Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : MURTAFI’AH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048753934

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4108/Bahasa Indonesia

Kode/Nama UPBJJ : 45 - YOGYAKARTA

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Saat ini, tingkat konsumsi energi listrik terlampau tinggi. Meningkat sebesar 70
% antara tahun 2000 sampai 2030, sehingga menyebabkan berkurangnya
ketersediaan energi bagi kehidupan. Kondisi ini mendorong perlunya alat sebagai
penyimpan energi yang besar. Alat penyimpan energi yang biasa digunakan
adalah kapasitor. Daun Tanaman Nangka mengandung selulosa yang tersusun
oleh senyawa karbon. Adapun karbon aktif adalah jenis bahan yang secara luas
telah digunakan sebagai bahan elektroda untuk superkapasitor karena memiliki
luas permukaan spesifik yang tinggi, konduktivitas listrik yang baik dan harga
yang terjangkau dalam mewujudkan energi superkapasitor.

Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah (1) Untuk mengetahui potensi sampah
daun tanaman nangka (arthocarpus heterophyllus) sebagai superkapasitor. (2)
Untuk mengetahui efektivitas sampah daun tanaman nangka (arthocarpus
heterophyllus) sebagai superkapasitor. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen. Design eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan. Indikator penelitian ini adalah aspek Lampu LED Menyala
dan aspek Tegangan Listrik (Volt). Tahapan penelitian ini yaitu : (1) Isolasi Karbon
dari Sampah Daun Tanaman Nangka (arthocarpus heterophyllus) (2) Aktivasi
Karbon Sampah Daun Tanaman Nangka (arthocarpus heterophyllus) Menjadi
Karbon Aktif (3) Tahap Pengujian karbon aktif sebagai material Superkapasitor.

Disimpulkan sampah daun nangka (artocarpus heterophyllus) dapat dijadikan


sebagai material superkapasitor menggunakan aktivator HCl pada P2, sebagai
perlakuan terbaik dengan nilai tegangan rata – rata 3,45 volt, nilai tengah 3.4
volt, dan lampu LED menyala.

Kata Kunci: Superkapasitor, Sampah Daun Tanaman Nangka (arthocarpus


heterophyllus), Karbon

2.
1) Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara
seni dan teknologi dari leluhur bangsa Indonesia.

Hal yang harus diperbaiki ⇒ kata "bangsa" yang diberi garis bawah seharusnya
tidak ditulis kapital. Selain itu, kata "oleh" seharusnya diganti dengan "dari"
karena menunjukkan asal muasal sesuatu (dalam hal ini batik).
2) Batik Indonesia dapat berkembang hingga pada suatu tingkatan yang tak ada
bandingannya, baik dalam desain/motif maupun prosesnya.

Hal yang harus diperbaiki ⇒ kata "sampai" diganti dengan kata "hingga". Selain
itu, terdapat penambahan tanda baca koma (,) setelah kata "bandingannya"
untuk memberi penanda antara induk kalimat dan anak kalimat (penjelas).
3) Corak ragam batik yang mengandung penuh makna dan filosofi akan terus
diambil dari berbagai adat istiadat maupun budaya yang berkembang di
Indonesia.

Hal yang harus diperbaiki ⇒ kata "batik" seharusnya tidak ditulis kapital karena
berada di tengah kalimat. Selain itu, kata "digali" lebih baik diganti menggunakan
kata "diambil".
4) Kata motif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah corak atau pola.

Hal yang harus diperbaiki ⇒ kata "kata" harus ditulis menggunakan kapital
karena berada di awal kalimat, sedangkan kata "motif" tidak ditulis dengan huruf
kapital karena berada di tengah kalimat. Selain itu, tidak diperlukan tanda baca
koma (,) sebelum kata "adalah".
Pembahasan:

Sangat penting untuk memperhatikan tanda baca serta ejaan yang tepat ketika
menulis sebuah teks. Bahasa Indonesia sendiri memiliki penduan umum ejaan
dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang disingkat menjadi
PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Huruf Kapital

Huruf kapital merupakan huruf yang sering sekali ditemukan di awal kalimat.
Huruf kapital merupakan bentuk huruf abjad (seperti A, B, C) yang biasa
digunakan untuk pada kata pertama dalam sebuah kalimat, yang bentuknya
lebih besar. Kegunaan huruf kapital di antaranya adalah sebagai berikut:

Dipakai sebagai huruf awal pada kalimat


Dipaiak sebagai pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik
yang mengikuti nama orang.
Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai
sapaan.

3. Setiap manusia yang dilahirkan memiliki hakikat untuk mempelajari bahasa


dalam hidupnya. Subiyanto dan Nababan menyatakan bahwa bahasa adalah
suatu bentuk komunikasi dari gagasan dan ide seseorang yang disampaikan
kepada orang lain sebagai penunjang interaksi sosial karena melalui bahasa
seseorang dapat mengekspresikan diri seperti yang dinyatakan oleh Devitt &
Hanley (Noermanzah, 2019:307). Subiyanto dan Nababan juga mengutip
Chomsky bahwa semua orang pasti memiliki LAD (language acquisition device)
yaitu kemampuan alamiah untuk berbahasa.

Kosakata merupakan hal krusial dalam penggunaan bahasa untuk


menyampaikan pesan kepada seseorang, juga mempengaruhi tingkat
keterampilan berbahasa setiap manusia, dikutip oleh Owens dalam (Ariawan &
Pratiwi, 2018:80). Bahasa dapat berfungsi jika keterampilan berbahasa
meningkat, dan keterampilan tersebut dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas
penggunaan kosakata (Pramunati, 2014:1). Pemahaman kosakata terdiri dari dua
macam dikutip dari (Haris dan Nurgiyantoro, 1995:209) yaitu penguasaan
reseptif yaitu penguasaan pasif dimana pemahaman hanya ada pada proses
berpikir atau disebut sebagai decoding (membaca dan memperhatikan) dan
penguasaan produktif yaitu penguasaan encoding (berbicara dan menulis).

4. A. Ketidakjujuran dalam penyusunan karya ilmiah adalah suatu sikap yang


sangat tidak etis dan merugikan dalam dunia akademik. Sikap tidak jujur seperti
plagiarisme, pemalsuan data, atau pencurian ide adalah pelanggaran serius
terhadap integritas penelitian dan berdampak negatif pada kemajuan ilmiah.
Sikap tidak jujur ini mencerminkan kurangnya tanggung jawab, kejujuran, dan
moralitas dalam menghasilkan pengetahuan.

Sikap tidak jujur dalam penyusunan karya ilmiah berdampak buruk pada
berbagai aspek. Pertama, sikap tidak jujur menciderai integritas penelitian dan
kepercayaan dalam komunitas ilmiah. Penelitian yang tidak jujur menghasilkan
informasi yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya, merugikan upaya kolektif
untuk membangun pengetahuan yang solid dan dapat diandalkan. Kedua,
ketidakjujuran menghambat kemajuan ilmiah yang seharusnya didasarkan pada
kejujuran, transparansi, dan pemikiran kritis. Ketika peneliti tidak jujur, temuan
mereka tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan ini dapat menghambat
pengembangan pengetahuan baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

B. Berikut adalah beberapa sumber yang mendukung pendapat mengenai


dampak negatif dari sikap tidak jujur dalam penyusunan karya ilmiah:

1. "Research Integrity: What It Means, Why It Is Important, and How We Can


Promote It" - National Academy of Sciences (2017)

Sumber ini menjelaskan pentingnya integritas penelitian dan konsekuensi dari


sikap tidak jujur dalam penyusunan karya ilmiah. Dalam publikasi ini, National
Academy of Sciences menguraikan dampak negatif dari ketidakjujuran dan
menyediakan rekomendasi untuk mempromosikan integritas penelitian.
2. "The Ethics of Scientific Research: Why Do Scientists Cheat?" - Journal of
Applied Psychology (2019)

Artikel ini mengulas faktor-faktor yang mendorong perilaku tidak jujur dalam
penelitian dan dampaknya terhadap masyarakat dan komunitas ilmiah. Penulis
juga membahas perlunya tindakan preventif dan sanksi yang tegas untuk
mengurangi sikap tidak jujur.

3. "Promoting Research Integrity in a Global Environment" - The Singapore


Statement on Research Integrity (2010)

Dokumen ini menggarisbawahi pentingnya integritas penelitian dan


memberikan pedoman praktis untuk mempromosikan perilaku jujur dalam
penyusunan karya ilmiah. The Singapore Statement on Research Integrity
mencakup berbagai aspek, termasuk penulis yang bertanggung jawab dan
perlindungan data.

Anda mungkin juga menyukai