Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN LBM 2

BLOK DIGESTIF I

Oleh Kelompok SGD 5 :


I Komang Bagus Pandu Dewantara (016.06.0046)
Baiq Dara Elok Cintya Monica (019.06.0014)
Baiq Fahira Mentari (019.06.0015)
Desak Made Paramestri Dyah P. (019.06.0021)
Irawati Sofia (019.06.0044)
Kadek Artana Kusumajaya (019.06.0045)
Lalu Muhamad Hafidz Al Alim (019.06.0051)
Nurul Anggun Safitri (019.06.0074)
Putu Putri Megamahayani (019.06.0081)
Zirtufil Laely (019.06.0095)
Tutor : dr. Muhammad Ashabul Kahfi Mahtar S.Ked

1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN 2020

2
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
nikmat, rahmat dan anugrah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga makalah SGD
(Small Group Discussion) LBM 2 dapat diselenggarakan tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa kedokteran UNIZAR


dapat memahami isi makalah ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dapat bermanfaat khususnya untuk mahasiswa kedokteran itu sendiri.
Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancer tanpa bantuan dari berbagai pihak,
maka dari itu kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Muhammad Ashabul Kahfi Mahtar S.Ked sebagai fasilitator SGD 5


yang senantiasa memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan
SGD.
2. Sumber literature dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami
dalam berdiskusi.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan serta
inovasi.

Mengingat pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki terbatas untuk


menyusun makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua

Denpasar, 17 Juni 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 6
BAB III PENUTUP 24
DAFTAR PUSTAKA 25

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Skenario LBM

Hana mahasiswi Fakultas Kedokteran semester awal sedang berdiskusi


bersama teman-teman kelompoknya di bawah pohon mangga kampusnya. Hana dan
teman-temannya mendapat tugas untuk mempresentasikan sebuah video animasi
tentang bagaimana proses menelan, bagaimana mekanismenya, serta apa saja yang
berperan dalam proses tersebut.
(https://www.youtube.com/watch?v=OXl2B7UEcK8)

1.2 Identifikasi Masalah


1. Anatomi faring, esofagus dan lambung
2. Embriologi faring, esofagus dan lambung
3. Histologi faring, esofagus dan lambung
4. Bagaimana proses fisiologi dari menelan?
5. Bagaimana fisiologi inervasi dari menelan?
6.Bagaimana fisiologi proses kimiawi di lambung?
7. Apa saja yang membantuu proses menelan?
8. Apa saja proses kimiawi yang terjadi dimulut?

5
1.3 Rangkuman Materi

Menelan
(fisiologi)

Proses Pencernaan
Inervasi Proses
Proses Menelan Kimiawi
Menelan
dilambung

6
BAB II

PEMBAHASAN

Data Tutorial
Hari/Tanggal Sesi 1 : Senin, 15 Juni 2020
Hari/Tanggal Sesi 2 : Rabu, 17 Juni 2020
Tutor : dr. Muhammad Ashabul Kahfy Mahtar S.Ked
Ketua : Kadek Artana Kusumajaya
Sekretaris : Lalu Muhamad Hafidz Al Alim

Fisiologi Mengunyah

1. Anatomi faring, esofagus dan lambung


Faring

Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.


Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama
tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan
bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga. Bagian media 9 disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan
sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan
orofaring dengan laring.

7
Esofagus

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui


sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan
melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu
dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi
menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian
tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri
dari otot halus).
Lambung
Lambung adalah perluasan organ berongga besar menyerupai kantung dalam
rongga peritoneum yang terletak diantara esofagus dan usus halus. Dalam keadaan
kosong, lambung menyerupai tabung bentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah
pir raksasa. Lambung terdiri dari antrum kardia (yang menerima esofagus), fundus
besar seperti kubah, badan utama atau korpus dan pylorus.

2. Embriologi faring, esofagus dan lambung


Faring
Lengkung faring muncul pada minggu ke-4 pada masa embrio. Lengkung
faring ini berupa kumpulan jaringan mesenkim yang dipisahkan oleh celah-

8
celah yang kita kenal dengan celah faring. Di saat perkembangan keduanya, di
dinding lateral bagian dalam lengkung faring itu muncul lagi yang namanya
kantong faring. Secara umum, lengkung faring itu ada 3 lapis, lapis terluar
berasal dari ectoderm (pembungkus), bagian tengah atau inti berasal dari
mesoderm (nanti menjadi inti mesenkim), sedangkan bagian dalam berasal
dari endoderm. Disamping itu, inti dari lengkung faring juga menerima sel-sel
Krista neuralis untuk membentuk unsur-unsur rangka pada wajah kita.
Lengkung faring manusia pada masa embrio ada 5, yakni lengkung faring 1,
2, 3, 4, dan 6. Lengkung faring 5 ga ada, soalnya tidak berkembang pada
manusia.
Esofagus

Ketika mudigah berusia sekitar 4 minggu, divertikulum respiratorium (tunas


paru) muncul di dinding ventral usus depan di perbatasan dengan usus faring. Septum
trakeoesofageale secara bertahap membentuk sekat pemisah di divertikulum ini dari
bagian dorsal usus depan. Dengan cara ini, usus depan terbagi menjadi bagian ventral,
primordium respiratorium, dan bagian dorsal, esofagus.Pada mulanya, esofagus
berukuran pendek, tapi dengan turunnya jantung dan paru, esofagus memanjang
secara cepat. Lapisan otot, yang dibentuk oleh mesenkim splanknik di sekelilingnya,
bersifat lurik di dua pertiga bagian atas dan disarafi oleh nervus vagus; lapisan otot
bersifat polos di sepertiga bawah dan disarafi oleh pleksus splanknikus.

9
Lambung
Lambung muncul sebagai pelebaran fusiform usus depan di minggu keempat
perkembangan. Selama minggu-minggu berikutnya, penampakan dan posisinya
berubah banyak akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan di berbagai regio
dindingnya dan perubahan posisi organ-organ di sekitarnya. Perubahan posisi
lambung paling mudah dijelaskan dengan menganggapnya berputar mengelilingi
sumbu longitudinal dan anteroposterior.
Lambung berputar 90° searah jarum jam mengelilingi sumbu longitudinalnya,
yang menyebabkan sisi kirinya menghadap ke anterior dan sisi kanannya menghadap
ke posterior. Dengan demikian, nervus vagus kiri, yang pada mulanya menyarafi sisi
kiri lambung, kini menyarafi dinding anterior; demikian juga nervus kanan kini
menyarafi dinding posterior. Selama perputaran ini, dinding posterior lambung yang
ash tumbuh lebih cepat daripada bagian anterior, sehingga membentuk kurvatura
mayor dan minor.
Ujung sefalik dan kaudal lambung aslinya terletak di garis tengah, namun
selama pertumbuhan selanjut nya, lambung berputar mengelilingi sumbu anteropos-
terior sedemikian rupa sehingga bagian kaudal atau pilorus bergerak ke kanan dan ke
atas, dan bagian sefalik atau kardia bergerak ke kiri dan agak ke bawah. Dengan
demikian, lambung berada di posisi akhirnya, dengan sumbu yang berjalan dari kiri
atas ke kanan bawah.

10
3. Histologi faring, esofagus dan lambung

Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri atas 4
lapisan utama yaitu lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot dan lapisan serosa
 Lapisan mukosa terdiri atas epitel pembatas, lamina propria yang terdiri
darijaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler dan
limfe dan sel sel otot polos.
 Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh
darah dan limfe, pleksus saraf submukosa juga dinamakan meisner dan
kelenjar kelenjar jaringan limfoid.
 Lapisan otot tersusun atas sel sel otot polos, berdasarkan susunannya
dibedakan menjadi 2 sublapisan menurut arah utama sel sel otot yaitu sebelah
dekat lumen , umunya tersusun melingkar (sirkuler) pada sublapisan luar,
kebanyakan memanjang (longitudinal).
 Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas jaringan penyambung jarang,
kaya akan pembuluh darah dan jaringan adiposa dan epitel gepeng selapis.

Faring

11
Faring terdiri atas nasofaring yang terletak di bawah dasar tengkorak di atas
palatum mole yang diliputi oleh epitel bertingkat torak bersilia dan bersel Goblet,
orofaring yang terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah yang
diliputi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, dan laringofaring yang terletak di
belakang laring denan lapisan epitel yang bervariasi dan sebagian besar oleh epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Esofagus

Esofagus diselaputi oleh epitel berlapis gepeng tanpa tanduk, pada lapisan
submukosa terdapat kelenjar kelenjar oesofagus yang mensekresikan mucus pada
bagian ujung distal oesofagus, lapisan otot hanya terdiri sel sel otot polos pada bagian
tengah.
Lambung
Permukaan lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang
dinamakan rugae. Invaginasi epitel pembatas lipatan lipatan tersebut tersebut
menembus lamina propria membentuk alur mikroskopik yang dinamakan gastric pits
atau fivelae gastricae. Sejumlah kelenjar kelenjar kecil yang terletak di dalam lamina
propria bermuara ke dalam gastric pits ini

4. Fisiologi menelan

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah,


yaitu motilitas mulut yang melibatkan pengirisan, pernbekall, penggilingan, dan
pencampuran makanan oleh gigi. Gigi tertanam kuat di dan menonjol dari tulang
rahang. Bagian gigi yang terlihat dilapisi oleh email, struktur paling keras di tubuh.
Email terbentuk sebelum gigi tumbuh oleh sel-sel khusus yang lenyap sewaktu gigi
muncul.

Fungsi mengunyah adalah (1) untuk menggiling dan memecahkan makanan


menjadi potongan-patongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan

12
untuk meningkatkan luas permukaan makanan yang akan terkena enzim, (2) untuk
mencanlpur makanan dengan liur, dan (3) untuk merangsang kuntum kecap. Fungsi
yang terakhir tidak saja menghasilkan rasa niklnat kecap yang subjektif tetapi juga,
melalui mekanisme umpan maju, secara refleks nleningkatkan sekresi liur, lambung,
pankreas, dan empedu untuk persiapan menvambut kedatangan makanan.
Tindakan mengunyah dapat volunter, tetapi sebagian besar mengunyah selama
makan adalah refleks ritmik yang dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka rahang,
bibir, pipi, dan lidah sebagai respnns terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut.
Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh
tiga pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan
liur melalui duktus pendek ke dalam mulut. Liur mengandung 99,5% H2O dan 0,5%
elektrolit dan proteiri. Konsentrasi NaCI (garam) dalam liur hariya sepertujuh
konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersep- sikan rasa asin. Demikian
juga, diskriminasi rasa manis di- tingkatkan oleh tidak adanya glukosa di liur. Protein
liur yang terpenting adalah amrlase, mukus, dan lisozim. Pratein-protein ini berperan
dalarn fungsi saliva.

Faring adalah rongga di belakang tenggorok. Bagian ini berfungsi


sebagai saluran bersama untuk sistem pencernaan (dengan berfungsi sebagai
penghubung antara mulut dan esofagus, untuk makanan) dan sistem pernapasan

13
(dengan memberi akses antara saluran hidung dan trakea, untuk udara). Susunan ini
mengharuskan adanya mekanisme (akan segera dijelaskan) untuk menuntun makanan
dan udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring. Di dinding samping
faring terdapat tonsil, yaitu jaringan limfoid yang merupakan bagian dari sistem
pertahanan tubuh.
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan.
Sebagian besar dari kita berpikir bahwa menelan adalah tindakan terbatas
memindahkan makanan keluar mulut menuju esofagus. Namun, menelan sebenarnya
adalah keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus
hingga ke lambung
Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan yang telah
dikunyah atau encer, secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut dan
menuju faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang
mengirim impuls ateren ke pusat menelan yang terletak di medula batang otak. Pusat
menelan kemudian secara refleks mengaktifkan otot-otot yang terlibat dalam proses
menelan dalam urutan yang sesuai. Menelan adalah refleks yang paling rumit di
tubuh. Pada proses menelan, terjadi pengaktifan berbagai respons yang sangat
terkoordinasi dalam suatu pola tuntas-atau-gagal spesifik dalam suatu periode waktu.
Menelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka gerakan ini tidak dapat
dihentikan.
Dua tahap menelan: fase orofaririgeal dan fase esophageal
1. Tahap orofaring terdiri dari pemindahan bolus dari rnulut melalui faring
untuk masuk ke esofagus. Ketika lidah mendorong bolus ke faring, bolus
makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke
dalam saluran napas seperti saluran hidung dan trakea. Semua ini diatur
oleh aktivitas-aktivitas terkoordinasi berikut:

14
 Seorang lndividu tidak akan berusaha untuk bernapas ketika
saluran napasnya tertutup sementara karena pusat menelan secara
sementara menghambat pusat respirasi yang berdekatan
 Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorok,menutup
saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak masuk ke
hidung
 Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar
makanan tidak masuk kembali ke mulut sewaktu menelan
 Makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasilaring dan
penutupan erat lipatan vokal di pintu masuk laring, atau glotis.
Bagian pertama trakea adalah Icrring, atau kotak sunra, yang
melaluinya lipatan vokal teregang. Sewaktu menelan, lipatan vokal
melakukan tugas yang tidak berkaitan dengan berbieara. Kontraksi
otot-otot laring mendekatkan kedua lipatan vokal satu sama lain
sehingga pintu masuk glotis tertutup (lihat Gambar 13-3, h. 483).
Terakhir, epiglotis (epi artinya "di atas"), penutup jaringan
kartilagenosa yang terletak di anterior glotis, melipat ke belakang
menutupi glotis yang telah tertutup sebagai proteksi tambahan agar
makanan tidak masuk ke saluran napas.
 Dengan glotis yang tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk
mendorong bolus ke dalam esofagus.

15
Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang terbentang antara
faring dan lambung. Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter. Sfingter adalah
struktur otot berbentuk cincin yang, ketika tertutup, mencegah lewatnya sesuatu
melalui saluran yang dijaganya. Sfingter esofagus atas adalah sfingter
faringoesofagus, dan sfingter esofagus bawah adalah sfingter gastroesofirgus. Kita

16
pertama-tama membahas peran sfingter faringoesofagus, kemudian proses transit
makanan di esofagus, dan akhirnya pentingnya sfingter gastroesofagus.

Akibat aktivitas pernapasan, terbentuk gradien tekanan antara atmosfer dan


esofagus. Kecuali sewaktu menelan, sfingter faringoesofagus menjaga pintu masuk ke
esofagus selalu tertutup sebagai hasil dari kontraksi otot rangka sirkular sfingter yang
dipengaruhi oleh saraf. Kontraksi tonik sfingter esofageal atas mencegah masuknya
udara dalarn jumlah besar ke dalam esofagus dan lambung sewaktu bernapas. Udara
hanya diarahkan ke dalam saluran napas. Jika tidak, saluran cerna akan menerima
banyak gas, yang dapat menimbulkan eructation (sendawa) berlebihan. Sewaktu
menelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan bolus masuk ke dalam esofagus.
Setelah bolus beradadi dalam esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran
napas terbuka, dan bernapas kembali dilakukan. Tahap orofaring selesai, dan sekitar 1
detik telah berlalu sejak proses menelan pertama kali dimulai.

2. Tahap esofageal pada menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu


gelombang peristaltik primer yang menyapu dari pangkal ke ujung
esofagus, mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk masuk
ke lambung. Kata peristalsis merujuk kepada kontraksi otot polos sirkular
berbentuk cincin yang bergerak prugresif maju, mendorong bolus ke
bagian di depannya yang masih melemas. Gelombang peristaltik
memerlukan waktu sekitar 5 hingga 9 detik untuk mencapai ujung bawah
esofagus. Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan, dengan
persarafan melalui saraf vagus.
Jika bolus berukuran besar atau lengket yang tertelan, misalnya
potongan roti lapis selai kacang, tidak dapat didorong peristaltic mencapai
lambung oleh gelombang peristalsis primer, bolus yang tertahan tersebut
akan meregangkan esofagus, merangsang reseptor tekanan di dindingnya.
Akibatnya, pleksus saraf intrinsik di tempat distensi memulai gelombang
peristaltik tambahan untuk mendorong bolus yang tertahan tersebut.

17
Gelombang peristaltik kedua ini tidak melibatkan pusat menelan, dan yang
bersangkutan tidak menyadari kejadiannya. Peregangan esofagus juga
secara retleks meningkatkan sekresi liur.
Bolus yang terperangkap akhirnya terlepas dan bergerak maju melalui
efek kombinasi pelumasan oleh liur tambahan yang tertelan dan
gelombang peristaltik kedua yang kuat. Peristalsis esofagus sedemikian
efektif sehingga Anda dapat menghabiskan sepiring hidangan dalam posisi
terbalik dan semua makanan akan segera terdorong ke dalam lambung.
Kecuali sewaktu menelan, sfingter gastroesofagus, yang merupakan
otot polos yang berbeda dengan sfingter gastroesofagus atas, tetap
berkontraksi dengan cara aktivitas miogenik. Kontraksi juga meningkat
selama inspirasi sehingga menurunkan kemungkinan refluks isi lambung
yang asam ke dalam esofagus pada saat ketika tekanan intrapleura yang
subatmosferik akan mendorong pergerakan kembali isi lambung. Jika isi
lambung akhirnya mengalir balik meskipun terdapat sfingter, keasaman isi
lambung ini mengiritasi esofagus, menyebabkan rasa taknyaman di
esofagus yang dikenal sebagai nyeri ulu hati atau heartburn.
Sewaktu gelombang peristalsis menyapu menuruni esofagus, sfingter
gastroesofagus melemas sehingga bolus dapat masuk ke dalam
esofagusSetelah bolus masuk ke lambung, proses menelan tuntas dan
sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi.Sekresi esofagus seluruhnya
terdiri dari mukus, yang melumasi lewatnya makanan sehingga
mengurangi kemungkinan cedera esofagus akibat setiap sisi makanan
yang tajam. ukus juga membantu melindungi esafagus dari cedera oleli
asam dan enzim dalam getah lambung jika terjadi retluks. (Pada
kenyataannya, mukus protektif disekresikan di sepanjang saluran cerna.)
Keseluruhan waktu transit di faring dan esofagus hanya sekitar 6 hingga
10 detik, terlalu singkat untuk terjadinya pencernaan atau penyerapan di
bagian ini. Kini kita bergerak ke perhentian berikutnya, lambung

18
5. Inervasi proses menelan

Menelan merupakan proses dengan tiga tahapan yaitu, tahap oral; tahap
faringeal; dan tahap esofageal. Tahap oral yang akan dibantu oleh lidah, pada bagian
m. mylohyoideus akan membantu proses penelanan karena akan membantu makanan
bergerak kea rah belakang dan akan diinervasi oleh nervus mylohyoideus dari nervus
alveolaris inferior yang termasuk nervus mandibularis (V3). Tahap faringeal,
merupakan tahap ketika bolus melewati regio faring menuju esofagus, dimana akan
terjadi pengakatan uvula dan penutupan dari epiglottis, dimana diinervasi oleh
persarafan motorium dan hampir semua sensorium (kecuali daerah nasalis) pharynx
terutama melalui cabang-cabang nervus vagus (X) dan nervus giossopharyngeus (IX),
yang membentuk plexus di dalam fascia luar dinding cavitas faring. Plexus nervorum
pharyngeus dibentuk oleh: rami pharyngei nervus vagus (X), ramus externus dari
nervus laryngeus superior dari nervus vagus (X), dan rami pharyngei nervus
glossopharyngeus (IX). Rami pharyngei nervus vagus (X) berasal dari bagian atas
ganglion cervicaIe inferius di atas tempat keluarnya nervus laryngeus superior dan
merupakan nervus motorius utama faring. Pada tahap esofageal akan membawa
makanan yang telah masuk ke esofagus menuju lambung secara peristaltik, dimana
memiliki inervasi esophagus yang pada umumnya kompleks. Rami esophageales
berasal dari nervus vagus dan truncus sympathicus. Sabut-sabut otot lurik di pars
superior esophagus berasal dari arcus branchialis dan dipersarafi oleh efferentes
branchiales dari nervus vagus. Sabut-sabut otot polos dipersarafi oleh komponen pars
parasympathicum divisi autonomica systema nervosum perifer, efferentes viscerales
dari nervus vagus. Ini merupakan serabutserabut preganglionares yang bersinaps di
dalam plexus myentericum dan submucosa systema nervosum entericum di dinding
esophagus. Persarafan sensorius esophagus melibatkan serabut-serabut afferentes
viscerales dari nervus vagus, truncus sympathicus, dan nervi splanchnici. Pada proses
menelan akan terdapat banyak persarafan yang akan membantu dalam proses volunter

19
pada tahap oral, proses involunter pada tahan faringeal dan tahap esofageal, dimana
ketiga tahap menelan akan berjalan secara bersamaan dan beriringan.

6. Proses Kimiawi di Lambung

Lambung menghasilkan enzim yang membantu pencernaan secara kimiawi.


Tugas enzim dalam lambung adalah untuk membantu memecah protein. Terdapat dua
jenis enzim yang diproduksi oleh lambung yaitu pepsin yang mengubah protein
menjadi pepton dan renin yang mengubah kaseinogen menjadi kasein. Pada dasarnya,
enzim pencernaan berfungsi untuk memecah nutrisi di dalam makanan menjadi lebih
kecil agar mudah diserap oleh tubuh. Ada beberapa jenis enzim yang memainkan
peran penting dalam proses pencernaan makanan, yaitu enzim lipase, amilase, serta
protease dan peptidase.Selain itu, lambung juga menghasilkan beberapa enzim yang
berperan penting dalam proses pencernaan, yaitu:

1. Pepsin : Pepsin merupakan enzim pencernaan lambung yang merupakan


bentuk aktif dari pepsinogen. Enzim pepsin memecah protein dalam
makanan menjadi partikel yang lebih kecil, seperti peptide dan asam
amino, yang siap diserap oleh tubuh.
2. Asam klorida (HCI) : Fungsi utama dari asam klorida adalah memecah
protein dalam makanan dan melawan virus atau bakteri yang masuk
bersamaan dengan makanan. Tidak hanya itu, asam klorida juga berfungsi
untuk mengubah pepsinogen menjadi pepsin.
3. Mucin : Enzim mucin dihasilkan dari sel mukosa atau selaput di
permukaan dalam lambung. Enzim ini berperan untuk melindungi dinding
lambung dari paparan asam lambung.
4. Gastrin : Gastrin merupakan hormon penting yang diproduksi oleh sel G
dalam lambung. Sel G melepaskan gastrin sebagai respons terhadap
peregangan lambung yang terjadi setelah makanan masuk. Hal ini

20
bertujuan untuk merangsang produksi asam lambung dan membantu
pergerakan lambung saat mencerna makanan.

7. Komponen yang membantu proses menelan

Gigi geligi yang dibantu oleh otot-otot pengunyah dan dipersarafi oleh cabang
motorik saraf kranial kelima, dan proses mengunyah dikontrol oleh nukleus dalam
batang otak anterior. Gigi (insisivi) bekerja sebagai pemotong yang kuat dan gigi
posterior (molar) bekerja untuk menggiling yang akan membuat makanan menjadi
kecil-kecil. Saliva yang pengelurannya pada glandula saliva dipengaruhi oleh N.
cranialis VII (Facialis) dan N. cranialis IX (Glosofaringeal) berfungsi dalam
pencampuran makanan menjadi bolus agar mudah ditelan. Lidah yang akan ke atas
dan kebelakang terhadap palatum durum, yang berfungsi mencegah bolus kembali ke
depan rongga mulut dan mendorong ke arah posterior menuju faring. Faring yang
terjadi secara involunter yang meliputi proses penutupan saluran pernafasan dan
pendorongan bolus ke esofagus. Dan Esofagus yang terjadi proses dari pembukaan
sfingter (sfingter faringoesofagus dan sfingter gastroesofagus) dan gerakan kontraksi
gerakan peristaltik yang terjadi secara invlunter (Sherwood, 2014).

8. Proses kimiawi yang terjadi di mulut

Makanan masuk ke dalam tubuh pertama kali melalui rongga mulut dan dalam
dicerna secara mekanik oleh gigi yang tersusun atas struktur seperti tulang (dentin)
yang dilapisi jaringan yang paling kuat pada tubuh, yaitu enamel. Selain secara
mekanik, adanya ludah (saliva) yang mengandung enzim amilase yang mengubah 8
karbohidrat makanan menjadi maltosa dan dextrosa; dan enzim lipase yang memecah
lemak menjadi bentuk yang lebih sederhana. Kelenjar parotis akan menghasilkan
amilase dalam mult dan akan memcah karbohidrat menjadi struktur yang lebih
sederhana, dan jugada yang mensekresi lipase. Pencernaan makanan secara kimiawi

21
terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat kimia
yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang kompleks dan besar
menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana ini
memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel
yang membutuhkan.

Secara umum enzim memiliki sifat: bekerja pada substrat tertentu,


memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat
bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam
tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim
pencernaan yaitu :

1. Enzim ptialin
Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah.
Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

2. Enzim amilase
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar
pankreas. Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati.
Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul
kompleks. Enzim amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida
dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa.

3. Enzim maltase
Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul
maltosa menjadi molekul glukosa.

4. Enzim pepsin
Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen.
Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin.

22
Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul
yang lebih sederhana yaitu pepton.

5. Enzim tripsin
Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus
dua belas jari (duodenum). Asam amino memiliki molekul yang lebih
sederhana jika dibanding molekul pepton.

6. Enzim renin
Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin
untuk mengendapkan kasein dari air susu.

7. Asam khlorida (HCl)


Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan
oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk
membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan.

8. Cairan empedu
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu.
Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan
kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan
sel darah merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan
untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah
molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk
suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna
menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.

9. Enzim lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan
kedalam ususdua belas jari (duodenum).Molekul lipid tidak dapat diangkut
oleh cairan getahbening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul

23
yang lebihkecil.Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan
gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil.

24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari hasil diskusi kami dapat disimpulkan bahwa Pencernaan makanan


merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih
kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul
yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan.
pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar yaitu : motilitas, sekresi,
digesti, dan absorpsi. Pada rongga mulut, faring, laring, dan esophagus belum terjadi
proses pencernaan. Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau
mengunyah otot-otot pengunyah di persarafi oleh cabang motorik dari saraf cranial
kelima, dan proses mengunyah di kontrol oleh nucleus dalam batang otak. Setelah
proses mengunyah selanjutnya ada proses menelan dimana menelan meupakaan
Keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus hingga
kelambung. Mekanisme menelan dapat di bagi menjadi 3, yaitu tahap volunteer,
faringeal (involunter), dan esophageal. Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau
gumpalan makanan yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong oleh
lidah ke belakang mulut dan menuju faring.

25
DAFTAR PUSTAKA

diFiore. 2014. Atlas Histologi dengan Kolerasi Fungsional. Edisi 11. EGC Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.

Guyton Dan Hall. 2014. Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Elsevier. Jakarta.

Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta, hal 427-450

Sobbota. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. EEG Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.

Sherwood, LZ. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. EEG Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta

Tortora, GJ, Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition.
United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

26

Anda mungkin juga menyukai