi di
telah banyak ditinggalkan petani dan
masa lalu dalam bentuk mekanisasi pertanian
menggantikannya dengan benih hibrida dan
selama terjadinya revolusi industri dengan
benih komposit (Saptana, 2016). Selanjutnya
dampak sangat menguntungkan bagi
dikemukakan di beberapa negara maju, seperti
kemanusiaan. Sejalan dengan perkembangan
46 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58
industri pertanian ke arah era pertanian digital, pendapatan sebesar CNY 165.000 (24.302
perusahaan-perusahaan di bidang pertanian USD) per hektare/tahun, jika dibandingkan
dewasa ini melakukan transisi dari penerima dengan pendapatan rata-rata petani individu
harga (price taker) menjadi pengoptimal harga hanya sebesar CNY 15.000 (2.500 USD) per
(price optimizer). Gunawan (2016) hektare/tahun.
mengungkapkan perubahan itu terjadi karena
Kasus sukses Bharti-Walmart juga terjadi di
para pelaku usaha berusaha mendapatkan lebih
India, sejak dimulai pada Desember 2008,
banyak dari aset yang ada dan mengoptimalkan
program direct farming mengalami kesuksesan
rantai produk sambil berani menghadapi risiko
dan telah melibatkan 800 petani. Pada akhir
yang terus meningkat.
tahun 2010, sekitar 15% dari sayuran yang
McGee (2012) dalam tesisnya menjelaskan dijual di Toko Bharti-Walmart merupakan
dampak adanya inovasi disrupsi menjadi tiga pasokan dari program direct farming. Program
tahapan: pertama, tahap transisi (transition), direct farming Walmart di India mampu
yang menggambarkan bagaimana inovasi memberikan dampak positif sebagai berikut
disrupsi telah memaksa perusahaan- (McGee 2012; Gunawane 2016): (a)
perusahaan yang ada melakukan transisi. mengurangi biaya input usaha pertanian sekitar
Kedua, gagal (failure), yang menggambarkan 15%; (b) meningkatkan pendapatan petani
bagaimana perusahaan-perusahaan yang tidak antara 12-18%; (c) mengurangi waktu produk
dapat beradaptasi dengan inovasi disrupsi makanan segar dalam rantai pasokan dari 32
mengalami kegagalan. Ketiga, penggantian jam menjadi 12 jam, dari saat panen hingga siap
(replacement), yang menggambarkan bagai- di meja konsumen; dan (d) mengurangi biaya
mana perusahaan-perusahaan yang mampu rantai pasokan dan mengurangi pemborosan
melakukan inovasi disrupsi menggantikan produk (food waste) hingga di bawah 7%.
perusahaan-perusahaan lama yang telah gagal.
Sementara itu di Indonesia, melalui
Beberapa contoh sukses inovasi disrupsi Kementan telah melakukan Pengembangan
dalam bidang agribisnis diungkapkan (McGee Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui
2012; Gunawan 2016), di antaranya adalah Toko Tani Indonesia (TTI). Kebijakan ini
direct farm yang diinisiasi oleh Walmart. Melalui dipayungi oleh Kepmentan No. 83 Tahun 2016
program ini, perusahaan raksasa asal Amerika tentang Penyelenggaraan PUPM Tahun 2016.
Serikat mampu membangun hubungan Pengembangan TTI merupakan salah satu
langsung dengan petani produsen, termasuk alternatif pemecahan masalah dalam mengatasi
produsen produk hortikultura dan perkebunan gejolak harga komoditas pangan, seperti beras,
sehingga mampu menekan biaya distribusi. gula, minyak goreng, dan daging sapi. Program
Walmart dengan program direct farming mampu ini dapat dipandang sebagai exit strategy dari
mengintegrasikan hasil pertanian dari produsen pengembangan Gapoktan LDPM yang telah
langsung melakukan penetrasi ke pasar. Pada melibatkan sebanyak 1.852 kelembagaan
tahun 2008, Pemerintah Cina telah mengadopsi Gapoktan. Jumlah TTI per 28 Juni 2016
dan mengembangkan program direct farming mencapai 1.086 unit dan yang sudah berjalan
untuk mendukung pasar ritel. Pada Oktober secara operasional 904 unit (BKP 2016). Melalui
2009, Walmart telah menandatangani sebuah PUPM-TTI diharapkan pada tahun 2019 telah
perjanjian kerja sama langsung dengan mencapai 2.000 unit TTI yang tersebar di 33
Kementerian Pertanian dan Kementerian provinsi.
Perdagangan Cina. Dalam perkembangannya
Toko Tani Indonesia (TTI) berlokasi di
pada tahun 2010, Walmart telah menjalin
perdesaan dibentuk dengan pola rantai pasok
hubungan dengan 56 basis produksi dengan
Petani-Gapoktan (PUPM)-TTI (tiga pelaku)-
luas total budi daya sekitar 500.000 mu atau
Konsumen. Gapoktan yang mendapat bantuan
sekitar 33.333,33 ha (15 mu = 1 hektare) di 18
PUPM membeli gabah dari anggota dan
provinsi di Cina. Perkembangan selanjutnya
mengolahnya menjadi beras dengan fasilitas
pada tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi
bantuan pengering gabah dan penggiling beras
80 basis produksi, 44 basis produksi memiliki
dari pemerintah. Hasil olahan beras (beras
spesialisasi dalam memproduksi hortikultura,
medium) dijual langsung ke TTI dengan harga
yaitu sayuran dan buah-buahan. Pada akhir
yang dikendalikan oleh pemerintah melalui
tahun 2010, Walmart telah mendirikan 36 basis
ketentuan HET karena mendapat subsidi biaya
pembelian langsung (direct purchase basis) di
pengolahan dan biaya distribusi. TTI adalah
lebih dari 14 provinsi dan kota di Cina, yang
toko-toko kelontong yang ada disekitar wilayah
menguntungkan lebih dari 800.000 petani,
gapoktan yang menjual kebutuhan pokok
termasuk wanita dan pemuda tani. Dari direck
keluarga. Pola ini, telah dirasakan manfaatnya
farming, petani kontrak bisa mengharapkan
baik oleh konsumen maupun toko kelontong
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 47
Atika Dyah Perwita, Saptana
polinated. Pada saat wirausaha muda komoditas pertanian dan produk pangan
membentuk dan membangun bisnisnya yang terdapat tingkat-tingkatan penyempurnaan yang
akan berkembang untuk menjadi pengganggu dapat dimanfaatkan dan diterima oleh
(disrupsi), pemain baru harus mampu pelanggan, sebagai ilustrasi alat dan mesin
menyelaraskan semua informasi, berbagai pertanian terus disempurnakan, namun faktor-
proses penting, dan keputusannya agar sesuai faktor lain dapat membatasi perfoma, seperti
dengan keadaan adanya disrupsi. kapasitas alat dan mesin pertanian, luas lahan
Pengembangan benih hibrida dan komposit, pertanian yang tersedia, ketersediaan dan
unggul lokal open polinated juga harus kecukupan air irigasi, ketersediaan benih atau
mengantisipasi peluang terjadinya pengganggu bibit unggul, batas kecepatan, dan masalah
benih transgenik untuk komoditas pertanian. keselamatan kerja turut berpengaruh. Dalam
mengembangkan mesin industri pengolahan
Industri pangan berbasis tepung gandum
pangan, juga dibatasi oleh kapasitas mesin,
berlomba-lomba dalam mengembangkan
bahan baku, bahan baku penolong, sumber
inovasi baru dalam menghasilkan mi instan
energi yang tersedia, ketersediaan air bersih,
dengan berbagai branded product cita rasa
batas kecepatan, serta masalah keamanan dan
budaya nusantara. Jika industri pangan berbasis
keselamatan kerja.
tepung lokal tidak dapat mengikuti arus inovasi
pengolahan pangan seperti yang dikembangkan Kedua, pada setiap pasar, seperti pasar
perusahaan-perusahaan modern, seperti PT komoditas pertanian dan produk pangan
Indofood Fritolay Makmur dan PT Heinz ABC terdapat jalur guna penyempurnaan berbeda
misalnya, sulit diharapkan tepung lokal dan secara nyata yang disediakan oleh perusahaan
bahan pangan lokal lainnya mampu bersaing, pelaku inovasi, ketika diperkenalkan komoditas
kecuali dalam volume, serta tujuan dan segmen pertanian dan produk pangan baru dan telah
pasar yang sangat terbatas. disempurnakan melalui terobosan inovasi
teknologi baru. Misalnya produk benih unggul
Strategi Memenangkan Persaingan di Era lokal open polinated telah terganggu dengan
Inovasi Disrupsi munculnya disrupsi inovasi benih hibrida dan
komposit, selanjutnya produk benih hibrida dan
Beberapa pertanyaan penting perlu komposit telah terganggu degan munculnya
dikemukakan terkait strategi memenangkan disrutif inovasi benih kultur jaringan dan
persaingan di era disrupsi inovasi (Christensen transgenik. Produk mi berbahan baku pangan
dan Raynor 2006) dan khusus terkait komoditas lokal telah terganggu dengan munculnya produk
pertanian dan produk pangan (Saptana 2016). mie instant berbahan baku gandum dengan
Bagaimana pelaku usaha pertanian dan pangan berbagai cita rasa nusantara.
dapat mengalahkan pesaing lama yang lebih
kuat? Strategi-strategi apa yang dapat membuat Ketiga, pentingnya pemahaman berbeda
para pesaing baru mampu memenangkan lawan antara inovasi pertanian berkelanjutan
bisnisnya pada usaha pertanian dan pangan (sustainability innovation) dan inovasi disrupsi
yang telah mapan? Bagaimana pelaku usaha (disruptive innovation). Inovasi berkelanjutan
pertanian dan pangan dapat mengetahui menargetkan pelanggan-pelanggan yang
terlebih dahulu sebelum pertarungan sangat kritis dan cerdas dengan performa
sesungguhnya serta dapat memenangkan komoditas pertanian dan produk pangan yang
persaingan tersebut? Mengapa inovasi disrupsi lebih baik ketimbang yang tersedia sebelumnya.
telah terbukti menjadi strategi yang sangat Sementara itu, inovasi disrupsi tidak berusaha
efektif untuk membuat pesaing utama yang menghasilkan komoditas pertanian dan produk
telah menguasai pasar dengan mapan lebih pangan yang lebih baik kepada pelanggan-
memilih untuk meninggalkan pasar dari pesaing pelanggan lama di pasar yang telah ada.
barunya daripada melakukan kompetisi? Inovasi disrupsi malahan ditujukan untuk
Bagaimana pelaku usaha pertanian dan pangan mengganggu dan mendefinisikan ulang jalur
dapat menjadikan gagasan bisnis baru menjadi yang telah eksis dengan memperkenalkan
salah satu dari strategi inovasi disrupsi? komoditas pertanian dan produk pangan atau
Bisakah pelaku usaha pertanian dan pangan layanan yang tidak sebaik komoditas pertanian
benar-benar mampu memprediksi siapa yang dan produk pangan yang tersedia saat itu.
menjadi pemenang dalam suatu persaingan Namun inovasi disrupsi menawarkan
untuk pertumbuhan yang inovatif? keunggulan-keunggulan lain, khususnya untuk
kelompok sasaran yang membutuhkan
The Innovator’s Dilemma mencatat tiga komoditas pertanian dan produk pangan yang
unsur inovasi disrupsi yang penting
lebih sederhana, lebih nyaman, lebih fungsional
(Christensen dan Raynor 2006; Saptana 2016): dan lebih murah sehingga dapat menarik bagi
pertama, dalam setiap pasar tercakup pasar
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 51
Atika Dyah Perwita, Saptana
pelanggan-pelanggan baru atau yang memiliki pertanian dan produk pangan yang dapat
permintaan lebih sedikit pada segmen pasar dibangkitkan menjadi produk agribisnis. Hasil
yang terbatas. Secara lebih sistematis dan rinci kajian Friyatno dan Saptana (2017) tentang
tiga pendekatan untuk menciptakan bisnis “kinerja agribisnis komoditas pertanian serta
pertumbuhan baru ditampilkan pada Tabel 1. kemampuan penciptaan output, nilai tambah
dan keterkaitan antarsektor” dengan analisis
Jenis Komoditas Pertanian yang Dapat komparasi IO tahun 2005 dan 2010 berhasil
Diunggulkan di Era Disrupsi mengidentikasi komoditas pertanian yang dapat
dibangkitkan menjadi produk agribisnis
Pertanyaannya adalah komoditas pertanian
khususnya produk pangan.
dan produk pangan apa saja yang harus
dikembangkan? Perbaikan apa saja yang harus Dari perspektif ekonomi, ditinjau dari sisi
dilakukan pada komoditas pertanian dan produk kemampuan dalam penciptaan output, nilai
pangan terdahulu agar para pelanggan tambah dan keterkaitan antarsektor, maka
menyambutnya dengan antusias dan mau kelompok tanaman pangan yang memiliki
membayar dengan harga premium? kapasitas untuk dijadikan sebagai produk
agribisnis khususnya pangan di era inovasi
Pilihan jenis komoditas dan produk pangan
disrupsi inovasi adalah ubi jalar, ubi kayu,
yang dapat diunggulkan dapat dilakukan dengan
kacang tanah, dan kacang kedelai. Kelompok
beberapa pendekatan, di antaranya melalui
komoditas perkebunan yang memiliki peluang
analisis Input-Output (I-O) dua titik waktu 2005
sebagai produk agribisnis adalah komoditas teh,
dan 2010 untuk mengidentifikasi komoditas
tebu, jambu mete, dan cengkeh. Sementara itu,
Tabel 1. Tiga pendekatan untuk menciptakan bisnis pertumbuhan baru pada komoditas pertanian dan produk
pangan
Performa komoditas Peningkatan performa Performa yang cukup Performa rendah dalam
pertanian dan produk dalam atribut yang paling bagus menurut persepsi atribut “tradisional” tetapi
pangan yang berharga menurut persepsi kelompok konsumen meningkatkan performa
diharapkan. pelanggan dalam industri kelas bawah di sepanjang dalam atribut-atribut baru
pertanian dan pangan yang matrik performa khususnya
menuntut atribut produk tradisional di kelas bawah kesederhanaan,
yang lengkap dan rinci. pasar utama. kenyamanan, dan
kemudahan.
Dampak pada model Pelanggan paling menarik Menggunakan Model bisnis harus
bisnis yang dibutuhkan (misalnya, pelanggan yang pendekatan produksi, menghasilkan uang pada
mencakup struktur menguntungkan) di pasar keuangan baru, atau - tingkat harga yang lebih
proses komoditas utama yang mau membayar kombinasi keduanya rendah per unit output
pertanian dan produk untuk performa yang berbeda margin yang terjual dan pada
pangan dan biaya meningkat. Meningkatkan keuntungan kotor yang jumlah produksi yang
produksi. atau memelihara margin lebih rendah dan pada awalnya kecil,
laba dengan menggunakan pemanfaatan aset yang namun terus meningkat.
struktur proses produk serta lebih tinggi agar bisa Margin kotor perunit
biaya produksi yang ada dan mendapatkan terjual akan sangat
menggunakan keunggulan penghasilan menarik rendah, namun margin
yang dimiliki. dengan harga diskon total meningkat.
yang dibutuhkan untuk
memenangkan bisnis di
pasar kelas bawah.
Sumber: diadaptasi dari Christensen dan Raynor 2006 dan Saptana (2016).
52 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58
untuk kelompok komoditas peternakan yang omega, telur asin, tepung telur dan produk
memiliki potensi dijadikan komoditas agribisnis turunannya); komoditas susu (susu segar, susu
adalah ternak (sapi bakalan, sapi potong, dan cair, susu bubuk, dan produk turunannya:
sapi perah) dan hasil ternak (daging, telur, dan mentega/margarine, tahu susu, kerupuk susu,
susu). kembang gula susu); produk samak/kulit dan
produk turunannya; serta produk tepung tulang
Pengembangan hilirisasi komoditas per-
untuk bahan baku pakan ternak.
tanian, produk pangan, serta produk-produk
turunannya diperkirakan memiliki kemampuan
dalam penciptaan output dan nilai tambah, serta
memiliki keterkaitan yang kuat baik keterkaitan MENJARING PELANGGAN DALAM
ke belakang maupun ke depan. Jika MEMBANGUN BISNIS PERTANIAN DI ERA
pengembangan produk-produk hilir tersebut DISRUPSI
disertai dengan pengembangan produk (product
development) dan promosi produk (product Nurhajati et al. (2018) mengungkapkan
promossion) diperkirakan dapat mendorong bahwa inovasi disrupsi tidak dapat dihindari,
semakin kuatnya komoditas tersebut sebagai bahkan akan makin cepat terjadi di masa depan
produk agribisnis unggulan di bidang pangan di sejalan dengan perkembangan teknologi dan
era inovasi disrupsi. Pengembangan produk kebutuhan masyarakat. Banyak faktor yang
pangan dari kelompok komoditas tanaman memengaruhi kinerja diseminasi inovasi
pangan adalah produk olahan berbasis ubi jalar pertanian, salah satunya adalah munculnya
(tepung ubi jalar, keripik ubi jalar, mi ubi jalar, fenomena disrupsi sebagai indikasi terjadinya
egg croll ubi jalar, dan kue berbasis ubi jalar) era revolusi 4.0 (Hendayana 2018). Menurut
dan produk-produk turunannya. Komoditas ubi para pakar ekonomi dan manajemen yang
kayu dapat dikembangkan menjadi gaplek, dimaksud era revolusi 4.0 adalah suatu era
casava chip, tepung casava, tepung komposit, yang menunjukkan terjadi perubahan besar dan
tepung tapioka, bio-ethanol, aneka produk mendasar dalam berbagai aspek kehidupan
olahan pangan berbahan baku casava dengan (Hendayana 2018). Oleh karena itu, pelaku
berbagai cita rasa, dan produk-produk usaha perlu melakukan upaya yang bersifat
turunannya. Komoditas kacang tanah dapat proaktif untuk meminimalkan kelemamahan
dikembangkan produk minyak kacang tanah, (weakness) dan tantangan (threats) serta
bungkil kacang tanah, kacang kering (Kacang memanfaatkan secara optimal kekuatan
Garuda, Kacang Kelinci), kacang bawang, (strengths) dan peluang (opportunity) yang ada
kacang telur, kacang atom, pasta kacang tanah, dalam bisnis pertanian.
rempeyek kacang tanah, dan produk-produk
turunannya (minyak kacang tanah, bungkil Suatu negara akan memiliki keunggulan
kacang tanah). Sementara itu, untuk kacang kompetitif dalam suatu industri jika konsumen
kedelai dapat dikembangkan produk kacang domestik mampu mendeskripsikan secara jelas
kedelai bawang, tahu, tempe, kecap, tauco, mengenai kebutuhan pelanggan beserta atribut-
susu kedelai, rempeyek kedelai, dan produk- atributnya (Sumarwan 2008; Saptana 2010;
produk turunannya (minyak kedelai, bungkil Saptana 2016). Dewasa ini, konsumen
kedelai, pakan ternak). menuntut atribut produk yang lebih lengkap dan
rinci: atribut keamanan produk (safety
Produk makanan dan minuman (mamin) dari attributes), atribut nutrisi (nutritional attributes),
kelompok perkebunan adalah berbagai produk atribut nilai (value attributes), atribut
teh (teh pucuk, green tea, black tea, teh tarik, pengepakan (package attributes), atribut
dan produk-produk turunannya), produk tebu lingkungan (ecolabel attributes), atribut
(gula putih, gula tebu, dan produk-produk ketelusuran produk (product traceability
turunannya: tetes tebu) dan komoditas jambu atributes) dan atribut kemanusiaan (humanistic
mete adalah (mete kering, mete goreng, dan attributes) (Simatupang et al. 1998). Demikian
mete goreng aneka cita rasa). Sementara itu, juga halnya untuk produk peternakan dan
produk pangan berbasis peternakan daging hewan, selain atribut di atas juga dituntut atribut
ruminansia (produk daging merah segar, kesejahteraan masyarakat veteriner (veterinary
daging merah beku, parting meat, serta produk- welfare) dan kesejahteraan hewan (animal
produk turunannya: bakso, sosis, sate sapi, sate welfare). Konsumen yang cerdas dan kritis
maranggi, sate kambing, dan nuget); daging mampu memberikan informasi berharga kepada
ayam (daging ayam segar, daging ayam beku, produsen mengenai jenis, kuantitas, kualitas
parting meat chicken serta produk-produk produk, kemasan produk, dan pelayanan yang
turunannya: bakso, sosis, nuget, sate ayam dan dibutuhkan konsumen sehingga produsen
lain-lain); komoditas telur (telur segar, telur dituntut mampu memenuhi spesifikasi produk
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 53
Atika Dyah Perwita, Saptana
dengan tujuan untuk menciptakan keuntungan, industri secara cermat dan fleksibel. Untuk
melalui pengembangan infrastruktur yang industri pertanian yang menggunakan bahan
kompetitif, meningkatkan logistik di seluruh baku dari hasil pertanian, konsep manajemen
dunia, sinkronisasi pasokan dengan permintaan rantai pasok ini dapat diterapkan, terutama
dan mengukur kinerja secara global” (Lokollo untuk produk bernilai ekonomi tinggi (beras
2012). Secara ringkas dapat dikatakan rantai berkualitas, beras organik, jagung untuk pakan
pasok adalah suatu set atau paket pengelolaan ternak, buah tropika, buah subtitusi impor, sayur
terpadu yang terintegrasi dan saling terkait, organik, serta telur omega, susu dengan
mulai dari industri hulu sampai ke industri hilir. kandungan lemak tertentu, dan daging rendah
Keterkaitan yang terjadi meliputi aliran barang, lemak) untuk tujuan segmen dan tujuan pasar
pelayanan, uang, maupun aliran informasi dari tertentu (pasar modern, konsumen institusi,
produsen awal sampai konsumen akhir. Konsep industri pengolahan, dan pasar ekspor).
manajemen rantai pasok merujuk pada
Pentingnya strategi mendapatkan komitmen
manajemen keseluruhan proses produksi,
dan fleksibilitas dalam membangun manajemen
distribusi dan pemasaran dimana konsumen
rantai pasok komoditas pertanian dan produk
dihadapkan pada produk-produk yang sesuai
pangan di era inovasi disrupsi adalah: pertama,
dengan keinginannya dan produsen dapat
adanya komitmen dari pucuk pimpinan dengan
memproduksi produk-produk dengan jumlah,
menganggap inovasi disrupsi sebagai suatu
kualitas, waktu dan lokasi yang tepat (Marimin
ancaman selama proses alokasi sumber daya.
dan Maghfiroh 2013).
Kemudian memindahkan tanggung jawab
Terdapat beberapa syarat dalam kegiatan tersebut ke unit organisasi otonom
membangun kinerja manajemen rantai pasok yang dapat menangkapnya menjadi sebuah
komoditas pertanian dan produk pangan, yaitu peluang. Kedua, mempertahankan unit operasi
(Gunasekaran et al. 2004; Saptana 2016): (a) agar tetap ramping sehingga dapat mengurangi
adanya fleksibilitas rantai pasok, anggota pelaku biaya produksi, distribusi atau logistik dan
rantai pasok harus mampu merespons pembagian resiko. Perusahaan dalam rantai
perubahan-perubahan yang terjadi, tercakup pasok yang terdesentralisasi dapat memelihara
peluang adanya inovasi disrupsi; (b) nilai-nilai yang dibutuhkan untuk melihat dan
meningkatkan kualitas kemitraan dalam rantai memburu inovasi disrupsi dengan antusias, jauh
pasok komoditas pertanian dan produk pangan, lebih cepat jika dibandingkan dengan yang bisa
dan memiliki partner kerja yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang terpusat,
diandalkan; (c) keterpaduan rantai pasok baik sehingga dapat lebih konsisten dengan jalur
keterpaduan proses produk maupun pengembangan usaha dan pendapatan bisnis
keterpaduan antarpelaku usaha; dan (d) inovasi disrupsi yang baru.
kecepatan produsen komoditas pertanian dan
produk pangan dalam merespons permintaan
pasar berdasarkan dinamika preferensi PENUTUP
konsumen. Manajemen rantai pasok komoditas
pertanian berbeda dengan manajemen rantai
pasok produk manufaktur. Hal ini antara lain Inovasi disrupsi tercakup pada bisnis
disebabkan (Brown 1994 dalam Marimin dan pertanian tidak dapat dihindari, bahkan
Maghfiroh 2013): (a) komoditas pertanian diperkirakan semakin inten terjadi di masa
bersifat mudah rusak, (b) proses penanaman, depan sejalan dengan perkembangan teknologi
pertumbuhan, dan pemanenan tergantung pada pertanian dan kebutuhan masyarakat akan
kondisi iklim dan musim, (c) hasil panen produk pangan, pakan, dan energi. Peran
memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi inovasi pertanian yang berkelanjutan sangat
(heterogen); dan (d) produk pertanian bersifat penting dalam menciptakan pertumbuhan
kamba sehingga sulit untuk ditangani secara produksi pertanian dan pangan di era inovasi
konvensional. disrupsi. Model usaha pertanian dan bisnis di
bidang pangan modern, maju, dan mandiri di
Penerapan manajemen rantai pasok dapat era disrupsi adalah aset yang berharga bagi
meningkatkan efisiensi dan daya saing pertumbuhan, stabilitas dan kesinambungan
komoditas pertanian dan produk pangan apabila usaha komoditas pertanian dan produk pangan.
(Saptana dan Daryanto 2013): (a) diorientasikan Suatu model bisnis inovasi disrupsi di bidang
untuk memenuhi kepuasan pelanggan, (b) pertanian dan pangan yang mampu
mengembangkan komoditas pertanian dan menghasilkan laba menarik dengan harga
produk pangan tepat waktu; (c) mengeluarkan kompetitif dibutuhkan untuk memenangkan
biaya yang rendah dalam bidang persediaan bisnis pertanian dan pangan di pasar untuk
dan penyerahan produk, dan (d) mengelola
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 55
Atika Dyah Perwita, Saptana
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Keadaan Pertanian Kementerian Pertanian. Bogor, 31 Mei
ketenagakerjaan Indonesia. Berita Resmi Statistik. 2018.
Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta (ID):
Badan Pusat Statistik. Hermanto, Saptana. 2017. Kebijakan harga beras
ditinjau dari dimensi penentu harga. Forum
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Keadaan Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 35 No. 1, Juli 2017:
ketenagakerjaan Indonesia. Berita Resm Statistik. 31-43.
Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
Ilham N, Saptana. 2016. Kajian kebijakan tata niaga
Chrisrtensen MC, Raynor ME. 2003. Innovator’s daging sapi mendukung kedaulatan pangan.
solution: creating and sustaining succesfull Laporan Analisis Kebijakan 2016. Pusat Sosial
growth. Boston (US): Harvard Busuness School Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
Press.
Johnston G L. 1985. Agricultural surpluses-research
Christensen MC, Raynor ME. 2006. Solusi sang on agricultural technologies, institution, people
inovator: menciptakan dan memelihara and capital growth. Dalam M. Gibbs and Carlson
pertumbuhan yang sukses. Jakarta (ID): Penerbit (Eds.), Crop productivity-research imperatives
Serambi, Jalan Kema Timur Raya, No. 16 Jakarta. revisited, An International Conference Held at
Boyne Highland Inn, Harbor Springs, Michigan
Coelli TJ, Rao DSP, Battese GE. 1998. An October 13-18, 1985, and Airlie House, Airlie,
introduction to efficiency and productivity analysis, Virginia, December 11-13, 1985.
Kluwer-Nijhoff, Boston.
European Commission. 2012. Rural development in Kasali R. 2017. Disruption “Tak ada yang tak bisa
the European Union: statistical and economic diubah sebelum dihadapi motivasi saja tidak
information report 2012. Brussel (BG): The cukup” menghadapi lawan-lawan tak kelihatan
European Directorate-General for Agriculture and dalam peradaban uber. Jakarta {ID): PT Gramedia
Development. Also available from: https://ec. Pustaka Utama.
europa.eu/agriculture/sites/agriculture/files/statisti
cs/rural-development/2012/full-text_en.pdf. Kaya PH. 2015. Joseph a. schumpeter's perspective
on innovation. International Journal of Economics,
Fontana A. 2011. Innovate we can!. Bekasi (ID): Cipta Commerce and Management United Kingdom Vol.
Inovasi Sejahtera. III, Issue 8, August 2015, page: 25-37.
Friyatno S, Saptana. 2017. Kinerja agribisnis [Kemendiknas] Kementerian Pendidikan Nasional.
komoditas pertanian: kemampuan penciptaan 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia
output, nilai tambah dan keterkaitan antar sektor
(analisis komparasi IO Tahun 2005 dan 2010). [KBBI] Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Luar
Jurnal Manajemen dan Agribisnis, Vol 14 No 3 Jaringan (offline). Jakarta (ID): Pusat Bahasa
November, Tahun 2017. Sekolah Bisnis, Institut Kementerian Pendidikan Nasional.
Pertanian Bogor, hal: 250-263. King AA, Baatartogtokh B. 2015. How useful is the
Gereffi G, Humphrey J, Sturgeon T. 2005. The theory of disruptive innovation? Vol 57, No.1,
Governance of Global Value Chains. Review of Reprint #57114/http://mitsmr.com/1 LezH20/
Political Economy 13 :1 February 2005 : 78-104. Lokollo EM. 2012. Supplpy chain management (SCM)
Tylor and Francis Ltd. atau manajemen rantai pasok dalam Bungai
Geoffrey G, Meredith. 1996. Kewirausahaan teori dan Rampai Rantai Pasok Komoditas Pertanian
praktek. Jakarta (ID): PT. Pustaka Binaman Indonesia. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Presindo. Pertanian. Bogor (ID): PT Penerbit IPB Press.
Bogor.
Gunasekarana A, Patelb C, McGaugheyc RE. 2004.
A framework for supply chain performance Marimin, Maghfiroh N. 2013. Teknik dan analisis
measurement. Int. J. Production Economics 87, pengambilan keputusan fuzzy dalam manajemen
page: 333–347. rantai pasok. Bogor (ID): IPB Press.
Gunawan H. 2016. Disrupsi innovation: sebuah McGee T. 2012. Disruptive innovation in agribusiness
ikhtiar merespon kebutuhan pasar. Majalah [Undergraduate Theses and Profesional Papers].
Agrimedia, Vol.12, No.2, Desember 2016, hal:13- [Montana (US)]: University of Montana [Internet].
20. [cited 2019 Jan 7]. Available from: https://
scholarworks.umt.edu/cgi/viewcontent.cgi?referer
Hamid ES. 2017. Disrupsi Innovation: Kajian Ekonomi =https://www.google.com/&httpsredir=1&article=1
dan Hukum. Materi Seminar Nasional FDPU 006&context=utpp/
(Forum Dosen Persaingan Usaha). Jogjakarta.
Murphy D. 2012. Young farmer finance. Nuffield
Hendayana R. 2018. Membangun sistem diseminasi Australia Project No. 1203, Australia.
di era disrupsi: peluang dan tantangan
mempercepat hilirisasi inovasi pertanian. Orasi Oktariani A. 2016. Perusak Pasar Menjadi Sang
Purna Tugas sebagai Peneliti Ahli Utama Balai Innovator. Majalah Agrimedia, Vol.12, No.2,
Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Desember 2016, hal: 27.
Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 57
Atika Dyah Perwita, Saptana
Porter M E. 1990. The competitiveness of nations, Pertanian Tanaman Pangan Vol. 2 No. 3
New York (AG): The Free Press. Desember 2018: 179-188.
Pradiantoro G. 2018. Analisis kepuasan konsumen Saptana, Purwantini TB, Zakaria AK, Sunarsih,
terhadap kinerja Toko Tani Indonesia [Skripsi]. Muslim C, Rachmita AR. 2016. Panel Petani
[Bogor (ID)]: Institut Pertanian Bogor. Nasional (Patanas): Analisis indikator
pembangunan pertanian dan perdesaan pada
Pranadji T. 2003. Menuju transformasi kelembagaan agroekosistem lahan sawah berbasis padi.
dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Laporan Penelitian Akhir. Bogor (ID): Pusat Sosial
Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian.
Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Saptana, Purwantini TB, Zakaria AK, Sunarsih,
Muslim C, Rachmita AR. 2017. Panel Petani
Prihatiningtyas A, Setiawan S, Wijaya NH. 2015. Nasional (Patanas): Analisis indikator
Analisis peningkatan kualitas pada rantai pasok pembangunan pertanian dan perdesaan pada
buah pepaya calina. Jurnal Manajemen dan agroekosistem lahan kering berbasis sayuran dan
Organisasi, Vol VI, No 3, Desember 2015, hal 206 palawija. Laporan Penelitian Akhir. Bogor (ID):
- 224.
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Putri EIK. 2009. Ancaman dan solusi atas krisis
Saptana, Purwantini TB, Sunarsih, Muslim C,
pangan, energi, dan air serta peran keilmuan Supriadi H, Zakaria AK. 2018. Panel Petani
ekonomi sumberdaya dan lingkungan dalam Nasional (Patanas): Analisis indikator
mengatasi krisis tersebut. Orange Book. pembangunan pertanian dan perdesaan pada
Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dalam agroekosistem lahan kering berbasis perkebunan.
Menghadapi Krisis Ekonomi Global. Laporan Penelitian Akhir. Bogor (ID): Pusat Sosial
Rosenfeld SA. 2002. Creating smart systems, A guide Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
to cluster strategies in less favored regions. Simatupang P, Muharminto, Purwoto A, Syam A,
European Union-Regional Innovation Strategies. Hardono GS, Indraningsih KS, Jamal E, Elizabetf.
Sadjoga. 2018. Peningkatan output hasil riset 2018. R. 1998. Koordinasi vertikal sebagai strategi
Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual untuk meningkatkan dayasaing dan pendapatan
Direktorat Jenderal Penguatan Risbang, dalam era globalisasi ekonomi (Kasus agribisnis
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan kopi). Bogor (ID): Pusat Penelitian Sosial
Tinggi. Makalah disampaikan pada Workshop Ekonomi Pertanian.
Balitbangtan, 29 November 2018 di Bogor. Sumarwan U. 2008. Inovasi produk, kepuasan
Said EG. 2009. Review kajian, penelitian dan konsumen dan loyalitas konsumen sebagai
pengembangan agroindustri strategis nasional: penentu pertumbuhan perusahaan. Agrimedia,
Kelapa Sawit, Kakao, dan Gambir. Jurnal Volume 13-No 1; hal : 48-52.
Teknologi Industri Pertanian 19(1): 45 – 55. Sungkar Q. 2018. 5 Aplikasi Pertanian yang Kamu
Saptana. 2010. Tinjauan konseptual mikro-makro Harus Tahu [Internet]. Medan (ID): Pak Tani
dayasaing dan strategi pembangunan pertanian. Digital; [cited 2019 Jan 8]. Available from:
Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 28, No. http://paktanidigital.com/artikel/aplikasi-pertanian-
1, Juli 2010, hal 1-18. indonesia/#.XDPQjVUza00
Saptana. 2012. Konsep efisiensi usahatani pangan Supriyati. 2010. Dinamika ekonomi ketenagakerjaan
dan implikasinya bagi peningkatan. produktivitas. pertanian: permasalahan dan kebijakan srategis
Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 30 No. pengembangan. Anal Kebijak Pertan. 8(1):49-65.
2, Desember 2012 : 109 -128. Susilowati SH. 2014. Attracting the young generation
Saptana. 2016. Pertanian Indonesia dalam to engage in agriculture. Proceedings of the 2014
menghadapi disruptive innovation di bidang FFTC-RDA International Seminar on Enhanced
pangan. Majalah Agrimedia, Vol.12, No.2, Entry of Young Generation into Farming; 2014 Oct
Desember 2016, hal: 3-12. 20-24; Jeonju, Korea. Taipei (TW): Food and
Fertilizer Technology Center for the Asian and
Saptana, Daryanto A. 2013. Dinamika kemitraan Pacific Region. p. 105-120.
usaha agribisnis berdayasaing dan berkelanjutan.
Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Susilowati SH. 2016. Fenomena penuaan petani dan
Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan berkurangnya tenaga kerja muda serta
Pertanian, Kementerian Pertanian. implikasinya bagi kebijakan pembangunan
pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol.
Saptana, Ilham N. 2017. Manajemen rantai pasok 34 No. 1, Juli 2016: 35-55.
komoditas ternak dan daging sapi. Analisis
Kebijakan Pertanian, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 83- Sutarno. 2012. Serba-Serbi Manajemen Bisnis.
98. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
Saptana, Purwantini TB, Rachmita AR. 2018. Adopsi Syaifullah Y. [cited 2019 Jan 6]. 10+ Jenis-Jenis Kopi
teknologi dan kelayakan usahatani jagung hibrida Nusantara, Nomor 7 Kopi Termahal Di Dunia
pada agroekosistem lahan kering. Penelitian
58 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58
[Internet]. Available from: https://halloyahya.com/ Jeonju, Korea. Taipei (TW): Food and Fertilizer
jenis-jenis-kopi/ Technology Center for the Asian and Pacific
Region. p. 1-16.
Tangendjaja B, Yusdja Y, Ilham N, editors. 2005.
Ekonomi jagung Indonesia. Jakarta (ID): IARRD Wang JH. 2014. Recruiting young farmers to join
Press [Internet]. [diunduh 2018 Jan 27]. Tersedia smallscale farming: a structural policy perspective.
dari: http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/ Proceedings of the 2014 FFTC-RDA International
ekonomi-jagung-indonesia/Analisis-Ekonomi.pdf. Seminar on Enhanced Entry of Young Generation
into Farming; 2014 Oct 20-24; Jeonju, Korea.
Tangendjaja B, Elizabeth W, editors. 2016. Jagung: Taipei (TW): Food and Fertilizer Technology
teknik produksi dan pengembangan. Malang (ID): Center for the Asian and Pacific Region. p.17-32.
Balitsereal Press [Internet]. [diunduh 2018 Feb
27]. Tersedia dari:http://balitsereal.litbang. WEF. 2016. The global competitiveness report 2015-
pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/11/dua 2016. World Economic Forum. Geneve.
dua. pdf.
Widyastutik. 2016. Disrubtive innovation dalam
Tugu [Internet]. [modified 2018 Apr-Jul]. Disruption agibisnis: inovasi harus dikalahkan dengan
era [Internet]. Jakarta (ID): PT. Asuransi Tugu inovasi. Majalah Agrimedia, Vol.12, No.2,
Pratama Indonesia; [cited 2019 Jan 7]. Available Desember 2016, hal: 21-25.
from: https://www.tugu.com/assets/uploads/Imagz
_edisi_april_2018.pdf Wiratmo M. 1996. Pengantar kwiraswastaan
kerangka dasar memasuki dunia bisnis. BPFE,
Uchiyama T. 2014. Recent trends in young people's Yogyakarta.
entry into farming in Japan: an international
perspective. Proceedings of the 2014 FFTC-RDA World Bank. 2009. World development report:
International Seminar on Enhanced Entry of Agricultural for Development. World Bank.
Young Generation into Farming; 2014 Oct 20-24; Washington.