Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN JOURNAL READING

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARDIAC OUTPUT

Disusun Oleh : Kelompok 2 Journal Reading


Anggota :
I Made Anta Wirya Adi N. (018.06.0064)
Muhammad Wahyu Rizal (020.06.0053)
Ni Luh Yosi Andarini (020.06.0060)
Nurcahyani (020.06.0063)
Rosalina Yolanda (020.06.0073)
Tilka Ayatullah (020.06.0083)

Dosen Pengampu : dr. Ronanarasafa, S.Ked.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan hasil Laporan Journal Reading “Faktor Yang Mempengaruhi Cardiac
Output” ini.
Dalam penyusunan Laporan Journal Reading ini, kami menyadari sepenuhnya
masih terdapat kekurangan di dalam penyusunannya. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa
tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah mungkin hasil
Laporan Journal Reading ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
2. dr. Ronanarasafa, S.Ked. selaku dosen pengampu dalam Journal Reading ini
atas segala masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi
keterbatasan kami.
3. Seluruh anggota Kelompok 2 Journal Reading yang telah membantu dan
memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan
kepada kami, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta Laporan
Journal Reading Blok Biomedik ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 18 Desember 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

ABSTRAK.............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................2

1.1 Pendahuluan................................................................................................2

1.2 Metode Penelitian.......................................................................................3

1.3 Hasil Penelitian...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8

ii
ABSTRAK
Sifat alami seorang wanita adalah melahirkan, semua wanita pada saat
melahirkan membutuhkan persalinan yang baik dan melahirkan bayi yang sehat dan
sempurna. Melahirkan dengan operasi bagi sebagian ibu merupakan hal yang
menakutkan sehingga tidak sedikit ibu yang mengalami kecemasan sebelum SC
dilakukan. Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas dan khawatir karena ada
sesuatu yang mengancam keamanan seseorang.
Kecemasan pada setiap orang tentunya tidak sama, kecemasan ini dapat
mengakibatkan berbagai perubahan sistem tubuh bahkan dapat mengganggu fungsi
jantung dan mengakibatkan perubahan curah jantung. Perubahan curah jantung dapat
menyebabkan perubahan tekanan darah pasien yang dapat mempengaruhi
keberhasilan SC. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan
pendekatan csoss sectional. Lokasi penelitian adalah ruang premedikasi ruang operasi
RS Islam ORPEHA Tulungagung dengan jumlah 32 responden.
Hasil penelitian menunjukkan nilai curah jantung rata-rata 7625,62. Hasil
analisis data statistik dengan uji korelasi pearson diperoleh hasil signifikansi 0,001
sehingga terdapat hubungan antara kecemasan dengan curah jantung pada pasien
bedah SC dengan korelasi pearson 1 yang besar yang artinya kekuatan hubungan
sangat kuat. Hal ini terjadi karena kecemasan dapat mempengaruhi produksi
katekolamin dan kortisol, dimana hormon ini dapat merangsang terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah sehingga darah mengalir dengan cepat dan banyak
sehingga oksigen lebih banyak didistribusikan.
Dengan demikian, pada orang yang sedang cemas akan terjadi peningkatan
pada jantung. keluaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan
kecemasan dengan curah jantung pada pasien preoperative sectio caesarea di Instalasi
Ruang Operasi RSUD Orpeha Tulungagung Islami dengan kekuatan hubungan 1.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN

Peristiwa persalinan adalah suatu proses alami dan penting bagi seorang
ibu. Persalinan dapat secara normal, akan tetapi juga banyak dalam proses
persalinan yang mengalami hambatan sehingga dilakukan dengan prosedur
operasi sectio caesaria (SC). SC adalah suatu tindakan pembedahan untuk
melahirkan bayi dengan cara melakukan insisi pada dinding perut dan uterus.
Tindakan Persalinan dengan cara SC ini diindikasikan karena kemacetan saat
persalinan normal atau pada kondisi gawat darurat dan hanya dapat
diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi tidak sedikit ibu
yang mengalami kecemasan sebelum dilakukan SC. Perasaan tersebut adalah
reaksi normal terhadap stres. Kecemasan pada masingmasing pasien tentu
tidak sama, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor baik dari internal
maupun external.

Bila kecemasan tidak teratasi dapat membangkitkan respon stres terhadap


neuroendokrin, metabolik dan respon cardiac output. Respon metabolik
terdiri dari vasokonstriksi, kenaikan karbohidrat dan lemak untuk energi serta
metabolik protein. Respon neuroendokrin dan cardiac output melibatkan
pergerakan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon
yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan
individu untuk bereaksi seperti respon melawan atau menghindar.

Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang


bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktivasinya
epinefrin dan norepinefrin denyut meningkat dan peningkatan aliran darah ke
otot. Hal tersebut bisa menyebabkan pasien pra operasi kesulitan berbicara,

2
selain itu akibat dari vasokontirksi akan menyebabkan hipertensi. Tindakan
pencegahan yang dilakukan agar pasien tidak mengalami kecemasan sebelum
dilakukan prosedur SC adalah pentingnya dilakukan tindakan pengarahan dan
pemberian penjelasan sedetail-detailnya tentang tindakan operasi pada saat
melakukan inform consent selain itu perlunya menciptakan suasana yang
nyaman diruang pre medikasi atau ruang tunggu pre operasi selain itu juga
perlu dilakukan bimbingan seperti berdoa untuk memberi rasa nyaman dan
kesiapan saat operasi.

1.2 METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan design korelational dengan pendekatan cross


sectional. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua pasien yang
akan melakukan operasi Sectio Caesarea (SC) di Ruang Instalansi Kamar Operasi
RSU Islam ORPEHA Tulungagung. Teknik sampling yang digunakan adalah
accidental sampling dengan jumlah sampel 32 orang responden. Analisa data
dilakukan melalui beberapa tahap dimulai dengan editing, coding, skoring dan
tabulating. Kemudian dilakukan analisa data menggunakan korelasi pearson.

1.3 HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Islam


ORPEHA Tulungagung. Pengambilan data dilakukan pada saat pasien di ruang
pre medikasi instalasi kamar operasi.

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden

Karakteristik F %
Usia :

3
<25 8 25
25-30 8 25

>30 16 50
Pendidikan :

SD 2 6,3
SMP 3 15,6
SMA 15 40,6
Perguruan tinggi 12 37,5
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam rentang umur
>30 tahun, tingkat pendidikan terbanyak SMA.

Tabel 2. Nilai Kecemasan responden pre operasi SC

NO Kecemasan F %
1 Tidak cemas 2 6,3
2 Cemas 9 28,1
Ringan
3 Cemas 7 21,8
Sedang
4 Cemas berat 14 43,8
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang mengalami cemas
berat adalah 43.8%.

Tabel 3. Nilai rata-rata cardiac output dan standart deviasi responden

Mean Standard Deviation


Cardiac output 7625.62 1266.25

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai mean cardiac output responden
7625,62.

Hasil analisa data secara statistik dengan uji korelasi pearson didapatkan hasil
signifikansi 0,001 dengan besar korelasi pearson 1.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian rata rata cardiac output pasien pra operasi SC
adalah 7625,62. Data uji statistik didapatkan signifikasi 0,000 dan nilai
korelasi pearson 1. Setrum-setrum dalam otak mempunyai pengaruh penting
dalam masalah emosi seperti Hipotalamus Retikum Aktivasi (HRAS) dan
sistem limbik. Pada saat kondisi cemas terjadi perubahan fungsional pada
hormonal dan neurotransmisi, yang meliputi peningkatan aktivitas
noradrenergic (katekolamin) dan kadar kortisol. Fungsi hormon tersebut yaitu
mengatur metabolisme glukosa terutama saat stres. Hormon epinefrin yaitu
hormon yang menstimulasi otak sehingga menjadi waswas dan siaga. Dan
secara tidak langsumg, membuat indra menjadi lebih sensitif untuk bereaksi
(Canno, 2002).

Stres dapat meningkatkan produksi kelenjar atau hormon epinefrin.


Hormon epinefrin (hormon stres) juga dapat meningkatkan kontraksi
penyempitan pembuluh darah arteri dan memicu denyut serta kontaksi jantung
yang dapat menimbulkan tekanan darah naik seketika dan berakhir dalam
waktu yang cepat. Penyebaran hormon epinefrin keseluruh tubuh
menimbulkan tanggapan yang sangat luas.

Ketika stress, laju dan kekuatan denyut jantung meningkat, sehingga


tekanan darah meningkat, bronkus membesar dan memungkinkan udara
masuk keparu-paru lebih mudah. Kemudian pupil mata pun membesar serta
kelopak mata terbuka lebar dan diikuti dengan rambut yang berdiri dan curah
jantung meningkat. Cardiac Output yaitu banyaknya darah yang dikeluarkan
dari ventrikel kiri ke dalam aorta setiap kali kontraksi ventrikel (Stroke
Volume = isi secukupnya) sekitaran 70cc (vincent 2008).

5
Terdapat kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori dimana curah
jantung meningkat secara signifikan seiring dengan peningkatan tingkat
kecemasan yang dialami pasien. Hal ini dikarenakan keadaan stres akan
merangsang pengeluaran hormon epinefrin secara berlebihan. Hormon
epinefrin mempengaruhi otak sehingga membuat indra perasa merasa kebal
terhadap sakit, kemampuan berpikir dan ingatan meningkat, paru-paru
menyerap oksigen lebih banyak, glukogen diubah menjadi glukosa yang
bersama-sama dengan oksigen yang merupakan sumber energi.

Detak jantung dan tekanan darah juga meningkat sehingga


metabolisme meningkat. Molekul-molekul epinefrin memiliki fungsi dalam
pembuluh vena dan arteri yang memastikan bahwa organ-organ penting
menerima lebih banyak darah di saat bahaya. Molekul-molekul akan
melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Dengan cara ini,
darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan jantung dapat dipasok,
akibatnya darah akan mengalir dengan cepat dan banyak sehingga oksigen
didistribusikan lebih banyak. Dengan demikian, pada orang yang cemas akan
terjadi peningkatan curah jantung sekaligus peningkatan kebutuhan oksigen.
Pembentukan kompleks adrenalin-reseptor akan menimbulkan depolarisasi.

Peningkatan depolarisasi ini akan memperpendek waktu istirahat otot


jantung sehingga terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung. Peningkatan
frekuensi ini akan mengakibatkan volume curah jantung bertambah sehingga
jumlah darah yang dialirkan oleh jantung ke seluruh tubuh meningkat. Dengan
kata lain, kehadiran adrenalin selain akan meningkatkan frekuensi denyut
jantung juga akan meningkatkan isi sekuncup jantung sehingga curah jantung
akan meningkat (Suryana, 2015).

Rumus Perhitungan Cardiac Output (Curah Jantung)

6
Cardiac Output (CO) = HR x SV
Ket :
 HR  Heart Rate (Nadi).
 SV  Stroke Volume (Volume darah yang dikeluarkan oleh jantung per skala
denyutannya).

BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Curah jantung / cardiac output (CO) merupakan bagian yang penting
diperhatikan dalam tata laksana pasien. Terdapat kecemasan pada pasien pre
operasi SC dan terdapat hubungan antara kecemasan dengan peningkatan
cardiac output. Peningkatan cardiac output terjadi karena adrenalin
meningkatkan depolarisasi, sehingga dapat memperpendek waktu istirahat otot
jantung yang akhirnya akan membuat heart rate meningkat. Selanjutnya diikuti
peningkatan volume curah jantung sehingga jumlah darah yang dialirkan oleh
jantung ke seluruh tubuh meningkat.
Pada pasien pre operasi SC, muncul kecemasan terkait proses operasi dan
keselamatan baik bayi maupun ibu. Sehingga, perlu diberikan penjelasan
sedetail-detailnya tentang tindakan operasi pada saat melakukan inform consent
agar pasien tidak mengalami kecemasan sebelum dilakukan prosedur SC. Selain
itu, perlunya menciptakan suasana yang nyaman diruang pre medikasi atau ruang
tunggu pre operasi. Selain itu juga, perlu dilakukan bimbingan pendekatan pada
Tuhan Yang Maha Esa (doa) untuk memberi rasa nyaman dan kesiapan saat
operasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Murniati, Anis, 2018, “Hubungan Kecemasan Dengan Cardiac Output


Pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Instalasi Kamar Rumah Sakit
Umum Islam ORPEHA Tulungagung”, STIKES Hutama Abdi Husada,
Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol 6, No 2, Jawa Timur.

8
9

Anda mungkin juga menyukai