Anda di halaman 1dari 18

Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58 DOI: http://dx.doi.org/10.21082/fae.v37n1.2019.

41-58 41

PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI


ERA DISRUPSI INOVASI

The Role of Agri-Entrepreneurs in Dealing with Disruptive Innovation

Atika Dyah Perwita1*, Saptana2


1Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang

Jalan Walisongo No.3-5, Tambakaji, Ngaliyan, Kota Semarang 50185, Jawa Tengah, Indonesia
2Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Jalan Tentara Pelajar No. 3B, Bogor 16111, Jawa Barat, Indonesia
*Korepondensi penulis. E-mail: saptono_07@yahoo.co.id

Naskah diterima: 3 Mei 2019 Direvisi: 12 Juni 2019 Disetujui terbit: 27 September 2019

ABSTRACT
Changes in strategic environment of economic globalization including disruptive innovation require
agribusiness actors’ view adjustment. This paper discusses role of agri-entrepreneurs dealing with distrubictive
innovation in agriculture. There are three elements of disrupsi innovation, i.e. (i) improvement levels acceptable to
customer; (ii) improvement path when new agricultural commodities are introduced and refined through
technological innovations; (iii) importance of different understanding between continuous and disruption
innovations. Professional managers are encouraged to grow a new business expected to compete with the
established ones. Agricultural business models for the upper-middle class consumers run by young entrepreneur
produce new products with premium prices but the sale volume is limited. It is important to inspire young agri-
entrepreneurs who accustomed to disrupted innovation to develop business based on their goals and market
segments.

Keywords: entrepreneurship, young farmers, agriculture, disruption, innovation

ABSTRAK
Perubahan lingkungan strategis berupa globalisasi ekonomi termasuk disrupsi inovasi memerlukan cara
pandang baru pelaku usaha agribisnis. Tulisan ini membahas peran kewirausahaan agribisnis menghadapi era
disrupsi inovasi. Ada tiga unsur disrupsi inovasi yang penting, yaitu: (i) tingkatan penyempurnaan yang dapat
diterima oleh pelanggan; (2) jalur untuk penyempurnaan melalui terobosan inovasi; (iii) pemahaman yang berbeda
antara inovasi berkelanjutan dan disrupsi inovasi. Para manajer profesional didorong untuk menumbuhkan bisnis
baru yang dapat bersaing dengan bisnis yang telah mapan. Para wirausahawan muda menjalankan model bisnis
pertanian dengan sasaran konsumen golongan ekonomi menengah-atas dengan introduksi komoditas kualitas
prima dan harga premium, namun volume pasar terbatas. Implikasinya adalah perlu menyiapkan wirausaha
pertanian muda yang memahami disrupsi inovasi untuk menghasilkan produk pertanian berdasarkan tujuan dan
segmen pasarnya.

Kata kunci: kewirausahaan, petani muda, pertanian, disrupsi, inovasi

PENDAHULUAN Profesor Administrasi Bisnis dari Universitas


Harvard. Rhenald Kasali (2017) menyebutnya
sebagai sebuah era baru, yakni era disrupsi
Perubahan lingkungan strategis berupa inovasi. Selanjutnya diungkapkan bahwa era
globalisasi ekonomi-liberalisasi perdagangan, inovasi disrupsi baik dalam skala global maupun
urbanisasi, fenomena segmentasi pasar,
domestik di Indonesia menuntut perubahan
perubahan preferensi konsumen, serta
dalam berbagai aspek, mencakup kebijakan,
fenomena inovasi disrupsi; menuntut adanya
budaya, pola pikir dan termasuk pada
perubahan cara pandang beroperasinya
pendekatan pasar. Berkenaan dengan kondisi
organisasi dan pelaku usaha pertanian. Istilah
itu, maka melakukan antisipasi dalam perspektif
disrupsi merujuk kepada perubahan yang
peran kewirausahaan pertanian khususnya bagi
bersifat fundamental. Istilah ini pertama kali
petani muda dalam menghadapi era inovasi
dipopulerkan oleh Clayton M Christensen,
disrupsi dipandang sangat strategis.
42 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

Sektor pertanian memiliki peran strategis membahas peran kewirausahaan pertanian


yang meliputi (Saptana dan Daryanto, 2013): (a) dalam menghadapi era disrupsi inovasi di
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB); (b) bidang pertanian dan pangan.
penyedia lapangan kerja dan kesempatan
berusaha melalui kegiatan produksi dan
distribusi; (c) sumber devisa negara, baik KONSEPSI KEWIRAUSAHAAN, INOVASI,
melalui kegiatan ekspor maupun substitusi DAN INOVASI DISRUPSI
impor; (d) pemasok bahan makanan terhadap
sektor-sektor ekonomi lainnya; (e) pemasok Konsepsi Kewirausahaan
bahan baku untuk industri pengolahan hasil
pertanian; (f) penyedia surplus bagi sektor- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
sektor ekonomi lainnya; dan (g) penghasil (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan
marketable surplus yang dapat meningkatkan wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau
permintaan penduduk perdesaan terhadap berbakat mengenali produk baru, menentukan
produksi sektor ekonomi lainnya. Sektor cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pertanian hingga kini tetap memiliki peran pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
strategis sebagai pemasok bahan baku pangan mengatur permodalan operasinya (KBBI 2015).
(food), pakan (feed), dan energi (bio-fuel) untuk Wirausaha (entreprenuer) adalah orang yang
memenuhi kebutuhan pangan, pakan dan mempunyai kemampuan melihat dan menilai
energi. Namun jika sektor pertanian tidak peluang-peluang bisnis dengan mengumpulkan
dikelola dengan baik dan benar berpotensi sumber daya yang dibutuhkan dan mengelola
memunculkan jebakan sindroma 3 F krisis sumber daya tersebut secara berdayaguna dan
pangan-energi, yaitu food, feed, and fuel yang berhasilguna untuk mengambil keuntungan
mengancam berbagai komoditas pertanian serta mengambil tindakan yang tepat guna
(Putri 2009). Dalam kontek ini, peran memastikan kesuksesan usahanya (Geoffrey
kewirausahaan petani muda sangat strategis 1996). Meminjam istilah Joseph A. Schumpeter,
dalam menghadapi permasalahan tersebut seorang wirausaha (entrepreneur) adalah orang
melalui pengembangan ekonomi kreatif berbasis yang bersedia dan mampu untuk
iptek dan berwawasan lingkungan. mengembangkan ide atau penemuan baru
menjadi sukses inovasi, sekaligus menciptakan
Pembangunan sektor pertanian melalui produk dan model bisnis baru yang memberi
pengembangan komoditas pertanian dipandang sumbangan atas pertumbuhan dinamisme
memiliki kemampuan khusus dalam industri dan ekonomi jangka panjang (Kaya
memadukan pertumbuhan dan pemerataan 2015).
(Baharsyah 2007). Hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa Indonesia memiliki Kewirausahaan (entreprenuership) dapat
keunggulan komparatif yang cukup baik untuk dimaknai sebagai suatu aktivitas dengan
menghasilkan berbagai komoditas pertanian. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
Pengembangan komoditas pertanian seseorang atau organisasi dengan tujuan
memerlukan pendekatan yang berbeda di era memberikan nilai tambah pada sumber daya
disrupsi inovasi dewasa ini. Peran wirausaha tersebut untuk pertumbuhan nilai ekonomi
pertanian khususnya petani muda sangat secara berkelanjutan. Kewirausahaan mengarah
dibutuhkan untuk mempercepat adopsi pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan
teknologi, peningkatan kapasitas produksi, cara kerja, penerapan teknologi dan
hilirisasi produk, dan penetrasi pasar. penggunaan produk baru. Tujuan
kewirausahaan adalah untuk meningkatkan
Pengembangan komoditas pertanian bernilai efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
strategis, namun masih banyak kendala dan yang baik kepada pelanggan dan atau
tantangan ke depan yang harus dihadapi. memperoleh keuntungan tertentu.
Permasalahan pokok pengembangan pertanian
di era inovasi disrupsi dari aspek produksi Pembangunan pertanian ke depan tidak bisa
adalah belum terwujudnya ragam, kuantitas, hanya didasarkan pada empat faktor penggerak
kualitas, dan kesinambungan pasokan yang pembangunan yaitu sumber daya alam, sumber
sesuai dengan dinamika permintaan pasar, daya manusia, teknologi, dan kelembagaan
segmen pasar dan preferensi konsumen. (Johnston 1985); namun juga harus
Permasalahan tersebut nampak nyata pada memperhatikan karakteristik sosial budaya
komoditas pertanian untuk tujuan pasar masyarakat petani dan kepemimpinan
konsumen institusi (hotel, restauran, rumah entrepreneur dalam sistem dan usaha agribisnis
sakit, dan perusahaan), pasar modern dan (Pranadji 2003). Ke depan harus dikembangkan
pasar ekspor. Tulisan ini ditujukan untuk kewirausahaan privat dan sosial (private and
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 43
Atika Dyah Perwita, Saptana

social entrepreneurship) yang dapat kualitas Bulog dan beras di luar kualitas
membangkitkan kreativitas individu dan (Hermanto dan Saptana 2017). Inpres No. 5
kelompok dalam semangat perubahan yang Tahun 2015 menetapkan bahwa Harga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pembelian Pemerintah (HPP) beras sebesar
petani. Rp7.300 per kilogram di gudang Bulog dengan
kualitas kadar air maksimum 14%, butir patah
Pengertian Inovasi maksimum 20%, kadar menir maksimum 2%,
dan derajat sosoh minimum 95%. Munculnya
Rosenfeld (2002) mendefinisikan inovasi beras di luar kualitas mendorong pemerintah
sebagai transformasi dari pengetahuan mengeluarkan kebijakan baru. Dinyatakan
(knowladge) menjadi produk, proses dan jasa bahwa harga pembelian gabah/beras di luar
baru, serta tindakan menggunakan sesuatu kualitas sebagaimana dimaksud dalam Inpres
yang baru. Sementara menurut Fontana (2009), tersebut ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
inovasi adalah kesuksesan ekonomi dan sosial Sebagai tindak lanjut dari Inpres No. 5 Tahun
berkat diperkenalkannya cara baru atau 2015, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
kombinasi cara baru dari cara-cara lama dalam Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/Pp.200/
mentransformasikan input menjadi output yang 2/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
menciptakan perubahan besar dalam hubungan Menteri Pertanian Nomor 71/Permentan/
antara nilai guna dan harga yang ditawarkan Pp.200/12/2015 tentang Pedoman Harga
kepada konsumen, komunitas, masyarakat, dan Pembelian Gabah dan Beras di Luar Kualitas.
lingkungan. Sejalan dengan itu, inovasi Faktor pembeda mutu beras pada kelompok
organisasi menurut Sutarno (2012) adalah cara- beras di luar kualitas adalah besarnya
cara baru dalam pengaturan kerja yang persentase butir patah beras, sedangkan yang
dilakukan dalam sebuah organisasi untuk membedakan beras di luar kualitas dengan
mendorong dan mempromosikan keunggulan beras premium plus adalah pada derajat sosoh,
kompetitif. Inti dari inovasi organisasi adalah butir patah, dan butir menir. Pada beras di luar
kebutuhan untuk memperbaiki atau mengubah kualitas derajat sosoh minimum 95%, butir
suatu produk, proses atau jasa secara lebih patah maksimum 25%, dan butir menir
efisien. maksimum 2%. Pada beras premium plus
Kaya (2015) menyarikan secara singkat derajat sosoh minimum 100%, butir patah
inovasi sebagai upaya mentransformasikan maksimum 20%, dan butir menir maksimum 1%
pendapat menjadi produksi barang dan jasa. (Permentan No. 05/Permentan/Pp.200/2/2016).
Inovasi adalah suatu proses yang mengubah ide Selain itu, untuk komoditas padi dan produk
baru menjadi sesuatu yang baru dan berguna. beras di pasaran, telah beredar berbagai merk
Dengan demikian, kemampuan inovatif seorang dagang (branded rice), seperti Beras Rojolele,
wirausaha merupakan proses mengubah ide Beras Cianjur, Beras Mentik Wangi, Beras
menjadi peluang usaha. Sesuatu yang baru dan Pandanwangi, dan Beras Maros. Belakangan
berbeda merupakan nilai tambah (value added) juga telah beredar beras fungsional meskipun
yang menjadi sumber keunggulan untuk dalam jumlah yang terbatas, seperti beras
dijadikan peluang (opportunity). Inovasi dan rendah kalori, beras tinggi protein, serta beras
kekayaan intelektual (KI) berperan penting cerdas (beras ditambah aneka sayur).
dalam meningkatkan nilai tambah dan daya Inovasi pengembangan palawija khususnya
saing komoditas dan produk pertanian. Inovasi jagung dan kedelai telah mendapatkan prioritas
dan KI menjadi kunci ketahanan ekonomi suatu yang tinggi dari pemerintah. Penggunaan benih
negara mengingat bahwa perputaran jagung hibrida dan komposit telah mencapai
perekonomian dunia sejatinya lebih dikuasai pangsa (85-100%) dari jenis benih jagung yang
aset harta benda bergerak tak berwujud digunakan (Saptana et al. 2018). Tangendjaja
(intangible) dibandingkan aset harta benda tak dan Elizabeth (2016) serta Tangendjaja et al.
berbergerak (tangible). Dewasa ini aset dunia (2005) mengungkapkan bahwa jagung sebagai
didominasi aset tak berwujud atau sering bahan pakan memberikan kontribusi tertinggi
disebut intelectual property (intangible asests) dalam ransum ayam (lebih dari 55%), kemudian
dengan proporsi 70% dan aset berwujud diikuti oleh bungkil kedelai (sekitar 23%) dan
(tangible assets) hanya dengan proporsi 30% dedak/bekatul padi. Dewasa ini umbi dan
(Sadjoga 2018). tepung porang diburu pengusaha dan
Selama ini, inovasi di bidang pertanian telah konsumen Jepang sebagai makanan diet
berkembang dengan fenomena yang cukup (rendah kalori dan tinggi serat). Aneka produk
menarik. Inovasi di bidang perberasan misalnya makanan olahan berbahan tepung umbi-umbian
tergolong berkembang cukup cepat terutama lokal (baik tepung tunggal maupun komposit)
dengan munculnya beras sesuai spesifikasi
44 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

telah berkembang cukup pesat sebagai bahan perikanan telah dikembangkan akuakultur yang
baku aneka kue. semakin variatif dan smart tambak yang dapat
menghubungkan industri perikanan dengan
Untuk komoditas buah-buahan, inovasi
industri digital.
pengembangan produk aneka buah juga telah
dikembangkan misalnya pepaya calina yang
Teori Inovasi Disrupsi
berukuran mini sehingga lebih siap saji dan
mudah dikonsumsi. Prihatiningtyas et al. (2015) Pada tahun 2003 istilah teknologi disrupsi
mengungkapkan bahwa prioritas tertinggi yang digantikan dengan istilah inovasi disrupsi oleh
dapat dipilih sebagai alternatif strategi Christensen dan Rynor (2003) dengan alasan
pengembangan pepaya kalina adalah bahwa fenomena disrupsi tidak hanya terjadi
peningkatan kapasitas produksi, kualitas pada produk tetapi juga terjadi pada jasa inovasi
produk, dan jaminan keamanan dengan model bisnis, seperti diskon pada departemen
memperluas jaringan distribusi menurut tujuan store, harga rendah (low price), penerbangan
dan segmen pasarnya. Mangga gedong gincu, langsung pada pesawat udara, dan bisnis
mangga alpukat/mangga avocado (persilangan pendidikan online. Christensen menyebut
mangga gadung, mangga arumanis dan disrupsi sebagai sebuah perubahan besar yang
mangga Jawa), mangga pisang (persilangan menyebabkan industri tidak berjalan
mangga arum manis dan mangga saigoon), sebagaimana biasanya, umumnya karena
buah manggis (quen fruits) merupakan buah- penemuan teknologi atau inovasi baru
buahan tropika yang sangat diminati konsumen (https://www.tugu.com/assets/uploads/Imagz_ed
domestik dan global. Pengembangan aneka isi_april_2018.pdf).
sayur telah digalakkan secara cukup intensif,
Hamid (2017) mengungkapkan inovasi
seperti bawang merah, cabai merah, sayur
dikatakan sebagai pengganggu (disruptive) jika
organik, sayuran hidroponik, menanam sayur
inovasi tersebut membawa teknologi baru yang
dengan cara vertikultur, serta sayuran cincang
lebih murah dan mudah dibandingkan teknologi
beku (frozen chopped vegetable).
yang telah eksis sebelumnya. Widyastutik
Tanaman perkebunan yang mengalami (2016) lebih lanjut menyatakan efisiensi yang
perkembangan sangat pesat adalah kelapa ditawarkan karena harga yang murah dan
sawit. Dewasa ini Malaysia telah berhasil mudah dalam penerapannya akhirnya
mengembangan 113 produk turunan dari kelapa mengganggu teknologi lama yang mahal dan
sawit (Said 2009). Indonesia perlu memacu tidak efisien. Gunawan (2016) menyarikan
teknologi hilirisasi jika ingin mengejar konsep distruptive innovation dimana “disrupsi”
ketertinggalannya dengan Malaysia dan menggambarkan sebuah proses, di saat
Tahailand. Jenis-jenis kopi Nusantara jumlahnya perusahaan yang lebih kecil dengan sumber
sangat banyak akan tetapi relatif terbatas yang daya yang lebih sedikit dapat berhasil
digemari oleh para pecinta kopi baik konsumen menantang perusahaan lama (incumbent) yang
domestik maupun global. Terdapat sembilan lebih besar dan sudah mapan. Perubahan yang
kopi yang diminati pencinta kopi adalah: kopi terjadi memunculkan pemain-pemain baru dan
gayo, kopi toraja, kopi kintamani, kopi flores, membuat pemain bisnis lama harus memikirkan
kopi jawa, kopi lanang, kopi luwak, kopi ulang strategi yang digunakan dalam
wamena, kopi sidikalang (https://hallo menghadapi era baru ini. Oktariani (2016)
yahya.com/jenis-jenis-kopi/). Inovasi tanaman mengungkapkan kekuatan inovasi disrupsi
rempah dan obat telah dikembangkan inovasi melalui kecanggihan teknologi informasi
budi daya lada perdu, jamu siap minum (kiranti), mengubah dunia tanpa batas dalam berbisnis,
minuman instan (wedang uwuh, bandrek instan, dimana produsen dan konsumen terkoneksi
jahe merah instan), serta bumbu masak instan. pada satu jaringan virtual yang membentuk
Inovasi pada tanaman aromatik telah pasar (marketplace) sehingga mampu
dikembangkan minyak essential untuk menjaga meningkatkan efisiensi jaringan perdagangan
kesehatan dan pengobatan alternatif (minyak dengan memangkas jaringan perantara.
kutus-kutus, botanina, belli to baby, cessa, peek
Hasil kajian King dan Baatartogtokh (2015)
me naturals, YLEO).
yang melakukan survei dan wawancara dengan
Inovasi pengembangan produk ternak telah para ahli dari 77 kasus, berhasil
dikembangkan telur organik, telur omega, dan mengidentifikasi empat elemen kunci dari teori
Hen's Instan Omellete. Pengembangan produk disrupsi inovasi (disrubtive innovation) yaitu: (1)
peternakan tersebut sangat bermanfaat untuk bahwa pemain lama yang telah menguasai
kesehatan dan memudahkan dalam pasar mengalami peningkatan kinerja usahanya
mengangkut atau membawa telur saat sepanjang mempertahankan jalur
perjalanan (travelling). Sementara itu, produk pengembangan inovasi secara tepat; (2) bahwa
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 45
Atika Dyah Perwita, Saptana

pengusaha lama dapat memenuhi bahkan Amerika Serikat benih hibrida dan komposit
melampaui kebutuhan pelanggan; (3) para telah digantikan dengan produksi benih
pemain lama memiliki kemampuan untuk transgenik. Hasil kajian empiris di lapang
menanggapi ancaman yang dapat mengganggu banyak peternak sapi potong yang awalnya
usahanya, namun dapat gagal memanfaatkan- sangat fanatik dengan bibit Sapi Peranakan
nya; dan (4) para pemain lama yang menguasai Ongole (Sapi PO) dan enggan menggunakan
pasar akhirnya mengalami kegagalan akibat bibit sapi ex-impor seperti Simental dan Limosin;
inovasi disrupsi tersebut. saat ini Sapi persilangan Simental - PO (Simpo)
dan Limosin – PO (Limpo) adalah jenis bangsa
Pemain lama di pasar yang sedang
sapi yang paling diminati peternak dan
mengalami peningkatan sepanjang para pelaku
mendominasi usaha ternak sapi potong baik
usaha tersebut mampu mempertahankan jalur
peternakan rakyat maupun perusahaan
inovasi secara tepat. Dalam solusi inovator, peternakan sapi (feedlotter) (Saptana dan Ilham
Christensen dan Raynor (2006) berpendapat 2017).
bahwa salah satu elemen kunci dari inovasi
disrupsi adalah bahwa di setiap pasar barang Elemen ketiga, pelaku usaha sebetulnya
dan jasa terdapat jalur perbaikan yang sangat memiliki kemampuan untuk merespons
berbeda yang diinvestasikan oleh perusahaan ancaman disrupsi pada usaha yang dijalaninya,
inovasi yang mengenalkan produk baru dengan namun gagal memanfaatkan. Christensen dan
kualitas yang lebih baik. Perbaikan bisnis Raynor (2006) mengklaim bahwa perusahaan
pertanian yang sedang berlangsung dapat lama yang menguasai pasar sering memiliki
terjadi jika perbaikan inovasi berada pada jalur kemampuan yang dibutuhkan untuk sukses,
inovasi di bidang pertanian yang berkelanjutan. namun para manajer gagal menggunakannya
Pada umumnya, inovasi pertanian yang secara efektif untuk melawan pengganggu
berkelanjutan mampu memperbaiki performa potensial (potential disrupsi). Selanjutnya
komoditas dan produk pertanian di beberapa dikemukakan inovasi disrupsi memiliki efek
segmen dan tujuan pasar secara stabil dan melumpuhkan terhadap pemimpin industri yang
berkelanjutan. Misalnya, perusahaan alat dan telah menguasai pasar dengan mapan. Bisa
mesin-mesin pertanian, seperti tractor, terjadi bahwa perusahaan lama sesungguhnya
transplanter, cultivator, power thresher, combine telah merancang dan menyempurnakan proses
harvester, rice milling unit (RMU), mungkin terus alokasi sumber daya untuk mampu mendukung
meningkatkan kapasitas mesinnya dengan pengembangan inovasi, namun manajer gagal
memperhatikan spesifik lokasi, perusahaan meresponsnya. Pesaing dengan inovasi disrupsi
benih/bibit yang terus memperbaharui performa mampu membuat perusahaan lama yang pada
produk benih hibridanya untuk memenuhi awalnya menguasai pasar, menghindari
tuntutan petani dalam mencapai produktivitas persaingan langsung dengan perusahaan
yang tinggi. Christensen dan Raynor (2006) disrupsi dalam merebut para calon pelanggan
mengemukakan manajer yang professional terbaik. Sebagai gantinya pemain lama
berusaha untuk terus membuat produk yang menargetkan pelanggan baru dengan segmen
lebih baik untuk bisa dijual ke pasar untuk pasar kelas bawah dengan produk dan layanan
mendapatkan margin keuntungan yang lebih yang terbaik, namun dengan fokus pada
tinggi kepada pelanggan yang belum puas menghasilkan produk dengan atribut lebih
terhadap produk yang ada. sederhana, lebih nyaman, dan lebih murah.
Elemen kedua teori Christensen dan Raynor Elemen keempat, para pemain lama di pasar
adalah bahwa laju inovasi yang berkelanjutan akhirnya mengalami kegagalan akibat inovasi
sepanjang berada pada jalur inovasi yang tepat disrupsi yang dihadapi di pasar. Para manajer
hampir selalu dapat melampaui kemampuan telah gagal untuk mengatasi ancaman disrupsi
pelanggan di tingkat pasar tertentu untuk potensial tersebut.
menggunakannya. Jadi, perusahaan haruslah
McGee (2012) dalam tesisnya menjelaskan
mampu memposisikan produk yang dihasilkan
paling tidak terdapat dua peran inovasi disrupsi
secara tepat menurut kebutuhan pelanggan,
dalam bidang agribisnis: (1) inovasi tersebut
bahkan jika mungkin dapat melampaui
sangat penting karena memiliki potensi untuk
kebutuhan pelanggan tersebut di masa depan.
memengaruhi jumlah populasi global yang saat
Dalam perspektif industri pertanian, benih
ini menghadapi kekurangan pangan dan sumber
unggul lokal bersari bebas (open polinated)
daya; dan (2) inovasi disrupsi pernah terjadi di
telah banyak ditinggalkan petani dan
masa lalu dalam bentuk mekanisasi pertanian
menggantikannya dengan benih hibrida dan
selama terjadinya revolusi industri dengan
benih komposit (Saptana, 2016). Selanjutnya
dampak sangat menguntungkan bagi
dikemukakan di beberapa negara maju, seperti
kemanusiaan. Sejalan dengan perkembangan
46 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

industri pertanian ke arah era pertanian digital, pendapatan sebesar CNY 165.000 (24.302
perusahaan-perusahaan di bidang pertanian USD) per hektare/tahun, jika dibandingkan
dewasa ini melakukan transisi dari penerima dengan pendapatan rata-rata petani individu
harga (price taker) menjadi pengoptimal harga hanya sebesar CNY 15.000 (2.500 USD) per
(price optimizer). Gunawan (2016) hektare/tahun.
mengungkapkan perubahan itu terjadi karena
Kasus sukses Bharti-Walmart juga terjadi di
para pelaku usaha berusaha mendapatkan lebih
India, sejak dimulai pada Desember 2008,
banyak dari aset yang ada dan mengoptimalkan
program direct farming mengalami kesuksesan
rantai produk sambil berani menghadapi risiko
dan telah melibatkan 800 petani. Pada akhir
yang terus meningkat.
tahun 2010, sekitar 15% dari sayuran yang
McGee (2012) dalam tesisnya menjelaskan dijual di Toko Bharti-Walmart merupakan
dampak adanya inovasi disrupsi menjadi tiga pasokan dari program direct farming. Program
tahapan: pertama, tahap transisi (transition), direct farming Walmart di India mampu
yang menggambarkan bagaimana inovasi memberikan dampak positif sebagai berikut
disrupsi telah memaksa perusahaan- (McGee 2012; Gunawane 2016): (a)
perusahaan yang ada melakukan transisi. mengurangi biaya input usaha pertanian sekitar
Kedua, gagal (failure), yang menggambarkan 15%; (b) meningkatkan pendapatan petani
bagaimana perusahaan-perusahaan yang tidak antara 12-18%; (c) mengurangi waktu produk
dapat beradaptasi dengan inovasi disrupsi makanan segar dalam rantai pasokan dari 32
mengalami kegagalan. Ketiga, penggantian jam menjadi 12 jam, dari saat panen hingga siap
(replacement), yang menggambarkan bagai- di meja konsumen; dan (d) mengurangi biaya
mana perusahaan-perusahaan yang mampu rantai pasokan dan mengurangi pemborosan
melakukan inovasi disrupsi menggantikan produk (food waste) hingga di bawah 7%.
perusahaan-perusahaan lama yang telah gagal.
Sementara itu di Indonesia, melalui
Beberapa contoh sukses inovasi disrupsi Kementan telah melakukan Pengembangan
dalam bidang agribisnis diungkapkan (McGee Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui
2012; Gunawan 2016), di antaranya adalah Toko Tani Indonesia (TTI). Kebijakan ini
direct farm yang diinisiasi oleh Walmart. Melalui dipayungi oleh Kepmentan No. 83 Tahun 2016
program ini, perusahaan raksasa asal Amerika tentang Penyelenggaraan PUPM Tahun 2016.
Serikat mampu membangun hubungan Pengembangan TTI merupakan salah satu
langsung dengan petani produsen, termasuk alternatif pemecahan masalah dalam mengatasi
produsen produk hortikultura dan perkebunan gejolak harga komoditas pangan, seperti beras,
sehingga mampu menekan biaya distribusi. gula, minyak goreng, dan daging sapi. Program
Walmart dengan program direct farming mampu ini dapat dipandang sebagai exit strategy dari
mengintegrasikan hasil pertanian dari produsen pengembangan Gapoktan LDPM yang telah
langsung melakukan penetrasi ke pasar. Pada melibatkan sebanyak 1.852 kelembagaan
tahun 2008, Pemerintah Cina telah mengadopsi Gapoktan. Jumlah TTI per 28 Juni 2016
dan mengembangkan program direct farming mencapai 1.086 unit dan yang sudah berjalan
untuk mendukung pasar ritel. Pada Oktober secara operasional 904 unit (BKP 2016). Melalui
2009, Walmart telah menandatangani sebuah PUPM-TTI diharapkan pada tahun 2019 telah
perjanjian kerja sama langsung dengan mencapai 2.000 unit TTI yang tersebar di 33
Kementerian Pertanian dan Kementerian provinsi.
Perdagangan Cina. Dalam perkembangannya
Toko Tani Indonesia (TTI) berlokasi di
pada tahun 2010, Walmart telah menjalin
perdesaan dibentuk dengan pola rantai pasok
hubungan dengan 56 basis produksi dengan
Petani-Gapoktan (PUPM)-TTI (tiga pelaku)-
luas total budi daya sekitar 500.000 mu atau
Konsumen. Gapoktan yang mendapat bantuan
sekitar 33.333,33 ha (15 mu = 1 hektare) di 18
PUPM membeli gabah dari anggota dan
provinsi di Cina. Perkembangan selanjutnya
mengolahnya menjadi beras dengan fasilitas
pada tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi
bantuan pengering gabah dan penggiling beras
80 basis produksi, 44 basis produksi memiliki
dari pemerintah. Hasil olahan beras (beras
spesialisasi dalam memproduksi hortikultura,
medium) dijual langsung ke TTI dengan harga
yaitu sayuran dan buah-buahan. Pada akhir
yang dikendalikan oleh pemerintah melalui
tahun 2010, Walmart telah mendirikan 36 basis
ketentuan HET karena mendapat subsidi biaya
pembelian langsung (direct purchase basis) di
pengolahan dan biaya distribusi. TTI adalah
lebih dari 14 provinsi dan kota di Cina, yang
toko-toko kelontong yang ada disekitar wilayah
menguntungkan lebih dari 800.000 petani,
gapoktan yang menjual kebutuhan pokok
termasuk wanita dan pemuda tani. Dari direck
keluarga. Pola ini, telah dirasakan manfaatnya
farming, petani kontrak bisa mengharapkan
baik oleh konsumen maupun toko kelontong
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 47
Atika Dyah Perwita, Saptana

yang menyediakan beras TTI. Konsumen Peran Wirausaha Pertanian dalam


mendapat beras bermutu dengan harga murah. Peningkatan Daya Saing di Era Disrupsi
Bagi toko kelontong yang menyediakan beras Inovasi
TTI mendapat keuntungan ganda selain
mendapat kuntungan dari menjual beras dan Berdasarkan data BPS jumlah angkatan
bahan pokok lainnya, juga keuntungan dari kerja di Indonesia pada Februari 2017 sebesar
penjualan barang kelontongnya karena 190,59 juta orang meningkat menjadi sebesar
konsumen tidak hanya membeli beras dan 193,94 juta orang pada Februari 2018 atau
bahan pangan pokok lain saat datang ke toko meningkat 2,39 juta orang (1,76%/tahun) (BPS
tersebut. 2017 dan 2018). Pada waktu yang sama jumlah
pengangguran pada Februari 2017 sebesar 7,01
Pengembangan TTI secara nasional memiliki juta orang dan menurun menjadi 6,87 juta orang
prospek jika dipersiapkan secara matang, pada Februari 2018 atau menurun sebesar 140
namun pengembangan TTI tidak dapat ribu orang (-2,00%/tahun). Dinamika struktur
diseragamkan untuk semua wilayah dan seluruh demografi menunjukkan Indonesia dewasa ini
komoditas pangan strategis. Hasil kajian di sedang mengalami apa disebut dengan bonus
lapang menunjukkan secara teknis TTI dapat demografi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
diterapkan di lokasi penelitian baik di daerah oleh suatu negara agar bonus demografi
sentra produksi pangan di perdesaan maupun penduduk bisa berubah menjadi keuntungan
pusat-pusat konsumsi di perkotaan. Secara
Negara adalah (Saptana et al. 2018):
ekonomi, usaha TTI memberikan keuntungan
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat,
yang relatif terbatas, sehingga diduga kurang
peningkatan tingkat dan kualitas pendidikan,
memberikan insentif yang memadai kepada
pengendalian jumlah penduduk, kebijakan
gapoktan dan pedagang pengelola TTI (Ilham
ekonomi yang mendukung terciptanya
dan Saptana 2016). Sebagai ilustrasi
keuntungan yang dianggap wajar bagi fleksibilitas tenaga kerja dan pasar tenaga kerja,
pedagang TTI sebesar Rp5.000 – 7.500/kg, serta keterbukaan perdagangan dan adanya
sementara BKP hanya memberikan keuntungan tabungan nasional. Dalam perspektif ini, maka
bersih hanya 2,5% atau setara Rp2.125/kg, peran wirausaha muda pertanian menjadi
karena pedagang TTI memperhitungkan susut sangat strategis dalam mendayagunakan
dan risiko tidak terjual. Hasil penelitian tentang potensi bonus demografi menjadi energi
kepuasaan pelanggan dengan menggunakan penggerak ekonomi sektor riil.
metode Importance Performance Analysis (IPA) Peran wirausaha muda pertanian sangat
dan Customer Satisfaction Index (CSI) penting sebagai generasi penerus untuk
menunjukkan bahwa konsumen merasa puas menjaga stabilitas dan keberlanjutan usaha
dengan nilai indeks CSI sebesar 79,56% dan pertanian. Secara umum telah terjadi fenomena
menilai atribut yang memberikan kepuasan
perubahan struktural demografi ketenaga-
optimal adalah harga, kejujuran, keramahan
kerjaan sektor pertanian di Indonesia mengarah
penjual, dan kenyamanan toko (Pradiantoro
2018). pada penuaan petani (aging of farmers). Hasil
analisis Susilowati (2014) terhadap data Sensus
Manfaat Pengembangan Usaha Pangan Pertanian 2013, proporsi petani dengan umur
Masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani lebih 40−54 tahun adalah terbesar, yaitu 41%.
Indonesia (TTI) pada komoditas pangan adalah Proporsi terbesar kedua adalah kelompok usia
(BKP 2016): (1) memotong rantai tata niaga lebih dari 55 tahun yang dapat digolongkan
menjadi lebih pendek, dari semula 7-8 titik sebagai petani tua, yaitu 27%, sedangkan
menjadi 3-4 titik, sehingga harga lebih stabil; (2) kelompok generasi muda dengan usia kurang
disparitas harga antara harga yang dibayar
35 tahun hanya 11%. Hasil kajian terjadinya
konsumen dengan harga yang diterima peternak
fenomena penuaan petani juga dinyatakan oleh
menjadi lebih rendah, sehingga produsen
Supriyati (2010). Hasil kajian yang sama
menerima harga yang wajar, pedagang tetap
eksis dan konsumen mendapat harga yang terjadinya fenomena penuaan petani terjadi di
wajar; dan (3) struktur pasar berubah dari perdesaan lahan sawah berbasis padi (Saptana
struktur pasar yang oligopsonistik ke arah et al. 2016), lahan kering berbasis palawija
struktur pasar yang lebih kompetitif, sehingga (Saptana et al. 2017), dan lahan kering berbasis
terjadi keseimbangan harga antara harga perkebunan (Saptana et al. 2018). Hasil kajian
produsen, pedagang, dan konsumen. Susilowati (2016) menunjukkan fenomena
Pengembangan TTI diharapkan memberikan terjadinya petani muda enggan bekerja di usaha
manfaat yang adil baik bagi petani produsen pertanian sehingga jumlah petani muda semakin
maupun konsumen. menurun, sebaliknya jumlah petani usia tua
48 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

semakin meningkat. Selanjutnya diungkapkan Indek daya saing global (global


bahwa penurunan jumlah petani muda erat competitiveness index) Indonesia menempati
kaitannya dengan sempitnya luas penguasaan urutan atau ranking ke-36 (WEF 2016).
lahan pertanian, persepsi pemuda terhadap Beberapa pilar yang terkait dengan kompetensi
sektor pertanian yang kurang bergengsi, dan sumber daya manusia (SDM) sudah
kurang memberikan pendapatan yang layak. menunjukkan peringkat yang cukup baik, namun
Jumlah petani usia tua yang dominan dan minat terdapat sub pilar yang peringkatnya masih jauh
generasi muda bekerja di sektor pertanian yang dari harapan. Pilar inovasi menempati urutan
menurun ternyata juga dialami oleh negara- (ranking) ke-31, sub-pilar kapasitas inovasi
negara lainnya, bukan hanya negara-negara di menempati ranking ke-31, sub-pilar belanja
Asia yang memiliki keterbatasan sumber daya teknologi tinggi pemerintah menempati ranking
lahan, namun juga di negara-negara Eropa dan ke-12, sub-pilar paten internasional menempati
Kanada (Murphy 2012; European Commission ranking ke-97. Dapat dikatakan Indonesia cukup
2012; Wang 2014; Uchiyama 2014; Susilowati inovatif, tetapi inovasinya dibeli dari luar negeri.
2016). Hal ini juga direfleksikan pendafaran paten di
Dirjen HKI didominasi oleh paten asing.
Menyikapi terjadinya perubahan struktural
ketenagakerjaan tersebut, diperlukan upaya Para wirausaha muda pertanian yang
untuk menarik minat dan membangkitkan bergerak pada usaha agribisnis perlu
motivasi generasi muda untuk mau bekerja di memanfaatkan pengembangan e-business yang
sektor pertanian. Upaya-upaya tersebut dapat mencakup e-marketing maupun e-commerce
dilakukan dengan mengubah persepsi generasi yang berorientasi pada kepentingan konsumen
muda bahwa sektor pertanian merupakan sektor dengan memperhatikan label, keamanan
yang menarik dan menjanjikan apabila dikelola produk, kemasan produk, serta atribut produk
secara profesionalisme dengan jiwa lainnya (Oktariani 2016). Selanjutnya Asmara
kewirausahaan yang tinggi. Sejalan dengan (2016) mengungkapkan pentingnya petani muda
upaya tersebut juga diperlukan pengembangan dapat mengakses iGrow yang merupakan salah
teknologi mekanisasi pertanian, pengembangan satu start up di Indonesia yang memfokuskan
agroindustri di perdesaan, dukungan program diri pada permodalan petani. Melalui iGrow
dan pemberian insentif khusus kepada petani petani muda yang membutuhkan modal bisa
muda, pengembangan pertanian modern, terhubungkan dengan investor yang memiliki
pengembangan SDM petani muda berbasis dana dan memiliki perhatian terhadap
iptek khususnya informasi teknologi, perkembangan pertanian. Peran kewirausahaan
pengembangan kawasan pertanian berbasis generasi muda (pemuda tani) dapat dilacak dari
korporasi, serta pengembangan kewirausahaan berkembangnya aplikasi bisnis pertanian online.
kepada generasi muda sejak dini. Aplikasi Petani, Pak Tani Digital, Lima Kilo,
Pantau Harga, Simbah (http://paktanidigital.com/
Kemakmuran suatu bangsa dan negara
artikel/aplikasi-pertanian-indonesia/ #.XDPQjVU
dinilai dari kemampuan negara tersebut untuk
za00), aplikasi online di bidang pertanian sangat
menghasilkan barang dan jasa yang berguna
membantu petani untuk menjual hasil panen
serta mendistribusikannya ke seluruh penduduk.
langsung ke konsumen, membantu pengusaha
Kelompok individu yang menghasilkan barang
mendapatkan pasokan bahan baku dari petani,
dan jasa biasa disebut dengan wirausahawan
menjembatani antara petani dengan penyuluh
(Wiratmo 1996). Kemampuan daya saing
sehingga petani mendapatkan informasi update
komoditas dan produk pertanian yang dihasilkan
dan solusi atas permasalahan di lapangan.
sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
Sayur box, brambang, kecipir, tukang sayur,
kandungan semangat kewirausahaan sebagai
Happy Fresh, aplikasi yang memudahkan
energi penggerak untuk menghasilkan produk
konsumen membeli produk pertanian,
tersebut (Pranadji 2003). Selanjutnya dikemuka-
peternakan dan perikanan dengan mudah
kan jika kandungan jiwa kewirausahaan dalam
melalui handphone dengan harga kompetitif dan
kegiatan bisnis pertanian rendah yang
kualitas baik (https://www.google.com/
direfleksikan menghasilkan produk pertanian
search?q=Sayurbox%2C+Brambang%2C+Keci
berkualitas rendah dan biaya produksi tinggi,
pir%2C+Tukang+Sayur%2C+HappyFresh&oq=
maka hampir dapat dipastikan produk akhir
Sayurbox%2C+Brambang%2C+Kecipir%2C+Tu
pertanian yang dihasilkan tidak atau kurang
kang+Sayur%2C+HappyFresh&aqs=chrome..69
memiliki daya saing di pasar, baik pasar
i57.1737j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8).
domestik dan terlebih pasar global.
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 49
Atika Dyah Perwita, Saptana

TANTANGAN PERTUMBUHAN SEKTOR multinasional perbenihan menguasai pangsa


PERTANIAN DI ERA DISRUPSI INOVASI pasar sekitar 75% dari pasar benih dunia dan
hanya tiga perusahaan perbenihan
Tantangan Pertumbuhan Sektor Pertanian multinasional mengusai 50% benih dunia.
Secara berturut-turut adalah: Monsanto
Esensi dari daya saing suatu industri,
Company (27%), DuPon Pioner (17%),
perusahaan, dan komoditas atau produk
Syngenta (9%), Groupe Limagrain (5%), Land
pertanian adalah efisiensi dan produktivitas.
O’ Lakes (4%), KWS AG (3%), Bayer Crop
Sumber pertumbuhan sektor pertanian berasal
Science (2%), Sakata Seed (2%), Takii Seed
dari pengembangan luas areal tanam dan atau
(2%), DLF Trifolium Seeds dan Science (1%)
penambahan populasi ternak, serta peningkatan
(https://belajartani.com/45-2/).
produktivitas. Pertumbuhan produksi pertanian
melalui perluasan areal tanam di Pulau Jawa Pada era inovasi disrupsi persaingan industri
semakin terbatas, namun masih terbuka secara benih di pasar domestik dan global makin
luas untuk luar Pulau Jawa terutama untuk kompetitif, belum dapat dipastikan apakah
lahan kering dan rawa. Namun, tanpa adanya sepuluh perusahaan multinasional tersebut
kebijakan reforma agraria, program transmigrasi dapat tetap bertahan dan menguasai pangsa
terpadu, mekanisasi pertanian, dan pasar benih. Potensi pasar benih komoditas
pengembangan kawasan berbasis korporasi pertanian perlu digarap dengan baik, karena
maka perluasan areal pertanian pada lahan sejatinya benih merupakan teknologi inti (core
kering dan lahan rawa di luar Pulau Jawa sulit technology) yang menjadi pemicu
diwujudkan. Sementara itu, sumber berkembangnya teknologi budi daya, serta
pertumbuhan produktivitas komoditas pertanian panen dan pascapanen. Belum lagi kalau
dan produk pangan masih sangat terbuka baik berhasil diidentifikasi dan dikembangkan benih
di Jawa maupun luar Pulau Jawa. Hal tersebut berbagai komoditas pertanian unggul lokal
dapat ditunjukkan masih tingginya kesenjangan melalui wirausaha petani muda dalam
produktivitas potensial dan produktivitas menghasilkan benih hibrida asal domestik dan
aktualnya serta kesenjangan produktivitas benih bersari bebas (open polinated) maka
pertanian antarwilayah. peluang peningkatan produktivitas sektor
pertanian tanaman pangan Indonesia masih
Menurut (Coelli et al. 1998; Saptana 2012)
cukup terbuka. Pengembangan benih unggul
terdapat tiga sumber pertumbuhan produktivitas
lokal open polinated di era inovasi disrupsi oleh
sektor pertanian, yaitu: perubahan teknologi
petani muda diharapkan dapat mengisi dan
yang lebih maju (tehnical change, TC) dan
membuka segmen pasar untuk usaha tani kecil
peningkatan efisiensi teknis (tehnical efficiency,
yang menuntut kemudahan, kenyamanan, dan
TE), dan perluasan skala usaha (economic of
harga yang murah.
scale). Hampir pada semua komoditas pertanian
baik tanaman pangan (terutama palawija: ubi The Innovator’s Dilemma memuat teori yang
kayu, ubi jalar, jagung, kedelai, dan kacang menjelaskan betapa pada keadaan tertentu,
tanah), hortikultura (sayuran dan buah-buahan), mekanisme yang memaksimalkan keuntungan
perkebunan (terutama perkebunan rakyat), dari alokasi sumber daya telah menyebabkan
peternakan (ruminansia besar, ruminansia kecil, ambruknya perusahaan-perusahaan yang
dan unggas) menunjukkan bahwa sumber beroperasi dengan efisien karena munculnya
pertumbuhan produktivitas dari ketiga aspek fenomena inovasi disrupsi (Christensen dan
tersebut masih terbuka secara luas. Raynor 2006). Sebaliknya The Innovator’s
Solution membahas sejumlah teori yang bisa
Sumber pertumbuhan produktivitas dapat
menuntun para manajer profesional dan
berasal dari adanya perubahan teknologi. wirausaha muda agar mampu menumbuhkan
Pertumbuhan produksi pertanian dipicu oleh bisnis baru yang diperkirakan dapat sukses
pengembangan teknologi benih/bibit hibrida
untuk menjadi pihak pengganggu dan bukan
terutama oleh perusahaan multinasional. World pihak yang diganggu yang akhirnya mampu
Bank (2009) melaporkan bahwa pada tahun mengalahkan pesaing-pesaing lama yang telah
2004 pangsa pasar untuk benih terutama jenis
berjalan dengan baik dan mapan (Christensen
hibrida dan komposit di dunia telah mencapai dan Raynor 2006). Agar berhasil memprediksi,
pangsa pasar (34%), terutama hibrida dikuasai “pengganggu (disrupsi)” harus mampu
oleh lima perusahaan multinasional secara
menguasai konsep dan teori dengan baik.
berturut-turut Monsanto (12%), Dupont/Pioneer Misalnya dalam mengembangkan benih
(10%), Syngenta (5%), Limagrain (5%), Bayer pertanian hibrida dan komposit, pemain baru
Crop Sciences (2%), dan perusahaan lainnya
pada saat yang bersamaan mempertahankan
menguasai pangsa pasar (66%). Pada tahun dan memperbaharui benih unggul lokal open
2016 hanya sebanyak sepuluh perusahaan
50 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

polinated. Pada saat wirausaha muda komoditas pertanian dan produk pangan
membentuk dan membangun bisnisnya yang terdapat tingkat-tingkatan penyempurnaan yang
akan berkembang untuk menjadi pengganggu dapat dimanfaatkan dan diterima oleh
(disrupsi), pemain baru harus mampu pelanggan, sebagai ilustrasi alat dan mesin
menyelaraskan semua informasi, berbagai pertanian terus disempurnakan, namun faktor-
proses penting, dan keputusannya agar sesuai faktor lain dapat membatasi perfoma, seperti
dengan keadaan adanya disrupsi. kapasitas alat dan mesin pertanian, luas lahan
Pengembangan benih hibrida dan komposit, pertanian yang tersedia, ketersediaan dan
unggul lokal open polinated juga harus kecukupan air irigasi, ketersediaan benih atau
mengantisipasi peluang terjadinya pengganggu bibit unggul, batas kecepatan, dan masalah
benih transgenik untuk komoditas pertanian. keselamatan kerja turut berpengaruh. Dalam
mengembangkan mesin industri pengolahan
Industri pangan berbasis tepung gandum
pangan, juga dibatasi oleh kapasitas mesin,
berlomba-lomba dalam mengembangkan
bahan baku, bahan baku penolong, sumber
inovasi baru dalam menghasilkan mi instan
energi yang tersedia, ketersediaan air bersih,
dengan berbagai branded product cita rasa
batas kecepatan, serta masalah keamanan dan
budaya nusantara. Jika industri pangan berbasis
keselamatan kerja.
tepung lokal tidak dapat mengikuti arus inovasi
pengolahan pangan seperti yang dikembangkan Kedua, pada setiap pasar, seperti pasar
perusahaan-perusahaan modern, seperti PT komoditas pertanian dan produk pangan
Indofood Fritolay Makmur dan PT Heinz ABC terdapat jalur guna penyempurnaan berbeda
misalnya, sulit diharapkan tepung lokal dan secara nyata yang disediakan oleh perusahaan
bahan pangan lokal lainnya mampu bersaing, pelaku inovasi, ketika diperkenalkan komoditas
kecuali dalam volume, serta tujuan dan segmen pertanian dan produk pangan baru dan telah
pasar yang sangat terbatas. disempurnakan melalui terobosan inovasi
teknologi baru. Misalnya produk benih unggul
Strategi Memenangkan Persaingan di Era lokal open polinated telah terganggu dengan
Inovasi Disrupsi munculnya disrupsi inovasi benih hibrida dan
komposit, selanjutnya produk benih hibrida dan
Beberapa pertanyaan penting perlu komposit telah terganggu degan munculnya
dikemukakan terkait strategi memenangkan disrutif inovasi benih kultur jaringan dan
persaingan di era disrupsi inovasi (Christensen transgenik. Produk mi berbahan baku pangan
dan Raynor 2006) dan khusus terkait komoditas lokal telah terganggu dengan munculnya produk
pertanian dan produk pangan (Saptana 2016). mie instant berbahan baku gandum dengan
Bagaimana pelaku usaha pertanian dan pangan berbagai cita rasa nusantara.
dapat mengalahkan pesaing lama yang lebih
kuat? Strategi-strategi apa yang dapat membuat Ketiga, pentingnya pemahaman berbeda
para pesaing baru mampu memenangkan lawan antara inovasi pertanian berkelanjutan
bisnisnya pada usaha pertanian dan pangan (sustainability innovation) dan inovasi disrupsi
yang telah mapan? Bagaimana pelaku usaha (disruptive innovation). Inovasi berkelanjutan
pertanian dan pangan dapat mengetahui menargetkan pelanggan-pelanggan yang
terlebih dahulu sebelum pertarungan sangat kritis dan cerdas dengan performa
sesungguhnya serta dapat memenangkan komoditas pertanian dan produk pangan yang
persaingan tersebut? Mengapa inovasi disrupsi lebih baik ketimbang yang tersedia sebelumnya.
telah terbukti menjadi strategi yang sangat Sementara itu, inovasi disrupsi tidak berusaha
efektif untuk membuat pesaing utama yang menghasilkan komoditas pertanian dan produk
telah menguasai pasar dengan mapan lebih pangan yang lebih baik kepada pelanggan-
memilih untuk meninggalkan pasar dari pesaing pelanggan lama di pasar yang telah ada.
barunya daripada melakukan kompetisi? Inovasi disrupsi malahan ditujukan untuk
Bagaimana pelaku usaha pertanian dan pangan mengganggu dan mendefinisikan ulang jalur
dapat menjadikan gagasan bisnis baru menjadi yang telah eksis dengan memperkenalkan
salah satu dari strategi inovasi disrupsi? komoditas pertanian dan produk pangan atau
Bisakah pelaku usaha pertanian dan pangan layanan yang tidak sebaik komoditas pertanian
benar-benar mampu memprediksi siapa yang dan produk pangan yang tersedia saat itu.
menjadi pemenang dalam suatu persaingan Namun inovasi disrupsi menawarkan
untuk pertumbuhan yang inovatif? keunggulan-keunggulan lain, khususnya untuk
kelompok sasaran yang membutuhkan
The Innovator’s Dilemma mencatat tiga komoditas pertanian dan produk pangan yang
unsur inovasi disrupsi yang penting
lebih sederhana, lebih nyaman, lebih fungsional
(Christensen dan Raynor 2006; Saptana 2016): dan lebih murah sehingga dapat menarik bagi
pertama, dalam setiap pasar tercakup pasar
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 51
Atika Dyah Perwita, Saptana

pelanggan-pelanggan baru atau yang memiliki pertanian dan produk pangan yang dapat
permintaan lebih sedikit pada segmen pasar dibangkitkan menjadi produk agribisnis. Hasil
yang terbatas. Secara lebih sistematis dan rinci kajian Friyatno dan Saptana (2017) tentang
tiga pendekatan untuk menciptakan bisnis “kinerja agribisnis komoditas pertanian serta
pertumbuhan baru ditampilkan pada Tabel 1. kemampuan penciptaan output, nilai tambah
dan keterkaitan antarsektor” dengan analisis
Jenis Komoditas Pertanian yang Dapat komparasi IO tahun 2005 dan 2010 berhasil
Diunggulkan di Era Disrupsi mengidentikasi komoditas pertanian yang dapat
dibangkitkan menjadi produk agribisnis
Pertanyaannya adalah komoditas pertanian
khususnya produk pangan.
dan produk pangan apa saja yang harus
dikembangkan? Perbaikan apa saja yang harus Dari perspektif ekonomi, ditinjau dari sisi
dilakukan pada komoditas pertanian dan produk kemampuan dalam penciptaan output, nilai
pangan terdahulu agar para pelanggan tambah dan keterkaitan antarsektor, maka
menyambutnya dengan antusias dan mau kelompok tanaman pangan yang memiliki
membayar dengan harga premium? kapasitas untuk dijadikan sebagai produk
agribisnis khususnya pangan di era inovasi
Pilihan jenis komoditas dan produk pangan
disrupsi inovasi adalah ubi jalar, ubi kayu,
yang dapat diunggulkan dapat dilakukan dengan
kacang tanah, dan kacang kedelai. Kelompok
beberapa pendekatan, di antaranya melalui
komoditas perkebunan yang memiliki peluang
analisis Input-Output (I-O) dua titik waktu 2005
sebagai produk agribisnis adalah komoditas teh,
dan 2010 untuk mengidentifikasi komoditas
tebu, jambu mete, dan cengkeh. Sementara itu,

Tabel 1. Tiga pendekatan untuk menciptakan bisnis pertumbuhan baru pada komoditas pertanian dan produk
pangan

Dimensi Inovasi berkelanjutan Gangguan kelas bawah Gangguan pasar baru

Performa komoditas Peningkatan performa Performa yang cukup Performa rendah dalam
pertanian dan produk dalam atribut yang paling bagus menurut persepsi atribut “tradisional” tetapi
pangan yang berharga menurut persepsi kelompok konsumen meningkatkan performa
diharapkan. pelanggan dalam industri kelas bawah di sepanjang dalam atribut-atribut baru
pertanian dan pangan yang matrik performa khususnya
menuntut atribut produk tradisional di kelas bawah kesederhanaan,
yang lengkap dan rinci. pasar utama. kenyamanan, dan
kemudahan.

Pelanggan atau Penyempurnaan ini dapat Pelanggan-pelanggan Para pelanggan yang


aplikasi pasar yang memiliki peningkatan atau yang tak terlayani di kelas secara historis tidak
dijadikan sasaran. terobosan baru dalam hal bawah pasar utama memiliki banyak uang
karakter. menjadi terlayani. atau keahlian untuk
membeli atau untuk
menggunakan produk
tersebut.

Dampak pada model Pelanggan paling menarik Menggunakan Model bisnis harus
bisnis yang dibutuhkan (misalnya, pelanggan yang pendekatan produksi, menghasilkan uang pada
mencakup struktur menguntungkan) di pasar keuangan baru, atau - tingkat harga yang lebih
proses komoditas utama yang mau membayar kombinasi keduanya rendah per unit output
pertanian dan produk untuk performa yang berbeda margin yang terjual dan pada
pangan dan biaya meningkat. Meningkatkan keuntungan kotor yang jumlah produksi yang
produksi. atau memelihara margin lebih rendah dan pada awalnya kecil,
laba dengan menggunakan pemanfaatan aset yang namun terus meningkat.
struktur proses produk serta lebih tinggi agar bisa Margin kotor perunit
biaya produksi yang ada dan mendapatkan terjual akan sangat
menggunakan keunggulan penghasilan menarik rendah, namun margin
yang dimiliki. dengan harga diskon total meningkat.
yang dibutuhkan untuk
memenangkan bisnis di
pasar kelas bawah.
Sumber: diadaptasi dari Christensen dan Raynor 2006 dan Saptana (2016).
52 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

untuk kelompok komoditas peternakan yang omega, telur asin, tepung telur dan produk
memiliki potensi dijadikan komoditas agribisnis turunannya); komoditas susu (susu segar, susu
adalah ternak (sapi bakalan, sapi potong, dan cair, susu bubuk, dan produk turunannya:
sapi perah) dan hasil ternak (daging, telur, dan mentega/margarine, tahu susu, kerupuk susu,
susu). kembang gula susu); produk samak/kulit dan
produk turunannya; serta produk tepung tulang
Pengembangan hilirisasi komoditas per-
untuk bahan baku pakan ternak.
tanian, produk pangan, serta produk-produk
turunannya diperkirakan memiliki kemampuan
dalam penciptaan output dan nilai tambah, serta
memiliki keterkaitan yang kuat baik keterkaitan MENJARING PELANGGAN DALAM
ke belakang maupun ke depan. Jika MEMBANGUN BISNIS PERTANIAN DI ERA
pengembangan produk-produk hilir tersebut DISRUPSI
disertai dengan pengembangan produk (product
development) dan promosi produk (product Nurhajati et al. (2018) mengungkapkan
promossion) diperkirakan dapat mendorong bahwa inovasi disrupsi tidak dapat dihindari,
semakin kuatnya komoditas tersebut sebagai bahkan akan makin cepat terjadi di masa depan
produk agribisnis unggulan di bidang pangan di sejalan dengan perkembangan teknologi dan
era inovasi disrupsi. Pengembangan produk kebutuhan masyarakat. Banyak faktor yang
pangan dari kelompok komoditas tanaman memengaruhi kinerja diseminasi inovasi
pangan adalah produk olahan berbasis ubi jalar pertanian, salah satunya adalah munculnya
(tepung ubi jalar, keripik ubi jalar, mi ubi jalar, fenomena disrupsi sebagai indikasi terjadinya
egg croll ubi jalar, dan kue berbasis ubi jalar) era revolusi 4.0 (Hendayana 2018). Menurut
dan produk-produk turunannya. Komoditas ubi para pakar ekonomi dan manajemen yang
kayu dapat dikembangkan menjadi gaplek, dimaksud era revolusi 4.0 adalah suatu era
casava chip, tepung casava, tepung komposit, yang menunjukkan terjadi perubahan besar dan
tepung tapioka, bio-ethanol, aneka produk mendasar dalam berbagai aspek kehidupan
olahan pangan berbahan baku casava dengan (Hendayana 2018). Oleh karena itu, pelaku
berbagai cita rasa, dan produk-produk usaha perlu melakukan upaya yang bersifat
turunannya. Komoditas kacang tanah dapat proaktif untuk meminimalkan kelemamahan
dikembangkan produk minyak kacang tanah, (weakness) dan tantangan (threats) serta
bungkil kacang tanah, kacang kering (Kacang memanfaatkan secara optimal kekuatan
Garuda, Kacang Kelinci), kacang bawang, (strengths) dan peluang (opportunity) yang ada
kacang telur, kacang atom, pasta kacang tanah, dalam bisnis pertanian.
rempeyek kacang tanah, dan produk-produk
turunannya (minyak kacang tanah, bungkil Suatu negara akan memiliki keunggulan
kacang tanah). Sementara itu, untuk kacang kompetitif dalam suatu industri jika konsumen
kedelai dapat dikembangkan produk kacang domestik mampu mendeskripsikan secara jelas
kedelai bawang, tahu, tempe, kecap, tauco, mengenai kebutuhan pelanggan beserta atribut-
susu kedelai, rempeyek kedelai, dan produk- atributnya (Sumarwan 2008; Saptana 2010;
produk turunannya (minyak kedelai, bungkil Saptana 2016). Dewasa ini, konsumen
kedelai, pakan ternak). menuntut atribut produk yang lebih lengkap dan
rinci: atribut keamanan produk (safety
Produk makanan dan minuman (mamin) dari attributes), atribut nutrisi (nutritional attributes),
kelompok perkebunan adalah berbagai produk atribut nilai (value attributes), atribut
teh (teh pucuk, green tea, black tea, teh tarik, pengepakan (package attributes), atribut
dan produk-produk turunannya), produk tebu lingkungan (ecolabel attributes), atribut
(gula putih, gula tebu, dan produk-produk ketelusuran produk (product traceability
turunannya: tetes tebu) dan komoditas jambu atributes) dan atribut kemanusiaan (humanistic
mete adalah (mete kering, mete goreng, dan attributes) (Simatupang et al. 1998). Demikian
mete goreng aneka cita rasa). Sementara itu, juga halnya untuk produk peternakan dan
produk pangan berbasis peternakan daging hewan, selain atribut di atas juga dituntut atribut
ruminansia (produk daging merah segar, kesejahteraan masyarakat veteriner (veterinary
daging merah beku, parting meat, serta produk- welfare) dan kesejahteraan hewan (animal
produk turunannya: bakso, sosis, sate sapi, sate welfare). Konsumen yang cerdas dan kritis
maranggi, sate kambing, dan nuget); daging mampu memberikan informasi berharga kepada
ayam (daging ayam segar, daging ayam beku, produsen mengenai jenis, kuantitas, kualitas
parting meat chicken serta produk-produk produk, kemasan produk, dan pelayanan yang
turunannya: bakso, sosis, nuget, sate ayam dan dibutuhkan konsumen sehingga produsen
lain-lain); komoditas telur (telur segar, telur dituntut mampu memenuhi spesifikasi produk
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 53
Atika Dyah Perwita, Saptana

sesuai dinamika permintaan pasar dan PERAN KEWIRAUSAHAAN DALAM


preferensi konsumen. MERANCANG MANAJEMEN BISNIS
PERTANIAN
Dalam era inovasi disrupsi maka seseorang
pengusaha yang mau membuka usaha
pertanian dan pangan akan mengajukan Beberapa pertanyaan penting perlu diajukan
beberapa pertanyaan kritis sebagai berikut ini. jika wirausaha merancang bisnis pertanian.
Siapakah pelanggan pertama yang akan Struktur organisasi bisnis seperti apa yang
menjadi basis yang memungkinkan untuk paling baik bagi bisnis komoditas pertanian dan
membangun suatu bisnis pertanian dan pangan produk pangan? Unit organisasi mana atau
secara sukses? Bagaimana pengusaha tersebut manajemen bisnis seperti apa yang mampu
yakin akan mampu mempertahankan memberikan kontribusi dan dapat
keuntungan di era inovasi disrupsi, persaingan menghantarkan kepada kesuksesan bisnis
yang makin kompetitif dan dapat tetap komoditas pertanian dan produk pangan kini
menghasilkan laba yang menarik? Bagaimana dan ke depan? Bagaimana pelaku usaha
komoditas pertanian dan produk pangan yang mendapatkan penjelasan tentang strategi
dikembangkan dapat diterima pasar? pemenang yang benar? Kapan fleksibilitas
dilakukan untuk mencapai kesuksesan dan
Kondisi permintaan pasar domestik
kapan fleksibilitas yang dilakukan dapat
menggambarkan permintaan konsumen
menyebabkan kegagalan?
domestik terhadap barang dan jasa yang
diproduksi oleh produsen domestik. Kondisi saat Struktur organisasi bisnis yang dipandang
ini menunjukkan bahwa ekonomi makro sesuai untuk usaha komoditas pertanian dan
Indonesia cenderung digerakkan oleh besarnya produk pangan adalah dengan menggunakan
konsumsi domestik. Pengaruh paling penting pendekatan manajemen rantai pasok (Supply
dari permintaan domestik terhadap keunggulan Chain Management/SCM) secara terpadu.
kompetitif (competitif advantage) adalah melalui Indrajid dan Djokopranoto (2002)
karakteristik kebutuhan konsumen domestik mendefinisikan rantai pasok (supply chain)
(Sumarwan 2008; Saptana 2010). Komposisi sebagai suatu sistem tempat organisasi
dan atribut dari permintaan konsumen domestik menyalurkan barang dan jasa kepada
dapat ditransmisikan melalui pelaku rantai pelanggannya. Dengan SCM secara terpadu
pasok sehingga produsen atau perusahaan dapat mengintegrasikan efisiensi pemasok
memiliki persepsi, mendefinisikan ulang dan (supplier), perusahaan, distributor, pengecer
merespons terhadap kebutuhan konsumen. (ritel), sehingga dapat menghasilkan dan
Suatu negara dapat memiliki keunggulan menyalurkan komoditas pertanian dan produk
kompetitif dalam suatu industri jika konsumen pangan dengan jumlah, kualitas, kontinuitas
domestik dapat mendiskrepsikan secara jelas pasokan, lokasi dan waktu yang tepat, agar
mengenai kebutuhan-kebutuhan beserta atribut- dapat mengurangi biaya dan memberikan
atributnya. Dewasa ini permintaan konsumen tingkat kepuasan layanan kepada pelanggan
sangat beragam, sebagai ilustrasi konsumen (Saptana 2016).
golongan bawah menuntut atribut produk yang
Gereffi et al. (2005) mengembangkan suatu
mudah, murah, dan nyaman. Sementara itu,
kelompok konsumen golongan pendapatan kerangka pikir yang disebut “global commodity
menengah-atas menuntut atribut produk yang chain” dan “buyer-driven global commodity
semakin kompleks, lengkap dan rinci sehingga chain”. Konsep yang pertama mendeskripsikan
bersedia membayar dengan harga premium. adanya keterkaitan secara langsung antara
Dalam era disrupsi inovasi dewasa ini konsep rantai nilai tambah dengan organisasi
pengusaha domestik di suatu negara akan industri global, dan konsep kedua
memiliki keunggulan kompetitif jika pelanggan menggambarkan bagaimana pembeli-pembeli
domestik menuntut kepada pengusaha domestik global menggunakan koordinasi secara eksplisit
untuk melakukan inovasi lebih cepat dan tepat untuk membantu menciptakan pasokan produk
dalam menghasilkan produk yang berkualitas. berkompetensi tinggi yang didasarkan pada
produksi berskala global dan sistem distribusi
Meminjam istilah porter yang memperkenalkan
istilah sophisticated dan demanding buyers, dapat dibangun tanpa kepemilikan secara
yaitu konsumen yang cerdas dan kritis akan langsung.
memberikan informasi yang berharga kepada Menurut APICS Dictionary, manajemen
produsen mengenai kualitas produk dan rantai pasok (SCM) dalam perspektif global
pelayanan yang dibutuhkan konsumen (Saptana adalah “desain, perencanaan, pengambilan
2010). keputusan, pengendalian dan pemantauan pada
aktivitas-aktivitas yang dilakukan rantai pasok
54 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

dengan tujuan untuk menciptakan keuntungan, industri secara cermat dan fleksibel. Untuk
melalui pengembangan infrastruktur yang industri pertanian yang menggunakan bahan
kompetitif, meningkatkan logistik di seluruh baku dari hasil pertanian, konsep manajemen
dunia, sinkronisasi pasokan dengan permintaan rantai pasok ini dapat diterapkan, terutama
dan mengukur kinerja secara global” (Lokollo untuk produk bernilai ekonomi tinggi (beras
2012). Secara ringkas dapat dikatakan rantai berkualitas, beras organik, jagung untuk pakan
pasok adalah suatu set atau paket pengelolaan ternak, buah tropika, buah subtitusi impor, sayur
terpadu yang terintegrasi dan saling terkait, organik, serta telur omega, susu dengan
mulai dari industri hulu sampai ke industri hilir. kandungan lemak tertentu, dan daging rendah
Keterkaitan yang terjadi meliputi aliran barang, lemak) untuk tujuan segmen dan tujuan pasar
pelayanan, uang, maupun aliran informasi dari tertentu (pasar modern, konsumen institusi,
produsen awal sampai konsumen akhir. Konsep industri pengolahan, dan pasar ekspor).
manajemen rantai pasok merujuk pada
Pentingnya strategi mendapatkan komitmen
manajemen keseluruhan proses produksi,
dan fleksibilitas dalam membangun manajemen
distribusi dan pemasaran dimana konsumen
rantai pasok komoditas pertanian dan produk
dihadapkan pada produk-produk yang sesuai
pangan di era inovasi disrupsi adalah: pertama,
dengan keinginannya dan produsen dapat
adanya komitmen dari pucuk pimpinan dengan
memproduksi produk-produk dengan jumlah,
menganggap inovasi disrupsi sebagai suatu
kualitas, waktu dan lokasi yang tepat (Marimin
ancaman selama proses alokasi sumber daya.
dan Maghfiroh 2013).
Kemudian memindahkan tanggung jawab
Terdapat beberapa syarat dalam kegiatan tersebut ke unit organisasi otonom
membangun kinerja manajemen rantai pasok yang dapat menangkapnya menjadi sebuah
komoditas pertanian dan produk pangan, yaitu peluang. Kedua, mempertahankan unit operasi
(Gunasekaran et al. 2004; Saptana 2016): (a) agar tetap ramping sehingga dapat mengurangi
adanya fleksibilitas rantai pasok, anggota pelaku biaya produksi, distribusi atau logistik dan
rantai pasok harus mampu merespons pembagian resiko. Perusahaan dalam rantai
perubahan-perubahan yang terjadi, tercakup pasok yang terdesentralisasi dapat memelihara
peluang adanya inovasi disrupsi; (b) nilai-nilai yang dibutuhkan untuk melihat dan
meningkatkan kualitas kemitraan dalam rantai memburu inovasi disrupsi dengan antusias, jauh
pasok komoditas pertanian dan produk pangan, lebih cepat jika dibandingkan dengan yang bisa
dan memiliki partner kerja yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang terpusat,
diandalkan; (c) keterpaduan rantai pasok baik sehingga dapat lebih konsisten dengan jalur
keterpaduan proses produk maupun pengembangan usaha dan pendapatan bisnis
keterpaduan antarpelaku usaha; dan (d) inovasi disrupsi yang baru.
kecepatan produsen komoditas pertanian dan
produk pangan dalam merespons permintaan
pasar berdasarkan dinamika preferensi PENUTUP
konsumen. Manajemen rantai pasok komoditas
pertanian berbeda dengan manajemen rantai
pasok produk manufaktur. Hal ini antara lain Inovasi disrupsi tercakup pada bisnis
disebabkan (Brown 1994 dalam Marimin dan pertanian tidak dapat dihindari, bahkan
Maghfiroh 2013): (a) komoditas pertanian diperkirakan semakin inten terjadi di masa
bersifat mudah rusak, (b) proses penanaman, depan sejalan dengan perkembangan teknologi
pertumbuhan, dan pemanenan tergantung pada pertanian dan kebutuhan masyarakat akan
kondisi iklim dan musim, (c) hasil panen produk pangan, pakan, dan energi. Peran
memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi inovasi pertanian yang berkelanjutan sangat
(heterogen); dan (d) produk pertanian bersifat penting dalam menciptakan pertumbuhan
kamba sehingga sulit untuk ditangani secara produksi pertanian dan pangan di era inovasi
konvensional. disrupsi. Model usaha pertanian dan bisnis di
bidang pangan modern, maju, dan mandiri di
Penerapan manajemen rantai pasok dapat era disrupsi adalah aset yang berharga bagi
meningkatkan efisiensi dan daya saing pertumbuhan, stabilitas dan kesinambungan
komoditas pertanian dan produk pangan apabila usaha komoditas pertanian dan produk pangan.
(Saptana dan Daryanto 2013): (a) diorientasikan Suatu model bisnis inovasi disrupsi di bidang
untuk memenuhi kepuasan pelanggan, (b) pertanian dan pangan yang mampu
mengembangkan komoditas pertanian dan menghasilkan laba menarik dengan harga
produk pangan tepat waktu; (c) mengeluarkan kompetitif dibutuhkan untuk memenangkan
biaya yang rendah dalam bidang persediaan bisnis pertanian dan pangan di pasar untuk
dan penyerahan produk, dan (d) mengelola
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 55
Atika Dyah Perwita, Saptana

memacu pertumbuhan sektor pertanian dan turunannya. Pengembangan industri pertanian


industri pangan secara berkelanjutan. dan pangan di era disrupsi harus disertai
pengembangan produk (product development)
Para wirausahawan muda yang sedang
dan promosi produk (promossion product)
menjalankan model bisnis pertanian dan pangan
sesuai dinamika preferensi konsumen. Agar
untuk tujuan dan segmen konsumen golongan
upaya hilirisasi produk pertanian dan produk
ekonomi menengah-atas untuk menghasilkan
pangan berhasil baik maka distribusi dan
komoditas pertanian dan produk pangan dengan
pemasaran komoditas pertanian dan produk
kualitas prima yang dijual dengan harga
pangan harus menggunakan pendekatan
premium, namun memiliki volume pasar yang
berbasis informasi teknologi yang telah berhasil
terbatas; juga harus memperhatikan segmen
mendekatkan petani produsen ke konsumen
konsumen golongan bawah dengan harga
langsung.
rendah (low price) dan volume pasar yang besar
dengan spesifikasi produk yang sederhana,
nyaman, dan mudah. Harga murah dan
kemudahanlah yang menciptakan pertumbuhan UCAPAN TERIMA KASIH
baru untuk konsumen golongan bawah
sehingga konsumen golongan bawah yang tidak Ucapan terimakasih disampaikan kepada
memiliki daya beli rendah mampu membelinya. Hery Gunawan, M.Si; Dr. Widyastutik, S.E, M.Si;
Wirausaha pertanian muda juga harus Andina Oktariani, S.E., M.Si; dan Dr. Alla
beradaptasi dengan fenomena inovasi disrupsi Asmara, S.Pt, M.Si yang telah bersama-sama
yang mampu menciptakan jaringan nilai untuk menulis topik terkait “Disrubtive Innovation
produk-produk pertanian yang sama sekali baru. Agribisnis Indonesia”. Dari mereka inilah penulis
Pelanggan-pelanggan baru tersebut biasanya yang sedang menyelesaikan tugas akhir Kuliah
membeli produk-produk pertanian melalui jalur- di Jurusan Manajemen Bisnis, Sekolah Pasca
jalur baru dan menggunakan produk tersebut Sarjana, IPB mencoba mulai membaca,
ditempat-tempat yang baru atau dengan cara- mempelajari dan menulis tulisan review yang
cara yang baru. berjudul: “Peran Wirausaha Pertanian Dalam
Menghadapi Era Disrubtive Innovation”. Penulis
Harus menjadi kesadaran pemerintah dalam juga mengucapkan terimakasih kepada Ir.
menetapkan komoditas pertanian unggulan Rahmat Hendayana, M.S. yang telah
nasional juga memberikan fokus kepada memberikan naskah Orasi Purna Tugas Peneliti
komoditas pertanian dan produk pangan yang Ahli Utama dengan topik ”Membangun Sistem
secara sistem ekonomi memberikan Diseminasi di Era Disrupsi” yang telah
kemampuan penciptaan output, nilai tambah, memperkaya wawasan penulis terkait topik ini.
serta keterkaitan ke belakang dan ke depan
yang luas dalam membantu pertumbuhan sektor
agribisnis. Komoditas pertanian yang selama ini DAFTAR PUSTAKA
dianggap inferior justru di era inovasi disrupsi
memiliki potensi tinggi untuk dibangkitkan
menjadi komoditas agribisnis yang mampu Asmara A. 2016. Disruptive Innovation Dalam Dunia
Agribisnis Indonesia: Suatu Telaah Singkat.
memiliki dukungan yang kuat terhadap
Majalah Agrimedia, Vol.12, No.2, Desember 2016,
pertumbuhan sektor pertanian dan pertumbuhan hal: 28-30.
ekonomi nasional.
Baharsyah S. 2007. Relevansi growth with equaity
Hilirisasi komoditas dan produk pertanian sebagai ‘Tema Perjuangan‘ PERHEPI.
unggulan di tengah inovasi disrupsi harus Mungkinkah Petani Sejahtera? Prosiding
menjadi prioritas dalam mempercepat Korespondensi Nasional Ke XV Perhimpunan
pertumbuhan sektor pertanian dan pertumbuhan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), 3-4
ekonomi nasional, seperti pengembangan Agustus 2007. Surakarta (ID): Perhimpunan
industri tepung komposit berbasis umbi-umbian Ekonomi Pertanian.
lokal, pengembangan industri mi instan Belajar Tani [Internet]. [modified 2016 Feb 19]. 10
berbahan baku tepung lokal, pengembangan Perusahaan Benih Terbesar di Dunia [Internet].
industri minuman berbahan baku teh, revitalisasi Available from: https://belajartani.com/45-2/
pabrik gula untuk menghasilkan produk gula, [BKP] Badan Ketahanan Pangan. 2016.
pengembangan industri kakao dan produk Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
turunannya, pengembangan industri sapi potong (PUPM) Melalui Toko Tani Indonesia (TTI):
dan produk turunannya, pengembangan industri Konsep dan Implementasi. Dalam Seminar Rutin
perunggasan dan produk turunannya, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
pengembangan industri susu dan produk pada 29 Juni 2016. Bogor.
56 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Keadaan Pertanian Kementerian Pertanian. Bogor, 31 Mei
ketenagakerjaan Indonesia. Berita Resmi Statistik. 2018.
Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta (ID):
Badan Pusat Statistik. Hermanto, Saptana. 2017. Kebijakan harga beras
ditinjau dari dimensi penentu harga. Forum
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Keadaan Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 35 No. 1, Juli 2017:
ketenagakerjaan Indonesia. Berita Resm Statistik. 31-43.
Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
Ilham N, Saptana. 2016. Kajian kebijakan tata niaga
Chrisrtensen MC, Raynor ME. 2003. Innovator’s daging sapi mendukung kedaulatan pangan.
solution: creating and sustaining succesfull Laporan Analisis Kebijakan 2016. Pusat Sosial
growth. Boston (US): Harvard Busuness School Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
Press.
Johnston G L. 1985. Agricultural surpluses-research
Christensen MC, Raynor ME. 2006. Solusi sang on agricultural technologies, institution, people
inovator: menciptakan dan memelihara and capital growth. Dalam M. Gibbs and Carlson
pertumbuhan yang sukses. Jakarta (ID): Penerbit (Eds.), Crop productivity-research imperatives
Serambi, Jalan Kema Timur Raya, No. 16 Jakarta. revisited, An International Conference Held at
Boyne Highland Inn, Harbor Springs, Michigan
Coelli TJ, Rao DSP, Battese GE. 1998. An October 13-18, 1985, and Airlie House, Airlie,
introduction to efficiency and productivity analysis, Virginia, December 11-13, 1985.
Kluwer-Nijhoff, Boston.
European Commission. 2012. Rural development in Kasali R. 2017. Disruption “Tak ada yang tak bisa
the European Union: statistical and economic diubah sebelum dihadapi motivasi saja tidak
information report 2012. Brussel (BG): The cukup” menghadapi lawan-lawan tak kelihatan
European Directorate-General for Agriculture and dalam peradaban uber. Jakarta {ID): PT Gramedia
Development. Also available from: https://ec. Pustaka Utama.
europa.eu/agriculture/sites/agriculture/files/statisti
cs/rural-development/2012/full-text_en.pdf. Kaya PH. 2015. Joseph a. schumpeter's perspective
on innovation. International Journal of Economics,
Fontana A. 2011. Innovate we can!. Bekasi (ID): Cipta Commerce and Management United Kingdom Vol.
Inovasi Sejahtera. III, Issue 8, August 2015, page: 25-37.
Friyatno S, Saptana. 2017. Kinerja agribisnis [Kemendiknas] Kementerian Pendidikan Nasional.
komoditas pertanian: kemampuan penciptaan 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia
output, nilai tambah dan keterkaitan antar sektor
(analisis komparasi IO Tahun 2005 dan 2010). [KBBI] Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Luar
Jurnal Manajemen dan Agribisnis, Vol 14 No 3 Jaringan (offline). Jakarta (ID): Pusat Bahasa
November, Tahun 2017. Sekolah Bisnis, Institut Kementerian Pendidikan Nasional.
Pertanian Bogor, hal: 250-263. King AA, Baatartogtokh B. 2015. How useful is the
Gereffi G, Humphrey J, Sturgeon T. 2005. The theory of disruptive innovation? Vol 57, No.1,
Governance of Global Value Chains. Review of Reprint #57114/http://mitsmr.com/1 LezH20/
Political Economy 13 :1 February 2005 : 78-104. Lokollo EM. 2012. Supplpy chain management (SCM)
Tylor and Francis Ltd. atau manajemen rantai pasok dalam Bungai
Geoffrey G, Meredith. 1996. Kewirausahaan teori dan Rampai Rantai Pasok Komoditas Pertanian
praktek. Jakarta (ID): PT. Pustaka Binaman Indonesia. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Presindo. Pertanian. Bogor (ID): PT Penerbit IPB Press.
Bogor.
Gunasekarana A, Patelb C, McGaugheyc RE. 2004.
A framework for supply chain performance Marimin, Maghfiroh N. 2013. Teknik dan analisis
measurement. Int. J. Production Economics 87, pengambilan keputusan fuzzy dalam manajemen
page: 333–347. rantai pasok. Bogor (ID): IPB Press.

Gunawan H. 2016. Disrupsi innovation: sebuah McGee T. 2012. Disruptive innovation in agribusiness
ikhtiar merespon kebutuhan pasar. Majalah [Undergraduate Theses and Profesional Papers].
Agrimedia, Vol.12, No.2, Desember 2016, hal:13- [Montana (US)]: University of Montana [Internet].
20. [cited 2019 Jan 7]. Available from: https://
scholarworks.umt.edu/cgi/viewcontent.cgi?referer
Hamid ES. 2017. Disrupsi Innovation: Kajian Ekonomi =https://www.google.com/&httpsredir=1&article=1
dan Hukum. Materi Seminar Nasional FDPU 006&context=utpp/
(Forum Dosen Persaingan Usaha). Jogjakarta.
Murphy D. 2012. Young farmer finance. Nuffield
Hendayana R. 2018. Membangun sistem diseminasi Australia Project No. 1203, Australia.
di era disrupsi: peluang dan tantangan
mempercepat hilirisasi inovasi pertanian. Orasi Oktariani A. 2016. Perusak Pasar Menjadi Sang
Purna Tugas sebagai Peneliti Ahli Utama Balai Innovator. Majalah Agrimedia, Vol.12, No.2,
Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Desember 2016, hal: 27.
Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan
PERAN WIRAUSAHA PERTANIAN DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPTIVE INNOVATION 57
Atika Dyah Perwita, Saptana

Porter M E. 1990. The competitiveness of nations, Pertanian Tanaman Pangan Vol. 2 No. 3
New York (AG): The Free Press. Desember 2018: 179-188.
Pradiantoro G. 2018. Analisis kepuasan konsumen Saptana, Purwantini TB, Zakaria AK, Sunarsih,
terhadap kinerja Toko Tani Indonesia [Skripsi]. Muslim C, Rachmita AR. 2016. Panel Petani
[Bogor (ID)]: Institut Pertanian Bogor. Nasional (Patanas): Analisis indikator
pembangunan pertanian dan perdesaan pada
Pranadji T. 2003. Menuju transformasi kelembagaan agroekosistem lahan sawah berbasis padi.
dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Laporan Penelitian Akhir. Bogor (ID): Pusat Sosial
Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian.
Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Saptana, Purwantini TB, Zakaria AK, Sunarsih,
Muslim C, Rachmita AR. 2017. Panel Petani
Prihatiningtyas A, Setiawan S, Wijaya NH. 2015. Nasional (Patanas): Analisis indikator
Analisis peningkatan kualitas pada rantai pasok pembangunan pertanian dan perdesaan pada
buah pepaya calina. Jurnal Manajemen dan agroekosistem lahan kering berbasis sayuran dan
Organisasi, Vol VI, No 3, Desember 2015, hal 206 palawija. Laporan Penelitian Akhir. Bogor (ID):
- 224.
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Putri EIK. 2009. Ancaman dan solusi atas krisis
Saptana, Purwantini TB, Sunarsih, Muslim C,
pangan, energi, dan air serta peran keilmuan Supriadi H, Zakaria AK. 2018. Panel Petani
ekonomi sumberdaya dan lingkungan dalam Nasional (Patanas): Analisis indikator
mengatasi krisis tersebut. Orange Book. pembangunan pertanian dan perdesaan pada
Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dalam agroekosistem lahan kering berbasis perkebunan.
Menghadapi Krisis Ekonomi Global. Laporan Penelitian Akhir. Bogor (ID): Pusat Sosial
Rosenfeld SA. 2002. Creating smart systems, A guide Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
to cluster strategies in less favored regions. Simatupang P, Muharminto, Purwoto A, Syam A,
European Union-Regional Innovation Strategies. Hardono GS, Indraningsih KS, Jamal E, Elizabetf.
Sadjoga. 2018. Peningkatan output hasil riset 2018. R. 1998. Koordinasi vertikal sebagai strategi
Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual untuk meningkatkan dayasaing dan pendapatan
Direktorat Jenderal Penguatan Risbang, dalam era globalisasi ekonomi (Kasus agribisnis
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan kopi). Bogor (ID): Pusat Penelitian Sosial
Tinggi. Makalah disampaikan pada Workshop Ekonomi Pertanian.
Balitbangtan, 29 November 2018 di Bogor. Sumarwan U. 2008. Inovasi produk, kepuasan
Said EG. 2009. Review kajian, penelitian dan konsumen dan loyalitas konsumen sebagai
pengembangan agroindustri strategis nasional: penentu pertumbuhan perusahaan. Agrimedia,
Kelapa Sawit, Kakao, dan Gambir. Jurnal Volume 13-No 1; hal : 48-52.
Teknologi Industri Pertanian 19(1): 45 – 55. Sungkar Q. 2018. 5 Aplikasi Pertanian yang Kamu
Saptana. 2010. Tinjauan konseptual mikro-makro Harus Tahu [Internet]. Medan (ID): Pak Tani
dayasaing dan strategi pembangunan pertanian. Digital; [cited 2019 Jan 8]. Available from:
Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 28, No. http://paktanidigital.com/artikel/aplikasi-pertanian-
1, Juli 2010, hal 1-18. indonesia/#.XDPQjVUza00

Saptana. 2012. Konsep efisiensi usahatani pangan Supriyati. 2010. Dinamika ekonomi ketenagakerjaan
dan implikasinya bagi peningkatan. produktivitas. pertanian: permasalahan dan kebijakan srategis
Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 30 No. pengembangan. Anal Kebijak Pertan. 8(1):49-65.
2, Desember 2012 : 109 -128. Susilowati SH. 2014. Attracting the young generation
Saptana. 2016. Pertanian Indonesia dalam to engage in agriculture. Proceedings of the 2014
menghadapi disruptive innovation di bidang FFTC-RDA International Seminar on Enhanced
pangan. Majalah Agrimedia, Vol.12, No.2, Entry of Young Generation into Farming; 2014 Oct
Desember 2016, hal: 3-12. 20-24; Jeonju, Korea. Taipei (TW): Food and
Fertilizer Technology Center for the Asian and
Saptana, Daryanto A. 2013. Dinamika kemitraan Pacific Region. p. 105-120.
usaha agribisnis berdayasaing dan berkelanjutan.
Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Susilowati SH. 2016. Fenomena penuaan petani dan
Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan berkurangnya tenaga kerja muda serta
Pertanian, Kementerian Pertanian. implikasinya bagi kebijakan pembangunan
pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol.
Saptana, Ilham N. 2017. Manajemen rantai pasok 34 No. 1, Juli 2016: 35-55.
komoditas ternak dan daging sapi. Analisis
Kebijakan Pertanian, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 83- Sutarno. 2012. Serba-Serbi Manajemen Bisnis.
98. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Saptana, Purwantini TB, Rachmita AR. 2018. Adopsi Syaifullah Y. [cited 2019 Jan 6]. 10+ Jenis-Jenis Kopi
teknologi dan kelayakan usahatani jagung hibrida Nusantara, Nomor 7 Kopi Termahal Di Dunia
pada agroekosistem lahan kering. Penelitian
58 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 1, Juli 2019: 41-58

[Internet]. Available from: https://halloyahya.com/ Jeonju, Korea. Taipei (TW): Food and Fertilizer
jenis-jenis-kopi/ Technology Center for the Asian and Pacific
Region. p. 1-16.
Tangendjaja B, Yusdja Y, Ilham N, editors. 2005.
Ekonomi jagung Indonesia. Jakarta (ID): IARRD Wang JH. 2014. Recruiting young farmers to join
Press [Internet]. [diunduh 2018 Jan 27]. Tersedia smallscale farming: a structural policy perspective.
dari: http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/ Proceedings of the 2014 FFTC-RDA International
ekonomi-jagung-indonesia/Analisis-Ekonomi.pdf. Seminar on Enhanced Entry of Young Generation
into Farming; 2014 Oct 20-24; Jeonju, Korea.
Tangendjaja B, Elizabeth W, editors. 2016. Jagung: Taipei (TW): Food and Fertilizer Technology
teknik produksi dan pengembangan. Malang (ID): Center for the Asian and Pacific Region. p.17-32.
Balitsereal Press [Internet]. [diunduh 2018 Feb
27]. Tersedia dari:http://balitsereal.litbang. WEF. 2016. The global competitiveness report 2015-
pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/11/dua 2016. World Economic Forum. Geneve.
dua. pdf.
Widyastutik. 2016. Disrubtive innovation dalam
Tugu [Internet]. [modified 2018 Apr-Jul]. Disruption agibisnis: inovasi harus dikalahkan dengan
era [Internet]. Jakarta (ID): PT. Asuransi Tugu inovasi. Majalah Agrimedia, Vol.12, No.2,
Pratama Indonesia; [cited 2019 Jan 7]. Available Desember 2016, hal: 21-25.
from: https://www.tugu.com/assets/uploads/Imagz
_edisi_april_2018.pdf Wiratmo M. 1996. Pengantar kwiraswastaan
kerangka dasar memasuki dunia bisnis. BPFE,
Uchiyama T. 2014. Recent trends in young people's Yogyakarta.
entry into farming in Japan: an international
perspective. Proceedings of the 2014 FFTC-RDA World Bank. 2009. World development report:
International Seminar on Enhanced Entry of Agricultural for Development. World Bank.
Young Generation into Farming; 2014 Oct 20-24; Washington.

Anda mungkin juga menyukai