KULIAH TUGAS 3
2. (a) indonesia (Indonesia) merupakan salah satu negara yang sangat kaya
akan serat alam. serat (Serat) alam indonesia seperti rami, bambu, rotan,
kelapa, eceng gondok dan berbagai serat alam lain sangat berpotensi
untuk dikembanakan sebaaai bahan teknik untuk membuat berbaaai
produk manufaktur yang kuat, aman, nyaman dan murah. kita (Kita)
mengetahui bahwa perkembangan teknologi komposit saat ini sudah
mulai mengalami pergeseran dari bahan komposit berpenguat serat
sintetis menjadi banan komposi berpenguat serat alam.
teknologi (Teknologi) komposit pun sebenarnya mencontoh komposit
alam yang sudah ada sebelumnya. pergeseran (Pergeseran) tren
teknologi ini dilandasi oleh sifat komposit berpenguat serat alam yang
lebih ramah lingkungan, banyak tersedia di alam, dapat didaur ulang dan
harganya relatif murah. komposit (Komposit) serat alam juga lebin ringan.
meskipun perannya belum dapat sepenuhnya menggantikan serat
sintetis, pemanfaatan serat alam yang ramah lingkungan merupakan
langkah bijak untuk menyelamatkan kelestarian lingkungan dan
menghasilkan produk yang dapat diaur ulang, sehingga ramah
lingkungan. belum (Belum) semua potensi serat alam yang dimiliki
indonesia dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai produk
inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita.
baaaimana memanfaatkan salah satu serat alam asli indonesia. yaitu
(Yaitu) serat rotan? (.) serat rotan (Serat rotan)
mempunyai kekuatan yang baik dan tahan lama. kekuatan serat rotan
dan serat alam disebabkan adanya unsur selulosa dan yang menyebabkan
kelemahan adalah unsur lignin. selain (Selain) mempunyai berbagai
kelebihan, serat rotan dan serat alam lainnya juga mempunyai
kelemahan antara lain kekuatan terhadap beban kejut yang tidak terlalu
baik, keandalannya rendah untuk beban yang berat dalam waktu yang
lama, mudah menyerap air, tidak tahan suhu tinggi, kualitas bervariasi
tergantung musim, umur, kondisi tanan dan lingkungan. biasanya
(Biasanya) diperlukan perlakuan tertentu ternadap serat alam agar
kelemahan yang dimiliki dapat dikurangi atau dihilangkan.
contoh (Contoh) produk yang telah dikembangkan dari bahan komposit
serat rotan oleh tim peneliti dari universitas tarumanagara
(Tarumanegara) adalah pembuatan bagian soket dari kaki palsu. produk
(Produk) ini dapat menggantikan bahan komposit serat sintetis yang biasa
digunakan membuat soket kaki palsu, yaitu serat gelas. serat (Serat)
rotan dipersiapkan dengan cara membuat ukuran serat yang cukup kecil,
tipis dan memanjang, kemudian dianyam menjadi anyaman serat rotan.
anyaman (Anyaman) serat rotan ini kemudian dicor dengan
menggunakan resin ke dalam satu cetakan yang sudah dipersiapkan
sesuai ukuran puntung dari kaki. proses ini sering disebut dengan proses
laminasi serat rotan dengan resin. hasil produknya kuat dan tahan lama.
produk (Produk) soket kaki palsu dengan menggunakan serat rotan
merupakan satu produk inovasi telah berhasil dikembangkan dan saat ini
telah dimanfaatkan oleh pengguna kaki palsu. hasil produknya kuat,
ringat, aman, dan nyaman digunakan oleh pasien yang membutuhkan
kaki palsu. kebutuhan kekutan dan syarat lain untuk menghasilkan
produk soket kaki palsu dapat dipenuhi oleh komposit serat rotan.
kekuatan (Kekuatan) yang baik dari produk soket serat rotan dapat dilihat
dari kekuatan tarik, tekan, geser, dan lentur. persyaratan (Persyaratan)
lain adalah bahan soket kaki palsu harus ringan, tidak korosif, tahan
terhadap air, tahan terhadap beban kejut dan tidak mengganggu
kesehatan bagi pengguna.
3. Menyunting artikel
(a) Artikel 1
Ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah
bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)
1
(Northen Hemisphere) akan lebih memanas dari daeran-daerah lain
di Bumi.
Akibatnya, gunung es akan meleleh dan daratan akan menyusut. Akan
lebih sedikit es yang mengambang di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju enteng
2
(bongkahan salju), mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan
semakin sedikit serta akan lebih cepat meleleh. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan
malam hari akan condong untuk meningkat.
(b) Artikel 2
1
Penggunaan Bahasa Asing seharusnya ditulis dengan cetak miring
2
Penggunaan Kata Salju enteng dianggap kurang tepat
Penggunaan flipped classroom3 (Flipped Classroom) menyerahkan
inovasi dalam proses belajar dan pembelajaran pada matakuliah
keterampilan membaca. Peran dosen dalam proses pembelajaran
adalah sebagai fasilitator yang memberikan beberapa dampak positif
kepada mahasiswa, yakni: 1) mahasiswa termotivasi untuk dan
pembelajaran seta mampu merespon pertanyaan dengan cepat, 4)
mahasiswa saling menghormati pendapat satu sama lain, dan 5)
mahasiswa memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif tentang
materi keterampilan membaca. Gaya belajar mahasiswa dalam
mengikuti perkuliahan keterampilan membaca menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa adalah pembelajar yang visual, auditori,
dan kinestetik.
3
Penggunaan istilah asing sepatutnya dicetak miring
prosespembelajaran. Pembelajaran membaca menurutTarigan (1979:
22-140) meliputi membaca nyaring,membaca dalam hati, membaca
telaah bahasa, danmembaca telaah isi. Bentuk-bentuk membaca
telaahisi seperti membaca teliti, membaca kritis, membacaide, dan
membaca pemahaman.Membaca pemahaman bukanlah
sebuahkegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkatyang lebih
tinggi, membaca bukan sekedarmemahami lambang-lambang
tertulis, melainkanpula memahami, menerima,
menolak,membandingkan dan meyakini pendapat-pendapatyang ada
dalam bacaan. Membaca pemahamaninilah yang dibina dan
dikembangkan secara bertahappada sekolah.Sekolah, sekarang lebih
banyak memberikanbuku pelajaran berupa textbook, meskipun
sudahada variasi penambahan ilustrasi tetapi belummemberikan
pengaruh yang cukup terhadappeningkatan minat baca siswa.
Minat membacayang rendah menyebabkan keaktifan
danketerampilan membaca pemahaman menjadi rendah.Kerumitan
bahan ajar yang disampaikan semakinmembuat siswa kurang tertarik
untuk membacabuku pelajaran termasuk buku bahasa
Indonesia.Siswa cenderung tertarik membaca buku
ceritabergambar (seperti komik) dibanding buku pelajaran,dikarenakan
komik memiliki alur cerita yang runtutdan teratur memudahkan untuk
diingat kembali.Hal senada diungkap oleh Endarwati (2015:1-5) dalam
artikel yang berjudul Komik Cantik.Endarwati mengatakan Sekali
membaca komik,langsung ketagihan. Itulah yang dia rasa
ketikapertama kali membaca komik. Komik pertama yangdia baca adalah
Doraemon. Siapa sih yang ga kenalsama robot kucing biru ini? Dari
kalangan tuahingga kalangan muda hampir semuanya tahu robotkucing
menggemaskan ini. Alasannya karena lucudan suara seraknya yang
khas. Belum lagi benda-benda aneh yang keluar dari kantong ajaibnya.
Darisegi cerita memang tidak ada klimaks ataupun antiklimaksnya.Dari
sinilah muncul gagasan untukmenggabungkan antara daya tarik
komik, diantaranyapenampilannya menarik, alurnya runtut dan
mudahdipahami dari buku pelajaran yang cenderungtextbook
sehingga siswa tertarik untuk membacanya.Hakim (2015: 1-3) dalam
artikelnya berjudul KomikJokowi! menjelaskan bahwa Dulu komik tidak
terlaludapat diterima sebagai satu bacaan yang bermanfaat.Bahkan
banyak orang tua yang melarang anak-anaknya untuk membaca
komik. Guru Sekolah,tidak ada bedanya, sangat melarang anak-anak
muriduntuk membaca komik. Namun yang terjadi justrubanyak
sekali anak-anak yang sangat gemarmembaca komik. Ada komik
Mahabarata oleh RAKosasih, Wayang Purwa, Sri Asih, Siti Gaharadan
banyak lagi lainnya. Dari luar negeri, ada jugamuncul di koran-koran
tertentu cerita bergambarmirip komik seperti Flash Gordon. Sejalan
dengan hasil survei di atas, peneliti juga menemukan permasalahan
yang sama ketika mengadakan wawancara dengan bapak Atiek
Budiono selaku guru matapelajaran bahasa Indonesiakelas VII SMP MBS
Al-Amin, bapak Atiek Budionomengatakan bahwa kurangnya media
dalam mengajar membaca pemahaman sangat mempengaruhi
keterampilan membaca pemahaman siswa. Selain dengan guru
matapelajaran, wawancara juga dilakukan kepada Siswa kelas VII.
Menurut hasil wawancara dengan siswa, masalah yang dihadapi
oleh siswa yaitu masih kurangnya minat membaca dalam diri siswa,
sehingga siswa kurang termotivasi untuk mempelajari materi-materi
yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, guru yang masih
menggunaan strategi konvensional juga ikut andil dalam menurunnya
keterampilan membaca pemahaman siswa SMP MBS Al-Amin.
Pada akhirnya semua itu akan berdampak pada hasil belajarsiswa yang
belum sesuai dengan apa yang diharapkan